Logistics Materi Utk Foreman
Logistics Materi Utk Foreman
Logistics Materi Utk Foreman
MATERIAL MANAGEMENT
Procurement Department:
Sourcing Supplier
Negosiasi untuk mendapatkan kondisi terbaik
Melakukan order ke supplier atas permintaan
User
WHD Department:
Inventory Management
Melakukan Forecasting Stock
Storage, Receiving, & issuing inventory
Recording transaction
Stock Accuracy Control
Customer Logistics:
1. User (Plant, Eng, Opr, Safety, PGA, Finance)
2. Owner
Customer Wants:
1. User
Efektif
Availability Tinggi
2. Owner
Efisien
Low Cost
Controllable Cost
Mengelola & menyediakan spare parts & barang-
barang yang dibutuhkan oleh User
Membantu mendistribusikan spare parts &
barang-2 ke Jobsite lain yang membutuhkan,
atau ke Supplier untuk kebutuhan reparasi.
Mencatat seluruh data transaksi permintaan,
pemesanan, dan pengeluaran barang yang
terjadi di jobsite setempat, untuk selanjutnya
dianalisa sebagai dasar pengadaan stock
User Logistics adalah seluruh departemen yang
membutuhkan barang atau jasa selama aktivitas
operasional di jobsite, meliputi: Engineering,
Produksi, Plant, Safety, Finance, PGA, IT.
Plant:
Spare Parts utk Unit, Tabung Bertekanan, oli & grease, barang
umum
Produksi:
Ban, Solar, barang umum
Engineering
Blasting Materials, Blasting Supports, Accessories & consumable
parts Drilling Machine, barang umum
Safety
APD, Barang umum
Finance
Barang umum
PGA
Seragam, barang umum
IT
IT supplies, barang umum
Membuat dok Meminta
Ada kebutuhan
permintaan persetujuan
Kembali ke
user
Tdk OK
Serahkan
barang Logs Serahkan
Cek dokumen ke
Dok Logistics
OK/ lengkap
Blasting Materials
Menggunakan form planning, dan GR
GR diterbitkan oleh Operation HO
Blasting Support & Accessories
Menggunakan dokumen GR
Diajukan oleh Engineering
Ban
Menggunakan dokumen GR
Diajukan oleh Produksi
APD
Menggunakan dokumen GR
Diajukan oleh Safety berdasar kebutuhan user.
Seragam
Menggunakan dokumen GR
Diajukan oleh PGA berdasar kebutuhan user
IT supplies
Menggunakan dokumen GR
Diajukan oleh IT berdasar kebutuhan user
Barang Umum
Menggunakan dokumen GR
Diajukan oleh masing-2 Departemen User.
Solar
Diajukan menggunakan form planning dari Produksi.
Dokumen permintaan dari user dianggap sah dan
dapat dilayani apabila:
Sudah mendapat persetujuan, tandatangan dari Kabag
Dept User
P/N, nama barang, kuantitas, & status permintaan
sudah benar.
Departemen atau user atau unit yang akan
menggunakan dicantumkan.
Khusus permintaan spare parts harus disetujui dan
ditandatangani juga oleh Cost Controller Plant.
* Logistics akan mencatat tanggal dan waktu
dokumen permintaan dari user diterima di
Warehouse.
* Dokumen yg tidak lengkap akan dikembalikan ke
user untuk diperbaiki atau dilengkapi.
Status permintaan pada GR & SRO:
❑ Break Down /Top Urgent
❑ Backlog /Urgent
❑ Normal/Stock
Status permintaan pada GR:
❑ Top Urgent
❑ Urgent
❑ Normal
❑ Stock
2. Urgent
a. Spare parts dibutuhkan untuk proses perbaikan dan pemasangan dalam
rentang waktu 2 s.d 5 hari.
b. PO harus terbit dalam waktu 1x24 jam (hari kerja), sejak PR diterima
di HO.
c. User mengharapkan Parts dapat disupply/ tersedia dalam waktu 3 s.d 5
hari.
