Pemikiran Mahmud Yunus Fixxed
Pemikiran Mahmud Yunus Fixxed
Pemikiran Mahmud Yunus Fixxed
Islam
(Tipologi dan Karakteristik Pemikiran Mahmud Yunus
tentang Pendidikan Islam)
Dosen pengampu: Abu Bakar, M.Pd.I
Oleh :
1. Siti Nurhidayah (18110068)
2. Dina Nur Azizah (18110132)
3. Wardah Nabilah (18110140)
Pemikiran pendidikan Islam tentu lahir dari berbagai cara pandang dari banyak
tokoh-tokoh Islam, ulama-ulama muslim yang sampai saat ini pemikiran para beliau
masih ada dan digunakan untuk dimanfaatkan dalam dunia pendidikan. Makalah ini
dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemikiran Pendidikan Islam oleh Bapak
Abu Bakar, M.Pd.I selaku dosen pengampu mata kuliah tersebut.
Dalam makalah ini akan dibahas tentang pemikiran pendidikan Islam menurut
salah satu tokoh muslim pengubah dunia dari pemikiran-pemikiran cerdasnya, yaitu
Mahmud Yunus. Beliau merupakan salah satu pemikir Islam yang akan kita bahas
pandangan-pandangannya tentang pendidikan Islam yang kemudian akan disajikan
dan menjadi obyek pembahasan dalam makalah ini. Pembahasan kita akan dimulai
dari biografi atau riwayat hidup Mahmud Yunus, pemikiran dan karakteristik
Mahmud Yunus dalam dunia pendidikan, sampai karya-karya beliau yang terkenal
dan sampai saat ini masih dijadikan acuan dalam pendidikan.
Dalam penyusunan makalah ini tentu jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
kami sebagai penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca demi kebaikan makalah yang akan dibuat selanjutnya. Semoga makalah
yang disajikan dapat bermanfaat dan menjadi salah satu rujukan dalam dunia
pendidikan.
28 April 2019
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kejayaan dan perkembangan Islam tidak lepas daari kecerdasan pemikiran para
ilmuwan-ilmuwan muslim. Pemikiran-pemikiran para beliau tidak hanya bermanfaat bagi
dunia Islam saja, akan tetapi juga bermanfaat bagi keseluruhan umat manusia.
Hasil karya mereka berupa buku-buku yang sampai saat ini masih ada dan digunakan
merupakan bukti konkret bahwa pemikiran para ilmuwan muslim tersebut penting dan
sangat dibutuhkansampai sekarang. Dari berbagai bidang ilmu yang mereka wariskan
akan membuat hidup umat manusia menjadi lebih baik dalam berbagai bidang
diantaranya yaitu bidang kedokteran, sosial, sains, astronomi, ekonomi, dll.
Mahmud Yunus merupakan salah satu pemikir pendidikan islam yang sangat
mempengaruhi sistem pendidikan di Indonesia, hingga sampai sekarang. Mahmud Yunus
dapat dikelompokkan sebagai pembaharu dalam pendidikan Islam di Indonesia. Hal ini
terlihat dari pendidikan dan gagasannya dalam melakukan perombakan sistem pendidikan
Islam yang ketika itu masih tradisional. Beliau lahir di Sungayang Batusangkar 10
Februari 1899.Mahmud Yunus termasuk orang yang mempelopori perlunya mengubah
pengajaran dari yang bercorak individual kepada sistem pegajaran yang klasikal,
Mahmud Yunus adalah penulis yang cukup produktif.
Banyak bukunya telah diterbitkan dan tersebar di tanah air. Buku-buku tersebut
meliputi berbagai bidang ilmu, di antaranya bidang pendidikan, hukum Islam(fiqh), tafsir,
akhlak, ilmu jiwa, sejarah Islam dan lain-lain. Sebagai seorang ahli pendidikan Islam,
konsep-konsep pendidikan Mahmud Yunus sangat komprehensif, karena sebagai seorang
ahli dan praktisi pendidikan, ia juga seorang pejabat Departemen Agama yang selalu
berpikir tentang kemajuan pendidikan Islam.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana biografi atau riwayat kehidupan Mahmud Yunus?
b. Bagaimana pemikiran serta karakteristik pemikirannya?
c. Apa saja karya-karya Mahmud Yunus yang termasyhur?
