0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
123 tayangan29 halaman

Laporan Praktikum Mikrobiologi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 29

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI DAN VIROLOGI FARMASI

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

PERCOBAAN I

PENGENALAN ALAT DAN BAHAN

KELOMPOK III
ANISAH FU’ADY D1B120117
RINI ARIANI D1B120144
CAHYANI 183145201101
TRI YUWANDARI D1B120125
NUR FEBRIANTI AMETH D1B120104
BRAYCE NOVISTA MANGIN D1B120111
WIDYA HANIHA AMBAR WATI D1B120146
KELAS : C/2020

ASISTEN : FRASTIKA TASSA KASSA

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2021/2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang

terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan

mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan

nutrisi media berupa molekul molekul kecil yang dirakit untuk menyusun

komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat

mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi

media pertumbuhannya.Pembiakan mikroba dalam laboratorium

memerlukan medium yang berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan

yang sesuai dengan mikroorganisme. Zat hara digunakan oleh

mikroorganisme untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam

metabolisme, dan pergerakan. Lazimnya, medium biakan berisi air,

sumber energi, zat hara sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat,

oksigen, hidrogen serta unsur-unsur sekelumit (trace element). Dalam

bahan dasar medium dapat pula ditambahakan faktor pertumbuhan berupa

asam amino, vitamin atau nukleotida.

Media biakan ada yang berbentuk padat, cair dan semi padat.

Media padat adalah media biakan yang dipadatkan dengan agar, ada yang

bersifat reversible (dapat dibalik) seperti agar nutrien dan ada yang bersifat

irireversible (tidak dapa dibalik) seperti serum darah terkoagulasi. Dalam


kedokteran, media padat yang bersifat irreversible paling sering

digunakan. Sedang agar nutrient banyak digunakan dalam media lain.

Bentuk media lain berupa cair adalah campurankomponen-

komponen zat kimia tertentu dengan air suling, sedang media yang secara

fisik merupakan intermediate antara media cair dan padat, seperti agar

lunak. Berdasarkan komposisinya media terdiri dari media sintesis, semi

sintesis, dan non sintesis. Media sintesis yaitu media yang komposisi zat

kimianya diketahui secara pasti. Media semi sintesis yaitu media yang

sebagian dari komposisi kimianya diketahui, sedangkan media non sintesis

yaitu media yang komposisi zat kimia dalam medianya tidak diketahui.

Sementara berdasarkan fungsinya media terdiri dari media umum, media

selektif, media differensial, media uji, dan media diperkaya. Media umum

yaitu media yang terdiri dari pepton dan ekstrak khamir untuk

pertumbuhan banyakjenis mikroba.

Media selektif adalah media yang ditambah zat tertentu sehingga

bersifat selektif yang hanya merangsang pertumbuhan satu jenis mikroba

dan jenis lainnya mati. Contohnya media TCBS (Thiosulfate Cytrat Bile

Salt). Media diferensial adalah media yang yang mengandung suatu

komponen yang menyebabkan pertumbuhan mikroba tertentu dengan

adanya perubahan tertentu yang dapat membedakan mikroba tersebut dari


mikroba yang lainnya. Comtohnya media EMBA (Eosin Metilen Blue

Agar). Media uji adalah media dengan komposisi tertentu untuk

mengetahui atau menguji adanya zat tertentu. Sementara media diperkaya

adalah media yang berisi komponen komplek, seperti darah, serum dan

lain-lain (Riki Gunawan, 2019. Pembuatan Media Menggunakan Media

TSA Dan TSB)

A. Maksud Percobaan

Agar praktiikan mampu mengenal alat laboratorium dan sterilisasi

alat dan praktikkan mampu menambah wawasan di laboratorium.

