01 Loka POM - Pengelolaan Obat Dan NPP - BOGOR
01 Loka POM - Pengelolaan Obat Dan NPP - BOGOR
01 Loka POM - Pengelolaan Obat Dan NPP - BOGOR
Peraturan Payung
• UU NO 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA
• UU NO 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN
• PP NO 72 TAHUN 1998 TENTANG PENGAMANAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN
• PP NO 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN
• PP NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG PREKURSOR
• PP NO 40 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UU NO 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA
• PERATURAN KEPALA BADAN POM NOMOR 28 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN OBAT-OBAT
TERTENTU YANG SERING DISALAHGUNAKAN
Pelaksanaan
Peraturan
“Peredaran
adalah Perolehan sumber
Penyaluran dan Vaksin pilihan oleh
Penyerahan Pelayanan dokter dan
Pekerjaan Kefarmasian kefarmasian Kewenangan
yang harus adalah pembuatan adalah suatu pengelolaan obat
memperhatikan termasuk pengendalian Apotek adalah pelayanan oleh Bidan
pemeliharan mutu Sediaan Farmasi, sarana langsung dan
mutu. pengamanan, pengadaan, pelayanan bertanggung
penyimpanan dan kefarmasian jawab kepada
Penyaluran pendistribusian atau pasien berkaitan
dilakukan oleh penyaluran obat, tempat dengan sediaan
Badan Usaha pengelolaan obat atas dilakukan farmasi dengan
yang memiliki resep dokter, pelayanan praktek maksud mencapai
izin. informasi obat serta kefarmasian hasil yang pasti
pengembangan obat, oleh Apoteker untuk
bahan obat dan obat meningkatkan
Penyerahan tradisional mutu kehidupan
dilakukan untuk pasien
digunakan dalam
Pelayanan
Kesehatan
RUANG LINGKUP PENGAWASAN PELAYANAN
4
Mandiri Bersama Profesi Lain
1. Obat
1. Rumah Sakit 2. Bahan Obat
1. Apotek 3. Narkotika
2. Puskesmas 4. Psikotropika
2. Toko Obat 5. Prekursor
3. Klinik
PP 51/2009
Pasal 21 Ayat
1
6
Standar Pelayanan Kefarmasian
PMK No 72 Tahun 2016
tentang SPK di RS
Pengelolaan
Pelayanan
Sediaan
Farmasi Klinik
Farmasi
Meningkat
Kepastian Perlindunga
kan mutu
hukum n Pasien
pelayanan
8
KEWENANGAN BPOM
• Badan POM memiliki kewenangan pengawasan
standar pelayanan kefarmasian, khusus terkait
dengan pengawasan Sediaan Farmasi dalam
pengelolaan Sediaan Farmasi
• Kepala BPOM dapat melakukan pemantauan,
pemberian bimbingan, dan pembinaan terhadap
pengelolaan sediaan farmasi di instansi pemerintah
dan masyarakat di bidang pengawasan obat
PRINSIP PENJUALAN OBAT
PP No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
Pekerjaan Kefarmasian: pembuatan
PERSYARATAN PENJUALAN
termasuk pengendalian mutu Sediaan Farmasi, pengamanan,
pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau OBAT :
penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas
resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan 1. dilakukan oleh Tenaga Kefarmasian
obat, bahan obat dan obat tradisional (Apoteker / Tenaga Teknis Kefarmasian yang
mempunyai kompetensi dan kewenangan
• Pasal 108 UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
NARKOTIKA
(UU No. 35 Th. 2009 ttg Narkotika)
I II III
Hanya untuk IPTEK • PETIDIN • KODEIN
• MORFIN • ETILMORFINA
Dilarang u/ pengobatan • FENTANIL • BUPRENORFIN
• METADON • dll
• Tanaman PAPAVER,
• OPIUM • dll
• HEROIN/PUTAW
• KOKAIN/ CRACK (91) (15)
• GANJA/MARIHUANA/
CANNABIS UU No. 35 Th. 2009 ttg Narkotika
PMK No. 13 Th. 2014 (Tidak Berlaku lagi)
• SEDIAN OPIUM
PMK No. 2 Th. 2017 (Tidak Berlaku lagi)
• MDMA PMK No.41 Th.2017 (Tidak Berlaku lagi)
• AMFETAMIN PMK No.58 Th. 2017 (Tidak Berlaku lagi)
• METAMFETAMIN PMK No. 7 Th. 2018
• BUTIRIL FENTANIL
• KARFENTANIL Perpindahan seluruh Gol I & sebagian besar Gol II
• KARISOPRODOL Psikotropika
(147)
PSIKOTROPIKA
(UU No. 5 Th. 1997 ttg Psikotropika)
I II III IV
• NIMETAZEPAM
• AMOBARBITAL • ALPRAZOLAM
• METIL FENIDAT • FLUNITRAZEPAM • DIAZEPAM
• AMF. RASEMAT • DLL • BROMAZEPAM
• SEKOBARBITAL
(0) • LORAZEPAM
(8) • TRIAZOLAM
(3)
• DIETIL PROPION
• KLORDIAZEPOKSIDA
• NITRAZEPAM
• ……
• ZOLPIDEM
PMK No.3 Th. 2017
Semua dipindahkan jadi Sebagian dipindahkan jadi Buprenorfin dipindahkan sebagai (PMK No. 9/2015)
narkotika gol. I narkotika gol. I narkotika gol. III (Tidak Berlaku lagi)
(62)
PREKURSOR
(UU No. 35 Th. 2009 ttg Narkotika)
Tabel II
Tabel I 1. Acetone.
1. N-Acetylanthranilic Acid. 2. Anthranilic Acid.
2. Ephedrine. 3. Ethyl Ether.
3. Ergometrine. 4. Hydrochloric Acid.
4. Ergotamine. 5. Methyl Ethyl Ketone.
5. Isosafrole. 6. Phenylacetic Acid.
6. Lysergic Acid. 7. Piperidine.
7. 3,4-Methylenedioxyphe- 8. Sulphuric Acid.
nyl-2-propanone. 9. Toluene.
8. Norephedrine.
9. 1-Phenyl-2-Propanone.
10. Piperonal.
11. Pseudoephedrine.
12. Safrole.
Yg diawasi BPOM adalah Prekursor Farmasi (Tabel I) khususnya
13. Potassium Permanganat. no. 2, 3, 4, 8 & 11
14. Acetic Anhydride.
RUANG LINGKUP PENGAWASAN GOLONGAN NPP DAN OBAT-
OBAT TERTENTU
Tujuan sebagai:
– Mengisi kekosongan hukum dalam pelaksanaan teknis pengelolaan obat di Instalasi
Farmasi Klinik dan Toko Obat.
– Pedoman teknis Permenkes Standar Pelayanan Kefarmasian di Fasilitas Instalasi
Farmasi Rumah Sakit, di Apotek dan di Puskesmas. Regulasi yang ada bersifat
umum.
– Pedoman teknis pengelolaan obat, narkotika, psikotropika dan prekursor di Instalasi
Farmasi Klinik dan Toko Obat
– Rujukan bagi Pemerintah Daerah (Dinas Kesehatan) dalam melakukan pembinaan
fasilitas pelayanan kefarmasian dalam mengelola obat, narkotika, psikotropika dan
prekursor.
– Pedoman bagi petugas Badan POM untuk melaksanakan pengawasan obat,
narkotika, psikotropika dan prekursor di fasilitas pelayanan kefarmasian.
