PROPOSAL ALI Okey
PROPOSAL ALI Okey
PROPOSAL ALI Okey
PROPOSAL
ALI AMRI
NIM: 19312022
PROPOSAL
ALI AMRI
NIM: 19312022
Mengetahui
Ketua Program Studi S1 Keperawatan
STIKes Payung Negeri Pekanbaru
ALI AMRI
NIM: 19312022
Mengesahkan ,
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Payung Negeri Pekanbaru
Ketua,
NIM : 19312022
Program Studi : S1 Keperawatan STIKes Payung Negeri Pekanbaru
ALI AMRI
NIM: 19312022
KATA PENGANTAR
ALI AMRI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................5
C. Tujuan Penelitian................................................................................................5
D. Manfaat Penelitian.............................................................................................6
A. TINJAUAN TEORITIS...................................................................................7
a. Pengertian Covid19......................................................................................7
b. Pencegahan Covid19...................................................................................8
2. Konsep Lansia..................................................................................................9
a. Pengertian Lansia........................................................................................9
c. Tipe Lansia..................................................................................................11
a. Pengertian Pengetahuan...............................................................................15
b. Tingkat Pengetahuan...................................................................................15
c. Sumber Pengetahuan...................................................................................17
a. Pengertian Sikap..........................................................................................20
b. Tingkatan Sikap...........................................................................................21
c. Komponen Sikap.........................................................................................22
B. Penelitian Terkait.............................................................................................22
C. Kerangka Konsep.............................................................................................23
D. Hipotesis............................................................................................................24
D. Instrumen penelitian...........................................................................................29
E. Defenisi Operasional..........................................................................................29
G. Etika Penelitian..................................................................................................33
H. Analisa Data.......................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................36
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
A. Latar Belakang
Seiring perkembangan zaman resiko penularan penyakit makin masif
tejadi, maraknya penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus maupun
bakteri membuat panik sebagian besar orang. Salah satu contoh kasus
mematikan, yaitu penyakit COVID-19 yang disebabkan oleh virus SARS-
CoV-2 atau sering disebut virus Corona. Menurut data WHO (2020) secara
global, per tanggal 18 April 2020 telah terkonfirmasi sejumlah 2.160.207
juta jiwa menderita penyakit ini dengan jumlah kematian sebanyak
146.088 ribu jiwa. Virus Corona yang awalnya diyakini berasal dari Kota
Wuhan, China sejak akhir tahun 2019 ini telah menyebar hampir
keseluruh penjuru dunia. Saat ini data WHO per 18 April 2020, Amerika
Serikat menjadi negara peringkat 1 dunia yang penduduknya paling
banyak terjangkiti virus Corona, dengan total penduduk yang
terkonfirmasi sebanyak 665.330 ribu jiwa dan jumlah kematian sebanyak
30.384 ribu jiwa. Sementara itu, peringkat ke 2 di tempati oleh Spanyol
sebanyak 188.068 ribu jiwa dan jumlah kematian sebanyak 19478 ribu
jiwa (Listiani 2015). SARS-COV-2 penyebab penyakit COVID-19 yang
hanya berukuran sekitar 120 nanometer, diyakini sangat cepat menyerang
dan menginfeksi tubuh manusia. Menurut (Listiani 2015) berdasarkan
bukti ilmiah yang telah ditemukan, Virus Corona dapat menular dari
manusia ke manusia melalui percikan batuk/bersin (droplet), tidak melalui
udara. Orang yang paling berisiko tertular penyakit ini adalah orang yang
kontak erat dengan pasien COVID-19.
Di Asia sendiri China yang merupakan negara asal penyebaran
corona, menurut data badan kesehatan dunia hingga saat ini masih
memiliki kasus tertinggi dibanding negara Asia lainnya. Adapun jumlah
kasus terkonfirmasi di China per 18 April 2020, sebanyak 84.180 ribu
1
jiwa dan jumlah kematian menyentuh angka 4.642 ribu jiwa. Disusul oleh
India diperingkat selanjutnya dengan kejadian sebesar 14.378 ribu jiwa
2
2
Provinsi Riau pada tahun 2015 sebanyak 1.128.827 Jiwa sedangkan pada
tahun 2016 jumlah lansia sebanyak 1.081.428 (Badan Pusat Statistik
2018). Jumlah lansia ini terbagi berdasarkan kelompok umur yaitu : usia
pertengahan (Middle Age) dengan rentang 45 sampai 59 Tahun sebanyak
792.517 Jiwa, Lansia (Elderly) dengan rentang usia 60 sampai 74 tahun
sebanyak 257.717 Jiwa, dan lansia tua (Old) dengan rentang usia 75
sampai 90 tahun sebanyak 46.886 Jiwa. Berdasarkan data dari dinas
kesehatan kota Pekanbaru 2018, pada tahun 2018 jumlah lansia yang
berusia lebih dari 60 tahun sebanyak 56.430 penduduk lansia. Menurut
data (Listiani 2015), kasus pasien yang menderita infeksi virus corona per
18 April 2020 di Indonesia berjumlah 5.923 ribu jiwa dengan angka
kematian sebanyak 520 jiwa. Penularan Covid-19 dapat dicegah dengan
pengetahuan dan sikap yang baik terahadap masyarakat salah satunya
adalah Lansia. Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil
tahu seseorang terhadap suatu objek melalui indra yang dimilikinya
sehingga menghasilkan pengetahuan. Penginderaan terjadi melalui
pancaindera manusia yakni, indera pendengaran, penglihatan, penciuman,
perasaan dan perabaan. Sebagian pengetahuan manusia didapat melalui
mata dan telinga (Listiani 2015). Setiap orang memiliki pengetahuan, dan
setiap orang memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda-beda. Menurut
(Listiani 2015), ia menyebutkan secara garis besar tingkat pengetahuan
seseorang diantaranya, yaitu : Tahu (Know), Memahami (Comprehensif),
Aplikasi (Aplication), Analisis (Analysis), Sintesis (Synthesis), dan
Evaluasi (Evaluation). Banyak cara untuk memperoleh pengetahuan, salah
satunya melalui kegiatan belajar. Belajar merupakan suatu kegiatan yang
mencerdaskan. Melalui proses belajar dapat membuat seseorang
memperoleh pengetahuan baru dan membuka wawasan berfikirnya
(Listiani 2015). Dampaknya, bagi orang yang berwawasan yaitu,
perubahan perilaku, hal ini berarti semakin baik pengetahuan seseorang
maka prilakunya pun semakin baik (Listiani 2015).