B. Tujuan

Adapun beberapa tujuan dalam pembuatan laporan ini adalah :

Tujuan dari pengenalan alat laboratorium ini adalah untuk mengetahui

nama alat-alat yag digunakan di dalam lanorator ium farmasidan

mngetahui fungsinnya serta mengetahui cara penggunaan beberapa ala-alat

laboratorium

C. Manfaat Pratikum

Adapun beberapa manfaat dari pembuatan makalah ini adalah

mengajarkan mahasiswa untuk lebih mandiri dalam belajar serta

mengajarkan rasa ingin tahu yang kuat.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Teori Pengenalan alat-alat kimia dan cara penggunaannya

merupakan suatu keharusan bagi orang-orang yang akan berkecimpung

dalam bidang ilmu kimia. Keberhasilan suatu praktikum atau penelitian

sangat ditentukan oleh penguasaan praktikan atau peneliti terhadap alat-

alat yang digunakannya. Di dalam laboratorium ada berbagai macam alat

mulai dari yang sederhana seperti alat-alat gelas sampai pada peralatan

yang cukup rumit. Pada praktikum ini mahasiswa akan diperkenalkan dan

diajarkan menggunakan alat-alat yang umum dipakai di laboratorium

kimia. Dengan demikian setelah melakukan praktikum mahasiswa akan

mempunyai keterampilan dalam mempergunakan peralatan kimia tersebut

(Mohammad Wildan Habibi, Endang Suarsini, Teori Penelitian Dan

Pengembangan 1 (5), 890-900, 2016)


Beberapa alat yang digunakan di laboratorium kimia.

1. Tabung reaksi Terbuat dari gelas, dapat dipanaskan, dipakai

sebagai tempat untuk mereaksikan zat-zat kimia dalam jumlah

sedikit

Cara penggunaanya :

a. Tabung reaksi dipegang pada lehernya, miringkan

lebih kurang 60ºc lalu diisi dengan larutan yang akan

diperiksa.

b. Bila tabung beserta isinya akan dipanaskan, tabung

dipegang dengan penjepit tabung dan pemansan

dilakukan pada daerah 1/3 bagian cairan di bawah.

Mulut tabung harus diarahkan ke tempat yang aman

(jangan ke arah muka sendiri atau muka orang lain).

c. Tabung yang panas tidak boleh didinginkan secara

mendadak

2. Penjepit Terbuat dari kayu atau logam, dipakai untuk memegang

tabung reaksi, misalnya waktu pemanasan atau mereaksikan zat-

zat yang merusak kulit dan sebagainya.

3. Rak tabung reaksi Terbuat dari kayu atau logam, dipakai untuk

menaruh tabung reaksi.

4. Pengaduk gelas Berbentuk tabung yang tidak berlubang di

dalamnya, dipakai untuk mengaduk suatu campuran atau larutan

zat-zat kimia pada waktu melakukan reaksi-reaksi kimia, juga


dipakai untuk membantu pada waktu menuangkan/mendekantasi

cairan dalam proses penyaringan dan pemisahan.

5. Corong Biasanya terbuat dari gelas. Corong yang baik berbentuk

kerucut bersudut 60ºc, dipakai untuk memasukkan suatu cairan

ke dalam suatu tempat yang mulutnya sempit seperti botol, labu

ukur, buret dan sebagainya. Selain itu corong juga digunakan

untuk menyaring. Corong yang tangkainya berdiameter relative

agak besar dipakai untuk memasukkan zat berbentuk serbuk ke

dalam bejana bermulut kecil.

6. Gelas arloji Ukuran penampang lintangnya berbeda-beda sesuai

dengan kebutuhan. Digunakan untuk menimbang zat berbentuk

kristal. Juga digunakan untuk menutup gelas beker yang berisi

larutan (waktu pemanasan) atau untuk menguapkan cairan.

7. Gelas ukur Dipakai untuk mengukur volumen zat kimia dalam

bentuk cair. Alat ini mempunyai skala, ukurannya bermacam-

macam. Gelas ukur merupakan alat pengukur yang kasar. Tidak

untuk pengukuran yang teliti. Larutan yang akan dititrasi tidak

boleh diambil/diukur dengan gelas ukur, tetapi diambil dengan

pipet volume.

