0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
35 tayangan2 halaman

Kultum

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 2

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Nahmaduhuu wa nasta’iinuhuu wa nastaghfiruhu wa na’uudzu billaahi min syuruuri


anfusinaa wa min sayyi’aati a’maalinaa. Man yahdihillahu falaa mudhillu lahu wa man
yudhlilhu falaa hadiyalah. Allahumma sholli wa sallim ‘alaa sayyidinaa muhammadin wa
‘alaa aalihi wa shahbihii ajma’iin. Amma ba’du.
Pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan kultum singkat dengan judul “Peran
santri dalam kemajuan Negara”. Santri adalah orang – orang yang dipilih oleh Allah
SWT menjadi orang yang mulia. Karena apa? Karena santri adalah orang – orang yang
sedang berusaha untuk selalu mendalami ilmu – ilmu Allah, mentaati perintah-Nya dan
menjauhi larangan-Nya.

Allah SWT berfirman :

Tidak sama orang – orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu. Karena orang
– orang yang berilmu bisa membedakan mana yang haq mana yang bathil, mana halal
mana haram, mana uang rakyat mana uang pejabat, mana waktunya sholat dan waktunya
ngelayap.

Orang – orang yang berilmu selalu bisa mengaplikasikan ilmunya dalam setiap keadaan.
Dalam waktu lapang maupun sempit, kaya atau miskin, suka atau duka. Abu Said
Muhammad Al Maliki Al Hasani berkata dalam maqalahnya “Arrif’ah Fil ‘Ilmi”
keluhuran itu terdapat pada ilmu. Sehingga, keluhuran manusia tergantung pada seberapa
besar kapasitas keilmuan yang dimilikinya.

Disinilah titik dimana para santri adalah harapan besar masyarakat. Ketika santri sudah
memiliki ilmu kemudian beramal dengan ketaatan maka inilah titik dimana Negri
membutuhkan generasi santri untuk bersama mengayomi negri dan menjaga keutuhan
NKRI.

Said Muhammad Al Maliki berkata pula dalam maqalahnya “Addarajah Fittho’ah” dan
derajat ada pada ketaatan. Sebagai seorang santri yang bukan hanya diajarkan mengaji
tetapi juga mengabdi, maka tentulah santri harus menjunjung tinggi nilai – nilai khitmah
kepada umat dengan lillah. Berkhitmah dengan apapun yang bisa dikhitmahkan dengan
akalnya, dengan fisiknya, dengan tenaganya, atau hartanya tanpa melupakan prinsip
“Walbarakah Fil Khitmah” dan keberkahan ada pada khitmah.
Ketika seorang santri sudah berkhitmah setulus – tulusnya, maka disinilah fondasi
kejujuran sudah tertanam dengan baik. Mereka para santri tidak akan pernah tumbang
ketika di caci, tidak pernah marah kala di maki, tidak kan pernah frustasi tanpa gaji,
karena mereka tau yang mereka makan adalah nasi, bukan dasi atau kursi.

Tatkala ilmu agama telah mewabah dan pemerintah berlaku sesuai amanah, maka
terciptalah suatu kedamaian menuju sebuah baldah baldatutthoyyibatun warabbun ghofur.

Demikianlah kultum yang dapat saya sampaikan, semoga teman teman semua dapat
mengambil hikmah dari apa yang saya sampaikan. Mohon maaf apabila ada kesalahan,
Akhirul kalam, Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai