PROPOSAL PKL JAKI Terbaru

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL1)

ANALISIS USAHA AGRIBISNIS PENGOLAHAN GREEN BEAN KOPI LINTONG DARI


ROASTING MENJADI BUBUK KOPI UNTUK USAHA COFFE SHOP DI KECAMATAN
SEI BAMBAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

Oleh:
Dzaki khoiri jasir
01.02.22.358

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERKEBUNAN PRESISI


JURUSAN PERKEBUNAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN
KEMENTRIAN PERTANIAN
2024
HALAMAN PERSETUJUAN

Judul : Analisis Usaha Agribisnis Pengolahan Green Bean Kopi


Lintong Dari Roasting Menjadi Bubuk Kopi Untuk Usaha Coffe
Shop Di Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai
Provinsi Sumatera Utara
Nama : Dzaki Khoiri Jasir
Nirm : 01.02.22.358
Program Studi : Penyuluhan Perkebunan Presisi
Jurusan : Perkebunan

Menyetujui :
Pembimbing

Rahmi Eka Putri S.Si. M.Si


NIP:19850603 201 101 2 009

Mengetahui

Ketua Jurusan Ketua Program Studi

Dr. Iman Arman SP. MM Dr. Iman Arman SP. MM


NIP.19711205 200 112 1 001 NIP.19711205 200 112 1 001
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
kasih karunia- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
Laporan PKL I yang berjudul Pemupukan Berimbang Pada Tanaman Kopi
Arabika (Coffea Arabica L.) Berdasarjan Kesesuaian Iklim dan Tanah Di
Kopsen Sumber Kopi Gayo Kecamatan Atu Lintang Kabupaten Aceh Tengah
Provinsi Aceh dari tanggal 13 Oktober s/d 21 Desember 2023.
Dengan dibentuknya Laporan ini sebagai hasil dari pelaksanaan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) I, sehingga tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak, oleh sebab itu penulis ingin mengungkapkan rasa terima kasih
kepada:
1. Ir. Yuliana Kansrini, M.Si selaku Direktur Politeknik pembangunan
Pertanian
2. Dr. Iman Arman, SP, MM. selaku Ketua Jurusan Perkebunan dan
Kepala Prodi penyuluhan perkebunan presisi.

3. Rahmi Eka Putri S.Si. M.Si. selaku Dosen Pembimbing Internal.

4. Indra selaku Pembimbing Eksternal,

5. Karyawan Coffe Shop Brotherhood .

6. Panitia Pelaksanaan PKL I.

7. Serta semua pihak yang berpartisipasi dalam penyusunan laporan ini.


Demikian penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) I ini
dibuat.
Penulis mengharapkan kritik serta saran yang sifatnya membangun, untuk
penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya.

