Makalah Devusi Dan Inovasi Pendidikan Islam

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 53

DIFUSI DAN INOVASI PENDIDIKAN ISLAM

MAKALAH

Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah PengembanganTeknologi


Pendidikan Islam

DISUSUN OLEH

A. MAHRISAL SABIL
NIM. 200112014

MEGAWATI
NIM.200112010

PROGRAM PASCASARJANA STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT GAMA ISLAM MUHAMMADIYAH SINJAI

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik.

Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta


kita yaitu Nabi Muhammad saw yang kita nanti-nantikan syafaatnya di akhirat
nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah swt. Atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “Divusi dan Inovasi
Pendidikan Islam”.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini agar
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu pembuatan makalah ini. Demikian semoga makalah ini dapat
bermanfaat, terima kasih.

Sinjai, 09 April2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB IPENDAHULUAN...................................................................................................3
A. Latar Belakang.....................................................................................................3
B. Rumusan Masalah................................................................................................4
C. Tujuan...................................................................................................................4
BAB IIPEMBAHASAN....................................................................................................5
A. Hakikat Dan Karakteristik Difusi Dan Inovasi Pendidikan Islam...................5
B. Proses dan Peran Difusi Inovasi Pendidikan Islam.........................................16
C. Rekayasa Peranan Devusi dan Inovasi dalam Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam...............................................................................................................31
BAB IIIPENUTUP..........................................................................................................47
A. Kesimpulan.........................................................................................................47
B. Saran...................................................................................................................48
DATRA PUSTAKA........................................................................................................49

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses


yang ditata dan diatur sedemikian rupa menurut langkah-langkah tertentu agar
dalam pelaksanaannya dapat mencapai hasil yang diharapkan dan kompetensi
dasar dapat tercapai secara efektif. Oleh karenaitu, seorang guru yang
profesional harus mampu menjadi inovator atau adaptor dari hasil inovasi agar
siswa memiliki pengalaman belajar yang bermakna dan berhasil guna.
Teknologi Difusi inovasi pembelajaran yang tepat dan efektif akan sangat
berpengaruhterhadapkeberhasilan pelaksanaan pembelajaran.
Teknologi pendidikan merupakan kajian dan praktek untuk
membantu proses belajar dan meningkatkankinerjadenganmembuat,
menggunakan, dan mengelola proses dan sumberteknologi yang memadai.
Konsepinovasi dan divusiinovasibukanmerupakansuatuhalbaru.
Keberanianbertindakuntukmelakukansuatuinovasitidakpernahberakhirwalaupu
nhaltersebutbukansuatuhalyang mudahdilaksanakan.
Difusi dan inovasi diperlukan bukan saja dalam bidang
teknologi, tetapi di segala bidang termasuk bidang pendidikan. Difusi
pendidikan diterapkan di dalam berbagai jenjang pendidikan juga dalam setiap
komponen sistem pendidikan.
Proses pembelajaran di sekolah dilaksanakan dalam jangka waktu
yang sudah ditentukan maka apa yang akan di difusikan dari suatu inovasi
dalam pembelajaran tersebut perlu dipertimbangkan dan direncanakan, baik
untuk jangka panjang maupun jangka pendek. Semua pendidik harus
mengetahui dan dapat menerapkan difusi inovasi agar dapat mengembangkan
proses pembelajaran yang kondusif sehingga dapat diperoleh hasil yang
maksimal.

B. RumusanMasalah
1. Bagaimanahakikat dan karakteristikdifusi dan inovasi Pendidikan islam?
2. Bagaimana proses dan perandifusiinovasi Pendidikan islam?
3. Bagaimanarekayasaperanandalammatapelajaran PAI?

C. Tujuan
1. Untukmengetahuihakikat dan karakteristikdifusi dan inovasi Pendidikan
islam
2. Untukmengetahui proses dan perandifusiinovasi Pendidikan islam
3. Untukmengetahuirekayasaperanandalammatapelajaran PAI
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Dan Karakteristik Difusi Dan Inovasi Pendidikan Islam


Difusiberasaldari kata diffusion yang secara literal
berarti“penyebaran‟. Secaraterminologi, Everett Rogers mendefinisikan:
“Diffusion as the process by which an innovation is adopted and
gains acceptance by members of a certain community. A number of factors
interact to influence the diffusion of an innovation. The four major factors that
influence the diffusion process are the innovation itself, how information
about the innovation is communicated, time, and the nature of the social
system into which the innovation is being introduced”.1
Difusidiartikansebagai proses di mana
suatuinovasidikomunikasikan, diadopsi dan dimanfaatkan oleh
wargamasyarakattertentu. Melalui proses
difusitersebutmemungkinkansuatuinovasidiketahui oleh banyak orang dan
dikomunikasikansehinggatersebarluas dan akhirnyadigunakan di masyarakat.
Proses difusibiasanyaterjadikarenaadapihak-pihak yang menginginkannya,
atausecarasengajamerencanakan dan mengupayakannya. Dalam proses
difusiterjadiinteraksiantaraempatelemen, yaitukarakteristikinovasiitusendiri,
bagaimanainformasitentanginovasidikomunikasikan, waktu, dan
sifatsistemsosial di mana inovasidiperkenalkan.
Rogers 1995 dalamSciffman dan Kanuk (2010)
mendefinisikandifusisebagai (the process by which an innovation is
communicated through certain channels overtime among the members of a
social system), proses
dimanasuatuinovasidikomunikasikanmelaluisalurantertentudalamjangkawaktu
tertentu di antara para anggotasuatusistemsosialdisampingitu, difusi juga
1
Everett M. Rogers, Diffusion of Innovation,(New York: The Free Press, 1995), hlm. 10. Lihat juga
(http://www.ciadvertising.org/studies/student/98).
dapatdianggapsebagaisuatujenisperubahansosialyaitusuatu proses perubahan
yang terjadidalamstruktur dan fungsisistemsosial

Inovasisebagaimanadikemukakan oleh Rogers: An Inovation is an


idea, practice, or object that is perceived as new by an individual or other unit
adoption2
Inovasiberasaldari kata innovation yang
secaraharfiahberarti“pembaharuan‟atau“perubahan‟. Menurutistilah,
inovasidiartikansebagai ide, temuan, caraatauobjek yang dianggapbaru oleh
individu, organsasi, atausistemsosial.3Dalamkaitanini, antaradifusi dan
inovasimempunyaihubungan yang erat. Proses
difusidapatterjadijikaadainovasi; tanpainovasitidakakanterjadi proses difusi.
Adanyaunsurinovasimerupakansyaratmutlakbagi proses difusi. Ide, cara,
atauobjekbarubisabenar-benarbarujikaiamerupakanhasilsuatupenemuan
(invention) atauhasilrekayasa; dan dapat pula berupa ide, caraatauobjekbaru
yang diperbaharui (renewal).
Dalamkonteksteknologiinstruksional,
inovasimengacukepadapemanfaatanteknologicanggih, baikperangkatlunak
(software) maupunperangkatkeras (hardware) dalam proses pembelajaran.
Tujuanutamaaplikasiteknologibaruiniadalahuntukmeningkatkanmutupembelaj
aran, efektivitas, dan efisiensi. Penggunaanteknologidalam dunia
pendidikansudahberlangsung lama
meskipunhinggakinipenyebarannyabelummerata4
Inovasiadalahsuatugagasan, praktek, ataubenda yang
dianggap/dirasabaru oleh individuataukelompokmasyarakat.
Ungkapandianggap/dirasabaruterhadapsuatu ide, praktekataubenda oleh
sebagian orang, belumtentu juga pada sebagian yang lain.

2
M. Rogers Everett, Diffusions of Innovations, 11.
3
Purwanto, Difusi Inovasi. (Jakarta: STIA-LAN Press, 2000), hlm. 15
4
Hasan Basri, PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MELALUI ADOPSI DAN IMPLEMENTASI
TEKNOLOGI INSTRUKSIONAL, Jurnal Mudarrisuna, Volume 4, Nomor 2 (Juli – Desember 2014)
Kesemuanyatergantungapa yang dirasakan oleh
individuataukelompokterhadap ide, praktekataubendatersebut.
Kata inovasiberasaldaribahasaInggrisyaitu innovation yang
bermaknasegalahal yang baruataupembaharuan. Kata
inovasidalamKamusBesar Bahasa Indonesia
dimaknaisebagaipemasukanataupengenalanhal-hal yang baru, penemuanbaru
yang berbedadari yang sudahadaatausudahdikenalsebelumnya (gagasan,
metodeataualat).
Menurut Van de Van sebagaimanadikutipYamin dan Maisah
(2012:61) inovasimerupakansuatu ide baru yang
dapatdiaplikasikandenganharapandapatmenghasilkanataudapatmemperbaikise
buahproduk, proses maupunjasa.
Rogers (2003:12) menjelaskaninovasiadalahsuatu ide,
praktekatauobjek yang dipandangbaru oleh individuatau unit yang
mengadopsi. SelanjutnyaRusdiana (2014:27)
menjelaskaninovasiadalahgagasan, tindakanataubarang yang dianggapbaru
oleh seseorang dan kebaruannyaitubersifatrelatif.
Sa’ud (2015:3) menjelaskaninovasiadalahsuatu ide, barang,
kejadian, metode yang dirasakanataudiamatisebagaisuatuhal yang
barubagiseseorangatausekelompok orang (masyarakat), baikituberupahasil
invention maupundiskoveri.
Dalamhaliniinovasidiadakanuntukmencapaitujuantertentuatauuntukmemecahk
ansuatumasalahtertentu.
Hasbullah (2008:190) memaparkandalamkontekskebaruan, kata
inovasidisandingkandengan kata pembaruanmeskipun pada
esensinyaantarainovasidenganpembaruanmempunyaipengertian yang
yangsedikitberbeda. Biasanya pada inovasi, perubahan-
perubahanterjadihanyamenyangkutaspek-aspektertentu, dalamartismepit dan
terbatas.
Sementaradalampembaruanbiasanyaperubahanterjadiadalahmenyangkutberba
gaiaspek, bahkantidakmenutupkemungkinanterjadiperubahansecara total
ataukeseluruhan. Jadiruanglingkuppembaruan pada dasarnyalebihluas.
Berdasarkanpemaparan di
atasmakadapatlahdipahamibahwainovasiadalahsuatu ide, benda, peristiwa,
metode yang dirasakanataudiamatisebagaisuatu yang
barubagiseseorangatausekelompok orang (masyarakat)
sebagaihasilinvensimaupundiskoveri yang
digunakanuntukmencapaitujuantertentuatauuntukmemecahkanmasalah.5
Semuaproduktidakmempunyaikemungkinan yang samauntuk di
diterima oleh konsumen,
beberapaprodukbisamenjadipopulerhanyadalamwaktusatumalamsedangkan
yang lainnyamemerlukanwaktu yang sangatpanjanguntuk di
terimaataubahkantidakpernahditerimasecaraluas oleh konsumen.
KarakteristikProdukmenentukankecepatanterjadinya proses
adopsiinovasiditingkatpetanisebagaipenggunateknologipertanian.
Dalamkecepatan proses adopsiinovasiditentukan oleh beberapafaktorseperti:
salurankomunikasi, ciricirisistemsosial, kegiatanpromosi dan
perankomunikator.

Di dalam buku Diffusion of Innovation, Everett M. Rogers


mendefinisikan difusi inovasi adalah

”proses sosial yang mengomunikasikan informasi tentang ide


baru yang dipandang secara subjektif. Makna inovasi dengan
demikian perlahan-lahan dikembangkan melalui sebuah proses
konstruksi sosial.”

”inovasi yang dipandang oleh penerima sebagai inovasi yang


mempunyai manfaat relatif, kesesuaian, kemampuan untuk dicoba,
kemampuan dapat dilihat yang jauh lebih besar, dan tingkat

5
Rusydi Ananda, Amiruddin, INOVASI PENDIDIKAN: Melejitkan Potensi Teknologi dan Inovasi
Pendidikan, (cet. I CV. Widya Puspita), 2017, h. 1.
kerumitan yang lebih rendahakan lebih cepat diadopsi daripada
inovasi-inovasi lainnya.”

