Intervensi Nyeri Akut - Sirosis Hepatis
Intervensi Nyeri Akut - Sirosis Hepatis
Intervensi Nyeri Akut - Sirosis Hepatis
Abstrak
Latar Belakang: Sirosis hepatis adalah suatu kondisi dimana jaringan hati yang normal
digantikan oleh jaringan parut (fibrosis). Jaringan parut ini mempengaruhi struktur normal dan
regenerasi sel-sel hati. Sel-sel hati menjadi rusak dan mati sehingga hati secara bertahap
kehilangan fungsinya. Salah satu masalah yang dialami pasien dengan sirosis hepatis adalah
nyeri perut karena adanya inflamasi di hati. Penatalaksanaan non farmakologis untuk
mengurangi skala nyeri pada pasien sirosis hepatis adalah menggunakan terapi musik. Terapi
musik diberikan selama 3 hari dengan durasi 30 menit dan dilakukan satu kali dalam sehari.
Tujuan: dilakukan studi kasus ini adalah untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan pada
pasien sirosis hepatis dalam pemenuhan kebutuhan aman dan nyaman. Jenis penelitian: ini
adalah deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan studi kasus. Subjek dalam studi
kasus ini adalah satu orang pasien sirosis hepatis dengan diagnosa keperawatan nyeri akut
berhubungan dengan agen cidera biologis. Hasil studi: kasus ini didapatkan bahwa pasien
sirosis hepatis dengan pemenuhan kebutuhan aman dan nyaman nyeri diberikan terapi musik
selama tiga hari memperlihatkan adanya penurunan skala nyeri dari skala 5 (nyeri sedang)
menjadi skala 3 (nyeri ringan). Kesimpulan: tindakan terapi musik efektif diberikan kepada
pasien sirosis hepatis yang mengalami nyeri.
Kata kunci: Sirosis Hepatis, Pemenuhan Kebutuhan Aman dan Nyaman, Terapi musik.
Abstract
Hepatic Cirrhosis is a condition in which normal liver tissue is substituted by scar tissue
(fibrosis). This scar tissue affects the normal structure and regeneration of liver cells. The liver
cells become damaged and die so that the liver gradually loses its function. A problem of
hepatic cirrhosis patients is abdominal pain due to liver inflammation. Non-pharmacological
management to reduce the pain scale in patients with Hepatic Cirrhosis is music therapy. Music
therapy is provided for three days in 30 minutes once a day. The purpose of the case study was
to determine the description of nursing care in patients with Hepatic Cirrhosis in meeting the
needs of safe and comfortable. This type of research was descriptive with a case study
approach. The subject was a patient with Hepatic Cirrhosis with a nursing diagnosis of acute
pain associated with physiological injury agents. The result of a case study in Hepatic
Cirrhosis patients with safe and comfortable pain requirements that were provided music
therapy for three days showed a reduction in the pain scale from 5 (moderate pain) to 3 (mild
pain).
Keywords: Hepatic Cirrhosis, The fulfilment of Safe and Comfortable Needs, Music Therapy.
PENDAHULUAN Penatalaksanaan nyeri dilakukan secara
Penyakit hati (liver) merupakan salah satu farmakologi dan non farmakologi.
penyakit yang masih menjadi masalah Penatalaksanaan non farmakologi untuk
kesehatan, baik di negara maju maupun di mengurangi nyeri salah satunya
negara yang sedang berkembang. menggunakan teknik distrasksi (Mubarak
Kerusakan atau masalah pada hati dapat dkk, 2015). Distraksi yaitu memfokuskan
disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya perhatian pasien pada sesuatu hal atau
obat-obatan yang sering dikonsumsi serta melakukan pengalihan perhatian ke hal–
melebihi kadar yang dianjurkan, toksin hal di luar nyeri. Salah satu tehnik
dari makanan, alkohol, dan virus hepatitis. distraksi dengan pemberian tindakan terapi
Kerusakan hati apabila dibiarkan selama musik untuk mengurangi nyeri
bertahun-tahun maka akan terjadi penyakit (Andarmoyo, 2013).
