Laporan KSB Erik Septian

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KAPITA SELEKTA KEBANTENAN

HASIL OBSERVASI LAPANGAN

SISTEM KEKERABATAN MASYARAKAT KAMPUNG CIPANCUR


PASIR DESA PASIRTANJUNG KECAMATAN RANGKASBITUNG
LEBAK-BANTEN
(Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah KSB)

Di susun oleh :

ERIK SEPTIAN

NIM. 4322317060053

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STKIP


SETIABUDHI RANGKASBITUNG TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan hasil observasi lapangan KSB tentang “Sistem Kekerabatan Masyarakat di Desa
Pasirtanjung Kec. Rangkasbitung Kab. Lebak-Banten” yang dilaksanakan dari tanggal 31
Agustus 2020 telah disetujui dan disahkan di Rangkasbitung pada tanggal 12 September
2020.

Yang Mengesahkan

Dosen Pembimbing Mahasiswa

Mukhtar Ridwan, M.Pd Erik Septian


NIDN.0415098802 NIM. 4322317060053

Menyetujui,
Ketua STKIP Setiabudhi Rangkasbitung

Dr. Hj. Tjut Afrida, M.Pd


NIDK. 8884080018

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis telah menyelesaikan Program Kapita Selekta Kebantenan (KSB) serta
menyelesaikan laporan KSB ini. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW.

Laporan ini merupakan pertanggungjawaban tertulis atas pelaksanaan KSB yang telah
dilaksanakan pada tanggal 31 Agustus 2020 sampai dengan 12 September 2020 di Desa
Pasirtanjung Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak-Banten, dengan tujuan memenuhi
persyaratan dalam mata kuliah KSB yang dijadikan sebagai bahan bukti bahwa telah
melaksanakan mata kuliah tersebut.

Pelaksanaan KSB ini dapat terlaksana dengan baik dan berjalan dengan lancar berkat
bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan, perhatian, dan
pengarahan dalam pelaksanaan KSB. Maka dalam kesempatan ini penyusun menyampaikan
terima kasih kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis diberikan
kemudahan dalam menyelesaikan tugas KSB di Desa Mekarsari Kecamatan Sajira
Lebak-Banten
2. Bapak Ibu / orang tua, penulis yang telah memberikan motivasi dan dukungan baik dari
segi materil maupun spiritual.
3. Pihak STKIP Setia Budhi Rangkabitung dalam hal ini yang telah memberikan
kesempatan dan pengarahan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan KSB.
4. Bapak Suryana selaku Kepala Desa Pasirtanjung Kabupaten Lebak yang telah
mengizinkan mahasiswa berkesempatan melaksanakan Program KSB di Desa Mekarsari.
5. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan KSB ini, yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu.

Kami menyadari bahwa laporan KSB ini sangatlah jauh dari sempurna karena
kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
akan diterima dengan senang hati untuk perbaikan lebih lanjut. Kami sadar sebagai manusia
biasa dengan segala keterbatasannya tidak akan lepas dari kesalahan, untuk itu kami mohon

ii
mengharapkan arahan dan bimbingan untuk kegiatan selanjutnya agar lebih baik serta mohon
maaf apabila dalam pelaksanaan kegiatan terdapat sikap yang kurang berkenan. Penyusun
berharap, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Rangkasbitung, 12 September 2020

Penyusun

DAFTAR ISI

iii
LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………………………….i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................5

A. Latar Belakang................................................................................................................5

B. Tujuan.............................................................................................................................6

C. Metode Observasi : Wawancara, Pengamatan dan Pustaka............................................7

A. Waktu dan Lokasi Pelaksanaan.......................................................................................7

BAB II HASIL OBSERVASI..................................................................................................8

A. Struktur Sosial Eonomi Masyarakat Desa Cikareo.........................................................8

B. Pemetaan Kebutuhan (Primer, Sekunder dan Tersier)....................................................8

C. Alasan Mengapa memiih Mejadi Petani.........................................................................9

D. Proses Penanaman dan Panen.........................................................................................9

E. Sistem produksi dan hasil produksi...............................................................................18

BAB III PENUTUP................................................................................................................19

A. Kesimpulan......................................................................................................................19

B. Saran.................................................................................................................................19

Dokumen/Foto Kegiatan

iv
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sistem kekerabatan adalah hubungan kekeluargaan melalui perkawinan.


