Makalah Struktur Dan Fungsi Batang - KLP 8
Makalah Struktur Dan Fungsi Batang - KLP 8
Makalah Struktur Dan Fungsi Batang - KLP 8
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Djukri, M.S.
Disusun Oleh:
Gus Rijal Mujahidin 21308251028
Sri Arwini Bahrun 21308251003
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, yang berjudul “Struktur dan Fungsi
Batang Pada Tumbuhan” dengan tepat waktu. Makalah ini dibuat oleh pihak penulis untuk
memenuhi tugas mata kuliah Kajian Biologi dalam Sistem Kehidupan.
Dalam makalah ini, penulis membahas mengenai bagaimana struktur dan fungsi
batang dari tumbuhan dikotil dan monokotil
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada dosen yang telah membimbing penulis
dalam menyelesaikan makalah ini dan terima kasih juga penulis ucapkan kepada orang tua,
keluarga, dan teman-teman yang telah memberikan motivasi kepada penulis.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Olehnya itu, saran dan kritik yang
membangun dari berbagai pihak senantiasa penulis harapkan dalam menyempurnakan
makalah ini agar lebih baik lagi. Harapannya semoga makalah ini bermanfaat dan
menambahkan hasanah ilmu khususnya di bidang kajian biologi. Aamiin Allahumma
Aamiin...
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................5
D. Peta Konsep.....................................................................................................................6
E. Kajian Jurnal yang Relevan............................................................................................6
BAB II........................................................................................................................................7
A. Pengertian Batang...........................................................................................................7
B. Struktur Anatomi Batang Tumbuhan Dikotil dan Monokotil.........................................8
C. Struktur Morfologi Batang............................................................................................16
D. Fungsi Batang................................................................................................................17
E. Kaitan Materi Struktur Dan Fungsi Batang Pada Tumbuhan Dengan Kompetensi
Dasar Pembelajaran IPA SMP..............................................................................................18
BAB III.....................................................................................................................................19
A. Kesimpulan...................................................................................................................19
B. Saran..............................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................20
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Rizoma...............................................................................................................7
Gambar 2. Umbi Lapis........................................................................................................7
Gambar 3. Stolon.................................................................................................................8
Gambar 4. Umbi Batang......................................................................................................8
Gambar 5. Batang Dikotil....................................................................................................10
Gambar 6. Penampang Melintang Batang Ulin Varietas Tando.........................................11
Gambar 7. Batang Monokotil..............................................................................................13
Gambar 8. Foto Mikrograf Irisan Melintang Batang Anyelir..............................................14
Gambar 9. Foto Mikrograf Irisan Batang Anyelir...............................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengetahuan tentang struktur tumbuhan sangat penting bagi seseorang yang ingin
mempelajari tumbuhan. Hal ini dikarenakan struktur tumbuhan memiliki peranan yang
sangat penting dalam hubungan antar ilmu, karena tafsiran yang sesungguhnya dari fungsi
bagian tumbuhan bertumpu pada pengetahuan yang baik tentang sel dan jaringan yang
berkaitan dengan fungsi tersebut. Struktur batang setiap jenis tumbuhan sangat bervariasi
sehingga dapat digunakan sebagai kunci identifikasi.
Batang bagi tumbuhan merupakan salah satu organ yang sangat penting, terutama
bagi tumbuhan yang tumbuh di darat atau sering disebut dengan tumbuhan darat. Batang
menunjang tubuh tumbuhan untuk tetap berdiri tegak dan melakukan aktivitasnya sebagai
mana mestinya karena proses pengambilan makanan yang diperlukan tumbuhan salah
satunya melalui batang. Selain itu, batang juga berperan menunjang tubuh tumbuhan agar
tetap dapat berdiri tegak dan tidak mengganggu organ-organ lain untuk melakukan
aktivitasnya. Pada tahap berikutnya, batang akan mengalami modifikasi untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana tumbuhan itu tumbuh. Modifikasi tersebut
adalah salah satu proses batang untuk beradaptasi. Adaptasi pada batang termasuk kedalam
adaptasi morfologi karena melibatkan struktur tubuh batang itu sendiri.
