Proposal Agribisnis KOPI
Proposal Agribisnis KOPI
Proposal Agribisnis KOPI
MANTAR HARAHAP
NIRM : 01.02.19.081
Menyetujui;
Pembingbing I ` Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Jurusan Ketua Program Studi
2
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur dipanjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkah
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusunan laporan Praktik Kerja Lapang 1
(PKL) 1 sebagai program kurikuler yang wajib dilaksanakan mahasiswa Program
D-IV Politeknik Pembangunan Pertanian Medan. Kegiatan Praktik Kerja Lapang
(PKL) mahasiswa dilaksanakan pada bulan Agustus 2021 sampai dengan bulan
September 2021 di . Selanjutnya penulis tidak lupa menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
Penulis ,
i
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR………………………………………………………..i
DAFTAR ISI………………………………………………….……………..ii
I. PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Tujuan................................................................................................... 2
C. Manfaat................................................................................................. 3
II. TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 4
A. Kopi Arabika....................................................................................... 4
B. Morfologi Kopi.................................................................................... 5
C. Teknik Budidaya Tanaman Kopi……………………………………. 7
D. Proses Pengolahan Biji Kopi………………………………………… 13
E. Pemasaran……………………………………………………………. 15
III. METODE PELAKSANAAN.................................................................. 20
A. Waktu dan Tempat................................................................................ 20
B. Materi Kegiatan.................................................................................... 20
C. Prosedur Pelaksanaan........................................................................... 21
IV. DAFTARPUSTAKA ............................................................................... 22
ii
iii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pembelajaran di Politeknik Pembangunan Pertanian Medan terdiri
atas kuliah klasikal dan praktik mata kuliah. Selain praktik mata kuliah
dilaksanakan juga Praktik Kerja Lapangan I (PKL I). Praktik Kerja Lapangan
(PKL I) dirancang sebagai bagian dari kegiatan proses pembelajaran di
Polbangtan Medan, PKL I wajib dilaksanakan pada semester IV. Untuk PKL I
dengan capaian pembelajaran tentang menumbuhkan minat berwirausaha. Selain
itu, tujuan dilakukannya magang agribisnis kopi ini yaitu agar mahasiswa mampu
melakukan budidaya kopi arabika secara presisi, serta dengan adanya magang ini
dapat menumbuhkan mental/jiwa wirausaha pada mahasiswa. Adapun syarat–
syarat yang harus dilengkapi oleh mahasiswa sesudah melakukan PKL I adalah
menyusun laporan disusun berdasarkan hasil survei calon lokasi, dan berdasarkan
bimbingan dosen pembimbing dan sesuai sistematika laporan yang telah
ditentukan.
Selain itu, alasan dilakukannya magang agribisnis kopi ini yaitu agar
mahasiswa mampu melakukan budidaya kopi arabika secara presisi, serta dengan
adanya magang ini dapat menumbuhkan mental/jiwa wirausaha muda pada
mahasiswa. Karena kopi saat ini merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan
yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan
lainnya dan berperan penting sebagai sumber devisa negara. Sehingga kopi saat
ini sangat trend dan banyak diminati masyarakat, baik dari kalangan bawah
maupun kalangan atas.
Dalam rangka menghasilkan lulusan yang berkompeten dan professional
dibidang penyuluh pertanian, maka kebijakan yang dilakukan adalah membuat
suatu program dari Kementrian Pertanian yakni Kegiatan Praktek Kerja Lapangan
yang dilakukan setiap tahunnya untuk semester IV. Dalam hal perkopian di
Indonesia, kopi rakyat memegang peranan yang penting, mengingat sebagian
besar (93 %) produksi kopi merupakan kopi rakyat. Namun demikian kondisi
pengelolaan usaha tani pada kopi rakyat relatif masih kurang baik dibanding
kondisi Perkebunan Besar Negara (PBN). Ada dua permasalahan utama yang
1
diidentifikasi pada perkebunan kopi rakyat, yaitu rendahnya produktivitas dan
mutu hasil yang kurang memenuhi syarat untuk saat ini peningkatan produksi
kopi di Indonesia masih terhambat oleh rendahnya mutu biji kopi yang dihasilkan
sehingga mempengaruhi mutu biji kopi yang dihasilkan, sehingga mempengaruhi
pengembangan produksi akhir kopi. Hal ini disebabkan, karena penanganan pasca
panen yang tidak tepat antara lain proses fermentasi, pencucian, sortasi,
pengeringan dan penyangraian. Selain itu spesifikasi alat dan mesin yang
digunakan juga dapat mempengaruhi setiap tahapan pengolahan biji kopi
(Hermawan, 2013).
