BAB 8 Peraturan Zonasi
BAB 8 Peraturan Zonasi
BAB 8 Peraturan Zonasi
BAB
VIII
PERATURAN ZONASI
VIII-1
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
nama kode zonasi dapat disesuaikan dengan RTRW yang berlaku di daerah masing-
masing; dan
nama kode zonasi diupayakan bersifat universal seperti yang banyak digunakan di
luar negeri.
KODE KETERANGAN
I Kegitan pemanfaatan ruang dijinkan, karena sifatnya sesuai dengan peruntukan lahan
yang direncanakan. Hal ini berarti tidak akan ada peninjauan atau pembahasan atau
tindakan lain dari pemerintah kabupaten/kota terhadap pemanfaatan ruang tersebut.
T Kegiatan pemanfaatan diijinkan secara terbatas, artinya kegiatan pemanfaatan ruang
tersebut perlu dibatasi melalui penentuan standar pembangunan minimum,
pembatasan pengoperasian, atau peraturan tambahan lainnya yang berlaku di wilayah
VIII-2
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
VIII-3
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
8. Luas lantai bangunan untuk parkir tidak diperhitungkan dalam perhitungan KLB
asal tidak melebihi dari 50% KLB yang telah ditetapkan. Jika melebihi, maka
diperhitungkan 50% terhadap KLB.
9. Bangunan Khusus untuk parkir yang bukan merupakan bangunan pelengkap, luas
lantainya diperbolehkan mencapai 200% dari KLB yang ditetapkan dan
perletakannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
VIII-4
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
4. Sempadan pagar : garis dimana harus dipasang bagian luar dari pagar-pagar persil
atau pagar-pagar pekarangan.
Dalam menentukan garis sempadan digunakan pertimbangan terhadap transportasi
yaitu mempertimbangkan segi kemacetan lalu lintas. Maka dalam menghitung GSB
harus diketahui rencana jaringan jalannya untuk mengetahui lebar dan status jalan yang
ada. Untuk contoh perhitungan dapat dilihat pada lampiran zonasi.
B. Jarak Bebas Antar Bangunan
Jarak bebas dimaksudkan agar membentuk keserasian bangunan tunggal/rengang,
penerangan dan penghawaan ruang (kenyamanan & kesehatan), dan keamanan
terhadap bahaya kebakaran, seperti untuk sirkulasi kendaraan pemadam kebakaran,
dsb.
C. Tampilan Bangunan
Ditetapkan dengan mempertimbangkan warna bangunan, bahan bangunan, tekstur
bangunan, muka bangunan, gaya bangunan, keindahan bangunan, serta keserasian
bangunan dengan lingkungan sekitarnya. Maka dapat dikatakan tampilan bangunan
merupakan estetika bangunan.
VIII-5
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
Pemakaman
Perkantoran
Skala BWP
Skala BWP
Pariwisata
Pertanian
Gampong
Menegah
TPS (3R)
Sedang
IPAL
KLASIFIKASI KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
RUANG TERBUKA HIJAU
1 Taman Lingkungan I I I X I B I B B I X I I I I
2 Taman Kota I I I X I X I X X I X I I I I
3 Taman Pemakaman Umum I I X I X X X X X X B X X X X
4 Keaneka Ragaman Hayati/Plasma Nutfah I I I I I I I I I I X I I I I
5 Sabuk Hijau/Jalur Hijau Jalan B B I X I I I I I I X I I I I
6 Lapangan Olah Raga Terbuka I I I X I I I I I I X I I I I
7 Hutan Kota I I I X B X X X X X X X X X I
8 Taman Edukasi I I I X I X X X X X X X X X I
PERUMAHAN
1 Rumah Tunggal B B X X I T X T X X B T X X X
2 Rumah Kopel B B X X I T X T X X B T X X X
3 Rumah Deret X X X X I T X T X X B T X X X
4 Rumah Dinas X X X X I T I T I T B I X X X
5 Rumah Susun X X X X I T X T X X B B X X X
6 Rumah Kos X X X X I T X T X X B X X X X
7 Panti Sosial X X X X I T B T B X B X X X X
8 Rumah Asrama/Mess X X X X I B I B I X B I X X X
PERDAGANGAN
1 Warung/Kios X X X X T I X I T T B T X X T
2 Pedagang Kaki Lima X X X X T T X T X T B B X X T
3 Pertokoan Campuran/Kelontong X X X X T I X I T T B X X X T
4 Swalayan/Mini Market/Supermarket X X X X B T X T X X B X X X B
5 Department store X X X X X B X B X X B X X X X
6 Pasar Tradisional X X X X B I X I X X B X X X X
7 Rumah Makan/Café X X X X T T X T X T B X X X T
VIII-6
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
8 Mall/Plaza/Pusat Perbelanjaan/Hypermarket X X X X X B X B X X B X X X X
Pertokoan (Peralatan/Pasokan Pertanian dan
9 X X X X B T X T X X B X X X X
Sejenisnya)
10 Showroom X X X X X I X B X X B X X X X
11 SPBU/SPPBE/SPDN dan sejenisnya X X X X B B X B X X B X X X X
12 Depot Isi Ulang Air Minum X X X X B I X I X X B X X X X
JASA KOMERSIL
1 Asuransi dan Jasa non bank lainnya X X X X B I B I B X X X X X X
2 Kantor Finansial/Koperasi Simpan Pinjam X X X X B I B I B X X B X X X
3 Kantor Cabang/Cabang Pembantu X X X X X I B I B X X I X X X
4 Kantor Pusat/Kantor Cabang Utama X X X X X I B I B X X I X X X
5 Biro Perjalanan X X X X B I X I X I X X X X X
6 Pool Kendaraan X X X X X I X I X I X X X X T
7 Jasa Pengiriman dan Pengangkutan X X X X B I X I X I X X X X X
8 Jasa Pencucian Kendaraan X X X X T I X I X X X X X X X
9 Jasa Pendidikan/Bimbingan belajar/kursus X X X X I I X I X I X X X X X
10 Jasa Komunikasi X X X X T I X I X X X X X X X
11 Warnet X X X X T I X I X X X X X X X
12 Publikasi (Baliho,Videotron dan Sejenisnya) X X X X B I B I B B X B X X B
13 Tower/Menara Telekomunikasi Bersama X X X X B I B I B X X X X X X
14 Stasiun Radio X X X X I I X I X X X B X X X
15 Stasiun Televisi X X X X I I X I X X X X X X X
16 Jasa Kecantikan X X X X I I X I X X X X X X X
17 Praktek Dokter X X X X I I X I X T X X X X X
18 Klinik/Praktek bersama X X X X I I X I X X X B X X X
19 Laboratorium X X X X B I X I X X X X X X X
20 Apotik/Toko Obat X X X X I I X I X X X X X X X
21 Karaoke Keluarga X X X X T I X I X X X X X X X
22 Bioskop X X X X X I X I X X X X X X X
23 Gedung Pertunjukan X X X X X I X I X T X X X X X
24 Kantor Swasta X X X X X I T I B T X X X X X
25 Jasa Percetakan X X X X I I T I X I X X X X X
26 Gedung Pertemuan/Auditorium X X X X T I I I X X X B X X B
27 Perbengkelan X X X X T I X I X X X B X X X
28 Rumah Potong Hewan X X X X X B X X X X X X X X X
29 Gedung Parkir X X X X I I I I X B X X X X B
30 Wisma Penginapan/Motel/Losmen X X X X I I X I X X X X X X B
31 Hotel X X X X I I X I X X X X X X B
PERKANTORAN
1 Kantor Kelurahan/Kecamatan X X X X T I I I X I X X X X X
2 Kantor Pemerintahan Kota X X X X T I I I X I X X X X X
3 Kantor Pemerintahan Provinsi/Pusat X X X X T T I I X I X X X X X
4 Kantor Konsulat/Perwakilan Negara Asing X X X X B B I I X B X X X X X
5 Kantor Polsek/Koramil dan sejenisnya X X X X B B I I X B X I X X B
6 Kantor Polisi/TNI skala Kota atau Provinsi X X X X B B I I X B X I X X B
7 Pos Jaga I I I I I I I I B I X I I I I
8 Pos Pemadam Kebakaran X X X X I I I I B I X X X X X
VIII-7
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
VIII-8
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
11 Pengolahan sampah/limbah X X X X B X X X X B X B X I B
12 Penimbunan barang bekas X X X X X B X X X X X X X I X
13 BTS X X X X B B B B B B X X X B X
14 Rumah pompa B B X X I I I X X I X I B B I
15 Pembangkit listrik X X X X X X X X X B X X X X X
16 Lapangan Perkerasan X X I I I I I X X I X I I I I
17 Tempat parkir I I X X I I I I I I X I B I I
18 Taman bermain dan rekreasi I I X X I I I X X I X I B X I
19 Trotoar B B X X I I I I I I X I I X I
20 Gudang/Pergudangan X X X X X B X B I X X T X T X
CAMPURAN
1 Stasiun terpadu X X X X X T X X X X X T X X X
2 Taman pintar X X T X B I B X X I X I X X I
VIII-9
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
f. Perubahan Peraturan Zonasi Perubahan kecil (kurang dari 10% fungsi subzona) dan tidak mengubah pola ruang (zoning map) wilayah perencanaan dapat
diputuskan oleh bupati atau kepala dinas teknis terkait.
