Makalah Lembar Kerja Siswa
Makalah Lembar Kerja Siswa
Makalah Lembar Kerja Siswa
Dosen Pengampuh:
Di Susun Oleh;
Kelompok 2
Kelas Matematika 5B
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat serta
hidayah-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar,
dengan dosen pengampu bapak Isradil Mustamin, S.Pd., M.Pd. yang membahas
Kami berharap, makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini
dapat menambah wawasan kita mengenai bahan ajar Lembar kerja Siswa khususnya bagi kami.
Kami meminta maaf jika ada didalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun kami harapkan untuk kesempurnaan
makalah ini dan tugas berikutnya. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. Latar Belakang...............................................................................................….1.2
B. Rumusan Masalah............................................................................................... 2
C. Tujuan ................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3
A. Pengertian Lembar kerja siswa…......................................................................3,4
B. Fungsi Tujuan dan manfaat LKS……….…………………………………………………………….4
C. Kriteria LKS…………………………………………………………………………………………………6,7
D. Langkah Langkah penyusunan LKS……….………………………………………………..……8,9
E. Unsur unsur dan media pembelajaran……..………………………………………………….10
BAB III PENUTUP ........................................................................................................11
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................12,13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang mengandung unsur stimulus kepada si komunikan (penerima pesan). Hal ini
akan menarik perhatian, pikiran dan perasaan. Bahkan dalam hal - hal tertentu media
Namun perlu diingat bahwa peranan media tidak akan terlihat apabila
dirumuskan. Karena itu, tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan
Seorang guru harus pandai memilih media mana yang lebih baik dan tepat
digunakan untuk menyampaikan pesan karena media memiliki ciri atau sifat tertentu
yang hanya efektif dan efisien untuk dipergunakan bagi penyampaian suatu pesan
tertentu pula. Bukan hanya dalam pemilihan, guru juga dihadapi dengan pengadaan
serta pendayagunaan secara efektif media pengajaran, baik dalam proses kurikulum
(Wardhana, 2010).
program linear di kelas XII SMA yang valid menurut ahli serta
para ahli. Validasi dilakukan oleh dua ahli materi, ahli desain
1
media pembelajaran dan desain POE (Predict, Observe, Explain)
XII IPA 3 di SMA Negeri 5 Kota Jambi dengan melihat hasil ulangan
siswa dan nilai KKM di sekolah. Dari hasil analisis yang dilakukan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
LKS merupakan salah satu bahan ajar seperti handout, modul, buku, foto, atau gambar yang umum
dipergunakan disekolah. LKS dapat dikembangkan oleh guru sebagai fasilitator dalam kegiatan
pembelajaran. Lembar kerja siswa (LKS) merupakan lembaran-lembaran yang berisi tugas-tugas yang
harus dikerjakan oleh oleh peserta didik. Lembar kerja siswa biasanya berupa petunjuk, langkah-
langkah untuk mengerjakan dan menyelesaikan suatu tugas yang diberikan oleh guru.
Lembar Kerja siswa (LKS) juga merupakan media pembelajaran berupa lembaran-lembaran tugas
kegiatan siswa yang sesuai dengan SK-KD dan berisi informasi dan petunjuk dalam penyelesaian tugas
baik secara mandiri ataupun kelompok. Menurut Suyitno LKS merupakan salah satu alternatif
pembelajaran yang tepat bagi peserta didik karena LKS membantu peserta didik untuk menambah
informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.
Menurut sugiyono lembar kegiatan peserta didik (LKPD) atau dalam kata lain lembar kerja siswa (LKS)
atau worksheet merupakan suatu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk mendukung
proses belajar. Siswa baik secara individual ataupun kelompok dapat membangun sendiri
pengetahuan mereka dengan berbagai sumber belajar. Guru lebih berperan sebagai fasilitator, dan
salah satu tugas guru adalah menyediakan perangkat pembelajaran (termasuk LKPD) yang sesuai
dengan kebutuhan.
Untuk itu Kesuksesan kegiatan didalam proses pembelajaran sangat bergantung pada kualitas dari
beberapa faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Salah satu faktor eksternal yaitu sumber
belajar atau bahan ajar. Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/
instructor untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Lestari mengungkapkan
bahwa Bahan ajar adalah sarana atau alat pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan,
dan cara mengevaluasi pembelajaran yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka
mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi dengan segala kompleksitasnya.
Bahan ajar bisa berupa bahan tertulis maupun tidak tertulis.
Menurut Hendro Darmodjo dan Jenny R. E. Kaligis (1992 : 40), LKS atau
Lembar Kerja Siswa merupakan sarana pembelajaran yang dapat digunakan guru
dalam meningkatkan keterlibatan atau aktivitas siswa dalam proses belajar-mengajar. Pada umumnya,
LKS berisi petunjuk praktikum, percobaan yang bisa dilakukan dirumah, materi untuk diskusi, Teka
Teki Silang, tugas portofolio, dan soal-soal latihan, maupun segala bentuk petunjuk yang mampu
mengajak siswa beraktivitas dalam proses pembelajaran.
LKS sebagai jenis hand out yang dimaksudkan untuk membantu siswa belajar secara terarah (guided
discovery activities). Hal ini berarti melalui LKS siswa dapat melakukan aktivitis sekaligus memperoleh
semacam ringkasan dari materi yang menjadi dasar aktivitas tersebut.
3
Depdiknas (2005) menjelaskan bahwa lembar kegiatan siswa adalah lembaran-lembaran yang berisi
tugas yang biasanya berupa petunjuk atau langkah-langkah untuk menyelesaikan tugas yang harus
dikerjakan siswa dan merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan
keterlibatan siswa atau aktivitas dalam proses belajar mengajar. Biasanya petunjuk ini memudahkan
guru memberikan pengarahan kepada siswa apa yang harus dikerjakannya.
Dari uraian di atas dapat diseimpulkan bahwa Lembar Kerja Siswa adalah suatu alat untuk
memudahkan guru maupun siswa dalam mengerjakan tugas-tugas suatu pokok bahasan berisi
informasi pendukung, latihan-latihan yang harus dikerjakan oleh siswa dalam suatu konsep pokok
bahasan yang terdapat dalam kurikulum yang disusun guru.
Fungsi LKS yaitu sebagai panduan atau petunjuk bagi siswa sehingga siswa dapat melakukan
pengamatan dan penemuan, selain itu LKS juga membuat siswa untuk lebih berfikir kritis. Fungsi
tersebut sesuai dengan pendapat dari Suyanto , (2006:34) yang mengatakan bahwa LKS memiliki
beberapa fungsi sebagai berikut:
a. Sebagai lembar diskusi, di mana LKS berisi sejumlah pertanyaan yang menuntun siswa
melakukan diskusi dalam rangka konseptualisasi. Melalui diskusi tersebut siswa dilatih membaca dan
memaknakan data untuk memperoleh konsep-konsep yang dipelajari.
c. Sebagai wahana untuk melatih siswa berfikir lebih kritis dalam kegiatan belajar mengajar.
d. Meningkatkan minat siswa untuk belajar jika kegiatan belajar yang dipandu melalui LKS lebih
sistematis, berwarna serta bergambar serta menarik perhatian siswa.
Selain fungsi diatas, menurut Syarifuddin dalam fungsi LKS dapat ditinjau dari dua segi, yaitu :
a) Sebagai sarana belajar baik di kelas, di ruang praktek, ataupun diluar kelas.
b) Sebagai sarana belajar dimana siswa berpeluang besar untuk mengembangkan kemampuan,
menerapkan pengetahuan, melatih keterampilan dan memproses diri sendiri atau mendapatkan
perolehannya.
Melalui LKS, guru dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar sudah dapat menerapkan
metode pembelajaran siswa dengan kadar belajar secara aktif Guru hanya memberikan instruksi bila
diperlukan oleh siswa.
Interfensi yang diberikan oleh guru bukan dalam bentuk jawaban atas pertanyaan siswa, melainkan
berupa panduan bagi siswa untuk memecahkan masalah.
4
Menurut tim instruktur PKG dalam Sudiati (2003 : 11-12), tujuan Lembar Kerja Siswa (LKS), antara lain:
Sebagai alternatif guru untuk mengarahkan pengajaran atau memperkenalkan suatu kegiatan
tertentu.
Dapat mengoptimalkan alat bantu pengajaran yang terbatas karena siswa dapat menggunakan alat
bantu secara bergantian.
Menurut Dewiana (2001:10) LKS dapat digunakan dalam penyajian mata pelajaran secara eksperimen
maupun non- eksperimen, sehingga berdasarkan penggunaan metode dikenal dua jenis LKS, yaitu LKS
eksperimen yang dijadikan pedoman dalam melaksanakan kegiatan eksperimen, dan LKS non-
eksperimen yang dijadikan pedoman dalam memahami konsep atau prinsip tanpa eksperimen. Kedua
macam LKS tersebut dapat mengembangkan keterampilan proses sains siswa.
Menurut tim instruktur PKG dalam Sudiati (2003 : 11-12), tujuan Lembar Kerja Siswa (LKS), antara lain:
Sebagai alternatif guru untuk mengarahkan pengajaran atau memperkenalkan suatu kegiatan
tertentu.
Dapat mengoptimalkan alat bantu pengajaran yang terbatas karena siswa dapat menggunakan alat
bantu secara bergantian.
Menurut Dewiana (2001:10) LKS dapat digunakan dalam penyajian mata pelajaran secara eksperimen
maupun non- eksperimen, sehingga berdasarkan penggunaan metode dikenal dua jenis LKS, yaitu LKS
eksperimen yang dijadikan pedoman dalam melaksanakan kegiatan eksperimen, dan LKS non-
eksperimen yang dijadikan pedoman dalam memahami konsep atau prinsip tanpa eksperimen. Kedua
macam LKS tersebut dapat mengembangkan keterampilan proses sains siswa.
5
3. Kriteria LKS
1. LKS memiliki soal-soal yang harus dikerjakan siswa, dan kegiatan-kegitan seperti percobaan yang
harus siswa lakukan.
3. Materi yang disajikan merupakan rangkuman yang tidak terlalu luas pembahasannya, tetapi sudah
mencakup apa yang akan dikerjakan atau dilakukan oleh siswa.
4. Memiliki komponen-komponen seperti kata pengantar, pendahuluan, daftar isi, dan lain - lain.
Kriteria lembar kerja siswa (LKS) yang baik menurut (Hendro Darmodjo dan Jenny R.E. Kaligis, 1992 :
41-46) dalam penulisan LKS harus memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut:
1) Syarat didaktik
Lembar kerja siswa (LKS) sebagai salah satu bentuk sarana berlangsungnya proses belajar mengajar
haruslah memenuhi persyaratan didaktik, artinya suatu LKS harus mengikuti asas belajar mengajar
yang efektif, yaitu :
a) memperhatikan adanya perbedaan individual, sehingga LKS yang baik itu adalah yang dapat
digunakan baik oleh siswa yang lamban, yang sedang, maupun yang pandai.
b) menekankan pada proses untuk menemukan konsep-konsep sehingga LKS dapat berfungsi
sebagai petunjuk jalan bagi siswa untuk mencari tahu.
d) dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral dan estetika pada diri
siswa.
Jadi sebuah LKS hendaknya memberi kesempatan pada siswa misalnya untuk menulis, menggambar,
berdiskusi dan sebagainya.
2) Syarat konstruksi
Yang dimaksud dengan syarat konstruksi adalah syarat-syarat yang berkenaan dengan :
c) Memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik
e) Tidak mengacu pada buku sumber yang diluar kemampuan keterbacaan peserta didik.
f) Menyediakan ruangan yang cukup untuk memberi keleluasaan peserta didik untuk menulis
maupun menggambarkan pada LKS.
6
g) Menggunakan kalimat yang sederhana dan pendek
h) Lebih banyak menggunakan ilustrasi daripada kata-kata sehingga akan mempermudah peserta
didik dalam menangkap apa yang diisyaratkan LKS.
i) Memiliki tujuan belajar yang jelas serta manfaat dari pelajaran itu sebagai sumber motivasi.
Jadi aspek konstruksi yaitu aspek yang berhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat,
kosakata, tingkat kesukaran, dan kejelasan yang pada haki-katnya harus dapat dimengerti oleh pihak
pema-kai atau siswa.
3) Syarat teknis
Adapun syarat teknis dalam penyusunan LKS yang baik adalah sebagai berikut:
a) Tulisan
(1) Menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin atau huruf romawi.
(2) Menggunakan huruf tebal yang agak besar, bukan huruf biasa yang diberi garis bawah.
(3) Menggunakan tidak lebih dari sepuluh kata dalam satu baris.
(4) Menggunakan bingkai untuk membedakan kalimat perintah dengan jawaban peserta didik.
(5) Mengusahakan agar perbandingan besarnya huruf dengan besarnya gambar serasi.
b) Gambar
Gambar yang baik untuk LKS adalah gambar yang dapat menyatakan pesan/ isi dari gambar tersebut
secara efektif kepada pengguna LKS. Yang lebih penting adalah kejelasan isi atau pesan dari gambar
secara keseluruhan.
c) Penampilan
Penampilan adalah hal yang sangat penting dalam sebuah LKS. Apabila suatu LKS ditampilkan
dengan penuh kata-kata, kemudian ada sederetan pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik,
hal ini akan menimbulkan kesan jenuh sehingga membosankan. Apabila ditampilkan dengan
menggunakan gambarnya saja, itu tidak mungkin karena pesan atau isinya tidak akan sampai. Jadi
yang baik adalah LKS yang memiliki kombinasi antara gambar dan tulisan.
Jadi Aspek teknik yaitu berhubungan dengan tulisan yang harus menggunakan huruf cetak, huruf
tebal yang agak besar untuk topik, dan mengusahakan perbandingan besar huruf dengan gambar
harus serasi, gambar dapat meny-ampaikan pesan secara efektif kepada siswa serta adanya kombinasi
antara gambar dan tulisan, bah-wa tulisan tidak boleh lebih besar dari gambar.
7
4. Langkah langka penyusunan LKS
Untuk itu hendaknya dalam penyusunan atau pembuatan lembar kegiatan siswa (LKS) perlu
memperhatikan langkah-langkah atau tahapan yang baik dan runtut agar dapat menghasilkan bahan
ajar lembar kegiatan siswa yang baik dan tepat diterapkan dalam pembelajaran. Diknas dalam
Prastowo (2012: 212) menjelaskan mengenai tahapan atau langkah-langkah yang baik dalam
menyusun bahan ajar lembar kegiatan siswa (LKS), langkah-langkah tersebut adalah:
1. Analisis Kurikulum
Analisis Kurikulum sangat penting dalam perencanaan pembuatan lembar kegiatan siswa. Guru harus
mampu memilih materi-materi yang akan dan tepat menggunakan bahan ajar lembar kegiatan siswa
(LKS). Hal-hal yang menyangkut kurikulum termasuk perangkat pembelajaran harus diperhatikan
terutama pada materi dan kompetensi yang harus dicapai siswa.
Langkah dalam penyusunan peta kebutuhan LKS ini menentukan kuantitas atau banyaknya LKS yang
diperlukan. Pada tahap ini juga ditentukan urut-urutan LKS agar dapat digunakan secara dengan baik
runtut dan tidak menimbulkan kebingungan. Analisis kurikulum pada langkah sebelumnya sangat
berperan disini, jika analisis kurikulum sudah dilakukan maka penyusunan peta kebutuhan LKS dapat
lebih mudah dilakukan. Termasuk juga didalam penyusunan peta kebutuhan lembar kerja siswa
adalah analisis sumber belajar yang akan digunakan dalam pembelajaran.
Judul LKS biasanya ditentukan dan disesuaikan dengan tiap kompetensi yang akan dicapai. Jika terlalu
besar maka dapat disesuaikan dengan tiap-tiap materi pokok yang diajarkan. Dalam penentuan judul
lembar kegiatan siswa (LKS) ini juga harus menentukan komponen penunjang LKS lainnya seperti
Kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai juga tujuan penggunaan LKS tersebut serta
komponen lainnya.
4. Menulis LKS
Dalam menulis lembar kegiatan siswa (LKS) terdiri dari 4 langkah utama, yaitu:
8
Merumuskan kompetensi dasar. Kompeteensi dapat dirumuska dengan mengacu dari kurikulum yang
dipakai, guru langsung mencantumkan kompetensi yang ada pada kurikulum dan perangkat
pembelajaran ke dalam LKS
Menentukan alat penilaian. Penilaian perlu dilakukan dalam setiap pembelajaran, maka sangat perlu
dalam LKS dicantumkan alat penilaian yang digunakan. Penilaian ditentukan sesuai kebutuhan serta
bentuk dan tujuan dari penggunaan LKS. Perhatikan juga apakah perlu adanya pre-test atau tidak jika
ada tentu harus dicantumkan pada awal pada struktur LKS tersebit nantinya.
Menyusun materi. Penyusunan materi jelas harus dilakukan dengan mengacu pada materi dan hal-hal
apa saja yang harus disampaikan. Materi ditulis diambil dari sumber belajar yang telah ditentukan
sebelumnya. Perlu diperhatikan juga seberapa dalam materi harus dicantumkan dalam LKS, jika
menggunakan sumber belajar lain seperti buku teks pelajaran atau lainnya maka materi yang
dicantumkan dalam LKS dapat secara umum dan informasi tambahan yang tidak terdapat dalam
sumber belajar lain yang digunakan.
Menyusun Struktur LKS. Struktur bahan ajar lembar kegiatan siswa (LKS) harus sangat diperhatikan, ini
berkaitan dengan bagaimana kemudahan dalam menggunakan LKS tersebut nantinya. LKS harus
disusun secara baik, urut, dan tidak menimbulkan kebingungan dalam penggunaannya. Struktur
bahan ajar LKS harus disusus urut yang setidaknya terdiri atas 6 komponen yaitu judul, petunjuk
belajar, kompetensi, informasi pendukung, tugas atau langkah kerja, dan penilaian.
Memang langkah-langkah pembuatan bahan ajar lembar kegiatan siswa diatas tidaklah baku, namun
jika langkah-langkah diatas diterapkan setidaknya bahan ajar LKS yang dihasilkan dapat lebih baik dan
berkualitas. Tahapan penyusunan LKS tersebut sangatlah sederhana dan mudah diterapkan sehingga
guru tentunya tidak perlu kebingungan lagi apa yang harus dilakukan jika mengikuti langkah-langkah
diatas dalam membuat LKS.
Salah satu metode yang dapat diterapkan dengan menggunakan LKS dalam pembelajaran adalah
SQ3R. Guru bisa mempertimbangkan untuk penggunaan metode SQ3R dalam pembelajaran dengan
bahan ajar LKS sehingga pembelajaran dan bahan ajar dapat lebih sesuai dengan fungsi dan tujuan
pembuatan LKS.
9
5. Unsur unsur dan media pembelajaran
Dalam proses pembuatan media pembelajaran sederhana itu harus diperhatikan unsur-unsur desain
tertentu, antara lain:
1. Kesederhanaan
Secara umum kesederhanaan itu mengacu kepada jumlah elemen yang terkandung dalam suatu
visual. Jumlah elemen yang lebih sedikit memindahkan siswa untuk menangkap dan memahami pesan
yang disajikan. Kalimat harus ringkas tetapi padat dan mudah dimengerti.
2. Keterpaduan
Keterpaduan mengacu pada hubungan yang terdapat diantara elemen-elemen visual yang ketika
diamati akan berfungsi secara bersama-sama. Elemen-elemen itu harus saling terkait dan menyatu
sehingga membantu pemahaman pesan dan informasi yang dikandungnya.
3. Penekanan
Konsep yang disajikan memerlukan penekanan terhadap salah satu unsur yang terpenting, dengan
menggunakan ukuran, hubungan-hubungan perspektif warna atau ruang.
4. Keseimbangan
Bentuk yang dipilih sebaiknya menempati ruang penayangan yang memberikan persepsi
keseimbangan meskipun tidak seluruhnya simetris.
5. Bentuk
Bentuk yang aneh dan asing bagi siswa dapat membangkitkan minat dan perhatian. Oleh karena itu,
pemilihan bentuk sebagai unsur visual dalam penyajian pesan perlu diperhatikan.
6. Garis
Garis digunakan untuk menghubungkan unsur-unsur sehingga dapat menuntun perhatian siswa untuk
mempelajari suatu urutan khusus.
7. Tekstur
Tekstur adalah unsur visual yang dapat menimbulkan kesan kasar atau halus yang dapat digunakan
untuk penekanan unsur.
8. Warna
Warna digunakan untuk memberi kesan pemisahan, penekanan, untuk membangun keterpaduan,
mempertinggi tingkat realisme objek, menunjukkan persamaan dan perbedaan, serta menciptakan
respons emosional tertentu.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari semua uraian yang telah dibahas diatas, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah alat untuk memudahkan guru maupun siswa dalam mengerjakan
tugas-tugas yang berisi informasi pendukung sesuai dengan kurikulum yang disusun guru.
2. Komponen penyusunan LKS meliputi : petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, informasi
pendukung, latihan-latihan, lembar kegiatan, dan evaluasi
3. Syarat-syarat dalam menyusun LKS dibagi menjadi 3: pertama, syarat didaktik yakni mengikuti asas-
asas belajar mengajar yang efektif. Kedua, syarat kontruksi yakni berhubungan dengan penggunaan
Bahasa dan ketiga syarat teknis yakni
B. Saran
Makalah ini dibuat agar para pembaca banyak mengetahui mengenai pengembangan lembar kerja
siswa (LKS). Diharapkan makalah ini dapat digunakan dengan sebaik-baiknya.
11
Daftar Pustaka
Asmara Anjar Purba, Agus Dwi Ananto, Nokman Riyanto “ Pengembangan Media Audio Visual
Tentang Pratikum Reaksi Oksidasi Reduksi dan Elektrokimia Sebagai Media Pembelajaran
Mandiri bagi Siswa SMA/MA Kelas XII Semester 1”. Lantanida Journal, Vol. 2, No. 2, 2014
Andriany Liena, Nurhasanah Manurung, Masnadi “ Pemanfaatan Bahan Bekas Sebagai Media
Pembelajaran”.Jurnal Penelitian Kegurua, Vol. 2, No. 1, Januari- Juni 2014.
Anita,Wahyu Adi, dan Sri Sumaryati. Pengembangan Bahan Ajar Akuntansi Materi Jurnal
Penyesuaian Menggunakan Software eXe sebagai Sarana Siswa Belajar Mandiri Kelas XI IPS SMA
Negeri 7 Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 2,
Aryani Farida & Cecil Hiltrimartin, “Jurnal Pendidikan Matematika : Pengembangan LKS Untuk
Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika Kelas VIII Di SMP Negeri 18
Palembang”. Unsri, Vol. 5, No. 2, Juli 2011
Belawati, T. 2003. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka
Darmodjo Hendro dan Jenny R.E. Kaligis. (1992). Pendidikan IPA II. Jakarta
: Depdikbud
E. Andriana, Vitasari, M., Oktarisa, Y., & Damayanti, D. C. (2017, October). PENGEMBANGAN
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KEARIFAN LOKAL PADA MATA PELAJARAN IPA. In
Prosiding Seminar Nasional Inovasi Pendidikan.
Putri Purnama Sari Alvina, Agil Lepiyanto “ Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik
(LKPD) Berbasis Pendekatan Scientific Approach Siswa SMA Kelas X pada Materi Fungi”. Jurnal
Pendidikan BiologI Universitas Muhammadiyah Metro, Vol. 7, No. 1, Mei 2016
Suryobroto. (1986). Mengenal Metode Pengajaran di Sekolah dan Pendekatan Baru dalam
Proses Belajar-Mengajar. Yogyakarta : Amarta
Tim Peneliti Program Pascasarjana. (2001). Pedoman Khusus Pengembangan Sistem Pengujian
Hasil Belajar Berbasis Kemampuan Dasar Siswa SMU. Mata Pelajaran Kimia. Yogyakarta :
Program Pascasarjana UNY
12
Trianto, (2007). Model-model Pembelajaran iInovatif berorientasi kontruktivistik. Prestasi
Pustaka: Jakarta.
Y. Astuti., & Setiawan, B. (2013). Pengembangan lembar kerja siswa (LKS) berbasis pendekatan
inkuiri terbimbing dalam pembelajaran kooperatif pada materi kalor. Jurnal Pendidikan IPA
Indonesia, 2(1).
Kajianteori.com/2014/02/media-pembelajaran-lembar-kegiatan-siswa.htnl?m=1
Eurekapendidikan.com/2015/01/lembar-kegiatan-siswa-LKS.html?m=
13