Makalah Ilmu Mantiq
Makalah Ilmu Mantiq
Makalah Ilmu Mantiq
Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
Yuntira
BUKITTINGGI.TP.2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Yang telah melimpahkan
tauhid dan kewelas asihannya kepada kita semua, sehingga kita dapat merasakan kedamaian dan
ketentraman jiwa yang berbalut kasih untuk senantiasa menyiarkan panji-panji tauhid disetiap
perbuatan. Dengan segala karunia itu semua kami pemakalah dapat menyelesaikan tugas dan
kewajiban kami sebagai mahasiswa/i, dalam menyelesaikan studi yang membahas tentang ILMU
MANTIQ dengan berbagai penjelasannya terkait pengertian Qath’i dan Dzanniy, Penetapan
Qath’i dan Dzanniy dalam nash, Pengertian dalil kulli dan dalil jiz’i, Hukum Kulli dan Hukum
Juz’i. Untuk dapat dijadikan bahan edukasi serta evaluasi terkait masalah yang akan dibahas
pada makalah ini, walau kami sadari makalah ini jauh dari sempurna. Maka dari itu kritik dan
saran yang membangun sangat kami harapkan bagi para pembaca. Akhirul kallam kami ucapkan
terima kasih semoga Allah SWT. Meridhai ilmu pengetahuan yang kita tekuni. Amin, Billa
taufik wal hidayah wasallmualaikum warahmatullahhi wabarakatu .
A.Rumusan Masalah
B.Tujuan
PEMBAHASAN
Kulli (isim kulli) adalah lafazh mufrad yg ketika disebutkan lantas menunjukkan
kepada semua arti atau maknanya.Kulli artinya menetapkan suatu ketentuan (hukum)
atas sesuatu secara menyeluruh. Kully dalam kata lain lafaz yang bersifat umum. Atau,
jika ingin menggunakan kata yang lebih ilmiah, kulliy adalah lafaz yang bersifat
universal.Dalam buku al-Manthiq al-Qadim; 'Ardh wa Naqd, Prof. Mazru'ah, Guru Besar
Ilmu Kalam di Universitas al-Azhar, menjelaskan bahwa kulliy itu adalah “suatu lafaz
yang jika dibayangkan maknanya tidak mencegah adanya persekutuan di dalamnya” (ma
la yamna tashawwur ma’nahu min wuqu’ al-Syarikati fihi)”.Pengertian
lainnya: Kulliy itu ialah lafaz atau mafhum yang bisa berlaku bagi banyak individu,
sekalipun (keberlakukan tersebut) hanya ada dalam bayangan (ma la yamtani’ shidquhu
‘ala katsirin walau bilfardh).
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia
berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha
mengetahui segala sesuatu.”
Ayat di atas menegaskan bahwa segala sesuatu yang ada di muka bumi ini boleh
ار
َ ض َر َ َال: هللا ع َْن أَبِى َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم صلَّى
ِ َض َر َر َوال َ ِك ْب ِن َسنَا ٍن ال ُخ ْد ِرى قَا َل َرسُوْ ُل هللا
ٍ ِد ْب ِن َمالQِ َس ِع ْي
Contoh : Orang kampung itu memindahkan sebuah rumah. Maksudnya semua orang
kampung itu (kulli) secara bersam-sama memindahkan sebuah rumah, bukan bagian-
bagiannya.
Juz’i (isim juz’i) adalah lafazh mufrad yg ketika disebutkan lantas menunjukkan
kpd satu bagian saja dari kesluruhan makna yg terkandung oleh lafzh kulli.
Sedangkan juziyy ialah lafaz atau mafhum yang tidak berlaku bagi individu yang lebih
dari satu, sekalipun (keberlakukan tersebut) hanya ada dalam bayangan.” (ma yamtani’
shidquhu ‘ala aktsar min wahid walau bilfardh)Juz’i artinya menetapkan sesuatu
ketentuan (hukum) atas sebagian secara keseluruhan dari yg sebagian itu.
Contoh : sebagian orang kampung itu mengangkat lemari besar dari sebuah
gedung. maksudnya sebagian orang kampung secara bersama-sama mengangkat sebuah
lemari besar dari sebuah gedung.
