Istilah Dalam Farmakologi Obat
Istilah Dalam Farmakologi Obat
Istilah Dalam Farmakologi Obat
Ada beberapa istilah dalam farmakologi obat, antara lain sebagai berikut:
1. Farmakologi
cara kerjanya pada sistem biologis. Farmakognosi adalah ilmu yang mempelajari
tentang bagian-bagian tanaman atau hewan yang dapat digunakan sebagai obat.
tentang obat dengan segala aspeknya (sifat-sifat obat seperti kimiawi, fisika, fisiologi,
sebagai berikut:
1) Farmakognosi
atau hewan yang dapat digunakan sebagai obat alami yang telah melewati berbagai
macam uji, seperti uji farmakodinamik, uji toksikologi dan uji biofarmasetika.
Simplisia yaitu bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami
pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah
dikeringkan. Simplisia nabati yaitu simplisia berupa tanaman utuh, bagian tanaman,
Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau
isi sel dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang
dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat kimia murni.
Simplisia hewani adalah istilah untuk simplisia yang berupa hewan utuh, bagian
hewan atau zat-zat yang berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat
kimia murni. Simplisia mineral adalah simplisia yang berupa mineral (pelikan) yang
belum diolah atau diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni.
Alkaloida adalah suatu basa organik yang mengandung unsur Nitrogen (N)
pada umumnya berasal dari tanaman, yang mempunyai efek fisiologis kuat/keras
terhadap manusia. Glikosida adalah suatu zat yang oleh enzim tertentu akan terurai
menjadi satu macam gula serta satu atau lebih bukan zat gula. Contohnya amigdalin,
oleh enzim emulsion akan terurai menjadi zat glukosa, benzaldehida, dan asam
sianida.
Istilah Pemerian yang merupakan uraian tentang bentuk, bau, rasa, warna
simplisia nabati yang berupa bagian tanaman seperti kulit, daun, akar, dan
sebagainya.
2) Farmasi
Farmasi adalah ilmu yang mempelajari cara membuat obat, cara mencampur
obat, dan mempelajari formulasi obat. Ilmu farmasi berkembang mulai abad ke-17
dengan ditandai berdirinya sekolah farmasi tahun 1797 di Perancis dan mulai
kemurnian sifat fisika, kimia, cara pemeriksaan, serta beberapa ketentuan lain yang
4) Farmakodinamika
mekanisme kerja obat ialah untuk meneliti efek utama obat, mengetahui interaksi
obat dalam sel, dan mengetahui urutan peristiwa serta spektrum efek dan respons
yang terjadi. Farmakodinamik lebih fokus membahas dan mempelajari seputar efek
obat-obatan itu sendiri di dalam tubuh baik dari segi fisiologi maupun biokimia
terhadap berbagai organ tubuh, serta mekanisme kerja obatobatan di dalam tubuh
manusia. Farmakodinamik juga sering disebut dengan aksi atau efek obat.
5) Farmakokinetika
6) Farmakoterapi
7) Toksikologi
8) Farmasetika
seni peracikan obat; serta pembuatan sediaan farmasi menjadi bentuk tertentu hingga
siap digunakan sebagai obat; serta perkembangan obat yang meliputi ilmu dan
teknologi pembuatan obat dalam bentuk sediaan yang dapat digunakan dan diberikan
kepada pasien.
2.2 Cara Pemberian Obat
Ada beberapa cara/rute pemberian obat sehingga bisa masuk ke dalam tubuh,
1) Oral.
Kebanyakan obat tersedia saat ini dapat diberikan melalui mulut (oral). Obat
dapatdiberikan secara oral dalam bentuk tablet, kapsul, bubuk, larutan, atau suspensi.
Obat yang diberikan melalui rute oral biasanya digunakan untuk mendapatkan efek
sistemik. Obat-obat ini harus melalui saluran pencernaan dan biasanya mengalami
2) Parenteral.
pencernaan). Dengan demikian, parenteral adalah obat injeksi yang masuk ke tubuh
secara langsung dan tidak diharuskan untuk diserap di saluran pencernaan sebelum
obat tersebut berefek. Pemberian rute parenteral biasanya memiliki onset of action
(permulaan aksi) yang lebih cepat dibandingkan rute lain dari pemberiannya. Produk
parenteral harus steril (bebas dari mikroba hidup). Rute parenteral memiliki
kelemahan: sakit, tidak nyaman, dan obat yang sudah disuntikkan tidak dapat diambil
kembali.
a. Intravena.
rutepemberian yang paling cepat. Jenis rute pemberian ini merupakan rute parenteral
lemak, tetapi tidak ke dalam otot. Penyerapan obat ini cepat. Insulin biasanya
c. Intraperitonial.
Walaupun metode ini jarang digunakan secara klinis, cara ini selalu digunakan
untuk memberikan obat pada hewan kecil. Dinding otot di peritoneum (dibawah
abdomen) sangat tipis dan usus banyak memiliki pembuluh darah vaskuler. Ini berarti
suntikan pada bagian tersebut akan menyebabkan sedikit kesakitan, akan tetapi obat
mudah diserap ke dalam sistem peredaran darah. Tambahan lagi obat yang bersifat
iritan dan bervolume besar dapat disuntikkan dibanding dengan cara-cara pemberian
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Noviani, N., dan Nurilawati, V., 2017, FARMAKOLOGI, Pusat Pendidikan Sumber
Daya Manusia Kesehatan, Jakarta Selatan