4
B. Rumusan Masalah
Seiring perkembangan zaman resiko penularan penyakit makin masif
tejadi, maraknya penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus maupun
bakteri membuat panik sebagian besar orang. Salah satu contoh kasus
mematikan, yaitu penyakit COVID-19 yang disebabkan oleh virus SARS-
CoV-2 atau sering disebut virus Corona. Lansia merupakan suatu
kelompok penduduk yang cukup rentan dan terdampak dalam masalah
kesehatan dan psikologis di era pandemi COVID 19 (new normal).
Penularan Covid-19 dapat dicegah dengan pengetahuan dan sikap yang
baik terahadap masyarakat salah satunya adalah Lansia. Berdasarkan hasil
wawancara yang dilakukan pada tanggal 24 Desember 2020 di Puskesmas
Sedinginan Kecamatan Tanah Putih terhadap 10 orang Lansia 60 - 70
tahun, Tingkat pengetahuan Lansia didapatkan hasil yaitu 6 orang Lansia
mengatakan tidak mengetahui dan memahami upaya yang dilakukan
untuk mencegah penularan virus covid19. Berdasarkan sikap lansia, dari
4 orang lansia mengatakan mengetahui upaya pencegahan dari virus
covid19 namun masih belum melakukannya, seperti tidak memakai
masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan saat berpergian.
Melihat pemaparan diatas penulis merasa tertarik untuk meneliti ”
Apakah ada hubungan pengetahuan dengan sikap lansia tentang
pencegahan covid19 di wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap
Sedinginan Kecamatan Tanah Putih ? ”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk Mengetahui Hubungan pengetahuan dengan sikap lansia
tentang pencegahan covid19 di Kelurahan Cempeda Rahuk wilayah
Kerja Puskesmas Rawat Inap Sedinginan Kecamatan Tanah Putih.
6
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan covid19 di Kelurahan
Cempeda Rahuk wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap
Sedinginan Kecamatan Tanah Putih
b. Untuk mengetahui sikap lansia tentang pencegahan covid19 di
Kelurahan Cempeda Rahuk wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap
Sedinginan Kecamatan Tanah Putih.
c. Untuk mengetahui Hubungan pengetahuan dengan sikap lansia
tentang pencegahan covid19 di Kelurahan Cempeda Rahuk
wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Sedinginan Kecamatan
Tanah Putih
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan penilitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam
penelitian yang akan datang serta dapat menambah wawasan dalam
bidang ilmu keperawatan.
A. Tinjauan Teoritis
1. Konsep Corona Virus
a.Pengertian covid19
Infeksi COVID-19 yang disebabkan virus corona baru merupakan suatu
pandemik baru dengan penyebaran antar manusia yang sangat cepat.
Derajat penyakit dapat bervariasi dari infeksi saluran napas atas hingga
ARDS. Diagnosis ditegakkan dengan RT-PCR, hingga saat ini belum ada
terapi antivirus khusus dan belum ditemukan vaksin untuk COVID-19.
Diperlukan pengembangan mengenai berbagai hal termasuk pencegahan
di seluruh dunia. Berdasarkan Panduan Surveilans Global WHO untuk
novel Corona-virus 2019 (COVID-19) per 20 Maret 2020, definisi
infeksi COVID-19 ini diklasifikasikan sebagai berikut (World Health
Organization, 2020)
7
8
(old) ialah 75-90 tahun dan usia sangat tua(very old) ialah diatas 90
tahun.
c. Tipe- tipe lansia
1) Tipe arif bijaksana.
Kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan
perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah
hati, sederhana, dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi
panutan.
2) Tipe mandiri.
Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam
mencari pekerjaan, bergaul dengan teman, dan memenuhi
undangan.
3) Tipe tidak puas.
Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi
pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani,
pengkritik,dan banyak menuntut.
4) Tipe pasrah.
Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama,
dan melakukan pekerjaan apa saja.
5) Tipe bingung.
Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder,
menyesal, pasif, dan acuh tak acuh.
d. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia
perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia meliputi perubahan
fisik, sosial dan psikologis. Menurut (Maryam, 2010) perubahan-
perubahan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
11
1.Perubahan fisik
Perubahan fisik diakibatkan oleh proses penuaan yang telah
deprogram secara genetik. Penuaan ekstrinsik terjadi akibat pengaruh
dari luar sepertin penyakit, polusi udara dan sinar matahari merupakan
penuaan abnormal yang dapat dihilangkan atau dikurangi dengan
intervensi perawatan kesehatan yang efektif.
a) Sistem kardiovaskuler
Katup jantung menebal dan kaku, kemampuan memompa darah
menurun, elastisitas pembuluh darah menurun, meningkatnya
resistensi pembuluh darah perifer sehingga tekanan darah
meningkat.
b) Sistem respirasi
Kekuatan otot-otot pernafasan menurun dan kaku, elastisitas
paru menurun, kapasitas residu meningkat sehingga menarik
nafas lebih berat.
c) Sistem persarafan
Saraf panca indra mengecil sehingga fungsinya menurun serta
lambat merespon dan waktu bereaksi, khususnya yang
berhubungan dengan stress.
d) Sistem Muskuloskletal
Cairan tulang menurun sehingga mudah rapuh (osteoporosis),
bungkuk (kifosis), persendian membesar dan menjadi kaku,
kram gangguan keseimbangan sehingga beresiko jatuh.
e) Sistem Gastrointestinal
Esophagus, asam lambung menurun, lapar menurun dan
peristaltik menurun sehingga daya absorbs juga menurun.
f) Sistem genitoruia
12
b. Tingkatan sikap
Menurut Notoadmodjo, (2012), sikap mempunyai tingkatan berdasarkan
intensitasnya, sebagai berikut :
1) Menerima (receiving)
Menerima merupakan seseorang atau subjek yang mau menerima dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). Misalnya, sikap
seorang ibu yang sedang melakukan pemeriksaan kehamilan (ante natal
20
c. Komponen sikap
Menurut Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2010), sikap terdiri dari 3
komponen pokok, yaitu :
1) Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek Artinya
bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap
suatu objek.
2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek Artinya
bagaimana penilaian orang tersebut terhadap suatu objek.
3) Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave) Artinya sikap
merupakan suatu komponen yang mendahului tindakan atau perilaku
terbuka.
B. Penelitian Terkait
Skema 2.1
Kerangka konsep
Hubungan pengetahuan dengan sikap lansia
tentang pencegahan covid19
Variabel independent/bebas variabel dependent/terikat
Tingkat pengetahuan
Sikap
- Tinggi - Positif
- Rendah
Negative
D. Hipotesis
Ho: Tidak ada Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Sikap Lansia tentang
pencegahan covid19
24
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
Tahun 2020/2021
Uraian De Ja Fe M A Me J
No
Kegiatan s n b ar pr u
n
Persiapan
1 (Pengajuan Judul
Skripsi)
Pembuatan
2
Proposal
3 Seminar Proposal
Pelaksanaan,
4 Pengumpulan dan
Pengolahan Data
Penyusunan
5
Laporan skripsi
Presentasi/Semina
6 r
hasil skripsi
Keterangan :
n = Besar sampel
z2 / 2¿ ¿
¿
1,96.0,5(0,5).65
n=
0,05² (65-1)+1,96.05 (1-0,5)
n= 1,96.0,5(0,5).65
0,05² (65-1)+1,96.05 (1-0,5)
1,96.0,25.65
n=
0,0025 (64) + 0,98.05
0,49.65
n=
0,16 + 0,49
31,85
n=
0,65
n= 48,9 (49)
NN
26
berdasarkan acak atau tidak didasarkan atas kemungkinan yang dapat
diperhitungkan, tetapi berdasakan segi kepraktisan secara purposive
sampling yaitu pengambilan sampel yang digunakan berdasarkan atas
suatu pertimbangan tertentu seperti sifat-sifat, populasi ataupun ciri-
ciri yang sudah diketahui sebelumnya (Notoadmodjo, 2012).
4. Kriteria Inklusi dan Ekslusi
Agar karakteristik sampel tidak menyimpang dari populasinya,
maka sebelum dilakukan pengambilan sampel perlu ditentukan kriteria
inklusi, maupun kriteria ekslusi. Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-
ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil
sebagai sampel, sedangkan kriteria ekslusi adalah ciri-ciri anggota
populasi yang tidak dapat diambil sebagai sampel (Notoadmodjo, 2012).
a. Kriteria Inklusi
1) Lansia yang bersedia menjadi responden penelitian
2) Mampu menjawab pertanyaan dengan baik
3) Lansia yang berumur lebih dari 60 tahun .
4) Mampu mengingat dan mengikuti arahan dengan baik
b. Kriteria Ekslusi
1) Semua Responden yang mengundurkan diri
D. Instrumen Penelitian
Menurut (Darma K.K, 2015) instrumen dalam penelitian merupakan
alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya
mengumpulkan data. Untuk variabel tingkat pengetahuan lansia dan
pengumpulan data menggunakan kuesioner.
1. Pengetahuan
Penelitian menggunakan alat ukur berupa kuisioner untuk
mengukur variabel independen pengetahuan dan dependen upaya
(prilaku) pencegahan, kuisioner ini dibuat sendiri oleh peneliti
berdasarkan 6 poin tersebut yaitu tahu (know), memahami
(comprehention), aplikasi (application), sintesis (synthesis) dan evaluasi
27
(evaluation), ketika seseorang dapat dikatakan dapat memahami dan
mengetahui 6 poin tersebut. Dan dalam penelitian ini terdapat dua
kategori jawaban dari skala gutman yaitu untuk pilihan jawaban yaitu
ya = 1 dan tidak = 0. Dikatakan rendah apabila memperoleh hasil 0%-
75%, dan dikatakan tinggi apabila memperoleh hasil 75%-100. Untuk
mengetahui pengetahuan tentang mahasiswa pernyataan terdiri dari 10
soal, pernyataan bersifat favorable (positif) dan bersifat unfavorable
(negatif).