Difusimerupakansuatujeniskhususkomunikasi yang
berkaitandenganpenyebaranpesan-pesansebagai ide baru.
Komunikasididefinisikansebagai proses dimana para
pelakunyamenciptakaninformasi dan
salingbertukarinformasiuntukmencapaipengertianbersama. Di
dalampesanituterdapatketermasaan (newness) yang
memberikancirikhususkepadadifusi yang menyangkutketakpastian
(uncertainty).
Asumsiutama yang dapatdisimpulkandariteoriiniadalah:
1.    Difusi inovasi adalah proses sosial yang mengomunikasikan informasi
tentang ide baru yang dipandang secara subjektif. Makna inovasi
dengan demikian perlahan-lahan dikembangkan melalui sebuah
proses konstruksi sosial
2.    Inovasi yang dipandang oleh penerima sebagai inovasi yang
mempunyai manfaat relatif, kesesuaian, kemampuan untuk dicoba,
kemampuan dapat dilihat yang jauh lebih besar, dan tingkat kerumitan
yang lebih rendah akan lebih cepat diadopsi daripada inovasi-inovasi
lainnya
3.    Ada sedikitnya 5 tahapan dalam difusi inovasi yakni, tahap
pengetahuan, persuasi, keputusan, implementasi, dan konfirmasi
4.    Ada 5 tipe masyarakat dalam mengadopsi inovasi
yakni inovator, early adopter,early majority, late majority,
dan laggard.6

Dalam difusi inovasi, ada lima karateristik yang menandai setiap


gagasan atau cara baru, diterima oleh masyarakat (Rogers, Everett  M,1995 :
15), yaitu :
6
https://strategikomunikasi.blogspot.com/2011/12/difusi-inovasi.html
1. Keunggulan/manfaatrelatif (relative advantage), yaitu sejauh mana suatu
inovasi dianggap menguntungkan penggunanya.
Keuntunganinidapatberupapeningkatankinerja, nilaiekonomi yang
diperoleh, status ataugengsi. Sebagaicontoh,
masyarakatsaatinisebagianbesarmempunyai dan menggunakan smartphone
bahkanfablet (phone-tablet) untukberkomunikasi dan bekerja. Fleksibilitas
dan kecanggihanfitur smartphone dan fablet,
memungkinkanseseoranguntukmelakukanberbagaipekerjaanmenggunakan
satualat, sepertimenelepon, mengambilfoto, mencatat,
mencariinformasimelalui internet dan
mengunduhhasilpekerjaantemansekerjamelalui email.
Semuaitudilakukanmenggunakansatu smartphone ataufablet. Inovasi
(alatkerja) inijelasmempunyaikeunggulanrelatif yang tinggi. Di
sampingituseseorang yang ke mana-mana menjinjing smartphone
ataufablet model terbarumerasakannuansasebagaiseseorang yang modern,
tidakgaptek dan terpelajar.
2. Kesesuaian (compatibility) dengankebutuhan, tata nilai dan
pengalamanpengguna,
yaituapakahsuatuinovasidapatmenjawabkebutuhanpengguna dan
relevandenganpengalamanpengguna. Di
sampingituapakahinovasitersebutsinkrondengan tata nilaipengguna.
Sebagaimana pada contoh 1, penggunaan handphone
dengancepatmemasyarakatkarenadinilaimenjawabkebutuhanuntukdapatber
komunikasikapansaja dan di mana saja. Dalamkaitandengan tata nilai,
adacontoh yang menarik,
yaitukesegananseseoranguntukmeneleponataumengirimsms (short
message) kepadaatasan di kantor pada saat jam kerja,
karenadianggapkurangatautidakmenghormatiatasan.
Kalauakanmelaporharusdatang dan bertemumuka. Hal
initidaklepasdarisistemhubungandalammasyarakat yang
mengaturhubunganantaraatasanbawahan. Sikappaternalistik dan
senioritasakanmencegahseseoranguntukmenggunakansmsatauteleponlangs
ung, walaupunlebihefisiendalamhalwaktu dan usaha.
Dalamcontohinipenggunaansmstidaksesuaidengannilai yang dianut.
3. Kerumitan (complexity); inovasi yang
dinilaisulituntukdipahamiataudigunakan.
Persepsitentangkerumitansuatuinovasisifatnyarelatif. Suatuinovasi yang
dianggapsulit oleh seseorangdapatjadisangatsederhana dan mudahbagi
yang lain. Contohnya, dalamhalmenggunakan gadget komunikasi. Orang
tuamungkinmenganggap smartphone sulitdipahamifitur-fiturnya, sehingga
smartphone canggihhanyadigunakanuntuktelepon dan sms.
tumbuhkembangsejakdiniterbiasadenganalat-alatkomunikasi dan digital
akandenganmudahtumbuhmenjadikelompok digital native yang carapikir,
carapaham dan carakerjanyaberbedadengankelompok digital immigrant,
yaitu orang yang
tidakterbiasasejakkeciltapimaubelajaruntukmenggunakanberbagai gadget
yang merupakaninovasidalambidangkomunikasi dan informasi.
4. Aksesuntukmencoba (trialibility)
suatuinovasiakanmenentukanapakahsuatuinovasiakandigunakan oleh
pengguna. Suatuinovasi yang dipersepsiberguna, sesuaidengankebutuhan
dan tidakrumit,
akanlebihdimungkinkandiadopsiataudigunakanapabilainovasitersebutdapat
dicoba oleh calonpengguna. Karena itulahada test–drive
bagipembelimobiluntukmencobamobilbarusebelummembeli.
Dalamkontekspendidikan, suatusekolah yang
dianjurkanuntukmengadopsisistemujian online
akanlebihbesarkemungkinanmengadopsiinovasitersebutapabilasistemujian
online dapatdipasang di sekolah dan dicobakanuntukkelastertentu.
Denganmencobacalonpenggunaakanlebihmemahamicarakerjainovasiterseb
ut, dan merasapercayadiriuntukmenggunakannya.
5. Penampakanpenggunaaninovasi (observability) oleh pengguna oleh
calonpengguna lain akanmempengaruhikeputusancalonpengguna.
Apabilacalonpenggunadapatmelihatmanfaat dan kemudahan orang lain
ketikamenggunakansuatuinovasi,
diaakanmerasayakinakanmemperolehmanfaatserupaketikamenggunakanny
a.
Denganpertimbangantersebutmakacalonpenggunaakanmemutuskanuntukm
enggunakaninovasi. Sebagaicontoh, mahasiswa A
sebelumnyamengandalkanbukucatatanuntukmencatatdalamkuliah,
tetapiketikadiamelihatmahasiswa B menggunakan laptop
untuklangsungmengetikcatatan, menyimpan dan mengeditnyakemudian,
makamahasiswa A menjaditertarik. Dan
dariobservasiharikeharikeuntunganmahasiswa B menggunakan laptop
dalamperkuliahanmembuatmahasiswa A memutuskanuntukmenggunakan
laptop. Sebaliknyaanak-
anakatauremajadenganmudahmengerticaramenggunakansetiapfitur
smartphone tersebutsecara optimal. Memangbagianak-anak yang
Kelimakarakteristiktersebutmenjadipemicu (trigger)
seseorangakanmenggunakansuatuinovasi, tetapiperludipahami juga
bahwakecenderunganuntukdengancepatmengadopsisuatuinovasidapatmenjadi
kanseseorang“gila‟innovasiatau“technology freak,”contohnyaseseorang yang
sukaberganti-ganti handphone
tanpamemahamiapakahhalitubenarbenardiperlukanatautidak. Sesuatu yang
nampaknyainovatifbelumtentubaikdiadopsi, dan
seseorangharussiapdenganimplikasiataudampakpenggunaansuatuinovasi.7

Menurut Arnold Pacey (1983: 6) praktek teknologi dipengaruhi


oleh  aspek budaya, aspek organisasi dan aspek teknik. Ketiga aspek tersebut
harus selalu ada tanpa satupun bisa ditinggalkan. Kalau ada salah satu aspek
yang diabaikan, maka teknologi tersebut dalam perkembangannya hanya
akan menjadi teknologi yang gagal diterapkan. Interaksi ketiga aspek tersebut
membentuk dua (2) lapisan (Pacey, Arnold, 1983: 49) yaitu lapisan pemakai
(user sphere) dan lapisan keahlian (expert sphere). 
7
Suciati, Pengertian dan Karakteristik Inovasi Pembelajaran, Modul 1, h. 16
Implikasi yang disebabkan oleh ketiga aspek terhadap proses
implementasi dari suatu inovasi teknologi komunikasi perlu diperhitungkan,
sehingga kemampuan dan pemahaman yang telah ada dapat diamanfaatkan
dalam melakukan suatu inovasi. Untuk itu dalam melakukan adopsi suatu
inovasi, agar  dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan. Hal ini mengingat
difusi inovasi tidak dapat terjadi secara serempak mengingat sumber daya
yang ada dalam ketiga aspek tersebut  mempunyai kemampuan yang berbeda.

Sa’ud (2015:23-24) mengutippendapatZaltman, Duncan dan


Holbeck memaparkanpenerimaansuatuinovasidipengaruhi oleh
atributsendiriyaitu:
1. Pembiayaan (cost), cepatlambatnyapenerimaaninfovasidipengaruhi oleh
pembiayaan, baikpembiayaan pada awal (penggunaan)
maupunpembiayaanuntukpembinaanselanjutnya. Walaupundiketahui pula
bahwabiasanyatingginyapembiayaanadakaitannyadengankualitasinovasiituse
ndiri. Misalnyapenggunaanmodul di sekolahdasar,
apabiladitinjaudaripengembanganpribadianak,
kemandiriandalambelajarmempunyainilaipositif,
tetapikarenapembiayaannya mahala makaakhirnyatidakdapatdisebarluaskan.
2. Balik modal (returns to investment), atributinihanyaadadalaminovasi di
bidangperusahaanatau industry.
Artinyasuatuinovasiakandapatdilaksanakankalauhasilyadapatdilihatsesuaide
ngan modal yang telahdikeluarkan.
Untukbidangpendidikanatributinisukardipertimbangkankarenahasilpendidika
ntidakdapatdiketahuidengannyatadalamwakturelatifsingkat.
3. Efisiensi,
inovasiakancepatditerimajikaternyatapelaksanaandapatmenghematwaktu dan
juga terhindardariberbagaimasalah/ hambatan.
4. Resikodariketidakpastian, inovasiakancepatditerimajikamengandungresiko
yang sekecilkecilnyabagipenerimainovasi.
5. Mudahdikomunikasikan,
inovasiakancepatditerimabilaisinyamudahdikomunikasikan dan
mudahditerimaklien.
6. Kompatibilitas,
cepatlambatnyapenerimaaninovasitergantungdarikesesuaiannyadengannilai-
nilai (value) wargamasyarakat.
7. Kompleksitas, inovasi yang dapatmudahdigunakan oleh
penerimaakancepattersebardengancepat.
8. Status ilmiah, suatuinovasi yang mudahdimengerti dan mudahdigunakan
oleh penerimaakancepattersebar, sedangkaninovasi yang sukardimengerti
tau sukardigunakan oleh penerimaakanlambat proses penyebarannya.
9. Kadar keaslian,
wargamasyarakatdapatcepatmenerimainovasiapabiladirasakanituhal yang
barubagimereka.
10. Dapatdilihatkemanfaatannya, suatuinovasi yang
hasilnyamudahdiamatiakanmakincepatditerima oleh masyarakat dan
sebaliknyainovasi yang sukardiamatihasilnya, akan lama diterima oleh
masyarakat.
11. Dapatdilihatbatassebelumnya,
suatuinovasiakanmakincepatditerimamasyarakatapabiladilihatbatassebelumn
ya.
12. Keterlibatansasaranperubahan,
inovasidapatmudahditerimaapabilamasyarakatdiikutsertakandalamsetiap
proses yang dijalani.
13. Hubungan interpersonal, jikahubungan interpersonal baik,
dapatmempengaruhitemannyauntukmenerimainovasi. Denganhubungan
yang baikmaka orang yang menentangakanmenjadibersikaplunak, orang
simpatiakanmenjaditertarik dan orang yang tertarikakanmenerimainovasi.
14. Kepentinganumumataupribadi, inovasi yang
bermanfaatuntukkepentinganumumakanlebihcepatditerimadaripadainovasi
yang ditujukan pada kepentingansekelompok orang saja.
15. Penyuluhinovasi,
untukmelancarkanhubungandalamusahamengenalkansuatuinovasikepadaorg
anisasisampaiorganisasimaumenerimainovasidiperlukansejumlah orang
yang diangkatmenjadipenyuluhinovasi.8

Inovasi merupakan suatu gagasan, ide, praktik atau obyek/benda


yang disadari dan diterima sebagai suatu hal yang baru atau mengikuti
perkembangan zaman yang serba menggunakan teknologi yang diadopsi oleh
setiap kelompok. Oleh sebab itu, inovasi pada dasarnya merupakan pemikiran
cemerlang yang bercirikan hal baru ataupun berupa praktikpraktik tertentu
ataupun berupa produk dari suatu hasil olah-pikir dan olah-teknologi yang
diterapkan melalui tahapan tertentu yang diyakini dan dimaksudkan untuk
memecahkan persoalan yang timbul dan memperbaiki suatu kedaan tertentu
ataupun proses tertentu yang terjadi di masyarakat. Dalam bidang pendidikan,
banyak usaha yang dilakukan untuk kegiatan 6 yang sifatnya pembaruan atau
inovasi pendidikan. Inovasi yang terjadi dalam bidang pendidikan tersebut,
antara lain dalam hal manajemen pendidikan, metodologi pengajaran, media,
sumber belajar, pelatihan guru, implementasi kurikulum, dan sebagainya
(Suyantiningsih, 2010).

