Analisis Jurnal Internasional PDF PDF

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS

JURNAL INTERNASIONAL

RAPID, COST-EFFECTIVE AND ACCURATE QUANTIfiCATION O F YUCCA


SCHIDIGERA ROEZL. STEROIDAL SAPONINS USING HPLC-ELSD METHOD

(Analisis Cepat, Hematt Biaya Dan Kuantifikasi Akurat Dari Yucca Sc hidigera
Roezl. Steroid Sapon in Dengan Menggunakan Metode Hplc-Elsd.)

Disusun guna memenuhi tugas: Dasar Pemisahan Analitik

Dosen: Nailys Sa’adah, M.Si

Oleh:

Zumrotul Asrifah (1403076019)

J URUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVE RSITAS ISLAM NEGRI WALISONGO

SEMARANG

2016
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Yucca Schidigera di negara Indian Amerika digunakan dalam serangkaian
aplikasi diantaranya digunakan dalam produksi sabun. Yucca di temukan paling banyak di
padang pasir tengah dan Amerika Utara, Yucca Schidig-era ada dalam beberapa produk
diantaranya ada dalam bentuk ekstraknya, sirup, dan bubuk. Namun sebagian besar
pemanfaatan Yucca Schidig-era digunakan dalam produksi kosmetik, farmasi serta industri
minuman dan nutrisi hewan.
Kandungan yang paling banyak dalam Yucca adalah Saponin, kandungan saponin
yang sangat tinggi pada Yucca Schidigera terkadang disalah gunakan. Analisis kandungan
saponin yang terdapat dalam batang atau kulit Yucca dalam analisisnya memiliki kendala,
diantaranya ketidakmampuan analisis kuantitatif saponin, juga ketidakmampuan dalam hal
standarisasi.
Metode yang tepat untuk menganalisis kandungan saponin dalam Yucca adalah
dengan menggunakan metode HPLC/MS. Karena metode ini sangat tepat dan akurat, tetapi
metode HPLC/MS ini cukup memakan waktu dan biaya sehingga tidak digunakan dalam
dunia industri. Metode ELSD secara akurat dapat mengukur total kandungan saponin
dalam Yucca. Metode HPLC-ELSD dapat digunakan untuk mengetahui pemalsuan
tanaman saponin.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, rumusan maslahh dari makalh ini adalah:
1. Mengapa tanaman Yucca Schidigera yang dipilih sebagai sumber saponin?
2. Bagaimana metodologi penelitian yang dilakukan padajurnal ini?
3. Bagaimana proses pemurnian campuran saponin dari jus Yucca Schidigera mentah?
4. Bagaimana karakterisasi Yucca Schidegira standar dengan menggunakan HPLC?
5. Bagaimana hasil dari metode HPLC untuk menganalisis kandungan saponin dalam
Yucca Schidigera?

1
C. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, tujuan dari makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui mengapa tanaman Yucca Schidigera yang dipilih sebagai sumber
saponin.
2. Untuk mengetahui metodologi penelitian dari jurnal.
3. Untuk mengetahui proses pemurnian campuran saponin dari jus Yucca Schidigera
mentah.
4. Untuk mengetahui Yucca Schidegira standar dengan menggunakan HPLC
5. Untuk mengetahui hasil dari metode HPLC untuk menganalisis kandungan saponin
dalam Yucca Schidigera.

2
BAB II
DASAR TEORI
A. Tinjauan Saponin.
Saponin merupakan senyawa glikosida triterpenoida ataupun glikosida steroida yang
merupakan senyawa aktif permukaan dan bersifat seperti sabun serta dapat dideteksi
berdasarkan kemampuannya membentuk busa dan menghemolisa sel darah merah. Pola
glikosida saponin kadang-kadang rumit, banyak saponin yang mempunyai satuan gula
sampai lima dan komponen yang umum ialah asam glukuronat (Harborne, 1996).
Glikosida saponin adalah glikosida yang aglikonnya berupa sapogenin. Saponin
tersebar luas di antara tanaman tinggi, keberadan saponin sangat mudah ditandai dengan
pembentukan larutan koloidal dengan air yang apabila dikocok menimbulkan buih yang
stabil. Saponin merupakan senyawa berasa pahit menusuk dan dapat menyebabkan bersin
dan bersifat racun bagi hewan berdarah dingin, banyak di antaranya digunakan sebagai racun
ikan.
Senyawa saponin dapat pula diidentifikasi dari warna yang dihasilkannya dengan
pereaksi Liebermann-Burchard. Warna biru-hijau menunjukkan saponin steroida, dan warna
merah, merah muda, atau ungu menunjukkan saponin triterpenoida. Saponin memiliki berat
molekul tinggi, dan berdasarkan struktur aglikonnya, saponin dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu tipe steroida dan tipe triterpenoida (Farnsworth, 1966). Kedua senyawa ini
memiliki hubungan glikosidik pada atom C-3 dan memiliki asal usul biogenetika yang sama
lewat asam mevalonat dan satuan-satuan isoprenoid.
Tipe aglikon senyawa saponin dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

1) Saponin Steroida

3
Saponin steroida terdapat pada tumbuhan monokotil maupun dikotil, contohnya
diosgenin yang terdapat pada Dioscorea hispida, dan hecogenin yang terdapat pada
Agave americana.