2. Sikap
Pengukuran sikap tidak dapat dilakukan secara langsung,
melainkan melalui beberapa cara perbuatan nyata atau yang
mencerminkan sikap pendapat, persepsi seseorang tentang gejala atau
masalah yang ada dimasyarakat. Skor jawaban tentang sikap (Hidayat,
2011). Pernyataan untuk variabel sikap pencegahan covid19 terdiri dari
10 pernyataan yang bersifat favorable (positif) dan unfavorable
(negatif). Pernyataan positif jika selalu (SL)= 4, sering (SR)= 3, jarang
(J)= 2, tidak pernah (TP)= 1, dan pernyataan negative jika selalu (SL)=
1, sering (SR)= 2, jarang (J)= 3, tidak pernah (TP)= 4. Validitas adalah
ketepatan atau kecermatan suatu instrument dalam mengukur ketepatan
suatu item dalam kuisioner atau skala, apakah item– item pada
kuisioner tersebut sudah tepat dalam mengukur apa yang ingin diukur.
Suatu pertanyaan dan pernyataan dikatakan valid jika r hitung > r tabel
dan tidak valid jika r hitung < r tabel (Priyatno,2010). Reliabelitas
adalah suatu uji yang digunakan untuk mengetahui konsistensi alat
ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap
konsisten jika pengukuran tersebut diulang.Suatu instrument dikatakan
reliable jika r alpha > r tabel dan tidak reliable jika r alpha < r tabel.
Instrument penelitian tentang pengetahuan tentang covid-19
dengan perilaku preventif pada mahasiswa S1 Keperawatan di STIKes
Payung Negeri Pekanbaru sebelum digunakan untuk penelitian telah
dilakukan uji validitas terlebih dahulu.. Hasil uji validitas dan
28
reliabilitas, dari 10 pertanyaan dengan jumlah responden 15 tentang
pengetahuan semua pertanyaan valid dengan hasil r hasil > r tabel, r
tabel dari uji validitas ini yaitu df = n-2 (15-2=13) maka r tabelnya
adalah 0,514. Dari hasil uji tersebut, nilai r Alpha (0,937) lebih besar
dibandingkan dengan nilai r tabel, maka 10 pertanyaan tersebut reliable.
Hasil uji kuesioner untuk mengetahui validitas dan reliabilitas, dari 10
pertanyaan dengan jumlah responden 15 tentang sikap mahasiswa
semua pertanyaan valid dengan hasil r hasil > r tabel, r tabel dari uji
validitas ini yaitu df = n-2 (15-2=13) maka r tabelnya adalah 0,514.
Dari hasil uji tersebut, nilai r Alpha (0,926) lebih besar dibandingkan
dengan nilai r tabel, maka 10 pertanyaan tersebut reliable.
Tabel 3.2
Pertayaan Favorable Dan Unfavorable
N Jumlah
Varibel Favorable Unfavorable
o soal
1. Pengetahuan 1, 3, 5, 6, 7, 8, 2, 4, 9,10 10
tentang covid19
pada lansia
2. Sikap pencegahan 12,13, 15, 16, 17, 11,14, 19 10
covid19 pada lansia 18, 20
E. Definisi Operasional
Definisi operasional menurut (Notoadmodjo, 2012) dibuat untuk
memudahkan pengumpulan data dan menghindarkan perbedaan
interpretasi serta membatasi ruang lingkup variabel. Variabel yang
dimasukkan dalam definisi operasional adalah variabel kunci atau penting
yang dapat diukur serta operasional dan dapat dipertanggung jawabkan.
Dengan definisi operasional, maka dapat ditentukan cara yang dipakai
untuk mengukur variabel, tidak terdapat arti dan istilah-istilah ganda
apabila tidak dibatasi akan menimbulkan tafsiran yang berbeda. Definisi
operasional hendaknya memuat batasan tentang Variabel bebas dan
variable terikat.
29
Tabel 3.3
Definisi Operasional
30
c. Setelah penelitian disetujui, peneliti akan mempersiapkan informed
consent, dan instrument penelitian.
2. Tahap pelaksanaan
a. Tahap pelaksanaan ini dimulai setelah penulis menyelesaikan
urusan administrasi dan melakukan ujian proposal. Dalam
pengumpulan data, penulis akan berhadapan secara langsung
dengan responden.
b. Selanjutnya peneliti mendatangi lokasi penelitian yaitu Puskesmas
Rawat Inap Sedinginan Kecamatan Tanah Putih. Setelah sampai
dilokasi penelitian kemudian penulis akan melakukan pengecekan
kriteria inklusi pada calon responden.
c. Penulis kemudian menjelaskan tujuan penelitian serta dampak
yang diperoleh responden. Responden yang bersedia dalam
penelitian menandatangani surat persetujuan tindakan (informed
consent) sebagai bentuk kesediaan berpartisipasi dalam kegiatan
penelitian.
d. Selanjutnya penulis memberikan instrumen penelitian dan
mendampingi dalam proses pengisian instrument tersebut.
3. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan suatu proses untuk mengubah
data yang diperoleh secara langsung (data mentah), yang belum
memberikan informasi dan belum siap untuk disajikan menjadi
sebuah ringkasan sehingga menghasilkan informasi yang diperlukan
(Setiadi, 2013)
a. Editing
Editing kegiatan untuk melakukan pengecekan isian lembar
observasi. Jika isian belum lengkap responden diminta untuk
melengkapi lembar observasi seperti inisial, data umur, jenis
kelamin, dan riwayat jatuh.
b. Coding
31
Coding merupakan kegiatan mengubah data berbentuk
huruf menjadi data berbentuk angka untuk memudahkan analisis
dan mempercepat kegiatan memasukkan data (Hastono, 2007).
