0 - Pra - Uas - 1bki e - Reza Aulia Yusuf - Kajian Epistemologi.
0 - Pra - Uas - 1bki e - Reza Aulia Yusuf - Kajian Epistemologi.
0 - Pra - Uas - 1bki e - Reza Aulia Yusuf - Kajian Epistemologi.
Rezaay27@gmail.com/082168261060
Abstrak
Bagi Gadamer, via Mispan Indarjo, hermeneutika yang bisa dihidupkan dengan baik
hanyalah subjektivisme interpretasi berdasarkan pada "praandaian-praandaian" yang
dibangun oleh historisitas penafsir masa kini. Itulah sebabnya, Gadamer mengajukan metode
dialektika atau dialog produktif antara masa lalu dengan masa kini (fusion of horizonsi), dan
hal itu hanya bisa dimasuki melalui bahasa.
1. Hermeneutika: Historisitas
Hermenutika adalah konsep interpretatif terhadap simbol, tradisi, tindakan, teks dan
bentuk-bentuk material lainnya yang bersifat konkrit, misalnya ilmu pengetahuan dan
teknologi. Dalam hermeneutika terdapat subjek dan objek. Subjek adalah interpretator dan
objek adalah sasaran interpretasi.62 Subjek berperan dalam melakukan tafsir, identifikasi dan
mengungkap simbol, nilai, wacana, ideologi maupun tradisi yang terkandung di dalam objek
atau sasaran interpretasi.
Tugas utama interpretator adalah menemukan pertanyaan yang padanya sebuah teks
menghadirkan jawaban. Memahami sebuah teks adalah memahami pertanyaan. Pada waktu
yang sama, sebuah teks hanya menjadi sebuah objek interpretasi dengan menghadirkan
interpretator yang bertanya.
Mustain, dalam Konstruksi Pesan Komunikasi Sufistik: Analisis Teks Dakwah K.H.
Musta'in Ramly (1931-1985) mengatakan bahwa proses tanya jawab, dalam pengertian
hermeneutika Bleicher, memungkinkan terjadinya keterbukaan antara interpretator dengan
objek interpretatif. Pertanyaan yang disampaikan interpretator penting bagi teks untuk
mengeluarkan jawaban atas teks yang dituangkan. Hasyim Hasanah mengatakan kunci
pemahaman adalah partisipasi, keterbukaan dalam dialektika, bukan manipulasi dan
pengendalian metode."
Proses dialogis dan dialektis ini dalam ilmu sastra akan menemukan legitimasi
ontologisnya. Sebagaimana hermeneutika Gadamer yang masuk ke dalam domain praktik
analisis makna teks. Untuk dapat memahami bahasa sastra yang bersifat asosiatif dan tidak
jarang menciptakan ketegangan imajinasi, diperlukan pembacaan hermeneutika. Hal ini yang
diamini Paul Ricoeur dalam Rule of Metaphor bahwa strategi yang paling tepat dalam
mengkaji teks falsafah dan sastra adalah dengan strategi hermeneutika.
METODE
Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Mengingat bahwa realitas ini berdimensi
interaktif, jamak, dan suatu transformasi pengalaman sosial yang ditafsirkan oleh individu-
individu. Selain itu, dalam penelitian kualitatif, Sugiyono menegaskan bahwa peneliti
dituntut untuk memiliki pengetahuan luas, baik teoritis maupun yang terkait dengan konteks
sosial yang diteliti. Sedangkan, pendekatan penelitian ini adalah pendekatanHermeneutika
Filosofis Hans-Georg Gadamer. Stephen W. Littlejohn mengatakan prinsip utama dari
hermeneutika filosifis Hans-Georg Gadamer adalah bahwa seseorang memahami
pengalaman dari sudut pandang perkiraan dan asumsi. Pengalaman, histoisitas dan tradisi
menjadi modalitas untuk dapat memahami sesuatu. Bagi Hans-Georg Gadamer,
Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu library research
(penelitian kepustakaan) yang mana teknik pengumpulan datanya adalah dengan jalan
mengkaji bacaan yang bisa berupa catatan-catatan kuliah, buku-buku, literatur serta
peraturan-peraturan yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti (Ajat Rukajat, 2018:
27). Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah kumpulan sajak Biyanglala karya Abdul
Wachid B.S. dengan objek difokuskan pada epistemolologi “keindahan arti rindu”.
