Makalah Pemeriksaan Piutang
Makalah Pemeriksaan Piutang
Makalah Pemeriksaan Piutang
Pemeriksaan Piutang
Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah melimpahkan Rahmat serta hidayahnya
dan serta pada junjunan kita Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wassalam.dimana
atas berkat rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini,
yang sebagai kelengkapan tugas Mata perkuliahan Pemeriksaan Akuntansi 2 .
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya dan dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Serta penulis
mengharapkan pembaca dapat memaklumi kesalahan dalam penyusunan dan
keterbatasan dalam makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................1
1.3 Tujuan Masalah...........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
2.1 Definisi Piutang............................................................................3
2.2 Jenis-jenis Piutang.......................................................................3
2.3 Sifat dan Contoh Piutang............................................................4
2.4 Prinsip Akuntansi Piutang..........................................................4
2.5 Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Piutang.......................5
2.6 Dokumen atau Catatan yang Berkaitan....................................7
2.7 Prosedur Audit atas Piutang.......................................................7
2.8 Program Pengujian Substantif terhadap Piutang....................9
2.9 Contoh Kasus...............................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Piutang usaha adalah piutang yang berasal dari penjualan barang dagangan
atau jasa secara kredit. Piutang lain-lain adalah piutang yang timbul dari
transaksi diluar kegiatan usaha normal perusahaan. Perkiraan piutang
pemegang saham dan piutang perusahaan afiliasi harus dilaporkan tersendiri
(tidak digabung dengan dengan perkiraan piutang) karena sifatnya yang
berbeda. Piutang dinyatakan sejumlah tagihan dikurangi dengan taksiran
jumlah yang tidak dapat ditagih. Jumlah kotor piutang harus tetap disajikan
pada neraca diikuti dengan penyisihan untuk piutang yang tidak dapat ditagih.
Disamping itu piutang juga mempunyai tujuan dan prosedur pemeriksaan
yang dilakukan secara tersendiri. Dengan demikian, perlu dimiliki suatu
prosedur yang wajar dan cara pengelolaan yang cukup baik terhadap piutang,
bukan saja untuk keberhasilan perusahaan tetapi juga untuk memelihara
hubungan yang memuaskan dengan para konsumen.
Suatu perusahaan harus selalu menjaga keefektivitasan dalam pengelolaan
piutang. Hal tersebut penting untuk dilakukan mengingat bila terjadi sedikit
saja kesalahan dalam pencatatan piutang maka akan berakibat buruk terhadap
kinerja yang dijalankan oleh perusahaan tersebut. Dalam hal ini, tugas dari
seorang akuntan publik sangat diperlukan,. Seorang akuntan publik dalam
perannya sebagai auditor akan memberikan berbagai jasa kepada kliennya.
Salah satu tugas dari seorang akuntan publik adalah memberikan jasa atestasi
kepada klienya mengenai kewajaran dari laporan keuangan sebuah entitas
bisnis. Jasa atestasi akuntan publik ini terdiri dari kegiatan auditing,
pemeriksaan, review, pemeriksaan internal control dan prosedur yang
disepakati.
Pada kegiatan auditing, biasanyan seorang akuntan public akan berupaya
melakukan penilaian apakah laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan
adalah wajar, dalam semua hal material dan posisi keuangan serta hasil usaha
sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum. Sedangkan pada
kegiatan pemeriksaan, akuntan public akan melakukan pemeriksaan terhadap
informasi keuangan prospektif dan pemeriksaan untuk menentukan kesesuaian
pengendalian internal kontrol yang diterapkan oleh perusahaan. Instansi
pemerintah, dan badan usaha lainya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.3 Sifat dan Contoh Piutang
1. Sifat Piutang, menurut SAK:
Digolongkan menurut sumber terjadinya
a. Piutang Usaha timbul dari penjualan barang dagangan atau
jasa secara kredit
b. Piutang Lain-lain timbul dari transaksi diluar kegiatan usaha
normal perusahaan
4
a. Piutang usaha disajikan dalam neraca sebesar netto, yaitu piutang usaha
dikurangi penyisihan kerugian piutang
b. Metode penyisihan kerugian piutang usaha harus dijelaskan
secukupnya
c. Piutang usaha disajikan terpisah dengan piutang lain-lain
d. Piutang yang bersaldo kredit disajikan sebagai kewajiban lancar dalam
akun uang muka penjualan
e. Piutang usaha yang dijadikan jaminan harus dijelaskan.
5
h. Setiap pinjaman yang diberikan kepada pegawai, direksi,
pemegang saham dan perusahaan afiliasi harus diotorisasi oleh
pejabat perusahaan yang berwenang
2. Untuk memeriksa validity (keabsahan) dan auhenticity (ke ontetikan)
piutang
a. Validity apakah piutang itu sah, masih berlaku (diakui oleh yang
mempunyai utang)
b. Authenticity apakah piutang itu didukung oleh bukti yang
otentik yang ditandatangi pelanggan
3. Untuk memeriksa collectibility dan cukup tidaknya perkiraan allowance
for bad debts
a. Collectibility kemungkinan tertagihnya piutang (dalam neraca)
b. Allowance for bad debts jumlah yang diperkirakan tidak bisa
ditagih, harus dibuatkan penyisihan dalam jumlah yang cukup, jika
sudah pasti tidak bisa ditagih harus dihapuskan
c. Allowance terlalu besar piutang disajikan terlalu kecil
(understated), biaya penyisihan piutang terlalu besar (overstated),
laba rugi understated
d. Allowance terlalu kecil piutang yang disajikan overstated, biaya
penyisihan piutang understated, laba rugi overstated
6
b. Piutang dinyatakan sebesar jumlah kotor tagihan dikurangi
taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih
c. Saldo kredit piutang individual, jika jumlahnya material harus
disajikan dalam kelompok kewajiban
7
5. Kirimkan konfirmasi piutang:
Konfirmasi Piutang adalah surat yang ditandatangani klien, ditunjukkan ke
pelanggannya untuk meminta penegasan (konfirmasi) menegenai saldo
utang pelanggan tersebut pertanggal tertentu (biasanya tanggal neraca).