1.3 Tujuan
a. Menjelaskan tentang masa hidup Mahmud Yunus
b. Menjelasan tentang pemikiran serta karakteristik pemikirannya
c. Memaparkan hasil karya-karya Mahmud Yunus
d. Memberikan wawasan baru terkait sejarah pemikiran pendidikan Islam
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Biografi Mahmud Yunus
Mahmud Yunus lahir pada hari Sabtu, 10 Februari 1899 M. atau 30 Ramadhan
1316 H. di desa Sungayang Batu Sangkar, Kabupaten Tanah Datar Sumatera
Barat.Ayahnya bernama Yunus bin Incek dan ibunya bernama Hafsah binti M.
Thahir.Ia berasal dari keluarga sederhana, ayahnya seorang petani biasa, namun
merupakan tokoh agama yang cukup terkemuka. Pekerjaan Ibunya sehari-hari adalah
bertenun. Ia ahli menenun kain yang dihiasi benang emas, yaitu kain tradisional
Minangkabau yang dipakai pada upacara-upacara adat.1
Mahmud Yunus di waktu kecil dikenal sangat kuat hafalannya. Sewaktu ia
berumur tujuh tahun, selain ia belajar mengaji dan menghafal Alqur’an di surau
kakeknya M. Taher bin M Ali,ia juga membantu kakeknya mengajarkan Alqur’an.Di
surau inilah ia tahu bagaimana cara solat, puasa, dan membaca Alqur’an dengan
benar.
Pada tahun 1908, Mahmud Yunus bersekolah di Sekolah Desa yang didirikan oleh
masyarakat Desa Sungayang. Namun, karena ia tidak puas dengan mata pelajaran di
sekolah Desa, maka pada saat kelas 4 ia pindah ke Madras School dibawah asuhan
H.M. Thaib Umar yang dikenal sebagai salah seorang ulama pembaharu
Minangkabau. Di sekolah ini ia mempelajari ilmu Nahwu, ilmu Sharaf, Berhitung dan
Bahasa Arab. Meskipun sedang menempuh pendidikan di Madras School, ia tetap
menyempatkan diri membantu kakeknya mengajar Alqur’an di malam hari.2
Jenjang pendidikan selanjutnya yang dilalui Mahmud Yunus setelah di Madras
School ialah Al-Azhar, Mesir pada tahun 1924. Setelah menamatkan pendidikan di al
Azhar, ia melanjutkan ke Dar al-‘Ulȗm Mesir.3 Setelah menjalani masa pendidikan
dan menimba berbagai pengalaman di Mesir, ia kembali ke tanah air pada tahun
1931.4
Pada tahun 1982, Mahmud Yunus memperoleh gelar Doktor Honoris Causa di
bidang ilmu tarbiyah dari IAIN Jakarta atas karya-karya dan jasanya dalam
mengembangkan pendidikan Islam di Indonesia. Pada 10 Januari 1982, Mahmud
Yunus meninggal dunia.5
1
Mahmud Yunus, Riwayat Hidup Prof. Dr. H. Mahmud Yunus, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1982), 5
2
Fauza Masyhudi, “Pemikiran Mahmud Yunus tentang Konsep Pendidikan Islam”. Jurnal Tarbiyah, Vol. 21,
No.1 Januari-Juni 2014, 2.
3
Ramayulis dan Samsul Nizar, Ensiklopedi Tokoh Pendidikan Islam, Quantum Teaching, Jakarta, 2005, 349.
4
Asmi Yuni, Skripsi: “Pemikiran Mahmud Yunus tentang Metode Pendidikan Islam” (Pekanbaru: UIN Sultan
Syarif Riau), 26.
5
Fauza Masyhudi, “Pemikiran Mahmud Yunus tentang Konsep Pendidikan Islam”. Jurnal Tarbiyah, Vol. 21,
No.1 Januari-Juni 2014, 3.