Oleh karena itu, untuk memperoleh biji kopi yang bermutu maka perlu
dilakukan pembudidayaan kopi yang baik dan benar sesuai dengan syarat tumbuh
kopi sesuai dengan ketentuan yang sudah di tetapkan. Berdasarkan pertimbangan
tersebut, maka perlu dibahas lebih lanjut mengenai perkembangan kopi di
Indonesia agar kopi rakyat mampu menaikkan produktivitas dan mutu hasil yang
memenuhi syarat untuk diekspor. Selain itu juga, perlu dibahas mengenai syarat
tumbuh tanaman kopi agar produktivitas yang tinggi tetap bertahan, serta perlu
dibahas juga mengenai pengolahan pasca panen pengeringan biji kopi agar dapat
menghasilkan biji kopi yang berkualitas.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari agribisnis kopi arabika di Koperasi Serba Usaha
Mandailing yaitu :
2
C. Manfaat
Adapun manfaat dari magang Koperasi Serba Usaha Mandailing yaitu :
1. Menambah pengetahuan mahasiswa dalam menganalisis permasalahan
dan merumuskan pemecahan masalah pada budidaya tanaman kopi.
2. Mewujudkan mental/ jiwa wirausaha, menumbuhkan rasa percaya diri,
tangguh, kreatif dinamis, displin, bertanggung jawab dan inovatif.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kopi Arabika
Kopi arabika (Coffea arabica) adalah kopi yang paling baik mutu cita
rasanya dibanding jenis kopi yang lain, tanda-tandanya adalah biji picak dan daun
hijau tua dan berombak-ombak (Botanical, 2010). Biji kopi arabika berukuran
cukup besar, dengan bobot 18-22 g tiap 100 biji. Warna biji agak coklat dan biji
yang terolah dengan baik akan mengandung warna agak kebiruan dan kehijauan.
Biji bermutu baik dengan cita rasa khas kopi arabika yang kuat dan rasa sedikit
asam, kandungan kafein: 1-1,3%. Kopi arabika memang dikenal terlebih dahulu
oleh konsumen di banyak negara, sehingga kelezatan kopi arabika lebih dikenal
superior dibandingkan dengan kopi robusta. Jenis-jenis kopi yang termasuk dalam
golongan arabika adalah abesinia, pasumah, marago dan congensis (Najiyati dan
Danarti, 2015).
Kopi arabika tumbuh maksimal pada ketinggian 1.000 meter sampai 1.500
meter di atas permukaan laut. Kopi arabika memiliki 9 jenis yang berbeda pula,
antara lain Brazilian Arabica yang tumbuh maksimal pada ketinggian 2.000
meter sampai 2.500 meter di atas permukaan laut, dan Colombian Mild Arabica
tumbuh maksimal pada ketinggian lebih dari 2.500 meter di atas permukaan laut.
Tanaman kopi sangat sensitif terhadap kelembaban udara. Kelembaban udara
yang ideal yaitu antara 70% sampai 89%. Selain itu tanaman kopi juga sensitif
terhadap curah hujan, ada saat dimana tanaman kopi membutuhkan hujan yang
cukup banyak yaitu pada saat perkembangan biji.Kopi arabika memiliki citarasa
seduhan yang unik dan memiliki peluang pasar yang sangat menjanjikan dalam
pengembangan bisnisnya. Tanaman kopi arabika di Indonesia cocok
dikembangkan di daerah-daerah dengan ketinggian antara 800-1500 m di atas
permukaan laut dan dengan suhu rata-rata 15-24ºC. Pada suhu 25ºC kegiatan
fotosintesis tumbuhannya akan menurun dan akan berpengaruh langsung pada
hasil kebun. Mengingat belum banyak jenis kopi arabika yang tahan akan
penyakit karat daun, dianjurkan penanaman kopi arabika tidak di daerah-daerah
di bawah ketinggian 800 m dpl Tanaman kopi arabika memerlukan tanah subur
dengan drainase yang baik, curah hujan minimum 1300 mm/th dan toleran
4
terhadap curah hujan yang tinggi. Masa bulan kering pendek dan maksimum 4
bulan. Jenis keasaman tanah yang dibutuhkan dengan pH 5,2 - 6,2 dengan
kesuburan tanah yang baik. Kapasitas panambatan air juga tinggi, pengaturan
tanah baik dan kedalaman tanah yang cukup (Siswoputranto, 2015). Program
budidaya kopi dianjurkan memilih kawasan yang memenuhi persyaratan
tersebut.
B. Morfologi Kopi
Morfologi kopi merupakan bagian daripada kopi yang tampak dari luar.
