Komunikasi Pada Lansia
Komunikasi Pada Lansia
Komunikasi Pada Lansia
Gangguan komunikasi pada lansia sering terjadi karena masalah-masalah fisik yang
dialami dan penurunan fungsi dari pancaindranya.
2) Responsif
Reaksi spontan perawat terhadap perubahan yang terjadi pada klien dan segera melakukan
klarifikasi tentang perubahan tersebut. Teknik ini merupakan bentuk perhatian perawat
kepada klien yang dilakukan secara aktif untuk memberikan ketenangan klien. Berespons
berarti bersikap aktif atau tidak menunggu permintaan dari klien.
Contoh:
“Apa yang Ibu pikirkan saat ini? Apakah yang bisa saya bantu untuk ibu?”
3) Fokus
Dalam berkomunikasi, sering kita jumpai lansia berbicara panjang lebar dan
mengungkapkan pernyataan-pernyataan di luar materi dan tidak relevan dengan tujuan
terapi. Sehubungan dengan hal tersebut, perawat harus tetap fokus pada topik pembicaraan
dan mengarahkan kembali komunikasi lansia pada topik untuk mencapai tujuan terapi.
Sikap ini merupakan upaya perawat untuk tetap konsisten terhadap materi komunikasi yang
diinginkan.
4) Suportif
Lansia sering menunjukkan sikap labil atau berubah-ubah. Perubahan ini perlu disikapi
dengan menjaga kestabilan emosi klien lansia dengan cara memberikan dukungan
(suportif).
Contoh:
Tersenyum dan mengangguk ketika lansia mengungkapkan perasaannya sebagai sikap
hormat dan menghargai lansia berbicara. Sikap ini dapat menumbuhkan kepercayaan diri
klien lansia sehingga lansia tidak merasa menjadi beban bagi keluarganya. Dengan
demikian, diharapkan klien termotivasi untuk mandiri dan berkarya sesuai kemampuannya.
Selama memberi dukungan, jangan mempunyai kesan menggurui atau mengajari klien
karena ini dapat merendahkan kepercayaan klien kepada perawat.
Contoh ungkapan-ungkapan yang bisa memberi support/motivasi kepada lansia sebagai
berikut.
“Saya yakin Bapak dapat mampu melakukan tugas Bapak dengan baik”, “Jika
Bapak memerlukan saya siap membantu.”
5) Klarifikasi
Klarifikasi adalah teknik yang digunakan perawat untuk memperjelas informasi yang
disampaikan klien. Hal ini penting dilakukan perawat karena seringnya perubahan yang
terjadi pada lansia dapat mengakibatkan proses komunikasi lancar dan kurang bisa
dipahami. Klarifikasi dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan ulang atau meminta
klien memberi penjelasan ulang dengan tujuan menyamakan persepsi.
Contoh:
“Coba Ibu jelaskan kembali bagaimana perasaan ibu saat ini.”