Desiminasi Awal Kelompok II Revisi
Desiminasi Awal Kelompok II Revisi
Desiminasi Awal Kelompok II Revisi
NAMA KELOMPOK :
1. Kadek Nita Carolina (2114901016)
2. Luh Nyoman Yayuk Ratna Dewi (2114901018)
3. Ni Wayan Anik Yuliani (2114901034)
4. Ni Luh Komang Budiastini (2114901027)
5. Luh Putu Listyaningsih (2114901020)
6. Ni Ketut Setiasih (2114901024)
7. Ni Nyoman Sriastuti (2114901032)
8. Ni Nyoman Ratih Tantridewi (2114901037)
9. Made Dwi Rejeki Nanda Nugraha (2114901022)
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
INSTITUT TEKHNOLOGI DAN KESEHATAN (ITEKES) BALI
TAHUN 2021 / 2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan merupakan
organisasi yang memiliki beragam tenaga terampil dengan produk utamanya
adalah jasa (Soeroso, 2003). Hidayat (2009) menyatakan bahwa pelayanan
kesehatan yang bermutu menjadi kebutuhan dasar yang diperlukan bagi setiap
orang. Untuk itu, rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan baik
pemerintah maupun swasta dituntut untuk selalu melakukan perbaikan dan
penyempurnaan guna menghasilkan pelayanan yang berkualitas dan
bermanfaat dalam era modern seperti sekarang.
Tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan pada era
global akan terus berubah karena masalah kesehatan yang dihadapi
masyarakat juga terus mengalami perubahan. Masalah keperawatan sebagai
bagian masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat terus menerus berubah
karena berbagai faktor yang mendasarinya juga terus mengalami perubahan,
dengan berkembangnya masyarakat dan berbagai bentuk pelayanan
profesional serta kemungkinan adanya perubahan kebijakan dalam bidang
kesehatan, maka mungkin saja akan terjadi pergeseran peran keperawatan
dalam sistem pemberian pelayanan kesehatan yang optimal kepada
masyarakat. Indonesia juga berupaya mengembangkan model praktek
keperawatan profesional (MPKP) (Siswono, 2010).
Keperawatan sebagai bentuk pelayanan profesional merupakan bagian
integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara
menyeluruh. Selain itu pelayanan keperawatan merupakan salah satu faktor
penentu baik buruknya mutu dan citra institusi pelayanan kesehatan.
Pelayanan kesehatan utamanya di rumah sakit, pelayanan keperawatan
mempunyai posisi yang sangat strategis dalam menentukan mutu karena
tenaga kesehatan yang memiliki peran paling besar adalah perawat, hal ini
disebabkan profesi perawat memiliki proporsi yang relatif besar yaitu hampir
melebihi 50% dari seluruh Sumber Daya Manusia (SDM) Rumah Sakit,
sehingga keperawatan adalah ujung tombak pelayanan kesehatan dan sering
digunakan sebagai indikator pelayanan kesehatan yang bermutu, mendukung
pelayanan medik berupa pelayanan keperawatan yang dikenal dengan asuhan
keperawatan serta berperan dalam menentukan tingkat kepuasan pasien
(Priyanto, 2005).
Menurut Gillies (2000) menyatakan bahwa salah satu upaya yang sangat
penting dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan adalah
meningkatkan sumber daya manusia dan pengelolaan manajemen
keperawatan. Manajemen Keperawatan merupakan suatu proses bekerja yang
melibatkan anggota keperawatan dalam memberikan pelayanan dengan
Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP). Sistem MPKP adalah
suatu kerangka kerja yang mendefinisikan empat unsur yakni : standar, proses
keperawatan, pendidikan keperawatan, dan sistem MPKP. Penerapan MPKP
secara tepat akan berdampak kepada peningkatan angka pemanfaatan tempat
tidur rumah sakit atau Bed Occupancy Rate (BOR) dan indikator mutu
ruangan serta penurunan angka rata-rata lama hari seorang pasien dirawat
atau disebut juga dengan Average Length of Stay (ALOS) dan angka rata-rata
jumlah hari tempat tidur tidak ditempati dari saat diisi hingga saat terisi
berikutnya atau Turn Over Interval (TOI) yang merupakan indikator mutu
pelayanan rumah sakit yang baik dan berdampak pada kinerja perawat. Jika
perawat tidak memiliki nilai-nilai tersebut sebagai sesuatu pengambilan
keputusan yang independen, maka tujuan pelayanan kesehatan/keperawatan
dalam memenuhi kepuasan pasien tidak akan terwujud.
Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber
daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien. Efektif berarti bahwa
tujuan dapat dicapai sesuai perencanaan, sedangkan efisien berarti bahwa
tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir sesuai dengan jadwal
(Wikipedia, 2009). Nursalam (2008) menjelaskan bahwa manajemen
keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan
untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional. Manajer
keperawatan dituntut untuk merencanakan, mengorganisasikan, memimpin,
dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia untuk dapat memberikan
asuhan keperawatan yang seefektif dan seefisien mungkin bagi individu,
keluarga, dan masyarakat. Manajemen keperawatan harus dapat diaplikasikan
dalam tatanan pelayanan nyata yaitu di rumah sakit dan komunitas sehingga
perawat perlu memahami konsep dan aplikasinya
Standar Asuhan Keperawatan merupakan pernyataan kualitas yang
diinginkan dan dapat dinilai pemberian asuhan keperawatan terhadap pasien.
Untuk menjamin efektifitas asuhan keperawatan pada pasien, harus tersedia
kriteria dalam area praktik yang mengarahkan keperawatan mengambil
keputusan dan melakukan intervensi keperawatan secara aman. Adanya
standar asuhan keperawatan dimungkinkan dapat memberikan kejelasan dan
pedoman untuk mengidenfikasi ukuran dan penilaian akhir. Standar asuhan
keperawatan dapat meningkatkan dan memfasilitasi perbaikan dan pencapaian
kualitas asuhan keperawatan.
Kualitas pelayanan keperawatan pada saat ini melibatkan
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dari praktisi, pasien, keluarga dan
dokter, dengan model praktik keperawatan profesional (MPKP), model
pemberian asuhan keperawatan yang saat ini sedang menjadi tren dalam
keperawatan Indonesia adalah model asuhan keperawatan profesional dengan
metode pemberian modifikasi primary Nursing. Salah satu kritik yang
dikemukakan mengenai model keperawatan ini adalah bentuk terlalu
kompleks dan teoritis, akan tetapi bila seluruh pembicaraan mengenai model
ini mendorong perawat untuk memperjelas keyakinan dan pekerjaannya,
meningkatkan kemampuannya dalam mendiskusikan masalah yang
melibatkan sikap politis dan pribadi yang lebih terbuka dan membantu para
perawat tersebut untuk lebih bertanggung gugat secara profesional terhadap
tindakannya (Salvage, 1985).
