Makalah Perpajakan Internasional
Makalah Perpajakan Internasional
Makalah Perpajakan Internasional
PERPAJAKAN INTERNASIONAL
Di susun oleh :
JAKARTA 2021
KATA PENGANTAR
Salam Sejahtera,
Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpah berkat perkenan-
Nya sehingga tugas makalah mengenai “Pemajakan Penghasilan Badan Luar Negri
Terkendali” dapat diselesaikan dengan waktu yang tepat.
Tugas ini berisi pembahasan materi tentang PPh Pasal 24 dan 25 dimana didalamnya
menjelaskan tentang pemajakan penghasilan dari luar negeri. Tugasi ini kami kerjakan sebagai
kewajiban dalam menyelesaikan tugas mata kuliah “Perpajakan Internasional”. Tidak lupa
juga kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Rustam Fauzi, SE, M, Ak
sebagai Dosen Pengasuh dalam mata kuliah ini yang telah memberikan bimbingan dan bantuan
sebagai petunjuk pembuatan tugas ini dan semua pihak tanpa terkecuali yang telah membantu
dalam penyusunan tugas ini, baik secara materi maupun moril.
Penyusun
PERPAJAKAN INTERNASIONAL | 2
PERPAJAKAN INTERNASIONAL | 3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................1
Daftar isi.................................................................................................2
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang.............................................................................3
1.2 Rumusan Masalah........................................................................3
Bab II
Pembahasan
2.1 Pengertian Pajak Penghasilan Badan Luar Negeri
A. PPh 24 dan PPh 25..................................................................5
B. Kredit Pajak Luar Negeri (KPLN)..........................................6
C. Cara mencari Pajak Penghasilan Pasal 24...............................6
D. Penggabungan Penghasilan.....................................................7
E. Pengurangan Angsuran PPh Pasal 25......................................9
F. Penentuan Sumber Penghasilan...............................................9
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan..................................................................................10
Daftar Pustaka.......................................................................................11
PERPAJAKAN INTERNASIONAL | 4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pajak Penghasilan Pasal 24 Adalah Pajak yang dipungut di luar negeri atas penghasilan
wajib pajak di luar negeri.Pajak yang dibayar di luar negeri atas penghasilan luar negeri yang
diperoleh wajib pajak dalam negeri (WPDN) boleh dikreditkan dengan pajak yang terutang
dalam tahun pajak yang sama, sebesar pajak yang dibayarkan diluar negeri tersebut tetapi tidak
boleh melebihi penghitungan pajak yang terutang berdasarkan UU No. 10 Tahun 1994. Untuk itu
harus dicari batas maksimum kredit pajak luar negeri (KPLN).
Pengertian PPh Pasal 25 adalah Pajak Penghasilan (disingkat PPh) dikenakan terhadap
Wajib Pajak dalam satu periode tertentu yang dinamakan tahun pajak. Berdasarkan hal ini, maka
perhitungan dan penghitungan PPh dilakukan setahun sekali yang dituangkan dalam SPT
Tahunan. Nah, karena penghitungan PPh dilakukan setahun sekali, maka penghitungan ini harus
dilakukan setelah satu tahun tersebut berakhir agar semua data penghasilan dalam satu tahun
sudah diketahui. Untuk perusahaan, tentu saja data penghasilan ini harus menunggu laporan
keuangan selesai dibuat.
1.2Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pajak Penghasilan Luar Negeri menurut Pasal 24 dan Pasal 25?
2. Bagaimana Cara mencari pajak penghasilan Pasal 24 yang dapat dikreditkan di dalam
negeri?
3. Apa Batas maksimum kredit pajak luar negeri (KPLN)?
4. Bagaimana cara pengurangan angsuran PPh Pasal 25?
PERPAJAKAN INTERNASIONAL | 5
BAB II
PEMBAHASAN
B. Kredit pajak luar negeri (KPLN) diambil yang terendah dari ketiga
unsur berikut
3) Jumlah PPh terutang untuk seluruh penghasilan kena pajak, dalam hal
penghasilan kena pajaknya lebih kecil dari penghasilan luar negerinya.
Catatan :
1) Jika Pajak Penghasilan Luar Negeri yang diminta untuk dikreditkan itu ternyata
dikembalikan maka jumlah pajak yang terutang menurut undang-undang ini harus
ditambah dengan jumlah tersebut pada tahun pengembalian tersebut dilakukan.
2) Jika Penghasilan Luar Negeri berasal dari beberapa negara maka jumlah
maksimum KPLN dihitung untuk masing-masing negara.
