LP Kanker Kulit
LP Kanker Kulit
LP Kanker Kulit
OLEH:
SITI NUR CAHYANINGSIH
131611133054
1
dengan insiden tertinggi dan diharapkan akan terus meningkat dengan semakin
meningkatnya radiasi oleh UV di bumi. Biasanya terjadi pada daerah yang
terekspos matahari meskipun daerah yang tertutup juga meningkat risikonya.
Hidung atau “ daerah T “ pada wajah merupakan tempat predileksi untuk
terjadinya BCC.
BCC tumbuh lambat meskipun pada keadaan “lanjut” dapat menginvasi
jaringan sekitar, seperti kartilago, tulang, dan menyebabkan “ kecacatan “. BCC
jarang metastasis, dikatakan metastasis terjadi kurang dari 0,05 % kasus (Feig et
al., 2006).
2. Anatomi Fisiologi
Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh manusia, membungkus otot-otot dan
organ-organ dalam. Kulit merupakan jalinan jaringan pembuluh darah, saraf dan
kelenjar yang tidak berujung, semuanya memiliki potensi untuk terserang penyakit.
a) Fungsi Kulit
2
b) Struktur kulit
Secara mikroskopis, kulit terdiri dari tiga lapisan: epidermis, dermis dan
lemak subkutan. Epidermis bagian terluar kulit dibagi menjadi dua lapisan
utama yaitu lapisan sel-sel tidak berinti yang bertanduk (stratum Korneum
atau lapisan induk), dan lapisan dalam yaitu stratum malfigi; stratum malfigi
Lapisan basal sebagian besar terdiri dari sel-sel epidermis yang tidak
Kalau sel ini mengalami mitosis, salah satu sel anak akan tetap berada di
lapisan basal untuk kemudian membelah lagi, sedangkan sel yang lain
malfigi dan bergerak ke atas, maka sel-sel ini akan mengalami perubahan
sel-sel yang mati dan bertanduk dari stratum kormeum, suatu proses yang
sel-sel ini menjadi polihedral pada waktu berada dalam stratum spinosum
menjadi semakin pipih dalam lapisan granular dan menjadi lamelar pada
3
stratum korneum. Unsur-unsur sitoplasma juga mengalami perubahan yang
ini menjadi lebih kompleks membentuk suatu jalinan yang meluas sampai
juga belum jelas. Agaknya keratohialin ini jelas berperanan dalam membentuk
unsur-unsur sel lainnya. Akhirnya sel-sel ini akan melalui fase transisi, di
Unsur sel sisanya membentuk suatu kompleks amorf, fibrosa yang dikelilingi
oleh membran impermeabel yang diperkuat yaitu sel-sel induk. Proses migrasi
sel epidermis yang telah terprogram ini memakan waktu sekitar 28 hari.
4
kulit. Melanin melindungi kulit dari pengaruh-pengaruh matahari yang
yang sama dan orang kulit putih mempunyai melanosum yang kecil dan
serabut kolagen, elastin dan retikulin yang tertanam dalam suatu substansi
sekitar pembuluh darah yang kecil terdapat limphosit, histiosit, sel mast dan
leukosit yang melindungi tubuh dari infeksi dan invasi benda-benda asing.
yang jernih, encer dan mengandung banyak urea dan laktat. Kelenjar
5
Kelenjar sebasea merupakan struktur lobular yang terdiri dari sel-sel
folikel rambut, kelenjar sebasea banyak pada wajah, dada, punggung dan
hormon androgenik.