8. Gelas beker Alat ini bukan sebagai alat pengukur. Tanda volume

b yang ada merupakan taksiran kasar. Terdapat dalam berbagai

ukuran. Digunakan untuk .

a. Wadah sementara larutan/reagent


b. Memanaskan larutan

c. Menguapkan pelarut atau memekatkan

9. Erlenmeyer Alat ini juga bukan alat pengukur. Digunakan dalam

analisis volumetri, untuk wadah suatu volume tertentu dari suatu

larutan. Kadang-kadang dipakai untuk memanaskan larutan.

Dua jenis erlenmeyer

a. Erlenmeyer tanpa tutup gelas, dipakai untuk titrasi larutan yang

tidak mudah menguap.

b. Erlenmeyer dengan tutup gelas, dipakai untuk titrasi larutan yang

mudah menguap.

c. Labu ukur / labu takar Suatu bejana dengan leher panjang, sempit

dan dasar yang datar. Dilengkapi dengan tanda batas volumen.

Mempunyai kapasitas tampung sesuai dengan ukuran yang

tercantum. Bila pada alat tertulis 20oC dan 100 mL maka alat

tersebut dapat menampung cairan pada 20oC tepat sebanyak 100

ml sampai garis tanda yang terdapat pada leher alat. Digunakan

untuk membuat larutan standar (baku) pada análisis volumetri.

Sering juga dipakai untuk pengenceran sampai volume tertentu.

Jangan digunakan untuk mengukur larutan atau pelarut yang

panas.

Cara penggunaannya :

a. Cuci dengan detergent dan selanjutnya dengan air leden Bilas

dengan air sulin


b. Bahan cairan atau padatan dimasukkan hati-hati dengan bantuan

corong ke dalam labu ukur.

c. Tambahkan air suling / bahan pengencer lain yang diperlukan

melalui corong tadi sampai kurang lebih 4/5 bagian yang penuh,

kemudian gojog sampai diperoleh campuran yang homogen.

d. Tambahkan lagi pengencer sampai sedikit di bawah garis tanda.

Bila penambahan sampai di atas tanda, berarti terjadi suatu

kesalahan yang tidak bias diperbaiki dan pekerjaan harus diulang

dari permulaan

e. Tambahkan kekurangan pengencer (pelarut) dengan hati-hati

memakai pipet tetes sampai miniskus bagian bawah (untuk larutan

yang tidak berwarna) tetapi segaris dengan baris tanda.

f. Bila di atas garis tanda terdapat bintik-bintik pelarut/pengencer

maka butir-butir cairan itu dibersihkan dengan kertas/lap bersih.

g. Labu ukur lalu ditutup dengan tutupnya kemudian labu beserta

isinya dibolak-balik beberapa kali sehingga di dapatkan larutan

yang homogen.

h. Pipet volume / pipet gondok

Di bagian tengah dari pipet ini ada bagian yang membesar

(gondok), ujungnya runcing dan pada bagian atas ada tanda

goresan melingkar. Tepat sampai tanda tersebut, volume larutan di

dalam pipet sama dengan angka yang tertera pada pipet tersebut.

Alat ini dipakai untuk mengambil dan memindahkan larutan secara


tepat suatu volumen tertentu sesuai kapasitas alat. Pipet volumen

merupakan alat pengukur yang lebih tepat dari gelas ukur.

Cara penggunaannya :

a. Cuci pipet dengan detergent dan selanjutnya dicuci dengan air

ledeng.

b. Bilas dengan air sulin

c. Bilas dengan larutan yang akan diambil / dipindahkan.

d. Tuangkan isi pipet ke dalam erlenmeyer atau penampung lain yang

digunakan. Pada waktu menuangkan isinya, pipet harus dalam

kedudukan vertikal. Penuangan isi pipet diatur sedemikian rupa

sehingga isi pipet sejumlah 25 ml ddiperlukan waktu kurang lebih

30 detik. Pada saat-sat terakhir biarkan ujung-ujung pipet pada sisi

dalam penampung selama 15 detik, untuk memberikan kesempatan

pada zat cair yang masih di dalam pipet untuk keluar. Sisa zat cair

yang tertinggal pada ujung pipet tidak boleh diikutkan / dikeluarkan

baik dengan cara meniup ataupun dengan cara-cara lain. Bila akan

dipakai untuk mengambil/memindahkan zat lain, pipet dicuci

kembali dan selanjutnya sesuai dengan petunjuk cara

penggunaanya.

