Makalah PENDEKATAN PROMOSI KESEHATAN

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENDEKATAN PROMOSI KESEHATAN


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Promosi Kesehatan
Dosen Pengampu Ibu Tuti Karwati, S.ST,. M.Kes.

Oleh :
Ana Widi Muhammad 029BA21004
Eva Laelasari 029BA21008
Hikmatul Andini Putri 029BA21011
Rismayatul Hafifah 029BA21022

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


POLTEKES YAPKESBI SUKABUMI
TAHUN AKADEMIK
2021
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah kami mengucapkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dengan kekuatan pikiran dan
keterbukaan hati kami dapat menyelesaikan makalah mengenai promosi kesehatan
dengan judul “ Pendekatan dalam Promosi Kesehatan “ guna memenuhi tugas
mata kuliah Promosi Kesehatan. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini tentu masih jauh dari kata kesempurnaan, untuk itu kami sangat
mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun untuk kelengkapan
tulisan ini kedepan agar dapat berguna bagi kita semua.

Sukabumi, Januari 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Tujuan...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3
A. Strategi Global......................................................................................3
B. Strategi Berdasarkan Otawa Charter....................................................4
C. Pendekatan Promosi Kesehatan............................................................6
D. Perubahan Perilaku...............................................................................8
E. Edukasi.................................................................................................10
F. Berpusat pada Klien..............................................................................13
G. Perubahan Sosial...................................................................................13
BAB III PENUTUP..........................................................................................15
A. Kesimpulan...........................................................................................15
B. Saran.....................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Promosi Kesehatan menurut Soekidjo Notoatmojo (2005) adalah promosi
kesehatan dalam konsep Level and Clark (4 tingkat pencegahan penyakit)
berarti peningkatan kesehatan. Atau upaya memasarkan, menyebarluaskan,
memperkenalkan pesan – pesan kesehatan atau upaya kesehatans sehingga
masyarakat menerima pesan tersebut. Sedangkan menurut WHO (1984)
promosi kesehatan yaitu Merevitalisasi pendidikan kesehatan dengan istilah
promosikesehatan, kalau pendidikan kesehatan diartikan sebagai upaya
perubahan perilaku, maka promosi kesehatan tidak hanya untuk perubahan
perilaku tetapi juga perubahan lingkungan yang memfalitasi perubahan
perilaku tersebut Ottawa Charter ( 1986 ) ),… “the process of enabling people
tocontrol over and improve their health”. ( Proses pemberdayaan masyarakat
untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya ).
Promosi Kesehatan bukanlah kegiatan yang berdiri sendiri, melainkan
kegiatanterdepan yang harus terpadu dengan program-program kesehatan
lainnya.Pentingnya pendekatan Promosi Kesehatan untuk setiap upaya
kesehatan yangakan menjaga keberlangsungan proses pemberdayaan
sehingga masyarkat dapat menerima dan meneruskan kegiatan dengan
sumberdaya yang dimiliki".Promosi kesehatan telah meningkat modern sejak
tahun 1980. Konsepnya pertama kali digunakan pada tahun 1970 oleh Mentri
Kesehataan Nasional danKesejahteraan, Marc Lalonde. Perspektif dari
promosi kesehatan dipengaruhi olehfaktor kesehatan lingkungan dan
perubahan perilaku dan gaya hidup, bukan olehkarakter biomedis. Hal ini
dipengaruhi oleh gagasan lebih lanjut mengenai definisidari promosi
kesehatan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di masa yang akan datang
merubah promosi kesehatan dari pelayanan medis menjadi pelayanan
kesehatan yang utama, yang direfleksikan dalam kebijakan dunia. Pada tahun
1977 Majelis Kesehatan Dunia ( World Health Assembly ) di Alma Ata
menyerahkan semua anggota dari seluruh negara untuk meningkatkan standar

1
pelayanan kesehatan dan mengurangi ketidaksamaan ke pelayanan kesehatan
yang terjamin bagi seluruh masyarakat produktif ( WHO 1986 ). Sekarang
promosi kesehatan ditafsirkan dan digunakan dalam berbagai macam cara,
bias sebagai proses bagi individu maupun kelompok yang terdorong untuk
menggunakan gaya hidup sehat yang sasaran utamanya adalah perubahan
perilaku.
Gagasan lain termasuk : pencegahan penyakit, perilaku hidup bersih
sehat, meningkatkan kesadaran dalam isu kesehatan, perlindungan umum
terhadap kerusakan, pendidikan masyarakat mengenai gaya hidup sehat dan
persamaan dalam kesehatan dan penyediaan pelayanan kesehatan.

