BAB 3 Disertasi-Ok

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

BAB III

GAMBARAN UMUM PESANTREN DARUL FIQHI


DAN PESANTREN AL-MIZAN KABUPATEN LAMONGAN

A. Pesantren Darul Fiqhi


1. Sejarah Berdirinya, Bentuk, Visi dan Misi, Afiliasi, Serta Relasi
Kerjasama

Pesantren Darul Fiqhi didirikan oleh KH. Abdullah Mujib pada

tahun 1993. Pesantren ini terletak di Dusun Ngepung Desa Rejosari Kecamatan

Deket Kabupaten Lamongan. Selain didirikan oleh KH. Abdullah Mujib,

pesantren ini berdirinya juga atas dukungan dari para tokoh antara lain: H.

Muslimin, H.Agus Erwin. Pesantren ini merupakan salah satu cabang dari

Pondok Pesantren Langitan Tuban yang diasuh oleh KH. Abdullah Faqih.1

Asal-muasal sejarah berdirinya Pesantren Darul Fiqhi ini adalah saat

KH. Abdullah Faqih selaku Pengasuh Pondok Pesantren Langitan Tuban telah

mengutus salah satu santrinya bernama KH. Abdul Mujib Hasan untuk

berdakwah di Dusun Ngepung Desa Rejosari Kecamatan Deket Kabupaten

Lamongan, yang konon menurut cerita sebelumnya juga sudah ada seorang

da’i yang berdakwah di sana. Namun karena kerasnya kehidupan di desa

tersebut sang da’i pun tidak kuat berada di sana. Singkat cerita, kemudian KH.

Abdulah Faqih mengutus KH. Abdullah Mujib untuk berdakwah mengajarkan

ilmu agama pada masyarakat tersebut dimulai dari anak-anak kecil dan

kemudian berkembang sampai akhirnya didirikan Pesantren Darul Fiqhi oleh

KH. Abdul Mujib atas perintah gurunya yakni KH.Abdullah Faqih yang

sebelumnya menjadi Pesantren secara utuh adalah berbentuk Panti Asuhan.2


1
Dokumentasi Profil Pesantren Darul Fiqhi tahun 10 Desember 2019.
2
Ibid.

95
96

Pesantren Darul Fiqhi ini berbentuk lembaga pesantren dan

penyantunan, yang sebelumnya adalah berbentuk Panti Asuhan. Menurut KH.

Abdul Mujib, bahwa kurang cocok dengan nama panti asuhan, yang kemudian

diganti dengan nama lain dengan sebutan penyantunan.3 Sebab beliau berniat

anak-anak untuk belajar, jadi beliau seharusnya membuat lembaga pendidikan

namun sebagian biaya anak santri yang sebagian besar masih ditanggung oleh

pihak pesantren. Sedangkan status kepemilikan Pesantren Darul Fiqhi ini

adalah berbentuk yayasan Pesantren Darul Fiqih dan bukan atas nama

keluarga.

Adapun berkaitan dengan visi dari pesantren ini adalah mencetak

pribadi yang unggul dan berguna sesuai Imtaq dan Iptek. Sedangkan misinya

adalah membina pribadi yang luhur, bertaqwa, berilmu, produktif,

berkepribadian dan mandiri. Selain itu, misinya adalah melaksanakan

pendidikan agama melalui pondok pesantren,  melaksanakan pendidikan

umum, mengembangkan keterampilan dan sumber daya serta kreatifitas santri,

menanamkan nilai-nilai islami, sosial, budaya dan jiwa kebangsaan.

Pesantren Darul Fiqih berafiliasi dengan organisasi kemasyarakatan

Nahdlatul Ulama, karena memang latar belakang para pendiri dan pengasuhnya

adalah alumni dari pesantren-pesantren yang berafiliasi kepada organisasi

kemasyarakatan Nahdlatul Ulama juga.