g. Tambahan
h. Khusus Pembatasan bangunan dengan hanya memberikan izin pembangunan pada bangunan / aktivitas yang mendukung kegiatan nelayan /
perikanan dan pariwisata alam, disertai dengan prasarana lingkungan permukiman
VIII-10
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
VIII-11
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
VIII-12
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
h. Khusus Untuk sempadan sungai dengan lebar lebih dari 5 meter dapat difungsikan sebagai wisata alam sepanjang sisi sungai.
Untuk sempadan sungai dengan lebar lebih darimeter dapat dilengkapi jalan inspeksi.
3 ZONA RUANG TERBUKA HIJAU – RTH 4 (Taman Kelurahan/Gampong)
a. Kegiatan dan Penggunaan Kegiatan dan Penggunaan Lahan mengacu kepada Matriks ITBX pada Lampiran. Keterangan lebih lanjut terkait penggunaan lahan terbatas dan
Lahan bersyarat adalah :
T B
1. Tempat pembuangan sementara diijinkan terbatas dengan
batasan
2. Kegiatan perdagangan dan jasa berupa warung diijinkan
secara terbatas dengan batasan:
Kegiatan peruntukan lainnya berupa pengambilan air
tanah diizinkan secara terbatas
Tidak mengganggu fungsi RTH;
Tidak mengganggu, merusak, maupun menurunkan
kualitas ekosistem atau lingkungan sekitarnya;
VIII-13
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
VIII-14
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
VIII-15
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
VIII-16
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
VIII-17
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
VIII-18
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
VIII-19
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
VIII-20
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
VIII-21
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
VIII-22
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
VIII-23
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
VIII-24
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
VIII-25
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
VIII-26
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
e. Pelaksanaan a. Pembangunan rumah sesuai dengan peraturan zonasi ini akan diberikan insentif berupa kemudahan perizinan pembangunan.
b. Pembangunan rumah yang tidak sesuai dengan peraturan zonasi ini namun sudah memiliki ijin yang diperoleh sebelum disahkannya
Peraturan Zonasi ini dan belum dilaksanakan, maka pembangunannya dapat terus dilakukan, namun akan dikenakan disinsentif
berupa peningkatan retribusi atau dapat mengajukan perubahan ijin kembali dengan insentif pada pembiayaannya.
c. Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan
akan dibatasi perkembangannya untuk kegiatan yang diizinkan terbatas sedangkan untuk kegiatan yang tidak diizinkan akan
dikenakan disinsentif berupa peningkatan pajak dan tidak diterbitkannya lagi perizinan operasi (bila ada), serta dicabutnya izin
setelah 5 tahun dengan memberikan ganti rugi kepada pihak yang bersangkutan.
d. Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki izin yang sah harus segera
disesuaikan dalam waktu paling lama 12 bulan setelah berlakunya Peraturan Daerah ini.
f. Perubahan Peraturan Zonasi Perubahan kecil (kurang dari 10% fungsi subzona rumah kepadatan sedang-rendah) dan tidak mengubah pola ruang (zoning map)
wilayah perencanaan dapat diputuskan oleh bupati atau kepala dinas teknis terkait.
