DDK8 Modul2 PSAGigiPosterior PSA
DDK8 Modul2 PSAGigiPosterior PSA
DDK8 Modul2 PSAGigiPosterior PSA
SEMESTER VI
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
B. Pendahuluan
Perawatan saluran akar adalah salah satu pekerjaan yang harus dapat
dilakukan seorang dokter gigi. Prinsip dasar perawatan saluran akar (cleaning, shaping,
and obturation) tidak boleh dilewatkan dalam pengerjaan perawatan saluran akar.
Pengenalan anatomis yang baik juga wajib dimiliki dokter gigi saat melakukan
perawatan saluran akar. Salah satu variasi anatomi yang mungkin ditemui dokter gigi
dalam perawatan saluran akar gigi posterior adalah C-shaped canal system. Variasi
anatomi ini menjadi tantangan tersendiri bagi dokter gigi selama pengerjaan perawatan
saluran akar.
Pemicu 1
Seorang laki-laki berusia 38 tahun, datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Nala Husada ingin menambalkan gigi bawah belakang kanannya berlubang besar. Dari
anamnesis diketahui gigi geraham kanan bawah kedua berlubang besar, tidak pernah
terasa sakit, rasa tidak nyaman muncul ketika ada makanan yang terselip.
Pemeriksaan klinis ekstra oral tidak ada kelainan, intra oral gigi 47 karies site 1 size 4,
kedalaman D6, perkusi (-), tes gigit (-), tes vitalitas (-). Setelah dibersihkan sisa
makanan yang ada pada kavitas didapatkan bentukan C pada orifice. Dokter gigi
menjelaskan diagnosis dan rencana perawatan kepada pasien.
Terminologi Istilah
─ Menambal gigi : Prosedur memperbaiki gigi yang berlubang/ rusak dengan
memasukkan bahan tambalan/ tumpatan ke bagian gigi yang
berlubang tersebut sesuai dg kondisi gigi
─ Gigi berlubang : Kondisi dimana gigi mengalami kerusakan yang mengikis bagian
luar (enamel) hingga bagian dalam (dentin), sampai membentuk
lubang
─ Karies site 1 : Karies terletak pada bagian oklusal (pit dan fissure, permukaan
halus, groove)
─ Karies size 4 : Luas karies sangat besar, telah terjadi kehilangan lebih dari 1 cusp,
karies hampir mengenai pulpa atau sudah mengenai pulpa.
─ Tes vitalitas (-) : Metode penentuan vitalitas pulpa menggunakan vitalitester, untuk
mengetahui suatu gigi apakah bisa dipertahankan atau tidak. negatif
yang berarti gigi non vital.
─ Orrifice : Lubang akses ke dalam saluran akar yang terletak pada dasar
ruang pulpa/ pintu masuk ke saluran akar gigi
Identifikasi Masalah
1. Seorang laki-laki berusia 38 tahun, datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut Nala Husada
ingin menambalkan gigi bawah belakang kanannya berlubang besar.
2. Dari anamnesis diketahui gigi geraham kanan bawah kedua berlubang besar, tidak pernah
terasa sakit, rasa tidak nyaman muncul ketika ada makanan yang terselip. Dan hasil
Pemeriksaan klinis ekstra oral tidak ada kelainan, intra oral gigi 47 karies site 1 size 4,
kedalaman D6, perkusi (-), tes gigit (-), tes vitalitas (-).
3. Setelah dibersihkan sisa makanan yang ada pada kavitas didapatkan bentukan C pada
orifice.
Rumusan Masalah
1. Mengapa pasien laki-laki berusia 38 tahun ingin menambalkan gigi bawah belakang
kanannya berlubang besar?
2. Apa arti dari anamnesis, peo dan pio yang didapatkan dari pasien?
Hipotesis
1. Karena gigi bawah belakang kanannya berlubang besar sehingga pasien merasa tidak
nyaman karena lubang gigi tsb menyebabkan makanan terselip serta mengganggu aktivitas
rongga mulut seperti mengunyah
2. Gigi sudah non vital (nekrosis) dan menunjukkan adanya karies pada daerah oklusal (pit dan
fissure) yang sangat besar mencapai ke dinding pulpa tanpa adanya kelainan jaringan
periodontal
4. Diagnosis kasus adalah Nekrosis pulpa dan rencana perawatannya PSA multiple visit pada
gigi 47 (M2 RB)
Pemicu 2
Terminologi Istilah
1. Nekrosis pulpa : Kematian pulpa dafi proses lanjutan radang pulpa akut/ kronis
7. Basis ZnPo4: Bertujuan untuk melindungi jar pulpa thp iritasi bahan restorasi
Identifikasi Masalah
Rumusan Masalah
2. Mengapa diagnosis gigi yaitu 47 Nekrosis Pulpa serta dokter gigi melakukan
perawatan saluran akar multiple visit?