a) Tentukan dan tuliskan dasar pemilihan pelanggan yang akan dikirim
surat konfirmasi.
b) Tentukan apakah akan digunakan konfirmasi positif atau konfirmasi
negatif.
Pada konfirmasi positif, pelanggan diminta untuk memeberikan
jawaban baik saldonya cocokmaupun tidak cocok. Pada konfirmasi
negative, pelanggan diminta untuk memberikan jawaban hanya jika
saldonya tidak cocok, sehingga jika pelanggan tidak menjawab akan
dianggap bahwa saldonya cocok.
c) Cantumkan nomor konfirmasi baik di schedule piutang maupun di
surat konfirmasi.
d) Jawaban konfirmasi yang berbeda harus diberitahukan kepada klien
untuk dicari perbedaannya.
e) Buat ikhtisar (summary) dari hasil konfirmasi. Tujuannya untuk
mengetahui beberapa banyak konfirmasi yang dijawab dengan saldo
yang sesuai maupun yang berbeda, yang akan mempengaruhi
keyakinan auditor terhadapa kewajaran saldo piutang.
8
8. Periksa dasar penentuan allowance for bad debts dan periksa apakah
jumlah yang disediakan oleh klien sudah cukup, dalam arti tidak terlalu
besar dan terlalu kecil.
9. Test sales cut-of dengan jalan memeriksa sales invoice, credit note dan
lain-lain, lebih kurang 2 (dua) minggu sebelum dan sesudah tanggal
neraca. Periksa apakah barang-barang yang dijual melalui invoice
sebelum tanggal neraca, sudah dikirim per tanggal neraca. Kalau belum
cari tahu alasannya. Periksa apakah ada faktur penjualan dari tahun yang
diperiksa, yang dibatalkan dalam periode berikutnya.
10. Periksa notulen rapat, surat-surat perjanjian, jawaban konfirmasi bank,
dan correspondence file untuk mengetahi apakah ada piutang yang
dijadikan sebagai jaminan.
11. Periksa apakah penyajian piutang di neraca dilakukan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK
12. Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang yang diperiksa.
9
penjualan bersih, ratio kerugian piutang usaha dengan piutang usaha yang
sesungguhnya tidak tertagih.
10
2.9 Contoh Kasus
a. Deskripsi Singkat
Kasus audit BI atas aliran dana YPPI merupakan salah satu kasus
dan anggota DPR terkemuka. Sebagai hasil dari laporan BPK, kasus
aliran dana YPPI kini telah terangkat ke meja hijau.dalam kasus ini tim
penyimpangan tersebut.
Kasus Aliran dana YPPI atau YLPPI adalah murni temuan tim
Selama periode bulan Februari hingga Mei 2005, Tim Audit BPK
11
Pada bulan Maret 2005, Tim Audit BPK di BI menemukan
sebesar Rp 93 miliar.
b. Kronologis
1) Pada bulan Maret 2005, Tim Audit BPK menemukan bahwa terdapat
mengawasi manajemennya.
dengan BI, maka Tim Audit BPK meminta laporan keuangannya agar
12
4) Juni 2005-Oktober 2006: Tim Audit BPK melakukan pendalaman
5) Mei 2005: Tim Audit BPK melaporkan kasus Aliran Dana YPPI
c. Temuan Penyimpangan
lebih besar dari penurunan nilai aset YPPI yang diduga semula sebesar
atau utang.
13
bahwa dana YPPI digunakan untuk pembiayaan kegiatan sosial
kemsyarakatan.
27,7 miliar. Bantuan hukum secara resmi itu disalurkan kepada para
2) Salah satu dari dua RDG yang dilakukan tanggal 22 Juli 2003 adalah
14
3) RDG yang kedua dilakukan pada tanggal 22 Juli 2003 menetapkan
2) Prosedur Analitis
15
Dalam pengujian atas rincian transaksi, auditor melaksanakan
auditor.
16
Memeriksa kecukupan pengungkapan dan akuntansi untuk
17
BAB III
KESIMPULAN
1. Piutang timbul ketika sebuah perusahaan menjual barang atau jasa secara kredit dan
berhak atas penerimaan kas di masa mendatang.
2. Audit atas piutang penting dilakukan karena salah saji piutang usaha memiliki
materiliatas yang besar terhadap salah saji laporan keuangan.
3. Tujuan dari audit piutang yaitu untuk mengetahui apakah pengendalian
intern dilakukan dengan baik, untuk memeriksa validity (keabsahan),
authenticity (keotentikan), collectability (kemungkinan
tertagihnya),dan contingen liability (kewajiban bersyarat) dari piutang.
18
DAFTAR PUSTAKA
19