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (Q.S. Al-Baqoroh :183)
Ayat diatas termasuk kedalam dalil juz’i, karena hanya menunjukkan kepada
perintah puasa saja.Juz’iyat artinya menetapkan sesuatu ketentuan (hukum) atas sebagian
secara masing-masing dari yg sebagian itu .Contoh : sebagian orang kampung itu masing-
masing memindahkan isi lemari besar dari sebuah gedung. maksudnya sebagian orang
kampung secara bersama-sama mengangkat sebuah lemari besar dari sebuah gedung.Al-
Qur’an sebagai sumber utama hukum Islam menjelaskan hukum-hukum yang terkandung
di dalamnya dengan cara :
Kulliyatul khams atau term universal merupakan salah satu pembahasan dari
lafaz/kata, pembahasan lafaz ini terdiri dari pengertian, pembagian lafaz, dan kulliyatul
khams. Kulliyatul khams terdiri dari lima macam. Diantaranya kulli dzati (zat) dan kulli
‘irdhi (sifat) yang masing-masingnya mempunyai cabang yaitu kulli dzati terdiri dari tiga
bagian dan kulli ‘irdhi terdiri dari dua bagian, jadi yang kelima cabang inilah yang
disebut dengan “kulliyatul khams”. Untuk memudahkan dalam memahaminya akan
dijelaskan sebagaimana berikut ini.
Sebagaimana yang telah dijabarkan diatas tadi bahwa kulliyatul khams secara
umum terbagi kepada 2 bagian yaitu kulli dzati (zat) dan kulli ‘irdhi (sifat). Yang mana
masing-masing pembagian itu mempunyai cabangnya masing-masing, yaitu Kulli dzati
terdiri dari tiga bagian yaitu :
a. Kulli dzati
Jenis yaitu Lafaz kulli yang maa shadaqnya terdiri dari subtansi –
subtansi (hakikat) yang berbeda.
Contohnya:
b. Kulli ‘irdhi
Khashash(profia,sifat khusus)
Khashash adalah sifat atau sejumlah sifat yang dimiliki oleh hakikat –
hakikat yang sama.Contohnya:Usman ,Mustafa,ali adalah hakikat –hakikat
yang sama yaitu mampu “berbahasa”merupakan sifat kusus bagi manusia.
‘Ammah (accidentia, sifat umum)
Irdhi ‘ammah yaitu sifat atau sejumlah sifat yang dimiliki hakikat –hakikat
yang berbeda.Contohnya:Sifat melihat Sifat tersebut dimiki tidak hanya oleh
manusia akan tetapi juga dimiliki oleh hewan yang lain seperti kerbau.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Kulli (isim kulli) adalah lafazh mufrad yg ketika disebutkan lantas menunjukkan kepada
semua arti atau maknanya.Kulli artinya menetapkan suatu ketentuan (hukum) atas sesuatu
secara menyeluruh. Juz’i (isim juz’i) adalah lafazh mufrad yg ketika disebutkan lantas
menunjukkan kpd satu bagian saja dari kesluruhan makna yg terkandung oleh lafzh kulli.
Sedangkan juziyy ialah lafaz atau mafhum yang tidak berlaku bagi individu yang lebih dari satu,
Kulliyatul khams atau term universal merupakan salah satu pembahasan dari lafaz/kata,
pembahasan lafaz ini terdiri dari pengertian, pembagian lafaz, dan kulliyatul khams. Kulliyatul
khams terdiri dari lima macam. Diantaranya kulli dzati (zat) dan kulli ‘irdhi (sifat) yang masing-
masingnya mempunyai cabang yaitu kulli dzati terdiri dari tiga bagian dan kulli ‘irdhi terdiri dari
dua bagian, jadi yang kelima cabang inilah yang disebut dengan “kulliyatul khams”. Untuk
memudahkan dalam memahaminya akan dijelaskan sebagaimana berikut ini.
DAFTAR PUSTAKA
https://lbm.mudimesra.com/2014/10/kulliyah-khamsah-dalam-ilmu-mantiq.html