3. Apa tujuan Dan tahapan dari cleaning and shaping dan ditutup menggunakan
tumpatan sementara. ?
Hipotesis Masalah
2. Karena sesuai hasil anamnesis, PIO, PEO dan kasus memiliki kelainan
anatomis yg berat (C shaped canal) sehingga PSA harus dilakukan dalam
beberapa kali kunjungan
5. Basis diberikan bertujuan untuk melindungi jaringan pulpa gigi terhadap iritasi
bahan restorasi tumpatan.
Peta Konsep
Seorang laki-laki 38th datang ke RSGM Nala Husada ingin menamblkan gigi
belakang bawah kanannya berlubang besar
Anamnesis : gigi geraham kanan bawah kedua berlubang besar, tidak pernah terasa sakit, rasa
tidak nayman muncul ketika ada makanan terselip
Learning Issue
a. Definisi
b. etiologi
a. Definisi
4. Cleaning
a. Definisi
c. Langkah Cleaning
5. Shaping
a. Definisi
c. Langkah Shaping
6. C Shaped canal
a. Definisi
7. Obturasi
a. Definisi
c. Langkah Obturasi
- Anamnesis (meliputih data diri pasien, keluhan utama pasien, riwayat medis, riwayat dental)
Diagnosis pada kasus adalah nekrosis pulpa. Dikarenakan pada hasil anamnesis pasien
mengeluh memilki karies yang cukup luas dan tidak terasa sakit.
Pada hasil pemeriksaan klinis intra oral pada gigi 47 terdapat karies sudah mencapai ruang
pulpa, pada hasil tes vitalitas (-) menandakan gigi non vital, tes perkusi (-) dan gigit (-)
menandakan tidak ada keradangan pada jaringan periodontal.
2. Nekrosis pulpa
a. definisi
Istilah “nekrosis” diambil dari bahasa Yunani yang artinya kematian. Namun pada saat ini
nekrosis didefinisikan sebagai jumlah suatu perubahan morfologik yang mengindikasikan
kematian dari suatu sel.
Nekrosis pulpa atau kematian jaringan pulpa adalah kondisi irreversibel yang ditandai dengan
dekstruksi jaringan pulpa. Nekrosis pulpa dapat terjadi secara parsial maupun total. Nekrosis
pulpa jg dapat disebut sbg kematian yang merupakan proses lanjutan dari radang pulpa akut
maupun kronis/ terhentinya sirkulasi darah secara tiba-tiba akibat trauma (Garg et.al.,2010)
b. Etiologi
Etiologi primer dari nekrosis pulpa adalah iritan akibat infeksi bakteri. luasnya proses nekrosis
berkaitan langsung dengan besarnya invasi bakteri.Menurut Garg dan Garg, etiologi nekrosis
pulpa :
- Bakteri
Penyebab utama cedera pulpa adalah bakteri atau produk buangannya yang dapat masuk ke
dalam pulpa melalui dentin yang terbuka karena karies, trauma, kebocoran pada restorasi,
perluasan infeksi dari sulkus gingival, abses atau poket periodontal, serta anakoresis (proses
terbawanya mikroorganisme dari suatu tempat menuju jaringan yang meradang oleh aliran
darah).
- Traumatik
Penyebab cedera pulpa karena trauma dapat dibedakan menjadi trauma akut, seperti luksasi
atau avulsi pada gigi dan trauma kronis, seperti kebiasaan bruxism
Kesalahan iatrogenik yang dapat menyebabkan cedera pada pulpa, antara lain perubahan
thermal, seperti pada saat bleaching, prosedur electrosurgical, dan sebagainya yang dapat
menyebabkan kerusakan pada jaringan pulpa apabila tidak terkontrol, orthodontik, kuretase
periodontal, kuretase
(Garg et.al.,2010)
Perawatan Saluran Akar adalah perawatan untuk gigi dengan pulpa mengalami kerusakan
atau kematian. Bertujuan untuk membersihkan rongga pulpa yang terinfeksi dan saluran akar
dari
jaringan pulpa yang terinfeksi dan bakteri yang kemudian membentuk dan mempersiapkan
saluran
akar tersebut agar dapat menerima bahan pengisi yang menutup seluruh sistem saluran akar.
Perawatan Saluran Akar merupakan perawatan biomekanis dan kimiawi sistem saluran akar
serta perbaikan penyakit jaringan tersebut. Perawatan Saluran Akar dibagi 3 tahap :
Tahap Preparasi Biomekanis Saluran Akar : tahap pembersihan dan pembentukan saluran
akar
jaringan pulpa yang menyeluruh, preparasi biomekanis dan pengisian saluran akar yang
hermetis.
Berdasarkan jumlah kunjungan, ada 2 macam : PSA satu kunjungan (One Visit Endodontic)
PSA multi kunjungan meliputi perawatan pembersihan saluran akar, dressing, sterilisasi dan
obturasi yang dilakukan dalam multi kunjungan. Tujuan PSA multi kunjungan adalah untuk
mengevaluasi gejala klinis dari hasil perawatan yang telah dilakukan (meliputi rasa sakit,
Kunjungan pertama :
Dilakukan pemeriksaan subjektif, objektif, foto intraoral, radiografi, diagnosis dan penentuan
rencana perawatan
Irigasi dg NaOCl
Tumpatan sementara
Kunjungan kedua :
Pemeriksaan subjektif dan pemeriksaan objektif, tumpatan sementara masih utuh, tes
perkusi,
palpasi
Indikasi :
o Ada rasa sakit pada gigi nekrosis tanpa fistula untuk drainase
Kontraindikasi :
Keuntungan :
o Minimal kemungkinan terjadinya flare-up, yang akan mempersulit drainase pada saluran
Kerugian :
o Risiko PSA yang tidak selesai, karena pasien tidak datang lagi
o Estetik kurang selama perawatan karena tambalan sementara yang tidak sewarna gigi
4. Cleaning
a. Definisi
(Widyastuti,2017).
Alat:
- Jarum ekstirpasi
- Disposable syringe
Bahan :
- EDTA 17%
- Aquadest sterill
C. Teknik pembersihan saluran akar dengan cara instrumen berkontak pada dinding saluran
akar
untuk melepas debris, selanjutnya bahan irigasi secara kimiawi akan melarutkan sisa sisa
bahan organik,
anorganik dan menghancurkan mikroorganisme lalu bahan irigasi ini akan membersihkan
debris dari
rongga saluran akar dan akhirnya akan membebaskan saluran akar dari iritan. Bahan yang
digunakan
adalah sodium hipoklorit karena dapat melarutkan jaringan pulpa dan sebagai agen
antimikroba.
- Preparasi saluran akar harus sesuai dengan panjang kerja yang telah dihitung sebelumnya.
Preparasi saluran akar standart menggunakan file tipe K-File atau Niti File dengan gerakan alat
watch winding motion (300-600 searah jarum jam kemudian berlawanan arah jarum jam) dan
jangan lupa memasang stopper file terlebih dahulu sesuai dengan panjang kerja gigi sebelum
melakukan preparasi. Stopper dipasang pada jarum preparasi setinggi puncak tertinggi bidang
- Preparasi saluran akar dengan file dimulai dari nomor yang paling kecil. Preparasi harus
dilakukan secara berurutan dari nomor yang terkecil hingga lebih besar dengan panjang kerja
tetap sama untuk mencegah terjadinya step atau ledge atau terdorongnya jaringan nekrotik ke
apikal.
- Selama preparasi setiap penggantian nomor jarum preparasi ke nomor yang lebih besar
harus
dilakukan irigasi pada saluran akar. Hal ini bertujuan untuk membersihkan sisa jaringan
nekrotik
maupun serbuk dentin yang terasah. Irigasi saluran akar menggunakan spuit 2,5 cc yang diberi
Teknik irigasi :
- Gunakan jarum irigasi endodontik dengan ukuran 25 atau 27 gauge berujung tumpul dan
lubang
- Tempatkan jarum 2-3 mm dari panjang kerja dan masukkan cairan irigasi secara perlahan-
lahan
- Bila terjadi penyumbatan pada saluran akar maka preparasi diulang dengan menggunakan
jarum preparasi yang lebih kecil dan dilakukan irigasi lagi. Bila masih ada penyumbatan maka
saluran akar dapat diberi larutan untuk mengatasi penyumbatan dengan pengaplikasian EDTA
- Preparasi saluran akar dianggap selesai bila bagian dentin yang terinfeksi telah terambil,
tandanya serbuk dentin yang terasah telah berwarna putih, dinding saluran akar halus, sesuai
penjang kerja dan saluran akar cukup lebar untuk tahap pengisian saluran akar.
- Setelah preparasi selesai saluran akar diirigasi kemudian dikeringkan dengan paper point.
5. Shaping
a. Definisi
Pembentukan rongga berbentuk khusus yang berfungsi sebagai akses 3D ke kanal dan
membuat sediaan/ preparasi apikal yang akan memungkinkan instrumen dan bahan obturasi
mudah diaplikasikan.
1. Hand instruments
a. Broaches
2. Rotary instruments
b. ProTaper
c. Profile
d. Greater taper
f. Light speed
g. RACE
h. K3 files
i. Hero 642
3. Automated (ultrasonic/sonic)
4. Lasers
Bahan : gel EDTA/ pelumas, NaOCl, aquades dalam syringe, paper point
C. Langkah Shaping
- Setelah mendapat akses garis lurus ke orifisium kanal, file menembus kanal dengan
nomor terkecil
- Perbesar kanal dengan file nomor 20/25 hingga 3mm dari puncak untuk dibuat beberapa
ruang file ultrasonik
- Gunakan file sonic dengan nomor lebih besar dan lakukan coronal flaring
- Ukur panjang kerja dan siapkan 1/3 kanal apikal dengan hand files
- Campurkan preparasi apikal dengan dengan coronal flaring menggunakan file sonic
dengan jumlah lebih kecil
6. A. Definisi
C-shaped root canal merupakan salah satu variasi anatomi gigi manusia dengan
bentuk orifice seperti tali pita tunggal yang melengkung membentuk sudut 180◦ dari
mesiolingual ke bukal dan berakhir pada distal. Penyebab utama terbentuknya C-shaped
root canal ialah karena kegagalan lapisan akar hertwig yang menyatu pada permukaan
akar lingual atau bukal. Akar molar dengan C-shaped root canal dapat berbentuk kerucut
dan menyatu, tetapi tidak semua akar kerucut memiliki C-shaped root canal (Anugraha
C-shaped root canal sangat menarik terutama di bidang endodontik. Area yang
tidak teratur pada saluran akar tersebut dapat menyimpan sisa-sisa jaringan lunak, debris,
jaringan yang terinfeksi atau menjadi sumber perdarahan selama perawatan saluran akar.
Maka dari itu, perawatan saluran akar dalam kasus ini mungkin memerlukan ketrampilan
C. Etiologi
Bentuk dan jumlah saluran akar ditentukan oleh selubung epitel Hertwig yang
dan membuka di bagian akar. Penyebab utama terjadinya akar dan saluran akar
perkembangan gigi di permukaan bukal atau lingual sehingga menghasilkan bentuk akar
yang kerucut atau prisma. Akar berbentuk C juga terbentuk dari adanya peleburan
yang disebabkan oleh deposisi sementum seiring waktu (Amida A dan Adang RAF,
2020).
D. Klasifikasi
Klasifikasi konfigurasi sistem saluran akar berbentuk C yang telah dimodifikasi menurut
Fan et al terbagi menjadi 5 (lima) kategori, yaitu (Amida A dan Adang RAF, 2020):
i. Kategori I (C1) dengan bentuk C yang tidak terputus dan tanpa pemisahan
ii. Kategori II (C2) dengan bentuk saluran menyerupai semikolumnar dengan garis C
iii. Kategori III (C3) dengan dua atau tiga saluran akar terpisah dengan sudut α dan β
kurang dari 60◦.
iv. Kategori IV (C4) hanya satu saluran akar bulat atau oval.
v. Kategori V (C5) yang tidak ada lumen saluran akar yang dapat diobservasi (biasa
7. Obturasi
a. Definisi
Obturasi adalah tahapan yang bertujuan untuk menutup dan mengisi saluran akar secara
rapat 3D obturation yang dilakukan sedekat mungkin dengan cementodentinal junction
sehingga tidak terjadi infeksi berulang (Deshpande dan Naik, 2015). Bahan pengisi saluran
akar berfungsi untuk menggantikan pulpa yang sudah diambil dan menghilangkan semua
pintu masuk antara periodonsium dan saluran akar sehingga kebocoran cairan dari
periondosium dapat dihindari (Grossman dkk., 2013). Pentingnya menjaga kerapatan
bahan pengisi saluran akar tidak boleh diabaikan seperti halnyan kerapatan restorasi
mahkota bagi keberhasilan jangka panjang perawatan. Pengisian saluran akar yang rapat :
mencegah masuknya eksudat periapikal ke dalam saluran akar dan menciptakan
lingkungan biologis yang sesuai untuk proses penyembuhan jaringan.
b. Alat Bahan
Didalam pengisian saluran akar diperlukan bahan pengisi saluran akar yang berupa bahan
padat dan
bahan lunak.