Inovasi dalam pembelajaran tentunya akan membawa


keuntungan bagi guru dan siswa karena mudah pemahaman dalam
mempelajari aplikasi tersebut dan teknologi yang digunakan melalui beberapa
tahapan-tahapan tertentu yang diyakini akan dapat membawa sebuah
perubahan dan dimaksudkan untuk memecahkan persoalan yang pasti akan
timbul dikemudian hari dan diharapkan dapat memperbaiki suatu keadaan
tertentu ataupun proses tertentu yang terjadi di masyarakat. Dalam bidang
pendidikan, banyak usaha yang dilakukan untuk kegiatan yang sifatnya
pembaruan atau inovasi pendidikan.Dengan adanya sebuah inovasi yang
terjadi dalam bidang pendidikan tersebut, antara lain dalam hal manajemen

8
Rusydi Ananda, Amiruddin, INOVASI PENDIDIKAN: Melejitkan Potensi Teknologi dan Inovasi
Pendidikan, (cet. I CV. Widya Puspita), 2017, h.14.
pendidikan, metodologi pengajaran, media, sumber belajar, pelatihan guru,
implementasi kurikulum.

Secara umum, difusi inovasi diartikan sebagai penyebarluasa dari


gagasan inovasi melalui sebuah proses komunikasi yang dilakukan dengan
menggunakan saluran tertentu dalam rentang waktu tertentu di antara anggota
sistem sosial dalam masyarakat. Menurut Everett M. Rogers (1983), difusi
inovasi adalah proses untuk mengkomunikasikan suatu inovasi kepada
anggota suatu sistem sosial melalui saluran komunikasi tertentu dan
berlangsung sepanjang waktu.9

Dari keduapadanan kata di atas, makadifusiinovasiadalahsuatu


proses penyebarserapan ide-ide atauhal-hal yang
barudalamupayauntukmerubahsuatumasyarakat yang
terjadisecaraterusmenerusdarisuatutempatketempat yang lain,
darisuatukurunwaktukekurunwaktu yang berikut,
darisuatubidangtertentukebidang yang
lainnyakepadasekelompokanggotadarisistemsosial.

B. Proses dan PeranDifusiInovasi Pendidikan Islam


Proses difusiinovasimelibatkanempatunsurutama, meliputi:
1. Innovation ( Inovasi), yaitu ide, praktek, atau benda yang dianggap baru
oleh individu atau kelompok.
2. Communication channel ( salurankomunikasi ),
yaitubagaimanapesanitudidapatsuatuindividudariindividulainnya.
Komunikasiadalah proses dimanapartisipanmenciptakan dan
berbagiinformasisatusama lain untukmencapaisuatupemahamanbersama.
Sepertitelahdiunkapkansebelumnyabahwadifusidapatdipandangs
ebagaisuatutipekomunikasikhususdimanainformasi yang
dipertukarkannyaadalah ide baru (inovasi). Dengandemikian, esensidari
proses
9
https://cecepkustandi.wordpress.com/2016/05/04/difusi-inovasi-dalam-
pendidikan/#:~:text=Difusi%20Inovasi%20Dalam%20Bidang%20Pendidikan,anggota%20sistem
%20sosial%20dalam%20masyarakat.
difusiadalahpertukaraninformasidimanaseorangindividumengkomunikasik
ansuatu ide barukeseseorangataubeberapa orang lain.
Adapundifusiinovasimenurut Rogers (1983) adalahsebagai
proses dimanasuatuinovasidikomunikasikanmelaluisaluran-salurantertentu
di kalangananggotasistemsosialtertentu.
Berdasarkandefinisitersebutmakaunsurdifusiadalah: a. inovasiitusendiri, b.
salurankomunikasi, c. jangkawaktutertentu, d. adanyasistemsosial.10
a. Inovasi
Inovasiadalahgagasan, tindakan, atauobjek yang
dipersepsikanbaru oleh seseorangatausatuanpenggunalainnya.
Sifatinovasimenentukanseberapacepatinovasitersebutdapatdiadopsi.
Menurut Rogers (1983) sifatinovasidiukurdariciri-cirisebagaiberikut:
1) Keuntunganrelatif. Yaitusejauh mana
suatuinovasidianggaplebihbaikdarigagasansebelumnya. Tingkat
keuntunganrelatifdapatdiukurmelaluiindikatorekonomi, prestise,
kenyamanan dan juga kepuasan. Hal
iniberartibahwabukanbanyaksuatuinovasimelainkanapakahinovasiter
sebutmampumemberikankeuntungannyata.
Semakinbesarkeuntunganrelatifsuatuinovasidiketahuisemakincepatk
emungkinanpengadopsiannya.
2) Kesesuaian. Yaitusejauh mana
suatuinovasidipandangsejalandengannilai- nilai yang ada,
pengalamansebelumnya dan kebutuhan para calonpemakai
3) Kerumpilan/kompleksitasadalahsejauh mana
suatuinovasidipandangsulitdipahami dan ataudipakainya.
4) Ketercobaan. Yaitusejauh mana suatuinovasidapatdicobadalamskala
yang lebihkecil
5) Keteramatan. Adalahsejauh mana hasilsuatuinovasidapatdilihat
orang lain.

10
M. Rogers Everett, Diffusion of Innovation, 10.
Semakinmudahsuatuhasilinovasidapatdiamati oleh
seseorangmakaakansemakincepat proses pengadopsiannya.10 Hal
berikutnya yang adadalamlingkupinovasiadalahmengenaireinvensi.
Rogers (1983) mengemukakanreinvensimerupakan proses
dimanasuatuinovasidiubah oleh pemakaidalam proses pengadopsian
dan pelaksanaannya.11
SaluranKomunikasiKomunikasididefinisikansebagai the
process by the which participants create and share information with one
another in order to reach a mutual understanding.12
Komunikasididefinisikansebagaisuatu proses dimana para
pelakunyamenciptakan dan bertukarinformasisatusama lain
untukmencapaikepahaman. Lebihlanjut Rogers (1983)
menyatakanbahwa inti proses difusimeliputielemensebagaiberikut: 1)
adanyainovasi, 2) adanyaseseorangatau unit adopsi yang punya
pengetahuanataupengalamandalampenggunaaninformasi, 3) adanya
orang lain yang belummengetahuiinovasitersebut, 4)
adanyasalurankomunikasi.
Salurankomunikasiadalahjalurlewatsuatupesansehingga bias
tersampaikansuatupesandariseseorangkepada orang lain.13
Prinsippokokkomunikasiantarmanusiaadalahbahwapemindahan ide- ide
pada umumnyaterjadiantaradua orang yang sepadan (homophilius).
Homofiliadalahkondisidimana orang yang
berinteraksitersebutsamadalamciri-ciritertentusepertikepercayaannya,
pendidikannya, status sosialnya, dan sebagainya. Begitu pun sebaliknya
salah
satumasalahpentingdalampengomunikasianinovasiadalahkarenapartisip
annyabersifat heterofili.14 c. Jangka Waktu Menurut Rogers (1983)
dimensiwaktumasukkedalambahasandifusiberkenaandengan; 1) proses
keputusaninovasidimanaseseorangmenjalani proses