hati kronis salah satunya adalah sirosis Terapi musik merupakan penggunaan
hepatis (Sinurat dan Purba, 2018 ). musik sebagai terapi yang berguna untuk
Sirosis hepatis merupakan salah satu dari memperbaiki, memelihara serta
penyebab kematian terbanyak setelah mengembangkan mental dan fisik.
penyakit kardiovaskular dan kanker. Menurut Crowe mantan presiden The
Penderita sirosis hepatis menempati urutan National Association of Music Therapy
ketujuh penyebab kematian didunia sekitar mengatakan bahwa musik dan irama dapat
25.000 orang meninggal setiap tahunnya menghasilkan efek penyembuhan dan bisa
(Maharani dkk, 2018). Penyakit sirosis membantu mengurangi rasa sakit atau
hepatis di indonesia mulai tahun 2000- nyeri. Musik dapat memberikan efek
2016 tercatat sebanyak 26,9 juta pasien nyaman dan senang pada pendengarnya,
(WHO, 2018). Hasil Riskesdas (2018), musik yang didengarkan seseorang dapat
prevalensi hepatitis di Indonesia adalah menggungah emosi dan perasaan sejahtera.
0,4%. Tiga provinsi dengan prevalensi Perasaan nyaman, senang dan sejahtera
hepatitis tertinggi adalah Papua (0,7%), inilah yang merupakan ciri khas dari
Nusa Tenggara Barat (0,6%) dan kondisi seseorang yang berada dalam
Gorontalo (0,6%). Prevalensi hepatitis di keadaan alfa, pada saat kondisi ini otak
Jawa Tengah adalah (0,3%) . akan memperoduksi serotonin dan
Karakteristik umum dari sirosis hepatis endhorpin yang menyebabkan seseorang
sendiri meliputi nyeri abdomen, dispepsia merasa nyaman, aman dan tenang,
kronis dan asites (William dan Wilkins, sehingga intensitas nyeri dapat berkurang
2012). Salah satu masalah yang sering (Masfifatun, 2018).
muncul pada penderita sirosis hepatis Berdasarkan hasil penelitian dari Sonia
adalah nyeri. Nyeri pada pasien sirosis dan Larry (2019), bahwa terdapat
hepatis biasanya dirasakan pada abdomen penurunan skala nyeri sebanyak 10% pada
sebagai akibat adanya proses inflamasi dan pasien sirosis hepatis dengan
pembesaran hati secara cepat sehingga menggunakan terapi musik. Hasil
menyebabkan renggangan pada selubung penelitian Aat (2018) terdapat penurunan
fibrosa hati (Mulyanti dan diyono,2013). skala nyeri pada pasien post operasi hernia
setelah pemberian terapi musik klasik. hepatis akan mengalami nyeri abdomen
Metode pemberian terapi musik pada dan mual muntah akibat dari respon
pasien dengan sirosis hepatis dilaksanakan inflamasi hati dan efek sistemik dari
selama 30 menit setelah 4 jam pemberian inflamasi hati dan menurut (Diyono dan
analgesik. Terapi musik ini dilakukan satu Mulyanri, 2013) pasien sirosis hepatis
kali dalam sehari dengan jangka waktu 3 akan mengalami perdarahan saluran cerna
hari. atas ini dibuktikan dengan adanya
pemeriksaan endoskopi pada tanggal 24
METODE januari 2020 yang dilakukan sebelum
Penelitian ini menggunakan metode studi pasien rawat inap dari hasil pemeriksaan
kasus. Studi kasus merupakan penelitian endoskopi tersebut terdapat varises
mengenai manusia (dapat suatu kelompok, esofagus grade III dan varises fundus,
organisasi maupun individu), peristiwa, Menurut (Baradero,2012) varises esofagus
latar secara mendalam. Tujuan dari adalah salah satu komplikasi yang terjadi
penelitian ini adalah mendapatkan pada pasien dengan sirosis hepatis.
