PROPOSAL PKL JAKI Terbaru
PROPOSAL PKL JAKI Terbaru
PROPOSAL PKL JAKI Terbaru
Oleh:
Dzaki khoiri jasir
01.02.22.358
Menyetujui :
Pembimbing
Mengetahui
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
kasih karunia- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
Laporan PKL I yang berjudul Pemupukan Berimbang Pada Tanaman Kopi
Arabika (Coffea Arabica L.) Berdasarjan Kesesuaian Iklim dan Tanah Di
Kopsen Sumber Kopi Gayo Kecamatan Atu Lintang Kabupaten Aceh Tengah
Provinsi Aceh dari tanggal 13 Oktober s/d 21 Desember 2023.
Dengan dibentuknya Laporan ini sebagai hasil dari pelaksanaan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) I, sehingga tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak, oleh sebab itu penulis ingin mengungkapkan rasa terima kasih
kepada:
1. Ir. Yuliana Kansrini, M.Si selaku Direktur Politeknik pembangunan
Pertanian
2. Dr. Iman Arman, SP, MM. selaku Ketua Jurusan Perkebunan dan
Kepala Prodi penyuluhan perkebunan presisi.
DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kopi merupakan jenis minuman yang penting bagi sebagian besar
masyarakat di seluruh dunia. Kopi telah menjadi komoditi utama ekspor Indonesia
sejak zaman Belanda yang terus berkembang sampai saat ini. Pada tahun 2019,
perkebunan kopi Indonesia mencakup total wilayah 1 juta sampai 1,23 juta hektar, 900
ribu hektar perkebunan robusta dan 330 ribu hektar perkebunan arabika. Lebih
dari 95% dari total perkebunan dibudidayakan oleh para petani skala kecil. Berbeda
dengan pesaing seperti Vietnam dan Malaysia, Indonesia tidak memiliki perkebunan
kopi yang besar dan oleh karena itu menemukan lebih banyak kesulitan untuk menjaga
volume produksi dan kualitas yang stabil, sehingga daya saing kopi Indonesia di pasar
internasional kurang kuat.
Tanaman Kopi Lintong dari spesies Arabika telah dikenal di mancanegara yang
memiliki keunggulan komperatif dibanding kopi lain di Indonesia. Kopi Lintong
merupakan Natural Endowment bagi Kabupaten Humbang Hasundutan yang memiliki
keunggulan cita rasa seperti : aroma dan rasa yang prima serta mutu yang lebih tinggi.
Kopi Lintong termasuk jenis Arabika dan telah diakui sebagai specialty coffee oleh
Specialty Coffee Association of America (SCAA) sejajar dengan Kopi
Gayo,Takengon,TorajaCoffee, dan Java Coffee
Kopi Lintong sudah menjadi primadona bagi penikmat kopi di seluruh dunia.Kopi
Lintong adalah 100 persen jenis kopi Arabika dari varietas Sigararar Utang yang
menjadi kopi unggulan di wilayah ini sejak dulu.. daerah sekitaran kabupaten Humbang
Hasundutan, yaitu kecamatan Lintong Nihuta (1,400-1,450 mdpl), kecamatan Dolok
Sanggul (1,450-1,600 mdpl) dan sekitar Danau Toba. Humbahas merupakan salah satu
sentra produksi kopi arabika di Sumatera Utara. Luas lahan perkebunan kopi adalah
11.021,30 ha dengan total produksi 5.934,62 ton. Kopi Lintong sendiri awalnya ditanam
disekitar Bukit barisan menjadi areal penanaman pada saat itu tepatnya di daerah
Lintongnihuta. Umumnya varietas yang di tanam adalah Lasuna (Catimor).
Roasting Kopi (penyangraian) adalah sebuah proses untuk mengetahui dan menentukan rasa biji
kopi, aroma biji kopi, dan karakter biji kopi (Bukhori, 2016). Apabila biji kopi memiliki
keseragaman dalam ukuran, specific grafity, tekstur, kadar air dan struktur kimia, maka proses
pemanggangan atau penyangraian akan lebih mudah untuk dikendalikan. Kenyataannya, biji kopi
memiliki perbedaan yang sangat besar, sehingga proses pemanggangan merupakan seni yang
setiap orang memiliki karakter tersendiri dan memerlukan keterampilan serta pengalaman
sebagaimana permintaan konsumen (Rahayoe et al., 2009).
Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah suatu kegiatan bagi mahasiswa untuk memperoleh
pengalaman praktik di dunia usaha, industri, atau lingkungan kerja. Tujuan dari PKL adalah untuk
menerapkan keterampilan yang melibatkan aspek kognitif, afektif, serta psikomotorik yang
termasuk keterampilan fisik, intelektual, sosial, dan manajerial. Kegiatan ini bertujuan
memberikan pengalaman kerja yang nyata dan relevan dengan cara berkontribusi di tempat yang
sesuai sebagai lokasi PKL.
