0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
166 tayangan11 halaman

Makalah Komunikasi Gizi - Gizi 20

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 11

MAKALAH

PENGENALAN KOMUNIKASI GIZI

Disusun Oleh :
Mahasiswa Semester 4
(Kelas 20-E1D-R1)

Dosen Pengampu :
Mahfuzhoh Fadillah Heryanda, M.Gz

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
2022
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puji syukur atas Rahmat dan karunia Allah
SWT sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Komunikasi Gizi yang berjudul "Pengenalan Komunikasi
Gizi" dengan baik dan tepat waktu.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Mahfuzhoh Fadillah
Heryanda, M.Gz selaku dosen pengampu pada mata kuliah ini. Kami juga
mengucapkan terimakasih kepada teman-teman serta semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan-
kekurangan, baik pada teknis penulisan maupun materi. Mengingat terbatasnya
pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan
segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi perkembangan dunia pendidikan.

Cirebon, 18 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
(Diisi terkahir)

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi berasal dari bahasa Latin "communis" yang memiliki arti
"umum". Ketika berkomunikasi dengan seseorang, berarti kita juga mencoba
untuk menjalin kebersamaan dengan lawan bicara yaitu dengan cara tukar-
menukar informasi, ide-ide, atau perilaku. Secara umum, komunikasi dapat
diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki
untuk memengaruhi atau mengubah perilaku dengan mempergunakan simbol-
simbol tertentu. Selain itu, komunikasi juga dapat diartikan sebagai suatu
proses dimana individu (komunikator) mengirimkan stimulan (berupa simbol-
simbol) yang memiliki maksud untuk memodifikasi perilaku individu lainnya
(komunikan) (1).
Komunikasi juga dapat diartikan sebagai keseluruhan dari proses-
proses sosial yang sangat mendasar. Contohnya, kegiatan tersebut dilakukan
oleh seseorang epidemiologi gizi diantara lain yaitu melihat perubahan
piramida penduduk, perubahan tingkat sosial dan ekonomi, dan kemajuan
terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Komunikasi dalam
bidang gizi menjadi pilar utama yang dapat mendukung keberhasilan program
intervensi baik kepada individu, kelompok, ataupun masyarakat. Para ahli
gizi setidaknya memahami konsep komunikasi dalam praktik keseharian.
Penguasaan prinsip berkomunikasi dalam perencanaan gizi dan pangan
menjadi hal yang sangat diperlukan (1).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan
masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana awal dan sejarah dari munculnya komunikasi?
2. Apa definisi dari komunikasi dan komunikasi gizi?
3. Apa saja fungsi dari komunikasi dan komunikasi gizi?
4. Apa saja faktor penghambat serta pendukung dalam berkomunikasi?
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Sejarah Komunikasi dan Komunikasi Gizi
2. Untuk mengetahui Definisi Komunikasi dan Komunikasi Gizi
3. Untuk mengetahui Fungsi Komunikasi dan Komunikasi Gizi
4. Untuk mengetahui Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung dalam
Komunikasi dan Komunikasi Gizi
D.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Komunikasi Gizi


Asal muasal adanya komunikasi sebenarnya sama dengan sejarah
peradaban manusia, yaitu telah dimulai sejak Tuhan menciptakan Adam dan
Hawa di muka bumi ini. Namun, hingga saat ini tidak ada dokumentasi yang
menjelaskan bentuk dan corak komunikasi yang terjadi diantara Adam dan
Hawa pada saat itu atau generasi setelahnya, baik dalam bentuk bahasa,
lambang, dan tanda-tanda yang dipakai berkomunikasi di antara mereka.
Everett M. Rogers (1986) dalam bukunya yang berjudul Communication
Technology : the New Media in Society menyebutkan bahwa sejarah
komunikasi diperkirakan dimulai sekitar 35.000 tahun sebelum Masehi (SM).
Pada zaman ini, yang disebut sebagai zaman Cro- Magnon, atau ketika bahasa
sebagai alat berkomunikasi sudah ada dan dikenal. Tiga belas ribu tahun
kemudian atau sekitar tahun 22.000 SM, para ahli pra-sejarah menemukan
lukisan-lukisan dalam gua yang diperkirakan merupakan karya komunikasi
dari manusia-manusia pada zaman tersebut (2).