5
2.2 Tujuan Pendidikan menurut Mahmud Yunus
Menurut Mahmud Yunus tujuan pendidikan Islam adalah (a) untuk kecerdasan
perorangan, (b) untuk kecakapan mengerjakan pekerjaan dengan kata lain tujuan
pendidikan Islam itu menyiapkan anak didik agar di waktu dewasa kelak mereka
cakap melakukan pekerjaan dunia dan akhirat sehingga tercipta kebahagiaan bersama
dunia akhirat. Agar anak-anak bahagia di akhirat maka harus diajarkan tentang
keimanan, akhlak, ibadah dan isi daripada Al Qur’an yang berhubungan dengan hal-
hal yang wajib dan haram dan lain-lainnya. Tetapi yang lebih utama dari itu semua
adalah pendidikan akhlak sebab Rasulullah diutus ke dunia ini adalah untuk
memperbaiki budi pekerti umatnya. Untuk mencapai kebahagiaan di dunia anak-anak
harus diajarkan berbagai macam profesi seperti bertani, berdagang, bertukang,
menjadi guru dan lain-lainnya sesuai dengan bakat dan minat anak.
Dalam hal tujuan disini beliau memiliki tujuan ganda agar setelah dewasa
anak mampu mempersiapkan anak hidup di dunia dan amal ibadah untuk akhirat
sehingga mereka menikmati kehidupan di dunia dan akhirat.
Menurut Mahmud Yunus tugas yang utama dan pertama yang menjadi beban
para ulama, guru-guru agama dan pemimpin-pemimpin Islam adalah mendidik anak-
anak, para pemuda, putra-putri orang-orang dewasa dan masyarakat umumnya,
dengan tujuan agar mereka memiliki akhlak yang mulia dan berbudi pekerti mulia.
(Abuddin Nata, 2005:63). Mahmud Yunus juga menjelaskan bahwa lulusan
pendidikan Islam tidak kalah dengan lulusan pendidikan yang belajar di sekolah-
sekolah yang sudah maju, bahkan lulusan pendidikan Islam tersebut mutunya lebih
baik dari lulusan sekolah-sekolah yang sudah maju. Yaitu lulusan pendidikan Islam
yang selain memiliki pengetahuan, keterampilan dan pengalaman dalam bidang ilmu-
ilmu umum juga memiliki wawasan dan kepribadian Islam yang kuat. (Herry
Mohammad dkk, 2006:89).6
6
saja penggunaannya disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan dan pengembangan
anak didik.
Dengan demikian, ada dua hal penting yang terkait metode sebagaimana
yang disebutkan oleh Mahmud Yunus yaitu:
b. Saat pembelajaran dilaksanakan. Dalam hal ini ada tiga waktu yang
menjadi perhatian penting bagi guru.
7
Zulmardi,MAHMUD YUNUS DAN PEMIKIRANNYA DALAM PENDIDIKAN,Ta’dib Volume 12, No.1 (Juni 2009),
hal.18
7
disampaikan akan mudah, pada saat inilah seorang guru menggunakan metode
atau strategi yang tepat guna dalam memberikan pelajaran.