Penerimaan
1. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerimaan fisik obat dari pemasok
Penyimpanan
1. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyimpan :
a) Obat & Bahan Obat
b) Produk Rantai Dingin (Cold Chain Product)
c) Obat berupa elektrolit konsentrasi tinggi
d) Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi
2. Pencatatan mutasi obat (baik secara manual maupun secara elektronik)
3. Penyimpanan Obat/Bahan Obat , Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi yang rusak dan/atau
kedaluwarsa harus terpisah dari produk yang masih layak guna
4. Keharusan melakukan stok –opname
Pengembalian
1. Pengembalian harus kepada sumber pengadaan sesuai dengan dokumen pengadaan
2. Terdokumentasi
Lampiran
Penyerahan
1. Penyerahan Obat , Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi dibawah
tanggung jawab Apoteker/Tenaga Teknis Kefarmasian Penanggung Jawab
2. Dalam melayani resep harus melakukan skrining resep
3. Ketentuan penyerahan obat oleh apotek ke fasilitas pelayanan kefarmasian lain,
dokter dan bidan praktik mandiri
4. Pelaksanaan penggunaan resep dalam bentuk elektronik di dalam penyerahan
Obat di Instalasi Farmasi Klinik, Instalasi Farmasi Rumah Sakit dan Puskesmas
5. Ketentuan salinan resep
6. Ketentuan khusus dalam penyerahan produk rantai dingin (Cold Chain Product)
7. Ketentuan khusus dalam penyerahan Narkotika
8. Pengarsipan dan pemusnahan dokumen penyerahan
Pemusnahan
1. Apoteker/Tenaga Teknis Kefarmasian Penanggung Jawab wajib memastikan
kemasan termasuk label obat yang akan dimusnahkan telah dirusak sebelum
diproses untuk dimusnahkan
2. Pemusnahan dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
Pelaporan
1. Keharusan untuk melakukan pelaporan Pemasukan dan
Penyerahan/Penggunaan Narkotika dan Psikotropika
PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN OBAT DAN BAHAN OBAT
DI FASILITAS PELAYANAN KEFARMASIAN
(Per BPOM No.4 Tahun 2018)
CAKUPAN PENGELOLAAN
1. PENGADAAN
2. PENERIMAAN
3. PENYIMPANAN
4. PENYERAHAN
5. PENGEMBALIAN
6. PEMUSNAHAN
7. PELAPORAN
24
1 PENGADAAN
25
PENGADAAN OBAT DAN BAHAN OBAT
Bahan Obat (Khusus u/ keperluan meracik,
kecuali RS dpt u/ produksi dlm jumlah terbatas
PBF dan u/ kebutuhan sendiri
SP –> ttd APJ/Ka. APOTEK
SP
Inst
IF INST. FARMASI RS
• Obat Bebas
Terbatas
INST. FARMASI KLINIK
▪ Fc Surat Izin sarana
• SP -> ttd TTK PJ ▪ Nama & No. SIPA APJ
▪ Spesimen TT APJ & TTK
▪ Cap Sarana
▪ No. HP APJ
TOKO OBAT
INST. FARMASI
Kualifikasi pelanggan
PEMERINTAH
PUSAT
INST. FARMASI
RSUP/TNI/POLRI
SP –> ttd Ka.SP
Inst
INST. FARMASI
INST. FARMASI RSUD/KLINIK DAERAH
PEMERINTAH
DAERAH
PUSKESMAS
LPLPO
Surat Pesanan
Harus Mencantumkan:
nama sarana sesuai izin (disertai nomor izin) dan alamat lengkap (termasuk nomor telepon/ faksimili bila ada) dan
stempel sarana.