3. Etiologi
Kanker kulit telah menyebabkan banyak potensi, ini meliputi:
a. Penelitian telah menunjukkan bahwa merokok tembakau dan produk-
produk terkait dapat melipatgandakan risiko kanker kulit.
b. Overexposure untuk UV-radiasi dapat menyebabkan kanker kulit baik
melalui kerusakan DNA langsung atau melalui mekanisme DNA
kerusakan tidak langsung.
c. Kronis non-penyembuhan luka, terutama luka bakar.
d. Predisposisi genetik, termasuk “bawaan Melanocytic Nevi Syndrome”.
e. Paparan arsenik.
f. Warisan sindrom yang menyebabkan kanker kulit.
g. Pengobatan dengan imunosupresan jangka panjang juga dapat
meningkatkan resiko Sejumlah studi mengenai imunologi telah dilakukan
pada pasien KSB. Secara umum pasien dengan imunosupresi disertai
limfoma atau leukemia, dan pasien yang mendapat transplantasi organ
memiliki insiden KSS yang sangat tinggi, tapi peningkatan insiden KSB
hanya sedikit.
4. Manifestasi Klinis
Bagian tubuh yang terserang kanker sel basal biasanya wajah, leher dan
kulit kepala. Adapun tanda-tanda penyakit kanker berjenis ini adalah benjolan
yang agak berkilat, kemerahan dengan pinggir meninggi yang berwarna agak
kehitaman, kelainan seperti jaringan parut dan lecet/lika yang tidak sembuh-
sembuh.
5. Klasifikasi
6
Menurut gambaran histopalogis diklasifikasikan menjadi:
a. Nodular BCC : tipe klasik, berbentuk “pink” nodul (pada kulit putih ),
pada kulit bewarna akan terjadi pingmentasi, “pearly” dan kadang
terjadiulserasi.
b. Superficial BCC : banyak dijumpai pada ekstremitas atau daerah yang
terkena eksposur sinar matahari, ber-squama (scaly) sering sulit dibedakan
dengan SCC ataupun Bowen disease
c. Sclerosing or Morphea Form BCC : jarang dijumpai, dan berbentuk nodul
yang induratif dan tidak terbatas jelas, sering didiagnosa sebagai jaringan
“parut”.
d. Pigmented BCC : mungkin merupakan varian dari nodular BCC.
e. Cystic BCC : jaringan sekali dijumpai
f. Fibroepithelioma of Pinkus (PEP) : varian yang jarang dijumpai
6. Patofisiologi
Radiasi sinar ultraviolet adalah penyebab paling umum dari kanker kulit
baik yang melanoma maupun yang non melanoma. Berdasarkan percobaan yang
dilakukan oleh binatang, sinar ultraviolet dengan panjang gelombang yang paling
efektif adalah UVB. Hal ini disebabkan oleh karena kemampuan dari UVB itu
sendiri untuk menembus kedalam lapisan ozon dan juga startum korneum yang
akhirnya akan diabsorbsi oleh DNA. Langkah pertama dari proses karsinogenik
ini adalah penginduksian DNA oleh photon UVB. Photon UVB ini biasanya akan
diabsorbsi pada 5 – 6 ikatan dobel dari pyrimidine, yang akan menyebabkan
terbukanya ikatan tersebut. Sebagai hasilnya akan terbentuk cyclobutane dimmer
atau pyrimidine-pyrimidone photoproduct. Keduanya menyebabkan struktur DNA
yang abnormal.
Pada saat terjadi replikasi DNA, DNA polymerase sering salah
memasukkan cytosine yang telah rusak berseberangan dengan thymine. Mutasi ini
muncul hanya apabila cytosine berada berseberangan dengan thymine atau dengan
cytosine yang lain, yang merefleksikan sisi spesifik dimana photoproduct UV
muncul. Dua gen yang secara normal dapat mencegah terjadinya kanker akan
tetapi menjadi tidak aktif pada kanker kulit adalah PTCH dan P53. PTCH yang
merupakan komponen dari jalur signal seluler, bermutasi pada sekitar 90% dari
BCC. Sedangkan P53 yang mengkode regulator dari siklus sel dan kematian sel
bermutasi bermutasi pada sekitar setengah dari BCC dan lebih dari 90% SCC.
7
Aspek terpenting dari basalioma adalah bahwa kanker kulit ini terdiri dari
sel tumor epithelial berasal dari sel primitive selubung akar rambut sementara
komponen stroma menyerupai lapisan papilaris dermis dan terdiri dari kolagen,
fibroblast dan subtansia dasar yang sebagian besar berupa berbagai jenis glukosa
aminoglikans (GAGs). Kedua komponen ini saling ketergantungan sehingga tidak
bisa berkembang tanpa komponen yang lainnya. Hubungan ketergantungan ini
sifatnya sangat unik, hal inilah yang dapat menjelaskan mengapa basalioma sangat
jarang bermetastase dan mengapa pertumbuhan basalioma pada kultur sel dan
jaringan sangat sulit terjadi. Hal ini dikarenakan bolus metastase yang besar
dengan komponen sel dan stroma didalamnya sulit memasuki system limfatik
ataupun system vascular. Dan inilah yang membedakan antara basalioma dengan
melanoma maligna dan karsinoma sel skuamosa yang keduanya sering
mengadakan metastase.
Dianggap berasal dari sel-sel pluripotensial (sel yang dapat berubah
menjadi sel-sel lain) yang ada pada stratum basalis epidermis atau lapisan
follikuler. Sel ini diproduksi sepanjang hidup kita dan membentuk kelenjar
sebacea dan apokrin. Tumor tumbuh dari epidermis dan muncul dibagian luar
selubung akar rambut, khususnya dan stem sel folikel rambut, tepat dibawah
duktus glandula sebacea.
Sinar ultraviolet menginduksi mutasi pada gen suppressor tumor p53, yang
terletak pada kromosom 17p. Sebai tambahan mutasi gen suppressor tumor pada
lokus 9q22 yang menyebabkan sindrom nevoid basalioma, suatu keadaan
autosomal dominan ditandai dengan timbulnya basalioma secara dini. Mutasi pada
gen supresi tumor p53 ditemukan dalam hampir 50% kasus karsinoma sel basal
secara sporadic. Kebanyakan dari mutasi ini adalah translasi dari C → T dan CC
→ TT pada susunan dipyrimidine, yang merupakaan mutasi khas yang
mengindikasikan bahwa adanya paparan terhadap radiasi ultraviolet B. Akhir-
akhir ini terdapat nucleus β-catenin yang menunjukkkan hubungannya dengan
peningkatan proliferasi sel tumor. Fungsi spesifik dari gen-gen ini masih belum
diketahui.
8
7. WOC
Terapi imuno
etiologi supresi
berpoliferasi
Nodul ulserasi
ulkus
Pertumbuhan
sel abnormal
Ca kulit
ulserasi
Gangguan
citra tubuh
nyeri
8. Stadium
Nyeri kronis Klinis
9
Menurut Stadium Clarke I-V, kriteria berdasarkan ketebalan tumor :
Stadium Clarke Ketahanan 5 tahun ( % ) Ketebalan tumor (mm)
I ( Epidermis ) 100 < 0,76
II ( dermis papiler ) 90-10 0,76 – 1,49
III ( dermis papiler/retikuler ) 80 – 90 1,50 – 2,49
IV ( dermis retikuler ) 60 – 70 2,50 – 3,99
V ( lemak subkutan ) 15 – 30 4,00 – 7,99
> 8,00
9. Pemeriksaan Penunjang
a. Foto polos ( X-ray ) terutama pada lesi BCC yang besar dan luas untuk
melihat adanya inflitrasi sel tumor pada tulang di bawahnya.
b. CT Scan untuk melihat luas destruksi tulang, operabilitas dan perencanaan
pembedahan.