Peneliti memberikan kode pada lembar observasi tingkat kecemasa
Ya (1) dan tidak Tidak (0). pada pertanyaan favourable dan Ya (0)
dan Tidak (1) pada pertanyaan unfavourable, sedangkan pada
lembar observasi pengbaian pada lansia positif (1) dan negatif (0).
e. Processing
Setelah semua lembar observasi terisi penuh dan benar,
serta sudah melewati pengkodean, maka langkah selanjutnya
adalah memproses data agar data yang sudah dientry dapat dianali
G. Etika Penelitian
Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang
sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan
berhubungan langsung dengan manusia, maka etika penelitian harus di
perhatikan.
Masalah etika penelitian yang harus diperhatikan menurut
(Hidayat, 2010) adalah sebagai berikut :
1. Lembar Persetujuan menjadi lembar responden (Informed Consent)
Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dengan responden penelitian dan memberikan lembar persetujuan.
Informed Consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan
32
memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden, agar subjek
mengerti maksud dan tujuan penelitian serta mengetahui dampaknya.
2. Tanpa Nama (Anomity)
Masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek
penelitian dengan tidak memberikan atau mencantum nama responden
pada lembar alat ukur atau hanya menuliskan kode pada lembar
pengumpulan data atau hasil penelitian yang disajikan
3. Tidak membahayakan (Non Maleficence)
Non Maleficence adalah prinsip dimana peneliti tidak akan melakukan
tindakan yang menyebabkan bahaya pada responden baik yang
bersifat resiko maupun aktual
4. Kerahasiaan (Confidentiality)
Masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil
penelitian baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua
informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh
peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada
hasil riset.
H. Analisis Data
Analisa data berguna untuk menyederhanakan sehingga mudah di
tafsirkan (Notoadmodjo, 2012). Untuk analisa data di gunakan. Analisa
data univariat dan bivariate adalah sebagai berikut :
1. Analisis Univariat
analisis univariat digunakan untuk mendapatkan gambaran masing
masing variabel melalui distribusi frekwensi yaitu gambaran data
demografi (umur, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan, gambaran
status sosial ekonomi keluarga, dan gambaran pengabaian lansia di
keluarga)
2. Analisis Bivariat
Analisa data bivariate untuk mengetahui hubungan antara variabel
independen (tpengetahuan lansia) dengan variabel dependen (Sikap
Pencegahan Covid19 pada lansia) . Analisa yang di lakukan adalah
33
analisa hubungan antara variabel kategorik dengan variabel kategorik,
maka ujistatistik yang di gunakan adalah uji Chi Square , dengan batas
derajat kesalahan ( a=0, 05) , di katakana bermakna jika p value <a ( 0,
05) , uji yang di gunakan uji Chi Square bila memenuhi syarat. Bila
tidak memenuhi syarat Chi Square gunakan uji alternative nya yaitu
Kolmogorov smornov, karena tidak memenuhi syarat Chi Square,
apabila hasil di dapat kan p value <a ( 0, 05) , maka dapat di katakan
bahwa ada hubungan yang bermakna antara variabel independen
dengan variabel dependen ( Ho ditolak) yang artinya ada hubungan
antara gaya hidup dan riwayat control dengan peningkatan tekanan
darah. Seluruh perhitungan akan di olah dengan menggunakan software
computer.
Table 3.4
Distribusi responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan Dengan
Sikap Lansia dalam Pencegahan Covid19 Di Puskesmas
Rawat Inap Sedinginan Kecamatan Tanah Putih
Sikap Lansia
Rendah c d c+d
Keterangan :
a. Tingkat Pengetahuan Tinggi, dengan, Sikap Lansia Negatif
b. Tingkat Pengetahuan Tinggi, dengan, Sikap Lansia Positif
c. Tingkat Pengetahuan Rendah dengan, Sikap Lansia Negatif
d. Tingkat Pengetahuan Rendah dengan, Sikap Lansia Positif
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Analisa Univariat
Analisa univariat dalam penelitian ini memaparkan distribusi frekuensi
dan persentase tentang data karakteristik usia,jenis kelamin, pendidikan dan
umur responden dari data gambaran pengetahuan lansia Dengan Kesiapan
Lansia Dalam tentang pencegahan covid19 di Kelurahan Cempeda Rahuk
wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Sedinginan Kecamatan Tanah Putih,
adapun hasil univariat pada penelitian ini dapat dilihat pada uraian berikut:
35
1. Gambaran karakteristik responden
Tabel 4.1
Distribusi Frekwensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia,
Jenis Kelamin, Pendidikan Di Puskesmas Rawat
Inap Sedinginan Kecamatan Tanah Putih
No Karakteristik Freku Persent
Responden ensi(n ase %
)
Usia
60-74 (Elderly) 48 98%
>74 (Old) 1 2%
Total 49 100
Jenis kelamin
Laki-laki 14 28,6%
Perempuan 35 71,5%
Total 49 100
Pendidikan
SD 15 30,6%
SMP 17 34,7%
SMA 13 26,5%
D3 2 4,1%
S1 2 4,1%
Total 49 100
(Sumber : Analisis Data Primer 2021)
36
2 Rendah 16 32,7%
Total 75 100
Berdasarkan hasil analisa dari variabel tingkat pengetahuan lansia
tentang pencegahan covid19 menunjukan bahwa responden sebagian besar
memiliki tingkat pengetahuan, tinggi yaitu sebanyak 33 orang (67,3%).