nama fasilitas pemasok beserta alamat lengkap
nama, bentuk dan kekuatan sediaan, jumlah (dalam bentuk angka dan huruf) dan isi kemasan (kemasan penyaluran
terkecil atau tidak dalam bentuk eceran) dari Obat/Bahan Obat yang dipesan;
nomor urut surat pesanan, nama kota dan tanggal dengan penulisan yang jelas;
• harus bisa menjamin otoritas penggunaan sistem hanya oleh Apoteker/TTK Penanggung Jawab
• harus bisa menjamin ketertelusuran produk (min 5 th)
• harus dapat ditunjukan dan dipertanggungjawabkan kebenarannya pada saat pemeriksaan
Sistem • harus tersedia sistem backup data
• harus mudah dalam evaluasi & penarikan data pada saat dibutuhkan
Elektronik • ada mekanisme pemberitahuan secara elektronik dari pihak pemasok bahwa pesanan tersebut
telah diterima
• pengadaan NPP harus dilengkapi SP manual asli, 7 (tujuh) hari setelah konfirmasi dari pihak
pemasok
• asli dan dibuat sekurang-kurangnya rangkap 2 (NPP 3) serta tidak dibenarkan dalam bentuk
Manual faksimili dan fotokopi
• ditandatangani oleh Apt/TTK PJ, nama jelas, dan nomor SIPA/SIPTTK
Pengelolaan dan Pengarsipan Dokumen Pengadaan
SP yang tidak dapat digunakan karena suatu hal, harus diberi tanda pembatalan yang jelas dan
diarsipkan bersama dengan Surat Pesanan lainnya
SP yang tidak bisa dilayani baik sebagian atau seluruhnya, harus meminta surat penolakan
pesanan dari pemasok
Arsip SP Narkotika, SP Psikotropika atau SP Prekursor Farmasi harus dipisahkan dengan arsip
Surat Pesanan produk lain
Surat penolakan pesanan dari pemasok harus diarsipkan menjadi satu dengan arsip Surat
Pesanan
Seluruh arsip harus mampu telusur dan dapat ditunjukkan pada saat diperlukan
29
Pengadaan dilakukan melalui sistem pengadaan barang/jasa
pemerintah, termasuk e-purchasing
30
SURAT PESANAN
Format (sesuai Ketentuan per-UU-an)
Catatan: SP yg tdk bisa dilayani/dipenuhi harus: a) dibuat Surat Penolakan Pesanan paling lama 7 hari kerja, b) tetap
diarsipkan dan diberi tanda pembatalan yg jelas
2 PENERIMAAN
32
PENERIMAAN
PERIKSA:
1. KONDISI KEMASAN
• Penerimaan harus DALAM KEADAAN BAIK sesuai
berdasarkan Faktur 2. KESESUAIAN OBAT YANG
pembelian / SPB/ LPLPO DITERIMA DG SP/LPLPO
yang sah. 3. KESESUAIAN OBAT YANG
• Hanya dapat melakukan DITERIMA DG FAKTUR
penerimaan yang ditujukan
untuk Fasyanfar sesuai Ketidaksesuaian ketidaksesuaian TTD
SP/LPLPO nama produsen, nama nomor bets FAKTUR/LPLPO/SPB
pemasok, nama & NAMA, SIPA/SIPTTK,
• Harus dilakukan oleh atau tanggal
Obat/Bahan Obat, STEMPEL
Apt/TTK PJ jumlah, bentuk,
kedaluwarsa
• Bila Apt/TTK PJ kekuatan sediaan
berhalangan, dapat Obat, dan isi kemasan
didelegasikan ke Tenaga KOREKSI
kefarmasian (Surat BETS/KADALUARSA
pendelegasian) PRODUK
& KONFIRMASI KE
DIKEMBALIKAN
• Bila Apt PJ Puskesmas PEMASOK
berhalangan,
didelegasikan ke Tenaga
kefarmasian/ tenaga DIHARI BERITA ACARA 33
medis/ tenaga kesehatan YANG PENERIMAAN
SAMA TIDAK SESUAI
lain
Penerimaan pada Pengadaan yang dilakukan melalui Sistem
Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah
Penerimaan dari PBF dilakukan oleh Panitia Penerimaan Barang dan Jasa Pemerintah;
Panitia Penerimaan Barang dan Jasa Pemerintah segera menyerahkan Obat/Bahan Obat
dan NPP kepada APJ atau Tenaga Kefarmasian yang ditunjuk oleh APJ;
APJ wajib mendokumentasikan salinan Berita Acara Serah Terima Barang dan Berita Acara
Penyelesaian Pekerjaan.