Pesantren Darul Fiqih juga menjalin kerja sama dengan lembaga-

lembaga atau institusi yang mempunyai kesamaan arah dan orientasi di

beberapa bidang antara lain; dalam bidang kesehatan bekerjasama dengan


3
Ibid.
97

Puskesmas, dalam bidang ekonomi bekerjasama dengan BMT Mandiri

Sejahtera Karanggeneng Dukun Gresik, dan Travel Ndalem yang dijalankan

oleh santrinya yang sudah diamanati untuk menjalankannya, dan dalam bidang

pendidikan berkerjasama dengan Kampus Universitas Islam Lamongan

(Unisla) juga Universitas Bilfath Babat Lamongan.

2. Sumber Pendanaan dan Badan Usaha

Sebagai lembaga yang eksis dalam dunia pendidikan dan keagamaan

tentu memerlukan pendanaan yang memadai, agar perjalanan dan eksistensinya

tetap stabil. Pesantren Darul Fiqhi ini mempunyai sumber pendanaan yang

sampai saat ini digunakan, di antaranya ialah bersumber dari Mandiri sebesar

70 % dan dari masyarakat atau donatur sebesar 30 %.4

Terkait dengan implementasi dana operasional, maka Pesantren Darul

Fiqhi ini meliputi: menanggung semua beban biaya hidup para santri dengan

memberi makan dan kebutuhan jasmani dan rohani, menanggung biaya

pendidikan, memberikan beasiswa bagi anak yang berprestasi, memberikan

biaya lainnya uang jajan, perlengkapan sekolah, dan sebagainya.

Selanjutnya, selain berperan di dunia pendidikan dan keagamaan

Pesantren ini juga memiliki badan usaha intern yang dikelola dan dijalankan

sebagai upaya kemandirian ekonomi, usaha yang saat ini dikelola oleh

pesantren Darul Fiqih adalah berupa: Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah

(KJKS), Lantabuur (Kosla), Koperasi Pondok Pesantren Darul Fiqhi,

Departemen Kesehatan, Kesejahteraan Sosial dan Logistik (Kesslog),

Penerbitan dan Sablon, Kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) Darfiq,


4
Ibid.
98

Usaha Kerajinan Songkok Joko Tingkir, Kelompok Usaha kecil dan menengah

Darfiq yang bergerak dalam bidang industri kecil dan pemasaran, Kelompok

Tani Mekar Sejahtera, Pemasaran Pupuk dan Obat-obatan Darfiq Group, Tour

dan Travel Darfiq Group, dan sebagainya.

3. Sistem Pengajaran, Kegiatan, dan Jumlah Santri

Pesantren Darul Fiqhi ini termasuk pesantren jenis salafiyah dan

khalafiyah dalam bentuknya yang ekstrim. Barangkali kenyataannya di

lapangan tidak ada atau sedikit sekali pesantren salafiyah atau khalafiyah

dengan pengertian tersebut. Sebagian besar yang ada sekarang adalah pesantren

yang berada di antara rentangan dua pengertian di atas. Sebagian besar

pesantren yang mengaku atau menamakan diri pesantren salafiyah pada

umumnya juga menyelenggarakan pendidikan secara klasikal dan berjenjang,

walaupun tidak dengan nama madrasah atau sekolah. Demikian juga pesantren

khalafiyah, pada umumnya juga menyelanggarakan pendidikan dengan

pendekatan pengajian kitab klasik, Karena sistem “ngaji kitab” itulah yang

selama ini diakui sebagai satu identitas sebuah pesantren. Tanpa

menyelenggarakan kitab klasik, agak janggal disebut sebagai pesantren.

Sedangkan pesantren yang menjadikan metode Salafiyah dan Khalafiyah

berimbang kerap disebut dengan pesantren Salafi Modern.

Selanjutnya di Pesantren Darul Fiqhi ini para santri diajari belajar

kitab kuning, ilmu alat (Nahwu, Sharraf, Mantiq, Balaghoh, Arudh, dan

sebagainya) beserta hafalannya, dan memiliki lembaga pendidikan formal di

lingkungan pesantrennya. Model Pesantren Darul Fiqhi ini juga banyak diikuti
99

oleh pesantren-pesantren lain yang menggunakan simbiosis-mutualisme antara

ilmu umum dan ilmu agama. Adapun jadwal kegiatan Pesantren Darul Fiqhi ini

bisa dilihat pada lampiran disertasi ini.