1. Bahan padat berupa : silver point, acrylic point, amalgam, guttap point
3. Bahan solid ( semi rigid: Ag point dan rigid: crome cobalt implant cone)
Menurut Grossman 1988 bahan pengisi dibagi menjadi 4 : plastis, solid, semen, pasta
c. Jarum lentulo
e. Gunting
f. Ekskavator
g. Bunsen burner
i. Kapas
j. Tumpat sementara
c. Spreader
e. Sealer
f. Lentulo
h. Gunting
i. Ekskavator
j. Bunsen burner
l. Kapas
m. Tumpat sementara
b. Plugger
c. Sealer
d. Lentulo
f. Gunting
g. Bunsen burner
h. Alkohol untuk membersihkan kelebihan gutta percha pada plugger setelah obturasi
b. Tip needle
c. Plugger
d. Sealer
e. Gutta point
1. Gunakan jarum irigasi endodontik dengan ukuran 25 atau 27 gauge berujung tumpul
dan
2. Tempatkan jarum 2-3 mm dari panjang kerja dan masukkan cairan irigasi secara
perlahan-
3. Tempatkan kasa dengan ukuran 5x5 cm di dekat ruang pulpa untuk menyerap kelebihan
Sterilisasi saluran akar digunakan untuk membunuh kuman atau bakteri dalam saluran
akar
1. Irigasi saluran akar menggunakan NaOCl 2,5-5,25% dan aquades secara bergantian
3. Teteskan bahan sterilisasi pada cotton pellet kemudian peras cotton pellet karena hanya
1. Irigasi saluran akar menggunakan NaOCl 2,5-5,25% dan aquades secara bergantian
3. Masukkan pasta ke dalam saluran akar menggunakan lentulo atau dengan syringe yang
diberi stopper 2-3 mm di atas panjang kerja
C. tahapan obturasi
1. Pilih master cone menurut bentuk dan ukuran kanal. Kemudian cone harus pas dalam 1-2
mm
2. Konfirmasi secara radiografi jika hasil memuaskan keluarkan cone dan tempatkan cone
pada
natrium hipoklorit
3. Kemudian lakukan irigasi kanal, lalu keringkan dengan alcohol dan papper point.
4. Siapkan instrument pemindah panas dan plugger, kemudian plugger dipasang pada interval
5
mm untuk menangkap luas penampang maksimum dari gutta percha yang lunak
7. Gunakan plugger yang dipanasakan untuk memasukkan gutta percha. Dinding luar gutta
percha yang telah lunak dilipat kedalam untuk mengisi kekosongan pusat pada saat yang
10. Jangan aplikasikan sealer pada gutta percha yang lunak karena akan mengganggu
perlekatan
11. Bersihkan ruang pulpa dengan alcohol untuk membersihkan sealer dan gutta percha.
DAFTARPUSTAKA
Alejandro Quiñones Pedraza, J. 2020. The C-Shaped Root Canal. Human Teeth - Key
Skills and Clinical Illustrations. doi:10.5772/intechopen.89121
Amida A dan Adang RAF. 2020. Perawatan endodontik pada gigi molar kedua
mandibular dengan konfigurasi saluran akar berbentuk-C. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas
Padjadjaran. 32(1):26-31
Anugraha NW dan Suprastiwi E. 2017. Pengisian Saluran Akar pada Gigi Molar Dua
Deshpande PM., Naik RR. 2015. Comprehensive Review on Recent Root Canal Filling
Garg et.al., 2010. Text Book of Endodontics 2 nd ed. New Delhi, Jaypee Brothers
Medical Publishers.
Garg, N. and Garg.A. 2015. 3rd Ed. Textbook of Operative Dentistry. New Delhi.
Jaypee Brothers Medical Publishers. P.275-263
Grossman LI., Seymour O., Carlos E. 2013. Ilmu Endodontik Dalam Praktek, 11th.,
Jakarta:EGC, pp : 196, 264-269
Materials and Techniques, International Journal of Applied Dental Sciences., 1(5) : 30-
34.
Sujatmiko, B., & Retnowati, E. (2011). Perawatan Saluran Akar Multi Kunjungan
Protaper Rotary Files Single Cone pada Nekrosis Pulpa Disertai Asses Dentoalveolar Akut
(terhadap Gigi Molar Pertama Kiri Mandibula). Majalah Kedokteran Gigi Indonesia, 18(1), 44-
47. http://dx.doi.org/10.22146/majkedgiind.16476