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 22 – 24 November 2021,
didapatkan bahwa di Ruang Apel RSUD Kabupaten Klungkung sudah
menggunakan model keperawatan MPKP dengan metode Tim. Metode ini
menggunakan tim terdiri dari anggota yang berbeda-beda dalam memberikan
asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi
menjadi 2 tim/group. Kelebihan dari metode tim ini adalah memungkinkan
pelayanan keperawatan yang menyeluruh, mendukung pelaksanaan proses
keperawatan, memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah
diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim. Namun kelemahan dari
metode tim ini adalah komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam
bentuk konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk
melaksanakan pada waktu-waktu sibuk (Nursalam, 2008).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan kegiatan praktek manajemen keperawatan,
diharapkan mahasiswa mampu menerapkan konsep dan prinsip-prinsip
kepemimpinan serta manajemen keperawatan dengan menggunakan
Metode Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan Rumah Sakit khususnnya
pelayanan keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan pengelolaan ruangan dengan pelayanan
keperawatan sesuai konsep langkah manajemen, diharapkan mahasiswa
mampu:
a. Melaksanakan pengkajian data M1 samapai dengan M5 di ruang
Apel RSUD Kabupaten Klungkung.
b. Melaksanakan analisis situasi berdasarkan analisa SWOT.
c. Menentukan rumusan masalah berdasarkan analisa yang telah
dibuat.
d. Menyusun rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil
pengkajian Model Asuhan Keperawatan Profesional:
1) Model Asuhan Keperawatan PP
2) Timbang Terima
3) Ronde Keperawatan
4) Supervisi Keperawatan
5) Discharge Planning
6) Sentralisasi Obat
7) Dokumentasi Keperawatan
e. Melaksanakan rencana strategi operasional ruangan berdasarkan
hasil pengkajian Model Praktek Keperawatan Profesional:
1) Model Asuhan Keperawatan PP
2) Timbang Terima
3) Ronde Keperawatan
4) Supervisi Keperawatan
5) Discharge planning
6) Sentralisasi Obat
7) Dokumentasi Keperawatan
f. Mengevaluasi pelaksanaan rencana strategi operasional ruangan
berdasarkan hasil pengkajian MPKP
1) Model Asuhan Keperawatan PP
2) Timbang Terima
3) Ronde Keperawatan
4) Supervisi Keperawatan
5) Discharge planning
6) Sentralisasi Obat
7) Dokumentasi Keperawatan
C. Manfaat
1. Bagi pasien
Tercapainya kepuasan pasien dan pelanggan yang ada di Ruang Apel
RSUD Kabupaten Klungkung secara optimal
2. Bagi perawat
a. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
b. Tercapainya kolaborasi interprofesional
c. Terbinanya hubungan atau komunikasi yang adekuat antara
perawat dengan perawat, perawat dengan tim kesehatan yang lain, dan
perawat dengan pasien serta keluarga.
d. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat
3. Bagi rumah sakit
a. Menindaklanjuti masalah-masalah yang ada di ruang Apel RSUD
Kabupaten Klungkung yang berkaitan dengan pelaksanaan asuhan
keperawatan profesional.
b. Dapat menganalisa masalah yang ada dengan metode SWOT serta
menyusun rencana strategis.
c. Lebih menerapkan langsung secara benar Model Praktek Keperawatan
Profesional (MPKP) Tim Primer (Modifikasi).
B. Visi, Misi, Falsafah, Budaya Organisasi, Motto dan Tujuan Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Klungkung
1. Visi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Klungkung
Rumah Sakit pilihan terbaik serta unggul dalam layanan spesialistik dan
wahana pendidikan di Bali Timur
2. Misi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Klungkung
a. Memberikan layanan kesehatan spesialistik yang bermutu
b. Memantapkan status sebagai RSU kelas B pendidikan
c. Mengembangkan pengelolaan Rumah Sakit secara profesional
d. Mengembangkan layanan kesehatan subspesialistik
3. Falsafah Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Klungkung
“Kepuasan dan Kesembuhan Anda adalah Kebahagiaan Kami”
4. Budaya Organisasi
5. Motto Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Klungkung
”Memberikan Pelayanan secara CERMAT (Cepat, Efektif-Efisien,
Ramah, Mantap, Akurat-Aman, Tertib Adminsitrasi) dalam suasana
lingkungan rumah sakit yang BERSERI (Bersih, Sehat, Rapi dan
Indah)”. Diaplikasikan dengan Program “GENIASTU (Gerakan
Peningkatan Kepuasan & Mutu)” sebagai penjabaran Program GEMA
SANTI (Gerakan Masyarakat Santun & Inovatif) Pemerintah
Kabupaten Klungkung sejak tanggal 16 Desember 2015.
6. Tujuan Rumah Sakit Umum Daerah Klungkung
Tujuan dari Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Klungkung adalah
sebagai Rumah Sakit Terbaik serta Unggul Dalam Layanan Spesialistik
dan Pendidikan di Bali Timur
7. Struktur Organisasi RSUD Kabupaten Klungkung
Gambar 2.1 : Struktur Organisasi RSUD Kabupaten Klungkung
KETERANGAN
N
TENAGA JML PNS NON
O
PNS
1 Dokter Spesialis dan Sub Spesialis 45 38 7
a Spesialis Dasar 19 18 1
- Spesialis Bedah 4 4 0
- Spesialis obgyn 3 2 1
- Spesialis Anak 6 6 0
b Spesialis Lain 18 12 6
- Spesialis Mata 1 1 0
- Spesialis THT 3 2 1
- Spesialis Saraf 2 1 1
- Spesialis Paru 1 0 1
- Spesialis Orthopedi 2 2 0
- Spesialis Urologi 1 0 1
- Spesialis Periodonsia 1 1 0
- Spesialis Radiologi 1 1 0
- Spesialis Anestesiologi 3 3 0
e Sub Spesialis
2 Dokter umum 27 12 15
3 Dokter Gigi 5 4 1
5 Sarjana Psikolog 1 0 1
Ruang Apel.
Ruang Apel adalah ruangan yang berada di bawah Instalasi rawat inap
ruang perawatan kasus bedah yang sudah melayani kasus bedah umum, bedah
digestif, orthopedi, bedah urologi dan bedah saraf. Jumlah kapasitas Ruang
Apel sebanyak 22 Tempat Tidur terdiri dari kelas I sebanyak 3 Tempat Tidur
(1 Kamar yang terdiri dari 2 Tempat Tidur, dan 1 kamar lagi terdiri dr 1
Tempat Tidur dan 2 Tempat Tidur yang bisa menerima semua kelas perawatan
untuk pasien combustio. Adapun ruang lingkup pelayanan Ruang Apel RSUD
Klungkung meliputi :
1. Perawatan Bedah
ESWL dan Tur-bt, tindakan bedah urologi yang digunakan sudah canggih,
yang terbaru Ruang Apel juga melayani kasus bedah saraf. Dari masing-
bertanggung jawab.
A. PENGUMPULAN DATA
1. M1-Man
a. Struktur Organisasi Ruang Apel RSUD Kabupaten Klungkung
Struktur organisasi Rumah Sakit untuk Ruang Apel RSUD
Kab. Klungkung terdiri dari Kepala Ruangan, Wakil Kepala Ruangan
yang merangkap adminlog atau inventaris. Kepala Ruangan
mempunyai 2 Tim dengan masing-masing Ketua Tim mempunyai
beberapa perawat pelaksana, Struktur organisasi tersebut sudah
lengkap dengan uraian tugas, fungsi kewajiban, tanggung jawab serta
hubungan kerja dengan unit lain untuk menyelenggarakan pelayanan
keperawatan.
