Konsep Antropologi Sosial Dan Antropologi Kesehatan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

KONSEP ANTROPOLOGI SOSIAL DAN ANTROPOLOGI

KESEHATAN

Disusun oleh:

Indri Oktavia Utami

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEKOLAH


TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI 2020
1.Konsep antropologi sosial dan kesehatan

A. Sejarah perkembangan ilmu antropologi

B . Sejarah perkembangan antropologi kesehatan

C. Definisi antropologi kesehatan

E. Konsep dasar individu dan masyarakat

F. Hubungan manusia dan sosial


A. SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU ANTROPOLOGI

Dalam perkembangan ilmu antropologi terbagi menjadi 4 fase, yaitu:

- Fase Pertama (Sebelum 1800)

      Kedatangan bangsa Eropa Barat ke Benua Afrika, Asia, dan Amerika selama 4 abad
(sejak akhir abad ke-15 hingga permulaan abad ke-16) membawa pengaruh bagi berbagai
suku bangsa ketiga benua tersebut. Bersamaan dengan itu mulai terkumpul tulisan buah
tangan para musafir, pelaut, pendeta, dan pegawai pemerintah jajahan dalam bentuk kisah
perjalanan, laporan dan sebagainya.

 Fase Kedua (Pertengahan Abad ke-19)

      Integrasi yang sungguh-sungguh baru, timbul pada pertengahan abad ke 19. Karangan-
karangan etnografi tersebut tersusun berdasarkan cara berpikirevolusi masyarakat. Secara
singkat, cara berpikir itu dapat dirumuskan sebagai berikut: Masyarakat dan kebudayaan
manusia telah berevolusi dengan sangat lambat yakni dalam jangka waktu beribu-ribu tahun
lamanya, dari tingkat -tingkat yang rendah, melalui beberapa tingkat antara, sampai ke
tingkat-tingkat tertinggi.

      Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa dalam fase perkembangannya yang kedua
ini ilmu antropologi berupa suatu ilmu yang akademikal, dengan tujuan yang dapat
dirumuskan sebagai berikut: mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan
maksud untuk mendapat suatu pengertian tentang tingkat-tingkat kuno dalam sejarah evolusi
dan sejarah penyebaran kebudayaan manusia.

- Fase Ketiga (Permulaan Abad ke-20)

      Pada permulaan abad ke-20, sebagian negara penjajah di Eropa berhasil untuk mencapai
kemantapan kekuasaannya di daerah-daerah jajahan di luar Eropa. Suatu pengertian tentang
masyarakat yang tidak kompleks akan menambah juga pengertian orang tentang masyarakat
yang kompleks. Dalam fase ketiga ini ilmu antropologi menjadi suatu ilmu yang praktis, dan
tujuannya dapat dirumuskan sebagai berikut: mempelajari masyarakat dan kebudayaan suku-
suku bangsa di luar Eropa guna kepentingan pemerintah kolonial dan guna mendapat suatu
pengertian tentang masyarakat masa kini yang kompleks.

- Fase Keempat (Sesudah 1930)

      Dalam fase ini ilmu antropologi mengalami masa perkembangannya yang paling luas,
baik mengenai bertambahnya bahan pengetahuan yang jauh lebih teliti, maupun mengenai
ketajaman dari metode-metode ilmiahnya. Selain itu kita lihat adanya dua perbedaan di
dunia:
B.SEJARAH PERKEMBANGAN ANTROPOLOGI KESEHATAN

(Tahun1849)
Rudolf Virchow ahli patologi Jerman terkemuka, pada tahun 1849 ia menulis apabila 
kedokteran adalah ilmu mengenai manusia yang sehat maupun yang sakit, maka apa pula
ilmu  yang merumuskan hukum-hukum sebagai dasar struktur sosial, untuk menjadikan
efektif  hal-hal yang inheren dalam manusia itu sendiri sehingga kedokteran dapat melihat
struktur sosial yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit, maka kedokteran dapat
ditetapkan sebagai antropologi. Namun demikian tidak dapat dikatakan bahwa Vichrow
berperan dalam pembentukan asal-usul bidang Antropologi Kesehatan tersebut. Munculnya
bidang baru memerlukan lebih dari sekedar cetusan inspirasi yang cemerlang.

(Tahun1953)
Sejarah pertama tentang timbulnya perhatian Antropologi Kesehatan terdapat pada tulisan
yang ditulis Caudill berjudul “Applied Anthropology in Medicine”.
Tulisan ini merupakan tour the force yang cemerlang , akan tetapi meskipun telah
menimbulkan antusiasme, tulisan itu tidaklah  menciptakan suatu disiplin baru.