Adapun morfologi kopi sebagai berikut :
1. Akar
Tanaman kopi memiliki akar tunggang yang mengarah lurus ke bawah,
pendek da n kuat dengan ukuran 45 – 50 cm. akar tunggang memiliki 4 – 8 akar
samping dengan panjang 1–2 m. Selain itu, banyak pula akar cabang samping
dengan panjang 0.5–1 m horizontal dan memiliki kedalaman kurang lebih 30 cm
dan bercabang merata ( PTPN XII, 2018 ).
2. Batang
Batang tanaman kopi mempunyai dua tipe percabangan (dimorfisme) yaitu
cabang orthotrop dan plagiotrop, cabang orthotrop merupakan cabang batang yang
tumbuh tegak lurus, sedangkan cabang plagiotrop merupakan cabang batang yang
tumbuh kesamping atau horizontal dan berfungsi sebagai tempat tumbuh bunga
dan buah. Batang yang tumbuh dari biji disebut batang pokok. Batang pokok
memiliki ruas-ruas yang tampak jelas pada saat tanaman itu masih muda. Pada
tiap ruas tumbuh sepasang daun yang berhadapan, selanjutnya tumbuh dua macam
cabang, yakni cabang orthotrop (cabang yang tumbuh tegak lurus atau vertikal
dan dapat menggantikan kedudukan batang bila batang dalam keadaan patah atau
dipotong) dan cabang plagiotrop (cabang atau ranting yang tumbuh ke samping
atau horizontal).
5
3. Daun
Kopi mempunyai bentuk daun bulat telur, ujungnya agak meruncing
sampai bulat. Daun tersebut tumbuh pada batang, cabang dan ranting-ranting
tersusun secara berdampingan, pada batang atau cabang-cabang yang tumbuhnya
tegak lurus, susunan pasangan daun itu berselang-seling. Tepi daunnya berombak
dengan urat daun yang tenggelam. Akibatnya, permukaan daun kopi nampak
berlekuk-lekuk dan daun tanaman kopi tumbuh berhadapan pada batang, cabang
dan ranting.
4. Bunga
Pada umumnya tanaman kopi berbunga setelah berumur sekitar dua tahun.
Bila bunga sudah dewasa, terjadi penyerbukan dengan pembukaan kelopak dan
mahkota yang akan berkembang menjadi buah. Kulit buah yang berwarna hijau
akan menguning dan menjadi merah tua seiring dengan pertumbuhannya. Waktu
yang di perlukan dari bunga menjadi buah matang sekitar 6-11 bulan, tergantung
jenis dan lingkungan. Kopi arabika membutuhkan waktu 6-8 bulan, sedangkan
kopi robusta 8-11 bulan. Bunga umumnya mekar awal musim kemarau dan buah
siap dipetik di akhir musim kemarau. Di awal musim hujan, cabang primer akan
memanjang dan membentuk daun-daun baru yang siap mengeluarkan bunga pada
awal musim kemarau mendatang (Najiyati dan Danarti, 2015).
Bunga kopi tersusun dalam kelompok, masing-masing terdiri dari 4-6
kuntum bunga. Pada setiap ketiak daun dapat menghasilkan 2-3 kelompok bunga
sehingga setiap ketiak daun dapat menghasilkan 8-18 kuntum bunga atau setiap
buku menghasilkan 16-36 kuntum bunga. Bunga kopi berukuran kecil, mahkota
berwarna putih dan berbau harum. Kelopak bunga berwarna hijau, kemudian
pangkalnya menutupi bakal buah yang mengandung dua bakal biji. Benang sari
terdiri dari 5-7 tangkai berukuran pendek. Bunga kopi biasanya akan mekar pada
awal musim kemarau. Bunga berkembang menjadi buah dan siap dipetik pada
akhir musim kemara.
6
5. Buah
Ukuran panjang buah kopi arabika sekitar 12–18 mm, sedangkan kopi
robusta sekitar 8–16 mm. Buah kopi terdiri dari daging buah dan biji.
Buah kopi yang masih muda berwarna hijau, sedangkan yang masak
berarna merah. Daging buah terdiri dari 3 bagian, yaitu lapisan kulit luar
(eksokarp), lapisan daging (mesokarp), dan lapisan kulit tanduk
(endokarp) yang tipis tetapi keras (Ady Batra, 2016). Daging buah yang
sudah masak akan berlendir dan rasanya agak manis. Biji terdiri dari kulit
biji dan lembaga atau endocarp yang keras biasa disebut kulit tanduk.
Ketinggian tempat untuk kopi arabika sekitar 1000 s/d 2000 mdpl dengan
curah hujan 1.250 s/d 2.500 mm/ tahun serta dengan suhu udara rata-rata 15-25°C.