Ilmu komunikasi melampaui tiga proses perkembangan, yaitu meliputi


publisistik, jurnalistik, dan retorika. Retorika berkembang di Amerika,
sedangkan publisistik dan jurnalistis berkembang di Eropa yang tepatanya di
Jerman. Walaupun publisistik di Jerman diterima sebagai bagian dari ilmu
komunikasi, publisistik dalam arti semula banyak mempengaruhi konsep-
konsep mutakhir tentang komunikasi seperti tampak pada Negt dan Kluge
(1972), Biskey (1976), Habermas (1979) di Eropa, Schiller (1976) dan
Bordenave (1974) di Amerika Latin. Konsep Bordenave dikenal sebagai
aliran radikal dalam ilmu komunikasi, devian dari mainstream (Onong
Uchyana, 2000). Onong Uchyana (2000) menyatakan untuk dapat memahami
aliran radikal, perlu melihat sejarah perkembangan publisistik secara lebih
dekat lagi. Disiplin ini pada mulanya berasal dari Jerman. Hal tersebut
kemudian ditelusuri hingga abad ke-19 (2).

3
Akibat revolusi industri, peranan pers dalam membentuk opini publik
menarik perhatian para pemikir pada peranan pers, hal tersebut tampak pada
tulisan Bagehot, Maine, Bryce, dan Wallas. Marx Weber (1864-1920) untuk
pertama kalinya mengembangkan ilmu pers dengan landasan ilmiah (2).

Dalam konferensi Deutsche Gesellslhaft fur Soziologie (1910), beliau


mengusulkan dua proyek pengkajian sosiologi, yaitu sosiologi organisasi dan
sosiologi pers. Pada dasawarsa selanjutnya, Tonnies (1885-1936)
menerbitkan coretannya yang bertajuk Kritik der Offentliche Meinung yang
berisi mengupas tentang sifat opini publik dalam perkembangan kehidupan
bermasyarakat. Dalam hubungan antara pers dan opini publik inilah lahir
zeitung wissenschaft (ilmu surat kabar). Walaupun demikian, minat pada
sosiologi pers yang terus berdatangan telah membawa para sarjana Jerman
kepada satu titik yang tidak berkaitan dengan persurat-kabaran, yaitu
misalnya retorika, radio, dan film. Pada akhirnya muncullah ilmu baru, yaitu
publizistic yang dikembangkan oleh Hagemann (1966) dan disistemkan oleh
Dofivat (1986). Dalam pergulatan disiplin ilmu ini, objek penelitiannya
bukan lagi pers, melainkan pernyataan publik (offentliche aussage) (2).

Disamping itu, menurut Rogers (dalam Onong, 2000), sejarah


perkembangan komunikasi dapat dibagi ke dalam empat era perubahan, yaitu
era komunikasi tulisan, era komunikasi cetakan, era telekomunikasi, dan era
komunikasi interaktif. Era komunikasi tulisan diperkirakan ada ketika bangsa
Sumeria mulai mengenal kemampuan menulis dalam lembaran tanah sekitar
4.000 tahun sebelum Masehi. Era komunikasi cetakan dimulai saat penemuan
mesin cetak hand-press oleh Gutenberg pada tahun 1456. Era telekomunikasi
diawali dengan ditemukannya alat telegraf oleh Samuel Morse pada tahun
1844. Era komunikasi interaktif mulai terjadi pada pertengahan abad ke-19
(2).

Komunikasi kesehatan merupakan bidang studi interdisipliner yang


berkembang pesat berkaitan dengan pemberian perawatan kesehatan dan
promosi kesehatan, misalnya dibidang gizi promosi kesehatannya bisa
berkaitan dengan gizi seimbang. Komunikasi kesehatan mulai diformalkan
4
pada awal tahun 1970-an. Sejarah komunikasi kesehatan berawal dari Yunani
dimana filsuf medis Hippocrates yang menetapkan Sumpah Hipokrates
mengenai etika praktik medis. Asal kata komunikasi kesehatan sangatlah sulit
untuk ditemukan tetapi dengan adanya kampanye kesehatan masyarakat
untuk mempromosikan tentang kebersihan dan pentingnya imunisasi pada
abad ke-18 dan 19. Komunikasi kesehatan dilakukan untuk pemberian
layanan kesehatan dan layanan kesehatan dasar yang berfokus pada klien dan
pemberi layanan (3).

B. Definisi Komunikasi Gizi

C. Fungsi Komunikasi Gizi

D. Faktor Penghambat Komunikasi Gizi

E. Faktor Pendukung Komunikasi Gizi

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

6
DAFTAR PUSTAKA

1. Dr. Judiono, MPS., Dr. dr. Indranila KS, SpPK(K)., Yuliati Widiastuti,
S.Gz., M.Gz. R. Prinsip Komunikasi Perencanaan Gizi dan Pangan. 1st ed.
Masruroh, editor. Yogyakarta: leutikaprio; 2018. 126 p.

2. Murniarti E. Sejarah Komunikasi, Pengaruh Perkembangan Teknologi


Komunikasi, Sejarah Perkembangan Ilmu Komunikasi dan Teori-Teori
Komunikasi. 2019;1–35.

3. Anas Budi, S.Kep., Ns. MK. Komunikasi Kesehatan. Tahta Media Grup;
2022. 70 p.

7
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai