Modul Trainer PLC

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 42

MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E

KATA PENGANTAR

Terlebih dahulu kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena
berkat rahmat dan ridho-Nya penyusunan Buku PanduanTrainer PLC Omron
CP1E dapat diselesaikan. Buku panduan ini disusun dalam bentuk MODUL yang
berisi materi – materi dan lembar praktikum untuk mendukung penguasaan
kompetensi tertentu yang ditulis secara sistimatis dan sesuai dengan prinsip
pembelajaran dengan pendekatan kompetensi. MODUL ini ditujukan untuk siswa
tingkat XII yang sangat sesuai dan mudah dipahami oleh siswa secara mandiri.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada seuruh pihak yang telah
membantu dalam penyusunan modul ini baik moril maupun materil. Penulis
menyadari, bahwa modul pembelajaran ini masih banyak kekurangan baik dari segi
isi, bahasa maupun sistimatikanya. Hal ini dikarenakan masih kurangnya
pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.
Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang mendidik dari
pembaca sekalian agar penulisan modul pembelajaran yang selanjutnya menjadi
lebih baik. Akhirnya, semoga modul pembelajaran ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca semua, Amin.

Bekasi, Agutus 2020


ttd

Penulis

1|P age
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E

DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul
Kata Pengantar …………………………………………………………………………… 1
Dafrat Isi ……………………………………………………………………………………. 2

BAB 1 DASAR - DASAR PLC ………………………………………………………….. 3

BAB 2 CARA MEMPROGRAM PLC MENGGUNAKAN CX-PROGRAMMER .. 15


2.1 Membuat ladder diagram ……………………………………………………. 15
2.2 Simulasi program ………………………………………………………………. 17
2.3 Membuat designer menggunakan CX-Designer …………………….. 17
2.4 Menjalankan simulasi CX-Designer ………………………………………. 20

BAB 3 BAGIAN – BAGIAN TRAINER PLC …………………….…………………… 22

BAB 4 MERAKIT PLC ………………………………………………….…………………. 25


4.1 Langkah – langkah merakit pada trainer PLC ………………………… 26
4.2 Langkah – langkah mentransfer program PLC ………………………. 27
4.3 Langkah – langkah menjalankan program PLC ……………………… 27
4.4 Langkah – langkah mematikan PLC ……………………………………… 27

BAB 5 UJI COBA PROGRAM PLC ……………………………………………………. 28


5.1 Program On – Off ………………………………………………………………. 29
5.2 Program on off lampu flip – flop menggunakan timer ……………. 30
5.3 Program menggunakan counter ………………………………………….. 31
5.4 Program star stop kendali motor listrik dari 2 tempat ……………. 33
5.5 Program forward reverse kendali motor listrik ………………………. 35
5.6 Program sequensial kendali 2 buah motor listrik …………………… 38
5.7 Program traffic light perempatan jalan ………………………………… 40

2|P age
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E

BAB 1
DASAR – DASAR PLC

Pengertian PLC

Programmable Logic Controllers (PLC) adalah komputer elektronik yang mudah


digunakan (user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai tipe dan
tingkat kesulitan yang beraneka ragam [2]. Definisi Programmable Logic Controller
menurut Capiel (1982) adalah :sistem elektronik yang beroperasi secara digital dan
didesain untuk pemakaian di lingkungan industri, dimana sistem ini menggunakan
memori yang dapat diprogram untuk penyimpanan secara internal instruksi-
instruksi yang mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan,
perwaktuan, pencacahan dan operasi aritmatik untuk mengontrol mesin atau
proses melalui modul-modul I/O digital maupun analog.

Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :


Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk menyimpan
program yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah fungsi atau
kegunaannya. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara
aritmatik dan logic (ALU), yakni melakukan operasi membandingkan,
menjumlahkan, mengalikan, membagi, mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain
sebagainya. Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan
mengatur proses sehingga menghasilkan output yang diinginkan.

PLC ini dirancang untuk menggantikan suatu rangkaian relay sequensial dalam
suatu sistem kontrol. Selain dapat diprogram, alat ini juga dapat dikendalikan, dan
dioperasikan oleh orang yang tidak memiliki pengetahuan di bidang pengoperasian
komputer secara khusus. PLC ini memiliki bahasa pemrograman yang mudah
dipahami dan dapat dioperasikan bila program yang telah dibuat dengan
menggunakan software yang sesuai dengan jenis PLC yang digunakan sudah
dimasukkan.Alat ini bekerja berdasarkan input-input yang ada dan tergantung dari
keadaan pada suatu waktu tertentu yang kemudian akan meng-ON atau meng-
OFF kan output-output. 1 menunjukkan bahwa keadaan yang diharapkan
terpenuhi sedangkan 0 berarti keadaan yang diharapkan tidak terpenuhi. PLC juga
dapat diterapkan untuk pengendalian sistem yang memiliki output banyak. Fungsi
dan kegunaan PLC sangat luas. Dalam prakteknya PLC dapat dibagi secara umum
dan secara khusus.

Secara umum fungsi PLC adalah sebagai berikut:

1. Sekuensial Control. PLC memproses input sinyal biner menjadi output yang
digunakan untuk keperluan pemrosesan teknik secara berurutan
(sekuensial), disini PLC menjaga agar semua step atau langkah dalam
proses sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat.

3|P age
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E

2. Monitoring Plant. PLC secara terus menerus memonitor status suatu sistem
(misalnya temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil
tindakan yang diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol
(misalnya nilai sudah melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut
pada operator.

Bagian – Bagian PLC


Hingga akhir tahun 1970, sistem otomasi mesin dikendalikan oleh relay
elektromagnet. Dengan semakin meningkatnya perkembangan teknologi, tugas-
tugas pengendalian dibuat dalam bentuk pengendalian terprogram yang dapat
dilakukan antara lain menggunakan PLC. Dengan PLC, sinyal dari berbagai
peralatan luar di-interface sehingga fleksibel dalam mewujudkan sistem kendali.
Disamping itu, kemampuannya dalam komunikasi jaringan memungkinkan
penerapan yang luas dalam berbagai operasi pengendalian sistem. Dalam sistem
otomasi, PLC merupakan Jantung sistem kendali. Dengan program yang disimpan
dalam memori PLC, dalam eksekusinya, PLC dapat memonitor keadaan sistem
melalui sinyal dari peralatan input, kemudian didasarkan atas logika program
menentukan rangkaian aksi pengendalian peralatan output luar.PLC dapat
digunakan untuk mengendalikan tugas-tugas sederhana yang berulang-ulang,
atau diinterkoneksi dengan yang lain menggunakan komputer melalui sejenis
jaringan komunikasi untuk mengintegrasikan pengendalian proses yang kompleks.
Cara kerja sistem kendali PLC dapat dipahami dengan diagram blok seperti
ditunjukkan pada Gambar dibawah:

Dari gambar terlihat bahwa komponen sistem kendali PLC terdiri atas CPU,
peralatan input, peralatan output, peralatan penunjang, dan catu daya. Penjelasan
masing-masing komponen sebagai berikut:

1) CPU
PLC terdiri atas CPU (Central Processing Unit), memori, modul interface input
dan output program kendali disimpan dalam memori program. Program
mengendalikan PLC sehingga saat sinyal input dari peralatan input ON, timbul
respon yang sesuai. Respon ini umumnya meng-ON-kan sinyal output pada
peralatan output. CPU adalah mikroprosesor yang mengkordinasikan kerja sistem
PLC. Ia mengeksekusi program, memproses sinyal input/ output, dan

4|P age
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E

mengkomunikasi-kan dengan peralatan luar. Memori adalah daerah yang


menyimpan sistem operasi dan data pemakai. Sistem operasi sesungguhnya
software sistem yang mengkordinasikan PLC. Program kendali disimpan dalam
memori pemakai. Ada dua jenis memori yaitu: ROM (Read Only Memory) dan RAM
(Random Access Memory). ROM adalah memori yang hanya dapat diprogram
sekali. Penyimpanan program dalam ROM bersifat permanen, maka ia digunakan
untuk menyimpan sistem operasi. Ada memori sejenis ROM, yaitu EPROM
(Erasable Programmable Read Only Memory) yang isinya dapat dihapus dengan
cara menyinari menggunakan sinar ultraviolet dan kemudian diisi program ulang
menggunakan PROM Writer. Interface adalah modul rangkaian yang digunakan
untuk menyesuaikan sinyal pada peralatan luar. Interface input menyesuaikan
sinyal dari peralatan input dengan sinyal yang dibutuhkan untuk operasi sistem.
Interface output menyesuaikan sinyal dari PLC dengan sinyal untuk mengendalikan
peralatan output.

2) Perangkat Input
Peralatan input adalah yang memberikan sinyal kepada PLC dan selanjutnya
PLC memproses sinyal tersebut untuk mengendalikan peralatan output. Peralatan
input itu antara lain:
a) Berbagai jenis saklar, misalnya tombol, saklar togel, saklar batas, saklar
level, saklar tekan, saklar proximity.
b) Berbagai jenis sensor, misalnya sensor cahaya, sensor suhu, sensor level.
c) Rotary encoder

3) Peralatan output
Sistem otomasi tidak lengkap tanpa ada peralatan output yang dikendalikan.
Peralatan output itu misalnya:
a) Kontaktor
b) Motor listrik
c) Lampu
d) Buzer

4) Peralatan Penunjang
Peralatan penunjang adalah peralatan yang digunakan dalam sistem kendali PLC,
tetapi bukan merupakan bagian dari sistem secara nyata. Maksudnya, peralatan
ini digunakan untuk keperluan tertentu yang tidak berkait dengan aktifitas
pegendalian. Peralatan penunjang itu, antara lain :
a) Berbagai jenis alat pemrogram, yaitu komputer, softwarer ladder, konsol
pemprogram, programmable terminal, dan sebagainya.
b) Berbagai software ladder, yaitu: SSS, LSS, Syswin, dan CX Programmer.
c) Berbagai jenis memori luar, yaitu: disket, CD , flash disk.
d) Berbagai alat pencetak dalam sistem komputer, misalnya printer, plotter.

5|P age
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E

5) Catu Daya
PLC adalah sebuah peralatan digital dan setiap peralatan digital membutuhkan
catu daya DC. Catu daya ini dapat dicatu dari luar, atau dari dalam PLC itu sendiri.
PLC tipe modular membutuhkan catu daya dari luar, sedangkan pada PLC tipe
compact catu daya tersedia pada unit.

Komponen Unit PLC


Unit PLC dibuat dalam banyak model/tipe. Pemilihan suatu tipe harus
mempertimbangkan: yang dibedakan menurut:
1) Jenis catu daya
PLC adalah sebuah peralatan elektronik. Dan setiap peralatan elektronik
untuk dapat beroperasi membutuhkan catu daya. Ada dua jenis catu daya untuk
disambungkan ke PLC yaitu AC dan DC.
2) Jumlah terminal input/output
Pertimbangan lain untuk memilih unit PLC adalah jumlah terminal I/O nya.
Jumlah terminal I/O yang tersedia bergantung kepada merk PLC. Misalnya PLC
merk OMRON pada satu unit tersedia terminal I/O sebanyak 10, 20, 30, 40 atau
60. Jumlah terminal I/O ini dapat dikembangkan dengan memasang Unit I/O
Ekspansi sehingga dimungkinkan memiliki 100 I/O. Pada umumnya, jumlah
terminal input dan output megikuti perbandingan tertentu, yaitu 3 : 2. Jadi, PLC
dengan terminal I/O sebanyak 10 memiliki terminal input 6 dan terminal output
4.
3) Tipe rangkaian output
PLC dibuat untuk digunakan dalam berbagai rangkaian kendali. Bergantung
kepada peralatan output yang dikendalikan, tersedia tiga tipe rangkaian output
yaitu: output relay, output transistor singking dan output transistor soucing. Di
bawah ini diberikan tabel yang menunjukkan jenis catu daya, jumlah I/O, dan
tipe rangkaian output.

6|P age
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E

Perbandingan Sistem Kendali Elektromagnet dan PLC


Pada sistem kendali relay elektromagnetik (kontaktor), semua pengawatan
ditempatkan dalam sebuah panel kendali. Dalam beberapa kasus panel kendali
terlalu besar sehingga memakan banyak ruang (tempat). Tiap sambungan dalam
logika relay harus disambung. Jika pengawatan tidak sempurna, maka akan terjadi
kesalahan sistem kendali. Untuk melacak kesalahan ini, perlu waktu cukup lama.
Pada umumnya, kontaktor memiliki jumlah kontak terbatas. Dan jika diperlukan
modifikasi, mesin harus diistirahatkan, dan lagi boleh jadi ruangan tidak tersedia
serta pengawatan harus dilacak untuk mengakomodasi perubahan. Jadi, panel
kendali hanya cocok untuk proses yang sangat khusus. Ia tidak dapat dimodifikasi
menjadi sistem yang baru dengan segera. Dengan kata lain, panel kendali
elektromagnetik tidak fleksibel.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan adanya kelemahan sistem kendali relay
elektromagnetik sebagai berikut:
1) Terlalu banyak pengawatan panel
2) Modifikasi sistem kendali sulit dilakukan
3) Pelacakan gangguan sistem kendali sulit dilakukan
4) Jika terjadi gangguan mesin harus diistirahatkan untuk melacak kesalahan
sistem.
Kesulitan-kesulitan di atas dapat diatasi dengan menggunakan sistem kendali PLC.

7|P age
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E

Keunggulan Sistem Kendali PLC


Sistem kendali PLC memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan sistem
kendali elektromagnetik sebagai berikut:
1) Pengawatan sistem kendali PLC lebih sedikit.
2) Modifikasi sistem kendali dapat dengan mudah dilakukan dengan cara
mengganti program kendali tanpa merubah pengawatan sejauh tidak ada
tambahan peralatan input/output.
3) Tidak diperlukan komponen kendali seperti timer dan hanya diperlukan
sedikit kontaktor sebagai penghubung peralatan output ke sumber tenaga
listrik.
4) Kecepatan operasi sistem kendali PLC sangat cepat sehingga produktivitas
meningkat.
5) Biaya pembangunan sistem kendali PLC lebih murah dalam kasus fungsi
kendalinya sangat rumit dan jumlah peralataninput/outputnya sangat
banyak.
6) Sistem kendali PLC lebih andal
7) Program kendali PLC dapat dicetak dengan cepat

Penerapan Sistem Kendali PLC


Sistem kendali PLC digunakan secara luas dalam berbagai bidang antara lain
untuk mengendalikan:
1) Traffic light
2) Lift
3) Konveyor
4) Sistem pengemasan barang
5) Sistem perakitan peralatan elektronik
6) Sistem pengamanan gedung
7) Robot

Langkah-Langkah Desain Sistem Kendali PLC


Pengendalian sistem kendali PLC harus dilakukan melalui langkah-langkah
sistematik sebagai berikut:
1) Memilih PLC dengan spesifikasi yang sesuai dengan sistem kendali yang
akan dibuat
2) Membuat daftar input dan output
3) Membuat program PLC
4) Menguji coba program
5) Menyambung pengawatan I/O
6) Pengecekan hasil pengawatan I/O
7) Mengubungkan PLC dengan PC menggunakan kabel komunikasi
8) Mentransfer program ke dalam PLC
9) Menjalankan program

8|P age
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E

Membuat wiring input dan output pada PLC


Perhatikan gambar rangkaian berikut :
+24V 1 Dari gambar disamping, dapat dibuat daftar
input dan outputnya sebagai berikut :

OFF

INPUT OUTPUT KETERANGAN


ON R

0.00 - OFF

0.01 - ON
R

0V
- 10.00 R

Dari daftar I/O diatas maka dapat digambarkan wiring input dan outputnya sebagai
berikut :

Wiring input : Wiring Otput :

L1 L2 COM 0.00 0.01 COM 100.00

ON OFF
R
F N

+ 24VDC
+ 24VDC

- 24VDC
- 24VDC

Pemrograman PLC

a. Unsur-Unsur Program
Program kendali PLC terdiri atas tiga unsur yaitu: alamat, instruksi, dan
operand. Alamat adalah nomor yang menunjukkan lokasi, instruksi, atau data
dalam daerah memori. Instruksi harus disusun secara berurutan dan
menempatkannya dalam alamat yang tepat sehingga seluruh instruksi
dilaksanakan mulai dari alamat terendah hingga alamat tertinggi dalam program.
Instruksi adalah perintah yang harus dilaksanakan PLC. PLC hanya dapat
melaksanakan instruksi yang ditulis menggunakan ejaan yang sesuai. Oleh karena
itu, pembuat program harus memperhatikan tata cara penulisan instruksi. Operand
adalah nilai berupa angka yang ditetapkan sebagai data yang digunakan untuk
suatu instruksi. Operand dapat dimasukkan sebagai konstanta yang menyatakan
nilai angka nyata atau merupakan alamat data dalam memori.

9|P age
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E

b. Bahasa Pemrograman
Program PLC dapat dibuat dengan menggunakan beberapa cara yang disebut
bahasa pemrograman. Bentuk program berbeda-beda sesuai dengan bahasa
pemrograman yang digunakan. Bahasa pemrograman tersebut antara lain:
diagram ladder, kode mneumonik, diagram blok fungsi, dan teks terstruktur.
Beberapa merk PLC hanya mengembangkan program diagram ladder dan kode
mneumonik.
1) Diagram Ladder
Diagram ladder terdiri atas sebuah garis vertikal di sebelah kiri yang disebut
bus bar, dengan garis bercabang ke kanan yang disebut rung. Sepanjang garis
instruksi, ditempatkan kontak-kontak yang mengendalikan mengkon-disikan
instruksi lain di sebelah kanan. Kombinasi logika kontak-kontak ini
menentukan kapan dan bagaimana instruksi di sebelah kanan dieksekusi.
Contoh diagram ladder ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Terlihat dari gambar di atas bahwa garis instruksi dapat bercabang


kemudian menyatu kembali. Sepasang garis vertikal disebut kontak (kondisi).
Ada dua kontak, yaitu kontak NO (Normally Open) yang digambar tanpa garis
diagonal dan kontak NC (Normally Closed) yang digambar dengan garis
diagonal. Angka di atas kontak menunjukkan bit operand.

2) Kode Mnemonik
Kode mneumonik memberikan informasi yang sama persis seperti halnya
diagram ladder. Sesungguhnya, program yang disimpah di dalam memori PLC
dalam bentuk mneumonik, bahkan meskipun program dibuat dalam bentuk
diagram ladder. Oleh karena itu, memahami kode mneumonik itu sangat
penting.

c. Intruksi Pemrograman
Pada dasarnya, tingkat pemahaman pemakai PLC ditentukan oleh seberapa
banyak instruksi yang telah dipahaminya. Oleh karena itu, untuk pemula berikut
ini hanya dijelaskan beberapa instruksi saja. Untuk pendalaman lebih lanjut dapat
mempelajari manual pemrograman yang diterbitkan oleh pemilik merk PLC.

10 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E

1. LD ( LOAD ) 0.00
MNUMONIC :
Perintah ini digunakan untuk mengawali setiap LD 0.00
baris baris program, perhatikan ladder diagram start

disamping.

2. OR 0.00 MNUMONIC :
LD 0.00
Perintah ini digunakan untuk rangkaian yang start
OR 10.00

bersifat pararel, perhatikan ladder diagram 10.00

dismping.
K1

3. AND
Perintah ini digunakan untuk rangkaian yang 0.00 0.01
MNUMONIC :
LD 0.00
bersifat seri, perghatikan ladder diagram AND 0.01
start stop
disamping.

4. NOT
Perintah ini berfungsi untuk membalikkan keadaan
0.00
atau sebagai kontak NC. Perintah NOT tidak dapat MNUMONIC :
LDNOT 0.00
berdiri sendiri melainkan harus digabung dengan
start
perintah lain seperti LD NOT, AND NOT dan lain
sebagaiya. Perhatikan ladder diagram disamping

5. OUT
MNUMONIC :
Perintah ini digunakan untuk mengakhiri baris 0.00 0.01
10.00
LD 0.00
program sekaligus sebagai pengalamatan output, AND 0.01
OUT 10.00
perhatikan ladder diagram disamping. start stop

6. AND LD 0.00 0.01


MNUMONIC :
LD 0.00
Perintah ini digunakan untuk mengserikan dua OR 10.00
LD 0.01
perintah yang diparalelkan, perhatikan ladder start stop
OR 10.01
10.00 10.01 ANDLD
diagram dismping.
K1 K2

7. OR LD 0.00 0.01
MNUMONIC :
LD 0.00
Perintah ini digunakan untuk memparalelkan dua AND 0.01
LD 10.00
perintah yang diserikan, perhatikan ladder diagram
start stop
AND 10.01
10.00 10.01 ORLD
dismping.
K1 K2

8. SET & RSET 0.00 MNUMONIC :


Perintah SET digunakan untuk mempertahankan SET LD 0.00
SET 200
agar kondisi selalu ON, sedangkan perintah RSET 200 LD 0.01
RSET 200
digunakan untuk mereset perintah SET, perhatikan 0.01
RSET
ladder diagram disamping. K1 200

11 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E

9. TIMER
Perintah ini digunakan untuk memanggil timer
0.00 MNUMONIC :
internal. Timer berfungsi untuk menunda waktu CNT LD 0.00
pengontakkan jumlah timer yang ada tergantung LD 0.01
0002 CNT 0002 #50
dari tipe PLC itu sendiri. Settingan waktu timer 0.01

pada PLC adalah 100 ms atau 0,1 detik. Yang perlu #5

diperhatikan adalah bahwa penggunaan alamat


timer dan counter dalam satu program tidak boleh sama, perhatikan ladder
diagram disamping.

10. COUNTER
Perintah ini digunakan untuk memanggil counter
internal. Couter berfungsi untuk mencacah 2.00 MNUMONIC : H0.00 MNUMONIC :
0.00 0.01 LD 0.00 0.00 0.01 LD 0.00
inputan yang masuk. Ketika settingan
AND 0.01 AND 0.01
pencacahan terlampaui, maka kontak pada
OUT 2.00 OUT H0.00
counter akan bekerja. Jumlah counter yang ada start stop start stop
tergantung dari tipe PLC itu sendiri. Pada
counter terdapat dua inputan, inputan yang pertama adalah untuk
memasukkan sinyal cacahan, dan input yang kedua adalah untuk mereset
counter. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa penggunaan alamat counter
dan timer dalam satu program tidak boleh sama, perhatikan ladder diagram
diatas.