8
Kedua, rencana pelajaran tingkat menengah: al-Qur'an, bahasa Arab dan
kesusastraan, fiqh,tafsir, hadits, nahwu, sharaf, balaghah, ilmu-ilmu pasti, mantiq,
ilmu falaq, tarikh, ilmu-ilmu alam, kedokteran, musik. Selain itu ada juga mata
pelajaran yang bersifat kejuruan misalnya untuk menjadi juru tulis di kantor-
kantor. Selain belajar bahasa, murid juga harus belajar surat menyurat, pidato,
diskusi, berdebat dan tulisan indah (Zuhairini, 2010: 104)
9
Nata, Abuddin,Tokoh-tokoh Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia,(2005) hal.35
9
Dalam hal pemantapan kurikulum pada madrasah-madrasah yang beliau
pimpin, Mahmud Yunus juga berusaha mengembangkan penafsiran al-Qur`an pola
penafsiran Indonesia modern, yaitu karya-karya tafsir yang terbit mulai paruh ke 2
abad ke-20.32 Bahkan dalam catatan Howard Federspiel, Tafsir al-Qur`an al-
Karim karya Mahmud Yunus tergolong sebagai hasil karya terjemahan al-Qur`an
generasi pertama bersama Tafsir al-Furqan karya Ahmad Hasan.10
10
Howard Federspiel, Kajian al-Qur‟an di Indonesia, Terj. Tajul Arifin, (Bandung: Mizan, 1996), h. 137
11
Eficandra Masril, Mohd. Nasiran Mohamad, Muhammad Adib Samsudin, Anwar Fakhri Omar, “Pemikiran Fiqh
Mahmud Yunus (Fiqh Thought of Mahmud Yunus),” Islamiyat 35 (1), 2013, h. 7
12
Mahmud Yunus, Pokok-pokok ..., h. 27-28
10
Selanjutnya Mahmud Yunus, menekankan bahwa pendidikan di rumah
tangga ditekankan pada pembinaan budi bahasa dan tutur kata, pada adab dan
akhlak anak, dan pada penghalusan perasaan dan menumbuhkan nilai-nilai
keindahan dalam jiwa anak. Rumah tempat penanaman akidah, bimbingan
membaca dan menghafal al-Qur'an, praktik ibadah, dan praktek melakukan akhlak
mulia, baik terhadap ayah ibu, dan anggota keluarga lainnya.
13
Ibid., h. 33
14
39 Ibid., h. 33
15
Istilah sorogan berasal dari kata sorog yang berarti menyodorkan. Sebagai setiap menyodorkan kitabnya di
hadapan kiai atau para asistennya. Dalam metode ini memungkinkan guru dapatmengawasi dan membimbing
kemampuan muridnya secara maksimal. Metode ini menuntut kesabaran murid dan guru. Tidak terdapat
aturan formal dalam pola ini termasuk soal waktu. Biasanya banyak atau sedikitnya waktu yang digunakan
tergantung pada kemampuan murid menangkap dan mencerna. Lihat Manfred Oepen dan Walfgang Karcher
(ed.), The Impact of Pesantren in Education and Community Development in Indonesia, (Jakarta: P3M, 1998),
h. 21
11
ini biasanya murid satu-persatu mendatangi guru dengan membawa kitab yang
akan dipelajarinya. Kiai atau guru membacakan kitab yang berbahasa Arab, kata
demi kata, dilanjutnya dengan menerjemahkan dan menerangkan maksudnya.
Selanjutnya murid menyimak dan mengulangi bacaan berikut makna yang
terkandung di dalamnya untuk membuktikan apakah bacaannya itu sudah benar
atau belum. Dalam metode sorogan ini belum dikenal adanya sistem kelas.
kitab lama diganti denga bahanbahan yang sudah diolah sesuai dengan
silabus, di antaranya diktat yang ditulis oleh Mahmud Yunus. Pelajaran umum dan
agama dimasukkan seimbang dalam kurikulum dan murid-murid diharuskan
berbicara dalam bahasa Arab. Lembaga pendidikan ini yang banyak berpengaruh
pada perkembangan pendidikan Islam modern di Indonesia, salah satunya melalui
alumninya KH. Imam Zarkarsyi, salah satu pendiri Pondok Modern Darussalam
Gontor Ponorogo Jawa Timur. Di tahun 1936 Pesantren Gontor sudah mengikuti
kurikulum dan sistem pendidikan normal Islam (modern), dan pada perkembangan
selanjutnya popularitas Pondok Modern Gontor itu melebihi Normal Islam sampai
sekarang.Masuknya materi pengetahuan umum dalam kurikulum yang diajarkan
juga merupakan suatu bentuk modernisasi ketika itu.16
12
tuntutan lapangan kerja. Kaitannya dengan konsep Link and Match ini Mahmud
Yunus ingin menerapkan sistem pengajaran ganda ( Double Sistem Of Learning )
yakni sistem pengajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk
melakukan praktek kerja lapangan sesuai dengan pengetahuan yang diperolehnya,
hal ini dapat dilihat dari tujuan pendirian SGHA ( Sekolah Guru Hakim Agama )
dan PGA ( Pendidikan Guru Agama ) dimana lulusan dari lembaga pendidikan ini
diharapkan dapat bekerja sesuai dengan keterampilan yang dimilikinya.18
Mahmud Yunus adalah penulis yang cukup produktif. Banyak bukunya telah
diterbitkan dan tersebar di tanah air. Buku-buku tersebut meliputi berbagai bidang
ilmu, di antaranya bidang pendidikan, hukum Islam(fiqh), tafsir, akhlak, ilmu jiwa,
sejarah Islam dan lain-lain. Selama hidupnya ia telah menghasilkan 75 karya, 49
karya tulis berbahasa Indonesia dan 26 karya berbahasa Arab.
18
Juwariyah, “Perbandingan Pendidikan Islam Perspektif Mahmud Yunus dan Muhammad „Athiyah al-Abrasyi,”
Jurnal Pendidikan Islam: Volume IV, Nomor 1, Juni 2015/1436, h. 199
13
Islamiyah, Tarikh Islam, Khulashah Tarikh Hayat al Ustadz Mahmud Yunus, Al
Adyan Al Tarbiyah w Ata’lim 3 jilid, dan Ilmu al Nafs.19
Ahmad Ghozali Harahap, “Konsep Pendidikan Islam Prespektif Mahmud Yunus”. Jurnal Pendidikan dan
19
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian yang tersebut dapat disimpulkan bahwa Mahmud Yunus dapat
dikelompokkan sebagai pembaharu dalam pendidikan Islam di Indonesia. Hal ini
terlihat dari pendidikan dan gagasannya dalam melakukan perombakan sistem
pendidikan Islam yang ketika itu masih tradisional. Pemikiran Mahmud Yunus dapat
dilihat dari ketiga aspek pembaharuannya yaitu; dalam aspek kelembagaan, aspek
metode dan sistem pendidikan serta aspek tujuan pendidikan Islam dan kurikulum.
Begitu juga di Normal Islam dan Kulliyatul Mua’allimin Al-Islamiyah. Pada aspek
metode Mahmud Yunus melakukan metode yang bervariasi dengan menggunakan
sistem klasikal. Dia mempelopori penggunaan metode all in one system dan thariqah
al mubasyarah dalam pengajaran bahasa Arab.
15
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Ghozali Harahap, “Konsep Pendidikan Islam Prespektif Mahmud Yunus”. Jurnal
Pendidikan dan Kependidikan, Vol.1 No.1 Desember 2016
Asmi Yuni, Skripsi: “Pemikiran Mahmud Yunus tentang Metode Pendidikan Islam”
(Pekanbaru: UIN Sultan Syarif Riau)
Eficandra Masril, Mohd. Nasiran Mohamad, Muhammad Adib Samsudin, Anwar Fakhri
Omar, “Pemikiran Fiqh Mahmud Yunus (Fiqh Thought of Mahmud Yunus),” Islamiyat 35
(1), 2013
Fauza Masyhudi, “Pemikiran Mahmud Yunus tentang Konsep Pendidikan Islam”. Jurnal
Tarbiyah, Vol. 21, No.1 Januari-Juni 2014
Howard Federspiel, Kajian al-Qur‟an di Indonesia, Terj. Tajul Arifin, (Bandung: Mizan,
1996)
Mahmud Yunus, Riwayat Hidup Prof. Dr. H. Mahmud Yunus, (Jakarta: Hidakarya Agung,
1982)
Manfred Oepen dan Walfgang Karcher (ed.), The Impact of Pesantren in Education and
Community Development in Indonesia, (Jakarta: P3M, 1998)
Ramayulis dan Samsul Nizar, 2005, Ensiklopedi Tokoh Pendidikan Islam, Jakarta: Quantum
Teaching
TM. Hasybi As-Shiddiqy, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Hukum Islam, (1971)
Zulmardi, “Mahmud Yunus Dan Pemikirannya dalam Pendidikan”,Ta’dib Volume 12, No.1
(Juni 2009)
16