c. Biopsi jaringan
10. Penatalaksanaan
a. Standar bedah eksisi
Ketika margin bedah standar diterapkan (biasanya 4 mm atau lebih),
tingkat kesembuhan tinggi dapat dicapai dengan eksisi standar
dermatoscope A dapat membantu ahli bedah yang berpengalaman dapat
mengidentifikasi tumor tidak bisa dilihat oleh mata telanjang. Semakin
sempit margin bedah ( terlihat kulit dengan tumor yang bebas dibuang )
semakin tinggi tingkat kekambuhan. Kelemahan dengan eksisi bedah
standar adalah tingkat kekambuhan tinggi kanker sel basal dari wajah,
terutama di sekitar kelopak mata, hidung, dan struktur wajah
b. Mohs pembedahan atau Mohs operasi mikrografi
Mohs pembedahan (atau Mohs operasi mikrografi) adalah prosedur
rawat jalan di mana tumor pembedahan dipotong dan kemudian segera
diperiksa di bawah mikroskop. Ini adalah bentuk pengolahan patologi yang
disebut CCPDMA. Hal ini diklaim memiliki tingkat penyembuhan
tertinggi 97% menjadi 99,8% oleh beberapa individu.
c. Kemoterapi
Beberapa kanker dangkal menanggapi terapi lokal dengan 5-
fluorouracil, agen kemoterapi. pengobatan topikal dengan krim Imiquimod
5%, dengan lima aplikasi per minggu selama enam minggu memiliki
10
tingkat dilaporkan 70-90% keberhasilan untuk mengurangi bahkan
menghilangkan karsinoma sel BCC.
d. Imunoterapi
Imunoterapi penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dengan
menggunakan peplus Euphorbia, gulma kebun yang umum, mungkin
efektif. perusahaan Australia Peplin biofarmasi adalah mengembangkan
pengobatan topikal untuk BCC. Imiquimod atau Aldara adalah sebuah
immunotherapy tetapi yang tercantum di sini di bawah kemoterapi
e. Radiasi
Terapi radiasi yang sesuai untuk semua bentuk BCC sebagai dosis
memadai akan memberantas penyakit tersebut. Terapi radiasi dapat
disampaikan baik sebagai sinar radioterapi eksternal atau sebagai
brachytherapy (radioterapi internal). Meskipun radioterapi umumnya
digunakan pada pasien yang lebih tua yang tidak kandidat untuk operasi,
itu juga digunakan dalam kasus-kasus di mana eksisi bedah akan menodai
atau sulit untuk merekonstruksi (terutama pada ujung hidung, dan rims
lubang hidung).
f. Terapi Photodynamic
Terapi Photodynamic adalah modalitas baru untuk pengobatan karsinoma
sel basal, yang dikelola oleh aplikasi photosensitizers ke daerah sasaran.
Ketika molekul ini diaktifkan oleh cahaya, mereka menjadi beracun,
sehingga menghancurkan sel target. Metil aminolevulinate disetujui oleh
Uni Eropa sebagai fotosensitizer sejak tahun 2001. Terapi ini juga
digunakan dalam jenis kanker kulit lainnya.
g. Cryosurgery
Cryosurgery adalah suatu modalitas tua untuk pengobatan kanker kulit
banyak. Ketika akurat digunakan dengan probe temperatur dan instrumen
cryotherapy, dapat menghasilkan angka kesembuhan sangat baik.
Kekurangan termasuk kurangnya kontrol margin, nekrosis jaringan, atas
atau di bawah pengobatan tumor, dan waktu pemulihan yang lama.
11. Electrodessication dan kuret atau EDC
EDC dilakukan dengan menggunakan pisau bulat, atau kuret, untuk
mengikis pergi kanker lembut. Kulit kemudian dibakar dengan arus listrik.
11
Hal ini semakin melembutkan kulit, memungkinkan untuk pisau untuk
memotong lebih dalam dengan lapisan berikutnya kuretase.