Rampah, 31 Agustus 2023


Dzaki Khoiri Jasir
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kopi merupakan jenis minuman yang penting bagi sebagian besar
masyarakat di seluruh dunia. Kopi telah menjadi komoditi utama ekspor Indonesia
sejak zaman Belanda yang terus berkembang sampai saat ini. Pada tahun 2019,
perkebunan kopi Indonesia mencakup total wilayah 1 juta sampai 1,23 juta hektar, 900
ribu hektar perkebunan robusta dan 330 ribu hektar perkebunan arabika. Lebih
dari 95% dari total perkebunan dibudidayakan oleh para petani skala kecil. Berbeda
dengan pesaing seperti Vietnam dan Malaysia, Indonesia tidak memiliki perkebunan
kopi yang besar dan oleh karena itu menemukan lebih banyak kesulitan untuk menjaga
volume produksi dan kualitas yang stabil, sehingga daya saing kopi Indonesia di pasar
internasional kurang kuat.
Tanaman Kopi Lintong dari spesies Arabika telah dikenal di mancanegara yang
memiliki keunggulan komperatif dibanding kopi lain di Indonesia. Kopi Lintong
merupakan Natural Endowment bagi Kabupaten Humbang Hasundutan yang memiliki
keunggulan cita rasa seperti : aroma dan rasa yang prima serta mutu yang lebih tinggi.
Kopi Lintong termasuk jenis Arabika dan telah diakui sebagai specialty coffee oleh
Specialty Coffee Association of America (SCAA) sejajar dengan Kopi
Gayo,Takengon,TorajaCoffee, dan Java Coffee
Kopi Lintong sudah menjadi primadona bagi penikmat kopi di seluruh dunia.Kopi
Lintong adalah 100 persen jenis kopi Arabika dari varietas Sigararar Utang yang
menjadi kopi unggulan di wilayah ini sejak dulu.. daerah sekitaran kabupaten Humbang
Hasundutan, yaitu kecamatan Lintong Nihuta (1,400-1,450 mdpl), kecamatan Dolok
Sanggul (1,450-1,600 mdpl) dan sekitar Danau Toba. Humbahas merupakan salah satu
sentra produksi kopi arabika di Sumatera Utara. Luas lahan perkebunan kopi adalah
11.021,30 ha dengan total produksi 5.934,62 ton. Kopi Lintong sendiri awalnya ditanam
disekitar Bukit barisan menjadi areal penanaman pada saat itu tepatnya di daerah
Lintongnihuta. Umumnya varietas yang di tanam adalah Lasuna (Catimor).
Roasting Kopi (penyangraian) adalah sebuah proses untuk mengetahui dan menentukan rasa biji
kopi, aroma biji kopi, dan karakter biji kopi (Bukhori, 2016). Apabila biji kopi memiliki
keseragaman dalam ukuran, specific grafity, tekstur, kadar air dan struktur kimia, maka proses
pemanggangan atau penyangraian akan lebih mudah untuk dikendalikan. Kenyataannya, biji kopi
memiliki perbedaan yang sangat besar, sehingga proses pemanggangan merupakan seni yang
setiap orang memiliki karakter tersendiri dan memerlukan keterampilan serta pengalaman
sebagaimana permintaan konsumen (Rahayoe et al., 2009).
Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah suatu kegiatan bagi mahasiswa untuk memperoleh
pengalaman praktik di dunia usaha, industri, atau lingkungan kerja. Tujuan dari PKL adalah untuk
menerapkan keterampilan yang melibatkan aspek kognitif, afektif, serta psikomotorik yang
termasuk keterampilan fisik, intelektual, sosial, dan manajerial. Kegiatan ini bertujuan
memberikan pengalaman kerja yang nyata dan relevan dengan cara berkontribusi di tempat yang
sesuai sebagai lokasi PKL.
Tingkat kedalaman dan keluasan materi kegiatan PKL mengacu pada Permenristekdikti No.
44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi yang menyatakan bahwa: Rumusan
capaian pembelajaran dan Tingkat kedalaman materi pembelajaran untuk setiap program
pendidikan, dirumuskan dengan mengacu pada deskripsi capaian pembelajaran lulusan dari
KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia).
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) harus diikuti oleh mahasiswa Polbangtan medan
guna memperoleh pengalaman dan keterampilan khusus di dunia usaha, industri, atau lingkungan
kerja sesuai dengan bidang keahlian mereka, minimal satu kali selama masa pendidikan. Selama
pelaksanaan PKL, mahasiswa diharapkan dapat menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh
selama perkuliahan untuk menyelesaikan berbagai tugas yang relevan dengan lokasi PKL.

A. Tujuan
Tujuan Pratik Kerja Lapangan (PKL) adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui secara langsung proses roasting kopi lintong di Kedai kopi
Brotherhood di kecamatan Sei Bamban Kabupaten serdang bedagai.
2. Mengetahui analisis penerimaan dan keuntungan yang di dapatkan dari usaha di
Kedai kopi Brotherhood di kecamatan Sei Bamban Kabupaten serdang bedagai.
3. Mengetahui Teknik pemasaran yang dilakukan di Kedai kopi Brotherhood
Kecamatan Bamban Kabupaten Serdang Bedagai.