34
3 PENYIMPANAN
35
PENYIMPANAN (1)
Dalam wadah asli dari produsen.
Bila diperlukan pemindahan dari wadah asli nya untuk pelayanan resep disimpan di dalam
wadah baru yang dapat menjamin keamanan, mutu, dan ketertelusuran obat dengan
dilengkapi dengan identitas obat meliputi nama obat dan zat aktifnya, bentuk dan kekuatan
sediaan, nama produsen, jumlah, nomor bets dan tanggal kedaluwarsa
terlindung dari dampak yang tidak diinginkan akibat paparan cahaya matahari, suhu,
kelembaban atau faktor eksternal lain;
memperhatikan kemiripan penampilan dan penamaan Obat tidak berdekatan & penandaan
khusus
Penyimpanan harus dilengkapi dengan kartu stok (manual/elektronik). Pencatatan yang dilakukan
harus tertib dan akurat
Mutasi Obat dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit ke depo/unit antara lain rawat inap, rawat jalan, kamar operasi,
instalasi gawat darurat, harus tercatat pada kartu stok dengan disertai bukti serah terima obat dari instalasi
farmasi kepada depo/unit
Narkotika/ Psikotropika harus disimpan dalam lemari khusus penyimpanan Narkotika/ Psikotropika.
Prekursor Farmasi dan Obat-obat tertentu harus disimpan di tempat yang aman berdasarkan analisis risiko (pembatasan akses
personil, mudah diawasi langsung Penanggung Jawab)
Obat/ Bahan Obat Rusak dan/atau kedaluwarsa harus disimpan terpisah dari obat/bahan obat yang masih layak guna
dan diberi penandaan yg jelas, serta dilengkapi dengan pencatatan berupa kartu stok (manual/ elektronik)
37
PENYIMPANAN (3)
Tempat penyimpanan Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Obat-
obat Tertentu harus mampu menjaga keamanan, khasiat dan mutu
Penyimpanan Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi Wajib
memenuhi Standar Pelayanan Kefarmasian
Tempat penyimpanan Narkotika atau Psikotropika dilarang
digunakan untuk menyimpan barang selain Narkotika atau
Psikotropika
Apotek, Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Puskesmas, Instalasi
Farmasi Klinik dan Lembaga Ilmu Pengetahuan harus memiliki
tempat penyimpanan Narkotika dan Psikotropika berupa Lemari
Khusus
Lemari Khusus berada dalam penguasaan Apoteker Penanggung
Jawab
LEMARI KHUSUS
Terbuat dari bahan yang kuat
• Diletakkan dalam ruang khusus disudut • Diletakkan ditempat yang aman dan tidak
gudang terlihat oleh umum
PENYIMPANAN (4)
❑ Penyimpanan harus dilengkapi dengan kartu stok (manual/elektronik)
❑ Informasi dalam Kartu stok (manual/elektronik) paling sedikit terdiri atas:
No Komponen
2. Jumlah persediaan;
❑ Dokumen pencatatan berupa kartu stok (manual/elektronik) wajib disimpan sekurang-kurangnya selama 5 (lima)
tahun
❑ APJ dapat memberi kuasa penggunaan kunci Gudang/ Ruang khusus penyimpanan Narkotika, Psikotropika,
Prekursor kepada pegawai lain, bila berhalangan.