12. Pengkajian
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
IDENTITAS
1. Nama Pasien : Tn. S
2. Umur : 55 tahun
3. Suku/ Bangsa : Jawa/Indonesia
4. Agama : Indonesia
5. Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan : Swasta
7. Alamat : Nanga Bulik, Lamandau, Kalimantan Tengah
8. Sumber Biaya : BPJS
KELUHAN UTAMA
1. Keluhan utama: Nyeri
3. Riwayat alergi:
12
Obat ya tidak jenis: -
5. Lain-lain: -
- Jenis :-
- Genogram :
X X X
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
13
: Klien
X : Meninggal
Masalah Keperawatan:
PERILAKU YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
Perilaku sebelum sakit yang mempengaruhi kesehatan: Tidak ada masalah
Alkohol ya tidak
Keterangan: -
Merokok ya tidak
Obat ya tidak
Olahraga ya tidak
Keterangan: -
2. Sistem Pernafasan
a. RR: 16x
b. Keluhan: sesak nyeri waktu nafas orthopnea
Batuk produktif tidak produktif
Sekret: - Konsistensi : -
Warna: - Bau : -
d. PCH: ya tidak
e. Irama nafas teratur tidak teratur
f. Friction rub: -
g. Pola nafas Dispnoe Kusmaul Cheyne Stokes
Biot
h. Suara nafas Vesikuler Bronko vesikuler
Tracheal Bronkhial Masalah Keperawatan:
14
Crackles
j. Penggunaan WSD:
- Jenis :-
- Jumlah cairan : -
- Undulasi :-
- Tekanan :-
k. Tracheostomy: ya tidak
l. Lain-lain:
-
3. Sistem Kardio vaskuler
a. TD: 110/80
b. N: 88x Masalah Keperawatan:
c. HR:16x
Tidak ada masalah
d. Keluhan nyeri dada: ya tidak
P :-
Q :-
R :-
S :-
T :-
e. Irama jantung: reguler ireguler
f. Suara jantung: normal (S1/S2 tunggal) murmur
gallop lain-lain: -
g. Ictus Cordis: -
h. CRT : <3 detik
i. Akral: hangat kering merah basah pucat
panas dingin
j. Sikulasi perifer: normal menurun
k. JVP : -
l. CVP : -
m. CTR : -
n. ECG & Interpretasinya:
-
o. Lain-lain :
-
4. Sistem Persyarafan
a. S : 36,5 Masalah Keperawatan:
b. GCS : 15
Tidak ada masalah
c. Refleks fisiologis patella triceps biceps
d. Refleks patologis babinsky brudzinsky kernig
e. Keluhan pusing ya tidak
15
P :-
Q :-
R :-
S :-
T :-
16
g. Produksi urine : - ml/jam
Warna : -
Bau :-
h. Kandung kemih : Membesar ya tidak
i. Nyeri tekan ya tidak
j. Intake cairan oral : - cc/hari parenteral : - cc/hari
k. Balance cairan:
-
o. Lain-lain:
-
6. Sistem pencernaan
a. TB :- BB :-
b. IMT :- Interpretasi : - Masalah Keperawatan:
c. LOLA : - Tidak ada masalah
7. Sistem penglihatan
a. Pengkajian segmen anterior dan posterior: Masalah Keperawatan:
17
Palpebra
Conjunctiva
Kornea
BMD
Pupil
Iris
Lensa
TIO
8. Sistem pendengaran
a. Pengkajian segmen anterior dan posterior:
Masalah Keperawatan:
MAE
Membran
Tymhani
Rinne
Weber
18
Swabach
b. Tes Audiometri:
-
c. Keluhan nyeri: ya tidak
P :-
Q :-
R :-
S :-
d. Luka operasi: ada tidak
Tanggal operasi :-
Jenis operasi :-
Lokasi :-
Keadaan :-
e. Alat bantu Dengar: -
f. Lain-lain:
-
9. Sistem muskuloskeletal
