Audit Bab 6
Audit Bab 6
Audit Bab 6
1
Auditor bertanggung jawab atas kepastian yang layak, tetapi tidak absolut, karena
beberapa hal:
1. Sebagian besar bukti audit diperoleh dari pengujian sampel populasi seperti
piutang usaha dan persediaan.
2. Penyajian akuntansi mengandung estimasi yang kompleks, yang melibatkan
sejumlah ketidakpastian serta dapat dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa di masa
depan.
3. Laporan keuangan yang disusun dengan penuh kecurangan seringkali sangat sulit,
bahkan tidak mungkin, untuk dideteksi oleh auditor, terutama bila ada kolusi di
kalangan manajemen perusahaan.
- Kekeliruan vs Kecurangan
SAS 99 (AU 316) membedakan antara dua jenis salah saji: kekeliruan (error) dan
kecurang (fraud).
Kekeliruan adalah salah saji dalam laporan keuangan yang tidak disengaja.
Kecurangan adalah salah saji yang disengaja.
Kecurangan dibedakan menjadi dua, misapropiasi asset yaitu penyalahgunaan atau
kecurangan karyawan, serta pelaporan keuangan yang curang yaitu kecurangan
manajemen.
Ada perbedaan penting antara pencurian asset dan salah saji yang diakibatkan oleh
pencurian aset ini:
1. Asset dicuri dan pencurian itu ditutupi dengan menyajikan secara salah asset
tersebut.
2. Aset dicuri dan pencurian tersebut ditutupi dengan menyajikan pendapatan terlalu
rendah atau melebihsajikan beban.
3. Asset dicuri, tetapi misaprosiasi tersebut berhasil diungkapkan.
2
- Prosedur Audit Ketika Ketidakpatuhan Teridentifikasi atau Diduga
Auditor harus membahas masalah ini dengan pihak manajemen yang tingkatnya
berada di atas pihak yang diduga terlibat dengan ketidakpatuhan dan bila perlu, pihak
yang bertanggung jawab atas tata kelola.
D. SKEPTISME PROFESIONAL
Standar audit mengharuskan audit dirancang sedemikian rupa agar dapat memberikan
kepastian yang layak untuk mendeteksi baik kekeliruan maupun kecurangan yang material
dalam laporan keuangan. Untuk mencapainya, audit harus direncanakan dan dilaksanakan
dengan sikap skeptisisme professional atas semua aspek penugasan.
3
E. PROFESIONAL JUDGEMENT
Untuk membantu auditor dengan mempertahankan tingkat skeptisisme profesional yang
tepat ketika penilaian profesional dilakukan selama audit, profesi telah melakukan penilaian
profesional yang mengilustrasikan pembuatan keputusan yang efektif dan memandu
pemikiran auditor untuk membantu mereka menyadari kecenderungan penilaian, perangkap,
dan bias mereka sendiri.
4
5. Tinjau dan Lengkapi Dokumentasi dan alasan untuk Kesimpulan
Sebagai auditor mengartikulasikan dalam bentuk tertulis alasan pemikirannya, auditor
dapat menemukan bahwa alasannya tampak salah atau tidak lengkap dan oleh karena
itu tidak persuasif.
5
2. Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo
Contohnya : berkaitan dengan saldo piutang usaha dan tujuan audit khusus yang
berkaitan dengan utang usaha
3. Tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan
Contohnya : berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan untuk piutang wesel
serta wesel bayar
H. ASERSI MANAJEMEN
Asersi manajemen adalah representasi pernyataan yang tersirat atau diekspresikan oleh
manajemen tentang kelas transaksi dan akun serta pengungkapan yang terkait dalam laporan
keuangan. Asersi Manajemen berkaitan langsung dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum (GAAP/PSAK), karena asersi ini merupakan bagian dari kriteria yang
digunakan manajemen untuk mencatat dan mengungkapkan informasi akuntansi dalam
laporan keuangan. Standar auditing internasional dan standar auditing AICPA
mengklasifikasikan asersi kedalam tiga kategori :
1. Asersi tentang kelas transaksi dan peristiwa selama periode yang diaudit
2. Asersi tentang saldo akun pada akhir periode
3. Asersi tentang penyajian dan pengungkapan
6
I. TUJUAN AUDIT YANG BERKAITAN DENGAN TRANSAKSI
Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi mengikuti dan berhubungan erat dengan
asersi manajemen tentang kelas transaksi. Ada perbedaan audit yang berkaitan dengan
transaksi dan tujuan audit khusus yang berkaitan dengan transaksi bagi setiap kelas
transaksi. Setelah auditor menetapkan tujuan audit umum yang berkaitan dengan
transaksi, hal itu dapat digunakan untuk mengembangkan tujuan audit khusus yang
berkaitan dengan transaksi bagi setiap kelas transaksi yang akan diaudit.
Tujuan audit umum yang berkaitan dengan transaksi :
1. Kejadian – transaksi yang dicatat memang ada
2. Kelengkapan – transaksi yang terjadi telah dicatat
3. Keakuratan – transaksi yang dicatat dinyatakan pada jumlah yang benar
4. Posting dan pengikhtisaran – transaksi yang dicatat dimasukkan ke dalam
file induk dan diikhtisarkan dengan benar
5. Klasifikasi – transaksi yang dicatat dalam jurnal klien telah diklasifikasikan
secara tepat
6. Penetapan waktu – transaksi dicatat pada tanggal yang benar
7
Hubungan antara Asersi Manajemen dan Tujuan Audit yang Berkaitan dengan
Saldo