11. Pipet ukur Berupa tabung gelas yang agak panjang dengan ujung runcing

dan mempunyai skala. Teknik penggunaannya sama dengan pipet volume,

hanya isi pipet dapat dipindahkan sebagiansebagian disesuaikan dengan


keperluan. Jumlah cairan yang dituangkan dapat disesuaikan dengana

skala yang ada.

12. Pipet Pasteur / pipet tetes Pipet ini tidak mempunyai ukuran volume atau

skala lainnya. Digunakan untuk memindahkan sedikit zat cair /larutan

yang tidak mempunyai ketelitian tinggi.

13. Buret Berupa tabung gelas panjang dengan pembagian skala dan ujung

bawah dilengkapi dengan kran. Digunakan untuk titrasi / mengukur

volume titran yang dipakai. Berdasarkan tingkat ketelitian/pembagian

skalanya, buret ada 2 jenis :

a. Makro buret dengan pembagian skala 0,10 – 0,05 ml

b. Mikro buret dengan pembagian skala 0,01 ml

c. Bentuk buret disamping lurus, ada juga buret yang ujungnya

bengkok. Buret yang ujungnya bengkok digunakan untuk titrasi

yang menggunakan pemanas.

Cara penggunaanya :

a. cuci dengan sabun / detergent, kemudian cuci dengan air ledeng.

b. bilas dengan air suling

c. Bilas dengan larutan / titran yang akan dimasukkan ke dalam buret,

larutan pembilas dibuang Periksa kran buret apakah bocor dan kalau

dianggap perlu oleskan vaselin pada kran buret dengan hati-hati

supaya jangan sampai lobang kran tersumbat.

d. Tempatkan buret pada estandar buret dengan memakai klem buret

dan kemudian buret dibuat vertical.


e. Dengan memakai corong, bueret diisi dengan titiran sampai sedikit

diatas garis nol. Dalam pengisian buret harus diusahakan agar tidak

ada gelembung udara sepanjang cairan dalam kolom.

f. Corong dilepas/dipindahkan dan bagian sisi dalam dari buret yang

terletak di atas titran dibersihkan dengan kertas saring yang bersih

dan kering.

g. Turunkan permukaan larutan dalam buret perlahan-lahan dengan

jalan membuka kran sampai miniskus bawah zat cair (untuk zat cair

yang tidak berwarna atau zat cair berwarna terang) tepat pada garis

nol. Bila lewat sampai di bawah garis nol, pekerjaan tidak perlu

diulang tetapi langsung dibaca dengan teliti. Pembacaan akan lebih

teliti apabila miniskus bawah tepat ada pada garis skala buret.

h. Buret siap untuk digunakan.

14. Bola hisap (Suction Bulb) Pengambilan suatu larutan atau cairan

menggunakan pipet volume dapat dilakukan dengan bantuan bola hisap

karet. Bola hisap ini terdiri dari satu bola dengan ujung pendek diatas dan

ujung bawah agak panjang. Ujung bawah mempunyai cabang ke samping.

Sebelum dipakai untuk mengambil cairan, bola dikosongka dengan

menekan bola dan bagian ujung atas. Masukkan pipet volumen ke dalam

lobang ujung bawah bola hisap tetapi jangan melewati pipa cabang. Pijit

bagian ujung bawah maka cairan akan terhisap masung ke dalam pipet.

Kalau pijatan dilepas maka hisapan akan terhenti. Cairan dapat

dikeluarkan dengan memijit bagian pipa cabang. Sehabis menggunakan


bola hisap ini pipet dilepas dan biarkan udara masuk sehingga bola

menggelembung kembali seperti semula.