B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui strategi global dalam promosi kesehatan
2. Untuk mengetahui strategi promosi kesehatan berdasarkan Otawa
Character
3. Untuk mengetahui pendekatan dalam promosi kesehatan
4. Untuk mengetahui cara merubah perilaku dalam promosi kesehatan
5. Untuk mengetahui Pendekatan Pendidikan (Educational)
6. Untuk mengetahui Pendekatan Pemberdayaan ( Pendekatan Yang
Berpusat Pada Klien )

2
BAB II
PENDEKATAN PROMOSI KESEHATAN

A. Strategi Global
Berdasarkan rumusan WHO ( 1994 ), strategi promosi kesehatan secara
global terdiri dari 3 hal, antara lain sebagai berikut :
1) Dukungan Sosial (Social support)
Strategi dukungan sosial ini adalah suatu kegiatan untuk
mencaridukungan sosial melalui tokoh-tokoh masyarakat (toma), baik
tokoh masyarakat formal maupun informal. Tujuan utama kegiatan ini
adalah agar tokoh masyarakat sebagai jembatan antara sektor kesehatan
sebagai ( pelaksanaan program kesehatan ) dengan masyarakat (penerima
program)kesehatan.Dengan kegiatan mencari dukungan sosial melalui
toma pada dasarnyaadalah mensosialisasikan program-program
kesehatan, agar masyarakat maumenerima dan mau berpartisipasi
terhadap program kesehatan tersebut. Olehsebab itu, strategi ini juga
dapat dikatakan sebagai upaya bina suasana, ataumembina suasana yang
kondusif terliadap kesehatan. Bentuk kegiatandukungan sosial ini antara
lain: pelatihan-pelatihan para toma, seminar,lokakarya, bimbingan
kepada toma, dan sebagainya. Dengan demikian makasasaran utama
dukungan sasial atau bina suasana adalah para tokoh masyarakatdi
berbagai tingkat (sasaran sekunder).
2) Advokasi (Advocacy)
Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain, agar orang
laintersebut membantu atau mendukung terhadap apa yang diinginkan.
Dalam konteks promosi kesehatan, advokasi adalah pendekatan kepada
para pembuat keputusan atau penentu kebijakan di berbagai sektor, dan
di berbagai tingkat,sehingga para pejabat tersebut mau mendukung
program kesehatan yang kitainginkan. Dukungan dari para pejabat
pembuat keputusan tersebut dapat berupakebijakan-kebijakan yang
dikeluarkan dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah, surat

3
keputusan, surat instruksi, dan sebagainya.Kegiatan advokasi ini ada
bermacam-macam bentuk, baik secara formalin maupun informal. Secara
formal misalnya, penyajian atau presentasi danseminar tentang issu atau
usulan program yang ingin dimintakan dukungan dari para pejabat yang
terkait. Kegiatan advokasi secara informal misalnya sowankepada para
pejabat yang relevan dengan program yang diusulkan, untuksecara
informal minta dukungan, baik dalam bentuk kebijakan, atau
mungkindalam bentuk dana atau fasilitas lain. Dari uraian ini dapat
disimpulkan bahwasasaran advokasi adalah para pejabat baik eksekutif
maupun legislatif, di berbagai tingkat dan sektor yang terkait dengan
masalah kesehatan ( sasaran tertier ).

B. Strategi Berdasarkan Otawa Charter


Konferensi lnternasional Promosi Kesehatan di Ottawa¬ Canada pada
tahun1986 menghasilkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter). Di dalam Piagam
Ottawatersebut dirumuskan pula strategi baru promosi kesehatan, yang
mencakup 5 hal, antara lain :
1) Kebijakan Berwawasan Kebijakan (Healthy Public Policy)
Adalah suatu strategi promosi kesehatan yang ditujukan kepada para
penentu atau pembuat kebijakan, agar mereka mengeluarkan kebijakan-
kebijakan publik yang mendukung atau menguntungkan kesehatan.
Dengan perkataan lain, agar kebijakan-kebijakan dalam bentuk peraturan,
perundangan, surat-surat keputusan, dan sebagainya, selalu berwawasan
atau berorientasi kepada kesehatan publik.
2) Lingkungan yang Mendukung (Supportive Environment)
Strategi ini ditujukan kepada para pengelola tempat umum, termasuk
pemerintah kota, agar mereka menyediakan sarana pra-sarana atau
fasilitas yang mendukung terciptanya perilaku sehat bagi masyarakat,
atau sekurang-kurangnya pengunjung tempat-tempat umum tersebut.
Lingkungan yangmendukung kesehatan bagi tempat-tempat umum antara
lain: tersedianyatemp at sampah, tersedianya temp at buang air