Ruang Apel dipimpin oleh Kepala Ruangan dengan latar
belakang pendidikan Sarjana Keperawatan, yang mana dalam
pemberian asuhan keperawatan sifatnya dibagi menjadi 2 Tim. Setiap
Tim terdiri dari 7 anggota. Disamping itu Ruang Apel juga mempunyai
2 orang cleaning service dan 1 orang porter.
STRUKTUR ORGANISASI RUANG APEL
Bagan 3.1 Struktur Organisasi Keperawatan Fungsional Ruang Apel RSUD Kab.
Klungkung
Tabel 3.1
Ketenagaan dan Riwayat Pendidikan Perawat di Ruang Apel RSUD Kab.
Klungkung
Tabel 3.2
Pembagian Tugas Kepala Ruangan dan Wakil Kepala Ruangan
a) Tugas Kepala Ruangan
FUNGSI N KEGIATAN STANDAR/SOP INDIKATOR
O
ADMINISTRASI
a. Pindah antar
ruangan
b. Dititip ke kelas >
tinggi
c. Akses wajib
d. Jamsostek
e. IKS
f. Tanpa identitas
g. Sulinggih
h. Jamkesmas
i. Pasien asing
j. Pelayanan obat
pasien rawat inap
k. Pasien konsul
l. Pemeriksaan
laboratorium
m. Pelayanan jenasah
n. Rehab medik
o. Radio diagnostik
p. Pasien pulang
sembuh
q. Pasien pulang
paksa
r. Melengkapi
admistrasi
pembayaran
pasien keluar RS
7 Melakukan registrasi SPO Register pasien masuk dan
pasien masuk dan keluar keluar terisi lengkap dan
benar @shift
8 Membuat rencana a. pedoman Usulan perencaan
kebutuhan : perencanaan tenaga,alat, obat emergency
a. tenaga kebutuhan dan fasilitas serta tindak
b. alat tenaga Depkes lanjut
c. obat emergency nomor 33 tahun
d. alat atau bahan habis 2015
pakai b. pedoman
perencanaan
dan
penganggaran
Depkes nomor
48 tahun 2017
9 Memantau pengelolaan SPO Laporan pengelolaan alat-
alat-alat rumah tangga, alat rumah tangga, barang
barang habis pakai dan hbais pakai dan alat tenun
alat tenun dan di tindak lanjuti
10 Membuat laporan Pedoman Laporan bulanan dibuat
bulanan lengkap, benar dan disetor
paling lambat tanggal 10
bulan selanjutnya
1 Melaksanakan program 1. pedoman POA, laporan pelaksaan,
KEPEMIMPINAN
Klungkung
3 Melakukan diskusi Belum ada Pedoman Jadwal, laporan, issu tindak
refleksi kasus (DRK) lanjut dan evaluasi @bulan
4 Melaksanakan Pedoman pelayanan POA, laporan pelaksaan
bimbingan/coaching keperawatan ttg bimbingan ditanda tangani
pelaksaan pemberi dan penerima
bimbingan bimbingan
5 Melakukan pengelolaan Belum ada SPO Ceklist monitoring ditanda
penyimpangan kinerja tangani oleh staf dan
staf observer
6 Melaksanakan Standar Ceklist dekubitus terisi
pemantauan dan dengan lengkap dan benar
pengendalian kejadian
dekubitus
1 Mengikuti rapat SK Penugasan Notulen, sosialisasi hasil
PROMOSI
Pencapaian Bulan
Standar Nasional Keterangan
Desember 2020
Tabel 3.4
Gambaran Umum Jumlah Tempat Tidur di Ruang Apel RSUD
Kabupaten Klungkung tanggal 22 November 2021
Ruangan
No. Shift Kls 1 Kls II Kls III BOR
Isolasi
3 bed 7 bed 10 bed 2 bed
1. Pagi 20/22x100% = 90,9 %
(terisi 3) (terisi 7) (terisi 8) (terisi 2)
Tabel 3.5
Gambaran Umum Jumlah Tempat Tidur di Ruang Apel RSUD
Kabupaten Klungkung tanggal 23 November 2021
Ruangan
No. Shift Kls 1 Kls II Kls III BOR
Isolasi
3 bed 7 bed 10 bed 2 bed
1. Pagi 18/22x100% = 81,8 %
(terisi 1) (terisi 5) (terisi 10) (terisi 2)
Tabel 3.6
Gambaran Umum Jumlah Tempat Tidur di Ruang Apel RSUD
Kabupaten Klungkung tanggal 24 November 2021
Ruangan
No. Shift Kls 1 Kls II Kls III BOR
Isolasi
3 bed 7 bed 10 bed 2 bed
1. Pagi 22/22x100% = 100 %
(terisi 3) (terisi 7) (terisi 10) (terisi 2)
Tabel 3.7
Perhitungan Beban Kerja dan Kebutuhan Perawat Menurut
Rumus Douglas
Diketahui :
Ruang Apel dengan kapasitas 22 bed pada tanggal 22 November 2021
Tingkat Ketergantungan pasien :
Minimal Care :5
Parsial Care :3
Total Care : 12
Tabel 3.8
Kebutuhan Perawat Menurut Tingkat Ketergantungan Pasien
Shift
Klasifikasi
Pagi Siang Malam
Minimal Care 5 x 0,17 = 0,85 5 x 0,14 = 0,70 5 x 0,07 = 0,35
= 20+18+22
3
= 20 orang
(7) Perhitungan jumlah tenaga perawat yang dinas di ruang Apel
Rumus :
Rata-rata pasien/hari x rata-rata jam perawatan/hari x hari kerja satu th
(Hari kerja dalam satu tahun – jumlah hari libur/tahun) x jumlah jam kerja
= 20 x 3,48 x 365
(365 – 86) x 7
= 25404
279 x 7
= 12,8 dibulatkan menjadi 13 orang
Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan disatu unit harus ditambah
20% (untuk antisipasi kekurangan/cadangan).
20% x 7 orang = 1,4 dibulatkan menjadi 2 orang
Jadi jumlah tenaga perawat ruang Apel adalah sebanyak 13 + 2 = 15
orang di luar kepala ruangan dan wakil kepala ruangan. Jadi totalnya
adalah 17 orang perawat
(8) Perhitungan jumlah tenaga perawat per 24 jam
Rata-rata pasien/hari x rata-rata jam perawatan/hari
Jumlah jam kerja/ hari
20 x 3,48 = 69,6 orang = 11,6 dibulatkan menjadi 12 orang
6 6
(9) Jumlah perawat yang libur/hari
Jumlah hari yang tidak kerja/tahun x tenaga yg di butuhkan/24 jam
Jumlah hari kerja/tahun
= 86 x 12
279
= 3,69 dibulatkan menjadi 4 orang
(10) Struktural
Kepala ruangan = 1 orang
Wakil Kepala Ruangan = 1 orang
Ketua Tim = 2 orang
Total = 4 orang
Total keseluruhan = 21 orang
Analisa:
Berdasarkan perhitungan jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan
ruangan menggunakan rumus Douglas, maka jumlah tenaga perawat
Ruang Apel RSUD Kabupaten Klungkung masih kurang dari
kebutuhan sebanyak 3 orang
orang.