3. Gambaran sikap lansia dalam pencegahan covid19
Tabel 4.3
Distribusi frekuensi responden berdasarkan gambaran
tingkat kesiapan wanita di Puskesmas Rawat
Inap Sedinginan Kecamatan Tanah Putih
Total 35 100
(sumber : Analisa Data Primer 2021)
37
B. Analisa Bivariat
Tabel 4.4
Distribusi data hubungan tingkat pengetahuan dengan Sikap lansia dalam
pencegahan covid 19 di Kelurahan Cempeda Rahuk wilayah Kerja
Puskesmas Rawat Inap Sedinginan Kecamatan Tanah Putih
Pengetahuan N % N % N %
Lansia
Rendah 13 81,3% 3 18,8% 16 100% 0,000
38
BAB V
PEMBAHASAN
A. Pembahasan Penelitian
Hasil penelitian yang telah dilakukan akan dibahas dari analisa data
univariat dan bivariate yang dihubungkan dengan teori, konsep, penelitian
terkait. Analisa data univariat dan bivariat digunakan untuk memberikan
gambaran karakteristik responden yaitu usia, jenis kelamin, responden dan
juga diperoleh gambaran mengenai pengetahuan lansia dan sikap lansia.
Analisa univariat digunakan untuk melihat hubungan tingkat pengetahuan
dengan sikap lansia dalam penecegahan covid19.
1. Analisa Univariat
a. Karakteristik responden
1) Usia
Hasil penelitaian menumukan bahwa usia pelaku rawat terbanyak
berada pada tahap usia elderly (60-74 tahun) yaitu sebanyak 48 orang
(98%). Sebuah survey yang dilakukan oleh WHO sebanyak 4000 terkait
Covid-19 menunjukkan masih ada lansia (25%) yang tidak tahu sama
sekali tentang Covid-19. Ada yang tahu gejala virus ini tetapi belum
tahu cara pencegahan. Terjadinya peningkatan pengetahuan setelah
difasilitasi dengan informasi kepada lansia akan tetapi sebagian besar
masih belum melakukan physical distancing (Habibi, 2020) Beberapa
tulisan yang menyatakan bahwa di usia lanjut rentan terhadap infeksi
Covid-19 yang berarti dengan usia yang rentan harus meningkatkan
kesiapsiagaan terhadap virus ini (UNFPA, 2020). Peneliti berasumsi
elderly merupakan usia rentan yang membutuhkan perhatian khusu dan
peningkatan informasi-informasi pencegahan covid19.
2) Jenis kelamin
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitan diketahui
responden didapatkan jenis kelamin mayoritas responden yaitu
39
perempuan sebanyak 35 orang (71,5%). Penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Rahel (2020) dengan judul kesiapsiagaan
remaja dalam menghadapi wabah Covid-19 didapatkan bahwa
kesiapsiagaan jenis kelamin perempuan sebanyak 58 responden (55%)
dan jenis kelamin laki-laki sebanyak 47 responden (45%). Penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Fika, 2020) dengan judul
perilau physical distancing mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pada masa pandemic Covid-19 didapatkan bahwa perilaku physical
distancing yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 329 responden
(78,7%) dan jenis kelamin laki-laki sebanyak 89 responden (21,3%).
Peneliti berasumsi bahwa jenis kelamin perempuan lebih cenderung
untuk mengikuti protokol kesehatan untuk menjaga kesehatan mereka
maupun orang lain karena perempuan lebih mengutamakan perasaan
dibandingkan dengan laki-laki yang selalu menyepelekan protokol
kesehatan dan tidak terlalu memikirkan kesehatan mereka maupun
orang lain karena lebih mengutamakan pikiran mereka sendiri.
40
penelitian ini, dimana didapatkan responden yang memiliki Sikap baik
(69,2%) tentang pencegahan COVID-19 pada Masyarakat di
Kalimantan Selatan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Honarvar et
al (2020) juga mendukung hasil penelitian ini, dimana mayoritas
responden yaitu 67% memiliki pengetahuaan yang baik selaras dengan
sikap pencegahan mereka tentang COVID-19. Asumsi peneliti bahwa
sikap lansia tentang pencegahan COVID19 di Indonesia tergolong baik
dan hal ini dapat pencegah penularan COVID-19 di Indonesia.
4) Gambaran Tingkat pengetahuan lansia
Berdasarkan hasil analisa dari variabel tingkat pengetahuan
lansia tentang pencegahan covid19 menunjukan bahwa responden
sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan, tinggi yaitu sebanyak 33
orang (67,3%). . Pengetahuan masyarakat tentang COVID-19
merupakan aspek yang sangat penting dalam masa pandemic seperti
sekarang ini, yang meliputi penyebab COVID-19 dan karakteristik
virusnya, tanda dan gejala, istilah yang terkait dengan COVID-19,
pemeriksaan yang diperlukan dan proses transmisi serta upaya
pencegahan penyakit tersebut. Pengetahuan masyarakat yang tinggi
tentang COVID-19 ini berpengaruh terhadap kejadian dan pencegahan
penyakit COVID-19. Pengetahuan yang baik dapat didukung oleh
penerimaan terhadap informasi yang beredar di masyarakat tentang
COVID-19 (Sulistyaningtyas, 2020). Pada penelitian (Usman, 2020)
mengenai pengetahuan dan sikap mahasiswa kesehatan tentang
pencegahan COVID-19 di Indonesia yang terdiri dari 444 responden
didapatkan pengetahuan paling tinggi di kategori baik sebanyak 228
(51,35%) sedangkan sikap paling tinggi berada di kategori sikap baik
sebanyak 206 (46,39%), dengan melihat data tersebut dapat
disimpulkan bahwa pengetahuan dan sikap mahasiswa kesehatan
tentang pencegahan COVID19 di Indonesia tergolong baik dan hal ini
dapat pencegah penularan COVID-19 di Indonesia. Asumsi peneliti
41
tingkat pengetahuan tidak dibatasi oleh usia, semakin tua usia sesorang
maka semakin tinggi juga tingkat pengetahuan mereka.