4
besar/kecil, tersedianya air bersih, tersedianya ruangan bagi perokok dan
non-perokok, dan sebagainya.Dengan perkataan lain, para pengelola
tempat-tempat umum, pasar,terminal, stasiun kereta api, bandara,
pelabuhan, mall, dan sebagainya, harusmenyedia¬kan sarana-prasarana
untuk mendukung perilaku sehat bagi pengunjungnya.
3) Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)
Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan
kepadamasyarakat langsung. Tujuan utama pember¬dayaan adalah
mewujudkankemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatanmereka sendiri (visi promosi kesehatan). Bentuk
kegiatan pemberdayaan inidapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan,
antara lain: penyuluhankesehatan, pengorganisasian dan pengembangan
masyarakat dalam bentukmisalnya: koperasi, pelatihan-pelatihan untuk
kemampuan peningkatan pendapatan keluarga ( incomegenerating skill ).
Dengan meningkatnya kemampuan ekonomi keluarga akan berdampak
terhadap kemampuan dalam pemeliharaan kesehatan mereka, misalnya :
terbentuknya dana sehat, pos obat desa, berdirinya polindes dan
sebagainya. Kegiatan semacam ini di masyarakat sering dissebut “
gerakan masyarakat “ untuk kesehatan, Dari uraian tersebut dapat
disimpulkan bahwa sasaran pemberdayaan masyarakat adalah
masyarakat ( sasaran primer ).
4) Keterampilan individu (Personal Skill)
Kesehatan masyarakat adalah kesehatan agregat, yang rerdiri dari
individu,keluarga, dan kelompok-kelompok. Oleh sebab, itu, kesehatan
masyarakatakan terwujud apabila kesehatan individu-individu, keluarga-
keluarga, dankelompok¬kelompok terse but terwujud. Oleh sebab itu,
strategi untukmewujudkan keterampilan individu-individu ( personal
skill ) dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan adalah sangat
penting. Langkahawal dari peningkatan keterampilan dalam memelihara
dan meningkatankesehatan mereka ini adalah mem¬berikan pemahaman-
pemahamankepada anggota masyarakat tentang cara-cara memelihara

5
kesehatan,mencegah penyakit, mengenal penyakit, mencari pengobatan
ke fasilitaskesehatan profesional, meningkatkan kesehatan, dan
sebagainya. Metodedan teknik pemberian pemahaman ini lebih bersifat
individual dari pada massa.
5) Gerakan Masyarakat ( Community action )
Untuk mendukung perwujudan masyarakat yang mau dan mampu
memelihara dan meningkatkan kesehatannya seperti dalam promosi
kesehatan ini, maka didalam masyarakat itu sendiri harus ada gerakan
atau kegiatan untuk kesehatan. Jika ada kegiatan masyarakat di bidang
kesehatan, niscaya terwujud perilaku yang kondusif untuk kesehatan atau
masyarakat yang mau dan mampu mempelihara serta meningkatkan
kesehatan mereka.

C. Pendekatan Promosi Kesehatan


1) Pendekatan Medikal
adalah kebebasan dari penyakit dan kecacatanyang didefinisikan secara
medic, seperti penyakit infeksi, kanker, dan penyakit jantung.Pendekatan
ini melibatkan kedokteran untuk mencegah atau meringankankesakitan,
mungkin dengan metode persuasive maupun paternalistic.Sebagai
contoh, memberitahu orang tua agar membawa anak mereka
untukimunisasi, wanita untuk memanfaatkan klinik keluarga berencana
dan priaumur pertengahan untuk dilakukan screening takanan darah.
Pendekatanini memberikan arti penting dari tindakan pencegahan medic
dan tanggung jawab profesi kedokteran untuk membuat kepastian bahwa
pasien patuh pada produser yang dianjurkan.
2) Pendekatan Perubahan Perilaku
Tujuan dari pendekatan ini adalah mengubah sikap dan perilaku individu
masyarakat, sehingga mereka mengambil gaya hidup sehat.
3) Pendekatan Edukasi
Tujuan dari pendekatan ini adalah memberikan informasi dan
memastikan pengetahuan dan pemahaman tentang perihal kesehatan dan

