Modul Trainer PLC
Modul Trainer PLC
Modul Trainer PLC
KATA PENGANTAR
Terlebih dahulu kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena
berkat rahmat dan ridho-Nya penyusunan Buku PanduanTrainer PLC Omron
CP1E dapat diselesaikan. Buku panduan ini disusun dalam bentuk MODUL yang
berisi materi – materi dan lembar praktikum untuk mendukung penguasaan
kompetensi tertentu yang ditulis secara sistimatis dan sesuai dengan prinsip
pembelajaran dengan pendekatan kompetensi. MODUL ini ditujukan untuk siswa
tingkat XII yang sangat sesuai dan mudah dipahami oleh siswa secara mandiri.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada seuruh pihak yang telah
membantu dalam penyusunan modul ini baik moril maupun materil. Penulis
menyadari, bahwa modul pembelajaran ini masih banyak kekurangan baik dari segi
isi, bahasa maupun sistimatikanya. Hal ini dikarenakan masih kurangnya
pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.
Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang mendidik dari
pembaca sekalian agar penulisan modul pembelajaran yang selanjutnya menjadi
lebih baik. Akhirnya, semoga modul pembelajaran ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca semua, Amin.
Penulis
1|P age
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul
Kata Pengantar …………………………………………………………………………… 1
Dafrat Isi ……………………………………………………………………………………. 2
2|P age
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E
BAB 1
DASAR – DASAR PLC
Pengertian PLC
PLC ini dirancang untuk menggantikan suatu rangkaian relay sequensial dalam
suatu sistem kontrol. Selain dapat diprogram, alat ini juga dapat dikendalikan, dan
dioperasikan oleh orang yang tidak memiliki pengetahuan di bidang pengoperasian
komputer secara khusus. PLC ini memiliki bahasa pemrograman yang mudah
dipahami dan dapat dioperasikan bila program yang telah dibuat dengan
menggunakan software yang sesuai dengan jenis PLC yang digunakan sudah
dimasukkan.Alat ini bekerja berdasarkan input-input yang ada dan tergantung dari
keadaan pada suatu waktu tertentu yang kemudian akan meng-ON atau meng-
OFF kan output-output. 1 menunjukkan bahwa keadaan yang diharapkan
terpenuhi sedangkan 0 berarti keadaan yang diharapkan tidak terpenuhi. PLC juga
dapat diterapkan untuk pengendalian sistem yang memiliki output banyak. Fungsi
dan kegunaan PLC sangat luas. Dalam prakteknya PLC dapat dibagi secara umum
dan secara khusus.
1. Sekuensial Control. PLC memproses input sinyal biner menjadi output yang
digunakan untuk keperluan pemrosesan teknik secara berurutan
(sekuensial), disini PLC menjaga agar semua step atau langkah dalam
proses sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat.
3|P age
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E
2. Monitoring Plant. PLC secara terus menerus memonitor status suatu sistem
(misalnya temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil
tindakan yang diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol
(misalnya nilai sudah melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut
pada operator.
Dari gambar terlihat bahwa komponen sistem kendali PLC terdiri atas CPU,
peralatan input, peralatan output, peralatan penunjang, dan catu daya. Penjelasan
masing-masing komponen sebagai berikut:
1) CPU
PLC terdiri atas CPU (Central Processing Unit), memori, modul interface input
dan output program kendali disimpan dalam memori program. Program
mengendalikan PLC sehingga saat sinyal input dari peralatan input ON, timbul
respon yang sesuai. Respon ini umumnya meng-ON-kan sinyal output pada
peralatan output. CPU adalah mikroprosesor yang mengkordinasikan kerja sistem
PLC. Ia mengeksekusi program, memproses sinyal input/ output, dan
4|P age
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E
2) Perangkat Input
Peralatan input adalah yang memberikan sinyal kepada PLC dan selanjutnya
PLC memproses sinyal tersebut untuk mengendalikan peralatan output. Peralatan
input itu antara lain:
a) Berbagai jenis saklar, misalnya tombol, saklar togel, saklar batas, saklar
level, saklar tekan, saklar proximity.
b) Berbagai jenis sensor, misalnya sensor cahaya, sensor suhu, sensor level.
c) Rotary encoder
3) Peralatan output
Sistem otomasi tidak lengkap tanpa ada peralatan output yang dikendalikan.