Sedangkan untuk kopi jenis robusta ketinggian tempat 100 s/d 600 mdpl. Dengan
curah hujan 1250 s/d 2500 mm/tahun dengan suhu udara 21-24°C
b. Tanah
Tekstur tanah berlempung dengan struktur tanah lapisan atas remah.
Kedalam efektif lebih dari 100 cm, kemiringan tanah kurang dari 30%. Sifat
kimia tanah : C organik > 2 %, KTK > 15 me/100 g tanah, kejenuhan basa >35
% dan pH tanah 5,5-6,5.
d. Suhu
7
Suhu yaitu keadaan panas atau dinginnya udara pada suatu tempat. Suhu
lingkungan untuk kopi arabika sekitar 16-22°C, sementara robusta mampu
beradaptasi dengan suhu sekitar 20-28°C (Yahmadi, 2017).
2. Budidaya
a. Persiapan benih
Benih atau bibit yang digunakan untuk penanaman kopi haruslah
bersertifikat supaya hasil yang didapat terjaga kualitasnya dan juga hasilnya
melimpah. Benih/bibit didapat dari perbanyakan secara generatif ataupun secara
vegetatif.
b. Persiapan Lahan
Lahan yang digunakan untuk tanaman kopi harus bersih dari tumbuhan
gulma dan tanaman lain yang menggangu pertumbuhan kopi. Pohon yang
diameternya ≥ 30 cm. Dapat dijadikan tanaman naungan mengingat tanaman kopi
tidak tahan sinar matahari secara langsung. Kopi di Indonesia saat ini umumnya
dapat tumbuh baik pada ketinggian tempat diatas 700 m diatas permukaan laut
(dpl). Dalam perkembangannya dengan adanya introduksi beberapa klon baru dari
luar negri, beberapa klon saat ini dapat ditanam mulai atas keinnggian 500 m dpl,
namun demikian yang terbaik seyogyanya kopi di tanam diatas 700 m dpl,
terutama jenis kopi robusta. Kopi arabika baik tumbuh dengan citarasa yang
bermutu pada ketinggian diatas 1000 m dpl. Namun demikian, lahan pertanaman
kopi yang tersedia di indonesia sampai saat ini sebagaian besar berada di
ketinggian antara 700 sampai 900 m dpl.
Mungkin hal ini yang menyebabkan mengapa sebagaian besar (sekitar 95 %)
jenis kopi di Indonesia saat ini adalah kopi robusta. Oleh sebagian besar negara
pengguna, kopi arabika dikonsumsi dalam jumlah lebih banyak di banding kopi
robusta. Hal ini berkaitan dengan kebiasaan cara minum kopi, yaitu dua-pertiga
atau lebih campuran seduhan merupakan kopi arabika, sedangkan sisanya adalah
kopi robusta. Secara tidak langsung kebiasaan tersebut juga mempengaruhi
pangsa pasar kopi dunia terhadap kebuttuhan kopi arabika.
c. Tanaman Penaung
Penaungan ada yang membagi menjadi penaungan sementara dan
8
penanungan tetap ( puslitkoka, 2016). Penaung sementara sebaiknya dirapikan
pada awal musim hujan agar tidak terlalu rimbun. Pada penaungan tetap,
percaabangan paling bawah hendaknya diusahakam 1-2 meter diatas pohon kopi,
oleh karena itu harus dilakukan pemangkasan secukupnya. Ada juga yang
mengatur pemangkasan sehingga percabangnnya diatur agar dua kali tinggi pohon
kopinya agar tetap terjaga peredaran udaranya ( Yahmadi, 2017). Tanaman
penaung yang digunakan untuk kebun kopi memeliki persyaratan sebagai berikut :
Memiliki perakaran yang dalam, percabangan yang mudah diatur, termasuk legum
dan berumur panjang, penghasil banyak bahan organik dan tidak menjadi inang
hama dan penyakit kopi.
d. Penanaman
Lubang tanam tanaman kopi berukuran sekitar 60 x 60 x 40 cm berbentuk
trapesium. Pembuatan lubang tanam pada ajir yang telah ditentukan dan
disesuaikan dengan jarak tanam dan dibuat 6 bulan sebelum penanaman. Tanah
galian lapisan atas dan bawah dipisahkan kemudian dicampur dengan pupuk
organik dan lubang tanam dibiarkan 2 3 minggu. Benih ditanam dengan cara
merobek polybag dan diusahakan tidak merusak akar. Benih ditanam pada
lubang tanam yang sebelumnya diberikan pupuk dasar. Kemudian ditutup
dengan tanah dan dibuat cembung supaya tidak tergenang air.