11
Titin Nurhidayati, INOVASI PEMBELAJARAN PAI BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES,Jurnal
Pendidikan Agama Islam Volume 03, Nomor 01, Mei 2015, hal. 28.
mulaidarikenalinovasisampaidenganpengadopsiannyaataupenolakannya
, 2) keinovatifanseseorangatau unit adopsi yang
relatiflebihawal/akhirdariinovasi yang
diadopsidibandingkandengananggotasistemsosialatau unit
adopsilainnya, 3) kecepatanadopsisuatuinovasidalamsuatusistemsosial
yang biasanyadiukurdenganjumlahanggotasistem yang
mengadopsiinovasidalamjangkawaktu tertentu.15 1) Proses Keputusan
Inovasi Rogers (1983) mengkonseptualisasikan proses
keputusaninovasikedalam 5 langkahpokok, yaitu: a) Pengenalan,
terjadiketikaseseorangdihadapkandenganadanyainovasi dan
memahamibagaimanainovasiituberfungsi; b) Persuasi,
terjadiketikaseseorangmenyikapiinovasi, sukaatautidaksuka; c)
Keputusan, terjadiketikaseseorangterlibatdalamkegiatan yang mengarah
pada pemilihanuntukmenerimaataumenolakinovasi; d) Pelaksanaan,
berlangsungketikaseseorangmenerapkanpenggunaaninovasidalamkehid
upannyasehari-hari. Reinvensibiasanyaterjadi pada tahapanini; e)
Konfirmasi,
berlangsungketikaseseorangmencaripenguatanterhadapkeputusaninovas
i yang telahdibuat,
tetapimungkinsajaiamerubahkeputusanbilaiaberhadapandenganpesan-
pesan yang bertentangandengan inovasi.16 2) Keinovatifan dan
KategoriPengguna Rogers (1983) menjelaskan lima
kategoripenggunatipe ideal, sebagaiberikut: a)
InovatorSeoranginovatormemilikiciri:
merekasangatbergairahuntukmencoba ide-ide baru,
merekakeluardarilingkarjaringanpergaulansetempat dan
pergaulanmerekasangatlahkosmopolit. b)
PemukaCiridaripemukaadalahmerekalebihlokalit,
memilikitingkatkepemimpinanpendapatterbesardalamkebanyakansistem
sosial, merekaberperansebagai model bagi para anggotasistemlainnya.
c) MayoritasAwalMayoritasawalmerekaadalahkelompok yang
berhatihatidalammengadopsisesuatu yang baru, merekamengadopsi ide-
ide barusebelum rata-rata anggotasuatusistemsosial.
Mayoritasawalseringberinteraksidenganteman-temannya,
tetapijarangmenempatiposisipimpinan.
Mayoritasawalmungkinmempertimbangkanwaktucukup lama
sebelumsepenuhnyamengadopsisuatu ide baru.
Periodekeputusaninovasimerekarelatiflebih lama daripadasiinovator dan
pemuka. d)
MayoritasAkhirKelompokmayoritasakhirmerekaadalahkelompokskepti
s, merekamengadopsi ide-ide barusejenaksetelah rata-rata
anggotasuatusistemsosial.
Pengadopsianitumungkinkarenapertimbanganekonomi dan
jawabanatastekanansosial yang semakinmeningkat.
Inovasimerekadekatidengankeraguan dan kehati-hatian dan
mayoritasakhirtidakakanmengadopsisampaikebanyakan orang lain
dalamsistemsosialnyamengadopsinya. e) KolotKolotadalah orang yang
terakhirdalamsuatusistemsosial yang mengadopsisuatuinovasi,
merekahampirtidakmemilikikemandirianpendapat. Merekaadalah yang
paling lokalitbahkannyaristerisolasidalamjaringansosial.
Acuansikolotadalah masa lalu. Keputusan-
keputusanseringdibuatsebelumnya/terdahulu, merekaberinteraksidengan
orang-orang yang masihmenjunjungtingginilai-nilai tradisional.17 3)
KecepatanAdopsiKecepatanadopsimerupakandimensiketigadarijangkaw
aktu. Kecepatanadopsimenurut Rogers (1983) adalah relative speed
with which an innovation is adopted by member of a social system.18
Kecepatanrelatifpengadopsiansuatuinovasi oleh anggotasistemsosial.
Menurut Rogers kecepatanadopsisuatuinovasiberbentuk “S”
dengantingkatkelandaian yang berbeda-beda. d.
SistemSosialSistemsosialdidefinisikan oleh Rogers (1983) sebagai a set
interrelated units that are engaged in joint problem solving to
accomplish a common goal.19
Definisitersebutmemberikanpemahamanbahwasistemsosialadalahsepera
ngkat unit-unit yang bertaut dan
terikatdalamkerjasamapemecahanmasalahuntukmencapaitujuanbersama
. Adapuntopik yang dibahasdalamsistemsosialiniadalah: 1) Tokoh
Masyarakat dan AgenPembaruMenurut Rogers (1983) orang yang
paling
inovatifdalamsuatusistemsosialdipandangsebagaipenyimpangdarisistem
sosial dan oleh rata-rata
anggotamasyarakatagakdiragukanstatusnyasertadipandangrendahkredibi
litasnya. Sebaliknyaadaanggotamasyarakat yang berperansebagaitokoh.
Merekamemberiinformasi dan nasihatkepadabanyak orang di
dalamsistemitumengenaiinovasi. Ketokohanatau opinion leadership
menurut Rogers (1983) adalahtingkatsejauh mana
seseorangdapatrelatifseringmempengaruhisikapperilakunyata orang lain
secara informal kearah yang dikehendaki. Ciri-
ciritokohmasyarakatadalah: a) merekalebihkosmopolit, b)
lebihbanyakberkomunikasidengan dunia luar, c) status
sosialnyalebihtinggi, d) lebihinovatif, dan e) posisimereka yang unik
dan berpengaruhdalamstrukturkomunikasimasyarakat. Posisimereka
yang lebihtinggimemudahkanmerekauntukmenjadiagenpembaru yang
berfungsiuntukmempromosikansuatuinovasikedalamanggotakomunitas
sosialnya.20 2) Tipe-tipe Keputusan Inovasi Rogers (1983)
mengklasifikasikantigatipekeputusan inovasi,21 yaitu: a)
Tipekeputusaninovasiopsional,
adalahpemilihanuntukmenerimaataumenolakinovasi yang
dilakukanseseorang, bebasdarikeputusananggotasistemsosiallainnya,
walaupunkeputusantersebutmungkindipengaruhi oleh norma-
normasistemnya dan jejaringantarpribadinya. b)
Tipekeputusaninovasikolektif,
adalahkeputusanuntukmenerimaataumenolakinovasi yang
dilakukansecarakonsensusdiantaraanggotasistemsosial. c)
Tipekeputusaninovasiotoritas,
keputusanuntukmenerimaataumenolakinovasi yang dibuat oleh
relatifsedikit orang dalamsistemsosial.
Sementaraitu,
salurankomunikasitersebutdapatdikategorikanmenjadiduayaitu:
1. saluran media massa (mass media channel); dan
2. saluranantarpribadi (interpersonal channel). Media
massadapatberupa radio, televisi, suratkabar, dan lain-lain.
Kelebihan media massaadalahdapatmenjangkauaudiens yang
banyakdengancepatdarisatusumber.
Sedangkansaluranantarpribadimelibatkanupayapertukaraninformasit
atapmukaantaraduaataulebihindividu.
3. Time (waktu) Waktu merupakan salah satuunsurpentingdalam proses
difusi. Dimensiwaktu, dalam proses difusi, berpengaruhdalamhal:
a. Innovation decision process, yakni proses
keputusaninovasiatautahapan proses
sejakseseorangmenerimainformasipertamasampaiiamenerimaataumeno
lakinovasi;
b. Relative time which an inovation is adopted by individual or group,
yaituwaktu yang diperlukan oleh
individumaupunkelompokuntukmengadopsisebuahinovasi.
Dalamhaliniberkaitandengankeinovativanindividuatau unit adopsilain,
yaitukategorirelatiftipe adopter (adopter awalatauakhir); dan
c. Innovation’s rate of adoption, atautingkat/lajuadopsiinovasiataupun
rata-rata adopsidalamsuatusistem,
yaituseberapabanyakjumlahanggotasuatusistemmengadopsisuatuinovas
idalamperiodewaktutertentu.
4. Social System (sistemsosial), yaituserangkaian bagian yang saling
berhubungan dan bertujuan untuk mencapai tujuan umum. Sangat penting
untuk diingat bahwa proses difusi terjadi dalam suatu sistem sosial. Sistem
sosial adalah satu set unit yang salingberhubungan yang
tergabungdalamsuatuupayapemecahanmasalahbersamauntukmencapaisuat
utujuan. Anggotadarisuatusistemsosialdapatberupaindividu, kelompok
informal, organisasi dan atau sub sistem. Proses
difusidalamkaitannyadengansistemsosialinidipengaruhi oleh struktursosial,
normasosial, peranpemimpin dan agenperubahan, tipekeputusaninovasi
dan konsekuensiinovasi.12
Pembaharuanatauinovasidalam dunia
kependidikanseringdiartikansebagaisuatuupayalembagapendidikandalammenj
embatani masa sekarang dan masa yang
akandatangdengancaramemperkenalkan program
kurikulumataumetodologipengajaran yang
barusebagaijawabanatasperkembangan internal dan eksternaldalam dunia
pendidikan yang cenderungmengejaefisiensi dan efektivitas (Wijaya dkk,
1991:2). Pada lembagapendidikan, faktor yang
menjadipenentukeberhasilantujuanpendidikanadalah guru. Hal iniditegaskan
oleh Samana (1994:16) bahwa guru
merupaknfaktoruatamadalamusahameningkatkanmutupendidikansekolah
yang pada gilirannyaakansangatmempengaruhikemajuanmasyarakat yang
menjadisuprasistemsekola yang bersangkutan. Masyarakat yang
semakinrasional dan teknologissemakinmembutuhkanjasasekolah dan atau
guru yang bermutu. Pendidikan merupakankunciuntuksemuakemajuan dan
perkembangan yang berkualitas,
sebabdenganpendidikanmanusiadapatmewujudkansemuapotensidirinyabaikse
bagaipribadimaupunsebagaiwargamasyarakat.
Dalamrangkamewujudkanpotensidirimenjadi multi
kompetensiharusmelewati proses pendidikan yang diimplementasikandalam
proses pembelajaran.
Manfaatkeberhasilanpembelajaranakanterasamanakalaapa yang
diperolehdaripembelajarandapatdiaplikasikan dan

12
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132296140/pendidikan/HAND-
OUT+MATA+KULIAH+INOVASI+DAN+DIFUSI+PENDIDIKAN.pdf
diimplementasikandalamrealitaskehidupan. Dalam proses pembelajaran guru
telahmenerapkanprinsip-prinsipdasarpeadogik modern dan yang
mengutamakanpentingnyaperencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang tepat.
Indikatornya,
1. kelengkapanpersiapanmengajar guru, bahan ajar, serta media
pembelajaran;
2. kesesuaianpembelajarandenganskenarionya dan
bervariasinyametodepembelajaran yang digunakan; dan
3. ketepatandalampemberiantugas, pemanfaatansumberbelajar, dan
penggunaanperangkatevaluasi yang
tepatuntukmendapatkanumpanbalikdarisiswa
Peran guru dalaminovasi dan pengembangan media
pembelajaransangatdiperlukanmengingat guru dapatdikatakansebagaipemain
yang sangatberperandalam proses belajarmengajar di kelas,
hendaknyadapatmengolahkemampuannyauntukmembuat media pembelajaran
yang efektif dan efisien. Hal ini, menurut Wijaya dkk (1991:2),
disebabkanperkembanganjaman yang
terusterjaditanpahentidengankurunwaktutertentu. Lembaga
pendidikanhendaknyatidakhanyapuasdenganmetode dan teknik lama, yang
menekankan pada metodehafalan,
sehinggatidakataukurangadamaknanyajikaditerapkan pada masa sekarang.
Perkembanganjaman yang
begitupesatdewasainimembuatsiswasemakinakrabdenganberbagaihal yang
baru, seiringdenganperkembangan dunia informasi dan Komunikasi. Karena
itu, sangatwajarjikakondisiiniharusdiperhatikan oleh guru agar
terusmengadakanpembaharuan (inovasi). Untukdapatmerencanakan proses
pembelajaransecarainovatif yang mampumemberikanpengalaman yang
bergunabagisiswakitaperlumemperhatikankomponenpenting proses
pembelajaran. Dari komponen proses pembelajaranitu guru
dapatmerencanakankegiatan dan strategipembelajaran yang
relevandengantujuanbelajar.
Strategipengembanganpembelajaraninimenjadipentingkarenaadanyabeberapa
persoalandalam proses belajar yang mungkinadadalamsebuah system
pembelajaran. Strategipengembanganpembelajaranmeliputi :
a. Persiapan, mencakupAnalisisKurikulum,
analisiskebutuhanmaupundesainpembelajaran.
b. Metode yang digunakansecaraumumadalah, klasikal , kelompok,
individual.
c. Evaluasi. Evaluasidiperluakanuntukmengetahuiapakahstrategi yang
digunakancocokatautidak. Persoalannyasekarangialah, bagaiamanafungsi
3 komponen (Guru, Siswa, dan Kurikulum/materi)
dapatsalingmemberikandukungansecarasinergisterhadap proses
pembelajaransehinggamampumelahirkanpengalamanbehargabagikehidup
ansiswadimasa yang akan dating
manakalasiswaitumengarungikehidupannyatadalammasyarakat. Dari segi
guru, misalnya , perlumemilikivisi dan misi yang jelasterhadap masa
depansiswa. Iniberartibahwa guru perlumemilikiwawasan yang
berorinetasi pada masa depan. Dengandemikian guru
harusselalumemberikaninformasi yang mutakhirdalambidang yang
diajarkannya. Juga
perlumemilikikemampuanuntukmemprediksimengenaiapa yang
akanmuncul dan apa yang akantenggelamdariaplikasibidangstudi yang
akandiajarkannyadalamhalini pada matapelajaran Pendidikan Agama
Islam.
faktor-faktorutama yang perludiperhatikandalaminovasipendidikan
adalah guru, siswa, kurikulum dan fasilitas, dan program/tujuan
1. Guru
sebagaiujungtombakdalampelaksanaanpendidikanmerupakan
pihakyang sangatberpengaruhdalam proses belajarmengajar.
Kepiawaiandankewibawaan guru sangatmenentukankelangsungan
prosesbelajarmengajardi kelasmaupunefeknya di luarkelas.
Guruharuspandaimembawasiswanyakepadatujuan yang hendakdicapai.
Ada beberapahal yang dapatmembentukkewibawaan guru
antara lainadalahpenguasaanmateri yang diajarkan, metodemengajar
yang sesuaidengansituasi dan kondisisiswa, hubunganantarindividu,
baikdengansiswamaupunantarsesama guru dan unsur lain
yangterlibatdalamproses pendidikansepertiadminstrator,
misalnyakepalasekolah dantata
usahasertamasyarakatsekitarnya,pengalaman dan keterampilanguru
itusendiri. Dengandemikian, makadalampembaharuanpendidikan,
keterlibatangurumulai dariperencanaaninovasipendidikansampaidenganp
elaksanaandan evaluasinyamemainkanperan yang
sangatbesarbagikeberhasilansuatuinovasi Pendidikan
Tanpamelibatkanmereka,
makasangatmungkinmerekaakanmenolakinovasi yang
diperkenalkankepadamereka. Hal inisepertidiuraikansebelumnya,
karenamerekamenganggapinovasi
yangtidakmelibatkanmerekaadalahbukanmiliknya yang
harusdilaksanakan,tetapisebaliknyamerekamenganggapakanmengganggu
ketenangan dankelancarantugasmereka. Oleh karenaitu,
dalamsuatuinovasipendidikan, gurulah yang utama dan
pertamaterlibatkarena guru
mempunyaiperan yang luassebagaipendidik, sebagai orang tua,
sebagaiteman, sebagaidokter, sebagi motivator dan lain sebagainya.
2. Siswa
Sebagaiobyekutamadalampendidikanterutamadalam proses
belajarmengajar, siswamemegangperan yang sangatdominan. Dalam
prosesbelajarmengajar,
siswadapatmenentukankeberhasilanbelajarmelaluipenggunaanintelegensi
a, dayamotorik, pengalaman, kemauan dankomitmen yang
timbuldalamdirimerekatanpaadapaksaan. Hal ini biasterjadiapabilasiswa
juga dilibatkandalam proses
inovasipendidikan,walaupunhanyadenganmengenalkankepadamerekatuju
andari
padaperubahanitumulaidariperencanaansampaidenganpelaksanaan,sehing
gaapa yang merekalakukanmerupakantanggungjawabbersama yang
harusdilaksanakandengankonsekwen. Peransiswadalaminovasi
pendidikantidakkalahpentingnyadenganperanunsur-unsurlainnya,
karenasiswabisasebagaipenerimapelajaran, pemberimateripelajaranpada
sesamatemannya, petunjuk, dan bahkansebagai guru. Oleh karenaitu,
dalammemperkenalkaninovasipendidikansampaidenganpenerapannya,
siswaperludiajakataudilibatkansehinggamerekatidaksajamenerima dan
melaksanakaninovasitersebut, tetapi jugamengurangiresistensiseperti
yang diuraikansebelumnya.
3. Kurikulum
Kurikulumpendidikan, lebihsempitlagikurikulumsekolahmeliputi
program pengajaran dan perangkatnyamerupakanpedomandalam
pelaksanaanpendidikan dan pengajaran di sekolah. Oleh karenaitu
kurikulumsekolahdianggapsebagaibagian yang
tidakdapatdipisahkandalam proses belajarmengajar di sekolah,
sehinggadalampelaksanaaninovasipendidikan,
kurikulummemegangperanan yang samadenganunsur-unsur lain
dalampendidikan. Tanpaadanyakurikulum dan tanpamengikuti program-
program yang ada di dalamya, makainovasi
Pendidikantidakakanberjalansesuaidengantujuaninovasiitusendiri.
Olehkarenaitu, dalampembahruanpendidikan,
perubahanituhendaknyasesuaidenganperubahankurikulumatauperubahan
kurikulumdiikutidenganpembaharuanpendidikan dan
tidakmustahilperubahandarikedua-duanyaakanberjalansearah.
4. Fasilitas
Fasilitas, termasuksarana dan prasaranapendidikan, tidakbisa
diabaikandalamdalam proses pendidikankhususnyadalam proses
belajarmengajar. Dalampembahruanpendidikan,
tentusajafasilitasmerupakanhal yang
ikutmempengaruhikelangsunganinovasi yang
akanditerapkan.Tanpaadanyafasilitas,
makapelaksanaaninovasipendidikanakanbiasdipastikantidakakanberjalan
denganbaik. Fasilitas, terutamafasilitasbelajarmengajarmerupakanhal
yang esensialdalammengadakanperubahan dan pembahruanpendidikan.
Oleh karenaitu, jikadalammenerapkansuatuinovasipendidikan,
fasilitasperludiperhatikan. Misalnyaketersediaangedungsekolah, bangku,
meja dansebagainya.
5. LingkupSosial Masyarakat
Dalammenerapakaninovasipendidikan, adahal yang
tidaksecaralangsungterlibatdalamperubahantersebuttapibisamembawada
mpak,baikpositifmaupunnegatif,
dalampelaklsanaanpembahruanpendidikan.Masyarakat
secaratidaklangsungatautidaklangsung, sengajamaupuntidak,
terlibatdalampendidikan. Sebab, apa yang
ingindilakukandalampendidikansebenarnyamengubahmasyarakatmenjadi
lebihbaikterutamamasyarakat di mana pesertadidikituberasal.
Tanpamelibatkanmasyarakatsekitarnya,
inovasipendidikantentuakanterganggu,
bahkanbisamerusakapabilamerekatidakdiberitahuataudilibatkan.
KeterlibatanmasyarakatdalaminovasiPendidikansebaliknyaakanmembant
uinovator dan pelaksanainovasidalammelaksanakaninovasipendidikan.13
Berikutiniakandikemukakanbeberapafaktor yang
cukupberperanmemengaruhiinovasipendidikan (Hasbullah, 2001: 1-4),
yaitusebagaiberikut.
a. Visiterhadap Pendidikan
1) Pendidikan merupakanpersoalanasasibagimanusiasebagaimakhluk
yang dapatdididik dan harusdididik yang
akantumbuhmenjadimanusiadewasadengan proses pendidikan