Sebagaimana pendapat William A. Haviland (1985:73), bahwa keluarga adalah
kelompok yang terdiri atas seorang ibu, anak-anak yang masih tergantung padanya, dan
bapak yang diikat oleh perkawinan atau hubungan darah. Selain hubungan dalam satu
keluarga, dikenal pula ada hubungan dengan keluarga-keluarga lain di luar dari keluarga
mereka sendiri. Hubungan ini bisa dalam bentuk hubungan dengan para tetangganya,
dan hubungan dengan para kerabat.

Istilah kerabat, dalam kamus antropologi didefinisikan sebagai orang sedaerah


atau dekat sehingga disebut dengan kekerabatan (Suyono & Siregar, 1985:196). Kerabat
tersebut bisa dari pihak istri maupun kerabat dari pihak suami dan semua kerabat
tersebut harus diperlakukan dengan baik. Kerabat merupakan pihak yang dekat kepada
seseorang setelah keluarga sendiri, untuk itulah menjalin hubungan baik dengan kerabat
menjadi sangat penting.

Perkawinan adalah hubungan hukum yang merupakan pertalian yang sah antara
seorang laki-laki dan seorang wanita yang telah memenuhi syarat-syarat perkawinan,
untuk jangka waktu yang selama mungkin.

Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik,
paman, bibi, kakek, nenek dan seterusnya. Dalam kajian sosiologiantropologi, ada
beberapa macam kelompok kekerabatan dari yang jumlahnya relatif kecil hingga besar.
Tetapi yang perlu digaris bawahi adalah bahwa orang disebut berkerabat bukan hanya
adanya ikatan perkawinan atau karena adanya hubungan keluarga, tetapi karena adanya
hubungan darah (Koentjaraningrat, 1998:122). Anggota kelompok kekerabatan
(keturunan) saling berkaitan karena mempunyai nenek moyang yang sama. Kelompok
kekerabatan yang kecil disebut juga dengan keluarga batih. Sedangkan kelompok
kekerabatan yang besar disebut dengan marga. Menurut Antonius (2006:80) marga

5
merupakan suatu kesatuan kelompok yang mempunyai garis keturunan yang sama
berdasarkan nenek moyang yang sama.

Pasal 1 Undang–undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (UUP)


menyebutkan bahwa Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga)
yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Ikatan lahir ini disebut sebagai hubungan formal yang bersifat nyata baik bagi
kedua mempelai, orang lain, atau masyarakat umum. Pasal 2 ayat (1) UUP telah
mengatur bahwa seorang pria terikat perkawinan secara sah dengan seorang wanita
apabila perkawinan mereka tersebut dilakukan menurut hukum masing-masing
agamanya dan kepercayaannya. Setelah pelaksanaan perkawinan menurut hukum
masing-masing agamanya dan kepercayaannya kemudian dalam ayat (2) nya perkawinan
tersebut dimohonkan untuk dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Perkawinan yang mengikat kedua mempelai secara lahir akan memiliki
kekuatan hukum yang pasti dengan terpenuhinya ketentuan dasar perkawinan seperti
yang dimaksud di atas.

Bagi masyarakat adat perkawinan bukan sekedar persetubuhan antara jenis


kelamin yang berbeda sebagaimana mahluk lainnya, tetapi perkawinan adalah bertujuan
untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal, bahkan dalam pandangan
masyarakat adat perkawinan itu bertujuan untuk membangun, membina, dan memelihara
hubungan kekerabatan yang rukun dan damai.

B. Tujuan
a. Mahasiswa memperoleh pengalaman belajar melalui keterlibatan dalam masyakarat
yang secara langsung menemukan, merumuskan, memecahkan dan menanggulangi
permasalahan yang berada di lapangan.
b. Mahasiswa dapat memberikan pemikiran berdasarkan ilmu, teknologi dan seni
dalam upaya menumbuhkan, mempercepat gerak, serta mempersiapkan kader
pembangunan di masa depan.
c. Agar perguruan tinggi dapat mencetak sarjana yang siap akan menghadapi
permasalahan yang timbul nantinya dikemudian hari. Dengan demikian, output yang

6
dihasilkan oleh perguruan tinggi secara relatif menjadi siap pakai dan terlatih dalam
menanggulangi permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar.
d. Meningkatkan hubungan antara perguruan tinggi dengan pemerintah daerah, instasi
terkait dan masyarakat sehingga perguruan tinggi dapat lebih berperan dan
menyesuaikan pendidikan serta penelitiannya dengan tuntutan realistis dari
masyarakat yang sedang membangun.

