0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
17 tayangan6 halaman

BAB I Agnes Batta

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dunia saat ini sedang dihebohkan dengan adanya Corona virus yang berasal dari

kota Wuhan, China pada akhir tahun 2019 lalu. Corona virus adalah penyakit yang

disebabkan oleh virus severe acute respiratory syndrome yang dapat menyebabkan

gangguan sistem pernapasan mulai dari gejala ringan seperti flu hingga infeksi paru-

paru seperti pneumonia. Corona virus telah menyebar ke beberapa negara termasuk

Indonesia. Hal itu mengakibatkan beberapa Negara melakukan kebijakan Lockdown

untuk mengurangi penyebaran dari covid 19, sedangkan di Indonesia diberlakukannya

PSSB ‘’ Pembatasan Sosial Berskala Besar’’ ini di lakukan agar semua masyarakat

Indonesia dapat mengurangi keterlibatan antar satu dengan yang lain dan bisa

menjaga jarak .

Covid 19 ini banyak menimbulkan kendala bagi masyrakat, salah satunya adalah

dampak pada dunia pendidikan. Dampak yang di timbulkan dari covid 19 ini pada

dunia pendidikan sangat besar dan dapat dirasakan oleh berbagai pihak yaitu guru,

peserta didik, serta orang tua. Dengan pemerintah meliburkan sekolah, maka kegiatan

belajar mengajar yang biasa di lakukan di sekolah akan berubah menjadi proses

belajar daring atau yang kita kenal dengan belajar dari rumah. Kegiatan ini pun

berdampak bagi murid, dampak yang dialami yaitu murid belum ada budaya belajar

jarak jauh karena selama ini pembelajaran selalu dilakukan secara tatap muka, dengan

adanya metode pembelajaran daring ini membuat para murid harus beradaptasi

dengan situasi baru yang biasanya proses pembelajaran di lakukan di dalam kelas

dengan suasana banyak teman harus berbanding terbalik dengan belajar di rumah saja.
Apalagi dengan melihat kemampuan yang dimiliki setiap peserta didik berbeda serta

daya serap dari masing-masing peserta didik pasti berbeda. Hal ini secara otomatis

akan berdampak pada prestasi dan motivasi dari peserta didik. Selanjutnya dampak

pada orang tua yaitu orang tua kembali mendapatkan tugas tambahan dan sekaligus

menjadi guru bagi anaknya selama proses pembelajaran daring. Orang tua dituntut

untuk membimbing anaknya selama proses pembelajaran daring berlangsung, selain

itu orang tua juga harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli pulsa agar

anak tetap bisa mengikuti proses pembelajaran daring.

Dengan bertambahnya beban yang dirasakan orang tua, orang tua cenderung

merasa stres, mereka mengatakan merasa kelelahn disaat mendampingi anak belajar

dari rumah bersamaan dengan pekerjaan rumah maupun pekerjaan kantor lainnya,

tidak hanya itu mereka juga mengatakan bahwa adanya pengeluaran tambahan untuk

membeli kuota internet agar anak-anak mereka dapat dengan lancar dalam mengikuti

proses pembelajaran daring.

Stres adalah reaksi tubuh yang muncl saat seseorang menghadapi ancaman,

tekanan, atau suatu perubahan. Munculnya stres juga dapat terjadi karena pikiran atau

situasi yang memebuat seseorang merasa dirinya putus asa, marah atau bersemangat.

Kondisi pandemi yang mengharuskan masyarakat membatasi aktivitasnya dengan

hanya dirumah saja selama berbulan-bulan seringkali menjadi pemicu utama. Faktor

lainnya yang juga membuat kondisi stres semakin parah bagi sebagian besar orang,

adalah masalah ekonomi, interaksi sosial yang sangat dibatasi atau sangat berkurang,

work from home yang ternyata menyita waktu, kecemasan berlebihan akan tertular

covid 19 dan ketidakpastian berakhirnya pandemi, yang sering kali disertai adanya

gangguan kepribadian. Pengelolaan stress yang benar dapat berdampak baik bagi

kesehatan, berikut adalah cara yang benar dalam mengatasi atau mengelola stres
selama masa pandemi yaitu, kenali sumber stres terlebih dahulu, sadari bahwa

kenyataan anda harus beradaptasi dalam kondisi normal baru dalam waktu yang lama,

ubah pola pikir negatif, lakukan hal yang anda sukai, perbanyak aktivitas fisik seperti

olaraga teratur.

Salah satu cara untuk mengatasi stres adalah dengan mengguakan mekanisme

koping. Pengertian mekanisme koping menurut Stuart dan Sundeen adalah cara yang

digunakan individu dalam menyelesaikan masalah, mengatasi perubahan yang terjadi,

dan situasi yang mengancam baik secara kognitif maupun perilaku (Nasir dan Muhith,

2011). Masing- masing individu memiliki strategi koping yang berfokus pada masalah

maupun strategi koping yang berfokus pada emosi. Problem focused coping termasuk

dalam perencanaan dan merupaka koping aktif untuk merubah atau menghilangkan

stresor. Sebaliknya, emotional focused coping kurang efektif jika dibandingkan

dengan problem focused koping (Kerry et al., 2008).

Problem focused coping dapat mengurangi dampak negatif dari stres dan

menghasilkan sesuatu yang positif. Sementara itu, emotional focused coping

dipandang maladaptif karena strateginya cenderung melepaskan diri dari tugas dan

sebagai hasilnya dapat memperburuk efek dari stres(Doron et al., 2009).

Anak adalah generasi yang akan meneruskan kehidupan bangsa yang akan

berlangsung secara terus meneruskan dan bersifat alamiah. Pada generasi tersebut

anak akan bertumbuh dan berkembang sesuai dengan tahap pertumbuhan dan

perkembangannya masing-masing. Perkembangan anak akan berlangsung secara

optimal jika berkembangnya sesuai dengan fase dan tugas perkembangannya masing-

masing. Anak usia 6 sampai 12 tahun dalam kategori usia sekolah dasar. Pada usia ini,

anak mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan anak juga memiliki
pola-pola tersendiri yang khas sesuai dengan aspek perkembangan. Beberapa aspek

yang berkembang yang dapat dilihat dari anak SD yaitu perkembangan bahasa, emosi,

dan sosial anak. Perkembangan bahasa pada anak merupakan aspek penting bagi

kehidupan anak terutama pada era komunikasi global yang tentunya menggunakan

bahasa sebagai media komunikasi. Selain bahasa perkembangan emosi juga

merupakan aspek pentting yang terjadi dalam perkembangan anak. Perilaku emosi

menjadi sebuah krisis dalam perkembangan anak. Dimana, emosi merupakan faktor

yang dominan dalam mempengaruhi tingkah laku individu, dalam hal ini termasuk

pula perilaku belajar. Perkembangan emosi sagat berkaitan erat dengan perkembangan

sosial anak. Perkembangan sosial merupakan proses pencapaian kematangan dalam

hubungan sosial dan pembelajaran agar dapat menyesuaikan diri dengan norma-

norma yang berlaku pada kelompok tradisi dan moral. Pada dasarnya, perkembangan

sosial pada anak usia sekolah di tandai dengan perluasan hubungan atau interaksi pada

kegiatan pembelajaran dikelas maupun sat bermain di luar kelas.

Saat ini Indondesia sedang menetapkan PSSB akibat coovid 19, dimana salah

satunya berdampak pada dunia pendidikan, disini dampak yang terjadi pada dunia

pendidikan adalah terjadinya penutupan sekolah-sekolah dan proses belajar mengajar

pun diberlakukan secara daring. Dengan adanya proses pembelajaran secara daring ,

anak-anak banyak mendapatkan tugas sekolah, jam bermain bersama teman-teman di

batasi dan jika tidak mengerjakan tugas mereka akan dimarahi oleh orang tua.

Berdasarkan dari wawancara yang dilakukan peneliti pada 10 orang tua didapatkan

hasil bahwa 7 dari 10 orang tua merasa anak-anaknya sulit untuk diatur saat ingin

didampingi belajar, mereka mengatakan anak-anak cenderung ingin bermain dan

malas mau belajar , dengan keadaan yang seperti ini kadang ada orang tua yang

menggunakan cara kasar seperti mengancam, memarahi, dan bahkan memukul jika
anak-anak tidak menurut untuk mengerjakan tugas atau belajar, jika seperti ini maka

akan berdampak bagi kesehatan mental pada anak, maka peneliti tertarik ingin

meneliti apakah orang tua mengalami stres saat mendampingi anak mereka belajar

dari rumah dan bagaiamana cara dari orang tua tersebut untuk mengatasi stres yang di

rasakan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang diatas peneliti ingin mengetahui “ Apakah ada

Hubungan antara Mekanisme Koping dengan Tingkat Stres pada Orang Tua”

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan mekanisme koping dengan tingkat stres pada orang tua

dalam mendamipingi anak sekolah daring selama pandemi covid 19.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik responden berdasarkan, usia, jenis kelamin,

pendidikan dan pekerjaan.

b. Mengidentifikasi Tingkat Stres

c. Mengidentifikasi Jenis Mekansime Koping

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi

pembaca mengenai hubungan mekanisme koping dengan tingkat stres orang tua

dalam mengdampingi anak sekolah daring.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Orang Tua

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk orang tua

dalam menggunakan mekanisme koping saat menghadapi stres .

b. Bagi Peneliti

Di harapkan penlitian ini dapat menambah wawasan peneliti ketika mengalami

stres dan mengatasinya dengan menggunakan mekanisme koping.

Anda mungkin juga menyukai