PERPAJAKAN INTERNASIONAL | 6
3) Untuk kerugian yang diderita di luar negeri tidak diperhitungkan dalam
menghitung penghasilan kena pajak. Penghasilan dari Luar Negeri untuk tahun-
tahun berikutnya dapat dikompensasikan dengan kerugiaan tersebut.
4) Dalam hal pajak dibayarkan di luar negeri lebih besar dari kredit pajak yang
diperkenankan (PPh Pasal 24), maka kelebihan tersebut tidak dapat :
- Diminta Kembali
- Di Kompensasikan
- Sebagai Pengurang Penghasilan.
1) Cari Penghasilan Kena Pajak (PKP) PKP = PNDN(Penghasilan Netto Dalam Negeri)
+ PNLN (Penghasilan Netto Luar Negeri)
Catatan :
Jika DN (Dalam Negeri) rugi diperhitungkan sebagai pengurang dalam menghitung PKP
Jika LN (Luar Negeri) rugi tidak diperhitungkan sebagai pengurang dalam menghitung
PKP (diabaikan)
2) Cari Pajak Penghasilan Terutang (PPh Terutang) Dari Penghasilan Kena Pajak (PKP)
3) Cari Pajak yang telah dibayar di Luar Negeri (%Pjk yang dikenakan di Luar Negeri x
Besarnya penghasilan di Luar Negeri)
5) Bandingkan antara Pajak yang telah dibayar di Luar Negeri (poin 3) dengan kredit
Pajak Luar Negeri (poin 4), lalu pilih yang terendah.
6) Jumlahkan poin 5 untuk mencari besarnya PPh Pasal 24 yang dapat dikreditkan.
Contoh Kasus
PT. Seventeen yang berlokasi di Jakarta, selama tahun 2009memperoleh penghasilan baik
dari usahanya dari dalam negeri ataupun beberapa cabangnya yang berada di luar negeri.
Penghasilan Netto dari dalam negeri Rp 150.000.000.000 sedangkan usahanya di luar
negeri, seperti Jepang memperoleh penghasilan Rp 300.000.000 dan di Korea
memperoleh penghasilan Rp 400.000.000 sedangkan di China mengalami rugi Rp
100.000.000. Pajak yang telah dibayar diluar negeri sebesar 25% untuk Jepang, 30%
PERPAJAKAN INTERNASIONAL | 7
untuk Korea dan 20% untuk China. Berapa PPh Pasal 24 yang diperkenankan untuk
dikreditkan dengan pajak penghasilan yang harus dibayar di dalam negeri?
5) PPh Pasal 24 yang dapat dikreditkan di Indonesia atas penghasilan di Jepang sebesar :
Rp 75.000.000 (Pilih yang terendah)
PPh Pasal 24 yang dapat dikreditkan di Indonesia atas penghasilan di Korea sebesar :
Rp 112.000.000 (Pilih yang terendah)
D. PENGGABUNGAN PENGHASILAN
Untuk menghitung pajak penghasilan yang terutang atas seluruh penghasilan yang diterima
atau diperoleh wajib pajak dalam negeri, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri,
maka seluruh penghasilan wajib pajak tersebut digabungkan
Penggabungan penghasilan yang berasal dari luar negeri dilakukan sebagai berikut :
1. Untuk penghasilan dari usaha, yang dilakukan dalam tahun pajak diperolehnya
penghasilan tersebut
2. Untuk penghasilan lainnya yang dilakukan dalam tahun pajak diterimanya penghasilan
tersebut
PERPAJAKAN INTERNASIONAL | 8
3. Untuk penghasilan berupa deviden yang diperoleh wajib pajak dalam negeri atas
penyertaan modal sekurang-kurangnya 50% dari jumlah saham yang disetor, atau secara
bersama-sama dengan wajar dalam negeri lainnya sekurang-kurangnya sebesar 50% dari
jumlah saham yang disetor pada badan usaha di luar negeri sahamnya tidak
diperdagangkan di bursa efek, dilakukan dalam tahun pajak pada saat perolehan deviden
tersebut.
Contoh :
PT. LOLA di Madiun dalam tahun pajak 1997 menerima dan memperoleh
penghasilan netto dari sumber luar negeri sebagai berikut :
1. Hasil usaha di Singapura dalam tahun pajak 1995 sebesar Rp. 800.000.000
2. Deviden atas pemilikan saham pada "IJB Ltd" di Australia sebesar Rp.
200.000.000 yaitu sebesar dari keuntungan tahun 1992 yang ditetapkan
dalam rapat pemegang saham tahun 1996 dan baru dibayar pada tahun
1997
3. Deviden atas penyertaan saham sebanyak 70% pada "AAM Ltd" di
Hongkong yang sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek sebesar Rp.
75.000.000, yaitu berasal dari keuntungan saham 1996 yang berdasarkan
Keputusan Menteri Keuangan ditetapkan diperoleh pada tahun 1996.
4. Bunga kwartal IV tahun 1995 sebesar Rp. 100.000.000 dari "Iqbal Corpal"
di Kuala Lumpur yang baru akan diterima pada bulan mei tahun 1997.
Penghasilan dari sumber luar negeri yang digabungkan dengan penghasilan dalam
negeri dalam tahun pajak 1996 adalah penghasilan pada huruf a, b, dan c,
sedangkan penghasilan pada huruf d, digabungkan dengan penghasilan dalam
negeri tahun pajak 1997.
PERPAJAKAN INTERNASIONAL | 9
E. Pengurangan Angsuran PPh Pasal 25
Pengurangan angsuran PPh Ps 25 untuk tahun berjalan jika keadaan usaha WP terjadi penurunan
yang menunjukkan PPh terutang untuk tahun pajak berjalan kurang dari 75% dari PPh terutang
yang menjadi dasar perhitungan besarnya angsuran PPh Ps 25
Tatacara :
Permohonan dapat diajukan sesudah 3 bulan atau lebih berjalannya suatu tahun pajak denga
melampirkan besarnya perhitungan Pajak Penghasilan yang akan terutang berdasarkan perkiraan
penghasilan yang akan diterima atau diperoleh dan besarnya PPh Ps 25 untuk bulan-bulan yang
tersisa dari tahun pajak bersangkutan
Dalam menghitung batas jumlah pajak atas penghasilan yang dibayar atau terutang di luar
negeri boleh dikreditkan, perlu diperhatikan penentuan sumber penghasilan sebagai berikut :
1. Penghasilan dari saham dan sekuritas lainnya adalah negara tempat badan yang
menerbitkan saham atau sekuritas tersebut bertempat berkedudukan.
2. Penghasilan berupa bunga, royalti, dan sewa sehubungan dengan penggunaan harga gerak
adalah tempat pihak yang membayar atau dibebani bunga, royalti, atau sewa tersebut
bertempat kedudukan berada
3. Penghasilan berupa imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan adalah
negara tempat pihak yang membayar atau dibebani imbalan tersebut bertempat
kedudukan berada.
4. Penghasilan bentuk usaha tetap adalah negara tempat bentuk usaha tetap tersebut
menjalankan usaha atau melakukan kegiatan.
PERPAJAKAN INTERNASIONAL | 10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pajak Penghasilan Pasal 24 Adalah Pajak yang dipungut di luar negeri atas penghasilan wajib
pajak di luar negeri.Pajak yang dibayar di luar negeri atas penghasilan luar negeri yang
diperoleh wajib pajak dalam negeri (WPDN) boleh dikreditkan dengan pajak yang terutang
dalam tahun pajak yang sama, sebesar pajak yang dibayarkan diluar negeri tersebut tetapi
tidak boleh melebihi penghitungan pajak yang terutang berdasarkan UU No. 10 Tahun 1994.
Untuk itu harus dicari batas maksimum kredit pajak luar negeri (KPLN) dan PPh Pasal
25adalahPajak Penghasilan (disingkat PPh) dikenakan terhadap Wajib Pajak dalam satu
periode tertentu yang dinamakan tahun pajak. Berdasarkan hal ini, maka perhitungan dan
penghitungan PPh dilakukan setahun sekali yang dituangkan dalam SPT Tahunan. Nah,
karena penghitungan PPh dilakukan setahun sekali, maka penghitungan ini harus dilakukan
setelah satu tahun tersebut berakhir agar semua data penghasilan dalam satu tahun sudah
diketahui. Untuk perusahaan, tentu saja data penghasilan ini harus menunggu laporan
keuangan selesai dibuat.
PERPAJAKAN INTERNASIONAL | 11
Daftar Pustaka
http://www.ortax.org/ortax/?mod=studi&page=show&id=10&q=&hlm=1
http://www.pandupajak.org/content/pph25-untuk-wajib-pajak-baru/
http://www.pandupajak.org/content/pph-pasal-24/
http://erwinbpph24.blogspot.com/
PERPAJAKAN INTERNASIONAL | 12