Batang merupakan sumbu dengan daun yang melekat padanya. Di ujung sumbu titik
tumbuhnya, batang dikelilingi daun muda dan menjadi tunas terminal. Di bagian batang
yang lebih tua, yang daunnya saling berjauhan, buku (nodus) tempat daun melekat pada
batangdapat dibedakan dari ruas (internodus), yakni bagian batang di antar dua buku yang
berurutan. Di ketiak daun biasanya terdapat tunas ketiak. Bergantung pada pertumbuhan
ruas dapat dibedakan beberapa macam bentuk tumbuhan. Batang bisa memperlihatkan
sumbu yang memanjang dengan buku dan ruas yang jelas. Sebaliknya, batang dapat juga
amat pendek dan letaknya merapat membentuk roset. Taraf percabangan yang terjadi jika
tunas ketiak tumbuh menjadi ranting menambah keragaman bentuk. Berkaitan dengan
habitat tumbuh dibedakan batang yang tumbuh di bawah (rizoma, umbi lapis, umbi batang),
di dalam air, atau di darat. Batang juga ada yang tegak, memanjat, atau merayap.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian dari batang?
2. Bagaimana struktur anatomi dari batang tumbuhan dikotil dan monokotil?
3. Bagaimana struktur morfologi dari batang tumbuhan?
4. Bagaimana fungsi dari batang?
5. Bagaimana kaitan materi struktur dan fungsi batang pada tumbuhan dengan kompetensi
dasar pembelajaran IPA SMP?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah berdasarkan rumusan masalah diatas adalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui pengertian dari batang
2. Mengetahui struktur anatomi dari batang tumbuhan dikotil dan monokotil
3. Mengetahui struktur morfologi dari batang tumbuhan
4. Mengetahui fungsi dari batang
5. Mengetahui kaitan materi struktur dan fungsi batang pada tumbuhan dengan
kompetensi dasar pembelajaran IPA SMP
D. Peta Konsep
Relevansi
Anatomi
dengan KD
batang
IPA SMP
Relevansi
Struktur dan Morfologi
dengan KD
Fungsi Batang batang
IPA SMP
Relevansi
Fungsi batang dengan KD
IPA SMP
E. Kajian Jurnal yang Relevan
1. Jurnal yang berjudul Struktur Anatomi Batang Ulin (Eusideroxylon zwageri Teijsm. &
Binnend) Varietas Tando Dan Tembaga Di Kalimantan Barat oleh (Gusmalawati et al.,
2014) yang membahas tentang struktur anatomi batang ulin varietas tando dan tembaga
yang terdapat di Kalimantan Barat.
2. Jurnal yang berjudul Analisis Struktur Anatomi Batang Anyelir (Dianthus caryophyllus
L.) dan Kontribusinya Terhadap Sistematik Ordo Caryophyllales oleh (Bria, 2018) yang
membahas tentang Anatomi batang Anyelir (Dianthus caryophyllus L.) yang dianalisis
untuk mendapatkan data yang valid pada hubungan kekerabatan dengan anggota family
yang lain.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Batang
Batang (stem) adalah organ yang terdiri dari sistem nodus yang berselang-seling, titik
tempat daun melekat, dan internodus, segmen batang diantara nodus-nodus. Pada sudut
teratas (aksil) yang terbentuk oleh setiap daun dan batang terdapat kuncup aksilaris, struktur
yang dapat membentuk tunas lateral, biasa disebut cabang. Sebagian besar kuncup aksilaris
suatu tunas muda bersifat dorman (tidak bertumbuh). Dengan demikian, pemanjangan tunas
muda biasanya terkonsentrasi di dekat ujung tunas, yang terdiri dari kuncup apikal, atau
kuncup terminal, dengan dedaunan yang berkembang dan serangkaian nodus dan internodus
yang tersusun rapat.
Kedekatan kuncup aksilaris dengan kuncup apikal merupakan sebagian penyebab
dormansi kuncup aksilaris. Penghambatan kuncup aksilaris oleh kuncup apikal disebut
dominansi apikal. Dengan memusatkan sumber daya pada pemanjangan tunas, adaptasi
evolusioner dari dormansi apikal meningkatkan paparan tumbuhanterhadap cahaya. Jika
seekor hewan memakan pucuk tunas, atau jika bagian samping tumbuhan memperoleh lebih
banyak cahaya karena bagian pucuk ternaungi, maka dormansi kuncup aksilaris akan
berakhir, dengan kata lain, mereka mulai tumbuh. Kuncup aksilaris yang tumbuh
memunculkan tunas lateral, lengkap dengan kuncup apikal, daun, dan kuncup aksilarisnya
sendiri. Membuang kuncup apikal biasanya merangsang pertumbuhan kuncup aksilaris,
sehingga membentuk banyak tunas lateral. Inilah mengapa memangkas pohon dan semak-
semak serta memotong pucuk tanaman hias akan membuat tumbuhan itu semakin lebat.