B. Manfaat
Manfaat Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa terlatih untuk mengerjakan pekerjaan lapangan, dan sekaligus
melakukan serangkaian keterampilan yang sesuai dengan bidang keahliannya;
2. Mahasiswa memperoleh kesempatan untuk memantapkan keterampilan dan
pengetahuannya sehingga kepercayaan dan kematangan dirinya akan semakin
meningkat;
3. Mahasiswa terlatih untuk berfikir kritis dan menggunakan daya nalarnya dengan
cara memberi komentar logis terhadap kegiatan yang dikerjakan dalam bentuk
laporan kegiatan yang sudah dibakukan;
4. Menumbuhkan jiwa wirausaha dan sikap kerja mahasiswa berkarakter.
II. TINJAUAN PUSTAKA

1. Tinjauan Umum Tanaman Kopi Arabika

Kopi arabika (Coffea arabica) dikenal sebagai kopi Arab, kopi semak
Arab, atau kopi gunung, adalah spesies dari genus Coffea. Spesies ini
diyakini sebagai spesies kopi pertama yang dibudidayakan, dan merupakan
kultivar dominan, mewakili sekitar 60% dari produksi kopi global. Jenis kopi
lain yang banyak dibudidayakan adalah kopi robusta (C. canephora)
(kurang asam, lebih pahit, dan lebih berkafein tinggi dibanding kopi
arabika). Kopi arabika berasal dari Ethiopia. Kopi ini tercatat pertama kali
dibudidayakan di Yaman, dan didokumentasikan pada abad ke-12. Di
Indonesia, perkebunan kopi arabika banyak ditemui di daerah pegunungan
Toraja, Sumatra Utara, Aceh, dan dibeberapa daerah di pulau Jawa.
Kopi ini ditanam pada dataran tinggi sekitar 1350-1850 m dari
permukaan laut, sedangkan di Indonesia kopi ini dapat tumbuh pada
ketinggian 1000 – 1750 m dari permukaan laut (Najiyati dan Danarti,
1997). Kopi pada umumnya memiliki dua keping biji. Biji kopi arabika
berbentuk agak memanjang, bidang cembungnya tidak terlalu tinggi, celah
tengah dibagian datar tidak lurus memanjang kebawah tetapi berlekuk.
Untuk biji yang sudah dikeringkan, celah tengah terlihat putih (Panggabean,
2012).
Kopi merupakan salah satu komoditi perdagangan subsektor
perkebunan yang mempunyai peluang untuk dikembangkan dalam rangka
usaha memperbesar pendapatan Negara dan meningkatkan penghasilan
pengusaha dan petani. Pengembangan kopi di Indonesia dimulai sejak
periode tahun 1960-an,dalam bentuk perkebunan rakyat. Kopi juga
merupakan salah satu dari delapan komoditas utama perkebunanyang
memiliki luas areal yang cukup besar serta menjadi komoditas ekspor
yang sangat menjanjikan, dimana hanya dua jenis kopi yang banyak
diusahakan yaitu kopi Robusta yang menguasai mayoritas luas tanam kopi
di Indonesia serta kopi Arabika. Sebagai salah satu komoditas ekspor yang
penting, kopi diharapkan mampu memberikan nilai tambah penerimaan
devisabaik bagi Negara pada umumnya maupun untuk daerah sentra
produksi khususnya. Menurut Yahmadi (2007).

Pulau Sumatera adalah pulau penghasil kopi terbaik di Indonesia.


salah satu daerah di Sumatera yang terkenal sebagai penghasil kopi terbaik di
dunia adalah Sumatera Utara (Sumut). Secara khusus, kopi asal Sumatera
Utara sangat dihargai kualitasnya dan telah menembus pasar internasional.
Bangga sekali, ternyata kopi Tanah Batak banyak diminati para penikmat
kopi di seluruh dunia. Berbagai jenis kopi ini bahkan menjadi ciri khas
beberapa daerah di Sumatera Utara. Salah satu kopi yang terkenal adalah
kopi Lintong.kopi lintong adalah kopi seasal yang dihasilkan di Lintong
Nihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan. Kopi Lintong merupakan salah
satu kopi paling terkenal dari Sumatra, sejajar dengan kopi Mandailing dan
kopi Gayo. Di pasar internasional, kopi Lintong bisa dipasarkan dengan
berbagai nama, di antaranya Sumatra Blue Lintong, Blue Batak, Sumatra
Lintong Mandheling, dan banyak lagi. produksi kopi di Sumatera Utara
mengalami peningkatan signifikan dalam lima tahun terakhir termasuk Jenis
kopi lintong. Pada tahun 2016, produksi kopi di Sumatera Utara mencapai
65.926 ton, dan meningkat menjadi 72.922 ton pada tahun 2020.
Kopi arabika banyak ditumbuh di dataran dengan ketinggian di atas
500 meter dpl. Kopi arabika akan tumbuh maksimal bila ditanam di
ketinggian 1000- 2000 meter dpl. Dengan curah hujan berkisar 1200-2000
mm per tahun. Suhu lingkungan paling cocok untuk tanaman ini berkisar 15-
24⁰C. Tanaman ini tidak tahan pada temperatur yang mendekati beku
dibawah 4⁰C.. Kopi Lintong yang tumbuh di ketinggian 1400 mdpl memiliki
karakteristik rasa yang khas, dengan aroma yang kuat dan kompleks, rasa
yang seimbang, dan tubuh yang sedang. Ketinggian tempat merupakan salah
satu faktor yang berkontribusi terhadap kualitas Kopi Lintong yang tinggi.
2. Klasifikasi Botani Tanaman Kopi Arabika

Taksonomi Kopi arabika yang umum diterima sekarang adalah sebagai

berikut: Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan

berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta

(Menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta

(Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua

/ dikotil) Sub Kelas : Asteridae


Ordo : Rubiales

Famili : Rubiaceae (suku kopi-kopian)

Genus : Coffea

Spesies : Coffea arabica L.

Gambar 1 Kopi arabika jenis lintong

Secara ringkas kopi arabika mempunyai sebagian ciri-ciri :

1. Habitus perdu, tinggi 2 - 3 meter.

2. Batang tegak, bulat, percabangan monopodial, permukaan kasar.

3. Daun tunggal, berhadapan, lonjong, panjang 8-15 cm lebar 4-7 cm.

4. Bunga majemuk, bentuk payung, kelopak lonjong, lima


helai, panjang3 mm, hijau, tangkai benang sari berlekatan.
5. Biji berbentuk bola.

6. Buah batu, bulat telur, diameter 0,5-1 cm, masih muda


hijau setelahtua merah.
7. Akar tunggang, kuning muda.

