Akhlak Rosul
Akhlak Rosul
Akhlak Rosul
Artinya: "Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat
Allah." (QS. Al Ahzab: 21)
Secara etimologi, akhlak berasal dari bahasa Arab yang merupakan bentuk jamak dari khuluq. Kata
tersebut artinya perilaku dan tabiat manusia sejak lahir. Syaikh Mahmud Al-Mishri dalam Ensiklopedi
Akhlak Rasulullah Jilid 1 mengatakan, Ar-Raghib memaknai Al khuluq sebagai kekuatan dan karakter
yang ditemukan dengan mata batin.
Artinya: "Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur." (QS. Al-Qalam: 4)
Diriwayatkan dari Mujahid tentang firman Allah "berbudi pekerti yang luhur", ia berkata, "Yaitu
agama." Sementara itu, dari Aisyah ra. ketika ditanya akhlak Rasulullah SAW, ia menjawab, "Akhlak
beliau Al Quran." (HR. Ahmad dan disahihkan oleh Al-Allamah Al-Albani dalam Shahih Al-Jami')
1. Ikhlas
Rasulullah SAW terkenal dengan keikhlasannya, terutama dalam beribadah. Al-Kafawi
mendefinisikan ikhlas sebagai meniatkan ibadah sehingga hanya Allah semata yang disembah.
Pendapat lain menyebutkan, ikhlas adalah membersihkan hati, ucapan, dan amal.
Ada 3 hal yang harus dilakukan untuk bisa berbuat ikhlas. Pertama, buanglah sifat tamak. Kedua,
jauhi sanjungan dan pujian. Ketiga, lakukan dengan teguh. Setelah ketiga hal tersebut dilakukan,
maka akan keikhlasan akan muncul.
Sebagai umat Islam, sudah sepatutnya mencontoh keikhlasan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.
Dalam sebuah hadits hasan, Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah tidak akan menerima
amal selain apa yang dilakukan secara ikhlas dan mengharap ridha-Nya." (HR. An-Nasa'i).
٢٣ - َابفَاِ َذا َدخَ ْلتُ ُموْ هُ فَاِنَّ ُك ْم ٰغلِبُوْ نَ ەۙ َو َعلَى هّٰللا ِ فَتَ َو َّكلُ ْٓوا اِ ْن ُك ْنتُ ْم ُّم ْؤ ِمنِ ْين هّٰللا
َ ۚ َال َر ُجاَل ِن ِمنَ الَّ ِذ ْينَ يَخَافُوْ نَ اَ ْن َع َم ُ َعلَ ْي ِه َما ا ْد ُخلُوْ ا َعلَ ْي ِه ُم ْالب
َ َق
Artinya: "Berkatalah dua orang laki-laki di antara mereka yang bertakwa, yang telah diberi nikmat
oleh Allah, "Serbulah mereka melalui pintu gerbang (negeri) itu. Jika kamu memasukinya niscaya
kamu akan menang. Dan bertawakallah kamu hanya kepada Allah, jika kamu orang-orang beriman."
(QS. Al Maidah: 23)
Dalam sebuah hadits yang berasal dari Umar bin Khaththab ra. Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh,
seandainya kalian bertawakallah kepada Allah sebenar-benar tawakal, niscaya kalian akan diberi rizki
sebagaimana rizki burung-burung. Mereka berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar, dan pulang
sore hari dalam keadaan kenyang." (HR. Ahmad, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
3. Jujur
Nabi Muhammad SAW memiliki sifat shidiq (jujur). Kejujuran beliau sudah diasah sejak kecil, saat
ikut berdagang bersama pamannya, Abu Thalib. Kejujuran adalah salah satu bukti keimanan
seseorang. Kejujuran akan mengantarkan hidup menuju ketenangan.
Dalam sebuah hadits yang berasal dari Abu Muhammad Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib
meriwayatkan, "Aku menghafalkan sabda Rasulullah SAW, "Tinggalkanlah apa yang meragukanmu
pada apa yang tidak meragukanmu. Sesungguhnya kejujuran lebih menenangkan jiwa, sedangkan
dusta menggelisahkannya." (HR. At-Tirmidzi dan Ahmad)
Setidaknya ada 3 macam kejujuran. Yaitu jujur dalam ucapan, jujur dalam perbuatan, dan jujur
dalam niat.
4. Amanah
Amanah adalah akhlak Rasulullah SAW yang paling menonjol. Beliau dikenal sebagai sosok yang jujur
dan amanah (terpercaya), baik sebelum diutus menjadi rasul maupun setelahnya. Hal itulah yang
menjadikan masyarakat Arab memilih beliau untuk menjaga barang titipan mereka.
Sesungguhnya Allah SWT telah menjadikan amanah sebagai sifat yang melekat pada setiap nabi.
Dalam surat Al-An'am ayat 90 Dia berfirman:
ٰۤ ُ
ك الَّ ِذ ْينَ هَدَى هّٰللا ُ فَبِه ُٰدىهُ ُم ا ْقتَ ِد ۗ ْه
َ Aِول ِٕٕى ا
Artinya: "Mereka itulah (para nabi) yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk
mereka." (QS. Al-An'am: 90)
Merujuk pada ayat di atas, Allah SWT telah memerintahkan kepada seluruh manusia untuk
mengikuti jejak para nabi. Untuk itu, sebagai umat Islam, sudah sepatutnya bersungguh-sungguh
dalam menunaikan amanah yang telah dititipkan Allah dan mengikhlaskan niat karena Allah semata.
Rasulullah SAW bersabda: "Dan yang termasuk mengangkat derajat adalah perkataan yang baik,
menyebarkan salam, memberi makanan, sholat malam saat manusia dalam keadaan tidur." (HR.
Ahmad dan disahihkan oleh Al-Allamah Al-Albani dalam Shahih Al-Jami')
Orang yang memiliki senyuman hangat, berkata baik, dan selalu ceria adalah orang yang akan selalu
dirindukan dan sangat dicintai.
Adapun, buah dari bermuka ceria adalah menumbuhkan kecintaan terhadap sesama kaum muslimin,
menumbuhkan kenyamanan saat bertemu sesama muslim, mendapat ridha dari Allah SWT, dan
mengikuti Rasulullah SAW.
Sahabat hikmah, meneladani akhlak Rasulullah SAW merupakan salah satu bentuk ketaatan kepada
beliau. Akhlak terpuji adalah cara paling utama untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Baca artikel detiknews, "Akhlak Rasulullah yang Mulia, Patut Jadi Teladan Umat Islam"
selengkapnya https://news.detik.com/berita/d-5624524/akhlak-rasulullah-yang-mulia-patut-jadi-
teladan-umat-islam.