C. Metode Observasi : Wawancara, Pengamatan dan Pustaka


Metode observasi seringkali menjadi pelengkap data yang diperoleh dari
wawancara mendalam dan survey. Observasi biasanya dipahami sebagai upaya untuk
memperoleh data secara “natural”. Pengertian paling mudah sederhana dari metode
observasi adalah melihat dan mendengarkan peristiwa atau tindakan yang dilakukan oleh
orang-orang yang diamati, kemudian merekam hasil pengamatannya dengan catatan atau
alat bantu lainnya.
Observasi berarti pula mengamati, menyaksikan, memperhatikan sebagai metode
pengumpulan data penelitian. Tidak jarang, metode observasi dipahami secara keliru.
Observasi memang mengamati dengan melihat dan mendengar. Tetapi sebagai metode
penelitian, observasi memiliki karakteristik dan teknik tertentu. Barangkali beberapa
pembaca sudah pernah mendengar istilah observasi partisipatoris.

D. Waktu dan Lokasi Pelaksanaan


Hari : Senin
Tanggal : 31 Agustus 2020
Tempat : Kp. Cipancur Pasir RT/RW.011/004 Desa Pasirtanjung Kec. Rangkasbitung
Kab. Lebak-Banten.

7
BAB II

HASIL OBSERVASI

 Sistem Perkawinan

orang tua kedua calon mempelai menjunjung tinggi norma-norma agama, dalam hal ini
agama Islam. Untuk menjaga diri dari pergaulan yang tak pantas, pihak perempuan tidak
lazim berdekatan dengan laki-laki yang bukan muhrimnya. Maka peranan orang tua sangatlah
dibutuhkan untuk menjembatani keinginan putra-putri mereka. Untuk itu di Banten dikenal
dengan istilah Nakeni, adat asli Banten, dimana pihak keluarga perempuan mendahului
datang ke tempat orang tua laki-laki, yang dianggap pantas untuk menjadi calon menantunya,
untuk mempertanyakan, apakah anak laki-lakinya sudah mempunyai calon istri atau belum.
Tapi pada perkembangan saat ini, adat Nakeni di Banten dijadikan suatu upaya untuk
mempersatukan keduanya dalam ikatan pernikahan, sehingga terhindar dari hal-hal yang
melanggar norma agama.

Tahapan selanjutnya adalah Mastetaken, istilah yang digunakan untuk mematangkan


rencana yang telah disampaikan pada upacara Nakeni, yakni pihak keluarga wanita
mendahului datang ke tempat orang tua laki-laki yang dianggap pantas untuk menjadi calon
menantunya. Tujuannya untuk mempertanyakan apakah anak laki-lakinya sudah mempunyai
calon istri atau belum. Tapi pada perkembangan saat ini, adat Nakeni di Banten dijadikan
suatu upaya untuk mempersatukan keduanya dalam ikatan pernikahan, sehingga terhindar
dari hal-hal yang melanggar norma agama. Tahapan selanjutnya adalah Mastetaken, istilah
yang digunakan untuk mematangkan rencana yang telah disampaikan pada upacara Nakeni.
Wakil orang tua calon pengantin laki-laki berkunjung pada calon pengantin perempuan.
Maksudnya untuk melamar dan menentukan hari baik untuk pernikahan. Pada kesempatan
ini, dibawakan seserahan yang biasanya berupa seperangkat pakaian perempuan. Wakil orang
tua calon pengantin laki-laki berkunjung pada calon pengantin perempuan, untuk melamar
dan menentukan hari baik untuk pernikahan. Pada kesempatan ini, dibawakan seserahan yang
biasanya berupa seperangkat pakaian perempuan.

Pada hari yang telah ditentukan, mempelai laki-laki melaksanakan akad nikah. Namun
sebelumnya ada upacara Mapag Pengantin atau upacara kedatangan calon pengantin laki-laki

8
beserta keluarganya. Pada prosesi ini pengatin disambut dengan tarian penyambutan khas
daerah Banten. Dalam prosesi akad nikah, pengantin perempuan tidak disandingkan dengan
pengantin laki-laki. Setelah selesai pelaksanaan akad nikah barulah keduanya duduk
bersanding. Setelah mendapatkan doa restu dari seluruh keluarga dan handai taulan, pengatin
laki-laki pulang ke rumahnya untuk mengikuti acara adat yang akan berlangsung pada malam
harinya. Sedangkan pengantin perempuan dan keluarganya tetap di rumah untuk
mempersiapkan upacara Mapag Jawadah.