6
membuatkeputusan yang ditetapkan atas dasar informasi yang ada.
Informasitentang kesehatan disajikan dan orang dibantu untuk menggali
nilai dan sikap, dan membuat keputusan mereka sendiri. Promosi
kesehatan mencakup seluruh aktivitas yang bertujuan untuk
mempromosikan gaya hidup sehat. Pendidikan kesehatan merupakan
bagian integral dari prosesnya. Dines dan Crib (1993)menggambarkan
promosi kesehatan sebagai istilah cakupan luasdibandingkan pendidikan
kesehatan dan menunjuk kepada pendidikn kesehatan plus.
4) Pendekatan Berpusat pada Klien
Tujuan dari pendekatan ini adalah bekerja dengan klien agar
dapatmembantu mereka mengidentifikasi apa yang ingin mereka ketahui
danlakukan, dan membuat keputusan dan pilihan mereka sendiri sesuai
dengan kepentingan dan nilai mereka. Peran promotor kesehatan adalah
bertindaksebagai fasilitator, membantu orang mengidentifikasi
kepedulian-kepedulian mereka dan memperoleh pengetahuan serta
ketrampilan yangmereka butuhkan agar memungkinkan terjadi
perubahan. Pemberdayaandiri sendiri klien dilihat sebagai central dari
tujuan ini. Klien dihargai samayang mempunyai pengetahuan,
ketrampilan dan kemampuan berkontribusidan siapa yang mempunyai
hak absolute untuk mengontrol tujuan kesehatan mereka sendiri.
5) Pendekatan Perubahan Sosial
Tujuan dari pendekatan ini adalah melakukan perubahan-perubahan
padalingkungan fisik, social dan ekonomi, supaya dapat membuatnya
lebihmendukung untuk keadaan yang sehat. Contohnya adalah
mengubahmasyarakat, bukan pada pengubahan perilaku individu-
individunya. Hal utama bukan untuk mengubah kebiasaan individu, tapi
secara positif mempengaruhi kesehatan masyarakat. Orang – orang yang
menrapkan pendekatan ini memberikan nilai penting bagi hak demokrasi
mereka mengubah masyarakat, mempunyai komitmen pada penempatan
kesehatan dalam agenda politik di berbagai tingkat dan ada pentinganya
pembentukan lingkungan yag sehat dari pada pembentukan kehidupan

7
individu orang yang tinggal di tempat itu. Pendekatan ini menyatakan
kemunduran sosial ekonomi sebagai factor dari sakit. Hal ini dipusatkan
dengan membuat lingkungan perubahan sosial dan ekonomo dengan
rencana kebijakan, aksi perubahan politik dan kolaborasi yang lebih luas
dengan pembuat keputusan.

D. Pendekatan Perubahan Perilaku


Perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau
aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada
hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu,
perilaku manusia itu mempunyai bentangan yang sangat luas, mencakup
berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian, dan sebagainya. Bahkan kegiatan
internal (internal activity) seperti berpikir, persepsi dan emosi juga
merupakan perilaku manusia. Untuk kepentingan kerangka analisis dapat
dikatakan bahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme
tersebut, baik dapat diamati secara langsung atau secara tidak langsung.
Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organisme tersebut
dipengaruhi baik oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Secara
umum dapat dikatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan ini merupakan
penentu dari perilaku makhluk hidup termasuk perilaku manusia.
Secara garis besar perilaku manusia dapat dilihat dari 3 aspek yakni :
• Aspek fisik
• Aspek psikis
• Aspek social
Perilaku dibentuk oleh 3 faktor antara lain :
• Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors) yang terwujud dalam
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.
• Faktor-faktor pendukung ( enebling factors), yang terwujud dalam
lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau
sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat
kontrasepsi, jamban, dan sebagainya.

8
• Faktor-faktor pendorong (renforcing factors), yang terwujud dalam sikap
dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan
kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
Pendekatan perubahan prilaku yaitu dengan mendorong seseorang untuk
menjalankan prilaku-prilaku kesehatan dan menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Tujuan dari pendekatan ini adalah mengubah sikap dan perilaku
individu masyarakat, sehingga mereka mengambil gaya hidup sehat.
Contohnya antara lain mengajarkan orang bagaimana menghentikan
merokok, pendidikan tentang minum alcohol “ wajar “, mendorong orang
untuk melakukan latihan olahraga, memelihara gigi, makan makanan yang
baik dan seterusnya. Orang-orang yang menerapkan pendekatan ini akan
merasa yakin bahwa gaya hidup “sehat “merupakan hal paling baik bagi
kliennya dan akan melihatnya sebagai tanggung jawab mereka untuk
mendorong sebanyak mungkin orang untuk mengadopsi gaya hidup sehat
yang menguntungkan. Ada beberapa hal yang mempengaruhi perilaku
seseorang, sebagian terletak di dalam individu sendiri yang disebut faktor
intern dan sebagian terletak diluar dirinya yang disebut faktor ekstern, yaitu
faktor lingkungan. Tindakan nyata ditentukan tidak hanya oleh sikap, akan
tetapi oleh berbagai faktor eksternal lainnya. Sikap tidaklah sama dengan
perilaku, dan perilaku tidaklah selalu mencerminkan sikap seseorang, sebab
seringkali terjadi bahwa seseorang memperlihatkan tindakan yang
bertentangan dengan sikapnya. Sikap seseorang dapat berubah dengan
diperolehnya tambahan informasi tentang objek tersebut, melalui persuasi
serta tekanan dari kelompok sosialnya (Sarwono 1993). Disimpulkan bahwa
perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh
pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang atau
masyarakat yang bersangkutan. Disamping itu, ketersediaan fasilitas, sikap,
dan perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan
mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku. Informasi merupakan hal
yang utama dalam promosi kesehatan, karna semua promosi kesehatan berupa
informasi. Informasi merupakan salah satu sumber utama dari knowledge

9
(pengetahuan) yang menjadi salah satu strategi dalam perubahan perilaku
pada point fasilitasi (penyediaan sarana dan prasarana). Dalam strategi
merubah perilaku melalui point persuasi, informasi dapat di peroleh melalui
diskusi yang menjadi salah satu media promosi kesehatan.dalam stategi point
paksaan juga berhubungan dengan promosi kesehatan lewat informasi, karna
melalui promosi kesehatan tersebut masyarakat/sesorang dapat mngetahui
ancaman berupa penyakit yang ditimbulkan jika tidak melaksanakan perilaku
hidup sehat. Strategi perubahan perilaku pada point edukasi, informasi
merupakan satu hal pada edukasi. Jadi promosi kesehatan memberikan
informasi tentang perilaku hidup sehat ang mampu menjadi strategi dalam
merubah perilaku.
Contoh Perubahan Perilaku sebagai Dampak Adanya Promosi Kesehatan
• Perubahan perilaku masyarakat dalam pencegahan HIV-AIDS
Para pengidap HIV-AIDS didampingi dan diarahkan untuk memelihara
kesehatan dengan mengonsumsi obat dan vaksin, meninggalkan perilaku
yang bisa menghantarkan pada penularan penyakit tersebut kepada orang
lain serta memberdayakan kemampuan yang mereka miliki untuk
menghilangkan stigma di tengah masyarakat.
• Perubahan perilaku masyarakat dalam penanganan lingkungan bersih dan
sehat
Perilaku cuci tangan pakai sabun telah terbukti secara ilmiah dapat
mengurangi angka kematian balita yang disebabkan oleh diare. Namun
faktanya, masyarakat belum menyadari pentingnya penerapan praktek cuci
tangan pakai sabun dalam kehidupannya sehari-hari. Pesan tentang cuci
tangan pakai sabun pun mulai semarak digalakkan sebagai alat untuk
mengubah perilaku masyarakat.

E. Pendekatan Pendidikan (Educational)


Pendekatan educational yaitu dengan memfasilitasi individu untuk proses
pembelajaran dan memberikan fasilitas penunjang. Pendekatan edukatif
adalah serangkaian kegiatan untuk membantu masyarakat: mengenali dan

10
menemukan masalah mereka sendiri, dan kemudian atas dasar rumusan
masalah kesehatan yang telah mereka sepakati dikembangkanlah rencana
penanggulangannya. Tujuan utama pendekatan edukatif adalah untuk
mengembangkan kemampuan masyarkat sehingga masyarakat yang
bersangkutan dapat memcahkan masalah yang dihadapi atas dasar swadaya
sebatas kemampuan mereka. Untuk mencapai tujuan tersebut, strategi dasar
yang ditempuh adalah mengembangkan provider dan masyarakat. Yang
dimaksud dengan provider adalah para petugas yang peduli terhadap
kesehatan, utamanya petugas kesehaan yang terlibat langsung dengan
masalah kesehatan masyarakat. Pengembangan provider ini bertujuan agar
mereka mempunyai persamaan pandangan atau sikap positif terhadap
kesehatan dan pendekatan edukatif. Secara lebih rinci pengembangan
provider ini diharapkan akan menciptakan suatu kerja sama lintas sektor yang
terkoordinir.
Dalam rangka mewujudkan kerjasama antar provider, dilakukan langkah-
langkah:
a. Pendekatan terhadap para penjabat penentu kebijakan:
Para penjabat lintas sektor baik tingkat pusat, daerah dan lokal, terutama
pejabat pemerintahan (gubernur, bupati, camat, dsb) adalah merupakan
kunci kerja sama. Oleh sebabab itu dalam menggalang kerjasama dalam
rangka pendekatan edukatif ini, harus dilakukan pendekatan terhadap
mereka ini. Tujuan pendekatan kepada para penjabat ini adalah untuk
memperoleh dukungan politis. Dalam perkembangan selanjutnya
pendekatan semacam ini disebut ”advocacy”.
b. Pendekatan terhadap para pelaksana dari berbagai sektor dan tingkat:
Pendekatan ini bertujuan agar para pelaksanan dilapangan dari berbagai
sektor memperoleh pemahaman yang sama terhadap program atau
pendekatan yang akan dilakukan. Pendekatan ini dapat dilakukan baik
secara horisontal (antar sektor pada tingkat sektor yang sama), maupun
secara vertikal, antara sektor yang sama di tingkat administrasi yang
berbeda (diatas atau dibawahnya).

11
c. Pengumpulan data oleh provider tingkat kecamatan
Data adalah fakta empiris dari lapangan atau masyarakat, dan merupakan
bukti bahwa masalah memang ada di masyarakat secara riil (faktual).
Dari data inilah masalah ada, dan dari masalah inilah program atau
kegiatan akan dimulai, karena program merupakan upaya pemecahan
masalah. Oleh sebab itu, para petugas atau provider harus mengumpulkan
sendiri data dan memahaminya sendiri. Manfaat data bagi provider
disamping untuk mengenal masalah yang ada di masyarakat, juga
merupakan pembanding (data awal) yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi hasil kegiatan. Jenis data yang diperlukan antara lain:
1. Data umum, yakni data tentang kondisi geografi wilayah, demografi,
pemuka masyarakat, media komunikasi yang ada, sejenisnya, dan
sebagainya
2. Data khusus, yakni data dari masing-masing sektor, antara lain: data
pertanian, pendidikan, kesehatan (jamban keluarga, sumber air
bersih, saluran air limbah, tempat pembuangan sampah, status gizi
anak balita, dan sebagainya.
3. Data perilaku, khususnya perilaku yang berkaitan dengan kesehatan,
misalnya: kebaiasaan buang air besar, kebiasan mandi, kebiasaan
makan, perilaku pencegahan penyakit, dan sebagainya.
Tujuan dari pendekatan ini adalah memberikan informasi dan
memastikan pengetahuan dan pemahaman tentang perihal kesehatan dan
membuat keputusan yang ditetapkan atas dasar informasi yang ada. Informasi
tentang kesehatan disajikan dan orang dibantu untuk menggali nilai dan sikap,
dan membuat keputusan mereka sendiri. Bantuan dalam melaksanakan
keputusan-keputusan itu dan mengadopsi praktek kesehatan baru dapat pula
ditawarkan, program pendidikan kesehatan sekolah, misalnya menekankan
membantu murid mempelajari ketrampilan hidup sehat, tidak hanya
memperoleh pengetahuannya. orang-orang yang mendukung pendekatan ini
akan memberi arti tinggi bagi proses pendidikan, akan menghargai hal
individu untuk memilih perilaku mereka sendiri, dan akan melihatnya sebagai

12
tanggung jawab mereka mengangkat bersama persoalan-persoalan kesehatan
yang mereka anggap menjadi hal yang paling baik bagi klien mereka.

F. Pendekatan Pemberdayaan ( Pendekatan Yang Berpusat Pada Klien )


Proses pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses yang bertitik
tolak untuk memandirikan masyarakat agar dapat meningkatkan taraf
hidupnya sendiri dengan menggunakan dan mengakses sumberdaya setempat
sebaik mungkin. Proses tersebut menempatkan masyarakat sebagai pihak
utama atau pusat pengembangan (people or community centered
development).
Tujuan dari pendekatan ini adalah bekerja dengan klien agar dapat
membantu mereka mengidentifikasi apa yang ingin mereka ketahui dan
lakukan, dan membuat keputusan dan pilihan mereka sendiri sesuai dengan
kepentingan dan nilai mereka. Peran promotor kesehatan adalah bertindak
sebagai fasilitator, membantu orang mengidentifikasi kepedulian-kepedulian
mereka dan memperoleh pengetahuan serta ketrampilan yang mereka
butuhkan agar memungkinkan terjadi perubahan. Pemberdayaan diri sendiri
klien dilihat sebagai central dari tujuan ini. Klien dihargai sama yang
mempunyai pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan berkontribusi dan
siapa yang mempunyai hak absolute untuk mengontrol tujuan kesehatan
mereka sendiri.

G. Pendekatan Perubahan Sosial


Pendekatan perubahan sosial untuk memastikan bahwa sehat itu mudah
dijangkau salah satunya dengan memperluas jaringan kerjasama dengan
pembuat kebijakan. Tujuan dari pendekatan ini adalah melakukan perubahan-
perubahan pada lingkungan fisik, social dan ekonomi, supaya dapat
membuatnya lebih mendukung untuk keadaan yang sehat. Contohnya adalah
mengubah masyarakat, bukan pada pengubahan perilaku individu-
individunya. Orang-orang yang menerapkan pendekatan ini memberikan nilai
penting bagi hak demokrasi mereka mengubah masyarakat, mempunyai

13
komitmen pada penempatan kesehatan dalam agenda politik di berbagai
tingkat dan pada pentingnya pembentukan lingkungan yang sehat daripada
pembentukan kehidupan individu-individu orang yang tinggal di tempat itu.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Promosi kesehatan bukanlah kegiatan yang berdiri sendiri, melainkan
kegiatan terdepan yang harus terpadu dengan program-program kesehatan
lainnya. Pentingnya promosi kesehatan untuk setiap upaya kesehatan yang
akan menjaga keberlangsungan proses pemberdayaan sehingga masyarakat
dapat menerima dan meneruskan kegiatan dengan sumber daya yang dimiliki.
Pendekatan yang biasa digunakan oleh tenaga kesehatan bias menghasilkan
efek negative atau positif pada kebiasaan seseorang. Pemilihan pendekatan
merupakan factor terbesar oleh interpretasi personal dan pemahaman
kesehatan dan promosi kesehatan

B. Saran
Dalam pendekatan promosi kesehatan perlu adanya hubungan kerja sama
dengan pihak-pihak yang berpengaruh dalam upaya peningkatan kesehatan
masyarakat. Dan melaksanakan evaluasi dan audit yang juga merupakan
mekanisme untuk menentukan kebutuhan kesehatan. Dalam pendekatan
promosi kesehatan dari pada menggunakan pendekatan yang persuasif atau
bahkan memaksa, lebih baik menggunakan pendekatan yang berkerja sama
dengan masyarakat untuk mencari pemecahan masalah mereka sendiri,
sembari memberi informasi yang mereka perlukan dalam membuat keputusan
tersebut. Tetapi dalam kondisi yang lebih darurat, seperti penyebaran epidemi
yang memerlukan aksi sesegera mungkin, perlu di pertimbangkan untuk
menggunakan pendekatan persuasif untuk merubah sikap dan perilaku
masyarakatnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Tim Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan. 2007. Sejarah Promosi Kesehatan


.http://www.promosikesehatan.com/?act=article&id=225&pg=4.
Eny Retna. 2010. Etika Promosi Kesehatan
.http://enyretnaambarwati.blogspot.com/2010/03/etika-promosi-kesehatan.html.
Komunikasi dalam Pendidikan dan Promosi Kesehatan.
http://driyamedia.co.cc/metodologi/devcommkombang/komunikasi-dalam-
pendidikan-dan-promosi-kesehatan.html.
Sofyan, Asep. 2009. Promosi Kesehatan
.http://bermenschool.wordpress.com/2009/01/04/promosi-kesehatan/.

16

Anda mungkin juga menyukai