2. Analisis Bivariat
Berdasarkan hasil analisis didapatkan data dari 49 responden yang
diteliti diperoleh sebagai berikut :
b. Hubungan Tingkat pengetahuan lansia dengan sikap lansia dalam
pencegahan covid19
Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan tingkat
pengetahuan lansia dan sikap lansia dalam pencegahan covid19
didapatkan 16 responden memiliki tingkat pengetahuan yaitu rendah,
yang memiliki sikap negative dalam pencegahan covid19 sebanyak 13
responden (81,3%), dan yang memiliki sikap positif dalam pencegahan
covid19 sebanyak 3 responden (18,8%). Sedangkan responden yang
memiliki tingkat pengetahuan tinggi yaitu 33 responden, yang memiliki
sikap negative dalam pencegahan covid19 sebanyak 8 responden
(24,3%), dan yang memiliki sikap positif dalam pencegahan covid19
sebanyak 24 responden (75,7%) Hasil uji statistic di peroleh P value =
0,000 dimana ɑ = 0,05 ini berarti p < ɑ sedangkan hipotesis alternative
gagal ditolak, yang berarti ada hubungan Hubungan pengetahuan
dengan sikap lansia tentang pencegahan covid19. Dari hasil analisis
diperoleh pula nilai OR = 13,542./13.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sari (2020) dimana tingkat pengetahuan masyarakat mempengaruhi
kepatuhan menggunakan masker sebagai upaya pencegahan penyebaran
virus corona. Hasil penelitian yang dilakukan oleh prihati juga
menyimpulkan bahwa pengetahuan yang baik berkaitan erat dengan
perilaku yang baik dalam pencegahan infeksi COVID-19 dibuktikan
dengan data yang menunjukkan bahwa 50 orang (100%) memiliki
tingkat pengetahuan baik dan mayoritas memiliki perilaku pencegahan
yang baik juga (Prihati et al., 2020). Penelitian yang dilakukan oleh
Natalia (2020) juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
42
signifikan antara pengetahuan dan kesiapsiagaan (p=.006) dengan arah
positif (r=269), bahwa semakin tinggi pengetahuan, semakin tinggi
tingkat perilaku pencegahan atau kesiapsiagaan. Hal ini sejalan dengan
penelitian pada masyarakat di China ditemukan bahwa terdapat
hubungan pengetahuan dengan sikap terhadap COVID-19 .
Asumsi peneliti menyebutkan bahwa semakin tinggi pengetahuan
seseorang maka semakin positif juga sikap dalam pencegahan penularan
covid19..
c. Keterbatasan penelitian
Dalam penyelesaian skripsi ini peneliti mengalami hambatan
atau keterbatasan yaitu peneliti mengalami kesulitan dalam mencari
responden dan menyebarkan kuesioner Dan dengan adanya wabah
covid 19 ini juga dapat menyulitkan peneliti dalam berkomunikasi
secara langsung, sehingga peneliti menunggu cukup lama untuk respon
responden dalam pengisian kuesioner.
43
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian Hubungan pengetahuan dengan sikap lansia
tentang pencegahan covid19 di Kelurahan Cempeda Rahuk wilayah Kerja
Puskesmas Rawat Inap Sedinginan Kecamatan Tanah Putih yang telah
dilakukan dengan jumlah responden 49 orang dapat disimpulkan :
1. Dari hasil observasi tingkat pengetahuan lansia tentang pencegahan
covid19 menunjukan bahwa responden sebagian besar memiliki tingkat
pengetahuan, tinggi yaitu sebanyak 33 orang (67,3%).
2. Dari hasil observasi penilaian sikap lansia dalam pencegahan covid19
menunjukan bahwa sebagian besar responden memiliki sikap
positifdalam pencegahan covid19 yaitu sebanyak 28 orang (57,1%).
3. Berdasarkan hasil analisis mengenai Hubungan pengetahuan dengan
sikap lansia tentang pencegahan covid19 didapatkan 16 responden
memiliki tingkat pengetahuan yaitu rendah, yang memiliki sikap
negative dalam pencegahan covid19 sebanyak 13 responden (81,3%),
dan yang memiliki sikap positif dalam pencegahan covid19 sebanyak 3
responden (18,8%). Sedangkan responden yang memiliki tingkat
pengetahuan tinggi yaitu 33 responden, yang memiliki sikap negative
dalam pencegahan covid19 sebanyak 8 responden (24,3%), dan yang
memiliki sikap positif dalam pencegahan covid19 sebanyak 24
responden (75,7%) Hasil uji statistic di peroleh P value = 0,000 dimana
ɑ = 0,05 ini berarti p < ɑ sedangkan hipotesis alternative gagal ditolak,
yang berarti ada hubungan Hubungan pengetahuan dengan sikap lansia
tentang pencegahan covid19. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR
= 13,542./13
44
B. Saran
45
46
47
DAFTAR PUSTAKA
Aspiani, R. Y. (2014). Buku ajar asuhan keperawatan gerontik (Edisi 2). TRANS
INFO MEDIA.
Darma K.K. (2015). Metodelogi Penelitian Kperawatan. TRANS INFO MEDIA.
Hastono, S. . (2007). Analisa Data. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia.
Hidayat, A. A. . (2010). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data.
Jakarta: Salemba-Medika.
Khalid, M. (2012). Keperawatan Gerontik. Jogjakarta: Pustaka Pelajar.