Perlu penulis tambahkan bahwa kegiatan-kegiatan lainya yang

dilakukan oleh Pesantren Darul Fiqhi ini adalah menyekolahkan para anak

panti asuhan pada lembaga yang dimiliki Yayasan Pesantren Darul Fiqhi sesuai

dengan jenjangnya, mengkaryakan anak panti asuhan yang telah lulus SLTA

atau sedarajat di lembaga atau badan usaha milik Yayasan Pesantren Darul

Fiqhi yang akhirnya pembiayaannya ditanggung oleh BUMY (Badan Usaha

milik Yayasan), menyekolahkan ke jenjang Perguruan tinggi bagi anak yang

berbakat sesuai dengan bakatnya, memandirikan santri yang sudah jenjang

guru, baik guru di lembaga milik Yayasan Pesantren Darul Fiqhi atau yang

lain, mengadakan Forum Musyawarah atau diskusi pendalaman materi

pelajaran, mengadakan pelatihan keterampilan dan kewirausahaan,

mengadakan kegiatan-kegiatan produktif bidang pertanian, koperasi,

keterampilan dan kerajinan, dan sebagainya. Sedangkan jadwal kegiatan

sehari-hari para santri bisa dilihat dalam lampiran disertasi ini. Adapun terkait

dengan jumlah santri yang ada di Pesantren Darul Fiqhi ini bisa dilihat di

lampiran disertasi ini.

B. Pesantren Al-Mizan
1. Sejarah Berdirinya, Bentuk, Visi dan Misi, Afiliasi, Serta Relasi
Kerjasama

Pesantren Al-Mizan berdiri pada tahun 1985 yang didirikan oleh H.

Syukron Aziz Ghofron, di mana pada saat itu pesantren ini berbentuk panti
100

asuhan, seiring dengan berjalannya waktu tepatnya pada tahun 2000 lahirlah

nama Pesantren Darul Aitam. Berdirinya atau perubahan bentuk dari panti

asuhan menjadi pesantren adalah karena Animo masyarakat yang ingin

menitipkan anaknya di lembaga ini dan mereka tidak berkenan jika anak yang

dititipkan disebut sebagai anak asuh karena menurut mereka anak asuh

mengandung presepsi bahwa biaya pendidikan dan lainya akan ditanggung

(tidak bayar atau gratis) namun kalau dititipkan atau mondok itu berarti biaya

sendiri. Namun dalam perjalananya pada umumnya masyarakat masih banyak

yang menyebut Darul Aitam sebagai pondok dan panti asuhan, untuk

menghindari kesalahan persepsi tersebut akhirnya nama Darul Aitam diganti

menjadi Al-Mizan sesuai dengan nama masjid. Jadi nama Al-Mizan itu diambil

dari nama masjid yang pertama kali didirikan. Pesantren Al-Mizan ini

beralamat di Jalan Jenderal Sudirman Nomor 01 (Utara Monumen Patung

Kadet Soewoko Banjar Mendalan) Banjar Anyar, Banjarmendalan, Kecamatan

Lamongan, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.5

Selanjutnya, di masjid At-Taqwa itulah beliau mulai menelorkan ide-

idenya yang cemerlang yaitu menginginkan adanya pengkaderan dengan sistem

pesantren di kalangan persyarikatan Muhammadiyah khususnya di Lamongan

Kota, karena pada saat itu (sekitar tahun 1980-an) bahwa di kota Lamongan

untuk mencari seseorang untuk menjadi Ketua Cabang Muhammadiyah itu

sangat sulit sekali. Dan di masjid At-Taqwa inilah beliau mendirikan Madrasah

Aliyah Muhammadiyah  (1985) dan Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah

(1986) yang diharapkan kelak menjadi tempat pengkaderan bagi anak-anak


5
Dokumentasi Pesantren Al-Mizan 19 Desember 2019.
101

khususnya dari kalangan Muhammadiyah dan umumnya umat Islam, baik

sebagai kader ulama, kader pemimpin ataupun kader muballigh. Murid-murid

tersebut merupakan cikal bakal dari anak asuh Panti Asuhan Muhammadiyah

Cabang Lamongan, di mana murid-murid tersebut berasal dari keluarga kurang

mampu yang sebagian besar dititipkan di para Aghniya’  yang lazim disebut

Asuhan Keluarga. Walaupun Beliau dari keluarga Nahdhiyin, namun setelah

berguru di UII Surakarta dan HMI, rupanya pola pikir dan langkah

perjuangannya telah mengalami perubahan yang rasional dan modern. Apalagi

setelah diambil Menantu oleh ketua Pengurus Cabang Muhammadiyah di

Klaten-Solo (H. Mudzakir tahun 1970), yang membawa dampak dan inspirasi

tersendiri untuk berfikir dan berjuang di lingkungan persyarikatan

Muhammadiyah.6

Murid-murid yang ada di Madrasah Aliyah Muhammadiyah  dan

Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah tersebut selain sekolah juga dibina di

Asrama Pelajar Al-Khoiriyah mengenai pendalaman ilmu-ilmu agama,

sehingga lebih cepat proses kaderisasi, namun usaha pembinaan tersebut

seringkali mengalami kendala-kendala yang sangat berarti misalnya sering

tidak tepatnya waktu atau tidak hadir dari anak-anak asuhan keluarga tersebut,

di saat pelaksanaan pembinaan di asrama. Kebanyakan mereka mempunyai

alasan dengan banyaknya tugas rumah yang harus diselesaikan. Hal inilah yang

menggugah semangat H. Syukron untuk berfikir bahwa jika anak-anak asuhan

keluarga ini ditempatkan dalam asrama, dalam arti makan, tidur dan sekolah

6
Ibid.
102

serta pembinaan agama juga dilaksanakan di asrama, maka alangkah lebih

efektifnya proses kaderisasi ini terjadi.

Pikiran dan angan-angan tersebut selalu menghantui Beliau setiap

hari tentang bagaimana mempunyai lahan dan nanti akan dibangun sebuah

asrama, dan Alhamdulillah dengan bimbingan dan izin Allah SWT ada seorang

Aghniya’ H. Ishom Al-Churri, BBA. menyerahkan tanah wakafnya 10 x 30 M.

kepada Muhammadiyah lewat Drs. Kin agar dibangun Musholla. Dari modal

tanah tersebut lalu dilakukan penyerahan tanah wakaf secara resmi kepada

Cabang Muhammadiyah Lamongan pada tangggal 15 Juli 1985 dan diterima

oleh ketua Cabang Muhammadiyah yaitu KH. Khozin Jalik yang disaksikan

oleh bapak Bakri selaku kepala kelurahan Banjar Mendalan. Tanpa basa-basi

beliau bapak H. Syukron mengusulkan supaya tanah tersebut tidak hanya

dibangun musholla tetapi sekaligus asrama Panti Asuhan. Selanjutnya langsung

dimulai  pembangunan atau peletakan batu pertama tanggal 17 Agustus 1985.

Dengan semangat yang membara, sehari-hari beliau berfikir keras pagi, sore

dan malam, Alhamdulillah pembangunan tahap awal dalam tempo 6 bulan

dapat diselesaikan  (yang sekarang telah tampak bangunan kokoh lantai I

asrama dan lantai II masjid Al-Mizan).7

Adapun berkaitan dengan visi dari pesantren ini adalah terbentuknya

generasi shalih-shalihah, cerdas, terampil, mandiri dan dengan senantiasa

meluruskan niat serta mengharap Rahmat Hidayah dan Ridlo Allah SWT.