15. Botol semprot Botol semprot plastik dipakai untuk menyimpan air suling

yang akan digunakan sebagai pelarut zat, pencuci endapan, membersihkan

dinding bejana dari sisa-sisa endapan atau membilas alat-alat yang telah

dicuci. Botol semprot plastik ini dapat dipegang dengan satu tangan dan

dengan pijatan yang lemah cairan akan keluar.

16. Cawan porselin Cawan porselin biasanya digunakan sebagai tempat

mengabukan kertas saring dan memijarkan endapan sehingga terbentuk

senyawa yang stabil. Cawan porselin yang baik dapat dipanaskan hingga

suhu 1200oC. Cawan porselin yang masih panas tidak boleh didinginkan

mendadak (dengan air dingin) karena bisa pecah.

17. Pinggan porselin Alat ini digunakan untuk menguapkan larutan sehingga

menjadi lebih pekat atau menjadi kering atau menjadi kristal.

18. Piring tetes Piring tetes digunakan untuk mereaksikan zat-zat dalam

jumlah sedikit. Alat ini tidak boleh dipanaskan.

19. Lumpang Lumpang digunakan untuk menggerus/menghaluskan zat. Ada

berjenis-jenis lumpang yang digunakan di laboratorium kimia seperti

lumping porselin, lumping akik (agate) dan lumping alumina.


BAB III

METODE KERJA

A. Alat

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:

Batang Pengaduk, Bola Hisap,Bunsen,Buret,Cawan, Penguap,Corong,

Corong Pisah, Desikator,Erlenmeyer, Gelas Ukur, Gelas Piala, Hot Plate, Kaca

Arloji, Kaki Tiga, Kawat Kasa, Kleam Utilitas, Krush, Labu Ukur, Lampu

Spiritus, Oven, Penjepit Tabung Reaksi, Petridish, Pipet gondok, Pipet tetes, Pipet

volume, Rak tabung reaksi, Segitiga, Sikat tabung reaksi, Statif dan klem, Sudip,

Tanur, Timbangan analistis

B. Bahan

Natrium Broth (NB), Potato dextroxe agar (PDA), Salmonela sigela agar

(SSA), Natrium agar, Medium emba

C. Cara kerja

1. Laboran/dosen/asisten menunjukkan alat-alat laboratorium yang

hendak di pelajari serta menjelaskan fungsi alat-alat laboratorium

2. Mendengarkan serta memperhatikan laboran/dosen/asisten yang

sedang mengenalkan alat-alatlaboratorium


3. Menuliskan fungsi-fungsi dari alat-alat laboratorium tersebut di

buku hasil praktikkum farmasi sesuai yang di jelaskan oleh

laboram/dosen

4. Mengumpulkan buku- buku hasil praktikum farmasi untuk di

tanda tangani oleh laboran dosen.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel Pengamatan

NO Nama Alat Fungsi

Autoklaf Adalah alat pemanas yang

digunakan untuk

mensterilisasi suatu bena

1. menggunaan uap bersuhu

dan bertekanan tinggi

selama kurang lebih 15

menit.
Bunser

Untuk sterilisasi dengan


2.
pemanasan.

Cawan Petri

Alat untuk meletakan


3.
media tanam mikroba.
Colony Counter

Alat yang berfungsi untuk

4. koloni yang tumbuh dalam

cawan petri.

Erlenmeyer
Sebagai tempat

mereaksikan larutan dan


5.
penyimpanan larutan

dalam waktu yang lama.

Gelas Ukur
Sebagai alat ukur volume

cairan yang tidak


6.
memerlukan ketelitian

yang tinggi

Hot Plate

Untuk memanaskan
7.
larutan.

8. Inkubator Alat yang berfungsi untuk

menumbuhkan

mikroorganisme yang

ingin ditumbuhkan (untuk


mengikubasi)
9. Jarum Ose Untuk mengambil dan

menggores sampel yang

akan diamati.