Maryam, S. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Lansia. Jakarta: Trans Info Media.
Mubarak, & chayatin. (2014). Ilmu keperawatankomunitas dan aplikasi. jakarta:
Salemba Medika.
Notoadmodjo. (2012). Metodelogi penelitian keperawatan. CV Trans info.
Nugroho, W. (2014). keperawatan gerontik dan geriatrik. EGC.
Nursalam. (2011). manajemen keperawatan: aplikasi dan praktik keperawatan
profesional (kedua). Salemba Medika.
Padila. (2013). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika.
Setiadi. (2013). konsep dan praktik penulisan riset keperawatan (2nd ed.). EGC.
Sunaryo. (2016). Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Utami, M. &. (2019). Activity of daily living pada lanjut usia yang menderita
Rheumatoid Arthritis.
Setelah memahami tujuan dari penelitian ini, maka saya bersedia berperan
serta dalam penelitian yang berjudul “Hubungan pengetahuan dengan sikap lansia
tentang pencegahan covid19 di Kelurahan Cempeda Rahuk wilayah Kerja
Puskesmas Rawat Inap Sedinginan Kecamatan Tanah Putih” yang dilakukan oleh
mahasiswa STIKes Payung Negeri Pekanbaru Program Studi Ilmu Keperawatan
Saya mengerti bahwa tidak ada risiko yang akan terjadi pada responden,
oleh karena itu, saya bersedia untuk membantu penelitian ini secara sukarela tanpa
paksaan dari siapapun.
( Responden )
Data demografi
49
No Responden :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Pendidikan terakhir :
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Saya tahu apa itu virus corona 2019 (covid19) yang baru-baru
ini ada
SL : Selalu
51
SR : Sering
J : Jarang
TP : Tidak Pernah
No Pernyataan SL SR J TP
Reliability
N %
Excludeda 0 .0
Total 15 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.937 10
53
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
Scale Statistics
Reliability
N %
Excludeda 0 .0
Total 15 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.926 10
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
Scale Statistics
NO RES UMUR JENIS KELAMIN PENDIDIKAN SKOR PENGETAHUAN KETERANGAN SKOR SIKAP PENCEGAHAN COVID19 KETERANGAN
1 66 perempuan SD 5 rendah 26 negatif
2 71 perempuan S1 9 tinggi 24 negatif
3 67 perempuan D3 6 rendah 27 positif
4 60 perempuan SMA 6 rendah 27 positif
5 65 perempuan SMA 9 tinggi 26 negatif
6 65 perempuan SD 4 rendah 23 negatif
7 64 perempuan SMA 5 rendah 25 negatif
8 73 perempuan SD 5 rendah 27 positif
9 63 perempuan SMP 9 tinggi 28 positif
10 67 Laki-laki SD 4 rendah 26 negatif
11 62 Laki-laki SD 6 rendah 25 negatif
12 61 perempuan SMP LAMPIRAN
7 HASIL UJI STATISTIC
rendah 26 negatif
13 62 perempuan SMA 7 rendah 25 negatif
14 60 Laki-laki S1 8 tinggi 37 positif
15 64 perempuan SMP 7 rendah 23 negatif
16 65 Laki-laki SMA 8 tinggi 29 positif
17 65 perempuan SD 9 tinggi 25 negatif
18 68 Laki-laki SMA 7 tinggi 28 positif
19 68 Laki-laki SMA 10 tinggi 25 negatif
20 63 perempuan SMA 7 tinggi 24 negatif
21 66 perempuan SD 8 tinggi 25 negatif
22 65 perempuan SD 9 tinggi 28 positif
23 61 Laki-laki SD 6 rendah 25 negatif
24 71 Laki-laki SMP 8 tinggi 25 negatif
25 71 Laki-laki SMP 7 tinggi 29 positif
26 75 Laki-laki SMP 6 rendah 25 negatif
27 65 perempuan SMA 8 tinggi 27 positif
28 60 perempuan D3 7 tinggi 28 positif
29 68 perempuan SMP 8 tinggi 27 positif
30 65 perempuan SMP 8 tinggi 27 positif
31 67 perempuan SD 9 tinggi 38 positif
32 68 Laki-laki SMA 6 rendah 25 negatif
33 62 perempuan SD 7 tinggi 31 positif
34 65 Laki-laki SMP 7 tinggi 34 positif
35 60 perempuan SMP 9 tinggi 23 positif
36 60 perempuan SMA 7 tinggi 31 positif
37 60 perempuan SMP 7 tinggi 25 positif
38 63 perempuan SMP 7 tinggi 27 positif
39 60 perempuan SMP 7 tinggi 28 positif
40 61 perempuan SMA 9 tinggi 27 positif
41 65 perempuan SMP 6 rendah 24 negatif
42 61 perempuan SMP 9 tinggi 23 negatif
43 60 perempuan SD 7 rendah 25 negatif
44 66 perempuan SMP 8 tinggi 26 positif
45 65 perempuan SD 8 tinggi 38 positif
46 60 perempuan SD 7 tinggi 34 positif
47 62 perempuan SMA 7 tinggi 34 positif
48 68 Laki-laki SD 7 tinggi 33 positif
49 60 Laki-laki SMP 7 tinggi 33 positif
56
Frequencies
pendidikan
Jenis_kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
skor_pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
nilai_sikap
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Crosstabs
skor_pengetahuan * nilai_sikap Crosstabulation
nilai_sikap
tinggi Count 8 25 33
Total Count 21 28 49
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 49
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.86.
Risk Estimate
N of Valid Cases 49
Histogram
60
61
62
63