PENYIMPANAN (5)
❑ Obat rusak, ED, TMS, obat kembalian, diduga palsu, disimpan
terpisah dan aman, diberi penandaan yang jelas, dan dicatat pada
kartu stok
❑ Melakukan stock opname secara berkala, sekurang-kurangnya 1
(satu) bulan sekali (untuk Narkotika dan Psikotropika) dan 6
(enam) bulan sekali untuk Obat Non-Narkotika; Non-Psikotropika,
selisih stok harus diinvestigasi (BA Investigasi) dan dilaporkan ke
Badan POM
❑ Suhu penyimpanan sesuai persyaratan pada kemasan/label
(dipersyaratkan oleh IF)
❑ Suhu dimonitor secara berkala (pagi, siang, sore) dan dicatat pd
kartu kendali
❑ Alat pencatat suhu dikalibrasi
Tempat penyimpanan minimal chiller untuk produk dengan peryaratan
penyimpanan suhu 2 s/d 8 C dan freezer untuk produk dengan peryaratan
penyimpanan suhu -25 s/d -15 C
Dingin
Tempat penyimpanan harus dilengkapi dengan generator otomatis
atau generator manual yang dijaga oleh personil khusus selama 24
jam
43
Pengembalian Obat/Bahan Obat dan NPP
• Pengembalian obat dan NPP harus dilengkapi dengan dokumen serah terima pengembalian Obat
yang sah dan fotokopi arsip Faktur Pembelian.
• Setiap pengembalian Obat dan NPP wajib dicatat dalam Kartu Stok.
• Seluruh dokumen pengembalian harus terdokumentasi dengan baik dan mampu telusur.
• Dokumen pengembalian yang memuat Narkotika harus disimpan terpisah dari dokumen
pegembalian obat lainnya.
• Dokumen pengembalian yang memuat Psikotropika harus disimpan terpisah dari dokumen
pegembalian obat lainnya.
• Dokumen pengembalian yang memuat Prekursor Farmasi harus disimpan terpisah dari dokumen
pengembalian obat lainnya.
44
5 PENYERAHAN
45
PENYERAHAN OBAT Di Apotek
APOTEK
APOTEK
PUSKESMAS
DOKTER
PASIEN
Penyerahan (lanjutan)
Apoteker/ TTK Penanggung Jawab wajib bertanggung jawab terhadap penyerahan ONPP
Inst Farmasi RS hanya dapat melayani resep obat berdasarkan resep dari RS tersebut
Inst Farmasi Klinik selain melayani resep dari klinik yang bersangkutan, dapat melayani resep
dari dokter praktik perorangan atau resep dari klinik lain.
Dilarang mengulangi penyerahan obat atas dasar resep yang diulang (iter) apabila resep aslinya
mengandung Narkotika
Dilarang menyerahkan narkotikaberdasarkan salinan resep yang baru dilayani sebagian atau belum
dilayani sama sekali apabila tidak menyimpan resep asli.
47
Penyerahan (lanjutan)
Penyerahan Prekursor Farmasi Gol. Obat Bebas Terbatas harus memperhatikan kewajaran dan
kerasionalan jumlah yang diserahkan sesuai kebutuhan terapi
Apotek hanya dapat menyerahkan narkotika berdasarkan resep yang ditulis oleh dokter yang
berpraktek di Provinsi yang sama dengan Apotek tersebut, kecuali resep tersebut telah mendapat
persetujuan dari Dinas Kesehatan
Pelayanan resep elektronik hanya dapat diselenggarakan oleh sarana yang mengeluarkan
resep elektronik tersebut.
Salinan resep dibuat dan ditandatangani oleh apoteker menggunakan blanko Salinan resep dan
bukan berupa fotokopi dari resep asli.
Resep dan/ atau surat permintaan tertulis disimpan minimal selama 5 tahun, urutkan tanggal dan
nomor urutan penerimaan resep
Pemusnahan resep dilakukan dengan cara dibakar atau dengan cara lain yang sesuai oleh Apoteker
Penanggung Jawab dan disaksikan oleh sekurang-kurangnya seorang petugas fasyanfar.