Pada hari yang telah ditentukan, mempelai laki-laki melaksanakan Akad Nikah. Namun
sebelumnya ada upacara Mapag Pengantin atau upacara kedatangan calon pengantin laki-laki
beserta keluarganya. Pada prosesi ini pengatin disambut dengan tarian penyambutan khas
daerah Banten. Dalam Prosesi Akad Nikah, pengantin perempuan tidak disandingkan dengan
pengantin laki-laki. Setelah selesai pelaksanaan Akad Nikah barulah keduanya duduk
bersanding. Setelah mendapatkan doa restu dari seluruh keluarga dan handai taulan, pengatin
laki-laki pulang ke rumahnya untuk mengikuti acara adat yang akan berlangsung pada malam
harinya. Sedangkan pengantin perempuan dan keluarganya tetap di rumah untuk
mempersiapkan upacra Mapag Jawadah. Masih dihari yang sama, pada malam harinya
diadakan prosesi adat Mapag Jawadah (Juadah). Prosesi ini merupakan penjemputan Jawadah
atau makanan kecil berbagai jenis seperti kue lapis, pisang setandan, tebu wulung, tumpeng
kecil dari beras ketan, dan sebagainya dari rumah keluarga pengantin laki-laki. Pengantin
perempuan bersama keluarganya meyambangi ke kediamam pengantin laki-laki untuk
selajutnya membawa jawadah. Selama Mapag Jawadah, sepanjang perjalanan sambil
bershalawat. Kedua pengantin selajutnya diarak menuju ke rumah pengatin perempuan yang
didampingi keluarga kedua belah pihak serta membawa Jawadah. Sambil diringi lantunan
Marhaban, kedua pengantin juga bermaksud diperkenalkan dengan masyarakat sekitar.
Setelah tiba di kediaman pengantin perempuan dilanjutkan dengan Yalil (buka pintu). Disini
pengatin perempuan dibawa masuk ke dalam rumah sedangkan pengantin laki-laki menunggu
di depan pintu yang diberi tirai. Pelaksanaan buka pintu dilakukan oleh rombongan Fakih,
yang lazim disebut Yalil. Di dalam Yalil tersebut berisi nasehat-nasehat yang diselingi
dengan kata-kata menggoda pengantin.

Prosesi selanjutnya adalah Ngeroncong (Nyembah). Kedua mempelai duduk di


pelaminan, di depannya ada wadah seperti baskom kecil untuk menampung uang. Keluarga
dan handai taulan bergantian melemparkan atau memberi uang receh sebagai simbol

9
pemberian bekal untuk memulai hidup baru. Selanjutnya melakukan prosesi Ngedulagi
dengan maksud menyatukan kedua pengantin. Yang terakhir merupakan acara arak-arakan
atau Ngarak Pengantin, dengan dimeriahkan oleh tabuhan musik rebana dan lantunan doa-doa
dan pujian kehadirat Illahi. Pengantin pun berjalan berkeliling menyalami tamu undangan dan
masyarakat sekitar.
Kedua penagatin selajutnya diarak menuju ke rumah pengatin perempuan yang didampingi
keluarga kedua belah pihak serta membawa Jawadah. Sambil diringi lantunan Marhaban,
kedua pengantin juga bermaksud diperkenalkan dengan masyarakat sekitar.

Setelah tiba di kediaman pengantin perempuan dilanjutkan dengan Yalil (buka pintu).
Disini pengatin perempuan dibawa masuk kedalam rumah sedangkan pengatin laki-laki
menunggu di depan pintu yang diberi tirai. Pelaksanaan Buka Pintu dilakuakan oleh
rombongan Fakih, yang lazim disebut Yalil. Di dalam Yalil tersebut berisi nasehat-nasehat
yang diselingi dengan kata-kata menggoda pengantin.
Prosesi selanjutnya adalah Ngeroncong (Nyembah). Kedua mempelai duduk dipelaminan, di
depannya ada wadah seperti baskom kecil untuk menampung uang. Keluarga dan handai
taulan bergatian melemparkan atau memberi uang receh sebagai simbol pemberian bekal
untuk memulai hidup baru. Selanjutnya melakukan prosesi Ngedulagi, denga maksud
menyatukan kedua pengantin.
Yang terakhir merupakan acara arak-arakan atau Ngarak Pengantin, dengan dimeriahkan oleh
tabuhan musik rebana dan lantunan doa-doa dan pujian kehadirat Ilahi. Pengantin pun
berjalan berkeliling menyalami tamu undangan dan masyarakat sekitar.

