Makalah Kep - Kritis Ketoasidosis
Makalah Kep - Kritis Ketoasidosis
Makalah Kep - Kritis Ketoasidosis
I. Definisi
metabolic yang ditandai oleh trias hiperglikemia, asidosis dan ketosis, terutama
asidosis dan ketosis, terutama disebabkan oleh defisiensi insulin absolut atau relatif.
pemecahan asam lemak bebas menyebabkan asidosis dan sering disertai koma. KAD
II. Patosiologi
beban ion hydrogen dan asidosis metabolic. Glukosuria dan ketonuria yang jelas
kehilangan elektrolit. Pasien dapat menjadi hipotensi dan mengalami syok. Akhirnya
akibat penurunan penggunaan oksigen otak, pasien mengalami koma dan meninggal.
Koma dan kematian akibat KAD saat ini jarang terjadi, karena pasien maupun
tenaga kesehatan telah menyadari potensi komplikasi ini dan pengobatan KAD dapat
tubuh terus teraktivasi untuk memproduksi glukosa dalam jumlah banyak sehingga
produksi benda keton oleh sel hati dapat menyebabkan metabolic asiodosis (Sudoyo,
2009).
III. Farmakologi
a) Sulfonilurea
b) Glinid
yaitu sebagai pemicu sekresi insulin, namun harganya lebih mahal dan belum
dalam mengurangi HbA1c dan kadar glukosa darah puasa setelah 16 minggu
c) Tiazolidindion
mengendalikan glukosa darah, tanpa efek yang merugikan pada hati. Namun,
ada sedikit peningkatan signifikan secara statistik pada berat badan, sehingga
obat ini tidak dianjurkan penggunaannya pada pasien dengan gagal jantung
d) Biguanid
2011).
samping hipoglikemia dan tidak ada kaitannya denngan berat badan, efek
samping yang paling sering ditemukan ialah kembung, flatulens, dan tinja
f) Penghambat DPP-IV
2. Suntikan
a) Insulin
untuk mencapai goal therapy GDP adalah insuin kerja sedang atau panjang.
Jika goal therapy belum tercapai maka dosis dapat ditingkatkan menjadi 2-4
unit setiap 3-4 hari. Jika goal therapy GDP telah tercapai, namun HbA1c
belum tercapai, dapat digunakan insulin kerja cepat atau insulin kerja pendek
(PERKENI, 2011)
b) Agonis GLP-1
samping yang sering timbul yaitu rasa sebah dan muntah (PERKENI, 2011).
cairan tubuh, sehingga langkah pertama yang harus dipirkan adalah melakukan
rehidrasi. Untuk rehidrasi tahap awal kamu bisa memberikan 500 mL NaCl 0.9%
bolus selama 1 jam jika Tekanan darah sistolik pasien >90 mmHg, atau jika
Tekanan darah sistoik <90 mmHg kamu bisa memberikan 1000mL NaCl 0.9%
dalam 1 jam. Jika tekanan darah sistolik masih <90mmHg kamu bisa mengulangi
dosis diatas. Jika glukosa serum mencapai 200 mg/dL (KAD) atau 300
mL/jam)
dengan 50 mL NaCl 0.9% Lakukan koreksi kalium. Bila K <5,5 mEq/L, berikan
20-30 mEq/L kalium di dalam tiap liter kantong infuse. Target kalium berada di
V. Pengkajian
A. Analisis Data
lakukan.Respon verbal yang baik ari pasien meunjukkan airway bebas. Jika
membuka airway (head till, chin lift ). Jika airway tidak ada gangguan namun
breathing. Jalan napas dan pernapasan tetap prioritas utama. Jika pasien dengan
masker jika ditunjukkan. Masukkan tabung nasogastrik dan biarkan drainase jika
pasien muntah atau jika pasien telah muntah berulang. Airway, pernafasan dan
Penggantian cairan. Sirkulasi adalah prioritas kedua. DKA pada pasien yang
menderita dehidrasi berat bisa berlanjut pada shock hipovolemik. Oleh sebab itu,
insulin. Terapi Insulin paling efektif jika didahului dengan cairan awal dan
penggantian elektrolit. Defisit cairan tubuh 10% dari berat badan total maka
lebih dari 6 liter cairan mungkin harus diganti. Resusitasi cairan segera bertujuan
dengan solusi kristaloid, koloid dan bisa digunakan jika pasien dalam syok
hipovolemik. Normal saline (NaCl 0,9%) yang paling sesuai. Idealnya 50% dari
total defisit air tubuh harus diganti dalam 8 jam pertama dan 50% lain dalam 24
pasien yang tidak stabil setiap 15 menit), fungsi ginjal, status mental dan
a) Periksa denyut nadi, tekanan darah dan CRT. Pasang EKG jika perlu dan
b) Pasang 1-2 kanul cairan intraena jika terdapat tanda-tanda syok (takikari,
3) Darah lengkap
5) Amylase
6) Serum eton
3. Disability
Lakukan penilaian AVPU atau GCS. Periksa apakah puil isokor dan memberikan
4. Exposure
Buka pakaian pasien, cari tanda ruam, perdarahan atau edema. Lakukan inspeksi
Pengkajian sekunder
a. Aktivitas / Istirahat
b. Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat hipertensi, IM akut, Klaudikasi, kebas dan
lama, Takikardia
c. Integritas/ Ego
d. Eliminasi
abdomen, Diare
e. Nutrisi/Cairan
diuretik (Thiazid)
(napas aseton)
f. Neurosensori
DKA)
g. Nyeri/kenyamanan
h. Pernapasan
pernapasan meningkat
i. Keamanan
j. Seksualitas
Gejala : Rabas vagina (cenderung infeksi), Masalah impoten pada pria,
k. Penyuluhan/pembelajaran
C. Evaluasi
Tahap evaluasi adalah menilai keberhasilan asuhan keperawatan yang telah
dilakukan berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan.Dari tiga diagnosa
keperawatan yang telah ditegakkan, implementasi yang telah dilakukan sesuai
dengan rencana tindakan keperawatan maka didapatkan hasil yang telah
dicantumkan dalam evaluasi.
1. Klien mampu melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri
2. Klien menerima kondisinya saat ini
3. Klien sudah bisa diajak ngobrol dengan kerabat dekat maupun tetangga yang
berkunjung
4. Klien mampu melaksanakan ibadah sesuai dengan kepercayaan yang dianut