11. Relay Internal


Pada PLC terdapat fasilitas relay internal yang dapat kita gunakan untuk
keperluan tertentu. Relay internal pada PLC terdidri relay dengan alamat 200
s/d 215, H0.00 – H0.15, perhatikan ladder diagram berikut :
0.00 MNUMONIC :
LD 0.00
TIM
TIM 0001 #50
start 0001

#50

Mode Operasi PLC


Operasi PLC dikategorikan dalam tiga mode yaitu: PROGRAM, MONITOR,
dan RUN. Pilihan mode operasi harus dipilih dengan tepat sesuai dengan aktifitas
dalam sistem kendali PLC. Mode PROGRAM digunakan untuk membuat dan
mengedit program, menghapus memori, atau mengecek kesalahan program. Pada
mode ini, program tidak dapat dieksekusi/dijalankan. Mode MONITOR digunakan
menguji operasi sistem, seperti memonitor status operasi, melaksanakan instruksi
force set dan force reset bit I/O, merubah SV (Set Value) dan PV (Present Value)
timer dan counter, merubah data kata, dan mengedit program online. Mode RUN
digunakan untuk menjalankan program. Status operasi PLC dapat dimonitor dari

12 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E

peralatan pemrogram, tetapi bit tidak dapat di paksa set/reset dan SV/PV timer
dan counter tidak dapat diubah.

Jenis-Jenis Alat Pemrogram


Ada beberapa jenis alat untuk memasukkan program ke dalam PLC yaitu
komputer yang dilengkapi dengan software ladder misalnya SYSWIN Programmer,
CX-Programmer, atau meneggunakan Konsol Pemrogram, dan Programmable
Terminal. Dengan software CX-Programmer, program yang dimasukkan ke dalam
PLC dapat berbentuk diagram ladder atau kode mneumonik, tetapi Konsol
Pemrogram hanya dapat memasukkan program dalam bentuk kode mneumonik.

Sambungan Alat Pemrogram


PLC dapat disambung ke Konsol Pemrogram atau komputer dengan
software ladder seperti CX-Programmer, SSS (Sysmac Support Software), atau
Syswin, dan Programmable Terminal.
1) Sambungan Konsol Pemrogram
Hubungkan Konsol Pemrogram ke
port peripheral PLC. Konsol Pemrogram
tidak dapat disambung ke port RS-232C.
PLC akan otomatis berkomunikasi dengan
Konsol Pemrogram tanpa memandang
metode komunikasi yang dipilih pada
saklar komunikasi PLC.

2) Sambungan Komunikasi Host Link

Komunikasi Host Link adalah komunikasi antara PLC dan komputer yang
didalamnya diinstal software ladder. Komputer dapat disambung ke port
peripheral atau port RS-232C PLC. Port peripheral dapat beroperasi dalam
mode Host Link atau mode peripheral bus. Port RS-232C beroperasi hanya
dalam mode Host Link. Komputer dapat disambung ke port peripheral PLC
dengan adapter RS- 232C: CQM1-CIF02 atau CPM1-CIF01.

13 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E

3) Sambungan Komunikasi NT Link

Komunikasi NT Link adalah komunikasi antara PLC dan Programmable


Terminal. Pada Link NT 1:1, PLC dapat disambung langsung ke Programmable
Terminal yang disambung ke port RS-232C. Ia tidak dapat disambung ke port
peripheral.

14 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E

BAB 2
CARA MEMPROGRAM PLC MENGGUNAKAN CX-
PROGRAMMER
2.1 Membuat Ladder Diagram

1. Buka aplikasi CX-Programmer dengan doube klik icon CX-Programmer,


atau melalui menu start, pilih omron, pilih CX-One, pilih CX-
Programmer. Maka akan tampil lembar kerja CX-Programmer.

2. Buat file baru dengan memilih menu file, kemudian pilih new. Maka akan
tampil kotak dialog sebagai berikut :

Sesuaikan type PLC yang akan diprorgam Settig jenis CPU yang digunakan

15 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E

3. Setelah settingan selesai, klik OK. Maka akan tampil lembar kerja CX-
Programmer sebagai berikut :

4. Letakkan symbol – symbol ladder pada baris program sambil mengisi addres /
alamat progranya dan labelnya / comment, seperti terlihat pada gambar berikut
:

5. Setelah alamat dan labelnya di isi, maka akan tampil ladder seperti gambar
dibawah ini :

6. Lakukan hal serupa untuk masing – masing symbol laddernya sesuai dengan
gambar rancangan.

16 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E

2.2 Simulasi program


1. Untuk melakukan simulasi program pilih icon Work Online Simulator seperti
tampak pada gambar disamping. Perlu diketahui bahwa tidak semua type PLC
dapat disimulasikan. Ketika icon work on line simulator tidak aktif, berarti type
PLC yang dipilih tidak dapat disimulasikan. Salah satu type PLC yang bisa
disimulasikan adalah type CP1E.

2. Ladder yang telah dibuat akan secara otomatis ditransfer ke PLC yang ada pada
memory software CX-Programmer.
3. Lakukan tes program dengan mengaktifkan / menekan input start dengan cara
arahkan kursor ke tombol start, kemudian tekan enter, masukkan
logic 1 untuk menekan dan logic 0 untuk melepas kembali tombol.
4. Untuk mematikan output 1000, tekan input stop dengan arahkan kursor ke
tombol stop, kemudian tekan enter, masukkan logic 1 untuk menekan
dan logic 0 untuk melepas kembali tombol.
5. Perlu diperhatikan, jika akan mengedit / merubah ladder, non aktifkan lagi icon
work online simulatornya dengan cara mengklik satu kali icon tersebut.

2.3 Membuat designer pada CX-Designer


Selain dapat disimulasikan di CX-Programmer, kita juga dapat membuat simulasi
kerja pada CX- Designer.

1. Buka aplikasi CX-Designer dengan cara double klik icon CX-Designer atau
buka menu file, pilih All program, pilih OMRON, pilih CX-One, pilih CX-
Designer seperti tampak pada gambar. Maka akan tampil lembar kerja CX-
Designer seperti terlihat pada gambar.

17 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E

2. Buat file baru dengan cara klik menu file, pilih New seperti tampak pada
gambar disamping. Maka akan tampil kotak dialog seperti gambar disamping.
Isi kolom File Name dengan nama file, misalkan COBA1, kemudian klik
OK, maka akan tampil lembar kerja CX-Designer ( layar berwarna hitam ).

3. Mulailah dengan membuat gambar input dan output sesuai dengan ladder
diagram yang telah kita buat sebelumnya. Untuk membuat tombol, klik icon
ON/OFF Button pada menu part seperti tampak pada gambar dibawah.
Kemudian arahkan kursor ke lembar kerja, klik kiri dan ditahan, geser ke
sembarang arah dan lepaskan kursor. Maka akan terbentuk gambar push button
seperti tampak pada gambar dibawah.

4. Kemudian sesuaikan alamat push button yang telah kita buat dengan alamat
pada ladder diagram yang telah kita buat dengan cara klik icon setting, maka
akan tampil kotak dialog seperti gambar disamping.

18 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E

5. Isikan alamat pada kolom Number sesuai dengan alamat pada ladder yang telah
kita buat sebelumnya ( tombol start alamat 00), kolom word diisi 0 dan kolom
bit disi 0 kemudian klik OK.
6. Beri nama label pada push button yaitu start dengan cara klik kolom text
dan ketik nama labelnya (start) pada kolom label seperti tampak pada gambar
disamping. Maka pada push button yang telah kita buat akan tertulis START.
Lakukan hal yang sama untuk membuat tombol stop.

7. Langkah selanjutnya adalah membuat kompnen output sesuai dengan ladder


yang telah dibuat. Klik icon Bit Lamp, arahkan kursor ke lembar kerja. Klik
kiri mouse sambil ditahan dan gerakkan ke sembarang, kemudian lepaskan,
maka akan terbentuk gambar outputnya seperti tampak pada gambar berikut.

8. Sesuaikan alamat output tersebut dengan ladder yang telah dibuat ( alamat 100
) dan buat labelnya ( K ). Caranya sama seperti pada pengisian alamat dan label
pada push button yang telah dibahas sebelumnya. Maka hasilnya akan tampak
seperti gambar berikut.

19 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E

9. Setelah semua komponen input dan output selesai digambar pada CX-Designer,
lakukan penyimpanan file dengan cara klik file, pilih save all dan program
siap untuk disimulasikan.

2.4 Menjalankan simulasi CX-Designer


Setelah semua komponen digambar pada CX-Designer, maka untuk
menjalankan simulasinya dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Buka kembali ladder yang sebelumnya telah dibuat pada CX-Designer. Klik
icon Start PLC-PT Integrated Simulation seperti tampak pada gambar
berikut.

2. Akan tampil kota dialog yang menanyakan persetujuan untuk menhubungkan


ladder yang telah kita buat dengan gambar pada CX-Designernya seperti
tampak pada gambar disamping, kemudian klik OK.

3. Maka secara otomatis, ladder akan dikoneksikan ke gambar yang telah dibuat
pada CX-Designer.
4. Untuk menampilkan simulasi-
nya, klik icon tes mode
seperti tampak pada gambar
disamping.

20 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E

5. Tekan tombol strat untuk menyalakan kontaktor dengan cara mengkliknya


dengan mouse. Tekan tombol stop untuk mematikan kontaktor.

21 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E

BAB 3
BAGIAN – BAGIAN TRAINER PLC

Trainer PLC ini dapat digunakan untuk praktikum pemrograman PLC dengan input
push button dan detent switch, sedangkan untuk outputnya berupa pilot lamp,
relay, buzzer dan simulsi traffic light. Selain itu, karena modelnya adalah terminasi,
maka untuk input dan outputnya bisa diexpan menggunakan input dan outup luar
seperti sensor, solenoid valve dll. Secara rinci, bagian – bagian trainer dapat
dijelaskan sebagai berikut :
TERMINAL INPUT PUSH BUTTON TERMINAL INPUT PLC

MCB PLC
OUTPUT RELAY

PUSH BUTTON TERMINAL USB

DETENT SWITCH

SWITCH POWER TRAFFICT LIGHT

PILOT LAMP

BUZZER

TERMINAL OTPUT TERMINAL OUTPUT PLC


PILOT LAMP

TERMINAL RS 232 TERMINAL OTPUT


TRAFFICT LIGHT

Fuse Socket Power

1. Terminal input push button


Terminal yang sudah terhubung dengan push button dan detent switch yang
terpasang di trainer PLC.

22 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E

2. MCB
Kepanjangan dari Mini Circuit Breaker yang berfungsi sebagai pengaman
rangkaian dari beban berlebih sekaligus sebagai pembatas arus.

3. PLC
Programmable Logic Control, merupakan peralatan kontrol yang dapat
diprogram.

4. Terminal input PLC


Terminal yang sudah terhubung ke bagian input dari PLC dan digunakan untuk
pemasangan input.

5. Output Relay
Terpasang 2 buah output relay dengan tegangan kerja 24 VDC yang dapat
digunakan untuk pengontrolan system.

6. Terminal USB
Terminal yang berfungsi untuk saluran transfer program dari PC ke PLC.

7. Traffic Light
Digunakan sebagai simulasi untuk traffic light pada perempatan jalan.

8. Terminal output traffic light


Terminal yang sudah terhubung dengan traffic light yang terpasang di trainer
PLC.

9. Terminal ouput PLC


Terminal yang sudah terhubung ke bagian output dari PLC dan digunakan untuk
pemasangan output.

10. Terminal RS 232


Terminal yang berfungsi untuk menghubungkan PLC ke HMI.

11. Terminal output pilot lamp


Terminal yang sudah terhubung dengan pilot lamp dan buzzer yang terpasang
di trainer PLC.

12. Buzzer
Peralatan output yang menghasilkan bunyi.

13. Pilot lamp


Peralatan output yang biasa digunakan sebagai lampu indicator

23 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E

14. Switch power


Saklar yang digunakan untuk menyalakan power ke trainer PLC.

15. Deten switch


Sebuah push button jenis self locking yang akan mengunci ketika ditekan, dan
akan terlepas kembali ketika ditekan sekali lagi.

16. Push button


Biasa disebut juga dengan tombol tekan, yaitu sebuah tombol yang akan aktif
jika ditekan dan tidak mengunci.

17. Soket power


Sebagai penghubung untuk supply tegangan PLN 220 VAC ke dalam trainer
PLC.

18. Fuse
Digunakan sebagai pengaman rangkaian jika terjadi hubung singkat pada saat
perakitan elektrikalnya.

24 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E

BAB 4
MERAKIT PLC

Dalam merakit sebuah PLC, harus dilakukan dengan hati – hati dan teliti. Karena
kesalahan sekecil apapun dapat menyebabkan rusaknya PLC. Ada beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam merakit sebuah PLC, yaitu :
1. Pastikan PLC terhubung dengan sumber tegangan yang benar sesuai
dengan typenya ( lihat kode terakhir PLC, jika “A” berarti sumber
tegangannya AC 220 V, jika “D” berarti sumber tegangannya DC 24V ).
2. Untuk wiring input harus terpasang ke sumber tegangan 24 VDC.
3. Untuk wiring output dapat dipasang ke sumber tegangan AC ataupun DC
tergantung dari jenis outputnya. Namun perlu diperhatikan bahwa dalam 1
com output tidak boleh menggunakan 2 buah sumber tegangan.
4. Jangan lupa untuk selalu mengecek hubungan pada wiring PLC untuk
memastikan rangkaian PLC nya sudah benar dan aman untuk dinyalakan.

Dalam merakit sebuah PLC, ada berapa istilah yang harus dipahami, yaitu :
1. Com input internal, dalah com yang terdapat pada input PLC itu sendiri.
Terminal com input internal pada sebuah PLC hanya ada satu.
2. Com input eksternal, adalah com yang ada pada komponen input dan
jumlahnya tergantung dari jumlah input yang terpasang.
3. Com output internal, adalah com yang terdapat pada output PLC itu sendiri.
Terminal com output eksternal pada sebuah PLC lebih dari satu tergantung
dari jenis PLC itu sendiri.
4. Com output ekstternal, adalah com yang ada pada komponen output dan
jumlahnya tergantung dari jumlah output yang terpasang.
Perhatikan gambar wiring PLC berikut :
COM INPUT INTERNAL

COM INPUT EKSTERNAL

COM OUTPUT INTERNAL

COM OUTPUT EKSTERNAL

25 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E

4.1 LANGKAH - LANGKAH MERAKIT PADA TRAINER PLC


Dalam merakit trainer PLC, ikuti langkah – langkah berikut :
1. Hubungkan com input internal ke terminal positif (+) 24 VDC .
2. Hubungkan masing – masing input ke terminal input PLC sesuai dengan
daftar I/O yang telah dibuat.
3. Hubungkan com input eksternal ke terminal negative (-) 24 VDC .
4. Dikarenakan output yang terpasang adalah menggunakan tegangan 24
VDC, maka hubungkan com output internal ke terminal positif (+)
24 VDC.
5. Hubungkan masing – masing output ke terminal output PLC sesuai
dengan daftar I/O yang telah dibuat.
6. Dikarenakan outup yang terpasang adalah menggunakan tegangan 24
VDC, maka hubungkan com output eksternal terminal - 24 VDC .
7. Lakukan pengecekan hubungan dengan cara menggunakan AVO
meter, posisikan AVO meter pada posisi OHM. Hubungan yang dicek
adalah sebagai berikut :
a. L1 dan L2 tidak boleh terhubung ( jarum pada AVO meter diam )
b. L1 dengan terminal positif ( + ) tidak boleh terhubung ( jarum pada
AVO meter diam )
c. L1 dengan terminal positif ( - ) tidak boleh terhubung ( jarum pada AVO
meter diam )
d. Semua line netral ( L2 dengan com output eksternal ) harus terhubung
( jarum pada AVO meter bergerak )
8. Hubungkan kabel power sumber tegangan dari PLN kemudian,
nyalakan MCB kemudian tekan tombol ON system maka PLC siap untuk
diprogram.