Peralatan output itu misalnya:
a) Kontaktor
b) Motor listrik
c) Lampu
d) Buzer
4) Peralatan Penunjang
Peralatan penunjang adalah peralatan yang digunakan dalam sistem kendali PLC,
tetapi bukan merupakan bagian dari sistem secara nyata. Maksudnya, peralatan
ini digunakan untuk keperluan tertentu yang tidak berkait dengan aktifitas
pegendalian. Peralatan penunjang itu, antara lain :
a) Berbagai jenis alat pemrogram, yaitu komputer, softwarer ladder, konsol
pemprogram, programmable terminal, dan sebagainya.
b) Berbagai software ladder, yaitu: SSS, LSS, Syswin, dan CX Programmer.
c) Berbagai jenis memori luar, yaitu: disket, CD , flash disk.
d) Berbagai alat pencetak dalam sistem komputer, misalnya printer, plotter.
5|P age
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E
5) Catu Daya
PLC adalah sebuah peralatan digital dan setiap peralatan digital membutuhkan
catu daya DC. Catu daya ini dapat dicatu dari luar, atau dari dalam PLC itu sendiri.
PLC tipe modular membutuhkan catu daya dari luar, sedangkan pada PLC tipe
compact catu daya tersedia pada unit.
6|P age
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E
7|P age
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E
8|P age
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E
OFF
0.00 - OFF
0.01 - ON
R
0V
- 10.00 R
Dari daftar I/O diatas maka dapat digambarkan wiring input dan outputnya sebagai
berikut :
ON OFF
R
F N
+ 24VDC
+ 24VDC
- 24VDC
- 24VDC
Pemrograman PLC
a. Unsur-Unsur Program
Program kendali PLC terdiri atas tiga unsur yaitu: alamat, instruksi, dan
operand. Alamat adalah nomor yang menunjukkan lokasi, instruksi, atau data
dalam daerah memori. Instruksi harus disusun secara berurutan dan
menempatkannya dalam alamat yang tepat sehingga seluruh instruksi
dilaksanakan mulai dari alamat terendah hingga alamat tertinggi dalam program.
Instruksi adalah perintah yang harus dilaksanakan PLC. PLC hanya dapat
melaksanakan instruksi yang ditulis menggunakan ejaan yang sesuai. Oleh karena
itu, pembuat program harus memperhatikan tata cara penulisan instruksi. Operand
adalah nilai berupa angka yang ditetapkan sebagai data yang digunakan untuk
suatu instruksi. Operand dapat dimasukkan sebagai konstanta yang menyatakan
nilai angka nyata atau merupakan alamat data dalam memori.
9|P age
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E
b. Bahasa Pemrograman
Program PLC dapat dibuat dengan menggunakan beberapa cara yang disebut
bahasa pemrograman. Bentuk program berbeda-beda sesuai dengan bahasa
pemrograman yang digunakan. Bahasa pemrograman tersebut antara lain:
diagram ladder, kode mneumonik, diagram blok fungsi, dan teks terstruktur.
Beberapa merk PLC hanya mengembangkan program diagram ladder dan kode
mneumonik.
1) Diagram Ladder
Diagram ladder terdiri atas sebuah garis vertikal di sebelah kiri yang disebut
bus bar, dengan garis bercabang ke kanan yang disebut rung. Sepanjang garis
instruksi, ditempatkan kontak-kontak yang mengendalikan mengkon-disikan
instruksi lain di sebelah kanan. Kombinasi logika kontak-kontak ini
menentukan kapan dan bagaimana instruksi di sebelah kanan dieksekusi.