Setiap perubahan fungsi bangunan gedung harus diikuti oleh pemenuhan persyaratan bangunan gedung terhadap fungsi yang baru dan
diproses kembali untuk mendapatkan perizinan yang baru
g. Tambahan a. Kelompok rumah yang memiliki fungsi campuran dengan komersial sebagai kegiatan utamanya, masuk ke dalam zona perdagangan
dan jasa.
b. Kelompok rumah yang memiliki fungsi campuran dengan jasa kantor sebagai kegiatan utamanya dan tidak cukup menempati sebagian
rumah saja, masuk ke dalam zona perdagangan dan jasa..
c. Kelompok rumah yang memiliki fungsi campuran dengan industri (home industry) yang semakin berkembang dan melebihi ambang
batas KDB, serta tidak cukup menempati sebagian rumah saja, masuk ke dalam zona industri.
d. Kelompok rumah yang memiliki fungsi campuran dengan sarana pelayanan umum sebagai kegiatan utamanya dan tidak cukup
menempati sebagian rumah saja, masuk ke dalam zona sarana pelayanan umum.
VIII-27
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
VIII-28
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
VIII-29
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
VIII-30
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
VIII-31
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
VIII-32
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
VIII-33
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
Standar Teknis
1) Undang-Undang No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
2) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5285).
3) Peraturan Presiden No. 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat perbelanjaan dan Toko Modern.
4) Peraturan Menteri Negara Pekerjaan Umum No. 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;
5) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26/PRT/M/2008, tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan
Gedung dan Lingkungan.
6) Peraturan Menteri Perdagangan No. 53/M-DAG/PER/12/2008 Tahun 2008 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar
Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern.
VIII-34
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
VIII-35
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
VIII-36
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
VIII-37
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
e. Pelaksanaan 1. Pembangunan perkantoran sesuai dengan peraturan zonasi ini akan diberikan insentif berupa kemudahan perizinan pembangunan.
2. Pembangunan perkantoran yang tidak sesuai dengan peraturan zonasi ini namun sudah memiliki ijin yang diperoleh sebelum
disahkannya Peraturan Zonasi ini dan belum dilaksanakan, maka pembangunannya dapat terus dilakukan, namun akan dikenakan
disinsentif berupa peningkatan retribusi atau dapat mengajukan perubahan ijin kembali dengan insentif pada pembiayaannya.
3. Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan
akan dibatasi perkembangannya untuk kegiatan yang diizinkan terbatas sedangkan untuk kegiatan yang tidak diizinkan akan
dikenakan disinsentif berupa peningkatan pajak dan tidak diterbitkannya lagi perizinan operasi (bila ada), serta dicabutnya izin
setelah 5 tahun dengan memberikan ganti rugi kepada pihak yang bersangkutan.
4. Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki izin yang sah harus segera
disesuaikan dalam waktu paling lama 12 bulan setelah berlakunya Peraturan Daerah ini.
f. Perubahan Peraturan Zonasi Perubahan kecil (kurang dari 10% fungsi subzona) dan tidak mengubah pola ruang (zoning map) wilayah perencanaan dapat
diputuskan oleh bupati atau kepala dinas teknis terkait.
g. Tambahan a. Perubahan kecil (kurang dari 10% fungsi subzona perkantoran) dan tidak mengubah pola ruang (zoning map) wilayah perencanaan
dapat diputuskan oleh bupati.
b. Setiap perubahan fungsi bangunan gedung harus diikuti oleh pemenuhan persyaratan bangunan gedung terhadap fungsi yang baru dan
diproses kembali untuk mendapatkan perizinan yang baru
h. Khusus Standar Teknis :
1) Undang-Undang No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
2) Peraturan Menteri Negara Pekerjaan Umum No. 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;
3) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26/PRT/M/2008, tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan;
4) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5285).
8 SUB ZONA INDUSTRI – SIKM (sentra industry kecil dan menengah)
VIII-38
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
VIII-39
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
VIII-40
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
VIII-41
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
f. Perubahan Peraturan Zonasi 1. Perubahan kecil (kurang dari 10% fungsi subzona SIKM) dan tidak mengubah pola ruang (zoning map) wilayah perencanaan dapat
diputuskan oleh bupati.
2. Setiap perubahan fungsi bangunan gedung harus diikuti oleh pemenuhan persyaratan bangunan gedung terhadap fungsi yang baru dan
diproses kembali untuk mendapatkan perizinan yang baru
g. Tambahan 1. Kriteria pertimbangan pengembangan lokasi industri:
Jarak ke pusat kota minimal 15 km
Jarak terhadap permukiman minimal 5 km
Kesuburan tanah relatif tidak subur (non irigasi teknis)
Peruntukan lahan non permukiman, non pertanian, non konservasi
Orientasi lokasi yang mempunyai aksesibilitas tinggi dan dekat dengan potensi sumberdaya manusia.
2. IPAL
Jenis industri yang akan berlokasi di zona industri berpotensi menghasilkan limbah cair, wajib dilengkapi dengan IPAL yang mengolah
4 parameter kunci yaitu BOD, COD, pH dan TSS
Jika limbah cair yang dihasilkan jauh diatas standar influent 4 parameter IPAL, maka limbah cair yang dihasilkan wajib dikelola
terlebih dulu (pre treatment) oleh masing-masing pabrik
VIII-42
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
VIII-43
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
VIII-44
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
VIII-45
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
VIII-46
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
VIII-47
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
VIII-48
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
VIII-49
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
e. Pelaksanaan – Pembangunan sarana pertahanan dan keamanan yang tidak sesuai dengan peraturan zonasi ini namun sudah memiliki ijin yang
diperoleh sebelum disahkannya Peraturan Zonasi ini dan belum dilaksanakan, maka pembangunannya dapat terus dilakukan, namun
akan dikenakan disinsentif berupa peningkatan retribusi atau dapat mengajukan perubahan ijin kembali dengan insentif pada
pembiayaannya.
– Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan
akan dibatasi perkembangannya untuk kegiatan yang diizinkan terbatas sedangkan untuk kegiatan yang tidak diizinkan akan
dikenakan disinsentif berupa peningkatan pajak dan tidak diterbitkannya lagi perizinan operasi (bila ada), serta dicabutnya izin
setelah 5 tahun dengan memberikan ganti rugi kepada pihak yang bersangkutan.
f. Perubahan Peraturan Zonasi – Perubahan kecil (kurang dari 10% fungsi subzona sarana pendidikan) dan tidak mengubah pola ruang (zoning map) wilayah
VIII-50
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
VIII-51
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
VIII-52
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
VIII-53
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
Standar teknis :
1) Undang-Undang No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
2) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5285);
3) Peraturan Menteri Negara Pekerjaan Umum No. 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;
4) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26/PRT/M/2008, tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan;
5) SNI 03-1733-2004 tentang Tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan;
6) PP No. 82 tahun 2011 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
VIII-54
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
VIII-55
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
VIII-56
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
e. Pelaksanaan
f. Perubahan Peraturan Zonasi Perubahan kecil (kurang dari 10% fungsi subzona) dan tidak mengubah pola ruang (zoning map) wilayah perencanaan dapat diputuskan oleh
bupati atau kepala dinas teknis terkait.
g. Tambahan Jenis kegiatan peruntukan lainnya diijinkan dengan memperhatikan :
1) Kegiatan berbasis alam (memanfaatkan potensi pantai)
2) Tidak mengganggu fungsi utama zona pertambakan, pariwisata, dan sempadan pantai
3) Kesesuaian dengan pemanfaatan ruang
h. Khusus Pembatasan bangunan / perkerasan dengan hanya memberikan izin pada bangunan / aktivitas yang mendukung fungsi pariwisata sesuai
ketentuan intensitas pemanfaatan ruang
15 ZONA PERUNTUKAN CAMPURAN - C-3 (Perkantoran Dan Perdagangan/Jasa)
VIII-57
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
VIII-58
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
VIII-59
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
VIII-60
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
VIII-61
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
Standar Teknis :
1. Undang-Undang No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5285).
3. Peraturan Presiden No. 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat perbelanjaan dan Toko Modern.
4. Peraturan Menteri Negara Pekerjaan Umum No. 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26/PRT/M/2008, tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan
Gedung dan Lingkungan.
6. 6) Peraturan Menteri Perdagangan No. 53/M-DAG/PER/12/2008 Tahun 2008 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar
Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern.
VIII-62
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
VIII-63
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
Ijin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai lagi akibat adanya perubahan rencana tata
ruang wilayah dapat dibatalkan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah dengan
memberikan ganti kerugian yang layak.
Setiap pejabat pemerintah yang berwenang menerbitkan Ijin pemanfaatan ruang
dilarang menerbitkan Ijin yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.
Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur perolehan Ijin dan tata cara penggantian
yang layak diatur dengan peraturan pemerintah.
Berdasarkan ketentuan perijinan sebagaimana diuraikan di atas, pada intinya bahwa kegiatan
yang berpeluang menimbulkan gangguan pada dasarnya dilarang kecuali dengan ijin. Setiap
kegiatan dan pembangunan harus memohon ijin dari pemerintah atau pemerintah daerah
setempat yang akan memeriksa kesesuaiannya dengan rencana dan standar administrasi.
Perijinan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang yang berlandaskan pada rencana tata
ruang pada dasarnya mempunyai beberapa jenis perijinan, antara lain dapat disebutkan sebagai
berikut:
A. Rekomendasi Advice Planning (AP) atau Keterangan Rencana (KP) yang dikeluarkan
oleh Dinas Pengawasan Bangunan dan Pengendalian Lingkungan (BAPPEDA)
Kabupaten/Kota. Rekomendasi AP ini diutamakan untuk menentukan peruntukan,
fungsi dan bentuk bangunan, Rencana Ruang Milik Jalan (Rumija), Sempadan Bangunan
sempadan lainnya serta ketentuan teknis bangunan lainnya yang termuat dalam
Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Bangunan.
B. Izin Kegiatan (Sektoral) merupakan persetujuan pengembangan
aktivitas/sarana/prasarana yang menyatakan bahwa aktivitas budidaya yang akan
mendominasi kawasan memang sesuai atau masih dibutuhkan atau merupakan bidang
yang terbuka di wilayah tempat kawasan itu terletak. Ijin ini diterbitkan oleh
pembina/pengelola sektor terkait. Jenis ijin kegiatan (sektoral) ini terdiri atas:
Izin Prinsip :persetujuan pendahuluan yang dipakai sebagai kelengkapan persyaratan
teknis permohonan ijin lokasi. Bagi perusahaan PMDN/PMA, surat persetujuan
penanaman modal (SPPM) untuk PMDN dari Kepala BKPM atau surat pemberian
persetujuan Presiden untuk PMA, digunakan sebagai Ijin Prinsip.
Izin Tetap : merupakan persetujuan akhir setelah ijin lokasi diperoleh. Ijin lokasi
menjadi persyaratan sebelum memberikan persetujuan final tentang pengembangan
kegiatan tersebut.
VIII-64
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
Ijin lokasi: persetujuan lokasi bagi pengembangan aktivitas, sarana dan prasarana
yang menyatakan kawasan yang dimohon sesuai untuk dimanfaatkan bagi aktivitas
dominanyang telah memperoleh ijin prinsip. Ijin lokasi akan dipakai sebagai dasar
dalam dalam melaksanakan perolehan tanah melalui pengadaan tertentu dan dasar
bagi pengurusan hak atas tanah.
Hak Atas Tanah : walaupun sebenarnya bukan merupakan perijinan, namun dapat
dianggap sebagai persetujuan kepada pihak pelaksanaan pembangunan di atas lahan
yang diperoleh. Macam hak sesuai dengan sifat pihak pelaksana dan sifat kegiatan.
Pada tingkat kawasan hak yang diberikan umumnya bersifat kolektif (misal hak HGB
induk). Sedangkan hak kepemilikan individual dapat dikembangkan dari hak kolektif.
D. Izin Perencanaan dan Bangunan terdiri atas :
Izin peruntukan penggunaan tanah : ijin perencanaan dan atau rekomendasi
perencanaan bagi penggunaan tanah yang didasarkan pada RTRW maupun RDTR.
Izin Mendirikan Bangunan (IMB) : setiap aktivitas budidaya rinci yang bersifat binaan
(bangunan) perlu memperoleh IMB jika akan dibangun. Perhatian utama diarahkan
pada kelayakan struktur bangunan melalui penelaahan rancangan rekayasa
bangunan. Rencana tapak disetiap blok peruntuan (terutama bangunan berskala
besar) atau rancangan arsitektur disetiap persil. Persyaratan teknis lainnya seperti
lingkungan sekitar misalnya garis sempadan (jalan dan bangunan) KDB, KLB, KDH.
Izin Tempat Usaha (ITU) yang diterbitkan Dinas Perijinan Kabupaten/Kota. Ijin ini
diperlukan untuk bangunan yang telah memiliki IMB yang digunakan untuk usaha
baik sebagian maupun seluruhnya.