gambaran yang mendalam tentang suatu Berdasarkan analisa data yang telah
kasus yang sedang di teliti (Sujarweni, didapatkan dari proses pengkajian dapat
2014). Subjek studi kasus ini adalah salah ditegakan diagnosa keperawatan yaitu
satu pasien yang mengalami sirosis hepatis nyeri akut b.d agen cidera biologis. Penulis
dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman mengambil nyeri akut dikarenakan nyeri
nyaman nyeri. Pasien diberikan terapi yang dirasakan pasien berlangsung kurang
musik selama 30 menit dilakukan sehari dari enam bulan, Menurut (Wahyudi dkk,
sekali dalam 3 hari (Phatania, 2019) 2016) nyeri akut terjadi setelah adanya
dengan menggunakan earphone yang cedera akut, inflamasi penyakit atau
disambungkan ke handphone pasien. intervensi bedah yang berlangsung kurang
Pasien memilih sendiri musik yang akan dari enam bulan.
didengarkannya dan akan dievaluasi skala Data yang mendukung diagnosa
nyeri setalah 30 menit mendengarkan keperawatan nyeri akut yaitu pasien
musik. mengatakan perutnya sakit saat dibuat
bergerak dan faktor pemberat nyerinya
HASIL DAN PEMBAHASAN adalah saat mual dan muntah, nyeri
Berdasarkan hasil pengkajian keluhan tumpul, nyeri dirasakan pada abdomen
utama pasien adalah pasien merasa nyeri kanan atas menjalar sampai regio
pada abdomen kuadran kanan atas sampai epigastrum, skala nyeri 5 (skala sedang),
ulu hati disertai dengan mual muntah dan nyeri yang dirasakan hilang timbul. Data
BAB darah sebanyak satu kali. Alasan obyektif yaitu pasien terlihat bersikap
masuk yang didapatkan pada tanggal 12 protekrif atau menghindari nyeri dan
februari 2020 pasien mengeluh BAB darah terdapat nyeri tekan pada abdomen
sebanyak 5 kali, muntah satu kali dan kuadran kanan atas. Nyeri yang dialami
disertai dengan perut sakit saat muntah. pasien disebabkan oleh adanya proses
lalu dibawa ke IGD RSUD Dr. Moewardi sistemik dari inflamasi hati sehingga nyeri
dan dipindahkan ke ruang rawat inap akut berhubungan dengan agen cidera
Flamboyan 8. Menurut (William dan biologis disebabkan oleh adanya proses
Wilkins, 2017) pasien dengan sirosis
inflamasi di hati (Tim Pokja SDKI DPD Berdasarkan hasil tabel diatas dapat
PPNI,2017). disimpulkan ada penurunan skala nyeri
Intervensi berfokus untuk mengurangi dari hari pertama sampai hari ketiga, ini
nyeri yang dirasakan pasien dengan tujuan sesuai dengan penelitian dari Phatania dkk
dan kritera hasil tingkat nyeri (L.08066): (2019) bahwa terapi musik dapat
keluhan nyeri dipertahankan pada sedang menurunkan intensitas nyeri pada pasien
(skala 3) dari kisaran normal (skala 5) dan sirosis hepatis sebanyak 10%.
ditingkatkan ke cukup menurun (skala 4) Medengarkan musik membantu tubuh
dari kisaran normal (skala 5). menajdi rileks secara fisik dan mental,
Setelah menentukan tujuan dan kriteria sehingga menyembuhkan dan mencegah
hasil, kemudian menyusun intervensi rasa sakit (Marmi, 2013). Musik juga
keperawatan yang menggunakan OTEK dipercaya dapat meningkatkan
(Observasi, Terapeuik, Edukasi dan pengeluaran endorfin (Chiag 2012 dalam
Kolaborasi) berdasarkan Standar Novita 2013). Endorfin merupakan ejektor
Intervensi Keperawatan Indonesia yaitu dari rasa rileks dan ketenangan yang
Manajemen nyeri (I.08238): identifikasi timbul, otak tengah mengeluarkan gamma
lokasi, karakteristik, dan skala nyeri pasien amino butyric acid (GABA) yang
sebelum diberikan terapi musik, berikan berfungsi untuk menghambat hantaran
tehnik non farmakologis, ajarkan tehnik implus listrik dari satu neuron ke neuron
non farmakologis untuk mengurangi nyeri yang lainnya oleh neurotransmitter di
dan menjelaskan manfaat dari pemberian dalam sinaps. Selain itu, otak tengah juga
terapi musik, kolaborasi dengan dokter mengeluarkan enkepalin dan beta endorfin
dalam pemberian obat analgetik ini zat tersebut dapat menimbulkan efek
bertujuan untuk mengurangi intensitas analgesia yang akhirnya mengeleminasi
nyeri pasien. neurontransmitter rasa nyeri (Oktavia, dkk
Hasil evaluasi selama 3 hari diberikan 2013).