a. Pergerakan sendi: bebas terbatas
b. Kekuatan otot: 5 5
3 5
19
Drain : ada tidak
- Jumlah :-
- Warna :-
- Kondisi area sekitar insersi :-
n. ROM : aktif
o. POD : -
p. Cardinal Sign : -
q. Lain-lain:
-
10. Sistem integumen
a. Penilaian risiko decubitus:
ASPEK YANG KRITERIA PENILAIAN
NILAI
DINILAI 1 2 3 4
PERSEPSI TERBATAS KETERBATASAN TIDAK ADA
SANGAT TERBATAS 4
SENSORI SEPENUHNYA RINGAN GANGGUAN
TERUS MENERUS
KELEMBABAN SANGAT LEMBAB KADANG2 BASAH JARANG BASAH 4
BASAH
LEBIH SERING
AKTIVITAS BEDFAST CHAIRFAST KADANG2 JALAN 3
JALAN
IMMOBILE KETERBATASAN TIDAK ADA
MOBILISASI SANGAT TERBATAS 3
SEPENUHNYA RINGAN KETERBATASAN
KEMUNGKINAN
NUTRISI SANGAT BURUK ADEKUAT SANGAT BAIK 4
TIDAK ADEKUAT
TIDAK
GESEKAN & POTENSIAL
BERMASALAH MENIMBULKAN 3
PERGESERAN BERMASALAH
MASALAH
NOTE: Pasien dengan nilai total < 16 maka dapat dikatakan bahwa pasien berisiko
mengalami dekubitus (pressure ulcers). TOTAL NILAI 21
(15 or 16 = low risk; 13 or 14 = moderate risk; 12 or less = high risk)
b. Warna: -
c. Pitting edema: +/- grade: -
d. Ekskoriasis: ya tidak Masalah Keperawatan:
e. Psoriasis: ya tidak
f. Pruritus: ya tidak Tidak ada masalah
g. Urtikaria: ya tidak
h. Lain-lain:
-
20
- Jari kaki : Kaki kiri jari kelingking diamputasi
- Infeksi : ya tidak
- Riwayat luka sebelumnya : ya tidak
Jika ya:
- Tahun : 2018
- Jenis Luka : Gangreng
- Lokasi : Kaki kiri bawah
- Riwayat amputasi sebelumnya : ya tidak
Jika ya:
Jika ya:
- Tahun : 2018
- Lokasi : jari kelingking ekstremitas bawah sinistra
f. ABI: -
g. Lain-lain:
-
Masalah
keperawatan:
PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
a. Persepsi klien terhadap penyakitnya: Tidak ada masalah
Menerima
Sangat baik
baik
Tidak ada
Masalah
PERSONAL HYGIENE & KEBIASAAN Keperawatan:
PENGKAJIAN SPIRITUAL
a. Kebiasaan beribadah Masalah
- Sebelum sakit sering kadang- kadang tidak pernah Keperawatan:
- Selama sakit sering kadang- kadang tidak pernah
Tidak ada masalah
b. Bantuan yang diperlukan klien untuk memenuhi kebutuhan beribadah:
-
-GDA: 375
-BUN: 21
-HB: 13,5
-WBC: 14,93
- HbA1C: 10,9
TERAPI
22
DATA TAMBAHAN LAIN :
1. Assesement Sistematik
Kriteria Y Tida Keteranga Kriteria Y
Tida Keteranga
a k n a k n
Lelah √ Sesak nafas √
Gangguan √ Sistem
Batuk Pernafasan√
Tidur Sputum √
Nyeri √ Hemoptosis √
Gangguan √
Mobilisasi
General
Nafsu √ Sakit kepala √
Saluran
makan Cerna Sistem
Pusing Saraf Pusat√
hilang √ Pingsan √
Gangguan Kelemahan √
oral √ Tungkai √
Penurunan √ Penurunan √
BB √ kesadaran √
Disfagia √ Kebingunga √
Mual √ n √
Muntah √ Hilang √
Konstipasi √ memori √
Diare √ Halusinasi √
Hematemes Mimpi
is Melena buruk
Gangguan √ Sedih √
Kemih Saluran kemih Psikologis
Depresi √
Gangguan √ Cemas √
kandung
Kateter
Gatal √ -
Kulit
Kemerahan √ Lainnya
2. Perawatan terintegrasi
WawasanKriteria Pasien Keluarga