2) Saponin Triterpenoida.
Saponin triterpenoida banyak terdapat pada tumbuhan dikotil seperti: gipsogenin
terdapat pada Gypsophylla sp., dan asam glisiretat terdapat pada Glycyrrhiza glabra.

B. Tinjauan metode HPLC-ELSD


HPLC adalah suatu teknik kromatografi yang menggunakan fasa gerak cair. HPLC
dapat digunakan untuk pemisahan sekaligus untuk analisis senyawa berdasarkan kekuatan
atau kepolaran fasa geraknya. Berdasarkan polaritas relatif fasa gerak dan fasa diamnya,
HPLC dibagi menjadi dua, yaitu fasa normal yang umum digunakan untuk identifikasi
senyawa nonpolar dan fasa terbalik yang umum digunakan untuk identifikasi senyawa polar.
Pada fasa normal, fasa gerak yang digunakan kurang polar dibandingkan fasa diam.
Sedangkan pada fase terbalik, fasa gerak lebih polar dibandingkan fasa diam (Gritter et al.,
1991).

4
Prinsip pemisahan senyawa menggunakan HPLC adalah perbedaan distribusi
komponen diantara fasa diam dan fasa geraknya. Semakin lama terdistribusi dalam fasa
diam semakin lama waktu retensinya (Clark, 2007).
Prinsip kerja dari detektor evaporasi hamburan cahaya adalah sampel yang berasal dari
HPLC dalam bentuk cair mengalami nebulisasi menjadi bentuk aerosolnya. Kemudian
pelarut yang digunakan akan mengalami evaporasi (penguapan) sehingga terpisah dari
sampel. Sampel yang telah terpisah ditembaki dengan sinar pada semua panjang gelombang
(LS), kemudian jumlah cahaya yang dipantulkan kembali akan memberikan sinyal untuk
detektor. Sinyal yang terdeteksi akan memberikan data output berupa kromatogram. Adapun
keunggulan dari ELSD yaitu:
1) Sensitivitas tinggi memberikan respon yang luar biasa untuk semua senyawa, sampai ke
tingkat nanogram rendah.
2) Operasi Sub-ambien menggunakan tabung penguapan berpendingin Peltier memberikan
suhu rendah sampai 10°C, mencegah degradasi dari senyawa labil panas yang tidak
terdeteksi oleh ELSD lain.
3) Real-time kontrol selama injeksi melalui Software dimensi yang diprogram untuk
mempertahankan sensitivitas maksimum pada pengoperasian alat.
4) Real-time pemrograman gas yang menghilangkan efek peningkatan pelarut selama elusi
gradien, sangat baik untuk analisis kation.
5) Dispersi rendah dan kecepatan data output-tingkat tinggi adalah pasangan yang cocok
untuk aplikasi LC Cepat.
6) Reprodusibilitas super di bawah 2% memberikan hasil yang dapat diandalkan dan
akurat.
7) Pemanasan dan pendinginan tabung evaporator cepat, meminimalkan waktu
keseimbangan dan sampel yang lewat meningkat.

5
BAB III
PEMBAHASAN

1. Mengapa tanaman Yucca Schidigera yang dipilih sebagai sumber saponin.


Yucca Schidig-era di negara Indian Amerika digunakan dalam serangkaian aplikasi
diantaranya digunakan dalam produksi sabun. Yucca di temukan paling banyak di padang
pasir tengah dan Amerika Utara, Yucca Schidig-era ada dalam beberapa produk diantaranya
ada dalam bentuk ekstraknya, sirup, dan bubuk. Namun sebagian besar pemanfaatan Yucca
Schidig-era dalam produksi kosmetik, farmasi serta industri minuman dan nutrisi hewan.
Pada jurnal ini di gunakan Yucca Schidig-era karena kandungan saponin nya yang sangat
banyak dibandingkan dengan tanaman lain.

2. Metodologi penelitian yang dilakukan.


Sampel didapatkan dari jus Yucca Schidig-era, yang dibeli dari tiga pemasok di negara
California yang kemudian dinamakan sampel A, sampel B, dan sampel C. Sampel A,B,C
yang berupa jus tadi kemudian di keringkan sehingga didapatkan bubuk Yucca Schidig-era.
Larutan standar yang digunakan yaitu berasal dari sirup Yucca Schidig-era yang sudah
diketahui kadar saponin nya yaitu 95%. Kadar saponin ini di kontrol dengan menggunakan
multiple. Kemudian di analisis dengan menggunakan HPLC, sehingga didapatkan data
larutan standar.