13
http://blog.umy.ac.id/aisyahsuryani/inovasi-pendidikan-2/faktor-faktor-yang-perlu-
diperhatikan-dalam-inovasi/
yang dialaminya. Sejakkelahirannya,
manusiatelahmemilikipotensidasar yang universal, berupa:
kemampuanuntukmembedakanantara yang baik dan yang buruk
(moral identity);
2) kemampuan dan
kebebasanuntukmemperkembangkandirisendirisesuaidenganpemb
awaan dan cita-citanya (individual identity);
3) kemampuanuntukberhubungan dan kerjasamadengan orang lain
(sosial identity);
4) adanyaciri-cirikhas yang mampumembedakandirinyadengan
orang lain (individual differences).
Setiapanakakanmengalami proses pendidikansecaraalamiah, yang
didapatkandalamsituasipergaulandengankeduaorangtuanyaserta di
lingkunganbudaya yang mengelilinginya. Pendidikan sepertiinilah
yang akanmenjadikananaksebagaimanusiadalamarti yang
sesungguhnya. Cintakasihorangtua dan
ketergantungansertakepercayaananakkepadamereka pada usia-
usiadinimerupakandasarkukuh yang
memungkinkantimbulnyapergaulanmendidik.
Denganupayapendidikan, potensidasar universal anakakantumbuh dan
membentukdirianak yang unik, sesuaidenganpembawaan,
lingkunganbudaya, dan zamannya.
b. FaktorPertambahanPenduduk
Adanyapertambahanpenduduk yang tinggimenimbulkanakibat yang
luasterhadapberbagaisegikehidupan, terutamapendidikan. Banyak
masalahpendidikan yang
berkaitaneratdenganmeledaknyajumlahanakusiasekolah. Masalah-
masalah yang berkaitanlangsungdenganpendidikantersebutadalah:
1. Kekurangankesempatanbelajar. Masalahinimerupakanmasalah
yang mendapatprioritaspertama dan utama yang
perlusegeradigarap.
2. Masalahkualitaspendidikan. Kurangnya dana, jumlah guru,
fasilitaspendidikan,
sudahtentuakanmemengaruhimerosotnyamutupendidikan.
3. Masalahrelevansi. Masalahrelevansi pada
prinsipnyacukupmendasar,
sebabdalamkondisisepertisekaranginisangatdibutuhkan output
pendidikan yang sesuaidengantuntutanmasyarakat,
terutamadalamhubungannyadengankesiapankerja. Hal
tersebutlebih-lebihdengandigulirkannyakonsep “link and match”,
yang salah
satutujuannyaadalahmengatasipersoalanrelevansitersebut.
4. Masalahefisiensiefektivitaspendidikandiusahakan agar
memperolehhasil yang baikdenganbiaya dan waktu yang sedikit.
Iniberartiharusdicarisistemmendidik dan mengajar yang efisien
dan efektif, sesuaidenganprinsip-prinsipdasarpendidikan.
c. FaktorPerkembanganIlmuPengetahuan
Kemajuan zaman
ditandaidengankemajuanperkembanganilmupengetahuan dan
teknologi.
Perkembanganilmupengetahuansecaraakumulatifbertambahpesat.
Perkembangantersebutsudahtentuharusdimasukkandalamkurikulumse
kolah, meskipunhaliniKonsepInovasi Pendidikan KonsepInovasi
Pendidikan 79 80 menyebabkanadanyakurikulum yang
sangatsaratdenganmasalahmasalahbaru.
d. TuntutanAdanya Proses Pendidikan yang Relevan
Sebagaimanatelahdijelaskansebelumnya, bahwa salah
satutuntutandiadakannyainovasi di
dalampendidikanadalahadanyarelevansiantara dunia
pendidikandengankebutuhanmasyarakatatau dunia kerja.
Berkenaandenganhaltersebut, pendidikandapatdiperolehbaik di
sekolahmaupun di luarsekolah. Cukupbanyakpendidikan yang
berhasiljustrutidakdapatdiperoleh di sekolah, terutama yang
bersifatpengembanganprofesi dan keterampilan,
sepertipengembangankarier, profesitertentu, dan sebagainya.
Dalammempersiapkan proses pendidikan yang
relevansesuaidenganperkembangan zaman,
sistempembelajaranharusdisesuaikan agar tidakketinggalan dan
mampumencetak output yang
mempunyaikualitastinggisertamampubersaingdengan dunia
internasional. Salah satucontohinovasidalampendidikan,
yaitudalamhalkurikulum. Kurikulum di Indonesia yang
seringbergantigantikarenamenyesuaikandengankondisi dan tuntutan
zaman, sertaanakdidikmampumenerapkanilmu yang diberikan oleh
pendidikuntukmenghadapikemajuan zaman.
Untukmemahamiperlunyaperubahanpendidikanataukebutuhanadanyai
novasipendidikan, adatigahal yang
sangatbesarpengaruhnyaterhadapkegiatan di sekolah, yaitu: (a)
kegiatanbelajarmengajar, (b) faktor internal dan eksternal, dan (c)
sistempendidikan (pengelolaan dan pengawasan).14
Ada dua model yang biasadigunakandalamdalammenjelaskan
proses keputusanAdopsiInovasi .
Pertama, model klasik (classical model) yang dikemukakan oleh
ahlisosiologipedesaan yang membagi proses tersebutdalam lima tahap,
yaitutahapkesadaran (seseorangbelajartentang ide baru,
tetapimasihkuranginformasitentang ide tersebut), tahapperhatian
(seseorangmenaruhperhatianterhadapinovasi dan
mencariinformasitambahan), tahappertimbangan
(seseorangmelakukanaplikasisecara mental ide barutersebut pada
keadaansekarang dan membuatpengharapanuntuk masa yang akandatang
dan kemudianmemutuskanuntukmenentukankegunaannyadalamsituasi
yang bersangkutan), tahappercobaan (penggunaaninovasisecaraterbatas)

14
Rusdiana, KONSEP INOVASI PENDIDIKAN, (cet. I CV. Pustaka Setia), 2014, h. 68.
dan tahapadopsi (seseorangmenggunakan ide
barusecaraterusmeneruscaramenyeluruh)
Keduaadalah model adopsidari Rogers dan Schoemaker, yang
mengemukakan 5 tahapdalam proses keputusaninovasi.
Tahappertamaadalahpengetahuan, yang merupakangabungandari model
klasik. Tahapkeduaadalahpersuasi yang merupakantahappertimbangandari
model klasik. Tahapketigaadalahkeputusan yang
merupakantahappercobaandari model klasik. Tahapkeempatimplementasi
dan Tahapkelimaadalahkonfirmasisebagaitindaklanjutdaritahapadopsi
model klasik.15

C. RekayasaPerananDevusi dan Inovasidalam Mata Pelajaran Pendidikan


Agama Islam
Pendidikan
merupakansuaturekayasauntukmengendalikanpembelajarangunamencapait
ujuan yang direncanakansecaraefektif dan efisien. Dalam proses
rekayasainiperananpengajaransangatpentingkarenamerupakankegiatan
yang dilakukan oleh guru untukmentransferpengetahuan, keterampilan,
dan nilaikepadasiswasehinggaapa yang
ditransfermemilikimaknabagidirisendiri dan bergunatidaksajabagidirinya,
tetapi juga bagimasyarakatnya.
Menurut UU RI Nomor 20 Tahun 2003 TentangSisdiknasPasal 1
yang berbunyi: “ Pendidikan adalahusahasadar dan
terencanauntukmewujudkansuasanabelajar dan proses pembelajaran agar
siswasecaraaktifmengembangkanpotensidirinyauntukmemilikikekuatan
spiritual keagamaan, pengendaliandiri, kepribadian, kecerdasan,
akhlakmulia, sertaketerampilan yang diperlukandirinya dan
masyarakatbangsa dan negara”.