3. Morfologi Tanaman Kopi Arabika


Untuk berbunga dan menghasilkan buah, tanaman kopi arabika membutuhkan
periode kering selama 4-5 bulan dalam setahun. Biasanya pohon arabika akan berbunga di
akhir musim hujan. Bila bunga yang baru mekar tertimpa hujan yang deras akan
menyebabkan kegagalan berbuah. Tanaman ini menyukai
tanah yang kaya dengan kandungan bahan organik. Material organik tersebut digunakan
tanaman untuk sumber nutrisi dan mejaga kelembaban. Tingkat keasaman atau pH tanah
yang diinginkan kopi arabika berkisar 5,5-6.
Kopi Arabika berbentuk semak tegak atau pohon kecil yang memiliki tinggi 5 m
sampai 6 m dan memiliki diameter 7 cm saat tingginya setinggi dada orang dewasa. Kopi
Arabika dikenal oleh dua jenis cabang, yaitu orthogeotropic yang tumbuh secara vertikal
dan plagiogeotropic cabang yang memiliki sudut orientasi yang berbeda dalam kaitannya
dengan batang utama. Selain itu, kopi Arabika memiliki warna kulit abu-abu, tipis, dan
menjadi pecah - pecah dan kasar ketika tua (Hiwot, 2011).
Daun kopi Arabika berwarna hijau gelap dan dengan lapisan lilin mengkilap. Daun
ini memiliki panjang empat hingga enam inci dan juga berbentuk oval atau lonjong.
Menurut Hiwot (2011) daun kopi Arabika juga merupakan daun sederhana dengan tangkai
yang pendek dengan masa pakai daun kopi Arabika adalah kurang darisatu tahun. Pohon
kopi Arabika memiliki susunan daun bilateral, yang berarti bahwa dua daun tumbuh dari
batang berlawanan satu sama lain (Roche dan Robert, 2007).
Bunga kopi Arabika memiliki mahkota yang berukuran kecil, kelopakbunga
berwarna hijau, dan pangkalnya menutupi bakal buah yang mengandung duabakal biji.
Benang sari pada bunga ini terdiri dari 5-7 tangkai yang berukuran pendek. Kopi Arabika
umumnya akan mulai berbunga setelah berumur ± 2 tahun. Mula - mula bunga ini keluar
dari ketiak daun yang terletak pada batang utama ataucabang reproduksi. Bunga yang
jumlahnya banyak akan keluar dari ketiak daun yang terletak pada cabang primer. Bunga
ini berasal dari kuncup -kuncup sekunderdan reproduktif yang berubah fungsinya menjadi
kuncup bunga. Kuncup bunga kemudian berkembang menjadi bunga secara serempak dan
bergerombol (Budiman, 2012).
Tanaman kopi menghendaki penyinaran matahari yang cukup panjang, akan
tetapi cahaya matahari yang terlalu tinggi kurang baik. Oleh karena itu dalam praktek kebun
kopi diberi naungan dengan tujuan agar intensitas cahaya matahari tidak terlalu kuat.
Sebaliknya naungan yang terlalu berat (lebat) akan mengurangi
pembuahan pada kopi. Produksi kopi dengan naungan sedang, akan lebih tinggi dari pada
kopi tanpa naungan. Kopi termasuk tanaman hari pendek (short day plant), yaitu
pembungaan terjadi bila siang hari kurang dari 12 jam (Wachjar, 1984).
Buah tanaman kopi terdiri atas daging buah dan biji. Daging buah terdiri atas tiga
lapisan, yaitu kulit luar (eksokarp), lapisan daging (mesokarp) dan lapisan kulit tanduk
(endokarp) yang tipis tapi keras. Buah kopi umumnya mengandung dua butir biji, tetapi
kadang – kadang hanya mengandung satu butir atau bahkan tidak berbiji (hampa) sama
sekali (Budiman, 2012).
Biji kopi terdiri atas kulit biji dan lembaga. Lembaga atau sering disebut endosperm
merupakan bagian yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat kopi (Tim Karya
Tani Mandiri, 2010). Tanaman kopi Arabika memiliki akar tunggang yang memiliki
panjang ± 45 – 50 cm. Pada akar tunggang ini terdapat empat sampai delapan akar
samping yang menurun ke bawah sepanjang 2–3 meter (akar vertical aksial). Selain itu,
banyak akar samping (akar lateral) juga yang tumbuh secara horizontal yangmemiliki
panjang 2 meter berada pada kedalaman 30 cm dan bercabang merata masuk ke dalam
tanah lebih dalam lagi. Di dalam tanah yang sejuk dan lembab, di bawah permukaan tanah,
akar cabang tadi bisa berkembang lebih baik. Sedang di dalam tanah yang kering dan
panas, akar akan berkembang ke bawah (Budiman, 2012).

4. Keadaan Iklim Tanaman Kopi Arabika


Kopi arabika tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran tinggi tropis.
Pertumbuhan, produktivitas, dan kualitas kopi arabika dipengaruhi oleh ketinggian tempat,
panjang periode gelap dan terang (fotoperiodisme), distribusi hujan, dan suhu udara
(Sihaloho 2009). Tempat yang sesuai bagi pertumbuhan kopi arabika berkisar antara
1.0001.700 mdpl. Pada lokasi dengan ketinggian 1.700 mdpl produksinya tidak optimal
karena pertumbuhan vegetatif lebih cepat darigenerative. Suhu udara yang optimum untuk
pertumbuhan kopi arabika berkisar antara 1823°C dengan curah hujan 1.600- 2.000
mm/tahun dengan bulan kering 3-4 bulan (Sylvain 1955).
5. Syarat Tumbuh Tanaman Kopi
Kopi arabika tidak menyukai suhu panas berlebihan dan apabila suhu
melebihi 75 F (23.89ºC) tanaman menjadi kurang sehat. Pada dasarnya kopi arabika
akan tumbuh baik pada suhu yang lebih dingin serta tidak ada frost. Kopi arabika tumbuh
baik pada suhu 60–70 F (15.56–21.11 ºC) (Haarer 1963). Kopi arabika hidup di dataran
tinggi dengan tingkat ketinggian 850–2.000 mdpl. Kopi arabika sangat rentan dengan
serangan penyakit karat daun. Tanaman kopi membutuhkan curah hujan sebanyak 1 250–3
000 mm/tahun dengan 1–5 bulan kering (PTPN XII 2013). Sifat fisik tanah yang baik
bagi kopi adalah tanah dengantekstur clay-loam, struktur remah – derajat struktur kuat,
porositas dan permeabilitas baik dan tidak berbatu, sedangkan sifat kimia tanah yang
baik bagi kopi adalah tanah dengan kadar nitrogen total > 0.20 %, fosfor tersedia > 30
ppm, kalsium tertukar > 0.10 me%, bahan organik > 3.5 % (C-organik > 2 %), pH
antara5.5–6.5 (PTPN XII 2013). Menurut Haarer (1963) kopi akan tumbuh baik pada
tanah yang memiliki pH netral.
III. WAKTU DAN PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat


Kegiatan PKL I dilaksanakan pada tanggal 26 Agustus s.d 29 Agustus 2024 dan
bertempat di Chofee Shop Brotherhood Yang beralamat di Kecamatan Sei Bamban,
Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatra Utara.
Tabel 1. Jadwal Kegiatan PKL I
No. Kegiatan Waktu Lokasi
Polbangtan
1 Sosialisasi PKL 1 06 – 10 Juni 2024
Medan
Polbangtan
2 Penyusunan proposal 01 Juli – 25 Juli 2024
Medan
Konsultasi proposal PKL Polbangtan
3 01 – 25 Juli 2024
1 Medan
26 Juli – 25 Agustus
4 Pelaksanaan PKL Lokasi PKL 1
2024
26 Juli – 25 Agustus
5 Supervisi dan monitoring Lokasi PKL 1
2024
19 Agustus – 30
6 Penyusunan laporan Lokasi PKL 1
Agustus 2024
02 September – 11 Lokasi PKL
7 Ujian PKL 1
September 2024 (Zoom)
B. Materi Kegiatan
Tabel 2. Rencana dan Materi Kegiatan
No. Kegiatan Rincian Kegiatan Tujuan
1 Pengenalan Umum - Mengamati kondisi dan Agar mahasiswa
Lokasi PKL 1 mengetahui visi dan
lingkungan PKL
misi serta struktur
- Perkenalan dengan anggota organisasi di Choffe
shop Brotherhood
kelompok di lokasi PKL
- Pengenalan Komoditi di
lokasi PKL
2 Kegiatan Roasting - Menentukan kebutuhan Agar mahasiswa
kopi bahan-bahan dan teknik yang mengerti cara
di perlukan pada saat Teknik meroasting
meroasting kopi sesuai kopi yang baik dan
dengan permintaan benar.
konsumen
3 Kegiatan Pemasaran - Melakukan analisis target Agar mahasiswa
Hasil pasar tahu teknik
- Melakukan analisis perantara pemasaran kopi
dalam pemasaran Arabika di choffe
- Mentukan harga jual Shop Brotherhood
- Menentukan kelayakan
bisnis
- Evaluasi
C. Prosedur Pelaksanaan
Prosedur pelaksanaan kegiatan PKL I Analisis usaha agribisnis pengolahan green
bean kopi lintong dari roasting menjadi bubuk kopi untuk usaha coffe shop di lakukan
dengan melakukan kegiatan kegiatan yang berkaitan erat dengan Pengolahan dan
pemasaran Kopi Arabika di coffe Shop Brotherhood yang beralamat di Kecamatan Sei
Bamban Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara.
Adapun Prosedur Pelaksanaan sebagai berikut :
1. Metode observasi
Yaitu metode pengambilan data baik dengan praktek langsung atau dengan
cara langsung mengamati dan mencatat pada objek yang di pelajari di Coffe
Shop Brotherhood
2. Metode interview
Yaitu metode pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab
langsung dengan owner dan karyawan di coffe Shop Brotherhood.
3. Metode Bimbingan
Melakukan konsultasi dan bimbingan dalam mendokumentasikan bidang
keilmuan yang di peroleh selama PKL I Agribisnis Pengolahan Green Bean
Kopi Lintong dari roasting menjadi bubuk kopi untuk usaha coffe shop dan
kepada pembimbing internal Polbangtan Medan.
4. Tindakan
Tindakan yaitu mahasiswa secara aktif mengikuti langsung kegiatan yang ada
di Coffe Shop Brotherhood.
5. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan Pengambilan Gambar.
6. Pencatatan Jurnal Harian
Pelaksanaan PKL I di Coffe Shop Brotherhood dilakukan oleh mahasiswa
sesuai perencanaan di proposal dan dengan persyaratan yang di tetapkan
Direktur Polbangtan Medan, dibawah bimbingan dosen pembimbing Internal
dan Pembimbing Eksternal. Prosedur Pelaksanaan PKL I dibidang Agribisnis
terkait teknis kegiatan yang dilakukan pada praktik di lapangan pada tanggal
26 Agustus - 29 Agustus 2024 dengan realisasi pelaksanaan kegiatan di
lapangan dalam mencapai elemen kompetensi dan tagihan selama waktu yang
efektif. Mahasiswa melakukan pencatatan data yang yang berupa informasi
yang berasal dari sumber-sumber yang relevan dan dapat dipercaya.
7. Kajian Pustaka
Mahasiswa mengumpulkan data-data sumber pustaka atau Penelitian
DAFTAR PUSTAKA

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda). 2009. Rencana Tata Ruang


Wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan.
Ayu Rahamwati Sulistyaningtyas. 2017. Pentingnya Pengolahan
Basah (Wet Processing) Buah Kopi Robusta (Coffea Robusta
Lindl.Ex.De.Will) Untuk Menurunkan Resiko Kecacatan Biji
Hijau Saat Coffee Grading
[2] Bhatia, A., “Principles of Evaporative Cooling System”, PDH
online course Philadelphia, 2012. [3] Elfariyanti, Ernita
Silvina, Mela Santika, “Analisis Kandungan Kaffein pada Kopi
Seduhan

Syakir, M. & Surmaini, E. 2017. Perubahan Iklim Dalam Konteks


Sistem Produksi Dan Pengembangan Kopi Di Indonesia.
Jurnal Litbang Pertanian, 36(2) 77- 90

Anda mungkin juga menyukai