Makalah Promosi Kesehatan LAS

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PROMOSI KESEHATAN

OLEH

KELOMPOK 8

NAMA –NAMA NIM

1. ROVLIN A. BANI 184202721


2. SULASTRI SAMSUDIN 184702721
3. NONCI A. FINA 183702721
4. RUBEN BUNI HAU 184302721
5. EXAL KADJA KORE

KELAS/SEMESTER : D/II
PRODI : S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA


KUPANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karna atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ‘Kebijakan
Pemerintah Dalam Promosi Kesehatan”

Terimakasi kami ucapkan juga kepada dosen yang telah memberikan kesempakan bagi
kami untuk mengerjakan tugas ini, sehingga kami menjadi lebih mengerti dan memahami
tentang Kebijakan Pemerintah Dalam Promosi Kesehatan.

Maka begitu pula dengan makalah ini yang telah kami berusaha akan tetapi kami
menyadari bahwa masih banyak kesalahan, kekurangan, dalam makalah ini dan kami berharap
maka ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Kupang 28 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Kebijakan Promosi Kesehatan


B. Strategi Dasar Promosi Kesehatan
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sehat merupakan kebutuhan dasar manusia dan menjadi salah satu faktor penentu
Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Sehat juga merupakan modal utama manusia untuk
dapat melakukan perannya di bidang pembangunan ekonomi dan pendidikan. Masyarakat
yang sehat dan mandiri  merupakan tujuan pembangunan kesehatan nasional, dituangkan
dalam Visi Indonesia Sehat 2015, strategi pembangunan kesehatan diarahkan pada misi
pembangunan kesehatan yaitu :
1) Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan;
2) Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat;
3) Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,dan terjangkau
4) Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya.
Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang sehat dan mandiri tersebut, upaya
pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan merupakan pilar utama yang
mempengaruhi keberhasilan jenis layanan kesehatan lainnya, yaitu preventif, kuratif dan
rehabilitatif. 
Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui
pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat mandiri
menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat,
sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan (Depkes RI, 2007). Banyak permasalahan kesehatan di Indonesia
dapat dicegah melalui kegiatan promosi kesehatan. Namun, proses perubahan perilaku di
masyarakat tidaklah mudah maka perlu dikembangkan strategi serta langkah-langkah
yang dapat mendukung upaya pemberdayaan masyarakat agar mampu berperilaku hidup
bersih dan sehat.
Kebijakan dan strategi pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan diarahkan
pada upaya meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk
mewujudkan hal tersebut diperlukan beberapa hal yang tertuang dalam misi promosi
kesehatan yaitu;
1) Memberdayakan individu, keluarga, kelompok-kelompok dalam masyarakat, baik
melalui pendekatan individu dan keluarga maupun melalui pengorganisasian dan
penggerakan masyarakat.
2) Membina suasana atau lingkungan yg kondusif bagi terciptanya pola hidup bersih dan
sehat masyarakat.
3) Mengadvokasi para pengambil keputusan, penentu kebijakan dan stakeholders lain,
untuk kebijakan berwawasan kesehatan, integrasi promosi kesehatan, kemitraan sinergis
antara pusat, daerah, swasta dan LSM, investasi di bidang promosi kesehatan dan
kesehatan.
Mengingat pentingnya upaya pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan dalam
mendukung  tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional tersebut maka petugas
promosi kesehatan atau pejabat fungsional PKM harus memahami tentang kebijakan dan
strategi  pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan. Selain itu juga harus
memahami peran serta kewajiban pemerintah daerah dalam upaya pemberdayaan
masyarakat dan promosi kesehatan di era otonomi daerah atau desentralisasi.
B. Rumusan Masalah

1. Kebijakan pemerintah promosi kesehatan


2. Strategi dasar promosi kesehatan
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah ini.
Agar kami mahasiswa mengerti tentang bagaimana kebijakan pemerintah dalam promosi
kesehatan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kebijakan Promosi Kesehatan


1. Promosi Kesehatan diselenggarakan dalam rangka desentralisasi ke arah otonomi
daerah bidang Kesehatan  Indonesia sehat
Disebutkan dalam UU No.22 tahun 1999 tentang pemerintahan Daerah.
Desentralisasi merupakan penyerahan wewenang pemerintah oleh pemerintah kepada
pemerintah daerah otonom dalam kerangka NKRI. Dengan adanya desentralisasi
diharapkan adanya peningkatan derajad kesehatan masyarakat optimal berupa keadaan
sehat dan produktif. Sehingga untuk mencapai visi Indonesia Sehat 2015 menurut UU
No.36 tahun 1999 tentang Kesehatan diharapkan lebih mudah mencapai visi tersebut.
2. Promosi Kesehatan tidak berdiri sendiri  terpadu dengan program kesehatan sejak
dari garis depan, kabupaten/kota, provinsi hingga nasional  Tecermin dalam
koordinasi penyusunan anggaran
Dalam menyelesaikan permasalahan kesehatan Pemerintah daerah mengajukan
Rencana Tindakan, Strategi Pelaksanaan beserta Rancangan Anggaran kepada
Pemerintah Pusat yang selanjutnya dana tersebut digunakan untuk merealisasikan
program yang telah tersusun dalam bidang kesehatan terutama upaya pengikatan
kesehatan dengan promosi kesehatan.
3. Promosi Kesehatan harus berlandaskan paradigma sehat
Paradigma Sehat merupakan cara pandang atau pola pikir atau model pembangunan
yang bersifat holistik. Melihat masalah kesehatan yang bersifat lintas sektor dalam
penyelesaian masalah tidak hanya berfokus pada penyembuhan atau pemulihan kesehatan
tetapi diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan.
4. Promosi Kesehatan harus didukung oleh kebijakan dan perundang-undangan,
keterjangkauan dan mutu pelayanan kesehatan, JPKM, subsidi, dll
 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
585/MENKES/SK/V/2007 tentang Pedoman Promosi Kesehatan di Puskesmas
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 4 tahun 2012 tentang
Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan di Rumah Sakit
 Kepmenkes No.128/MENKES/SK/II/2004 menyatakan bahwa Puskesmas adalah
Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten atau kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah
kerja. Sebagai UPT dari dinas kesehatan kabupaten/kota (UPTD), Puskesmas
berperan menyelenggarakan sebagian tugas teknis operasional dinas kesehatan
kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung
tombak pembangunan kesehatan di Indonesia. Pembangunan kesehatan adalah
penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia, untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
 Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu
(1) upaya kesehatan wajib dan
(2) upaya kesehatan pengembangan.
Upaya kesehatan wajib Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
komitmen nasional, regional dan global, serta mempunyai daya ungkit tinggi
untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini
harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas.
 Upaya kesehatan wajib tersebut adalah:
(1) Promosi Kesehatan,
(2) Kesehatan Lingkungan,
(3) Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana,
(4) Perbaikan Gizi Masyarakat,
(5) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan
(6) Pengobatan. Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat
serta disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas

.
5. Strategi dasar: Advokasi, Bina Suasana dan Gerakan Pemberdayaan, yang harus
mengandung kemitraan
Kemitraan merupakan upaya yang melibatkan berbagai sektor dalam mencapai
tujuan bersama dalam mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan kemitraan
tersebut digunakan strategi dasar Advokasi, Bina Suasana dan Gerakan
Pemberdayaan.
6. Dinas kesehatan kabupaten/kota: koordinasi, tingkatkan dan bina pemberdayaan
masyarakat oleh puskesmas, rumah sakit, sarana kesehatan lain; bina suasana dan
advokasi tingkat kabupaten/kota
Program kegiatan yang dilaksanakan pemerintah kabupaten/kota berdasarkan
program yang dirancang pemerintah provinsi.
7. Dinas kesehatan provinsi: koordinasi, kembangkan dan fasilitas promosi kesehatan
kab/kota; memperkuat pemberdayaan masyarakat oleh kabupaten/Kota; bina suasana
dan advokasi tingkat provinsi.
Pemerintah membuat program kegiatan sesuai masalah kesehatan yang ada di dinas
kesehatan provinsi.
8. Pusat promosi kesehatan: kembangkan kebijakan nasional, pedoman dan Standar;
fasilitasi dan koordinasi promosi kesehatan daerah; bina Suasana dan advokasi tingkat
nasional
Promosi kesehatan di daerah dikembangkan dari kebijakan nasional dan pedoman
standar promosi kesehatan yang didukung adanya fasilitas dan koordinasi promosi
kesehatan dari pemerintah pusat dan daerah dengan adanya bina suasana dan advokasi.
Kebijakan yang mengatur tentang promosi kesehatan adalah Permenkes dan
Kepmenkes.
9. Kemitraan adalah dalam rangka Good Governance
Dalam melaksanaan program promosi kesehatan diperlukan kerjasama lintas
sektoral baik dari pemerintah, swasta, masyarakat dan LSM.
10. Promosi Kesehatan harus berdasar fakta  pendayagunaan data dalam Perencanaan
desain
Pada pelaksanaan promosi kesehatan yang lebih mengetahui tentang kebutuhan
kesehatan di berbagai tatanan layanan kesehatan adalah pemerintah daerah sehingga
diperlukan langkah otonomi / desentralisasi terkait pelaksanaan promosi kesehatan.

11. Profil promosi kesehatan  sarana penyedia data dan benchmarking


Untuk melaksanakan promosi kesehatan perawat bekerjasama dengan lintas sektor
antara lain Puskesmas, dinas kesehatan sehingga promosi kesehatan yang dilakukan
sesuai dengan masalah kesehatan yang muncul atau sesuai sasaran.