Beberapa tumbuhan memiliki batang dengan fungsi-fungsi tambahan seperti penyimpanan
makanan dan reproduksi aseksual. Batang-batang yang termodifikasi ini, yang mencakup
rizoma, umbi lapis, stolon, dan umbi batang, seringkali disangka akar.
Gambar 1. Rizoma Gambar 2. Umbi lapis
Penyebaran parenkim aksial pada ulin varietas tando adalah paratrakea tipe konfluen.
Parenkim paratrakea merupakan parenkim yang berasosiasi dengan pori sedangkan
apotrakea tidak berasosiasi dengan pori. Parenkim paratrakea konfluen tersusun berupa
deretan-deretan atau diagonal. Sel-sel paratrakea melepaskan gula ke dalam trakea untuk
diangkut secara cepat ke tunas-tunas dan mengisi kembali trakea yang telah
mengakumulasi gas pada keadaan dorman.
Berdasarkan sayatan radial dan tangensial ulin varietas Tando menunjukkan adanya
jari-jari bertipe heteroseluler multiseriat. Jari-jari yang memiliki sel tegak dan sel datar
disebut heteroseluler, sedangkan yang hanya memiliki satu tipe disebut homoseluler. Ulin
memiliki jari-jari multiseriat dengan 2-3 sel, dapat bertipe homoseluler atau heteroseluler.
Gambar 8. Foto mikrograf irisan melintang batang anyelir : (A) struktur primer
perbesaran 40x ; (B) daerah epidermis perbesaran 400x ; (C) jaringan pembuluh primer
perbesaran 100x.
Daerah korteks ini tersusun atas sel-sel parenkim dan terdapat kloroplas. Di antara
sel-sel tersebut terdapat ruang antar sel. Berdasarkan ukuran selnya, parenkim penyusun
korteks pada batang Anyelir dibedakan atas dua bagian, dimana bagian yang pertama
berbatasan dengan epidermis, terdiri atas sel-sel parenkim yang berukuran besar dan
terdapat kloroplas yang memberi warna hijau pada daerah ini, sedangkan bagian yang dekat
dengan silinder pusat memiliki ukuran yang lebih kecil . Selain itu, inti pusat jaringan dasar
yaitu empulur juga tersusun atas sel-sel parenkim yang berukuran besar dan juga memiliki
ruang antarsel (Gambar 8. A).
Sistem jaringan pembuluh primer merupakan hasil diferensiasi prokambium dan
terletak pada bagian dalam korteks. Jaringan pembuluh ini, tersusun atas xilem dan floem
yang dapat dilihat pada irisan melintang batang Anyelir (Gambar 8.C). Struktur jaringan
pembuluh pada batang Anyelir berbeda dengan batang dikotil pada umumnya. Jaringan
pembuluh pada batang Anyelir, tidak membentuk berkas-berkas tetapi xilem yang terletak
di bagian dalam sisa prokambium, tersebar membentuk untaian seperti rantai ke arah
empulur sedangkan floem membentuk struktur lingkaran di sebelah luar prokambium.
Xilem yang terbentuk pertama kali adalah protoxilem dan unsur xilem yang
terbentuk kemudian adalah metaxilem yang menjadi dewasa secara sentrifugal, yang disebut
xilem endark. Walaupun kedua macam xilem ini tidak dapat dibedakan dengan jelas dalam
irisan melintang, namun diantara dua macam jaringan ini terdapat perbedaan struktural
dimana protoxilem berukuran kecil dan metaxilem berukuran lebih besar. Sebagaimana
pada xilem primer, dalam floem primer terdapat protofloem dan metafloem. Protofloem
berdiferensiasi lebih dahulu daripada metafloem dan arah diferensiasinya secara sentripetal.
Dari hasil penelitian sulit membedakan protofloem dan metafloem sehingga floem primer
dianggap satu jaringan dan tidak ditentukan protofloem dan metafloemnya.
Struktur Sekunder Batang Anyelir
Struktur sekunder batang Anyelir, memiliki struktur yang unik (gambar 9.A). Pada
tumbuhan yang mengalami pertumbuhan sekunder, periderm merupakan jaringan pelindung
tubuh sekunder menggantikan fungsi epidermis. Namun hal ini tidak terjadi pada batang
Anyelir. Pada irisan melintang batang tua Anyelir, ditemukan jaringan pelindungnya masih
berupa epidermis yang tersusun atas selapis sel, dimana susunan sel-selnya rapat dan
dinding sebelah luarnya terdapat penebalan berupa kutin (Gambar 9.B).
Pada awal pertumbuhan sekunder batang Anyelir, terjadi proses sklerefikasi dimana
adanya perubahan jaringan parenkim menjadi sklerenkim yang dimulai dari batas antara
parenkim yang berukuran besar dan parenkim ukuran kecil (Gambar 9.B). Proses ini
berlangsung terus – menerus sampai semua jaringan parenkim yang memiliki ukuran besar
berubah menjadi sklerenkim. Jaringan sklerenkim yang terbentuk sebagai hasil sklerefikasi
ini terdiri atas serabut. Serabut merupakan sklerenkim yang ukuran panjangnya jauh lebih
besar dibandingkan lebarnya. Daerah korteks bagian dalam yang terdiri atas sel parenkim
berukuran kecil, tidak menunjukkan adanya perubahan pada pertumbuhan sekunder. Pada
bagian empulur, sel-sel penyusunnya masih berupa sel-sel parenkim yang memiliki ruang
antar sel.
Gambar 9. Foto mikrograf irisan batang Anyelir : (A) pertumbuhan sekunder perbesaran 40x; (B)
epidermis dan sebagian korteks perbesaran 400x; (C) jaringan pembuluh sekunder perbesaran 100x; (D) letak
unsur pembuluh pada pertumbuhan sekunder 1). Susunan unsur xilem 2). Susunan unsur floem sekunder S:
Serat Xilem, P: Parenkim Xilem T: Unsur Trakheari, XS: Xilem Sekunder, FS: Floem Sekunder, K:
Kambium. Perbesaran 400x
Sistem jaringan pembuluh pada batang Anyelir berupa xilem sekunder dan floem
sekunder yang merupakan hasil aktivitas kambium pembuluh. Posisi dan aktivitas kambium
pada tanaman Anyelir adalah normal dimana menghasilkan ke arah dalam berupa xilem
sekunder dan ke arah luar berupa floem sekunder, kambium ini disebut dengan kambium
vasikuler. Selain itu, ada juga kambium intervasikuler yang berasal dari hasil dediferensiasi
parenkim antar jari-jari pembuluh. Dari hasil penelitian, sulit menentukan kambium
intervasikuler karena letak jari-jari xilem yang sangat rapat. Aktivitas kambium pembuluh
yang menghasilkan xilem sekunder ke arah dalam, menyebabkan jari-jari xilem primer
terdesak ke arah empulur yang terlihat tersebar tidak beraturan membentuk struktur
bertumpuk. Struktur xilem sekunder yang dihasilkan oleh kambium juga tidak teratur.
Diantara xilem primer dan xilem sekunder terdapat beberapa unsur xilem yang
menghubungkan keduanya. Pada xilem sekunder, dapat dilihat komponen-komponen
penyusunnya yakni unsur trakheari, parenkim xilem dan juga serat xilem (Gambar 9. D-1).
Floem sekunder memiliki komposisi, susunan, dan ukuran selnya beragam. Floem sekunder
pada batang Anyelir yang dihasilkan ke arah luar oleh kambium pembuluh membentuk
struktur melingkar seperti pada kambium pembuluh yang terdiri atas beberapa lapis sel
(Gambar 9. D-2). Dalam penelitian ini tidak dapat diamati secara jelas, aktivitas kambium
vaskulernya.
D. Fungsi Batang
Bagi tumbuhan, batang memiliki beberapa kegunaan, antara lain sebagai penopang,
pengangkut air dan zat-zat makanan, penyimpan makanan cadangan, serta sebagai alat
perkembangbiakan.
1. Penopang, fungsi utama batang adalah menjaga agar tumbuhan tetap tegak dan
menjadikan daun sedekat mungkin dengan sumber cahaya (khususnya matahari). Batang
tumbuh makin tinggi atau makin panjang. Hal ini menyebabkan daun yang tumbuh pada
batang makin mudah mendapatkan cahaya.
2. Pengangkut, batang berguna sebagai pengangkut air dan mineral dari akar kedaun. Selain
itu, batang berperan penting dalam proses pengangkutan zat-zat makanan dari daun ke
seluruh bagian tumbuhan.
3. Penyimpanan, pada beberapa tumbuhan, batang berfungsi sebagai penyimpan makanan
cadangan. Misalnya, batang pada tumbuhan sagu. Makanan cadangan disini juga bisa
berwujud air, Misalnya, pada tumbuhan tebu dan kaktus. Makanan cadangan ini akan
digunakan saat diperlukan.
4. Alat perkembangbiakan, batang juga berfungsi sebagai alat perkembangbiakan vegetatif.
Hampir semua pertumbuhan vegetatif, baik secara alami maupun buatan,menggunakan
batang.Bagi manusia, batang tumbuhan yang membentuk kayu dapat dimanfaatkan,
antara lain, untuk membuat perabot rumah tangga,contohnya batang pohon jati; untuk
bahan makanan, contohnya sagu,asparagus; untuk bahan industri, contohnya tebu dan
bambu.
E. Kaitan Materi Struktur Dan Fungsi Batang Pada Tumbuhan Dengan Kompetensi
Dasar Pembelajaran IPA SMP
Kompetensi Dasar Indikator
3.4 Menganalisis keterkaitan struktur 3.4.1. menganalisis struktur daan fungsi
jaringan tumbuhan dan fungsinya, akar, batang, dan daun
serta teknologi yang terinspirasi 3.4.2. menganalisis struktur dan fungsi
oleh struktur tumbuhan bunga, buah, dan biji
3.4.3. mengaitkan hubungan antara
struktur dan fungsi jaringan pada
akar, batang, dan daun
3.4.4. menganalisis pemanfaatan
teknologi yang terilhami struktur
tumbuhan
4.4 Menyajikan karya dari hasil 4.4.1. menyajikan data berdasarkan hasil
penelusuran berbagai sumber pengamatan struktur jaringan
informasi tentang teknologi yang tumbuhan
terinspirasi dari hasil pengamatan 4.4.2. menyajikan berbagai fakta
struktur tumbuhan mengenai berbagai ide teknologi
sederhana yang terilhami oleh
struktur jaringan tumbuhan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Batang berfungsi sebagai tempat duduk daun, sarana lintasan air, mineral,dan
makanan antar bagian tumbuhan. Pada fase pertumbuhan, batang menghasilkan daun dan
tunas. Sedangkan pada fase reproduksi , batang menghasilkan bunga. Ujung batang dan
daunnya disebut kuncup terminal, sedangkan kuncup ketiak disebut kuncup aksiler. Jika
kuncup suatu batang diiris membujur maka akan tampak bagian berupa daun muda, jaringan
meristem, buku dan ruas antarbuku. Pada batang monokotil, batang tidak bercabang-cabang,
hipodermis berupa sklerenkim, pembuluh angkut tersebar, tidak mempunyai jari-jari
empulur, tidak mempunyai kambium vaskular sehingga tidak dapat tumbuh membesar,
empulur tidak dapat dibedakan dengan daerah korteks dan tidak ada kambium diantara
xilem dan floem. Sedangkan pada batang dikotil, batang bercabang-cabang, hipodermis
berupa kolenkim, pembuluh angkut teratur dalam susunan lingkaran tahunnya berseling
radial, jari-jari empulur berupa deretan parenkim diantara berkas pengangkut, mempunyai
kambium faskular sehingga dapat tumbuh membesar, dapat dibedakan daerah korteks dan
empulur, dan ada kambium diantara xilem dan floem.
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini tentunya masih banyak terdapat kekurangan baik
dalam hal isi ataupun dalam hal lain sebagainya. Sehingga penulis sangat mengharapkan
kritik, saran, dan masukan yang membangun agar penulis semakin beproses menjadi lebih
baik kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, A. N., & Jane, B. R. (2012). Biologi Jilid 2 Edisi Kedelapan, terj. Damaring Tyas
Wulandari, Jakarta: Erlangga.
Bria, E. J. (2018). Analisis Struktur Anatomi Batang Anyelir (Dianthus caryophyllus L.) dan
Kontribusinya terhadap Sistematik Ordo Caryophyllales. Jurnal Saintek Lahan
Kering, 1(1), 7-8.
Gusmalawati, D., & Khotimah, S. (2014). Struktur Anatomi Batang Ulin (Eusideroxylon
zwageri Teijsm. & Binnend) Varietas Tando Dan Tembaga Di Kalimantan
Barat. Saintifika, 16(2).
Santoso, Woelaningsih. (1987). Anatomi Tumbuhan. Jakarta : Universitas Terbuka.