3. Proses pemurnian campuran saponin dari jus Yucca Schidigera mentah.


Yucca Schidig-era dalam bentuk jus sebanyak 300 ml pada suhu 38° di ekstraksi tiga
kali dengan menggunakan etanol 100% sebanyak 200 ml. Ekstrak yang didapatkan di
pekatkan sampai kering, kemudian bubuk yang di dapatkan dicuci dengan menggunakan etil
asetat sebanyak 200 ml dan heksana sebanyak 200 ml, setelah itu tahap selanjutnya di
refluks selama 30 menit dan menghasilkan residu kental berwarna coklat. Selanjutnya,
residu dipartisi antara fase air dan fase 1-butanol. Fraksi yang mengandung saponin di elusi
selama 15-20 menit kemudian dikumpulkan dan dipekatkan sebelum pengeringan, sehingga
didapatkan saponin. Saponin yang diperoleh diendapkan dengan menggunakan etil eter, dan
setelah dilakukan beberapa injeksi sehingga didapatkan campuran saponin murni.

6
4. Karakterisasi Yucca Schidigera standar dengan menggunakan HPLC.
Yucca schidegira standar (Yucca Saponin Standar) diperoleh dengan menggabungkan
saponin 1 dengan saponin 2 yang didapatkan dari proses pemurnian diatas. YSS dianalisis
dengan menggunakan HPLC dengan kondisi ionisasi disesuaikan sebagai berikut yaitu
tegangan kapiler 3500 Volt dan suhu nebulizer sebesar 300°C. Nebulisasi dibantu dengan
AJS menggunakan selubung aliran gas nitrogen (10 L/min) pada suhu 300°C.kemudan
dilakukan scanning dari jarak 100-1500 Mz.
Selanjutnya pengembangan kurva kalibrasi dari Yucca Saponin Standar (YSS) pada
kisaran 500-3500 lg/mL (total saponin). Semua diencerkan dengan air kemudian disaring
melalui RC 0,45. Larutan standar yang telah disiapkan kemudian disimpan pada suhu 4°C
selama kurang dari dua minggu dan digunakan sebagai data untuk kurva kalibrasi
selanjutnya.

5. Hasil dari metode HPLC untuk menganalisis kandungan saponin dalam Yucca
Schidigera.
Beberapa metode yang telah digunakan sebelumnya di usulkan untuk mengevaluasi
kuantifikasi saponin dari Yucca. Metode yang berbeda menampilkan kelemahan yang
berdampak serius terutama pada bidang industri. Oleh karena itu penelitian ini
mengembangkan dan memperbaiki metode yang cepat dan efektif untuk meminimalkan
ketidakakuratan, insufficiencies, ketidaknyamanan dan tidak memadainya teknik yang ada,
metode baru ini adalah dengan menggunakan HPLC-ELSD dengan analisis fase terbalik.
Tingkat saponin yang diperoleh dengan metode baru ini hasilnya meningkat dengan
menggunakan HPLC atau metode ELSD. Hasil yang diperoleh dengan metode ini telah
dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dengan metode gravimetri klasik.

7
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan.
Metode analisis kandungan saponin pada Yucca Schidegira dengan menggunakan
metode HPLC-ELSD dengan analisis fase terbalik ternyata menghasilkan analisis yang cepat
dan efektif untuk meminimalkan ketidakakuratan, insufficiencies, ketidaknyamanan dan
tidak memadainya teknik yang ada. Hasil yang didapatkan dengan metode ini lebih efektif
dibandingan dengan metode gravimetri klasik lainya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Farnsworth, N.R. (1966). Biological and Phytochemical Screening of Plants. Journal of


Pharmaceutical Sciences. Volume 55. No.3. Chicago: Reheis Chemical Company.

Tenon, Mathieu, dkk, 2016, Jurnal: Rapid, cost-effective and accurate quantification of Yucca
schidigera Roezl. steroidal saponins using HPLC-ELSD method, Francis: Naturex SA,
Site d’Agroparc BP 1218, 84911 Avignon Cedex 9.

Gritter, R.J., Bobbit, J.M., dan Swharting, A.E. 1991. Pengantar Kromatografi. Edisi Kedua.
Penerbit ITB. Bandung

Harborne, J.B. (1987). Metode Fitokimia. Penerjemah: Kosasih Padmawinata dan Iwang
Soediro. Bandung: Penerbit ITB.

Clark, 2007, kromatografi lapis tipis,


http://www.chem-is_try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/kromatografi1/
kromatografi_lapis_tipis. (06 januari 2017)

Anda mungkin juga menyukai