Tingkat kedalaman dan keluasan materi kegiatan PKL mengacu pada Permenristekdikti No.
44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi yang menyatakan bahwa: Rumusan
capaian pembelajaran dan Tingkat kedalaman materi pembelajaran untuk setiap program
pendidikan, dirumuskan dengan mengacu pada deskripsi capaian pembelajaran lulusan dari
KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia).
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) harus diikuti oleh mahasiswa Polbangtan medan
guna memperoleh pengalaman dan keterampilan khusus di dunia usaha, industri, atau lingkungan
kerja sesuai dengan bidang keahlian mereka, minimal satu kali selama masa pendidikan. Selama
pelaksanaan PKL, mahasiswa diharapkan dapat menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh
selama perkuliahan untuk menyelesaikan berbagai tugas yang relevan dengan lokasi PKL.
A. Tujuan
Tujuan Pratik Kerja Lapangan (PKL) adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui secara langsung proses roasting kopi lintong di Kedai kopi
Brotherhood di kecamatan Sei Bamban Kabupaten serdang bedagai.
2. Mengetahui analisis penerimaan dan keuntungan yang di dapatkan dari usaha di
Kedai kopi Brotherhood di kecamatan Sei Bamban Kabupaten serdang bedagai.
3. Mengetahui Teknik pemasaran yang dilakukan di Kedai kopi Brotherhood
Kecamatan Bamban Kabupaten Serdang Bedagai.
B. Manfaat
Manfaat Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa terlatih untuk mengerjakan pekerjaan lapangan, dan sekaligus
melakukan serangkaian keterampilan yang sesuai dengan bidang keahliannya;
2. Mahasiswa memperoleh kesempatan untuk memantapkan keterampilan dan
pengetahuannya sehingga kepercayaan dan kematangan dirinya akan semakin
meningkat;
3. Mahasiswa terlatih untuk berfikir kritis dan menggunakan daya nalarnya dengan
cara memberi komentar logis terhadap kegiatan yang dikerjakan dalam bentuk
laporan kegiatan yang sudah dibakukan;
4. Menumbuhkan jiwa wirausaha dan sikap kerja mahasiswa berkarakter.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kopi arabika (Coffea arabica) dikenal sebagai kopi Arab, kopi semak
Arab, atau kopi gunung, adalah spesies dari genus Coffea. Spesies ini
diyakini sebagai spesies kopi pertama yang dibudidayakan, dan merupakan
kultivar dominan, mewakili sekitar 60% dari produksi kopi global. Jenis kopi
lain yang banyak dibudidayakan adalah kopi robusta (C. canephora)
(kurang asam, lebih pahit, dan lebih berkafein tinggi dibanding kopi
arabika). Kopi arabika berasal dari Ethiopia. Kopi ini tercatat pertama kali
dibudidayakan di Yaman, dan didokumentasikan pada abad ke-12. Di
Indonesia, perkebunan kopi arabika banyak ditemui di daerah pegunungan
Toraja, Sumatra Utara, Aceh, dan dibeberapa daerah di pulau Jawa.
Kopi ini ditanam pada dataran tinggi sekitar 1350-1850 m dari
permukaan laut, sedangkan di Indonesia kopi ini dapat tumbuh pada
ketinggian 1000 – 1750 m dari permukaan laut (Najiyati dan Danarti,
1997). Kopi pada umumnya memiliki dua keping biji. Biji kopi arabika
berbentuk agak memanjang, bidang cembungnya tidak terlalu tinggi, celah
tengah dibagian datar tidak lurus memanjang kebawah tetapi berlekuk.
Untuk biji yang sudah dikeringkan, celah tengah terlihat putih (Panggabean,
2012).
Kopi merupakan salah satu komoditi perdagangan subsektor
perkebunan yang mempunyai peluang untuk dikembangkan dalam rangka
usaha memperbesar pendapatan Negara dan meningkatkan penghasilan
pengusaha dan petani. Pengembangan kopi di Indonesia dimulai sejak
periode tahun 1960-an,dalam bentuk perkebunan rakyat. Kopi juga
merupakan salah satu dari delapan komoditas utama perkebunanyang
memiliki luas areal yang cukup besar serta menjadi komoditas ekspor
yang sangat menjanjikan, dimana hanya dua jenis kopi yang banyak
diusahakan yaitu kopi Robusta yang menguasai mayoritas luas tanam kopi
di Indonesia serta kopi Arabika. Sebagai salah satu komoditas ekspor yang
penting, kopi diharapkan mampu memberikan nilai tambah penerimaan
devisabaik bagi Negara pada umumnya maupun untuk daerah sentra
produksi khususnya. Menurut Yahmadi (2007).
(Tumbuhan berbunga)
Genus : Coffea