(Tahun1963)
Sepuluh tahun kemudian, Scoth memberi judul “Antropologi Kesehatan” dan Paul
membicarakan “Ahli Antropologi Kesehatan” dalam suatu artikel mengenai kedokteran dan
kesehatan masyarakat. Setelah itu baru ahli-ahli antropologi Amerika benar-benar
menghargai implikasi dari penelitian-penelitian tentang kesehatan dan penyakit bagi ilmu
antropologi. .
Pengesahan lebih lanjut atas subdisiplin Antropologi Kesehatan ini adalah dengan
munculnya  tulisan yang dibuat Pearsall (1963) yang berjudul Medical Behaviour
Science yang berorientasi  antropologi.Budaya merupakan hasil karya manusia. Budaya lahir
akibat adanya interaksi dan pemikiran manusia. Manusia akan selalu berkembang seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mereka hasilkan. Budaya
manusia juga akan ikut berkembang dan berubah dari masa ke masa. Hal ini terjadi  pula
pada budaya kesehatan yang ada pada masyarakat. Budaya kesehatan akan mengalami
perubahan. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat dan teknologi yang semakin
canggih, budaya kesehatan di masa lalu berbeda dengan kebudayaan kesehatan di masa
sekarang dan mendatang.Perkembangan teknologi menjadi salah satu faktor perubahan
budaya kesehatan dalam masyarakat. Sebagai contoh, masyarakat dahulu saat akan
melakukan persalinan minta bantuan oleh dukun bayi dengan peralatan sederhana, namun
saat ini masyarakat lebih banyak yang mendatangi bidan atau dokter kandungan dengan
peralatan yang serba canggih. Bahkan mereka bisa tahu bagaimana keadaan calon bayi
mereka di dalam kandungan melalui USG. Saat ini masyarakat lebih memaknai kesehatan.
Banyaknya informasi kesehatan yang diberikan melalui penyuluhan dan promosi kesehatan
membuat masyarakat mengetahui pentingnya kesehatan. Dengan kesehatan kita bisa
melakukan berbagai macam kegiatan yang bermanfaat, baik untuk diri sendiri maupun orang
lain.

C.DEFINISI ANTROPOLOGI KESEHATAN

Hasan & Prasad, 1959


Adalah cabang ilmu mengenai manusia yang mempelajari aspek2 biologi dan
kebudayaan manusia dari titik tolak pandangan untuk memahami kedokteran, aspek
sosial kedokteran dan masalah-masalah kesehatan manusia

Fabrega , 1972
Anthropologi Kesehatan
1. Menjelaskan berbagai faktor, mekanisme dan proses yang memainkan peranan
didalam atau mempengaruhi cara saat individu dan kelompok terkena oleh atau
berespon terhadap sakit dan penyakit
2. Mempelajari masalah –masalah ini dengan penekanan terhadap pola-pola tingkah
laku.

Koentjaraningrat(1990)
Antropologi kesehatan membicarakan masalah konsep sakit, sehat, pengobatan
tradisional, serta kebiasaan atau perilaku dan pantangan suatu kelompok masyarakat
terhadap makanan tertentu.
D. KONSEP DASAR INDIVIDU DAN MASYARAKAT

Individu berasal dari bahasa latin “Indivuduum” yang artinya yang tak terbagi, dan
merupakan kesatuan yang tak terbatas. Maksudnya bahwa manusia merupakan satu kesatuan
jiwa dan raga yang tak dapat dipisah satu sama lain.

Kata masyarakat merupakan terjemahan dari kata (community atau komunitas). Secara
definitif dapat didefinisikan sebagai sekelompok manusia yang terdiri dari sejumlah keluarga
yang bertempat tinggal di suatu wilayah tertentu baik di desa ataupun di kota yang telah
terjadi interaksi sosial antar anggotanya atau adanya hubungan sosial (social relationship)
yang memilki norma dan nilai tertentu yang harus dipatuhi oleh semua anggotanya dan
memiliki tujuan tertentu pula.  Menurut Selo Soemarjan (1962) mengemukakan bahwa:
“Masyarakat adalah suatu wilayah kehidupan sosial yang ditandai oleh suatu derajat
hubungan tertentu”.

Adapun unsur-unsur dari masyarakat, Mac Iver dan Page mengemukakan sebagai berikut:

1.      Seperasaan
2.      Sepenanggungan
3.      Saling memerlukan

E.MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

Kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan dari masyarakat dan tidak hanya mengenai
sebagian tata cara hidup saja yang dianggap lebih tinggi dan lebih diinginkan”. Jadi,
kebudayaan menunjuk pada berbagai aspek kehidupan. Istilah ini meliputi cara-cara berlaku,
kepercayaan-kepercayaan dan sikap-sikap, dan juga hasil dari kegiatan manusia yang khas
untuk suatu masyarakat atau kelompok penduduk tertentu. Kebudayaan yang dimiliki oleh
manusia juga dimiliki dengan cara belajar. Dia tidak diturunkan secara bilogis atau pewarisan
melalui unsur genetis. Hal ini perlu ditegaskan untuk membedakan perilaku manusia yang
digerakan oleh kebudayaan dengan perilaku mahluk lain yang tingkahlakunya digerakan oleh
insting.
F. HUBUNGAN MANUSIA DAN SOSIAL

Ilmu sosial budaya dasar merupakan sebagai integarasidari ISD dan IBD yang memberikan
dasar-dasar pengetahuan social dan konsep-konsep budaya kepada mahasiswa sehinggan
mampu mengkaji masalah social,kemanusian,dan budaya. Pendekatan ilmu sosial budaya
dasar juga merupakan akan memperluas pandangan bahwa masalah sosial, kemanusian,dan
budaya dapat didekati dari berbagai sudut pandang. Dengan wawasan sehinggan mampu
mengkaji sebuah masalah kemasyarakat yang lebih kompleks,demikian pula dengan solusi
pemecahannya.

Anda mungkin juga menyukai