Redesain Bisnis Model Canvas Cafe Angkringan Zafriana, Lusi
Redesain Bisnis Model Canvas Cafe Angkringan Zafriana, Lusi
Redesain Bisnis Model Canvas Cafe Angkringan Zafriana, Lusi
Zafriana, Lusi
Jurusan Teknik Industri,Fakultas Teknik
Universitas Kartini Surabaya
E-mail: lusizaf69@gmail.com
Abstrak
Kuliner sebagai bagian industri kreatif saat ini banyak bermunculan di kota-kota besar.
Bisnis kuliner yang marak berkembang di Surabaya adalah Cafe. Cafe merupakan tempat makan
yang didesain sedemikian rupa demi memberikan kenyamanan bagi pelanggan agar bisa
bercengkerama dengan kerabat.
Cafe Angkringan adalah salah satu cafe yang sudah berdiri lebih dari tiga tahun. Dalam
perkembangannya, Cafe Angkringan mengalami penurunan penjualan, yang diduga akibat
persaingan ketat. Meskipun telah menggabungkan konsep desain tempat yang nyaman dengan
harga terjangkau untuk kawula muda dengan tata letak dan interior yang cukup menarik dan unik,
ternyata dirasa masih belum mampu bersaing dengan baik .
Kata Kunci : Business Model Canvas, SWOT, Redesain Business Model Canvas
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia bisnis kini mulai berkembang dengan cepat di berbagai sektornya.
Industri bidang makanan merupakan salah satu bisnis yang paling diminati dan
memiliki pasar prospektif serta luas. Namun berbisnis di bidang kuliner
membutuhkan beberapa pertimbangan khusus dalam memulainya. Seperti halnya
dalam penyesuaian need dan want dari pelanggan. Kesesuaian target pasar dengan
produk yang ditawarkan. Segmentasi pasar mengenai range usia pelanggan dan
lain sebagainya. Saat ini banyak entepreneur muda yang bermunculan dengan
segudang ide kreatif bisnisnya. Bahkan tak sedikit pula para pebisnis muda itu
berstatus mahasiswa. Bidang bisnis yang digeluti berkecimpung pada bisnis
kuliner dimana remaja dan dewasa yang menjadi target pasarnya. Start up bisnis
kuliner bukanlah sesuatu yang sulit, mengingat begitu banyak peluang investor
yang masuk ajang – ajang perlombaan business plan. Dengan modal kreativitas
dan ide – ide inovatif yang tertuang dalam business plan seseorang bisa
mendapatkan investor dan memulai bisnisnya. Bisnis Kuliner di kota - kota besar
seperti Surabaya menjadi mudah apabila kita menganalisis bisnis dengan benar.
Bisnis kuliner yang marak berkembang di Surabaya adalah Cafe. Cafe merupakan
tempat makan yang didesain sedemikian rupa demi memberikan kenyamanan bagi
customer agar bisa bercengkerama dengan kerabat.
Cafe Angkringan adalah salah satu cafe yang sudah berdiri lebih dari tiga
tahun. Dalam perkembangannya, Cafe Angkringan mengalami penurunan
penjualan, yang diduga akibat persaingan ketat. Meskipun Cafe Angkringan ini
telah menggabungkan konsep desain tempat yang nyaman dengan harga
terjangkau untuk kawula muda dengan tata letak dan interior yang cukup menarik
dan unik, ternyata di rasa masih belum mampu bersaing dengan baik. Oleh karena
itu, pemilik cafe Angkringan mempunyai rencana untuk melakukan Bisnis Model
yang tepat dan realistis agar bisa memperbaiki kekurangan yang ada.
Salah satu metode untuk membuat model bisnis adalah dengan
menggunakan Business Model Canvas yang dapat menjadi pendekatan yang
mudah diimplementasikan oleh organisasi bisnis dalam upaya melakukan
evaluasi dan perubahan atau pembenahan terhadap model bisnis perusahaan
sehingga tercipta model bisnis baru yang lebih tepat dan sesuai untuk
diaplikasikan oleh perusahaan (Osterwalder & Pigneur2010).
Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010), melihat ulang model bisnis
secara keseluruhan sangat penting, tapi melihat setiap komponennya secara detail
juga merupakan cara yang efektif untuk inovasi dan pembaharuan. Sebuah cara
yang efektif untuk melakukan ini adalah dengan menggabungkan kekuatan
(strenghts), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman
(threats) dalam analisis SWOT dengan Business Model Canvas.
Tujuan penelitian ini adalah memformulasikan model bisnis pada Café
Angkringan dengan pendekatan Business Model Canvas agar pembenahan
fundamental dapat diimplementasikan secara tepat dan berkelanjutan.
Customers Segments
Pelanggan (customer) merupakan inti dari suatu bisnis model yang
dapat memberikan keuntungan (profit) bagi perusahaan. Tanpa pelanggan, tidak
ada perusahaan yang dapat bertahan lama. Perusahaan dapat mengelompokkan
pelanggan ke dalam segmen yang berbeda dengan kebutuhan umum, perilaku
umum, atau atribut lainnya. Sebuah model bisnis dapat menentukan besar atau
kecil segmen pelanggan. (Osterwalder & Pigneur, 2010).
Value Propositions
Value Propositions (Proposisi nilai) merupakan berbagai macam produk
dan jasa yang akan menciptakan nilai bagi pelanggan segmen tertentu.
(Osterwalder dan Pigneur, 2010). Value adalah alasan mengapa pelanggan
memilih produk dan jasa dari sebuah perusahaan dibandingkan perusahaan lain
karena perusahaan tersebut dianggap memiliki kelebihan dalam memecahkan
permasalahan dan memenuhi kebutuhan pelanggan.
Channels
Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010), channels adalah media
dari perusahaan untuk berkomunikasi dengan pelanggannya untuk menyampaikan
proposisi nilai.
Customer Relationships
Customer Relationships menjelaskan tentang menjaga hubungan antara
perusahaan dan konsumen. Perusahaan harus menjelaskan jenis hubungan yang
ingin dibangun oleh masing-masing segmen pelanggan. Macam-macam jenis
hubungan mulai dari memberi bantuan personal perorangan kepada tiap
konsumen, memanfaatkan komunitas, atau bahkan berupa “self-service”
(Osterwalder & Pigneur, 2010).
Revenue Streams
Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010), revenuestreams adalah
pendapatan atau pemasukan yang diterima perusahaan dari pelanggannya atas
value proposition yang diberikan oleh perusahaan kepada pelanggan.
Key Resources
Key Resources menjelaskan aset yang paling penting yang dibutuhkan
untuk membuat sebuah model bisnis berjalan dengan baik. Setiap model bisnis
membutuhkan key resources (sumber daya utama). Key resources ini
memungkinkan perusahaan untuk menciptakan dan menawarkan value
proposition (proposisi nilai), menjangkau pasar, menjaga hubungan dengan
pelanggan, dan memperoleh pendapatan (Osterwalder & Pigneur, 2010).
Key Activities
Key Activities menjelaskan hal yang paling penting yang harus dilakukan
oleh perusahaan untuk membuat model bisnisnya bekerja (Osterwalder &
Pigneur, 2010).
Key Partnership
Key partnership menggambarkan jaringan pemasok dan mitra yang
membuat model bisnis berjalan dengan baik. Perusahaan menjalin kemitraan
karena berbagai alasan, dan kemitraan menjadi landasan banyak model bisnis.
Perusahaan menciptakan aliansi untuk mengoptimalkan model bisnis mereka,
mengurangi resiko, atau memperoleh sumber daya (Osterwalder & Pigneur,
2010).
Cost Structure
Struktur Biaya menjelaskan semua biaya yang dikeluarkan
untuk mengoperasikan model bisnis. Cost structure menggambarkan biaya yang
paling penting yang terjadi saat beroperasi di model bisnis tertentu. Menciptakan
dan memberikan nilai, menjaga hubungan pelanggan, dan menghasilkan
pendapatan semua dikenakan biaya (Osterwalder & Pigneur, 2010).