4.2 LANGKAH - LANGKAH MENTRANSFER PROGRAM PLC


1. Pastikan PLC sudah dalam kondisi ON, hubugkan kabel USB dari PLC ke PC
2. Seting saluran comnya sesuai dengan yang terpasang dengan melihatnya
pada device manager, jika belum terinstal portnya, maka lakukan
penginstalan port.
3. Hubungkan PLC ke PC secara system dengan cara klik menu PLC, pilih
Work Online atau dapat juga dengan menekan kombinasi tombol Ctrl
W.
4. Lakukan transfer program dengan cara klik menu PLC, pilih Transfer,
pilih to PLC atau dapat juga dengan menekan kombinasi tombol Ctrl T.

4.3 LANGKAH - LANGKAH MENJALANKAN PROGRAM PLC


1. Setelah program di transfer, jalankan PLC dengan cara klik menu PLC,
pilih Operating Mode, pilih Run atau dapat juga dengan menekan
kombinasi tombol Ctrl 4 ( RUN PLC )
2. PLC siap dijalankan

26 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E

4.4 LANGKAH - LANGKAH MEMATIKAN PLC


1. Ubah mode PLC ke mode program dengan cara klik menu PLC, pilih
Operating Mode, pilih Program atau dapat juga dengan menekan
kombinasi tombol Ctrl 1.
2. Lepas hubungan PLC dengan PC secara system dengan klik menu PLC,
pilih Work Online atau dapat juga dengan menekan kombinasi tombol.
3. PLC aman untuk dimatikan.

27 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E

BAB 5
UJI COBA PROGRAM PLC

Dalam mendesain sebuah program PLC, langkah yang harus dilakukan adalah :

1. Buat daftar input dan output


2. Buat wiring input dan output
3. Buat ladder diagram

Perhatikan gambar ragkaian berikut :


+24V 1

Dari gambar disamping, dapat dibuat daftar input


dan outputnya sebagai berikut :
OFF

INPUT OUTPUT KETERANGAN


ON R

0.00 - OFF

0.01 - ON
R

0V
- 10.00 R

Dari gambr diatas, putar kearah horizontal seperti tampak pada gambar berikut :
R

2
1

R
OFF

ON

0V
+24V

Ubah symbol – simbolnya menjadi symbol ladder diagram, maka ladder diagram
dari rangkaian diatas akan menjadi seperti ini :

28 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E

Dengan menggunakan aplikasi CX-Programmer, silahkan anda buat ladder


diagram diatas dan lakukan simulasi programnya dengan langkah – langkah
sebagai berikut :

1. Dalam pemilihan type PLC, pilih type PLC CP1E agar kita dapat melakukan
simulasi.
2. Setelah selesai membuat ladder diagram, klik icon Work Online Simulator,
maka ladder diagram akan seolah olah ditransfer ke PLC.
3. Arahkan kursor ke tombol ON, kemudian tekan enter. Masukkan digit 1
untuk logika menekan tombol, apa yang terjadi pada outputnya?
4. Arahkan kembali kursor ke tombol ON, kemudian tekan enter. Masukkan
digit 0 untuk logika melepas tombol, apa yang terjadi pada outputnya?
5. Arahkan kursor ke tombol stop, kemudian tekan enter. Masukkan digit 1
untuk logika menekan tombol, apa yang terjadi pada outputnya?
6. Arahkan kursor ke tombol stop, kemudian tekan enter. Masukkan digit 0
untuk logika melepas tombol.

3.1 Program on – off


Program yang paling sederhana adalah program untuk menyalakan dan
mematikan atau yang biasa disebut dengan on-off. Program seperti dicontohkan
diatas adalah program untuk on-off. Perhatikan ladder diagram sebagai berikut :

Penjelasan program :
1. Ketika input 0.01 (on) ditekan maka output 100.00 akan menyala dan
kontak 100.00 akan tertutup.
2. Ketika input 0.01 (on) dilepas kembali, maka output 100.00 akan tetap
menyala karena arus terkunci oleh kontak 100.00 yang tertutup tertutup.
3. Ketika input 0.02 (off) ditekan maka output 100.00 akan mati karena
arusnya terputus.

Uji coba ditrainer :


1. Lakukan perakitan rangkaian pada trainer sesuai dengan langkah – langkah
yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.
2. Buat program PLC nya menggunakan CX-Programmer sesuai dengan
langkah – langkah yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.
3. Lakukan transfering program sesuai dengan langkah – langkah yang sudah
dijelaskan pada bab sebelumnya.
4. Lakukan jalankan program PLC sesuai dengan langkah – langkah yang
sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.

29 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E

5. Matikan PLC sesuai dengan prosedur yang sudah dijelaskan pada bab
sebelumnya.
6. Rapihkan kembali alat dan bahan yang sudah digunakan.

3.2 Program on off lampu flip - flop menggunakan timer


Deskripsi kerja :
“ Ketika tombol on ditekan, maka dua buah lampu akan menyala bergantian ( flip-
flop terus menerus ). Ketika tombol off ditekan maka lampu akan mati”.

Dari deskripsi kerja diatas, terdapat 2 buah tombol ( on dan off ) sebagai input
dan 2 buah lampu sebagai outputnya. Maka table daftar I/O dapat dibuat sebagai
berikut :
Input Output Ketrangan
0.00 - On
0.01 - Off
- 100.00 Lampu 1
- 100.01 Lampu 2

Perhatikan program PLC berikut :

30 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E

Cara kerja program diatas adalah sebagai berikut :


1. Ketika input 0.00 (on) ditekan, maka output relay 200 akan menyala dan
kontaknya akan tertutup, sehingga jika input on dilepas kembali, maka output
200 akan tetap menyala.
2. Karena kontak 200 tertutup, maka output 100.00 (lampu 1) akan menyala.
3. Karena kontak 200 tertutup, maka TIM 000 akan menyala dan mulai menghiug
waktu (1 detik).
4. Satu detik kemudian setelah TIM 000 menyala, maka kontak TIM 000 yang
sebelumnya tertutup akan terbuka sehingga lampu 1 akan mati. Kontak akan
TIM 000 yang sebelumnya terbuka akan tertutup sehingga output 100.01
(lampu 2) akan menyala dan TIM 001 juga akan menyala dan mulai menghitung
waktu (1 detik).
5. Satu detik kemudian setelah TIM 001 menyala, maka kontak NC dari TIM 001
akan terbuka yang menyebabkan TIM 000 akan mati.
6. Dengan matinya TIM 000, maka kontak pada TIM 000 akan kembali seperti
semula yang menyebabkan lampu 1 kembali menyala, lampu 2 kembali mati
dan TIM 001 pun akan mati.
7. Hal ini akan berlangsung secara terus menerus sehingga lampu akan menyala
bergantian ( flip – flop ).
8. Untuk mematikan lampu kita tekan tombol off.

Uji coba ditrainer :


1. Lakukan perakitan rangkaian pada trainer sesuai dengan langkah – langkah
yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.
2. Buat program PLC nya menggunakan CX-Programmer sesuai dengan
langkah – langkah yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.
3. Lakukan transfering program sesuai dengan langkah – langkah yang sudah
dijelaskan pada bab sebelumnya.
4. Lakukan jalankan program PLC sesuai dengan langkah – langkah yang
sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.
5. Matikan PLC sesuai dengan prosedur yang sudah dijelaskan pada bab
sebelumnya.
6. Rapihkan kembali alat dan bahan yang sudah digunakan.

3.3 Program menggunakan counter


Counter adalah fasilitas pada PLC yg digunakan untuk menghitung. Aplikasi
counter banyak sekali, misalnya dalam kontrol pengepakan barang. Perhatikan
deskripsi kerja berikut:
“ Ketika tombol on ditekan 5 kali, maka dua buah lampu akan menyala bergantian
( flip-flop terus menerus ). Ketika tombol off ditekan maka lampu akan mati”.

31 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E

Dari deskripsi kerja diatas, terdapat 2 buah tombol ( on dan off ) sebagai input
dan 2 buah lampu sebagai outputnya. Maka table daftar I/O dapat dibuat sebagai
berikut :
Input Output Ketrangan
0.00 - On
0.01 - Off
- 100.00 Lampu 1
- 100.01 Lampu 2

Perhatikan program PLC berikut :

Cara kerja program diatas adalah sebagai berikut :


1. Ketika input 0.00 (on) ditekan sekali, maka CNT 000 belum bekerja.
2. Jika input 0.00 (on) sudah ditekan 5 kali, maka counter 000 akan bekerja dan
kontak counter yang sebelumnya terbuka akan tertutup.
3. Karena kontak C000 tertutup, maka output 100.00 (lampu 1) akan menyala.
4. Karena kontak C000 tertutup, maka TIM 001 akan menyala dan mulai menghiug
waktu (1 detik).
5. Satu detik kemudian setelah TIM 001 menyala, maka kontak TIM 002 yang
sebelumnya tertutup akan terbuka sehingga lampu 1 akan mati. Kontak akan
TIM 001 yang sebelumnya terbuka akan tertutup sehingga output 100.01

32 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E

(lampu 2) akan menyala dan TIM 002 juga akan menyala dan mulai menghitung
waktu (1 detik).
6. Satu detik kemudian setelah TIM 002 menyala, maka kontak NC dari TIM 002
akan terbuka yang menyebabkan TIM 001 akan mati.
7. Dengan matinya TIM 001, maka kontak pada TIM 001 akan kembali seperti
semula yang menyebabkan lampu 1 kembali menyala, lampu 2 kembali mati
dan TIM 002 pun akan mati.
8. Hal ini akan berlangsung secara terus menerus sehingga lampu akan menyala
bergantian ( flip – flop ).
9. Untuk mematikan lampu kita tekan tombol off, maka CNT 000 akan mati dan
kontaknya akan kembali terbuka sehingga lampu mati.

Uji coba ditrainer :


1. Lakukan perakitan rangkaian pada trainer sesuai dengan langkah – langkah
yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.
2. Buat program PLC nya menggunakan CX-Programmer sesuai dengan langkah –
langkah yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.
3. Lakukan transfering program sesuai dengan langkah – langkah yang sudah
dijelaskan pada bab sebelumnya.
4. Lakukan jalankan program PLC sesuai dengan langkah – langkah yang sudah
dijelaskan pada bab sebelumnya.
5. Matikan PLC sesuai dengan prosedur yang sudah dijelaskan pada bab
sebelumnya.
6. Rapihkan kembali alat dan bahan yang sudah digunakan.

3.4 Program star stop kendali motor listik dari 2 tempat


Perhatikan rangkaian kendali berikut :
R
S
T
N

F0

95 97
F1
96 98
F2
Es

1 3 5
S0
K

2 4 6
S1
1 3 5

F1
S2 S3 K K K
2 4 6

U V W A1
BUZZER
K H1 H2 H3
( Merah ) ( Hijau ) ( Kuning )
A2
X Y Z

RANGKAIAN TENAGA RANGKAIAN KONTROL

33 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E

Dari rangkaian kendali diatas dapat dibuat tabel Daftar I/O sebagai berikut :
Input Output Ketrangan
0.00 - F1 (TOR)
0.01 - Es Catatan:
0.02 - S0  Untuk input F1 dan TOR gunakan
0.03 - S1 input Deten switch (DT) pada rainer.
0.04 - S2  Untuk input S0 – S3 gunakan input
0.05 S3 Push Button (PB) pada trainer.
- 100.00 K  Untuk output K, gunakan relay.
- 100.01 H1
- 100.02 H2
- 100.03 H3
- 100.04 Buzzer

Perhatikan program PLC berikut :

Cara kerja program diatas adalah sebagai berikut :


1. Ketika program dijalankan, maka output 100.01 (H1 / lampu standby ) akan
langsung menyala.
2. Jika input 0.04 (S2) atau 0.05 (S3) ditekan sesaat, maka output 100.00 (K) akan
menyala dan kontak dari K akan berubah kedudukannya.
3. Karena kontak K yang sebelumnya terbuka menjadi tertutup, maka arus akan
terkunci dan output 100.02 (H2/ lampu run) akan menyala.
4. Karena kontak K yang sebelumnya tertutup menjadi terbuka, maka arus akan
terputusi dan output 100.01 (H1/ lampu standby) akan mati.
5. Untuk mematikan K, maka kita dapat menekan input 0.02 (S0) atau input 0.03
(S1). Kondisi akan menjadi seperti semula.
6. Saat terjadi gangguan, maka input 0.00 (F1) atau input 0.01 (ES) dapat
digunakan untuk mematikan rangkain, output 100.03 (H3) dan 100.04 (Buzzer)
akan menyala.

34 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E

Uji coba ditrainer :


1. Lakukan perakitan rangkaian pada trainer sesuai dengan langkah – langkah
yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.
2. Buat program PLC nya menggunakan CX-Programmer sesuai dengan langkah –
langkah yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.
3. Lakukan transfering program sesuai dengan langkah – langkah yang sudah
dijelaskan pada bab sebelumnya.
4. Lakukan jalankan program PLC sesuai dengan langkah – langkah yang sudah
dijelaskan pada bab sebelumnya.
5. Matikan PLC sesuai dengan prosedur yang sudah dijelaskan pada bab
sebelumnya.
6. Rapihkan kembali alat dan bahan yang sudah digunakan.

3.5 Program forward reverse kendali motor listrik


Perhatikan rangkaian kendali berikut :
R
S
T
N

F0
F2

95 97
F1
96 98

1 3 5 1 3 5

K1 K2 Es

2 4 6 2 4 6

S0

1 3 5

F1 K1 S2 K2
S1 K1 K1

2 4 6

U V W
K2 K1

A1 A1
X Y Z
K1 K2 BUZZER
H1 H2 H3
( Merah) ( Hijau) ( Kuning)
RANGKAIAN TENAGA A2 A2

RANGKAIAN KONTROL

35 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E

Dari rangkaian kendali diatas dapat dibuat tabel Daftar I/O sebagai berikut :
Input Output Ketrangan
0.00 - F1 (TOR)
Catatan:
0.01 - Es
0.02 - S0  Untuk input F1 dan TOR gunakan
0.03 - S1 input Deten switch (DT) pada rainer.
0.04 - S2  Untuk input S0 – S2 gunakan input
- 100.00 K1 Push Button (PB) pada trainer.
- 100.01 K2  Untuk K1 dan K2 gunakan relay.
- 100.02 H1
- 100.03 H2
- 100.04 H3
- 100.05 Buzzer

Perhatikan program PLC berikut :

Cara kerja program diatas adalah sebagai berikut :


1. Ketika program dijalankan, maka output 100.02 (H1 / lampu standby ) akan
langsung menyala.
2. Jika input 0.03 (S1) ditekan sesaat, maka output 100.00 (K1) akan menyala dan
kontak dari K1 akan berubah kedudukannya.
3. Karena kontak K1 yang sebelumnya terbuka menjadi tertutup, maka arus akan
terkunci dan output 100.03 (H2/ lampu run) akan menyala.
4. Karena kontak K1 yang sebelumnya tertutup menjadi terbuka, maka arus akan
terputusi dan output 100.01 (H1/ lampu standby) akan mati.