Adapun dalam Pelaksanaan penanaman kopi yaitu, (1) Benih ditanam
setelah pohon penaung berfungsi baik dengan kriteria intensitas cahaya yang
diteruskan 30-50% dari cahaya langsung. (2) Digunakan benih yang sudah siap
salur, pertumbuhannya sehat (kekar). Kriteria benih siap salur telah memiliki 6-
8 pasang daun normal dengan sepasang cabang primer. (3) Penanaman
dilakukan pada awal musim hujan, hindari penanaman pada waktu panas terik.
(4) Sebelum penanaman lubang tanam dipadatkan, kemudian tanah dicangkul
sedalam + 30 cm. (5) Akar tunggang yang terlalu panjang dipotong, sedangkan
untuk benih dalam polibeg dilakukan dengan memotong bagian dasar polibeg +
2-3 cm dari bawah. (6) Benih ditanam sebatas leher akar, tanah dipadatkan
kemudian polibeg yang telah disobek dengan parang/arit ditarik keluar. (7)
Penutupan lubang tanam dibuat cembung agar tidak terjadi genangan air.
(8)Tanaman yang mati segera dilakukan penyulaman selama musim hujan.
9
e. Pemupukan
Tujuan pemupukan adalah untuk menjaga daya tahan tanaman,
meningkatakan produksi dan mutu hasil serta menjaga agar produksi stabil tinggi.
Seperti tanaman lainnya pemupukan secara umum harus tepat waktu, dosis dan
jenis pupuk serta cara pemberiannya. Semuanya tergantuung pada jenis tanah,
iklim dan umur tanaman. Pemberian pupuk dapat diletakkan sekitar 30-40 cm dari
batang pokok. Adapun manfaat dan kebutuhan pupuk terhadap komoditi kopi
arabika yaitu :
1. Manfaat Pemupukan
a. Memperbaiki kondisi dan daya tahan tanaman terhadap perubahan
lingkungan yang ekstrim, seperti kekeringan dan pembuahan terlalu
lebat (over bearing).
b. Meningkatkan produksi dan mutu hasil.
c. Mempertahankan stabilitas produksi yang tinggi
2. Kebutuhan Pupuk
a. Kebutuhan pupuk dapat berbeda-beda antar lokasi, stadia
pertumbuhan tanaman/umur dan varietas.
b. Secara umum pupuk yang dibutuhkan tanaman kopi ada 2 jenis,
yaitu pupuk organik dan pupuk an-organik.
c. Pelaksanaan pemupukan harus tepat waktu, tepat jenis, tepat dosis
dan tepat cara pemberian.
d. Diutamakan pemberian pupuk organik berupa kompos, pupuk
kandang atau limbah kebun lainnya yang telah dikomposkan.
e. Dosis aplikasi pupuk organik yaitu 10-20 kg/pohon/tahun.
f. Pupuk organik umumnya memberikan pengaruh yang sangat nyata
pada tanah yang kadar bahan organiknya rendah (< 3,5%).
g. Pupuk organik tidak mutlak diperlukan pada tanah yang kadar bahan
organiknya > 3,5%.
h. Pupuk diberikan setahun dua kali, yaitu pada awal dan pada akhir
musim hujan.
f. Pemangkasan
Manfaat dan fungsi pemangkasan umumnya adalah agar pohon tetap rendah
10
sehingga mudah dalam perawatannya, membentuk cabang – cabang produksi
yang baru, mempermudah masuknya cahaya dan mempermudah pengendalian
hama dan penyakit. Pangkasan juga dapat dilakukan selama panen sambil
menghilangkan cabang-cabang yang tidak produktif, cabang liar maupun yang
sudah tua. Cabang yang kurang produktif di pangkas agar unsur hara yang
diberikan dapat tersalur kepada batang batang yang lebih produktif. Secara
morfolofi buah kopi akan muncul pada percabangan, oleh karena itu perlu
diperoleh cabang yang banyak. Pangkasan dilakukan bukan hanya untuk
menghasilkan cabang-cabang saja, (pertumbuhan vegetatif) tetapi juga banyak
menghasilkan buah.
Umumnya pangkasan dengan sistem berbatang ganda tidak tergantung pada
individu pohon, oleh karena itu banyak dikembangkan di negara – negara yang
sukar dan mahal tenaga kerja. Oleh karena itu umumnya perusahaan perkebunan
besar di Indonesia banyak yang menggunakan pemangkasan dengan sistem
berbatang tunggal. Sedangkan perkebunan rakyat kebanyakan menggunakan
sistem berbatang ganda (Yahmadi, 2017). Untuk menentukan terhadap pilihan
sistem mana yang lebih baik sangat dipengaruhi oleh kondisi agroekosistem dan
jenis kopi yang ditanam. Pemangkasan dilakukan untuk membentuk cabang
cabang produksi dan mencegah tanaman kopi tumbuh lurus ke atas. Batang
tanaman TBM atau TM I yang mempunyai ketinggian + 1 m dipenggal dan tiga
cabang primer dipotong/disunat pada ketinggian 80-100 cm sebagai unit tangan
“Etape I” pemotongan/sunat cabang dilakukan pada ruas ke 2-3 dan pasangan
cabang primer yang disunat dihilangkan. Tunas yang tumbuh pada cabang primer
yang telah disunat dilakukan pemotongan/sunat ulang secara selektif (dipilih yang
kokoh).
g. Pengendalian PHT
Hama utama yang menyerang tanaman kopi yaitu nematoda parasit dan
penggerek buah kopi. Nematoda parasit dapat dicegah dengan cara penambahan
pupuk kandang 10 kg/pohon/6 bulan dan jamur. Paecilomyces lilacinus strain
11
251, sebanyak 20 g/pohon/6 bulan. Adapun gejala dari serangan nematoda
parasit yaitu tanaman kopi yang diserang terlihat kerdil, daun menguning dan
gugur. Pertumbuhan cabang – cabang primer terhambat sehingga hanya
menghasilkan sedikit bunga, buah prematur dan banyak yang kosong. Bagian
akar serabut membusuk berwarna coklat atau hitam. Pada serangan berat
tanaman akhirnya mati. Sedangkan untuk pengendalian hama penggerek buah
kopi (PBKo) secara kultur teknis yaitu memutuskan daur hidup PBKo, meliputi
tindakan :
1. Petik bubuk, yaitu mengawali panen dengan memetik semua buah masak
yang terserang PBKo 15-30 hari menjelang panen besar.
2. Lelesan, pemungutan semua buah kopi yang jatuh di tanah baik terhadap
buah terserang maupun buah tidak terserang.
3. Racutan atau rampasan, yaitu memetik seluruh buah yang ada di pohon
pada
akhir panen.
4. Pengaturan naungan untuk menghindari kondisi pertanaman terlalu gelap
yang sesuai bagi perkembangan PBKo.
h. Panen
Pemanenan buah kopi yang umum dilakukan dengan cara memetik buah
yang telah masak pada tanaman kopi adalah berusia mulai sekitar 2,5 – 3 tahun.
Buah matang ditandai oleh perubahan warna kulit buah. Kulit buah berwarna
hijau tua adalah buah yang masih muda, berwarna kuning adalah setengah masak
dan jika berwarna merah maka buah kopi sudah masak penuh dan menjadi
kehitam - hitaman setelah masak penuh terlampui, (over ripe) (Starfarm, 2015a).
Untuk mendapatkan hasil yang bermutu tinggi, buah kopi harus dipetik
dalam keadaan masak penuh. Kopi robusta memerlukan waktu 8-11 bulan sejak
dari kuncup sampai matang, sedangkan kopi arabika 6 sampai 8 bulan. Beberapa
jenis kopi seperti kopi liberika dan kopi yang ditanam di daerah basah akan
menghasilkan buah sepanjang tahun sehingga pemanenan bisa dilakukan
sepanjang tahun. Kopi jenis robusta dan kopi yang ditanam di daerah kering
biasanya menghasilkan buah pada musim tertentu sehingga pemanenan juga
12
dilakukan secara musiman. Musim panen ini biasanya terjadi mulai bulan
Mei/Juni dan berakhir pada bulan Agustus / September (Ridwansyah, 2015).
Secara teknis, panen buah masak ( buah merah ) memberikan beberapa
keuntungan dibandingkan panen buah kopi muda yaitu, mudah di proses karena
kulitnya mudah terkelupas, rendeman hasil (perbandingan berat biji kopi beras per
berat buah segar) lebih tinggi, biji kopi lebih bernas sehingga sehingga ukuran biji
lebih besar karena telah mencapai kematangan fisiologis optimum dan waktu
pengeringan lebih cepat dan warna biji cita rasanya lebih baik.
D. Proses Pengolahan Biji Kopi
Buah kopi biasanya dipasarkan dalam bentuk kopi beras, yaitu kopi kering
yang sudah terlepas dari daging buah dan kulit arinya. Pengolahan buah kopi
bertujuan memisahkan biji kopi dari kulitnya dan mengeringkan biji tersebut
sehingga diperoleh kopi beras dengan kadar air tertentu dan siap dipasarkan.
Kadar kopi beras optimum adalah 10-13%. Bila kadar air kopi beras lebih dari
13%, biasanya akan mudah terserang cendawan, sedangkan bila kurang dari 10 %
akanmudah pecah. Pengolahan buah kopi hingga diperoleh kopi beras dengan
kadar air 10-13% akan menurunkan bobot kopi hingga menjadi 22 %, kopi
arabika menjadi 18% ,dan kopi liberika sekitar 12 %.
Kualitas kopi yang sesungguhnya dapat dinikmati saat kopi sudah diseduh
dan dihidangkan di dalam cangkir, namun sebelum diseduh, kualitas kopi yang
akan diseduh bergantung pada kualitas biji kopi, roasting, waktu roasting, dan air
yang digunakan untuk menyeduh. Kualitas tersebut biasanya diartikan sebagai
aroma dan rasa (flavor). Flavor pada kopi dipengaruhi oleh senyawa volatil yang
dimiliki dan dikeluarkan oleh kopi pada saat diseduh. Pengolahan buah kopi dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu cara basah dan cara kering. Pengolahan secara
basah biasanya memerlukan modal besar, tetapi yang dilakukan oleh PT. Tabo
Jaya Coffe adalah pengolahan cara kering dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Sortasi gelondong
13
setelah kopi datang dari kebun. Kopi yang berwarna hijau, hampa, dan terserang
bubuk disatukan. Sementara kopi berwarna merah dipisahkan karena akan
menghasilkan kopi bermutu baik.
2. Pengeringan
Kopi yang sudah dipetik dan disortasi harus segera dikeringkan agar tidak
mengalami proses kimia yang dapat menurunkan mutu. Pengeringan dapat
dilakukan secara alami dan pengeringan secara buatan.
4. Sortasi Biji
14
berjamur dan berbau busuk. Petani biasanya hanya melakukan sortasi sampai
tahap ini.
Kemas biji kopi dengan karung yang bersih dan jauhkan dari baubauan.
Untuk penyimpanan yang lama, tumpuk karung-karung tersebut diatas sebuah
palet kayu setebal 10 cm. Berikan jarak antara tumpukan karung dengan dinding
gudang. Kelembaban gudang sebaikknya dikontrol pada kisaran kelembaban (RH)
70 %. Penggudangan bertujuan untuk menyimpan biji kopi sebelum
didistribusikan kepada pembeli. Biji kopi disimpan harus terhindar dari serangan
hama dan penyakit. Jamur merupakan salah satu pemicu utama menurunnya
kualitas kopi terlebih untuk daerah tropis.
E. Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan
kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui
penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan produk tersebut (Kotler,
2004). Pemasaran adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar
arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen secara paling efisien dengan
maksud untuk menciptakan permintaan efektif.)
Pada umumnya fungsi pemasaran dikelompokkan menjadi:
a. Fungsi pertukaran (exchange function) yang meliputi penjualan dan
pembelian, yang menciptakan kegiatan kegunaan hak milik.
b. Fungsi fisik (physical function) yang meliputi pengangkutan,
penyimpanan dan pemrosesan produk yang menciptakan kegunaan
tempat dan waktu.
c. Fungsi penyediaan sarana (facilitating function) yang meliputi kegiatan-
kegiatan yang menyangkut masalah standarisasi dan grading,
15
penanggung resiko, pembiayaan dan kredit serta informasi pasar dan
harga.
Salah satu fungsi dari pemasaran adalah sebagai penyedia sarana yang
meliputi harga. Harga merupakan masalah pokok baik bagi pembeli maupun
penjual di pasar. Pada semua tingkat dari produksi melalui proses tataniaga hingga
ke konsumen akhir harus secara terus menerus dan konstan memperhatikan harga-
harga barang dan jasa. Harga menjadi acuan seberapa besar nilai pada produk
yang dihasilkan oleh petani. Petani harus bisa membaca kondisi harga ketika
menentukan harga produk di pasar saat produknya akan dijual. Harga-harga yang
diterima petani dapat mendorong atau merangsangnya untuk menghasilkan
produk yang dapat didistribusikan di pasar jika harga itu cukup menarik. Namun
dapat pula membuat petani tidak bergairah berproduksi, jika harga produknya
rendah.
Kebijaksanaan penentuan harga sebagian besar tergantung dengan bentuk-
bentuk persaingan yang berlaku dalam masyarakat. Kebijaksanaan penentuan
harga yang dilakukan dalam bentuk persaingan monopoli sudah barang tentu
berlainan bentuk persaingan bebas (sempurna) atau bentuk oligopoli. Analisis
hedging secara garis besarnya ada 2 kelompok, yaitu :
a. Analisis strategi lindung nilai jual atau yang disebut “selling hedges”
merupakan strategi lindung nilai yang dilakukan dengan mengambil posisi
jual di pasar berjangka untuk melindungi turunnya harga komoditi.
b. Analisis strategi lindung nilai beli atau yang disebut “buying hedges”
merupakan suatu strategi lindung nilai yang dilakukan dengan mengambil
posisi beli di pasar berjangka untuk melindungi usahanya dengan
kemungkinan naiknya harga komoditi yang akan dibeli di pasar fisik.
16
Beberapa faktor yang menentukan panjang pendeknya saluran pemasaran antara
lain adalah
a. Jarak antara produsen ke konsumen, makin jauh maka makin panjang
saluran pemasarannya.
b. Cepat lambatnya produk rusak, produk yang cepat rusak menghendaki
saluran pemaran yang pendek.
c. Skala produksi, semakin kecil skala produksi semakin panjang saluran
pemasarannya.
d. Posisi keuangan pengusaha, produsen yang posisi keuangannya kuat
cenderung mampu memperpendek saluran.
e. Derajat standarisasi, makin identik produk makin panjang salurannya.
f. Kemeriahan produk, biaya pemindahan tinggi saluran terpendek.
g. Nilai unit dari suatu produk, makin rendah nilai unit suatu
produk,semakin panjang saluran pemasarannya.
h. Bentuk pemakaian produk, produk yang dapat digunakan untuk berbagai
bentuk pemakaian bisaanya saluran tataniaganya lebih rumit dan panjang.
i. Struktur pasar, struktur pasar yang terbentuk monopoli bisaanya saluran
tataniaganya lebih pendek di banding struktur pasar yang lain.
Efisiensi adalah usaha untuk menghasilkan output tertentu dengan
menggunakan input minimal (minimalisasi) atau menggunakan input tertentu
untuk menghasilkan output yang maksimal (maksimisasi). Pengukuran efisiensi
pemasaran dapat dilakukan melalui organisasi pasar yang secara umum dapat
dikelompokkan ke dalam tiga komponen sebagai berikut :
a. Struktur pasar (market structure)
Struktur pasar adalah karakteristik organisasi dari suatu pasar, yang
untuk prakteknya adalah karakteristik yang menentukan hubungan antara
para pembeli dan para penjual, antara penjual satu dengan yang lain, dan
hubungan antara penjual di pasar dengan para penjual potensial yang
akan masuk kedalam pasar. Unsur-unsurnya adalah tingkat konsentrasi,
diferensiasi produk, dan rintangan yang masuk pasar.
17
Perilaku pasar adalah pola tingkah laku dari lembaga tataniaga dalam
hubungannya dengan sistem pembentukan harga dan praktek, melakukan
pembelian dan penjualan, secara horizontal maupun vertikal atau dengan
kata lain tingkah laku perusahaan dalam struktur pasar tertentu, terutama
bentuk-bentuk keputusan apa yang dibuat oleh manager dalam struktur
pasar yang berbeda.
18
memiliki peranan penting bagi pertumbuhan perekonomian masyarakat
di Indonesia. Indonesia memiliki letak geografis yang sangat cocok
difungsikan sebagai lahan perkebunan kopi. Letak Indonesia sangat ideal
bagi iklim mikro untuk pertumbuhan dan produksi kopi (Widiyanto
2016).
19
Habincaran Kecamatan Ulupungkut Kabupaten Mandailing Natal Provinsi
Sumatera Utara.
B. Materi Kegiatan
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan I yang dilakukan meliputi kegiatan
praktik teknis di lapangan secara langsung dan aspek manajerial di Kantor.
Pengambilan data primer dilakukan selama melakukan kegiatan teknis di
lapangan, sedangkan pengambilan data sekunder dilakukan pada saat melakukan
kegiatan manajerial di kantor dan lapangan. Materi kegiatan yang akan
dilaksanakan pada kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini adalah mengenai budidaya
kopi arabika di Koperasi Serba Usaha Mandailing.
Adapun Materi yang akan di pelajari di Koperasi Serba Usaha
Mandailing yaitu :
1. Perencanaan usaha agribisnis budidaya tanaman kopi
2. Budidaya tanaman kopi
a. Pemilihan Lahan
a. Pembibitan
b. Penanaman
c. Pengelolaan Penaung
d. Pemupukan
e. Pemangkasan
f. Panen dan pasca panen
3. Pemasaran Produk
4. Pengembangan jiwa wirausaha yang kreatif dan inovatif mahasiswa pada
penumbuhan budaya kewirausahaan
C. Prosedur Pelaksanaan
20
1. Survei calon lokasi PKL
Mahasiswa melakukan survei secara mandiri pada calon lokasi PKL
yang memenuhi persyaratan. Hasil survei calon lokasi yang memenuhi
persyaratan, selanjutnya ditetapkan sebagai lokasi PKL oleh Direktur
Polbangtan.
3. Penyusunan Proposal
4. Pelaksanaan
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. 2017. Pedoman Teknis Budidaya Kopi yang Baik (Good Agriculture
21
Paractices /GAP for Coffee. Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera
Utara 2017.
22