7) Gambaran Kasus
Berdasarkan hasil pengkajian (tanggal 22 – 24 November 2021)
didapatkan hasil bahwa sudah dilakukan perhitungan terhadap 10 besar
kasus pada tahun 2021 yang terdapat di Ruang Apel RSUD Kabupaten
Klungkung, yang mana penyakit terbanyak adalah Trauma Kepala dan
penyakit terjarang adalah Other unspecified intestinal obstruction.
2. M2-Material
a. Lokasi dan Denah Ruangan
1) Gambaran lokasi Ruang Apel RSUD Kabupaten Klungkung
sebagai berikut :
Timur : Bersebelahan dengan Gedung Farmasi
Utara : Bersebelahan dengan Ruang Cermai
Barat : Bersebelahan dengan Ruang Instalasi Gizi
Selatan : Bersebelahan dengan Tempat Parkir Pegawai
2) Denah Ruang Apel RSUD Klungkung
B
S U
T
Bagan 3.5 Denah Ruang Apel RSUD Kabupaten Klungkung
b. Lingkungan Kerja
Menurut Mardiana (2005) lingkungan kerja adalah pegawai
melakukan pekerjaan sehari hari. Lingkungan kerja yang kondusif
memberikan rasa aman dan memungkinkan para pegawai untuk
bekerja optimal. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi emosi
pegawai. Jika pegawai menyenangi lingkungan kerja dimana dia
bekerja, maka pegawai tersebut akan betah ditempat kerjanya untuk
melakukan aktifitas sehingga waktu kerja dipergunakan secara efektif
dan optimal, prestasi kerja pegawai juga tinggi. Lingkungan kerja
tersebut mencakup hubungan kerja yang terbentuk antara sesama
pegawai dan hubungan kerja antar bawahan dan atasan serta
lingkungan fisik tempat lingkungan pekerja.
Berdasarkan hasil observasi di Ruang Apel RSUD Kabupaten
Klungkung, didapatkan lingkungan kerja yang kondusif yang mana
hubungan baik antara perawat dengan perawat yang lain, perawat
dengan atasan perawat, perawat dengan tenaga medis lainnya maupun
perawat dengan pasien dan keluarga pasien.
c. Sarana dan Prasarana
Didalam manajemen keperawatan sangat diperlukan adanya
pengelolaan peralatan sebagai faktor pendukung atau penunjang
terlaksananya pelayanan keperawatan. Peralatan kesehatan untuk
pelayanan keperawatan yang merupakan semua bentuk kesehatan
untuk pelayanan keperawatan yang dipergunakan untuk melaksanakan
asuhan keperawatan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan
sehingga diperoleh tujuan pelayanan keperawatan yang efisien dan
efektif.
Jumlah fasilitas dan alat-alat kedokteran maupun keperawatan
dapat dipenuhi dengan standar yang telah ditetapkan oleh masing-
masing institusi dengan memperhatikan jenis, alat, bahan, ukuran,
jumlah yang dibutuhkan.
Ruang Apel merupakan ruang rawat inap untuk pasien bedah
yang memerlukan perawatan khusus. Ruang Apel terbagi menjadi 3
kelas yaitu kelas I, kelas II, dan kelas III, dimana kelas I terdiri dari 3
tempat tidur, kelas II terdiri dari 7 tempat tidur, dan kelas III terdiri
dari 10 tempat tidur dan ruangan isolasi 2 tempat tidur.
1) Fasilitas alat medis, non medis keperawatan dan alat tenun
Berdasarkan data yang didapatkan dari pengkajian yang
dilakukan tanggal 22 – 24 November 2021 didapatkan fasilitas
alat medis pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3.9
Fasilitas Petugas Kesehatan di Ruang Apel RSUD Kabupaten
Klungkung
Keadaan barang
Jumlah
No Nama Barang + merk / model Baik Kurang Rusak
Barang
baik berat
1. Regulator O2 / GEA 2 2 - -
2. Trolly oksigen besar 2 2 - -
3. Pulse oxymetri 1 1 - -
4. Standard infuse 3 3 - -
5. Tensimeter anak digital 1 1 - -
6. O2 kecil (regulator +troli) 2 2 - -
7. Matras (MAK) 7 7 - -
8. AC Split 2 PK 5 5 - -
9. Tempat tidur pasien 2 crank 7 7 - -
10. Nebulizer ultrasonic 1 1 - -
11. Manual resuscitator dewasa 1 1 - -
12. Stetoscop anak 1 1 - -
13. Tensi meter anak digital 1 1 - -
14. Bed side monitor 1 1 - -
15. Thermometer digital 1 1 - -
16. Hecting set 2 2 - -
17. Medicine troli 2 2 - -
18. Medicine cabinet 1 1 - -
19. Medical repeat trolly 1 1 - -
20. Marina cooler / box 6 liter 1 1 - -
21. Tensimeter digital & Trolly 1 1 - -
22. Blood warmer 1 1 - -
23. Bed 2 Crang Manual 5 5 - -
24. Urinal plastic + tutup 4 4 - -
25. Kotak saran 1 1 - -
26. Syring pump ( TERUMO) 1 1 - -
27. Tensimeter HG DWS Erkameter 2 2 - -
28. WSD / Mobile Suction Pump 1 1 - -
29. Syring pump 1 1 - -
30. Standar infuse 3 3 - -
31. Jemuran kecil 1 1 - -
32. Calculator 1 1 - -
33. Electrocardiograph (EKG) 1 1 - -
34. Tempat korentang 1 1 - -
35. Cucing 15 cm 2 2 - -
36. Cucing 8 cm 2 2 - -
37. Pispot steinlis + tutup 3 3 - -
38. Tromol kasa kecil 1 1 - -
39. Kupet kecil 1 1 - -
40. Kupet / bak instrumen 1 1 - -
41. Waskom steinlis 6 6 - -
42. Computer AOC 1 1 - -
43. O2 regulator/flow meter 5 5 - -
44. Almari locker 1 1 - -
45. Almari obat 4 pintu 1 1 - -
46. Bangku injak/dingklik 9 9 - -
47. Troli instrument 1 1 - -
48. Kom sedang dengan tutup 2 2 - -
49. Ac split 1,5 2 2 -
50. Bed pasien dewasa pagar + 1 1 1 - Sudah
engsel +tiang infus digudan
gkan
51. Lemari Penyimpan/ Bed side 4 4 - -
kabinet
52. Alat pemadam portable 1 1 - -
53. Meja Komputer/ PC 1 1 - -
54. Trolly linen Kotor 1 1 - -
55. Brancard 1 1 - -
56. Sterilisator kering 1 1 - -
57. Waskom untuk mandi pasien 4 4 - -
58. Piset anatomi 16 cm 2 2 - -
59. Pinset sirurgis 16 cm 2 2 - -
60. Bedside cabinet 9 9 - -
61. Gunting aff hecting 18 cm 2 2 - -
62. Gunting lurus uj. tumpul 2 2 - -
63. Gunting lurus uj.runcing 2 2 - -
64. Bak instrument besar 2 2 - -
65. Brancar 1 1 - -
66. Bangku injak 1 1 - -
67. Trasnfering pasien 1 1
68. Troly emergensi 1 1 - -
69. Bed 2 Crang manual/ supramak 7 7 - -
70. UPS 600 VA 1 1 - -
71. CCTV 1 1 - -
72. Pispot /tempat urinal/bedpan 1 1 - -
carriage
73. Bed pasien 2 Crank + matras hijau 3 3 - -
74. Troly oksigen kecil 1 1 - -
Tabel 3.10
Daftar barang atau alat tenun di ruang Apel RSUD Kabupaten
Klungkung
No
Nama Barang Jumlah Kondisi Ideal
.