36 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E

5. Saat K1 sedang bekerja, maka K2 tidak dapat bekerja krena kontak dari K1
dalam kondisi terbuka.
6. Untuk mematikan K1, maka kita dapat menekan input 0.02 (S0). Kondisi akan
menjadi seperti semula.
7. Jika input 0.04 (S2) ditekan sesaat, maka output 100.01 (K2) akan menyala dan
kontak dari K2 akan berubah kedudukannya.
8. Karena kontak K2 yang sebelumnya terbuka menjadi tertutup, maka arus akan
terkunci dan output 100.03 (H2/ lampu run) akan menyala.
9. Karena kontak K2 yang sebelumnya tertutup menjadi terbuka, maka arus akan
terputusi dan output 100.01 (H1/ lampu standby) akan mati.
10. Saat K2 sedang bekerja, maka K1 tidak dapat bekerja krena kontak dari K2
dalam kondisi terbuka.
11. Untuk mematikan K2, maka kita dapat menekan input 0.02 (S0). Kondisi akan
menjadi seperti semula.
12. Saat terjadi gangguan, maka input 0.00 (F1) atau input 0.01 (ES) dapat
digunakan untuk mematikan rangkain, output 100.03 (H3) dan 100.04
(Buzzer) akan menyala.

Uji coba ditrainer :


1. Lakukan perakitan rangkaian pada trainer sesuai dengan langkah – langkah
yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.
2. Buat program PLC nya menggunakan CX-Programmer sesuai dengan langkah –
langkah yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.
3. Lakukan transfering program sesuai dengan langkah – langkah yang sudah
dijelaskan pada bab sebelumnya.
4. Lakukan jalankan program PLC sesuai dengan langkah – langkah yang sudah
dijelaskan pada bab sebelumnya.
5. Matikan PLC sesuai dengan prosedur yang sudah dijelaskan pada bab
sebelumnya.
6. Rapihkan kembali alat dan bahan yang sudah digunakan.

37 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E

3.6 Program sequensial kendali 2 buah motor listrik


Perhatikan rangkaian kendali berikut :
R
S
T
N

F0

95 97
F1
96 98

F3 F4
95 97
F2
96 98

1 3 5 1 3 5

K1 K2 Es

2 4 6 2 4 6

1 3 5 1 3 5

F1 F2 S0 K2

2 4 6 2 4 6
S2

U V W U V W S1 K1 K1 K1

S3 K2

X Y Z X Y Z
A1 A1

RANGKAIAN TENAGA K1 K2 BUZZER


H1 H2 H3
( Merah ) ( Hijau ) ( Kuning )
A2 A2

RANGKAIAN KONTROL

Dari rangkaian kendali diatas dapat dibuat tabel Daftar I/O sebagai berikut :
Input Output Ketrangan
0.00 - F1 (TOR)
0.01 - Es Catatan:
0.02 - S0  Untuk input F1 dan TOR gunakan
0.03 - S1 input Deten switch (DT) pada rainer.
0.04 - S2  Untuk input S0 – S3 gunakan input
0.05 - S3 Push Button (PB) pada trainer.
- 100.00 K1  Untuk K1 dan K2 gunakan relay.
- 100.01 K2
- 100.02 H1
- 100.03 H2
- 100.04 H3
- 100.05 Buzzer

38 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E

Perhatikan program PLC berikut :

Cara kerja program diatas adalah sebagai berikut :


1. Ketika program dijalankan, maka output 100.02 (H1 / lampu standby ) akan
langsung menyala.
2. Jika input 0.05 (S3) langsung ditekan sesaat, maka output 100.00 (K2) tidak
akan menyala karena kontak dari K1 masih dalam keadaan terbuka.
3. Jika input 0.03 (S1) ditekan sesaat, maka output 100.00 (K1) akan menyala dan
kontak dari K1 akan berubah kedudukannya.
4. Karena kontak K1 yang sebelumnya terbuka menjadi tertutup, maka arus akan
terkunci dan output 100.03 (H2/ lampu run) akan menyala.
5. Karena kontak K1 yang sebelumnya tertutup menjadi terbuka, maka arus akan
terputus dan output 100.01 (H1/ lampu standby) akan mati.
6. Jika input 0.05 (S3) ditekan sesaat, maka output 100.00 (K2) akan menyala
karena kontak dari K1 sudah dalam keadaan tertutup.
7. Karena kontak K2 yang sebelumnya terbuka menjadi tertutup, maka arus akan
terkunci dan output 100.03 (H2/ lampu run) akan menyala.
8. Karena kontak K2 yang sebelumnya tertutup menjadi terbuka, maka arus akan
terputusi dan output 100.01 (H1/ lampu standby) akan mati.
9. Saat K2 sedang bekerja, K1 tidak dapat dimatikan karena kontak dari K2 yang
mengunci S0 dalam kondisi tertutup.
10. Untuk mematikan K2, maka kita dapat menekan input 0.04 (S2).
11. Saat K2 sudah mati, maka kita dapat mematikan K1 dengan menekan input
0.02 (S0). K1 akan mati dan rangkaian kembali seperti semula.
12. Saat terjadi gangguan, maka input 0.00 (F1) atau input 0.01 (ES) dapat
digunakan untuk mematikan rangkain, output 100.03 (H3) dan 100.04
(Buzzer) akan menyala.

39 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E

Uji coba ditrainer :


1. Lakukan perakitan rangkaian pada trainer sesuai dengan langkah – langkah
yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.
2. Buat program PLC nya menggunakan CX-Programmer sesuai dengan langkah –
langkah yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.
3. Lakukan transfering program sesuai dengan langkah – langkah yang sudah
dijelaskan pada bab sebelumnya.
4. Lakukan jalankan program PLC sesuai dengan langkah – langkah yang sudah
dijelaskan pada bab sebelumnya.
5. Matikan PLC sesuai dengan prosedur yang sudah dijelaskan pada bab
sebelumnya.
6. Rapihkan kembali alat dan bahan yang sudah digunakan.

3.7 Program traffic light perempatan jalan


Untuk membuat program traffic light perempatan jalan, kita membutuhkan 2 buah
input sebagai tombol on dan off serta 12 lampu untuk traffic lightnya.
Dari keterangan diatas dapat dibuat tabel Daftar I/O sebagai berikut :

Input Output Ketrangan


0.00 - On
0.01 - Off
- 100.00 H1
- 100.01 H2
- 100.02 H3
- 100.03 H4
- 100.04 K1
- 100.05 K2
- 100.06 K3
- 100.07 K4
- 101.00 M1
- 101.01 M2
- 101.02 M3
- 101.03 M4

Keterangan :
 On dan Off menggunakan push button
 H1 – M4 menggunakan output traffic light
 Untuk setting waktu lampu hijau dan merah adalah 5 detik
 Untuk setting waktu lampu kuning adalah 2 detik

40 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E

Perhatikan program PLC berikut :

41 | P a g e
MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E

Uji coba ditrainer :


1. Lakukan perakitan rangkaian pada trainer sesuai dengan langkah – langkah
yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.
2. Buat program PLC nya menggunakan CX-Programmer sesuai dengan langkah –
langkah yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.
3. Lakukan transfering program sesuai dengan langkah – langkah yang sudah
dijelaskan pada bab sebelumnya.
4. Lakukan jalankan program PLC sesuai dengan langkah – langkah yang sudah
dijelaskan pada bab sebelumnya.
5. Matikan PLC sesuai dengan prosedur yang sudah dijelaskan pada bab
sebelumnya.
6. Rapihkan kembali alat dan bahan yang sudah digunakan.

42 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai