KAK Deteksi Dini Ispa

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 2

KERANGKA ACUAN KERJA

DETEKSI DINI ISPA TAHUN 2018

A. LATAR BELAKAN

ISPA merupakan masalah kesehatan yang sangat penting karena


menyebabkan kematian bayi dan balita yang sukup tinggi yaitu kira – kira
satu dari empat kematian yang terjadi setiap anak diperkirakan mengalami
tiga sampe enam episode ISPA setiap tahunnya. ISPA merupakan salah satu
penyebab utama kunjungan pasien disarana pelayanan kesehatan yaitu
sebanyak 40% -60% kunjungan berobat dipuskesmas dan 15% - 30%
kunjungan berobat dirawat jalan dan rawat inap di rumah sakit (Depkes RI
2009).
Saat ini dibutuhkan pengenalan diniyang tepat untuk dapat mendeteksi
gejala – gejala penyakit ISPA terutama yang terjadi pada anak-anak supaya
dapat mencegah keterlambatan dalam menangani penyakit ISPA , karena
kalo tidak dilakukan pengenalan dini untuk dapat mendeteksi penyakit ISPA
yang bisa mengakibatkandampak yang buruk bagi anak, petugas dan
masyarakat perlu mengenal anak-anak yang sakit serius dengan gejala batuk
atau sukar bernapas yang membutuhkan pengobatan.
Deteksi dini merupakan upaya penjaringan dan penyaringan yang
dilaksanakan untuk menemukan penyimpangankelainan terhadap anak yang
mengalami penyakit ISPA

TUJUAN
Tujuan Umum:
Untuk menekan angka kesakitan bayi dan balita yang diakibatkan oleh
penyakit ISPA
Tujuan Khusus:
 Tercapainya target penemuan dan tatalaksana kasus ISPA balita di
wilayah kerja UPT. Puskesmas II Jembrana.
 Meningkatkan pengetahuan dan perilaku bmasyarakat didalam pola
pencarian pengobatan untuk kasus ISPA diwilayah kerja UPT.
Puskesmas II Njembrana.

B. KEGIATAN POKOK
a. Penemuan kasus ISPA secara pasif, mulai dari tingkat desa/poskesdes,
puskesmas pembantu sampai kepuskesmas induk
b. Penemuan kasus ISPA secara aktif oleh petugas kesehatan bersama
kader secara aktif mendatangi sasaran diwilayah kerja atau lapangan
c. Penderita yang ditemukan dilapangan dirujuk kepuskesmas dan
diberikan pengobatan sesuai tatalaksana standar ISPA
d. Penderita dengn klasifikasi berat dan ada tanda – tanda bahaya harus
segera dirujuk ke Rumah Sakit

C. STRATEGI
a. Upaya pengendalian kesakitan melalui pendekatan Manajemen
Terpadu Balita Sakit (MTBS) yang dilakukan kerjasama dengan lintas
program yang terkait dengan kesehatan balita
b. Pengendalian penyakit ISPA dilakukan melalui jejaring kerjasama
kemitraan dengan berbagai lintas program dan lintas sektor
c. Logistik pengendalian penyakit ISPA meliputi obat esensial, sound
timer, oksigen konsentrator dan lain-lain tetap tersedia di Puskesmas
II Jembran

D. SASARAN
Usia batita yaitu bayi (0≤1) dan balita (1≤5) dengan fokus penanggulangan
pada penyakit pneumonia

E. JADWAL
a. Sesuai jadwal pelayanan didalam gedung
b. Sesuai jadwal pelayanan di luar gedung dilakukan 5x dalam setahun
c. Terintegrasi denagn lintas program dan lintas sektor

F. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


a. Cakupan penemuan penderita ISPA/Pneumonia
b. Sasaran terlayani dengan baik sesuai target

G. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Pelaporan rutin berjenjang dari poskesdes /pustu, BPD /DPS, ppuskesmas
induk sampai ke Dinas Kesehatan setiap bulannya.

H. LINTAS SEKTORAL DAN LINTAS PROGRAM


Lintas sektor kerja sama dengaan dinas kesehatan , kantor camat, kepala
desa, kader, pengusaha dan masyarakat yang menjadi sasaran .
Lintas program kerja sama dengan pemegang program MTBS, KIA,
Promkes dan keuangan puskesmas

Anda mungkin juga menyukai