Pemusnahan resep harus dibuat BAP, dan wajib dilaporkan kepada KaDinkes Kab/Kota setempat dan
tembusan Ka B/BBPOM setempat dengan melampirkan BA Pemusnahan
48
Produk Rantai Dingin (Cold Chain Product)
Penyerahan dilakukan kepada dokter penulis resep, tenaga kesehatan yang melakukan tindakan, atau
sampai dengan produk ditempatkan ke tempat penyimpanana lain sesuai persyaratan penyimpanan
Pengiriman menggunakan wadah kedap yang dilengkapi dengan icepack/ coolpack sedemikian
rupa sehingga dapat menjaga suhu selama pengiriman
Harus dilakukan validasi pengiriman menggunakan wadah kedap untuk menjamin suhu
pengiriman produk rantai dingin sesuai dengan persyaratan sampai ke tangan pelanggan
Harus dilakukan pemeriksaan suhu produk rantai dingin sebelum dilakukan pengiriman
dan pada saat penerimaan
49
PENYERAHAN OBAT OLEH DOKTER
UU 29 Th. 2004 ttg Praktik Kedokteran, Pasal 35. Dokter memiliki kewenangan : KEPMENKES
HK.01.07/MENKES/263/2018
Menyimpan obat dalam jumlah dan jenis yang diizinkan TTG. DAFTAR OBAT KEADAAN
Meracik dan menyerahkan obat kepada pasien, bagi yang praktik di daerah DARURAT MEDIS PADA
terpencil yang tidak ada apotek PRAKTIK MANDIRI DOKTER
APOTEK
Permintaan tertulis (untuk
mencukupkan kebutuhan Skrining resep
resep) R/
R/ APOTEK Lainnya
PUSKESMAS
Inst. Farmasi RS
Inst. Farmasi Klinik
DOKTER
53
PEMUSNAHAN
Apoteker/Tenaga Teknis Kefarmasian Penanggung Jawab
wajib memastikan kemasan termasuk label obat , Narkotika,
Psikotropika, dan/atau Prekursor Farmasi yang akan
dimusnahkan telah dirusak
54
PEMUSNAHAN
Saksi pemusnahan:
Balai POM setempat atau
Dinkes Provinsi/Kota/Kab setempat
56
PELAPORAN
57
PELAPORAN
IF, PBF, IFP, SPK wajib membuat pencatatan pemasukan dan/atau pengeluaran
secara tertib dan akurat
Pencatatan meliputi:
Nama, bentuk dan kekuatan sediaan
Jumlah persediaan awal & akhir
Tanggal, no. dokumen, sumber penerimaan/tujuan penyaluran
Jumlah yang diterima/disalurkan
No. bets, dan ED
Paraf petugas
DOKUMENTASI
DOK. PENGADAAN
SP/Faktur/Surat Penolakan digabung dan diarsipkan berdasarkan
no. urut & tgl
DOK. PENYALURAN
SP/Faktur/Surat Penolakan digabung dan diarsipkan berdasarkan
no. urut & tgl
DOK. PENYERAHAN
Resep diarsipkan berdasarkan no. urut dan tanggal penyerahan
obat
Masing2 dok. di-file tersendiri
Laporan Pemusnahan & BA Pemusnahan (terpisah dari dok. lain)
Disimpan sekurang-kurangnya 5
Dok. Laporan Hasil Investigasi & BA Hasil Investigasi selisih stok (lima) tahun
Harus dapat ditunjukkan pd saat
pemeriksaan
Dok. Laporan Hasil Investigasi & BA Hasil Investigasi kehilangan
Thank You
Satu Tindakan Untuk Masa Depan,
Baca Label Sebelum Membli
@ halobpom@pom.go.id; www.pom.go.id; @bpom_ri; Bpom RI
60
LOKA PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
DI KABUPATEN BOGOR
Twitter : @lokaPOMBogor
Facebook : @lokaPOMBogor
Instagram : @lokapombogor
E-mail : loka_bogor@pom.go.id
atau
lokapombogor@gmail.com