e. Supervisi
Kajian data
Berdasarkan hasil pengkajian tanggal 22 – 24 Januari 2021 dengan
wawancara diperoleh data bahwa supervisi keperawatan pada hari
kerja dilaksanakan langsung serta dikoordinir oleh kepala instalasi
rawat inap. Kepala ruangan sudah melakukan supervisi. Supervisi ini
dilakukan untuk mengevaluasi kinerja petugas dan dituangkan dalam
buku supervisi ruangan/monitoring kinerja klinik.
f. Discharge Planning
Kajian data
Discharge planning sudah dilakukan di ruang Apel, dimana dalam
pelaksanaanya pemberian health education kepada pasien/keluarga
dengan memakai leaflet yang tersedia di ruangan. Perawat juga
menjelaskan tentang kapan harus kontrol kembali dan obat-obatan
yang harus diminum di rumah pada pasien yang telah diperbolehkan
pulang dari rumah sakit. Pasien sudah mendapatkan surat keterangan
kontrol kembali yang isinya diagnosa medis pasien, dan terapi yang
harus dilanjutkan di rumah. Perawat juga mengantar pasien ke tempat
keluarga menjemput pasien.
g. Dokumentasi keperawatan
Kajian data
Ruang Apel memiliki sarana dan prasarana dokumentasi untuk tenaga
kesehatan dimana format asuhan keperawatan di ruang Apel
menggunakan model SOAP yang sudah terintegrasi dengan tenaga
kesehatan lainnya. Pengisian dokumentasi keperawatan sudah optimal
seperti sudah terisinya identitas pasien pada form askep, hasil
pengkajian TTV, therapy, hasil konsultasi, KIE keluarga dan segala
bentuk asuhan yang diberikan sudah terdokumentasi dengan optimal.
Hal ini membuktikan bahwa perawat ruang Apel telah paham tentang
tanggung jawab dan tanggung gugat.
Tabel 3.11
Format Dokumentasi Ruang Apel
RSUD Klungkung
4. M4-Money
Kajian Data
Ruang Apel merupakan ruang perawatan kelas I, II dan III yang melayani
pasien dengan status pembayaran sebagai pasien umum, Asuransi
Kesehatan umum dan BPJS. Tarif pelayanan per hari dibedakan
berdasarkan kelas berikut :
Tabel 3.12
Tarif Perawatan RSUD Kabupaten Klungkung
Harga
Jasa
Kamar Non- Total
No Layanan Keperawatan
Ruangan Akomodas Medik Estimasi
. Medik (Rp)
i (Rp) (Rp)
(Rp)
(Rp)
1 Kelas III 100.000 25.000 30.000 15.000 170.000
2 Kelas II 125.000 40.000 45.000 20.000 230.000
3 Kelas I 200.000 50.000 60.000 25.000 335.000
5. M5-Market
a. Kasus Terbanyak
Tabel 3.13
Data Sepuluh Penyakit Yang Dirawat di Ruang Apel RSUD Kab.
Klungkung Periode Bulan Januari – November 2021
8. Pterygium 42 7,86%
534
Dari data diatas dapat dilihat bahwa kasus terbanyak yang dapat di
Ruang Apel RSUD Kabupaten Klungkung pada tahun 2021 adalah
kasus Trauma Kepala yang mencapai 15,91%.
b. Sumber Pendanaan
Sumber pendanaan pasien di Ruang Apel RSUD Kabupaten
Klungkung pada tanggal 1 November 2021 sampai 24 November 2021
adalah 122 pasien menggunakan jaminan kesehatan BPJS, dan 10
pasien menggunakan umum.
B. Analisa SWOT
Langkah-langkah dalam analisa SWOT
1. Mengurutkan komponen-komponen utama dalam pemberian asuhan
keperawatan yang professional diantaranya, yaitu :
a. M1 (man) dan M2 (material)
Jumlah tenaga medis dan non medis diruangan, jumlah sarana dan
prasarana serta administrasi penunjang lainnya di ruangan.
b. M3 (method)
Model asuhan keperawatan yang diberikan.
c. M4 (money)
Pengelolaan pendanaan
d. M5 (market)
Tingkat kepuasan pasien
2. Mengemukakan komponen-komponen umum dari M1, M2, M3, M4 dan
M5 diantaranya, yaitu:
a. Strength : kekuatan/hal positif apa yang dimiliki oleh ruangan.
b. Weakness: kelemahan yang terdapat di ruangan.
c. Opportunity : peluang yang diberikan pada ruangan (ex : adanya
pelatihan yang diberikan pada perawat untuk meningkatkan skill
maupun pengetahuan).
d. Threat: tantangan baik itu dari interna maupun eksternal (ex :
meningkatnya tuntutan dari masyarakat dalam pemberian askep).
3. Memberikan penilaian/pembobotan berdasarkan hasil pengkajian yang
dilakukan.
4. Menjumlahkan hasil pembobotan yang telah diberikan.
Langkah-langkah dalam identifikasi analisa SWOT
1. Mengemukakan komponen-komponen dari M1, M2, M3, M4 dan M5
yang terdiri dari:
a. Internal Faktor (IFAS) yaitu : komponen dari Strength dan Weakness
b. Eksternal Faktor (EFAS) yaitu : komponen dari Oppurtunity dan
Threat
2. Menentukan rating nilai/angka yang mutlak/paling sering muncul pada
analisa SWOT.
3. Mengkkualifikasi bobot nilai berdasarkan komponen yang terpenting dari
setiap IFAS maupun EFAS, dimana hasil akhir dari pembobotan haru
berjumlah 1
4. Mengalikan bobot dan rating point.
5. Menghitung IFAS dengan rumus S-W
Catatan :
S = hasil akhir dari perkalian antara bobot dan rating pada point strength.
W = hasil akhir dari perkalian antara bobot dan rating pada point weakness
6. Menghitung EFAS dengan O-T
Catatan :
O = hasil akhir dari perkalian antara bobot rating pada point opportunity.
T = hasil akhir dari perkalian antara bobot dan rating pada point threat.
Tabel 3.14
Identifikasi Situasi Ruang Apel RSUD Kabupaten Klungkung Berdasarkan
Pendekatan Analisa SWOT
a. M1 – M5
Bobot
Hasil
No. Analisa SWOT Bobot Rating x
Perhitungan
Rating
M1- a. Internal Faktor (IFAS)
Man Strength
1. Pelayanan Keperawatan S-W
di pimpin oleh kepala 0,25 3 0,75 3,5 – 0,6 =
bidang keperawatan 2,9
2. Terdapat kepala instalasi
rawat inap 0,25 4 1
3. Tenaga perawat sudah
melaksanakan
komunikasi yang efektif 0,25 4 1
yang tercermin dari
adanya rapat setiap
bulannya
4. Perawat di ruangan apel 0,25 3 0,75
yang sedang
melanjutkan pendidikan
TOTAL 1 3,5
Weaknesses
1. Rasio D3 dan S1 nya 0,30 2 0,6
belum seimbang
b. External Faktor
(EFAS)
Opportunity
1. RS terakreditasi 0,25 3 0,75 O-T
paripurna Tahun 2019 2,75 – 2 =
2. Kepala ruangan apel 0,75
merupakan salah satu
anggota tim pokja 0,25 3 0,75
akreditasi
3. Ruang apel merupakan
salah satu ruanganyang 0,25 3 0,75
memiliki instruktur klinik
4. Sebanyak 80 %
0,25 2 0,5
perawat sudah
mengikuti pelatihan
TOTAL
1
2,75
Threatened
1. Adanya tuntutan dari
masyarakat untuk 0,30
pelayanan yang lebih 2 0,60
professional
2. Makin tinggi
masyarakat sadar 0,30
2 0,60
hukum
3. Makin tingginya
kesadaran masyarakat 0,40 2 0,80
akan pentingnya
kesehatan
TOTAL 1
2
Bobot
Hasil
No. Analisa SWOT Bobot Rating x
Perhitungan
Rating
M2-Material a. Internal Faktor (IFAS)
Strength
1. Mempunyai sarana dan S-W
prasarana untuk pasien 0,25 4 1 3,25 – 0,90 =
dan tenaga kesehatan 2,35
yang cukup memadai
2. Pemilahan sampah
infeksius dan
noninfeksius sudah
berjalan secara 0,25 3 0,75
maksimal
3. Tersedia buku TTV,
Tersedia SPO, PAK,
NCP, sudah ada buku
inventaris, sudah ada 0,25 3 0,75
pencatatan linen,
tersedia buku injeksi /
obat, tersedia
dokumentasi pesan dan
kesan pasien
4. Fasilitas alat-alat
medik/keperawatan di
Ruang Apel sudah
sesuai dengan standar
baik secara kualitas dan 0,25 3 0,75
kuantitas.
TOTAL 1 3,25
Weaknesses
1. Form CPW 0,30 3 0,90
berdasarkan 5 besar
penyakit belum
lengkap
0,30 0,90
TOTAL
b. External Faktor
(EFAS)
Opportunity
1. RS terakreditasi 0,60 4 2,4 O-T
paripurna Tahun 2019 3,6 – 1 = 2,6
2. Ada kesempatan untuk
pengadaan sarana dan
prasarana yang belum 0,40 3 1,2
lengkap atau yang
rusak.
1 3,6
TOTAL
Threatened
1. Pengamprahan alat 0,50
2 1
susah
TOTAL 0,50
1
No Bobot
Hasil
Analisa SWOT Bobot Rating x
Perhitungan
Rating
M3 a. Internal Faktor (IFAS)
(methoda) Strenght
(jelaskan bagaimana
metode tim di apel?)
1. Sudah ada model MPKP 0,50 3 1,5 S-W
yang digunakan yaitu 3–0=3
model tim
2. Dalam penerapan metode 0,50 3 1,5
tim, Ruang Apel memiliki
dua ketua tim dan dibantu
tujuh anggota tim.
Pembagian tim dan
anggota tim sudah
balance. Bila ada tenaga
salah satu tim ada yang
sakit bisa digantikan oleh
anggota Tim 2
1 3
Total
Weakness
1. Tidak ada 0 0 0
Total
0 0
b. External Factor (EFAS) O-T
Opportuniti 3,5 – 1,2 =
1. RS terakreditasi paripurna 0,50 4 2 2,3
tahun 2019
2. Ada kebijakan RS tentang 0,50 3 1,5
pelaksanaan MPKP
1 3,5
Total
Threats
1. Adanya tuntutan 0,60 2 1,2
masyarakat akan
pelayanan kesehatan yang
lebih baik
Total
0,60 1,2
No Bobot
Hasil
Analisa SWOT Bobot Rating x
Perhitungan
Rating
M4 a. Internal Faktor (IFAS)
(money) Strenght
1. Pengelolaan keuangan S-W
menggunakan system 0,50 4 2 3,5 – 0 = 3,5
manual sentralisasi
rumah sakit atau BLUD
dengan status hukum
tidak terpisah dari
pemerintah daerah yang
memberikan fleksibilitas
sehingga rumah sakit
dapat mengatur sendiri
pengeluaran dan
pendapatan RS.
2. Pengadaan sarana
prasarana operasional
ruangan berasal dari 0,50 3 1,5
rumah sakit dengan
melakukan system
pengamprahan sesuai
kebutuhan ruangan ke
bagian pengadaan.
Total 1 3,5
Weakness
Tidak Ada 0 0 0
Total
0 0
b. External Factor O-T
(EFAS) 3 – 1,4 = 1,6
Opportuniti
1. Dengan diterapkannya
RS sebagai rumah sakit 1 3 3
Pendidikan satelit bisa
membantu dari segi
pendapatan rumah sakit.
1 3 3
Total
Threats
1. System rujukan
berjenjang BPJS yang 0,60 1 0,6
mengakibatkan
penurunan kunjungan
RS harus dapat
direncanakan guna
meningkatkan
2. Rumah Sakit harus bisa 0,40 2 0,8
bersaing dengan rumah
sakit lainnya dalam
bidang pelayanan dan
tarif
1 1,4
Total
No Bobot x Hasil
Analisa SWOT Bobot Rating
Rating Perhitungan
M5 a. Internal Faktor
(market) (IFAS)
Strenght 0,60 3 1,8
1. RS telah melakukan
promosi melalui media S-W
social 0,40 3 1,2 3 – 0,60 =
2. RS telah memiliki 2,4
media promosi tertulis 1 6 3
Total
Weakness
Persaingan dengan rumah 0,30 2 0,60
sakit swasta
Threats
1. Persaingan dengan 0,60 1 0,6
pelayanan rumah sakit
lain
2. Tingginya tuntutan
0,40 2 0,8
masyarakat akan
pelayanan kesehatan
yang bermutu
Total 1 3 1,4
b. Ronde Keperawatan
Bobot
x Hasil
Analisa SWOT Bobot Rating
Ratin Perhitungan
g
a. Internal Factor (IFAS)
Strenght S-W
1. Tenaga kesehatan sudah melaksanakan 1 3 3 3–4=-1
RDK, coaching dan Bed Side Teaching
Total
1 3
Weakness
1. Belum ada kebijakan pelaksanaan 0,25 4 1
Ronde Keperawatan
2. Belum adanya SOP tentang pelaksanaan 0,25 4 1
ronde keperawatan
3. Kesulitan dalam mengumpulkan tim 0,25 4 1
medis yang lain untuk menyepakati
tempat ruang dan waktu pelaksanaan
ronde keperawatan
4. Belum ada alur pelaksanaan ronde 0,25 4 1
keperawatan
Total 1 4
b. External Factor (EFAS)
Opportuniti
1. Adanya mahasiswa yang praktik 0,40 3 1,2 O-T
manajemen keperawatan 3,6 – 2 =
2. Adanya kerja sama yang baik dengan tim 0,30 4 1,2 1,6
kesehatan lain
3. Adanya case manager 0,40 3 1,2
Total 1 3,6
Threats
1. Tuntutan dari masyarakat akan
komunikasi yang efektif pada pemberi 1 2 2
pelayanan asuhan
Total 1 2
c. Dokumentasi
Bobot
Hasil
Analisa SWOT Bobot Rating x
Perhitungan
Rating
Strengths
1. Tersediannya sarana dan prasarana 0,30 3 0,9
dokumentasi untuk tenaga kesehatan
(sarana administrasi penunjang)
2. Sudah ada sistem pendokumentasian S-W
terintegrasi 0,30 3 0,9 2,8 – 2 = 0,8
3. Format asuhan keperawatan sudah ada
4. Adanya kesadaran perawat tentang 0,20 2 0,4
tanggung jawab dan tanggung gugat
0,20 3 0,6
TOTAL
1 2,8
Weakness
Opportunities
1. RS terakreditasi paripurna 0,70 4 2,8 O-T
2. Adanya tim yang menyusun tentang 3,7 – 2 = 1,7
PAK 0,30 3 0,9
TOTAL 1 3,7
Threats
TOTAL
1 2
d. Timbang Terima
Bobot
Hasil
Analisa SWOT Bobot Rating x
Perhitungan
Rating
a. IFAS
Strength
1. Timbang terima pasien pada Ruang Apel 0,50 3 1,5
sudah berjalan dengan baik
menggunakan system SBAR S-W
2. Perawat mampu melakukan timbang 0,25 3 0,75 3–0=3
terima
3. Adanya dokumentasi pelaporan timbang
0,25 3 0,75
terima
1 3
TOTAL
Weakness
1. Tidak ada 0 0 0
TOTAL 0 0
b. EFAS
Opportuniti O-T
1. RS terakreditasi paripurna tahun 2019 1 4 4 4 – 2,4 = 1,6
TOTAL 1 4
Threats
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari
masyarakat untuk mendapatkan 0,4 3 1,2
pelayanan keperawatan yang profesional
2. Meningkatnya kesadaran masyarakat
tentang tanggung jawab dan tanggung
gugat perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan 0,6 2 1,2
TOTAL
1 2,4
f. Supervisi
Bobot
Hasil
Analisa SWOT Bobot Rating x
Perhitungan
Rating
a. Internal Factor (IFAS)
Strength
1. Supervisi sudah berjalan optimal oleh 0.30 4 1,2 S-W
kepala ruangan 3,5 – 0 = 3,5
2. Kepala ruangan sudah memonitor
bawahan secara langsung 0.20 4 0,8
3. Pendokumentasian supervisi sudah ada
0.35 3 1,05
4. Pengambilan keputusan dalam
pemecahan masalah dibantu oleh
0.15 3 0,45
manajemen
TOTAL
1 3,5
Weakness
1. Tidak ada 0 0 0
TOTAL 0 0
b. External Factor (EFAS)
Opportuniti O-T
1. Ada mahasiswa yang praktek 0.40 3 1,2 3–2=1
manajemen di Ruang Apel
2. Adanya kerja sama yang baik dengan 0.60 3 1,8
tim kesehatan
TOTAL 1 3
Threats
1. Tingginya beban kerja karena adanya 1 2 2
penugasan baru pada Kepala Ruangan
TOTAL 1 2
g. Discharge Planning
Bobot
Hasil
Analisa SWOT Bobot Rating x
Perhitungan
Rating
a. Internal Factor (IFAS)
Strenght
1. Tersediannya sarana dan prasarana 0,20 3 0,6 S-W
discharge planning di ruangan untuk 3–0=3
pasien pulang
2. Adanya surat kontrol berobat 0,20 3 0,6
3. Perawat mengantar pasien ke tempat
0.10 3 0,30
keluarga menjemput pasien
4. Perawat memberikan pendidikan
kesehatan secara individu kepada
0,50 3 1,5
pasien/keluarga dengan menggunakan
leaflet
TOTAL
1 3
Weakness
1. Tidak ada 0 0 0
TOTAL 0 0
b. External Factor (EFAS)
Opportunities
1. Adanya dukungan dari tim PKRS dalam 1 3 3 O-T
menyediakan leaflet 3–1=2
TOTAL 1 3
Threats
1. Adanya tuntutan masyarakat untuk 0,50 1 0,50
mendapatkan pelayanan keperawatan
yang profesional
2. Makin tingginya kesadaran masyarakat 0,50 1 0,50
akan pentingnya informasi perawatan
dirumah
TOTAL
1 1
h. Sentralisasi Obat
Bobot
Hasil
Analisa SWOT Bobot Rating x
Perhitungan
Rating
a. Internal Factor (IFAS)
Strenght
1. Ada ruang tindakan disertai lemari yang 0,30 3 0,9 S-W
dapat digunakan untuk penyimpanan 3–0=3
obat
2. Setiap hari dilakukan pengecekan obat 0,30 3 0,9
pasien oleh apoteker depo rawat inap
3. Pada pelaksanaan pemberian obat sudah
0,40 3 1,2
tercatat dengan baik pada catatan
keperawatan, dalam
pendokumentasiannya sudah lengkap
sesuai 6B
TOTAL 1 3
Weakness
1. Tidak ada 0 0 0
TOTAL 0 0
b. External Factor (EFAS)
Opportunities
1. Ada mahasiswa yang praktik manajemen 0,50 4 2 O-T
keperawatan 4–3=1
2. Sudah tersedianya lemari untuk tempat
sentralisasi 0,50 4 2
TOTAL 1 4
Threats
1. Kurangnya kepercayaan pasien terhadap 1 3 3
sentralisasi obat
TOTAL 1 3
SKOR
ANALISIS
MASALAH PRIORITAS KONDISI
SWOT
IFAS EFAS
Ronde Keperawatan -1 1,6 Pertama Progressive (w-o)
Dokumentasi 0,8 1,7 Kedua Aggressive (s-o)
Metode MPKP 1,55 2,1 Ketiga Aggressive (s-o)
Sarana Prasarana 0,25 1,6 Keempat Aggressive (s-o)
Supervisi 3,5 1 Kelima Aggressive (s-o)
Timbang Terima 3 1,6 Keenam Aggressive (s-o)
Discharge Planning 3 1,4 Ketuju Aggressive (s-o)
Sentralisasi Obat 3 1 Kedelapan Aggressive (s-o)
Ketenagaan 3,7 0,6 Kesembilan Aggressive (s-o)
1. Ronde Keperawatan, tenaga kesehatan di ruang Apel sudah melaksanakan
RDK, coaching dan Bed Side Teaching, tetapi di ruang Apel belum tersedia
SPO ronde keperawatan dan juga situasi pandemi saat ini yang menyebabkan
tertundanya pelaksanaan ronde keperawatan.
2. Dokumentasi, sudah tersedianya sarana dan prasarana dokumentasi untuk
tenaga kesehatan (sarana administrasi penunjang), namun Form untuk Clinical
Pathway yang tersedia belum lengkap dan masih dalam proses pembuatan
3. Metode MPKP, di ruang Apel saat ini menerapkan model MPKP yaitu model
tim, namun belum menerapkan model primer.
4. Sarana Prasarana, ruang Apel sudah mempunyai sarana dan prasarana untuk
pasien dan tenaga kesehatan yang cukup memadai namun form CPW
berdasarkan 5 besar penyakit belum lengkap.
5. Supervisi, Supervisi sudah berjalan optimal oleh kepala ruangan dan kepala
ruangan sudah memonitor bawahan secara langsung. Pendokumentasian
supervisi sudah ada dan setiap masalah yang ditemui selalu disampaikan
kepada kepala rumah sakit.
6. Timbang Terima, timbang terima pasien pada Ruang Apel sudah berjalan
dengan baik, perawat mampu melakukan timbang terima dengan baik dan
sudah ada dokumentasi pelaporan timbang terima.
7. Discharge Planning, Tersediannya sarana dan prasarana discharge planning di
ruangan untuk pasien pulang, pasien mendapat surat kontrol berobat, perawat
mengantar pasien ke tempat keluarga menjemput pasien dan perawat
memberikan pendidikan kesehatan secara individu kepada pasien/keluarga
dengan menggunakan leaflet.
8. Sentralisasi Obat, di ruang Apel sudah ada ruang tindakan disertai lemari yang
dapat digunakan untuk penyimpanan obat, setiap hari dilakukan pengecekan
obat pasien. Pada pelaksanaan pemberian obat sudah tercatat dengan baik pada
catatan keperawatan, dalam pendokumentasiannya sudah lengkap sesuai 6B.
9. Ketenagaan, tidak ada kelemahan dalam ketenagaan karena Struktur Organisasi
Rumah Sakit dan Ruang Apel sudah ada, serta tenaga perawat sudah
melaksanakan komunikasi yang efektif yang tercermin dari adanya rapat setiap
bulannya.
Diagram Layang
O
3
M2 DK M3 M5
0,25, 1,6 0,8, 1,7 1,55, 2,1 3, 2,1
TT
3, 1,6 DP
2 3, 1,4
M4
RK
1,6, 3,5
-1, 1,6 SO
3, 1
SV
1 3,5, 1
M1
3,7, 0,6
W -2 -1 1 2 3 4 5 S
-1
Keterangan :
M1 : Ketenagaan
M2 : Sarana dan Prasarana
M3 : Metode MPKP
M4 : Money
M5 : Market
DK : Dokumentasi
RK : Ronde Keperawatan
SO : Sentralisasi Obat
SV : Supervisi
TT : Timbang Terima
DP : Discharge Planning
BAB IV
PERENCANAAN / RENCANA STRATEGI
Penataan Ketenagaan
1. Pengorganisasian
Untuk efektifitas pelaksanaan kegiatan praktek manajemen di Ruang
Apel maka kelompok menyusun struktur organisasi kelompok sebagai
berikut :
Ketua : Luh Putu Listyaningsih, S.Kep
Wakil ketua : Made Dwi Rejeki Nanda Nugraha, S.Kep
Sekretaris : Kadek Nita Carolina, S.Kep
Bendahara : Pande Nyoman Ratih Tantri, S.Kep
Sie konsumsi : Luh Nyoman Yayuk Ratna D, S.Kep
Sie perlengkapan : Ni Wayan Anik Yuliani, S.Kep
Sie dokumentasi : Ni Luh Komang Budiastini, S.Kep
Anggota : Ni Ketut Setiasih, S.Kep
Ni Nyoman Sriastuti, S.Kep
A. Rumusan Masalah
40
umum di Ruang Apel
B. Prioritas Masalah
sebagai berikut :
41
Note :
Dengan mempertimbangkan keterbatasan waktu, sumber daya, dan kemampuan
untuk mengatasi masalah yang ada, maka dalam identifikasi masalah diselesaikan
berdasarkan prioritas masalah. Teknik yang digunakan untuk memprioritaskan
masalah adalah dengan menggunakan pembobotan dengan memperhatikan aspek :
a. Magnitude (Mg) : Kecenderungan besar dan sering terjadi masalah
b. Severity (Sv) : Besarnya kerugian yang akan ditimbulkan
c. Manageability (Mn) : Dapatkan diselesaikan/dikelola
d. Nursing Concern (Nc) : Berfokus pada keperawatan
e. Affordability (Af) : Ketersediaan sumber daya alam.
Prioritas Masalah :
1. Belum optimalnya penerapan ronde keperawatan pada Ruang Apel
2. Belum optimalnya tingkat pendidikan dan kompetensi perawat
3. Belum optimalnya kelengkapan sarana dan prasarana umum Ruang Apel
4. Belum optimalnya jumlah tenaga keperawatan Ruang Apel
42
C. Analisis Penyebab Masalah (Fishbobe Analysis)
Material Market
Man
Metode
43
D. Alternatif Penyelesaian Masalah
Tabel 4.3 Alternatif Penyelesaian Masalah
No Penyebab Penyelesaian
1 Kesulitan dalam mengumpulkan tim Merekomendasikan pembuatan
medis yang lain untuk menyepakati jadwal ronde
waktu dan kekurangan waktu
44
alur pelaksanaan ronde
Note :
Prioritas alternatif pemecahan masalah diseleksi dengan menggunakan
pembobotan berdasarkan metode CARI, meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
a. Capability (C) : Kemampuan melaksanakan alternatif
b. Accessibility (A) : Kemudahan melaksanakn alternatif
c. Raadiness (R) : Kesiapan dalam melaksanakan alternatif
d. Leverage (L) : Daya ungkit alternatif dalam penyelesaian masalah.
Rentang nilai yang digunakan adalah 1 sampai 5, dengan kriteria sebagai berikut :
a. Nilai 1 : Sangat kurang penting
b. Nilai 2 : Kurang penting
c. Nialai 3 : Cukup penting
d. Nilai 4 : Penting
e. Nilai 5 : Sangat penting
Adapun rumus penentuan total nilai sebagai berikut :
Total : C x A x R x L
Penyelesaian masalah yang mendapat skor tertinggi akan dilaksanakan terlebih
dahulu pada POA.
45
F. Plan Of Actions
Tabel 4.5 Plants Of Action (POA)
No. Rincian kegiatan Tujuan Sasaran Target Waktu Penanggung Tempat Ket
jawab
Tanggal
2 Melaksanakan Role play Mengoptimalkan Perawat Ronde keperawatan 10:00 Kelompok Ruang -
ronde keperawatan di Ruang kegiatan ronde Ruang berjalan optimal WITA / 29 Apel
Apel keperawatan Apel November
2021
46
pengadaan evaluasi Ronde pelaksanaan i kedepan terus November Apel
ronde diadakan evaluasi 2021
Keperawatan
keperawata terkait ronde
keperawatan
47
G. Kriteria Evaluasi
Tabel 4.6 Kriteria Evaluasi
No Kegiatan Tujuan Kriteria Evaluasi
39