 Sistem Keluarga

Keluarga dalam pandangan masyarakat marga Kampung Sawah, adalah sepasang


suami isteri, yang lambat laun terus berkembang menjadi beberapa keluarga dari
keturunannya hingga merupakan sebuah kumpulan rumah tangga, sekampung, sedesa dan
seterusnya hingga menjadi keluarga luas karena anak beranak mungkin sampai tujuh turunan
(anak-incu-buyut-bao-jangga wareng udeg-udeg-gantungsiwur) yang bisa terpencar jauh
rumah tangganya. Untuk mengikat keluarga yang besar tersebut dan terpencar ke berbagai
daerah, maka diikat dengan nama marga. Hal ini dilakukan untuk tetap terjalin dan terikat
antar keluarga yang berserakan tersebut.

10
 Sistem Sosial Budaya

Pendekatan sistem sosial-budaya pada masyarakat Desa Mekarsari dengan melibatkan


seluruh masyarakat baik agama maupun suku tanpa adanya diskriminasi. Sedangkan
pendekatan sistem budaya, melihat bahwa masyarakat memiliki nilai umum dan bersama
dalam marga mereka. Nilai umum yang dimaksud adalah semua masyarakat mengakui dan
menerima dan berlaku bagi masyarakat marga setempat. Melalui penganutan nilai umum ini,
diharapkan menjadi perekat bagi semua anggota masyarakat khususnya masyarakat yang ada
di Desa Mekarsari. Nilai-nilai umum itu bersumber pada budaya yang ada pada masyarakat
yang menjadi acuan perilaku yang terpola.

 Pendekatan Sistem Sosial

Pada pendekatan sistem sosial, masyarakat Desa Mekarsari telah melakukan sejumlah
kegiatan-kegiatan yang berifat kemasyarakatan. Kegiatan ini, telah menjadikan masyarakat
marga saling berhubungan, berinteraksi serta berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya
tanpa membedakan kepentingan dan golongan diantara mereka. Beberapa kegiatan tersebut,
diantaranya gotong royong dan sistem keamanan lingkungan.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegiatan KSB dengan sasaran masyarakat Desa Mekarsari sebagai bagian dari
masyarakat secara umum berjalan dengan lancar sesuai dengan apa yang direncanakan
dalam matrik Penelitian KSB. Meski target waktu yang direncanakan dalam matrik
Penelitian tidak dapat sepenuhnya dijalankan, sesuai dengan hal tersebut tidak
merubah esensi pelaksanaan Penelitian. Adapun kesimpulan dari pelaksanaan
Penelitian KSB masyarakat yaitu Penelitian ini salah satu Cara agar Mahasiswa bisa
lebih dekat lagi dengan masyarakat.

Dengan demikian, hasil kesimpulan di atas menunjukkan bahwa secara garis


besar program KSB dapat dikatakan sukses dan lancar meskipun waktunya lebih maju
atau lebih mundur.

B. Saran
Berdasarkan hasil pelaksanaan KSB 2020 terdapat beberapa saran yang
sekiranya membangun bagi semua pihak, antara lain:

1. Bagi Panitia KSB 2020


 Harus selalu menjaga Kekompakan Semua Panitia
 Harus Bisa Menjelaskan kembali Apa itu KSB Kepada peserta
 Perlu Adanya pembekalan yang lebih matang tentang program KSB ini,
Bukan hanya teori saja, karena teori bisa di baca.

12
2. Bagi Mahasiswa KSB
 Mahasiswa perlu meningkatkan sosialisasi dengan anggota masyarakat.
 Mahasiswa setidaknya mampu menjadikan program KSB sebagai ajang
pendewasaan diri dalam hidup bermasyarakat.
 Perlu adanya toleransi dan kerjasama antara mahasiswa demi terciptanya
kesuksesan bersama.
 Rasa setia kawan, solidaritas serta kekompakan perlu dijaga dan diteruskan
hingga program BKM ini selesai.

Agar melakukan perencanaan yang baik dalam merumuskan program, selalu


melakukan koordinasi dengan pihak terkait sehingga kendala dan hambatan dapat
tertangan

13

Anda mungkin juga menyukai