12. Peningkatan kemampuan promosi kesehatan dilakukan secara bertahap


Upaya promosi kesehatan yang dilakukan juga mengupayakan pemberdayaan
masayarakat setempat. Namun, upaya perberdayaan ini harus melalui tahapan yang
harus dilalui, dimulai dari upaya mengenalkan apa yang jadi masalah terkait kesehatan,
menumbuhkan keinginan masyarakat untuk mau mengikuti promosi kesehatan dan pada
akhirnya masayarakat dapat melaksanakan upaya promosi kesehatan secara mandiri
untuk kesehatan.
13. Peningkatan Promosi Kesehatan: kembangkan sumber daya dan infrastruktur
Dalam meningkatkan pengembangan promosi kesehatan di bidang keperawatan
dibutuhkan sumber daya manusia yang seimbang antara kualitas dan kuantitas sehingga
diharapkan institusi pendidikan dalam mencetak generasi perawat yang berdaya saing
dan penyusunan jenjang karir jelas yang memicu perawat untuk meningkatkan kualitas
pribadi.
14. Pengembangan Sumber Daya Manusia promosi kesehatan  profesionalisme dan
kesejahteraan
Dalam mengembangkan promosi kesehatan dibutuhkan sumber daya manusia
(perawat) yang berkompeten dalam bidang promosi kesehatan, untuk itu dilakukan
pendidikan dan pelatihan. Melalui pendidikan dan pelatihan akan didapat perawat yang
mempunyai kompetensi dan profesionalisme yang tinggi. Kompetensi dan
profesionalisme yang perawat miliki akan menujang jenjang karir yang jelas, pada
akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan perawat yang bersangkutan.
15. Pengorganisasian Promosi Kesehatan harus memadai
Kegiatan promosi kesehatan perlu dikelola dengan baik oleh penyedia layanan
promosi kesehatan. Dalam pengelolaannya diperlukan kerjasama atau kemitraan dari
berbagai lintas sektoral.
B. Strategi Dasar Promosi Kesehatan
Strategi Promosi Kesehatan menurut WHO (1984) dalam Maulana (2009), yakni
advokasi, dukungan social, dan pemberdayaan. Sedangkan pada Surat Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 1193/Menkes/SK/X/2004 tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan
dan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.1114/Menkes/SK/VII/2005 tentang Pedoman
Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah, strategi dasar utama promosi kesehatan adalah :
1) Pemberdayaan,
2) Bina Suasana,
3) Advokasi, serta dijiwai semangat,
4) Kemitraan. Berdasarkan strategi dasar di atas maka strategi promosi kesehatan
Puskesmas juga dapat mengacu strategi dasar tersebut dan dapat dikembangkan sesuai
sasaran, kondisi Puskesmas, dan tujuan dari promosi tersebut.
1. Advokasi (Advocacy)
Upaya pendekatan kepada pimpinan atau pengambil keputusan supaya dapat
memberikan dukungan, kemudahan dan semabcamnya dalam upaya pembangunan
kesehatan.
2. Dukungan sosial (Social Support) / Bina Suasana
Upaya membuat suasana yang kondusif atau menunjang pembangunan kesehatan
sehingga masyarakat terdorong untuk melakukan perilaku hidup bersih dan sehat.
3. Pemberdayaan masyarakat (Empowerment)
Upaya memandirikan individu, kelompok, dan masyarakat agar berkembang
kesadaran, kemauan dan kemampuan di bidang kesehatan atau agar secara proaktif,
masyarakat mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat.
4. Kemitraan
Dalam pemberdayaan, bina suasana, dan advokasi prinsip – prinsip kemitraan harus
ditegakkan. Ada tiga prinsip dasar kemitraan yang harus diperhatikan dan dipraktikkan
yakni
1) Kesetaraan.
Kesetaraan menghendaki tidak diciptakannya hubungan yang bersifat
hierarki (atas – bawah) yang dilandasi kebersamaan atau kepentingan
bersama.
2) Keterbukaan.
Dalam setiap langkah menjalin kerja sama, diperlukan adanya kejujuran
dari masing – masing pihak.
3) Saling Menguntungkan
Solusi yang diajukan hendaknya selalu mengandung keuntungan
disemua pihak (win – win solution). Demikian juga dalam hubungan antara
Puskesmas dengan pihak donator.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang sehat dan mandiri, upaya pemberdayaan
masyarakat dan promosi kesehatan merupakan pilar utama yang mempengaruhi keberhasilan
jenis layanan kesehatan lainnya. Tindakan promosi kesehatan trsebut yaitu preventif, kuratif
dan rehabilitative yang dilaksanakan dalam bebagai sektor (pemerintah swasta, masyarakat,
dan LSM) sesuai dengan kebijakan yang ada.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. (2010). Promosi Kesehatan. Jakarta : Depkes RI.

Efendi, Feri dan Makhfudi. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

KEMENKES RI Nomor: 585/MENKES/SK/V/2010 Tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi


Kesehatan di Puskesmas.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 585/MENKES/SK/V/2007 tentang


Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas.

Maulana, HDJ. (2009). Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC.


PERMENKES RI Nomor 4 Tahun 2012 Tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah

Sakit

Anda mungkin juga menyukai