C. PEMBAHASAN : KAJIAN EPISTEMOLOGI KOMUNIKASI TRANSENDENTAL
TERHADAP LIMA SAJAK DARI BUKU PUISI BIYANGLALA KARYA ABDUL
WACHID B.S.
Menggambarkan seseorang yang merindukan masa kecilnya, untuk kembali ke sungai dan
bermain air bersama teman masa kecilnya. Kerinduan dalam sajak ini digambarkan dengan
kukarungkan rindu mutiara.
Sajak “ KIAN ”
Puisi ini menggambarkan kerinduan terhadap masa kecil dan kampung halaman, penulis juga
menggambarkan cerita dan dongeng ibu dimasa kecilnya. Untuk saat ini penulis hanya bisa
melangitkan doa-doa dimalam hari dan hanya bisa menahan rindu
SAJAK “MBAH MOEN”
Ia mengabadi menyala
Ia mengabadikan cahaya
Puisi ini menggambarkan seorang yang sangat karismatik yaitu K.H. Maimoen Zoebair yang
yang menjadi cahaya panutan umat. Penulis juga menggambarkan kerinduan dan kesedihan
ketika beliau wafat dan juga berjuta umat meneteskan air mata.
Dalam Puisi ini penulis mengungkapkan rasa kerinduannya terhadap sang Ibu yang telah
tiada. Penulis merindukan sosok ibu yang tak bisa lagi dijumpainya. Dan segenap dari
kerinduan itu tidak berbalas selain dari air mata yang mengalir. Kerinduan akan sosok Ibu ini
membuat sang penulis menjalin komunikasi dengan mengirim doa kepada sosok Ibu.
SAJAK “POTRET”
Puisi ini menggambarkan seorang yang sedang memasang pigura masa kecilnya, kemudian
melihat dan tertawa. Senyum cucunya menjadi sebuah obat kerinduan dari tatapan bola
matanya.
D. SIMPULAN
Komunikasi Transendental berarti komunikasi antara manusia dengan Tuhannya dan masuk
ke dalam bidang agama, partisipan dalam komunikasi Trasendental adalah manusia dengan
Tuhannya. Ada dua kajian teori yaitu teori komunikasi trasendental yang merupakan
komunikasi suprasadar yang jauh melampaui kesadaran nalar yang ‘biasanya’, Hermenutika
adalah konsep interpretatif terhadap simbol, tradisi, tindakan, teks dan bentuk-bentuk
material lainnya yang bersifat konkrit, misalnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada
pembahasan terdapat lima sajak yang dikaji dari buku Biyanglala karya Abdul Wachid B.S.
Di antaranya Ke Kali Masa Kecil, Kian, Mbah Moen, Suara Ibu, dan Potret. Puisi yang sudah
dipaparkan tersebut memiliki ciri fitrah manusia dan komunikasi transendental yang memiliki
hubungan dengan Tuhan yang Maha Esa.
E. SARAN
1. Peneliti lainnya, semoga hasil penelitian ini dalam menjadi referensi bagi para pembaca
agar lebih mudah memahami tentang epistemologi komunikasi.
F. PENUTUP
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala nikmat dan karunia-Nya yang
diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Sholawat
serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah memberikan.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih banyak
kesalahan dalam penulisan atau penyusunannya. Kritik dan saran sangat membantu dalam
proses penyusunan makalah selanjutnya. Oleh karena itu, penulis membuka ruang untuk
semua pembaca untuk mengutarakan kritik dan sarannya.
DAFTAR PUSTAKA
Wachid B.S., Abdul., dan Heru Kurniawan. 2019. Kemahiran Berbahasa Indonesia.
Yogyakarta: Cintabuku.