Siti Fatonah / Shuban Afifi Innovation Diffusion Appopriate Technologi 46


15

Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 6, Nomor 2, Mei - Agustus 2008


Kegagalan dan
keberhasilansuatulembagapendidikandalammencapaitujuanpendidikan
yang dicita-citakantidakterlepasdariperan guru di dalamnya. Hal
initerbuktikarena guru merupakankuncikeberhasilandalam proses
belajarmengajar di kelas.
Guru merupakan salah satufaktorpentingdalampembelajaran.
Kegiatanpembelajarantidakakanbisaberjalantanpaadakeikutsertaannyadala
mpembelajaran. Guru merupakan salah
satufaktorutamabagiterciptanyagenerasipenerusbangsa yang berkualitas,
tidakhanyadarisisiintelektulitassajamelainkan juga dari tata
caraberperilakudalammasyarakat. Oleh karenaitutugas guru
tidaklahmudah.
Menurut UU RI Nomor 20 Tahun 2003 TentangSisdiknas Bab 1
Pasal 1 Ayat 6 “ Pendidikadalahtenagakependidikan yang
berkualifikasisebagai guru, dosen, konselor, pamongbelajar, widyaiswara,
tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang
sesuaidengankekhususannya,
sertaberpartisipasidalammenyelenggarakanpendidikan.”
Proses pembelajaranmerupakansuatusistem. Dengandemikian,
pencapaianstandar proses
untukmeningkatkankualitaspendidikandapatdimulaidarimenganalisissemua
komponen yang dapatmembentuk dan mempengaruhi proses
pembelajaran. Begitubanyakkomponen yang
dapatmempengaruhikualitaspendidikan,
namuntidakmungkinupayameningkatkankualitasdilakukandenganmemperb
aikisetiapkomponensecaraserempak. Hal iniselainkomponen-
komponenitukeberadaannyaterpisah, juga
sulituntukmenentukankadarpengaruhsetiapkomponen. Dalamhalinidalam
proses pembelajaran Pendidikan agama islam di sekolah yang
berkaitandengandevusi dan inovasi Pendidikan islam.
Penggunaansuatuinovasidalamsuatuorganisasidapatberjalanbaiksehinggam
enyatudengansistem dan menjadibagian integral,
atausetelahbeberapawaktuinovasitersebutakandihentikan dan ditinggalkan.
Dalam dunia pendidikankitamengalamiberbagaiinovasi,
misalnyacarabelajarsiswaaktif (CBSA), dan Kurikulum 2013, dan akhir-
akhiriniujianakhirnasionalberbasiskomputer. Untukdapatditerima dan
dilaksanakandenganbaiktidakcukupsuatuinovasi „ditugaskan‟dariatas (top-
down approach), tetapiperludipahami dan diterima oleh pelaksana dan
penggunanya.
Salah
satuaplikasikomunikasimassaterpentingadalahberkaitandengan proses
adopsiinovasi.  Hal inirelevanuntukmasyarakatyang
sedangberkembangmaupunmasyarakatmaju, Karena
terdapatkebutuhanterusmenerusdalamperubahan social dan
teknologiuntukmengganticara-cara lama denganteknik-teknikbaru.
Teoriiniberkaitandengankomunikasimassakarenadalamberbagaisituasi di
mana efektivitaspotensiperubahan yang berawaldaripenelitianilmiah dan
kebijakanpublik, harusditerapkan oleh masyarakat yang pada
dasarnyaberada di luarjangkauanlangsungpusat-
pusatinovasiataukebijakanpublik.  Teoriini pada
prinsipnyaadalahkomunikasiduatahap.  Jadi di dalamnya juga dikenal pula
adanyapemukapendapatatau yang disebut juga
denganinstilahagenperubahan (agent of change).  Oleh
karenaituteoriinisangatmenekankan pada sumber-sumber non media
(sumber personal, misalnyatetangga, teman, ahlidsb) mengenaigagasan-
gagasanbaru yang
dikampanyekanuntukmengubahperilakumelaluipenyebaraninformasi dan
upayamempengaruhimotivasi dan sikapdalamhalini yang
berhubungandenganpembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Belajarmerupakansuatuhal yang perludilakukan oleh seseorang.
Akan tetapi, pesertadidikmerasajenuhbosanakanmendalami dan
mempelajarimaterisecaramendalam.
Dalamsuatukegiatanadanyakegiatanbelajar yang
menyenangkansangatlahpentinggunamelancarkan dan
mengembalikansemangat.

Pelaksanaaninovasipembelajarandalamkonteks Pendidikan
Agama Islam sudahsaatnyamerubahparadigmapengajaran yang
selamainilazimdigunakandalam proses belajarmengajar Pendidikan Agama
Islam kearahparadigmapembelajaran yang menarik (Qowaid, 2007:6).

Denganinovasi yang dirancangataudidesain oleh guru


dalampembelajaran,
makaakanmenjadikanpembelajaranterasasangatmenyenangkan. Inovasi
yang dapatdilakukan oleh guru
untukmenjadikanpembelajaranterasasangatmenyenangkan dan
bersifatbaru, yaitu:

1. Pembelajarandengan mengembangkanmetodepembelajaran yang tepat


Metodemerupakancarautama yang
dipergunakanuntukmencapaisuatutujuan (Surakhmad, 1998:131).
Sedangkanmetodepembelajaranadalahseperangkatcara, jalan dan teknik
yang digunakan oleh pendidikdalam proses pembelajaran agar
pesertadidikdapatmencapaitujuanpembelajaranataumenguasaikompeten
sitertentu yang dirumuskandalamsilabimatapelajaran.
Untukmemberikankemudahankepadaanakdidik agar
dapatmenerimamateri yang diberikan,
diperlukanadanyametodemengajar yang
sesuaidengansituasiditempatiamengajar.
Metodediperlukankarenauntukmempermudah guru
menyampaikanmaterikepadapesertadidik dan agar terciptasuasana yang
kondusif.

Denganmengembangkanmetodepembelajaran, guru
akanlebihkreatif dan inovatifdalammengembangkanilmunya dan
menyampaikannyakepadapesertadidiktentangpembelajaran.
Suatukegiatanpembelajaran yang dilakukandenganmetode yang
kurangtepatakanmenimbulkankonflikdalamdiripesertadidikmaupun
guru, karenaterjadiketidak- sesuaian di antarakeduanya.
Untukmengatasihaltersebut, makawajibbagiseorang guru
mempelajariberbagaimacampendekatan, metode, strategi, model
pembelajarandalammenyampaikanilmunyakepadapesertadidik. Agar
tidakterjadisuasana yang vakum. Penggunaanpendekatan, metode,
strategi, model yang tepatselainakanmengefisiensiwaktu, juga
akanmengefisienkanenergi guru. Dengandemikian guru
akanmudahmenyampaikansuatumateri yang mudahdimengerti oleh
pesertadidik.

2. InovasiPembelajaranberbasisketeladanan
Keteladananmerupakan salah satumateri yang
adadalampembelajaran Pendidikan Agama Islam,
tentuketeladananiniadalahmengarahkepadaperilakuatauakhlak.

Keteladananmerupakansesuatu yang fitribagimanusia dan


pentingdilaksanakandalampengembangansikapkeagamaan,
karenaketeladananinisudahadadalampotensimanusiasejaklahirsertaketelada
nanini juga telahdimilikidalampribadiRasulullah Saw (Ramayulis,
2005:281). Keteladanan juga
dapatdiartikansuatupembiasaandalambentukperilakusehari-
harisepertisholat, berkata yang baik, bertingkahlaku dan lain sebagainya
(Mulyasa, 2012:169).
Dalampembelajaran Pendidikan Agama Islam di
sekolahterdapatmateripembelajarantentangakhlak.
Pembelajaranakhlakdapatmeliputilangkahpengenalan, pemberiancontoh
dan tindaklanjut.
Metodeterbaikuntukmengajarkannilaikepadapesertadidikadalahcontohataut
eladan. Teladanselalumenjadi guru yang paling baik, sebabsesuatu yang
diperbuatmelauiketeladananselaluberdampaklebihluas, lebihjelas dan
lebihberpengaruhdari pada yang dikatakan.

Bentukketeladanan yang diberikan oleh guru


merupakancontohakhlakmuliamisalnyaketeladananbermurahhati,
berlakujujur dan adil, kasihsayang, penampilan yang sopan,
santundalambertutur kata, menciptakanhubungan yang harmonisantara
guru dengankepalasekolah, guru dengan guru lainnya, guru
dengantenagakependidikan dan hubungan guru dengan para
pesertadidiknya, sertadisiplindalammengajar dan sebagainya.

Keteladanan yang dikembangkan oleh guru merupakan modal


dalammendukungkeberhasilanlembagapendidikantingkatdasar,
khususnyadalampembelajaranakhlak. Guru
dalammengembangkanpembelajaranakhlakdenganketeladananmakaakanter
ciptakehidupan yang baik. Demi berhasilnyapembelajaranakhlak yang
mengenakepadapesertadidik, makaharusadacontohatauteladan yang baik,
menarikperhatian, juga harusadaakhlakutama yang dianut oleh
pesertadidik dan dapatmenjaditeladanuntukgenerasiberikutnya yang
lebihbaik.

3. Inovasipembelajarandenganmengembangkanbudayaatau culture
Budayamerupakanbagaimanamanusiamenafsirkanpengalaman
dan menuntuntindakanmanusialain. Budaya juga
dapatdiartikansebagaipengetahuanbersamauntukmenciptakanbentuk-
bentukperilaku, pola-polakomunikasibahasa, nilai-nilai dan jenisalat yang
khasbagikebudayaanlainnya (Khadziq, 2009:28-29).

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar


dapatdikembangkandenganpendekatanbudaya. Penanamanbudaya yang
luhurdalamdiripesertadidikdapatmenjadikanpesertadidiklebihmengerti dan
memahamiartikehidupan. Pengembanganpembelajaran Pendidikan Agama
Islam
berbasisbudayainidapatdilakukandenganmengkonsepkanpendidikankarakte
r agar dimengerti oleh pesertadidik, menanamkanbudayaberjabattangan
yang lembut dan ikhlas, mengucapkansalamketikabertemu,
tersenyumdapatmenumbuhkanperilakureligiuskepadapesertadidik, dan lain
sebagainya.

4. Pengembanganpembelajarandenganinovasi media pembelajaran berbasis
multimedia pembelajaran
Salah satuinovasi yang
dapatdigunakandalampembelajaranadalahmemanfaatkansuatu multimedia
berbasisaplikasi. Pemanfaatansarana multimedia
dalampembelajarandapatmembangkitkankeinginanatauminatbaru,
meningkatkansemangat dan rangsanganbelajarpesertadidikdiusiaanak-anak
(Hamalik, 1986:24). Multimedia
berbasisaplikasikomputerinidapatdilakukandenganpembuatananimasipemb
elajaran, animasicarasholat,
animasicaraberamalbisadidesainmelaluiaplikasi dan dapatdigunakan guru
ketikamengajardenganbantuanteknologi computer, laptop atau handphone.
Denganmenggunakankonsepataupengembanganberbasis multimedia ini,
guru memperkenalkankepadapesertadidiktentangmateripembelajaran,
sehinggapesertadidikdapattertarikdalammengikutipembelajaran dan
prestasipesertadidiksemakinmeningkat.
Salah satupengembanganpembelajaran Pendidikan Agama Islam
dengan multimedia adalahdenganmendesainanimasi yang
berkaitandenganmateripembelajarandenganaplikasi adobe flash pada
computer, laptop atau notebook. Adobe flash  merupakansebuah program
yang didesainkhusus oleh Adobe dan program aplikasistandar authoring
tool profesional yang digunakanuntukmembuatanimasi dan bitmap (file
gambar yang tersimpandalamkomputer).

Media adobe
flash memudahkanpemahamanpesertadidiktentangsuatupermasalahanataus
uatukondisidimanapesertadidikmerasakanbagiandidalamnya. Media adobe
flash belumterlaluakrabdengankondisipesertadidik,
sehinggapesertadidikakanmerasatertarikdengan media tersebut.
Ketertarikanpesertadidikdalammemperhatikan guru menggunakan adobe
flash merupakansuatunilaitersendirisehinggapembelajaran yang
disampaikanakanmudahdiserap oleh pesertadidik. Melihatasumsitersebut,
diharapkan media pembelajaranakhlakterpujiberbasis adobe
flash dalampembelajaran Pendidikan Agama Islam yang
akanpenelitilakukannantidapatmeningkatkanperkembangannilai-nilai
agama dan moral pesertadidik di Sekolah Dasar.

Inovasipembelajarandengan adobe
flash inidapatdikembangkandenganmembuatanimasi-
animasitentangpembelajaran Pendidikan Agama Islam,
misalnyapembelajaranakhlakterpuji, akhlaktercela, kisah Nabi dan Rasul.
Materipembelajarandidesaindengan model
animasiataukartunkemudiandijadikansebagai media
pembelajaranbagipesertadidik.16

16
Hilda,INOVASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI PESERTA DIDIK DI
SEKOLAH DASAR, No. 5, Vol. 4. 2019
Sejak awal dasar filosofis yang digunakan bahwa pendidikan
Islam tidak mengenal dikotomi keilmuan sehingga ilmu yang dipelajari
adalah semuanya dalam nuansa keislaman.Prinsip pengetahuan dan
aktivitas dalam menekuni ilmu adalah karena Islam memberikan landasan
bagi pengembangan ilmu tersebut.Bukan didasarkan dan mengadopsi ilmu
yang berasal dari Eropa atau Amerika Utara.Tauhid menjadi dasar utama
sekaligus sebagai sentral dari seluruh prinsip yang dijalankan.Agama
setara dengan ilmu pengetahuan, tetapi kemudian agama jugalah yang
memandu jalannya ilmu pengetahuan.Prinsip ini juga ditopang oleh
tauhid.Sehingga ilmu yang dipelajari di pesantren semata-mata adalah
ilmu yang tidak parsial.Sebaliknya terintegrasi dengan semangat
keberagamaan. Kebenaran yang digunakan sebagai landasan keilmuan
berlandaskan pada al-Quran dan Hadist.Kemudian prinsip khusus yang
digunakan adalah aspek keilmuan tidak memihak kepada pemahaman
madzhab tertentu.Tetapi semua madzhab dan aliran yang berkembang
diajarkan untuk dijadikan sebagai wawasan keilmuan.Tidak dimasukkan
ke dalam kurikulum, ajaran yang dianggap mayoritas ulama sebagai
menyimpang atau tidak dijadikan sebagai materi pelajaran dalam dunia
Islam.Ini semata-mata untuk menyiapkan santri agar dapat menjadi
anggota masyarakat yang berdiri di atas semua golongan. Pada saat yang
sama tidak memihak kepada golongan tertentu. Dengan kondisi umat
Islam yang mudah terpecah-belah, maka diharapkan lulusan pesantren
akan memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat. Menjadi pionir
dimana ia berada, selanjutnya akan menjadi jawaban atas masalah dalam
situasi dan kondisi apapun masyarakatnya. Pembelajaran diarahkan dalam
bentuk pengelolaan lingkungan pembelajaran dengan usaha untuk
memberikan suasana belajar dengan tujuan siswa dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang ditetapkan. Dua hal yang selalu ditekankan untuk
dicapai dalam memaknai proses pembelajaran yang berlangsung adalah
perubahan perilaku dan hasil dari interaksi antar sesama dalam lingkungan
pondok. Selanjutnya tujuan pendidikan yang ditetapkan dijabarkan ke
dalam isi pendidikan berupa materi pelajaran.Dengan membagi-bagi
materi ke dalam pelajaran secara khusus akan memudahkan merumuskan
tujuan pembelajaran setiap mata pelajaran. Pengetahuan, sikap dan
keterampilan dipetakan masing-masing dalam setiap pelajaran.Secara
simultan dimasukkan ke dalam urutan belajar. Begitu juga disusun
pedoman yang akan digunakan guru selama proses berlangsung. Ini
dirancang dengan mudah karena menggunakan materi pelajaran yang
sudah tersusun sebelumnya dariPesantren Darussalam Gontor.Sehingga
modifikasi sesuai dengan keadaan lingkungan Kabupaten Sorong
kemudian dilakukan seperlunya.Organisasi bahan dan alat pembelajaran
disesuaikan juga dengan kelengkapan pembelajaran yang ada. Dalam
proses pendidikan di Pesantren Nurul Yaqin diawali dengan sistem
pendidikan salafi. Dengan tidak menerapkan pendidikan formal dan
kurikulum baku. Seiring dengan tuntutan dunia pendidikan dan kebutuhan
akan formalitas pendidikan, maka dibentuklah lembaga pendidikan dengan
berafiliasi ke Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu dan Madrasah
Aliyah. Kurikulum yang tersedia sesuai dengan ketetapan pemerintah tetap
dijalankan sesuai dengan standar kompetensi yang sudah digariskan.
Dalam proses pendidikan pesantren ditambahkan dengan pendalaman
materi berupa kajian kitab klasik. Sementara itu, untuk memenuhi
kebutuhan akan alat kajian, maka intensifikasi bahasa Arab diajarkan sejak
awal. Penggunaan waktu pembelajaran bahasa Arab dilakukan dalam jam
pelajaran dengan jumlah mencapai lima jam sehari. Ini diluar dari
kurikulum madrasah yang dilangsungkan pada pagi hari.Pengayaan bahasa
Arab juga dilangsungkan di dalam asrama santri.Pembina bahasa secara
khusus memberikan tutorial baik sebelum pendidikan formal di madrasah
maupun setelah pendidikan formal berlangsung.Termasuk juga
dilaksanakan pengajian kitab di masjid.Pendidikan yang ada dalam bentuk
formal dipandang belum mampu memberikan bekal seutuhnya kepada
santri dan santriwati. Sehingga dengan penambahan aktivitas seperti ini
setelah usai jam pelajaran formal, akan menyingkirkan kekurangan yang
ada. Dengan keseluruhan proses ini, akan membentuk konseptual santri
dan santriwati dalam beragama secara sempurna. Pesantren hanya menjadi
latihan, tetapi sesungguhnya hasil pendidikan baru dapat dilihat jika sudah
meninggalkan wilayah pesantren. Untuk melengkapi keterampilan santri
dalam membaca kitab-kitab klasik, maka proses pendidikan formal
ditambahkan dengan literatur yang berasal dari khazanah kitab kuning.
Sepenuhnnya praktik yang dijalankan menggunakan sistem pendidikan
Gontor dengan modifikasi sesuai dengan kemampuan siswa. Input siswa
yang berasal dari regional Papua Barat seperti Bintuni dan Raja Ampat
sehingga kemampuan awal siswa sangat heterogen. Ini menjadi tantangan
tersendiri dan dapat diatasi melalui matrikulasi pada bulan-bulan
awal.Program yang dilaksanakan juga berupa pengayaan materi di sore
hari terutama untuk mata pelajaran pondok.Kelas takhashus juga dibentuk
dengan bantuan santri senior untuk memberikan pendalaman kemampuan
bagi santri yang belum memadai. Bentuk evaluasi yang digunakan tidak
semata-mata hanya berdasarkan keterampilan kognitif.Lebih dari itu,
pengamalan ibadah dalam kehidupan sehari-hari menjadi tumpuan yang
lebih utama.Dalam satu mata pelajaran, ada beberapa bentuk evaluasi yang
disesuaikan dengan karakteristik materi pelajaran itu sendiri.Pelbagai
metode evaluasi diterapkan untuk memberikan kemampuan yang memadai
bagi santri dengan tidak menjadikan evaluasi sebagai tujuan, melainkan
sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuan santri itu
sendiri.Fleksibilitas evaluasi sematamata ditekankan untuk menghasilkan
lulusan yang memahami secara sempurna pengetahuan yang didalaminya.
Setelah usai menempuh pendidikan kemudian berhenti atau bahkan lupa
sama sekali terhadap apa yang sudah dipelajarinya. Kesinambungan
pengetahuan dan keterampilan itu diharapkan karena sebagai keterampilan
keagamaan, tidaksaja ketika di bangku sekolah tetapi lebih dari itu sampai
akhir hayat. Dalam proses pembelajaran, maka majelis guru dan pimpinan
pondok senantiasa terbuka untuk menerima kontribusi pemikiran dalam
rangka pengembangan dan pengayaan kurikulum. Untuk itu, secara
berkala mengundang pakar pendidikan dan juga berkomunikasi dengan
pimpinan pondok pesantren lainnya yang sudah lebih dahulu berkembang.
Ini dimaksudkan bahwa proses inovasi tidak bisa berhenti, sebaliknya
senantiasa dilakukan olahsistem sesuai dengan dinamika sosial
masyarakat. Walaupun tahapan-tahapan pengembangan kurikulum
dilakukan secara berkala tetapi kesempatan untuk menerima gagasan
senantiasa terbuka dari waktu ke waktu. Proses komunikasi dengan
pemangku kepentingan dilakukan secara berjenjang, melalui saluran
komunikasi yang beragam, dan berlangsung sepanjang waktu. Walaupun
tidak mudah, namun adopsi dan benchmarking diusahakan untuk
memecahkan masalah yang ada.Penyempurnaan juga dilakukan dalam
sarana pendidikan dan terlebih khusus berkenaan dengan media
pembelajaran.Untuk itu, untuk menunjang berkembangnya inovasi maka
selalu dibuka kemungkinan untuk mendiskusikan pengalaman baru atau
temuan penelitian yang mutakhir.Ini dilakukan dalam rangka membangun
kekompakan dan kesepahaman agar supaya nilai yang berkembang sejalan
dengan keterbukaan untuk selalu menerima gagasan-gagasan
baru.Sekalipun itu dari luar pondok. Ada realitas yang berlangsung secara
cepat, sehingga akan mempengaruhi jalannya masa depan. Ide masa kini
senantiasa digunakan untuk kepentingan masa depan. Untuk itu,
ketertutupan menjadi suatu hal yang tidak dijadikan sebagai pijakan dalam
pendidikan di Pesantren Nurul Yaqin.Hubungan antara pesantren dengan
masyarakat terwujud dalam bentuk mutual.Pesantren menjadi sumber
pendidikan. Sebaliknya masyarakat dijadikan oleh pesantren sebagai mitra
dalam mendorong pemahaman dan sekaligus memfasilitasi santri dalam
bentuk pengalamanpengalaman yang bertujuan untuk menjadi proses
pembelajaran. Rangkaian tindakan dan partisipasi itu akan memungkinkan
seorang santri untuk merekontruksi sebagai pengalaman belajar yang
didapat dari masyarakat. Tuntutan ini mengemuka dalam upaya untuk
memberikan kesempatan otentik dan bermakna. Sekaligus pada tahapan
tertentu menjadikan santri akan bertanggungjawab dalam pilihan atas
tindakan-tindakan yang dilakukan. Kesalahan, kegagalan, dan juga
kealpaan justru adalah hasil yang dapat dijadikan sebagai media belajar.
Bukan dimaknai dalam arti yang negatif, tetapi justru kesempatan untuk
belajar secara langsung dari apa yang didapati. Pemahaman kontekstual di
sini digunakan untuk memberikan gambaran yang utuh. Selama ini,
kadang proses pendidikan hanya menyandarkanpada kecenderungan
pemahaman yang parsial. Untuk itu, fenomena sosial dimana pesantren
berada dalam masyarakat muslim minoritas menjadi kesempatan dan
peluang untuk memahami rekaman historisitas. Hikmah dari syariat
menjadi sebuah perbandingan dengan tidak memahami kecenderungan
secara harfiah.Maka, pesantren membangun kurikulum dalam rangka
menjawab persoalan-persoalan yang mengitari umat Islam.Orientasi yang
dilakukan dalam konteks kekinian dan penerimaan terhadap kondisi
realitas masyarakat yang majemuk dan plural.Berdampingan dengan
pemeluk umat beragama selain Islam dapat menjadi sebuah tantangan
tersendiri dalam merumuskan kurikulum yang dijadikan sebagai materi
belajar dalam keseharian.17

Ketika melihat realita pembelajaran di lembaga pendidikan


ilmu-ilmu yang biasa disebut dengan ilmu umum secara terpisah dari ilmu
agama (salah kaprah) dan semua pembelajaran selalu berputar-putar di
tataran definisi tanpa adanya kritisi atau analisis.

Dalam kontek pembelajaran ada tiga isu penting yang per;lu


disorot , yaitu: pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas
pembelajaran, dan efektifitas metode pembelajaran. Sementara
pembelajaran Pendidikan Agama Islam selama ini cenderung tidak fokus
dan tidak tuntas, sehingga kurang menarik perhatian pembelajar. Padahal
pengembangan ilmu-ilmu keislaman itu harus utuh dan berkesinambungan,
sehingga menjadi terarah dan terintegrasi dengan disiplin ilmu lainnya.
17
Rabiatul Adawiyah , Wan Jamaluddin, REKAYASA PENDIDIKAN AGAMA ISLAMDI DAERAH
MINORITAS MUSLIM, Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah, No. 1, Vol 2, 2016, hal. 126.
Dengan demikian setidaknya pembelajaran ilmu keislaman ( Islamic
Studis) mencakup hal-hal berikut:

1. Ngaji, yaitupembelajaranilmu keislaman dengan tujuan untuk


diamalkan.
2. Islamologi, yaitudipelajarisebagai ilmu pengetahuan yang harus bisa
diterima oleh logika, tersusun sistematis dan terbukti seacara empiris.
3. Apologi, yaitumerespon model studi keislaman yang dilakukan oleh
para orientalis dalam rangka mencari celah-celah kelemahan Islam.
4. Islamisation of Knoledg (Islamisasi Ilmu), yaitu menyajikan ilmu-ilmu
keislaman sebagai akar dari disiplin ilmu lainnya.
5. Studi Islam Klasik, yaitu model yang dilakukan oleh tokok-tokoh
muslim terdahulu, yamg mencakup wilayah falsafi, akhlaqi dan amali.
Jika kitamelihat Islamic studismutakhir yang dipakaiadalah:
a. Humanities
b. Definitif
c. SosialSietis
d. Studi wilayah18
Dalamkontekpendidikan Islam di Indonesia yang di fokuskan
pada sekolah dasar, pembelajaran PAI perlu di rekayasa yang melibatkan
semua pihak, dengan mempertimbangkan pembelajar, berhasil guna dan
berdaya guna serta berpijak pada standart kompetensi dan hasil belajar.
AlternatifSrategipembelajaran Pendidikan agama Islam pada
dasarnya telah ditentukan alternatifnya secara tekstual dan kontekstual,
baik melalui ayat qauliyah dan kauniyah oleh pencipta YME, dengan
bentuk tulisan, lisan dan tindakandenganmenggunakanmodalitasbelajar
‫مع‬PPP‫)الس‬Audial) ‫ار‬PPP‫)االبص‬19 Visual) dan ‫دة‬PPP‫ ) االفئ‬Kinestikal), sehingga
pembelajaran PAI bukan hanya diketahui (logos), tetapi dihayati (etos) dan
diamalkan (patos).

18
Dedy , Ahimsa, 2002, Cara Belajar Cepat. Bandung: Nuansa.
19
Departemen Agama, 2000, Al Qur’an dan Tajemahannya, Jakarta: Depag RI.
Pembelajaran PAI harus juga mmenggunakan cara belajar yang
terbaik, yaitu siswa mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahaman
dengan mempraktekkan sebelum pemberian nama atau pengetahuan,
mendemonstrasikan di dalam dan di luar kelas dengan menggunakan
berbagai media/sarana dan sumber belajar.
Pembelajaran PAI denganpemebelajaran teks dan konteks
dengan menggunakan berbagai pendekatan, strategi dan evaluasi yang
dikonstruksi melalui silabus dan rencara pembelajaran serta melihat
relefansi kompetensi dasar, materi dan indikator dengan skenario
pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan dikemas dengan bumbu
motivasi intrinsic dan ektrinsik.
Pembelajaran PAI hendaknyamengacu pula pada
sembilanwilayakteksataukontekssebagaiberikut:
1. Isi, mencakupapa yang diajarkan hendaknya memperhatikan yang ada
di keluarga dan masyarakat, memperhatikan Kurikulum Nasional,
mempersiapkan ketrampilan lulusan atau dengan kata lain dengan
pernyataan lokal menuju global, terpadu, interdisipliner, kesesuaian
dengan nilai budaya, dan terfokus pada masa depan.
2. Sumberbelajar, memperhatikanapa yang tersedia, baik dokumen inti
nasional, praktis, murah, tersedia, dan kongkrit.
3. Sasaran, setiapsasaranpembelajaran harus difahami karakteristik,
kebutuhannya, modalitas/gaya belajar, keluarga masyarakat,
budaya/etnis, nilai-nilai dan motivasi.
4. Guru yang berkualitas, guru diharapkanmemiliki kualitas pribadi,
professional, penuh perhatian, fasilitator, penolong, dan penuh harapan.
5. Metode, dalampraktikpembelajaran yang direkomendasikan adalah
metode holistic, praktis, mengalami, koopratif dan sosial.
6. Hasil belajar, meliputicaramenilai hasil belajar melalui informasi,
perangkat kompetensi siswa, komulatif, regular, dan dukungan contoh
pekerjaan siswa.
7. Waktu, bagaimanasiswauntukmegikuti ketrampilan prasarat, kesiapan,
dan kembali dari drop out.
8. Lokasi, lingkunganbelajar yang ditempati merupakan lokal, dikenali
siwa, dapat dipergunakan, tersedia, dan relevan.
9. Kegunaan, mengajardenganmemperhatikan apakah dapat diaplikasikan,
dalam kehidupan local, relevan dapat diamati ditempat kerja setempat,
dan ada kaitannya dengan masa depan siswa. 20
Pembelajaran PAI hendaknyadiaplikasikan dengan
mempertimbangkan metode dan strategi terdahulu yang baik dan relevan
serta metode dan strategi terkini yang terbaik dan sangat relevan, sehingga
Pembelajaran PAI berhasil guna, berdaya guna, berlangsung efektif, dan
menyenangkan, kemudian dapat terintegrasi dengan disiplin ilmu lainnya,
karena jikan pembelajaran PAI tunta dapat memotivasi untuk menekuni
disiplin ilmu yang lain, maka akan dapat mencetak manuasia yang memili
IESQ (Intelektual Qoution, Emosional Quotion dan Spiritual Qoution) yang
tinggi. 21
Denganpembelajaran PAI yang aktif, fokus, menyenangkan, tidak
bertele-tele dan dinamis, akan terpartri pendidikan agama Islam pada
kognisi, afeksi dan psikomotor pembelajar,
sehinggaterbentuklahsegalaucapan, tindakan dan sikap yang islami.

20
Astuti, Rahmani, 2002, Panduan Kreatif & Efektif Merancang Program Pendidikan dan
Pelatihan. Bandung: Kaifa.
21
Arsyad, Azhar, Dr, Pfof, MA. 2002, Media Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindoPersada:
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Difusi diartikan sebagai proses suatu inovasi dikomunikasikan,
diadopsi, dan dimanfaatkan oleh warga masyarakat tertentu. Difusi
merupakan suatu proses mengkomunikasikan inovasi melalui suatu
saluran dalam suatu rentang waktu di antara anggota suatu sistem sosial,
termasuk sistem pendidikan. Melaui proses difusi tersebut, memungkinkan
suatu inovasi diketahui oleh orang banyak dan dikomunikasikan sehingga
menyebar luas dan akhirnya digunakan oleh masyarakat.
Inovasiberasaldari kata latin, innovation yang berartipembaruan
dan perubahan.
Inovasiadalahsuatuperubahanbarumenujukearahperbaikanatauberbedadari
yang adasebelumnya, dilakukandengansengaja dan berencana.
Inovasiadalahsuatuobjekataugagasan yang dianggapbaru oleh individuatau
unit yang mengadopsi. Dengan kata lain, inovasiberartisebagaisuatu ide,
temuan, cara, atauobjek yang dianggapbaru oleh individu, organisasi,
atausistemsosial.

Dalam difusi inovasi, ada lima karateristik yang menandai setiap


gagasan atau cara baru, diterima oleh masyarakat (Rogers,
Everett  M,1995 :15), yaitu :

1. Keunggulan/manfaatrelatif (relative advantage), yaitusejauh mana


suatuinovasidianggapmenguntungkanpenggunanya.
2. Kesesuaian (compatibility) dengankebutuhan, tata nilai dan
pengalamanpengguna, yaituapakahsuatuinovasidapatmenjawab
3. Kerumitan (complexity); inovasi yang
dinilaisulituntukdipahamiataudigunakan.
Persepsitentangkerumitansuatuinovasisifatnyarelatif.
4. Aksesuntukmencoba (trialibility)
suatuinovasiakanmenentukanapakahsuatuinovasiakandigunakan oleh
pengguna. Suatuinovasi yang dipersepsiberguna,
sesuaidengankebutuhan dan tidakrumit,
akanlebihdimungkinkandiadopsiataudigunakanapabilainovasitersebutd
apatdicoba oleh calonpengguna.
5. Penampakanpenggunaaninovasi (observability) oleh pengguna oleh
calonpengguna lain akanmempengaruhikeputusancalonpengguna.
Pendidikan
merupakansuaturekayasauntukmengendalikanpembelajarangunamencapa
itujuan yang direncanakansecaraefektif dan efisien. Dalam proses
rekayasainiperananpengajaransangatpentingkarenamerupakankegiatan
yang dilakukan oleh guru untukmentransferpengetahuan, keterampilan,
dan nilaikepadasiswasehinggaapa yang
ditransfermemilikimaknabagidirisendiri dan bergunatidaksajabagidirinya,
tetapi juga bagimasyarakatnya.
Dalamhalinimewujudkanpembelajaran PAI yang aktif, fokus,
menyenangkan, tidakbertele-tele dan dinamis, akanterpartripendidikan
agama Islam pada kognisi, afeksi dan psikomotorpembelajar,
sehinggaterbentuklahsegalaucapan, tindakan dan sikap yang islami pada
pesertadidik.

B. Saran

MateritentangDivusidan Inovasi Pendidikan IslamdalamPengembanganTeknologi


Pendidikan Islam masih sangat terbatas, penulis berharap dengana danya makalah
yang sedehana ini dapat menambah wawasan para pembaca serta dapat
memberikan kritik dan saran untuk perbaikan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Rahmani, 2002, Panduan Kreatif & Efektif Merancang Program


Pendidikan dan Pelatihan. Bandung: Kaifa.
Arsyad, Azhar, Dr, Pfof, MA. 2002, Media Pendidikan. Jakarta:
RajaGrafindoPersada
Dedy , Ahimsa, 2002, Cara Belajar Cepat. Bandung: Nuansa.
Departemen Agama, 2000, Al Qur’an dan Tajemahannya, Jakarta: Depag RI.
Everett M. Rogers, Diffusion of Innovation,(New York: The Free Press, 1995),
hlm. 10. Lihat juga (http://www.ciadvertising.org/studies/student/98).
Hasan Basri, PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MELALUI
ADOPSI DAN IMPLEMENTASI TEKNOLOGI INSTRUKSIONAL,
Jurnal Mudarrisuna, Volume 4, Nomor 2 (Juli – Desember 2014)
Hilda,INOVASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI
PESERTA DIDIK DI SEKOLAH DASAR, No. 5, Vol. 4. 2019
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132296140/pendidikan/HAND-
OUT+MATA+KULIAH+INOVASI+DAN+DIFUSI+PENDIDIKAN.p
df
http://blog.umy.ac.id/aisyahsuryani/inovasi-pendidikan-2/faktor-faktor-yang-
perlu-diperhatikan-dalam-inovasi/
https://strategikomunikasi.blogspot.com/2011/12/difusi-inovasi.html
https://cecepkustandi.wordpress.com/2016/05/04/difusi-inovasi-dalam-
pendidikan/#:~:text=Difusi%20Inovasi%20Dalam%20Bidang
%20Pendidikan,anggota%20sistem%20sosial%20dalam
%20masyarakat.
M. Rogers Everett, Diffusions of Innovations.
Purwanto, Difusi Inovasi. (Jakarta: STIA-LAN Press, 2000).
Rusydi Ananda, Amiruddin, INOVASI PENDIDIKAN: Melejitkan Potensi
Teknologi dan Inovasi Pendidikan, (cet. I CV. Widya Puspita).
Rusdiana, KONSEP INOVASI PENDIDIKAN, (cet. I CV. Pustaka Setia), 2014.
Rabiatul Adawiyah , Wan Jamaluddin, REKAYASA PENDIDIKAN AGAMA
ISLAMDI DAERAH MINORITAS MUSLIM, Jurnal Keguruan dan
Ilmu Tarbiyah, No. 1, Vol 2, 2016, hal. 126.
Siti Fatonah / Shuban Afifi Innovation Diffusion Appopriate Technologi 46 Jurnal
Ilmu Komunikasi, Volume 6, Nomor 2, Mei - Agustus 2008
Suciati, Pengertian dan Karakteristik Inovasi Pembelajaran, Modul 1.
Titin Nurhidayati, INOVASI PEMBELAJARAN PAI BERBASIS MULTIPLE
INTELLIGENCES,Jurnal Pendidikan Agama Islam Volume 03,
Nomor 01, Mei 2015.

Anda mungkin juga menyukai