E. Izin Lingkungan merupakan persetujuan yang menyatakan aktivitas dalam kawasan
yang dimohon layak dari segi lingkungan. Jenis ijin lingkungan ini ada dua hal, yaitu :
Izin HO : ijin HO/undang-undang gangguan terutama untuk kegiatan usaha yang
tidak mempunyai dampak penting terhadap lingkungan hidup (bukan obyek
AMDAL). Ijin ini umumnya diterbitkan Bupati melalui Sekretariat Daerah.
Persetujuan RKL dan RPL : persetujuan RKL dan RPL untuk kawasan yang sifat
kegiatannya rinci yang berada di dalamnya secara sendiri-sendiri maupun bersama-
sama berdampak penting terhadap lingkungan hidup. Persetujuan RKL dan RPL
untuk kawasan terpadu diterbitkan oleh Menteri Lingkungan Hidup. Sedangkan RKL
dan RPL yang tergantung pada karakteristik kawasan diterbitkan oleh Bupati melalui
Komisi AMDAL terkait.
F. Izin Operasional seperti surat ijin operasional pada perdagangan pada Surat Ijin Usaha
Perdagangan (SIUP), Tanda Daftar Perdagangan (TDP), surat ijin operasional kesehatan,
surat ijin operasional pendidikan. Ijin operasional ini biasanya diterbitkan oleh oleh
VIII-65
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
Bupati melalui Instansi atau SKPD yang mempunyai kewenangan bidang tersebut
seperti SIUP, TDP di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, bidang kesehatan
pada Dinas Kesehatan, bidang pendidikan pada Dinas Pendidikan, dan lain-lain. Ijin ini
diperlukan untuk melaksanakan usaha yang sifatnya sangat operasional atau
mempunyai keterkaitan diluar kewenangan dengan Pemerintah Daerah.
VIII-66
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
VIII-67
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
Secara ringkas mekanisme insentif dan disinsentif dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 8.4 Mekasnisme Insentif dan Disinsentif
Bidang Insentif Disinsentif
Administratif Kemudahan pemberian izin. Perpanjangan prosedur.
Penghargaan. Perketat/tambah syarat.
Ekonomi Keringanan pajak. Pajak tinggi
Kompensasi. Retribusi tinggi
Imbalan. Denda/charge
Pola pengelolaan.
Fisik Subsidi prasarana. Pembatasan prasarana
Bonus/insentif.
TDR.
Ketentuan teknis.
Sumber : Hasil Analisa Konsultan RDTR, 2019
Ada beberapa pertimbangan dalam pemberian insentif dan disinsentif, yaitu sebagai berikut:
pergeseran tatanan ruang yang terjadi tidak menyebabkan dampak yang merugikan
bagi pembangunan kota/kawasan;
pada hakekatnya tidak boleh mengurangi hak masyarakat sebagai warganegara,
dimana masyarakat mempunyai hak dan martabat yang sama untuk memperoleh dan
mempertahankan hidupnya; dan
tetap memperhatikan partisipasi masyarakat di dalam proses pemanfaatan ruang
untuk pembangunan oleh masyarakat.
Kedua perangkat di bawah ini dapat diterapkan dalam dua kondisi, yaitu :
Kondisi normal
Dalam kondisi ini, perangkap insentif dan disisentif dimaksudkan untuk perangkat
pengelolaan pembangunan dalam kerangka pengendalian pemanfaatan ruang supaya
tetap terjamin dan terimplementasikan sesuai dengan arahan perencanaan yang
telah direncanakan dan disepakati bersama oleh seluruh stakeholder pembangunan
tanpa adanya faktor-faktor perubahan baik yang berasal dari keadaan setempat
(internal) maupun faktor-faktor yang berasal dari keadaan luar (eksternal).
Kondisi khusus.
Dalam keadaan khusus yang dapat terjadi pada suatu wilayah/kawasan yang cepat
berkembang karena memiliki keuntungan lokasi baik secara internal kawasan
tersebut maupun dalam konteks regional (eksternal) yang strategis sehingga
VIII-68
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
perubahan-perubahan fisik, dan sosial ekonomi setempat cepat sekali berubah sesuai
dengan dinamika yang terjadi. Keadaan khusus juga berarti dimaksudkan untuk
pengembangan wilayah/kawasan dari suatu kota yang lambat dalam
perkembangannya karena miskin daya tarik yang berupa sumber daya setempat
maupun keuntungan lokasi. Dalam keadaan ini, perangkap insentif dan disinsentif
dimaksudkan supaya pengelolaan pembangunan tanggap terhadap perubahan-
perubahan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor setempat (internal) maupun faktor
luar (eksternal).