Contoh diagram ladder ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
2) Kode Mnemonik
Kode mneumonik memberikan informasi yang sama persis seperti halnya
diagram ladder. Sesungguhnya, program yang disimpah di dalam memori PLC
dalam bentuk mneumonik, bahkan meskipun program dibuat dalam bentuk
diagram ladder. Oleh karena itu, memahami kode mneumonik itu sangat
penting.
c. Intruksi Pemrograman
Pada dasarnya, tingkat pemahaman pemakai PLC ditentukan oleh seberapa
banyak instruksi yang telah dipahaminya. Oleh karena itu, untuk pemula berikut
ini hanya dijelaskan beberapa instruksi saja. Untuk pendalaman lebih lanjut dapat
mempelajari manual pemrograman yang diterbitkan oleh pemilik merk PLC.
10 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E
1. LD ( LOAD ) 0.00
MNUMONIC :
Perintah ini digunakan untuk mengawali setiap LD 0.00
baris baris program, perhatikan ladder diagram start
disamping.
2. OR 0.00 MNUMONIC :
LD 0.00
Perintah ini digunakan untuk rangkaian yang start
OR 10.00
dismping.
K1
3. AND
Perintah ini digunakan untuk rangkaian yang 0.00 0.01
MNUMONIC :
LD 0.00
bersifat seri, perghatikan ladder diagram AND 0.01
start stop
disamping.
4. NOT
Perintah ini berfungsi untuk membalikkan keadaan
0.00
atau sebagai kontak NC. Perintah NOT tidak dapat MNUMONIC :
LDNOT 0.00
berdiri sendiri melainkan harus digabung dengan
start
perintah lain seperti LD NOT, AND NOT dan lain
sebagaiya. Perhatikan ladder diagram disamping
5. OUT
MNUMONIC :
Perintah ini digunakan untuk mengakhiri baris 0.00 0.01
10.00
LD 0.00
program sekaligus sebagai pengalamatan output, AND 0.01
OUT 10.00
perhatikan ladder diagram disamping. start stop
7. OR LD 0.00 0.01
MNUMONIC :
LD 0.00
Perintah ini digunakan untuk memparalelkan dua AND 0.01
LD 10.00
perintah yang diserikan, perhatikan ladder diagram
start stop
AND 10.01
10.00 10.01 ORLD
dismping.
K1 K2
11 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E
9. TIMER
Perintah ini digunakan untuk memanggil timer
0.00 MNUMONIC :
internal. Timer berfungsi untuk menunda waktu CNT LD 0.00
pengontakkan jumlah timer yang ada tergantung LD 0.01
0002 CNT 0002 #50
dari tipe PLC itu sendiri. Settingan waktu timer 0.01
10. COUNTER
Perintah ini digunakan untuk memanggil counter
internal. Couter berfungsi untuk mencacah 2.00 MNUMONIC : H0.00 MNUMONIC :
0.00 0.01 LD 0.00 0.00 0.01 LD 0.00
inputan yang masuk. Ketika settingan
AND 0.01 AND 0.01
pencacahan terlampaui, maka kontak pada
OUT 2.00 OUT H0.00
counter akan bekerja. Jumlah counter yang ada start stop start stop
tergantung dari tipe PLC itu sendiri. Pada
counter terdapat dua inputan, inputan yang pertama adalah untuk
memasukkan sinyal cacahan, dan input yang kedua adalah untuk mereset
counter. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa penggunaan alamat counter
dan timer dalam satu program tidak boleh sama, perhatikan ladder diagram
diatas.
#50
12 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E
peralatan pemrogram, tetapi bit tidak dapat di paksa set/reset dan SV/PV timer
dan counter tidak dapat diubah.
Komunikasi Host Link adalah komunikasi antara PLC dan komputer yang
didalamnya diinstal software ladder. Komputer dapat disambung ke port
peripheral atau port RS-232C PLC. Port peripheral dapat beroperasi dalam
mode Host Link atau mode peripheral bus. Port RS-232C beroperasi hanya
dalam mode Host Link. Komputer dapat disambung ke port peripheral PLC
dengan adapter RS- 232C: CQM1-CIF02 atau CPM1-CIF01.