terapi musik. Hari pertama sebelum
diberikan terapi musik skala nyeri pasien 5 KESIMPULAN
(nyeri sedang) dan setelah diberikan terapi Berdasarkan hasil penelitian yang
musik skala nyeri pasien 4 (nyeri sedang). dilakukan selama 3 hari dalam pemberian
Hari kedua sebelum diberikan terapi musik terapi musik selama 30 menit dilakukan
skala nyeri pasien 5 (nyeri sedang) dan sehari satu kali untuk menurunkan skala
setelah diberikan terapi musik skala nyeri nyeri pasien sirosis hepatis terjadi
pasien 4 (nyeri sedang). Hari ketiga penurunan skala nyeri pasien dari skala 5
mengalami penurunan skala nyeri pasien (nyeri sedang) menjadi skala 3 (nyeri
dari skala 4 (nyeri sedang) menjadi skala 3 ringan). Hasil tersebut dapat dijadikan
(nyeri ringan). referensi dalam menurunkan skala nyeri
Tabel 4.1 Tabel evaluasi perubahan pasien sirosis hepatis menggunakan terapi
intensitas nyeri pasien sebelum dan non farmakologis yaitu terapi musik.
sesudah diberikan terapi musik
Skala Nyeri DAFTAR PUSTAKA
Agustini, A. (2018). Pengaruh Terapi
Sebelum Sesudah Musik Klasik Terhadap Penurunan
5 4 Intensitas Nyeri Pada Pasien Post
5 4
4 3
Operasi Hernia. Jurnal Kampus Jamil, M., Cempaka, K., & Rifki, T.
STIKes YIBP Majalengka. Vol. (2018). Perbandingan Terapi
VII No. 14. 1-12. Musik Dan Teknik Back Exercise
Al Hijjah., Rismawati, Y., Nur Afrainin, S. Terhadap Intensitas Nyeri Haid Di
(2017). Gambaran Jumlah Sekolah Tinggi Kesehatan Widya
Trombosit Berdasarkan Berat Husada Semarang. Jurnal STIKes
Ringannya Penyakit pada Pasien Widya Husada Semarang. 32-39.
Sirosis Hepatis dengan Perdarahan Kasiati., & Ni Wayan, D. (2016).
di RSUP Dr.M. Djamil Padang. Kebutuhan Dasar Manusia I
Jurnal FK Unand. Vol. 6 No. 3. (Cetakan Pertama). Kementrian
609-614. Kesehatan Republik Indonesia.
Andarmoyo, S. 2013. Konsep & Proses Longo, D., Anthony, S. (2014).
Keperawatan Nyeri. Yogyakarta : Gastroenterologi & Hepatologi.
Ar Ruzz Media. Jakarta: EGC.
Astuti, A., & Diah, M. (2016). Pengaruh Maharani, S., Effendi, D., & Lucyana, A.
Terapi Musik Klasik Terhadap (2018). Gambaran Pemeriksaan
Penurunan Tingkat Skala Nyeri Fungsi Hati pada Pasien Sirosis
Pasien Post Operasi. Jurnal Hepatis yang Dirawat di RSUD
IPTEKS Terapan. V10.i3. 148-154. Arifin Achmad Provinsi Riau
Barasero, M., Mary, W., & Yakobus, S. Periode 2013-2015. Jurnal Ilmiah
(2012). Seri Asuhan Keperawatan Kesehatan. Jilid. 12 No. 1. 46-51.
Klien Dengan Gangguan Hati. Masriyani., Sinta, M., & Danial. (2019).
Jakarta: EGC. Hubungan Nilai Trombosit
Black, J., & Hawks, H. (2014). Buku Terhadap Kejadian Perdarahan
Keperawatan Medikal Bedah: Saat Ligasi Varises Esofagus Pada
Manajemen Klinus untuk Hasil Pasien Sirosis Hepatis di RSUD
yang Diharapkan Dialih Bahasakan Abdul Wahab Sjahranie
oleh Nampira. Jakarta: Salemba Samarinda. Health Science Journal.
Emban Patria. Vol. 1 No. 1. 13-15.
Caroline, R., & Mary, T. (2015). Buku Mendur, F., & Masihin, T. (2019).
Ajar Keperawatan Dasar (Edisi 3 Pengaruh Terapi Musik Terhadap
Vol.5). Jakarta: EGC. Intensitas Nyeri Pada Pasien Pasca
Digiulo, M., Donna, J., & Jim, K.(2014). Operasi Sectio Caesarea di RSU
Keperawatan Medikal Bedah (Edisi GMIM Pancaran Kasih Manado.
Pertama). Yogyakarta: Rapha Journal Of Community and
Publishing. Emergency. Vol. 7 No. 1. 17-26.
Diyono & Sri Mulyanti. (2013). Buku Ajar Mubarak, W., Lilis, I., & Joko, S.(2015).
Keperawtan Medikal Bedah (Edisi Buku Ajar Ilmu Keperawatan
Pertama). Jakarta: Prenada Media Dasar. Jakarta: Salemba Medika.
Group. Mutaqqin, A., & Kumala, S. (2011).
Hadi, Sutrisno. (2016). Metodologi Riset ( Gangguan Gastrointestinal:
Cetakan ke 2). Yogyakarta: Aplikasi Asuhan Keperawatan
Pustaka Pelajar. Medikal Bedah. Jakarta: Salemba
Hidayat, A., & Musrifatul, U. (2014). Medika.
Pengantar Kebutuhan Manusia Nasir, M., Abdul, M., & Ideputri. (2018).
(Edisi 2). Jakarta: Salemba Medika. Buku Ajar Metodologi Penelitian
Irianto, K. (2015). Memahami Berbagai Kesehatan: Konsep Pembuatan
Macam Penyakit. Bandung: Karya Tulis dan Thesis untuk
Alfabeta. Mahasiswa Kesehatan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Nursalam. (2015). Metodologi Peneltian William., & Wilkins. (2017). Buku Ajar
Ilmu Keperawatan Pendekatan Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Praktis (Edisi 4). Jakarta: Salemba William., & Wilkuns. (2012). Kapita
Medika. Selekta Penyakit. Jakarta: EGC
Pathania, S., & Larry, Z. (2018). Music Yunus, M. (2016). Musik Dalam Sejarah
Therapy and Pain Management in Dunia Islam. Jurnal Qolamuna.
Patients with End-Stage Liver Vol. 2 No. 1. 45-56.
Disease: An Evidence Based
Practice Quality Improvement
Project. Pain Management Nursing
https://doi.org/10.1016/j.pmn.2018.
07.004. 10-16.
Prasetyo, S. (2010). Konsep dan Proses
Keperawatan Nyeri. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Riskesdas. 2018. Riset Kesehatan Dasar.
Jakarta
Roffiq, A., Ikhwanul, Q., & Gatut, R.
(2016). Media Musik Dan Lagu
Pada Proses Pembelajaran. Jurnal
Pendidikan Dasar Indonesia. Vol.2
No. 2. 35-40.
Safithri, F. (2018). Mekanisme Regenerasi
Hati Secara Endogen Pada Fibrosis
Hati. Vol. 2 No. 4. 9-26.
Sinurat, L.R., & Bunga, T.P.(2018).
Peningkatan Status Gizi Pasien
Sirosis Hepatis Melalui Regimen
Nutrisi di RS Sari Mutiara Medan.
Idea Nursing Jurnal. Vol IX No. 2.
1-6.
Sujarweni, W. (2014). Metodologi
Penelitian Keperawatan.
Yogyakarta: Gava Media
Tarwoto., & Wartonah. (2015). Kebutuhan
Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan (Edisi 5). Jakarta:
Salemba Medika.
Wahyudi, A., & Abdul, W. (2016). Buku
Ajar Ilmu Keperawatan Dasar.
Jakarta: Mitra Wancana Media.
Wahyuni, S., Nurul., & Nesi, N. (2019).
Perbedaan Nyeri Persalinan Pada
Ibu Yang Mendapatkan Terapi
Murrotal Qur’an dan Musik Klasik
di Klinik Bersalin Kota Palembang.
Jurnal Kesehatan Poltekkes
Palembang. Vol. 14 No. 2. 107-
112.