Sedangkan misinya adalah Memberikan Ilmu tentang keimanan yang benar dan

kuat, Memberikan Ilmu tentang pemahaman hukum (Syariah), Memberikan


7
Ibid.
103

Ilmu tentang Fadha’il Amal, Memberikan ilmu tentang Sains dan Teknologi

(keahlian), Memberikan bimbingan dan contoh (uswah), agar dapat

mengamalkan dan mengerjakan ilmu yang di dapatnya.

Pesantren Al-Mizan berafiliasi dengan organisasi kemasyarakat

Muhammadiyah, karena memang latar belakang para pendiri dan pengasuhnya

adalah alumni dari pesantren-pesantren yang berafiliasi kepada organisasi

kemasyarakatan Muhammadiyah juga. Selain itu, Pesantren Al Mizan adalah

Lembaga Pesantren dengan status kepemilikan milik organisasi masyarakat

Islam Muhammadiyah dan Pengendalian Pesantren Al-Mizan adalah berada di

bawah naungan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Lamongan.

Pesantren Al-Mizan yang notabenya berada dalam naungan

organisasi Muhammadiyah, tentu menjalin kerja sama dengan lembaga-

lembaga atau institusi yang mempunyai kesamaan arah dan tujuan antara lain

RSM (Rumah Sakit Muhamadiyah ) dan Pimpinan Ranting Muhamadiyah.

Bentuk kerja sama yang dijalankan adalah Partnership dan Kaderisasi sebagai

ilustrasinya adalah ketika anak kelas 12 SMA sudah lulus diwajibkan

melaksanakan pengabdian khususnya anak yang berada di Panti selama 1 tahun

dan akan ditempatkan di Ranting-Ranting dan di Cabang-Cabang

Muhammadiyah yang memang membutuhkan, dengan tujuan kaderisasi atau

kemandirian agar anak kalau sudah keluar mampu mandiri dan tidak menjadi

beban bagi orang tua atau keluarga.8

2. Sumber Pendanaan Pesantren

8
Ibid.
104

Sebagai lembaga yang eksis dalam dunia pendidikan dan keagamaan

tentu memerlukan pendanaan yang memadai, agar perjalanan dan eksistensinya

tetap stabil. Pesantren Al-Mizan mempunyai beberapa sumber Pendanaan yang

sampai saat ini digunakan, di antaranya ialah bersumber dari masyarakat atau

donator, para agniya’, Sumbangan dari Pemerintah yang berupa APBD dan

APPN.

Selain berperan di dunia pendidikan dan keagamaan Pesantren Al-

Mizan juga memiliki sumber pendanaan yaitu dari badan usaha intern yang

dikelola dan dijalankan sebagai upaya kemandirian ekonomi. Usaha yang saat

ini dikelola oleh Pesantren Al-mizan adalah berupa peternakan dan pertanian,

pertokoan atau mini market, Depo Air Minum Isi Ulang, kantin, dan

sebagainya.

3. Sistem Pengajaran, Kegiatan, dan Jumlah Santri

Pesantren Al-Mizan ini adalah termasuk pesantren jenis khalafiyah

yang sering diartikan sebagai pesantren yang baru atau modern. Pesantren

khalafiyah substansinya adalah salafiyah. Sebab pemaknaan khalafiyah

karena sudut kajian terhadap pesantren ini karena ruang terbuka terhadap

perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Sehingga pesantren

khalafiyah ini lebih dikenal dengan ciri khas materi, prosedural, sistem dan

fasilitas yang dipergunakan memasukkan unsur-unsur baru. Seperti,

diberlakukan kegiatan pendidikan formal sesuai ketentuan sistem pendidikan

nasional, fasilitas mempergunakan produk modern, dan sistem yang

dipergunakan mempergunakan mekanisme formal, dan sebagainya.


105

Adapun terkait dengan jadwal kegiatan sehari-hari para santri di

Pesantren Al-mizan ini bisa dilihat dalam lampiran disertasi ini. Sedangkan

terkait dengan jumlah santri yang ada di Pesantren Darul Fiqhi ini bisa dilihat

di lampiran disertasi ini.

Anda mungkin juga menyukai