Gambar 4.3
Redesain Bisnis Model Canvas Cafe Angkringan
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan yang dikemukakan pada bab
sebelumnya mengenai model bisnis pada Café Angkringan dengan menggunakan
Business Model Canvas, maka elemen yang akan diperbaiki ini adalah sebagai berikut:
Customer Segments:
4. Menambah atau inovasi menu untuk segala usia.
Value Propositions :
a. Menyediakan menu yang menarik,harga terjangkau dengan nama – nama unik yang
mudah di ingat untuk segala usia dan riwayat kesehatan.
b. Memberi pelayanan tepat waktu sesuai standart Standart Operational Prosedure.
Memperluas area delivery order yang selama ini hanya menjangkau tidak lebih 500 meter
dari area Café serta kemudahan transaksi.
Channels:
Menambah mitra baik sebagai pemasok bahan baku,cabang penjualan maupun dengan
beberapa instansi untuk catering, makan siang /rapat atau event tertentu dengan menu
yang beragam.
Customer Relationships:
1. Komunikasi intens, jujur, ramah dan sopan demi tercapainnya pelayanan prima baik
secara langsung maupun dalam hal iklan, promo, pemberian Gift /Voucher atau
member card untuk pelanggan setia.
Revenue Streams:
2. Menambah sumber pendapatan dari penjualan, konsinyasi, sponsor maupun mitra
kerjasama lain seperti pihak Bank dll.
Key Resources:
3 Memisahkan antara area smoking dan no smoking mengingat segmen segala usia dengan
berbagai riwayat kesehatan
4 Menambah keandalan Sumber Daya Manusianya dalam hal marketing, relathionship dan
pengelolaan keuangan.
Cost Structure:
Mengganti peralatan hemat energy dan bahan baku alternatif yang lebih murah tanpa
mengurangi kualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Anu H,Bask Markku Tinnilä Mervi Rajahonka, 2010. Matching service strategies, business
models and modular business processes, Business Process Management Journal.
Bastian, Coes, 2014, Critically assessing the strengths and limitations of the business model
canvas. Journal of master thesis business administration. Pg.47.
David,Fred R.2011,Strategic Management ( Manajemen Strategi Konsep). Edisi 12.Penerbit
Salemba Empat.Jakarta.
Indrayana, Ida Bagus.2006.Desain Interior Restoran Arma di Ubud Bali.Jakarta : PT. Elex
Media Komputindo.
Jogianto.2005.Sistem Informasi Strategik Untuk Keunggulan Kompetitif. Penerbit Andi
Offset. Yogyakarta
Marsum W.A 2005. Restoran dan Segala Permasalahannya. Yogakarta : Graha Ilmu
Morris, M., Schindehutte, M., Allen, J. 2005. The Entrepreneur‟ s Business Model:
Toward A Unified Perspective. Journal of Business Research.
Sarwono, J, 2006, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif . Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sugiyono, (2016). Metode Penelitian & Pengembangan : Research and development.
Cetakan kedua. Bandung, Indonesia : CV Alfabeta
Suprapto, 2013, Metodologi penelitian ilmu pendidikan dan ilmu-ilmu pengetahuan sosial :
penelitian kuantitatif
Osterwalder, A., Pigneur, Y. and Tucci, C.L. 2005, Clarifying business models: origins,
present, and future of the concept. Communications of AIS.
Osterwalder, A., Pigneur, Y. 2010. Business model generation: a handbook for visionaries,
game changers, and challengers. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Osterwalder, P., Pigneur, Y. 2012, Business Model Generation, Jakarta: Elex Media
Komputindo
Prentice Hall, 2009, Key Management Models, Financial Times an imprint of pearson
Education.
Richard L. Daft. 2010. Era Baru Manajemen. Buku 2 edisi 9. Salemba Empat
Wallin,J., Chrirumalla, K., dan Thompson, A. 2013. Developing PSS Concepts from
Traditional Product Sales Situation: The Use of Business Model Canvas. Springer:
Verlag Berlin Heidelberg