3. Normal
a. Spare parts dibutuhkan untuk proses perbaikan dalam rentang
waktu 6 s.d 20 hari.
b. PO harus terbit dalam waktu 3x24 jam (hari kerja), sejak PR
diterima di HO.
c. User mengharapkan Parts dapat disupply/ tersedia dalam waktu
10 s.d 15 hari.
4. Stock
a. Adalah status untuk persediaan untuk antisipasi kebutuhan
barang-2 consumable atau barang-2 yang diprediksi untuk
diganti. Bisa digunakan oleh user, sekadar rekomendasi,
keputusan ada di logistik. Logistic berkewajiban mendiskusikan
order stock ini dengan pihak user untuk meminta pertimbangan.
b. Stock hanya boleh diterbitkan dengan General Request (GR).
Tidak boleh dengan SRO.
c. Proses penerbitan PO maksimal 5 hari sejak PR diterima di HO.
Down Status/Unit Status, berfungsi sebagai remarks yang
menunjukkan kondisi unit yang membutuhkan:
3. RUNNING,
adalah kondisi permintaan Parts saat unit masih dalam kondisi
beroperasi, misal hasil inspeksi atau backlog
Pengambilan barang ke Warehouse harus
menunjukkan dokumen permintaan yang sah.
Barang diambil ke Warehouse BUMA, dan tidak
boleh mengambil langsung ke Supplier.
Personil user yg berhak mengambil ke Warehouse
adalah personil dengan status karyawan tetap
dengan minimal level G2.
Barang keluar harus disertai dengan SKB (surat
keluar Barang) atau SKO (surat keluar oli) khusus
untuk oli.
User penerima barang wajib mencantumkan
nama, tandatangan, tanggal, dan waktu
pengambilan barang di SKB atau SKO.
Pemesanan untuk pembelian dilakukan oleh
Logistics, berdasarkan:
Permintaan dari user
Hasil analisa inventory – stock replenishment
Pemesanan diajukan ke Purchasing HO dengan
menggunakan dokumen PR (Purchase Requisition)
PR dianggap sah apabila:
Sudah mendapat persetujuan, tandatangan dari Kabag
Logistics & Project Manager
P/N, nama barang, kuantitas, & status permintaan
sudah benar.
Departemen atau user atau unit yang akan
menggunakan dicantumkan (khusus permintaan non
stock)
Stock Order (Permintaan Normal) Permintaan Back Order atau
• permintaan yang sifatnya Periodic Emergency Order
Maintenance (PM), sedangkan Backlog • Permintaan atas barang dimana kondisi
adalah permintaan yang sifatnya stok di Warehouse sudah habis
preventif atau yang bisa diprediksi kapan
pergantian barang dilakukan
SeaFreight AirFreight
Biaya yang dikeluarkan relatif murah Biaya yang dikeluarkan relatif mahal
TUNAI
KREDIT/ TEMPO
KONSINYASI / CONSIGNMENT
Konsinyasi Parts UT:
Plant mengajukan permintaan dengan SRO
Berdasar SRO, Logistics membuat PR untuk pengajuan
pembelian
PR dikirim ke Purchasing HO
Jika disetujui, Purchasing HO terbitkan PO dan PO
dikirim kembali ke Jobsite
Berdasar PO dari HO, Logistics mengambil barang ke
Gudang Konsinyasi.
Barang yang sudah diterima Logistics kemudian
diserahkan ke Plant dengan disertai SKB
Pada kondisi unit Breakdown & membutuhkan parts
segera, pengambilan oleh Logistik ke Gudang
Konsinyasi dapat dilakukan dulu dengan PR.
Konsinyasi Hose UT - Parker:
Plant mengajukan permintaan dengan SRO
P/N yang digunakan untuk order adalah P/N hose
dengan akhiran –PAR misal: 001337-150-PAR
Berdasar SRO, Logistics membuat PR untuk pengajuan
pembelian
PR disampaikan ke Gudang Konsinyasi untuk
pengambilan Hose
Hose diserahkan ke Logistics BUMA & selanjutnya oleh
Logistics diserahkan ke Plant
PR dikirim ke Purchasing HO
Jika disetujui, Purchasing HO terbitkan PO dan PO
dikirim kembali ke Jobsite
Berdasar PO dari HO, Logistics mengambil barang ke
Gudang Konsinyasi.
Kesepakatan Konsinyasi Hose Parker
UT sebagai supplier hose Parker mempunyai
kewajiban untuk menyediakan kebutuhan Hydraulic
Hose seluruh unit BUMA dengan hose Parker.
Jika pada kondisi ada kebutuhan, UT tidak tersedia
hose Parker maka UT wajib mensupply dengan hose
Genuine, terutama untuk unit-2 yang didistribusi oleh
UT.
Pengecualian dituangkan pada surat resmi dari UT
(service news) yang menyatakan hose tertentu tidak
dapat /tidak direkomendasikan untuk menggunakan
hose Parker.
UT memberikan jaminan:
Availability 99% untuk unit Mainfleet dan 95% unit support
Warranty selama maksimal 7.000HM
BOM (bill of material)
Adalah rumusan standar atas material-2 untuk membuat
satu Hose Assy, yang biasanya terdiri dari hose, sepasang
fitting, dan tambahan aksesoris seperti spring guard dan
o-ring.
Setiap p/n parker selalu mengandung BOM sebagai dasar
kita melakukan pengecekan atas material hose yg akan
kita beli
Down Grade
Ini terjadi saat Gudang Konsinyasi tidak tersedia hose
sesuai BOM, dan harus dibuatkan hose yang
spesifikasinya di bawah standar yg dirumuskan pada BOM
Downgrade tidak diperbolehkan karena aspek safety &
operasional.
Jika supplier tetap supply karena kondisi mendesak
maka transaksi ini dianggap free of charge.
Upgrade
Ini terjadi saat Gudang Konsinyasi tidak tersedia
hose sesuai BOM, dan harus dibuatkan hose yang
spesifikasinya di atas standar yg dirumuskan pada
BOM
Downgrade diperbolehkan sepanjang sudah
dianalisa dari segi teknis dan safety dari Plant
dan dinyatakan layak
Supply upgrade material secara komersial akan
di-charge sesuai BOM
SRO dan PR untuk permintaan Upgrade
menggunakan SRO dan PR sesuai BOM tanpa
harus melakukan revisi.
Modifikasi
Ini terjadi saat Gudang Konsinyasi tidak tersedia hose
sesuai BOM, dan harus dibuatkan hose yang sebagian
materialnya (biasanya fitting) menggunakan material
bekas dengan melakukan pengelasan/penyambungan
material.
Modifikasi diperbolehkan sepanjang sudah dianalisa
dari segi teknis dan safety dari Plant dan dinyatakan
layak
Supply upgrade material secara komersial akan di-
charge sesuai material yang kita ambil dan gunakan
SRO dan PR untuk permintaan Modifikasi
menggunakan SRO dan PR baru dengan menggunakan
p/n dengan akhiran –MOD, misal: 001337-150-MOD
Hose Lokal
Ini terjadi saat Gudang Konsinyasi tidak tersedia
hose sesuai BOM, Upgrade, Modifikasi, dan
genuine, sehingga BUMA harus mencari dari
sumber lain untuk menekan downtime unit
SRO dan PR untuk permintaan hose lokal
menggunakan SRO dan PR baru dengan
menggunakan p/n dengan akhiran –LOC, misal:
001337-150-LOC
Kabag Plant di Site ttp tidak ditempat:
Permintaan dengan SRO dapat diajukan dulu
menggunakan approval dari Cost Controller Plant
Paling lambat 2 x 24 jam sejak barang keluar, Kabag
Plant wajib menandatangani SRO yang sementara
ditandatangan oleh Cost Controller.
Kabag Plant Di luar Site:
SRO diajukan dengan persetujuan dari personil yang
ditunjuk oleh Kabag Plant sesuai surat penunjukkan.
Specimen tandatangan personil-2 yg ditunjuk,
personil pengambil barang, & personil-2 yg
berwenang mengambil barang ke Logistics harus
diberikan ke Logistics.
System Down & P/N belum teregister di sistem:
Permintaan menggunakan SRO/GR manual
Permintaan pemesanan diajukan dengan PR manual
Data permintaan harus dibuatkan SRO/GR/ PR dari
sistem jika sistem sudah live kembali.