Mengetahui Diagnosis Ya/Tidak Ya/Tidak
Mengetahui Prognosis Ya/Tidak Ya/Tidak
Mengetahui tujuan Ya/Tidak Ya/Tidak
perawatan
Kebutuhan
Dukungan akan dukungan
Spiritual Ya/Tidak Ya/Tidak
spiritual pada pasien
Keagamanaan/kebutuhan Ya/Tidak Ya/Tidak
spiritual pada
23
keluarga/lainnya
Kecemasan pasien/kerabat Ya/Tidak Ya/Tidak
terhadap diri sendiri/orang
lain
Dukungan dari tim secara Ya/Tidak Ya/Tidak
keseluruhan
Identifikasi tradisi Ya/Tidak Ya/Tidak
keagamaan
Masalah Psikologis:
24
1 Penyakit Dasar Skor Jumlah
muntah )
e. Memiliki kondisi psikologis dan spiritual yang perlu 1
perhatian 1
f. Sering berkunjung ke unit gawat darurat di rumah 1
sakit
g. Lebih dari satu kali untuk diagnosis yang sama dalam 1
30 hari
h. Memiliki lama perawatan tanpa kemajuan yang 1
bermakna
i. Lama rawat yang panjang di ICU tanpa kemajuan 1
j. Memiliki Prognosis yang jelek 1
TOTAL SKOR 5
Total Skor = 0-2 tidak perlu intervensi paliatif
Total Skor = 3 Observasi
Total Skor = 4 Perlu intervensi paliatif
25
Pengukuran skala Braden
26
Parameter Temuan Sko
r
minum, atau intake memerlukan
puasa atau cairan kurang suplementas 4
minum air dari jumlah i nutrisi
putih, atau optimum
mendapat
infus lebih
dari hari
Gesekan 1. Tidak 2. Membutuhk 3. Membutuhkan
mampu an bantuan bantuan minimal
mengangkat maksimal mengangkat
badannya mengangkat tubuhnya
sendiri, atau tubuhnya 3
spastik,
kontraktur
atau gelisah
TOTAL SKOR 21
Analisa Skor skala Braden yang didapat dengan kriteria:
27
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
ANALISIS DATA
DO: Ulkus
-Skala nyeri 4
-Luas gangreng:
perhelangan kaki kiri
sampai jari Luka terbuka
-Kedalaman: 3 cm
Nyeri
28
mobilisasi
-Skala nyeri 4
Hambatan mobilitas
fisik
29
30
RENCANA INTERVENSI
Senin, 06 Mei 1 10.15 - Mengajarkan teknik relaksasi untuk 10.15 S: Nyeri di luka gangreng hilang timbul
2019 mengurangi nyeri
- Meminta klien untuk O: Skala nyeri 4
mengkomunikasikan kebutuhan A: Masalah teratasi
kepada keluarga
- Mengedukasi keluarga untuk P: meminta klien dan keluarga untuk
mengendalikan lingkungan sebagai melanjurkan intervensi di rumah dan
sumber penyebab nyeri ketika nyeri sedang timbul atau
- Mengedukasi klien dan keluargaa dirasakan
untuk istirahat dan tidur secara
adekuat
Senin, 06 Mei 2 10.15 - Meminta keluarga untuk selalu 10.15 S: Klien memiliki keterbatasan dalam
2019 memonitor penggunaan alat bantu mobilisasi
pada klien
- Edukasi kepada klien untuk O: Skala nyeri 4, klien memakai kursi
melakukan aktivitas secara mandiri roda
sampai batas kemampuan
A: Masalah teratasi
- Mengedukasi klien dan keluarga
untuk rutin mengganti balutan luka P: meminta klien dan keluarga untuk
kepada tenaga medis menerapkan intervensi di rumah
DAFTAR PUSTAKA
Buku Program dan Abstrak KONAS XIV PERDOKSI. (2014). PERDOKSI Cabang
Bandung