10. Kaca Arloji Alat untuk meletakan

media tanan mikroba

A. Pembahasan

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme yang

berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang

melainkan harus menggunakan bantuan mikroskop. Organisme yang

sangat kecil ini disebut sebagai mikroorganisme, atau sering disebut

mikroba ataupun jasad renik. Saat ini, mikrobiologi sangat berkembang

luas pada berbagai bidang ilmu pengetahuan, misalnya pertanian, industri,

kesehatan, lingkungan hidup, bidang pangan, bahkan bidang antariksa

(Waluyo, 2009).

Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran

sangat kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan.

Mikroorganisme disebut juga organisme mikroskopik. Mikroorganisme


seringkali bersel tunggal (uniseluler) maupun bersel banyak (multiseluler)

Namun, beberapa protista bersel tunggal masih terlihat oleh mata

telanjang dan ada beberapa spesies multisel tidak terlihat mata telanjang.

Virus juga termasuk ke dalam mikroorganisme meskipun tidak bersifat

seluler. Ilmu yang mempelajari mikroorganisme disebut mikrobiologi.

Orang yang bekerja di bidang ini disebut mikrobiolog. Mikroorganisme

biasanya dianggap mencakup semua prokariota, protista, dan alga renik.

Fungi, terutama yang berukuran kecil dan tidak membentuk hifa, dapat

pula dianggap sebagai bagiannya, meskipun banyak yang tidak

menyepakatinya. Kebanyakan orang beranggapan bahwa yang dapat

dianggap mikroorganisme adalah semua organisme sangat kecil yang

dapat dibiakkan dalam cawan petri atau inkubator di dalam laboratorium

dan mampu memperbanyak diri secara mitosis. Mikroorganisme berbeda

dengan sel makrooganisme. Sel makroorganisme tidak bisa hidup bebas

di alam melainkan menjadi bagian dari struktur multiselular yang

membentuk jaringan, organ, dan sistem organ. Sementara, sebagian besar

mikrooganisme dapat menjalankan proses kehidupan dengan mandiri,

dapat menghasilkan energi sendiri, dan bereproduksi secara independen

tanpa bantuan sel lain.

Mikroorganisme merupakan jasad renik yang tidak dapat dilihat

dengan mata telanjang, tetapi harus menggunakan mikroskop. Yang

tergolong ke dalam mikroorganisme adalah bakteri, jamur, ganggang,


protozoa, dan virus (Pelezardan Chan.(1986).Dasar-dasar

Mikrobiologi.Jakarta: UI)

Pengenalan alat merupakan langkah pertama sebelum memulai

praktikum mikrobiologi dengan tujuan mengetahui fungsi, serta cara

mengoperasikan alat-alat tersebut sehingga kegiatan praktikum menjadi

lebih mudah dan lancar. Autoklaf adalah alat yang dilengkapi sistem

peningkatan suhu sehingga dapat mengubah air menjadi uap panas.

Autoklaf dapat digunakan untuk melakukan sterilisasi basah baik

peralatan maupun media kultur. Colony counter adalah peralatan yang

dilengkapi dengan kuadian perhitungan, lampu dan kaca pembesar untuk

mempermudah perhitungan mikroba.Erlenmeyer berfungsi untuk

menampung larutan, bahan atau cawan. Erlenmeyer dapat digunakan

meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi media,

menampung aquadest, kultivasi mikroba dalam kultur cair dan lain-lain.

Gelas ukur berguna untuk mengukur volume suatu cawan seperti

labu Erlenmeyer, gelas ukur memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala

volumenya. Hot Plate adalah alat yang dilengkapi fasilitas pengaduk atau

pemanasan sehingga dapat digunakan untuk membantu pengadukan agar

suspense tidak mengedap dan pendistribusian mikroba dalam media kaldu

atau media fermentasi, baik pada suhu kamar maupun suhu yang lebih

tinggi. Inkubator adalah peralatan yang dilengkapi dengan sistem untuk

mempertahankan suhu dan kelembapan selama masa inkubasi sehingga

mikroba dapat tumbuh dengan baik. Jarum ose adalah alat berbahan kaca
dengan ujung yang terbuat dari kawat baju atau umembulat digunakan

untuk mengmokulasi mikroba atau ditranster kemedia kultur lain. Kaca

arloji sebagai wadah untuk menimbang bahan-bahan kimia yang berupa

padat, serbuk serta Kristal. Kaca preparat berfungsi guna menjadi tempat

objek atau preparat yang akan diamati sehingga objek akan lebih jelas

ketika diamati. Laminar Air Flow (LAF) adalah alat yang berguna untuk

bekerja secara aseptif karena mempunyai pola pengetahuan dan

penyaringan udara sehingga menjadi steril dan aplikasi sinar UV beberapa

jam sebelum digunakan. Lampu Bunsen adalah lampu berbahan bakar

Bunsen yang digunakan untuk sterilisasi panas dan mempertahankan

sterilisasi ruang inokulasi, isolasi dan transfer mikroba.

Mikroskop adalah alat untuk memperbesar kenampakan objek

sehingga mempermudah melakukan pengamatan. Mikropipet adalah alat

yang digunakan untuk memindahkan atau mengambil cawan bervolume

cukup kecil besarnya kurang dari 1000 m.

Oven adalah alat untuk mensterilkan alat-alat dari kaca yang

digunakan untuk mikrobiologi menggunakan udara kering. Suhu 170-

180°C dan lama sterilisasi dilakukan biasanya 1,5-2 jam. Pipet tetes

adalah pipet berbahan gelas memiliki alat penghisap berbahan karet dan

digunakan untuk memindahkan cairan dalam jumlah kecil. Spatula berupa

sendok panjang dengan unjung atasnya datas terbuat dari stamless steel

atau aluminium. Fungsi dari spatula antara lain untuk mengambil bahan

kimia berbentuk padatan dan dipakai untuk mengaduk larutan.Tabung


reaksi adalah tabung yang berbentuk gelas yang digunakan sebagai wadah

media kultur dalam bentuk lempeng agar. Timbangan analitik adalah alat

ukur yang dapat digunakan untuk menentukan bobot sampel dengan

ketelitian yang tinggi.

A. Bahan

a. Natrium Broth (NB)

Nutrient Broth (NB) termasuk ke dalam media umum yang

digunakan untuk menumbuhkan bahkan secara general NB

diformulasikan dengan sumber karbon dan nitrogen supaya dapat

memenuhi kebutuhan nutrisi komposisi NB terdiri dari beef extract

sebagai sumber karbon dan sebagai sumber nitrogen

b. Potato Dextroxe Agar (PDA)

PDA (Potato Dextroxe Agar) adalah media yang umum

untuk pertumbuhan jamur di laboratorium karena memiliki pH

yang rendah (pH 4,5 sampai 5,6) sehingga menghambat

pertumbuhan bakteri yang membutuhkan lingkungan yang netral

dengan pH 7,0 dan suhu optimum untuk pertumbuhan antara 25-

30℃ (Cappucino,2014)

c. Salmonela Sigela Agar (SSA)

Salmonela shigella agar yang digunakan untuk mengisolasi

kuman salmonela sp dan Shigella sp dari sampel feses, urin, dan

makanan. Untuk khusus isolasi kuman shigella, media ini tidak


disarankan karena beberapa strain shigella akan terhambat. Media

ini tersusun atas beberapa bahan, seperti campuran ekstrak,

vitamin, mineral, dan asam amino, campuran bile salt, sodium

sitrat, dan brilliant green, neutral red, dan ferric citrate (Ageha,

2011).

d. Natrium Agar

Media NA (nutrient agar) merupakan media yang

berbentuk serbuk berwarna putih kekuningan dan apabila setelah

digunakan akan berbentuk padat karena terdapat kandungan agar

sebagai pemadatnya. Komposisi yang terpenting dalam media ini

adalah karbohidrat dan protein yang terdapat pada ekstrak daging

dan pepton sesuai dengan kebutuhan sebagian besar bakteri

e. Medium Emba

Menurut (Nygren et al, 2012) medium Endo agar adalah

suatu medium yang digunakan untuk memastikan bakteri

Eshericha coli. Dilakukan dengan supsensi bakteri bernilai positif

kemudian dioleskan/diusapkan ke media Endo agar dengan alat

ose. Kemudian media Endo agar dinkubasikan selama 24 jam.

Bakteri E. Coli akan menyebabkan perubahan warna pada media

Endo agar menjadi logam metal.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan kami

menyimpulkan bahwa

1. Alat-alat mikrobiologi memiliki nama, fungsi dan cara

penggunaan yang berbeda dari masing-masing alat. Alat-alat

mikrobiologi pada umumnya terbuat dari kaca, karena kaca

tidak dapat bereaksi dengan zat kimia dan yang terpenting

tahan terhadap panas.

2. Peralatan laboratorium yang digunakan pada saat praktikum

tersiri atas cawan porselin, cawan alumunium, labu erlenmeyer,

gelas ukur, tabung reaksi, pipet ukur pipet tetes, pipet gondok,

mikropipet, karet penyedot atau bulp, gegep, labu kjehal, alat

destilasi,timbangan analitik, pipet tetes, mikropipet, beaker

glass, oven, tanur, hot plate, dan lemari asam.

B. Saran

Adapun saran yang dapat kami berikan adalah

a. Laboratorium

Mahasiswa yang melakukan praktikum agar

mengikutinya dengan baik, dan dapat mengenal alat-alat

yang digunakan beserta dengan fungsinya agar pada

praktikum selanjutnya praktikan tidak melakukan

kesalahan.

b. Asisten
Diharapkan agar lebih baik lagi dan semoga selalu

menjadi asisten yang semakin perhatian kepada

praktikkan yang ketinggalan informasi/materi, juga

dengan pengembangan sistem-sistem pengajaran

laboratorium Mikrobiologi dan Viriologi yang bisa

membuat belajar semakin lebih menyenangkan. Terima

Kasih Kak Asisten

Daftar Pustaka

Isti Noor Arifah 2010 ,UNS (Sebelas Maret University)


Pelezardan Chan.(1986). Dasar-dasar Mikrobiologi.Jakarta: UI
Riki Gunawan, 2019. Pembuatan Media Menggunakan Media TSA Dan
TSB
Suminar, A. 1990. Kimia Organik. Edisi keenam. Penerbit Erlangga,
jakarta
Tristia Rinanda 2011. Kedokteran Syiah Kuala., 11 (3), 172-177

Wahyuni, 2012. Mikrobiologi dan Paarasitologi

Zahrotul Luklukyah 2019. Panduan Praktikum Mikrobiologi

LAMPIRAN

A. Skema Kerja

Disiapkan alat dan bahan


Disumbat alat-alat yang memiliki mulut menggunakan
kapas

Dibungkus alat-alat menggunakan kertas

Diikat alat-alat yang dibungkus kertas dengan benang


godam

Dimasukkan alat-alat ke dalam oven jika suhunya telah


sesuai

Dinyalakan oven lalu diatur timer dan suhunya yaitu 175 °


C

Diangkat alat-alat dari dalam oven dan jika telah selesai


matikan oven

B. Gambar

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI LABORATORIUM MIKROBIOLOGI DAN

DAN VIRILOGI VIRILOGI


PROGRAM S1 FARMASI PROGRAM S1 FARMASI

UNIVERSITAS MEGAREZKY UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

MAKASSAR
Labu ukur Erlenmeyer

Ket : Labu Ukur yang telah Ket : Erlenmeyer yang telah


dibungkus menggunakan dibungkus dengan kertas kosong
kertas kosong dan di ikat dan di ikat menggunakan benang
menggunakan benang godam
godam.

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI LABORATORIUM MIKROBIOLOGI DAN


DAN VIRILOGI VIRILOGI
PROGRAM S1 FARMASI PROGRAM S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR
MAKASSAR
Cawan petri Gelas ukur

Ket : Cawang petri yang Ket : Gelas Ukur yang telah di


telah dibungkus oleh kerta bungkus dengan oleh kertas
kosong dengan kosong dan di ikat menggunakan
menggunakan benang godam benang godam

Anda mungkin juga menyukai