13 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E
14 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E
BAB 2
CARA MEMPROGRAM PLC MENGGUNAKAN CX-
PROGRAMMER
2.1 Membuat Ladder Diagram
2. Buat file baru dengan memilih menu file, kemudian pilih new. Maka akan
tampil kotak dialog sebagai berikut :
Sesuaikan type PLC yang akan diprorgam Settig jenis CPU yang digunakan
15 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E
3. Setelah settingan selesai, klik OK. Maka akan tampil lembar kerja CX-
Programmer sebagai berikut :
4. Letakkan symbol – symbol ladder pada baris program sambil mengisi addres /
alamat progranya dan labelnya / comment, seperti terlihat pada gambar berikut
:
5. Setelah alamat dan labelnya di isi, maka akan tampil ladder seperti gambar
dibawah ini :
6. Lakukan hal serupa untuk masing – masing symbol laddernya sesuai dengan
gambar rancangan.
16 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E
2. Ladder yang telah dibuat akan secara otomatis ditransfer ke PLC yang ada pada
memory software CX-Programmer.
3. Lakukan tes program dengan mengaktifkan / menekan input start dengan cara
arahkan kursor ke tombol start, kemudian tekan enter, masukkan
logic 1 untuk menekan dan logic 0 untuk melepas kembali tombol.
4. Untuk mematikan output 1000, tekan input stop dengan arahkan kursor ke
tombol stop, kemudian tekan enter, masukkan logic 1 untuk menekan
dan logic 0 untuk melepas kembali tombol.
5. Perlu diperhatikan, jika akan mengedit / merubah ladder, non aktifkan lagi icon
work online simulatornya dengan cara mengklik satu kali icon tersebut.
1. Buka aplikasi CX-Designer dengan cara double klik icon CX-Designer atau
buka menu file, pilih All program, pilih OMRON, pilih CX-One, pilih CX-
Designer seperti tampak pada gambar. Maka akan tampil lembar kerja CX-
Designer seperti terlihat pada gambar.
17 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E
2. Buat file baru dengan cara klik menu file, pilih New seperti tampak pada
gambar disamping. Maka akan tampil kotak dialog seperti gambar disamping.
Isi kolom File Name dengan nama file, misalkan COBA1, kemudian klik
OK, maka akan tampil lembar kerja CX-Designer ( layar berwarna hitam ).
3. Mulailah dengan membuat gambar input dan output sesuai dengan ladder
diagram yang telah kita buat sebelumnya. Untuk membuat tombol, klik icon
ON/OFF Button pada menu part seperti tampak pada gambar dibawah.
Kemudian arahkan kursor ke lembar kerja, klik kiri dan ditahan, geser ke
sembarang arah dan lepaskan kursor. Maka akan terbentuk gambar push button
seperti tampak pada gambar dibawah.
4. Kemudian sesuaikan alamat push button yang telah kita buat dengan alamat
pada ladder diagram yang telah kita buat dengan cara klik icon setting, maka
akan tampil kotak dialog seperti gambar disamping.
18 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E
5. Isikan alamat pada kolom Number sesuai dengan alamat pada ladder yang telah
kita buat sebelumnya ( tombol start alamat 00), kolom word diisi 0 dan kolom
bit disi 0 kemudian klik OK.
6. Beri nama label pada push button yaitu start dengan cara klik kolom text
dan ketik nama labelnya (start) pada kolom label seperti tampak pada gambar
disamping. Maka pada push button yang telah kita buat akan tertulis START.
Lakukan hal yang sama untuk membuat tombol stop.
8. Sesuaikan alamat output tersebut dengan ladder yang telah dibuat ( alamat 100
) dan buat labelnya ( K ). Caranya sama seperti pada pengisian alamat dan label
pada push button yang telah dibahas sebelumnya. Maka hasilnya akan tampak
seperti gambar berikut.
19 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E
9. Setelah semua komponen input dan output selesai digambar pada CX-Designer,
lakukan penyimpanan file dengan cara klik file, pilih save all dan program
siap untuk disimulasikan.
1. Buka kembali ladder yang sebelumnya telah dibuat pada CX-Designer. Klik
icon Start PLC-PT Integrated Simulation seperti tampak pada gambar
berikut.
3. Maka secara otomatis, ladder akan dikoneksikan ke gambar yang telah dibuat
pada CX-Designer.
4. Untuk menampilkan simulasi-
nya, klik icon tes mode
seperti tampak pada gambar
disamping.
20 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E
21 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E
BAB 3
BAGIAN – BAGIAN TRAINER PLC
Trainer PLC ini dapat digunakan untuk praktikum pemrograman PLC dengan input
push button dan detent switch, sedangkan untuk outputnya berupa pilot lamp,
relay, buzzer dan simulsi traffic light. Selain itu, karena modelnya adalah terminasi,
maka untuk input dan outputnya bisa diexpan menggunakan input dan outup luar
seperti sensor, solenoid valve dll. Secara rinci, bagian – bagian trainer dapat
dijelaskan sebagai berikut :
TERMINAL INPUT PUSH BUTTON TERMINAL INPUT PLC
MCB PLC
OUTPUT RELAY
DETENT SWITCH
PILOT LAMP
BUZZER
22 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E
2. MCB
Kepanjangan dari Mini Circuit Breaker yang berfungsi sebagai pengaman
rangkaian dari beban berlebih sekaligus sebagai pembatas arus.
3. PLC
Programmable Logic Control, merupakan peralatan kontrol yang dapat
diprogram.
5. Output Relay
Terpasang 2 buah output relay dengan tegangan kerja 24 VDC yang dapat
digunakan untuk pengontrolan system.
6. Terminal USB
Terminal yang berfungsi untuk saluran transfer program dari PC ke PLC.
7. Traffic Light
Digunakan sebagai simulasi untuk traffic light pada perempatan jalan.
12. Buzzer
Peralatan output yang menghasilkan bunyi.
23 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E
18. Fuse
Digunakan sebagai pengaman rangkaian jika terjadi hubung singkat pada saat
perakitan elektrikalnya.
24 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E
BAB 4
MERAKIT PLC
Dalam merakit sebuah PLC, harus dilakukan dengan hati – hati dan teliti. Karena
kesalahan sekecil apapun dapat menyebabkan rusaknya PLC. Ada beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam merakit sebuah PLC, yaitu :
1. Pastikan PLC terhubung dengan sumber tegangan yang benar sesuai
dengan typenya ( lihat kode terakhir PLC, jika “A” berarti sumber
tegangannya AC 220 V, jika “D” berarti sumber tegangannya DC 24V ).
2. Untuk wiring input harus terpasang ke sumber tegangan 24 VDC.
3. Untuk wiring output dapat dipasang ke sumber tegangan AC ataupun DC
tergantung dari jenis outputnya. Namun perlu diperhatikan bahwa dalam 1
com output tidak boleh menggunakan 2 buah sumber tegangan.
4. Jangan lupa untuk selalu mengecek hubungan pada wiring PLC untuk
memastikan rangkaian PLC nya sudah benar dan aman untuk dinyalakan.
Dalam merakit sebuah PLC, ada berapa istilah yang harus dipahami, yaitu :
1. Com input internal, dalah com yang terdapat pada input PLC itu sendiri.
Terminal com input internal pada sebuah PLC hanya ada satu.
2. Com input eksternal, adalah com yang ada pada komponen input dan
jumlahnya tergantung dari jumlah input yang terpasang.
3. Com output internal, adalah com yang terdapat pada output PLC itu sendiri.
Terminal com output eksternal pada sebuah PLC lebih dari satu tergantung
dari jenis PLC itu sendiri.
4. Com output ekstternal, adalah com yang ada pada komponen output dan
jumlahnya tergantung dari jumlah output yang terpasang.
Perhatikan gambar wiring PLC berikut :
COM INPUT INTERNAL
25 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E
26 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E
27 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E
BAB 5
UJI COBA PROGRAM PLC
Dalam mendesain sebuah program PLC, langkah yang harus dilakukan adalah :
0.00 - OFF
0.01 - ON
R
0V
- 10.00 R
Dari gambr diatas, putar kearah horizontal seperti tampak pada gambar berikut :
R
2
1
R
OFF
ON
0V
+24V
Ubah symbol – simbolnya menjadi symbol ladder diagram, maka ladder diagram
dari rangkaian diatas akan menjadi seperti ini :
28 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E
1. Dalam pemilihan type PLC, pilih type PLC CP1E agar kita dapat melakukan
simulasi.
2. Setelah selesai membuat ladder diagram, klik icon Work Online Simulator,
maka ladder diagram akan seolah olah ditransfer ke PLC.
3. Arahkan kursor ke tombol ON, kemudian tekan enter. Masukkan digit 1
untuk logika menekan tombol, apa yang terjadi pada outputnya?
4. Arahkan kembali kursor ke tombol ON, kemudian tekan enter. Masukkan
digit 0 untuk logika melepas tombol, apa yang terjadi pada outputnya?
5. Arahkan kursor ke tombol stop, kemudian tekan enter. Masukkan digit 1
untuk logika menekan tombol, apa yang terjadi pada outputnya?
6. Arahkan kursor ke tombol stop, kemudian tekan enter. Masukkan digit 0
untuk logika melepas tombol.
Penjelasan program :
1. Ketika input 0.01 (on) ditekan maka output 100.00 akan menyala dan
kontak 100.00 akan tertutup.
2. Ketika input 0.01 (on) dilepas kembali, maka output 100.00 akan tetap
menyala karena arus terkunci oleh kontak 100.00 yang tertutup tertutup.
3. Ketika input 0.02 (off) ditekan maka output 100.00 akan mati karena
arusnya terputus.
29 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E
5. Matikan PLC sesuai dengan prosedur yang sudah dijelaskan pada bab
sebelumnya.
6. Rapihkan kembali alat dan bahan yang sudah digunakan.
Dari deskripsi kerja diatas, terdapat 2 buah tombol ( on dan off ) sebagai input
dan 2 buah lampu sebagai outputnya. Maka table daftar I/O dapat dibuat sebagai
berikut :
Input Output Ketrangan
0.00 - On
0.01 - Off
- 100.00 Lampu 1
- 100.01 Lampu 2
30 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E
31 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E
Dari deskripsi kerja diatas, terdapat 2 buah tombol ( on dan off ) sebagai input
dan 2 buah lampu sebagai outputnya. Maka table daftar I/O dapat dibuat sebagai
berikut :
Input Output Ketrangan
0.00 - On
0.01 - Off
- 100.00 Lampu 1
- 100.01 Lampu 2
32 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E
(lampu 2) akan menyala dan TIM 002 juga akan menyala dan mulai menghitung
waktu (1 detik).
6. Satu detik kemudian setelah TIM 002 menyala, maka kontak NC dari TIM 002
akan terbuka yang menyebabkan TIM 001 akan mati.
7. Dengan matinya TIM 001, maka kontak pada TIM 001 akan kembali seperti
semula yang menyebabkan lampu 1 kembali menyala, lampu 2 kembali mati
dan TIM 002 pun akan mati.
8. Hal ini akan berlangsung secara terus menerus sehingga lampu akan menyala
bergantian ( flip – flop ).
9. Untuk mematikan lampu kita tekan tombol off, maka CNT 000 akan mati dan
kontaknya akan kembali terbuka sehingga lampu mati.
F0
95 97
F1
96 98
F2
Es
1 3 5
S0
K
2 4 6
S1
1 3 5
F1
S2 S3 K K K
2 4 6
U V W A1
BUZZER
K H1 H2 H3
( Merah ) ( Hijau ) ( Kuning )
A2
X Y Z
33 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E
Dari rangkaian kendali diatas dapat dibuat tabel Daftar I/O sebagai berikut :
Input Output Ketrangan
0.00 - F1 (TOR)
0.01 - Es Catatan:
0.02 - S0 Untuk input F1 dan TOR gunakan
0.03 - S1 input Deten switch (DT) pada rainer.
0.04 - S2 Untuk input S0 – S3 gunakan input
0.05 S3 Push Button (PB) pada trainer.
- 100.00 K Untuk output K, gunakan relay.
- 100.01 H1
- 100.02 H2
- 100.03 H3
- 100.04 Buzzer
34 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E
F0
F2
95 97
F1
96 98
1 3 5 1 3 5
K1 K2 Es
2 4 6 2 4 6
S0
1 3 5
F1 K1 S2 K2
S1 K1 K1
2 4 6
U V W
K2 K1
A1 A1
X Y Z
K1 K2 BUZZER
H1 H2 H3
( Merah) ( Hijau) ( Kuning)
RANGKAIAN TENAGA A2 A2
RANGKAIAN KONTROL
35 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E
Dari rangkaian kendali diatas dapat dibuat tabel Daftar I/O sebagai berikut :
Input Output Ketrangan
0.00 - F1 (TOR)
Catatan:
0.01 - Es
0.02 - S0 Untuk input F1 dan TOR gunakan
0.03 - S1 input Deten switch (DT) pada rainer.
0.04 - S2 Untuk input S0 – S2 gunakan input
- 100.00 K1 Push Button (PB) pada trainer.
- 100.01 K2 Untuk K1 dan K2 gunakan relay.
- 100.02 H1
- 100.03 H2
- 100.04 H3
- 100.05 Buzzer
36 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E
5. Saat K1 sedang bekerja, maka K2 tidak dapat bekerja krena kontak dari K1
dalam kondisi terbuka.
6. Untuk mematikan K1, maka kita dapat menekan input 0.02 (S0). Kondisi akan
menjadi seperti semula.
7. Jika input 0.04 (S2) ditekan sesaat, maka output 100.01 (K2) akan menyala dan
kontak dari K2 akan berubah kedudukannya.
8. Karena kontak K2 yang sebelumnya terbuka menjadi tertutup, maka arus akan
terkunci dan output 100.03 (H2/ lampu run) akan menyala.
9. Karena kontak K2 yang sebelumnya tertutup menjadi terbuka, maka arus akan
terputusi dan output 100.01 (H1/ lampu standby) akan mati.
10. Saat K2 sedang bekerja, maka K1 tidak dapat bekerja krena kontak dari K2
dalam kondisi terbuka.
11. Untuk mematikan K2, maka kita dapat menekan input 0.02 (S0). Kondisi akan
menjadi seperti semula.
12. Saat terjadi gangguan, maka input 0.00 (F1) atau input 0.01 (ES) dapat
digunakan untuk mematikan rangkain, output 100.03 (H3) dan 100.04
(Buzzer) akan menyala.
37 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E
F0
95 97
F1
96 98
F3 F4
95 97
F2
96 98
1 3 5 1 3 5
K1 K2 Es
2 4 6 2 4 6
1 3 5 1 3 5
F1 F2 S0 K2
2 4 6 2 4 6
S2
U V W U V W S1 K1 K1 K1
S3 K2
X Y Z X Y Z
A1 A1
RANGKAIAN KONTROL
Dari rangkaian kendali diatas dapat dibuat tabel Daftar I/O sebagai berikut :
Input Output Ketrangan
0.00 - F1 (TOR)
0.01 - Es Catatan:
0.02 - S0 Untuk input F1 dan TOR gunakan
0.03 - S1 input Deten switch (DT) pada rainer.
0.04 - S2 Untuk input S0 – S3 gunakan input
0.05 - S3 Push Button (PB) pada trainer.
- 100.00 K1 Untuk K1 dan K2 gunakan relay.
- 100.01 K2
- 100.02 H1
- 100.03 H2
- 100.04 H3
- 100.05 Buzzer
38 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E
39 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E
Keterangan :
On dan Off menggunakan push button
H1 – M4 menggunakan output traffic light
Untuk setting waktu lampu hijau dan merah adalah 5 detik
Untuk setting waktu lampu kuning adalah 2 detik
40 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E
41 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E
42 | P a g e