Ketentuan mengenai tata cara dan mekanisme pemberian insentif dan disinsentif diatur dalam
Peraturan Bupati.
VIII-69
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
g. pembongkaran bangunan;
h. pemulihan fungsi ruang; dan/atau
i. denda administratif.
Pelanggaran terhadap poin c dikenakan sanksi administratif berupa:
a. peringatan tertulis;
b. penghentian sementara kegiatan;
c. penghentian sementara pelayanan umum;
d. penutupan lokasi;
e. pembongkaran bangunan;
f. pemulihan fungsi ruang; dan/atau
g. denda administratif.
Beberapa tipologi ketentuan pemberian sanksi pemanfaatan ruang dapat dilihat pada tabel
berikut
Tabel 8.5 Ketentuan Sanksi Pemanfaatan Ruang
Sesuai Rencana Tidak Sesuai Rencana
Telah Ada Sebelum ditetapkan
1. Berizin 1. Dapat diteruskan sampai
waktu yang ditentukan
2. Larangan melakukan
perubahan fungsi
kawasan.
2. Tidak Berizin 1. Pelengkapan Izin 1. Penghentian Sementara/
2. Pengenaan Denda tetap
2. Pemulihan Fungsi
Setelah RTRWditetapkan, ada persetujuan perubahan pemanfaatan ruang
1. Berizin 1. Penghentian Sementara/
tetap
2. Pemulihan Fungsi
2. Tidak Berizin 1. Pelengkapan Izin 1. Penghentian Sementara/
2. Pengenaan Denda tetap
2. Pemulihan Fungsi
3. Pengenaan Dampak
Lingkungan
Setelah RTRW ditetapkan, tidak ada persetujuan perubahan pemanfaatan ruang
1. Berizin Tidak boleh terjadi, jika
VIII-70
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
VIII-71
LAPORAN AKHIR
[RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SAMALANGA]
Penghentian Pembangunan.
Pembongkaran.
Sanksi tersebut diberi batas waktu pelaksanaan terutama untuk putusan yang membutuhkan
waktu seperti pembongkaran atau pelaksanaan administrasi. Apabila sampai batas waktu yang
telah ditentukan sudah terlampaui, sanksi administrasi belum dilaksanakan, maka pemerintah
berhak mengajukan kasus ke lembaga peradilan. Sanksi Perdata, dapat berupa tindakan
pengenaan denda atau pengenaan ganti rugi. Sanksi ini dikenakan atas pelanggaran penataan
ruang yang berakibat terganggunya kepentingan seseorang, kelompok orang atau badan
hukum. Sanksi perdata dapat berupa ganti rugi, pemulihan keadaan atau perintah dan
pelarangan melakukan suatu perbuatan. Sedangkan Sanksi Pidana, dapat berupa tindakan
penahanan atau kurungan. Sanksi ini dikenakan atas pelanggaran penataan ruang yang
berakibat terganggunya kepentingan umum. Sanksi pidana dapat berupa kurungan, denda dan
perampasan barang.
Hal ini dilakukan dengan maksud agar dalam menyusun setiap rencana kegiatan di suatu lokasi
berpedoman pada RDTR Kawasan Perkotaan Samalanga yang telah ditetapkan.
8.3.4.3 Tindak Lanjut RDTR Kawasan Perkotaan Samalanga
Sebagai tindak lanjut penjabaran RDTR Kawasan Perkotaan Samalanga 2019-2039 ke dalam
rencana yang lebih rinci, dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
pembuatan dan pengembangan Indikasi Program dan Penahapan Pelaksanaan
Pembangunan;
mengalokasikan dana dari APBD Kabupaten maupun sumber pendanaan lainnya;
meningkatkan kemampuan SDM di bidang pengelolaan tata ruang; dan
menyiapkan aturan pelaksanaan sebagai penjabaran operasional dari RDTR Kawasan.
VIII-73
LAPORAN AKHIR