DEVISI 3 - DDD
DEVISI 3 - DDD
DEVISI 3 - DDD
DIVISI 3
PEKERJAAN TANAH
SEKSI 3.2
TIMBUNAN
3.2.1 UMUM
1) Uraian
Pekerjaan Seksi lain yang berkaitan dengan Seksi ini tetapi tidak terbatas berikut ini:
3) Toleransi Dimensi
a) Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi dari
2 cm atau lebih rendah 3 cm dari yang ditentukan atau disetujui.
4) Standar Rujukan
6) Jadwal Kerja
8) Perbaikan Terhadap Timbunan yang Tidak Memenuhi Ketentuan atau Tidak Stabil
Semua lubang pada pekerjaan akhir yang timbul akibat pengujian kepadatan
lainnya harus secepatnya ditutup kembali oleh Penyedia Jasa dan dipadatkan
atau
sampai
mencapai kepadatan dan toleransi permukaan yang disyaratkan oleh Spesifikasi
10) Cuaca yang Diijinkan untuk Bekerja
Timbunan tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dipadatkan sewaktu hujan, dan
pemadatan tidak boleh dilaksanakan setelah hujan atau bilamana kadar air bahan
berada di luar rentang yang disyaratkan dalam Pasal 3.2.3.(3).(b). Semua
permukaan timbunan yang belum terpadatkan harus digaru dan dipadatkan dengan
cukup untuk memperkecil penyerapan air atau harus ditutup dengan lembaran
plastik pada akhir kerja setiap hari dan juga ketika akan turun hujan lebat.
Pengendalian Lalu Lintas harus sesuai dengan ketentuan Seksi 1.8, Manajemen
dan Keselamatan Lalu Lintas.
3.2.2 BAHAN
1) Sumber Bahan
Bahan timbunan harus dipilih dari sumber bahan yang disetujui sesuai dengan
Seksi
1.11 "Bahan dan Penyimpanan" dari Spesifikasi ini.
2) Timbunan Biasa
c) Tanah sangat expansive yang memiliki nilai aktif lebih besar dari 1,25,
atau derajat pengembangan yang diklasifikasikan oleh AASHTO T258
sebagai "very high" atau "extra high" tidak boleh digunakan sebagai
bahan timbunan. Nilai aktif adalah perbandingan antara Indeks Plastisitas
/ PI - (SNI 03-1966-1989) dan persentase kadar lempung (SNI 03-3422-
1994).
d) Bahan untuk timbunan biasa tidak boleh dari bahan galian tanah
yang mempunyai sifatsifatsebagaiberikut:
Tanah yang mengadung organik seperti jenis tanah OL, OH dan Pt dalam
sistemUSCS serta tanah yang mengandung daun – daunan,
rumput- rumputan, akar, dan sampah.
(i) Tanah dengan kadar air alamiah sangat tinggi yang tidak praktis
dikeringkan untuk memenuhi toleransi kadar air pada pemadatan
(melampaui Kadar Air Optimum + 1%).
(ii) Tanah yang mempunyai sifat kembang susut tinggi dan sangat
tinggi dalam klasifikasi Van Der Merwe (Lampiran 3.2.A)
dengan ciri ciri adanya retak memanjang sejajar tepi perkerasan
jalan.
3) Timbunan Pilihan
b) Kecuali untuk daerah tanah lunak atau tanah yang tidak dapat dipadatkan
atau tanah rawa, dasar pondasi timbunan harus dipadatkan
seluruhnya (termasuk penggemburan dan pengeringan atau pembasahan
bila diperlukan) sampai 15 cm bagian permukaan atas dasar pondasi
memenuhi kepadatan yang disyaratkan untuk Timbunan yang
ditempatkan diatasnya.
2) Penghamparan Timbunan
c) Timbunan di atas atau pada selimut pasir atau bahan drainase porous,
harus diperhatikan sedemikian rupa agar kedua bahan tersebut tidak
tercampur. Dalam pembentukan drainase sumuran vertikal diperlukan
suatu pemisah yang menyolok di antara kedua bahan tersebut dengan
memakai acuan sementara dari pelat baja tipis yang sedikit demi sedikit
ditarik saat pengisian timbunan dan drainase porous dilaksanakan.
3) Pemadatan Timbunan
c) Seluruh timbunan batu harus ditutup dengan satu lapisan atau lebih
setebal
20 cm dari bahan bergradasi menerus dan tidak mengandung batu yang
lebih besar dari 5 cm serta mampu mengisi rongga-rongga batu pada
bagian atas timbunan batu tersebut. Lapis penutup ini harus dilaksanakan
sampai mencapai kepadatan timbunan tanah yang disyaratkan dalam Pasal
3.2.4.(2) di bawah.
e) Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju
ke arah sumbu jalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima
jumlah usaha pemadatan yang sama. Bilamana memungkinkan, lalu lintas
alat-alat konstruksi dapat dilewatkan di atas pekerjaan timbunan dan
lajur
SPESIFIKASI TEKNIS
h) Bahan untuk timbunan pada tempat-tempat yang sulit dimasuki oleh alat
pemadat normal harus dihampar dalam lapisan mendatar dengan tebal
gembur tidak lebih dari 10 cm dan seluruhnya dipadatkan dengan
menggunakan pemadat mekanis.
Timbunan Pilihan Berbutir lapisan penopang diatas tanah lunak (CBR lapangan
kurang dari 2%) dapat dihampar dalam satu atau beberapa lapis yang harus
dipadatkan dengan persetujuan khusus tergantung kondisi lapangan. Tingkat
pemadatan harus cukup agar dapat memungkinkan pemadatan sepenuhnya pada
timbunan pilihan lapis selanjutnya dan lapisan perkerasan.
5) Percobaan Pemadatan
1) Pengukuran Timbunan
e) Drainase porous akan diukur menurut Seksi 2.4 dari Spesifikasi ini
dan tidak akan termasuk dalam pengukuran dari Seksi ini.
2) Dasar Pembayaran
3.2.(3a) Timbunan Pilihan (diukur diatas bak truk) (Bahan Meter Kubik
Pasir)