0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
192 tayangan17 halaman

Laporan Pendahuluan Polip Endometrium

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 17

LAPORAN PENDAHULUAN POLIP ENDOMETRIUM

A. Definisi
Polip adalah tumor bertangakai yang kecil dan tumbuh dari permukaan mukosa.
(Denise tiran : 2005). Polip endometrium adalah massa atau jaringan lunak yang tumbuh
pada lapisan lapisan dinding dinding bagian dalam edometrium edometrium dan
menonjol menonjol ke dalam rongga endometrium. Pertumbuhan sel-sel yang berlebih
pada lapisan endometrium (rahim) mengarah pada pembentukan polip.
Polip endometrium adalah tumor jinak bertangkai yang sering muncul pada
daerah fundus atau korpus uteri. Prevalensi polip endometrium meningkat seiring dengan
bertambahnya usia sehingga jarang terjadi pada usia di bawah 20 tahun, angka kejadian
tertingg i terjadi di antara usia 30-59 tahun. Pada suatu penelitian 24-41% wanita dengan
polip endometrium mengalami gejala abnormal uterine bleeding, dan 10% tanpa gejala
apapun. (Prawirohardjo, 2011; Anna, 2012).
Polip endometrium atau polip uterus adalah massa di lapisan dalam rahim.
Mereka mungkin memiliki basis datar besar (sesil) atau melekat pada rahim oleh
memanjang pedikel pedikel (pedunkulata pedunkulata). Polip pedunkulata pedunkulata
lebih umum daripada daripada yang sessile. sessile. Mereka berbagai berbagai ukuran
dari beberapa beberapa milimeter milimeter sampai beberapa beberapa sentimeter.
sentimeter. Jika pedunkulata pedunkulata, mereka bisa menonjol melalui leher rahim ke
dalam vagina. Pembuluh darah kecil mungkin hadir, terutama di polip besar.
B. Etiologi
Penyebab polip endometrium tidak diketahui secara pasti, namun faktor hormonal
berperan penting dalam timbulnya polip endometrium. Polip endometrium terjadi karena
beberapa hala yaitu:
1. Adanya bagian endometrium yang sangat sensitif terhadap hormon estrogen sehingga
mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dan besar dibandingkan bagian
endometrium yang lain.
2. Selain perubahan hormon estrogen, terdapat sejumlah kondisi yang diduga
meningkatkan risiko terjadinya polip Rahim (endometrium), yaitu:
a. Memasuki fase perimenopause dan menopause
b. Mengalami obesitas
c. Mengonsumsi obat, seperti tamoxifen
d. Memiliki kelainan genetik yang diturunkan, seperti sindrom Lynch atau sindrom
Cowden.
3. Produksi hormon yang abnormal yaitu hormon estrogen yang tidak diimbangi oleh
hormon progesteron.

C. Patofisiologi
Polip endometrium sering didapati terutama dengan pemeriksaan histeroskopi.
Polip berasal berasal antara lain dari Adenofibroma Adenofibroma: biasanya biasanya
terdiri terdiri dari epitel endometrium endometrium dengan stroma yang sesuai dengan
daur haid. Adenoma ini biasanya merupakan penampilan hiperplasia endometrium,
dengan konsistensi lunak dan berwarna kemerah-merahan. Gangguan yang sering
ditimbulkan adalah metroragi sampai menometroragi, infertilitas. Mempunyai
kecenderungan kambuh kembali.
Mioma submukusum: sarang mioma dapat tumbuh bertangkai dan keluar dari
uterus menjadi mioma menjadi mioma yang dilahirkan. Tum dilahirkan. Tumor
berkonsistensi or berkonsistensi kenyal berwarna putih. berwarna putih. Polip plasenta
plasenta: berasal berasal dari plasenta plasenta yang tertinggal tertinggal setelah setelah
partus maupun abortus. abortus. Pemeriksaan histologi memperlihatkan vili korialis
dalam berbagai tingkat degenerasi yang di lapisi endometrium.
Polip plasenta menyebabkan uterus mengalami subinvolusi yang menimbulkan
perdarahan.  perdarahan. Polip endometrium endometrium umumnya umumnya diangkat
diangkat dengan cara kuretase. kuretase. Insiden Insiden tidak diketahui. Paling sering
pada perempuan berumur 30-59 tahun. Kurang dari sepertiga memperlihatkan
endometrium fungsional, bisa memperlihatkan hiperpasia kistik bisa menonjol.

D. Manifestasi Klinis
Gejala dan tanda pada polip endometrium adalah:
1. Perdarahan haid yang tidak teratur 
2. Perdarahan antara haid
3. Perdarahan vagina setelah menopause
4. Infertilitas
5. Polip endometrium dapat berkembang pada wanita pre atau post menopause.Wanita
yang postmenopause mungkin hanya mengalami perdarahan bercak.

E. Prognosis Dan Komplikasi


Polip endometrium biasanya jinak meskipun beberapa mungkin sel prakanker
atau kanker. Tentang 0,5 % dari polip endometrium mengandung sel-sel adenokarsinoma.
Polip dapat meningkatkan risiko keguguran pada wanita yang menjalani perawatan IVF.
Jika mereka mengembangkan dekat tuba falopi, mereka dapat menyebabkan kesulitan
dalam menjadi hamil. Meskipun pengobatan seperti histeroskopi biasanya
menyembuhkan polip yang bersangkutan, bersangkutan, kekambuhan kekambuhan polip
endometrium endometrium sering terjadi. terjadi. Diobati Diobati, polip kecil mungkin
hilang sendiri.

F. Diagnosis Dan Pengobatan


1. Diagnosis polip endometrium dapatdilakukan dengan:
a. USG Transversal
Sebuah perangkat yang ramping berbentuk tomgkat di tempatkan di
vagina yang akan menggambarkan endometrium penderita.
b. Histereskopi
Sebuah alat kecil yang disertai dengan kamera bercahaya dimasukkan
melalui vagina dan serviks masuk ke dalam endometrium. Histereskopi
memungkinkan dokter melihat secara langsung bagian dalam endometrium
sekaligus mengangkat polip.
2. Pengobatan:
a. Kuretase
Tujuan dari kuret adalah mengangkat polip endometrium dengan cara
mengikis dinding bagian dalam endometrium, hal ini bertujuan untuk
mengumpulkan spesimen untuk pengujian laboratorium.
b. Polip dapat diangkat dengan operasi menggunakan kuret dengan atau tanpa
histeroskopi.

G. Pemeriksaan penunjang
Cara yang pasti untuk mendiagnosis endometriosis adalah laparoskopi.
1. Endoskopi
Endoskopi dapat dilaksanakan untuk mengetahui luasnya endometriosis.
2. Biopsi
Biopsi untuk mengetahui apakah ada keganasan (Mary Baradero dkk, 2005).

ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pernah terpapar agen toksin berupa pestisida, atau pernah ke daaerah pen pernah
ke daaerah pengolahan produksi golahan produksi kertas, serta terkena limbah
pembakaran sampah kertas, serta terkena limbah pembakaran sampah medis dan
sampah perkotaan dan sampah perkotaan.
2. Riwayat kesehatan sekarang
a. Dysmenore primer ataupun sekunder
b. Nyeri saat latihan fisik
c. Nyeri ovulasi
d. Nyeri pelvis terasa berat dan nyeri menyebar ke dalam paha, dan nyeri pada
bagian abdomen bawah selama siklus menstruasi
e. Nyeri akibat latihan fisik atau selama dan setelah hubungan seksual
f. Nyeri pada saat pemeriksaan dalam oleh dokter
g. Menorrhagia
h. Feces berdarah
i. Nyeri sebelum, sesudah dan saat defekasi
j. Konstipasi
3. Riwayat kesehatan keluarga
Memiliki ibu atau saudara perempuan (terutama saudara kembar) yang menderita
endometriosis.
4. Riwayat obstetri dan menstruasi
Mengalami hipermenorea, menoragia, siklus menstruasi pendek, darah menstruasi
yang bewarna gelap yang keluar sebelum menstruasi atau di akhir menstruasi.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan gangguan menstruasi, proses
penjalaran penyakit.
2. Resiko harga diri rendah kronis berhubungan dengan infertilitas.
3. Resiko harga diri rendah situsional berhubungan dengan infertilitas.
4. Ansietas berhubungan dengan ancaman atau perubahan pada status kesehatan (Bobak,
2005).

C. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan
Keperawatan Hasil (SLKI) (SIKI)
(SDKI)
1 Gangguan rasa Luaran utama: Intervensi utama: (I.08238)
nyaman: nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri
berhubungan dengan Tingkat nyeri. Setelah
gangguan dilakukan Tindakan Tindakan :
menstruasi, proses asuhan keperawatan Observasi :
penjalaran penyakit. selama … x 24 jam 1. Identifikasi lokasi,
diharapkan tingkat nyeri karakteristik, durasi,
dapat menurun dengan frekuensi, kualitas dan
kriteria hasil: intensitas nyeri
1. Keluhan nyeri 2. Identifikasi skala nyeri
berkurang 3. Identifikasi respons nyeri
2. Pasien tidak lagi non verbal
meringis kesakitan 4. ldentifikasi faktor yang
3. Pasien tidak lagi memperberat dan
gelisah memperingan nyeri
4. Pasien tidak lagi 5. Identifikasi pengetahuan
kesulitan tidur dan keyaninan tentang
nyeri
6. Identifikasi pengaruh
budaya terhadap respon
nyeri
7. Identifikasi pengaruh nyeri
pada kualitas hidup
8. Monitor keberhasilan
terapi komplementer yang
sudah diberikan
9. Monitor efek samping
penggunaan analgetik

Terapeutik :
1. Berikan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hipnosis,
akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
2. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(mis. suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
3. Fasilitasi lstirahat dan
tidur rerumbangkan jenis
dan sumber nveri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri

Edukasi :
1. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
5. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2 Resiko harga diri Luaran utama: Intervensi utama (1.09303)
rendah kronis (L.09069) Promosi harga diri
berhubungan dengan Resiko harga diri rendah
infertilitas. kronis. Setelah Tindakan :
dilakukan Tindakan
asuhan keperawatan Obesrvasi :
selama … x 24 jam 1. ldentifikasi budaya, agama,
diharapkan ekspekstasi ras, jenis kelamin, dan usia

meningkat dengan terhadap harga diri

kriteria hasil: 2. Monitor verbalisasi yang

1. Penilaian diri positif merendahkan diri sendiri


meningkat 3. Monitor tingkat harga diri
2. Perasaan memiliki
kelebihan atau setiap waktu, sesuai
kemampuan positif kebutuhan
meningkat
3. Penerimaan
penilain positif Terapeutik :
terhadap diri sendiri
meningkat 1. Motivasi terlibat dalam
4. Minat mencoba hai verbalisasi positif untuk
baru meningkat
5. Postur tubuh diri sendiri
menampakan wajah 2. Motivasi menerima
meningkat
tantangan atau hal baru
3. Diskusikan pernyataan
tentang harga diri
4. Diskusikan kepercayaan
terhadap penilaian diri
5. Diskusikan pengalaman
yang meningkatkan harga
diri
6. Diskusikan persepsi negatif
diri
7. Diskusikan alasan
mengkritik diri atau rasa
bersalah
8. Disukusikan penetapan
tujuan realistis untuk
mencapai harga diri yang
lebih tinggi
9. Diskusikan bersama
keluarga untuk menetapkan
harapan dan batasan yang
jelas
10. Berikan umpan balik
positif atas peningkatan
mencapai tujuan
11. Fasilitasi lingkungan dan
aktivitas yang
meningkatkan harga diri

Edukasi :
1. Jelaskan kepada keluarga
pentingnya dukungan
dalam perkembangan
konsep positif diri pasien
2. Anjurkan mengidentifikasi
kekuatan yang dimiliki
3. Anjurkan mempertahankan
kontak mata saat
berkomunikasi dengan
orang lain
4. Anijurkan membuka diri
terhadap kritik negative
5. Anjurkan mengevaluasi
perilaku
6. Ajarkan cara mengatasi
bullying
7. Latih peningkatan
tanggung jawab untuk diri
sendiri
8. Latih
pernyataan/kemampuan
positif diri
9. Latih cara berfikir dan
berperilaku positif
10. Latih meningkatkan
kepercavaan pada
kemampuan dalam
menangani situasi
3 Resiko harga diri Luaran utama: Intervensi utama (1.13478)
rendah situsional (L.09069) Dukungan Penampilan Peran
berhubungan dengan Resiko harga diri rendah
infertilitas. Situsional. Setelah Tindakan :
dilakukan Tindakan
asuhan keperawatan Observasi :
selama … x 24 jam 1. Identifikasi berbagai peran
diharapkan ekspekstasi dan periode transisi sesuai

meningkat dengan tingkat perkembangan

kriteria hasil: 2. Identifikasi peran yang ada

1. Penilaian diri positif dalam keluarga


meningkat 3. Identifikasi adanya peran
2. Perasaan memiliki
kelebihan atau yang tidak terpenuhi
kemampuan positif
meningkat
3. Penerimaan penilain
positif terhadap diri
sendiri meningkat
4. Minat mencoba hai Terapeutik :
baru meningkat
1. Fasilitasi adaptasi peran
5. Postur tubuh
menampakan wajah keluarga terhadap
meningkat
perubahan peran yang tidak
diinginkan
2. Fasilitasi bermain peran
dalam mengantisipasi
reaksi orang ilain terhadap
perilaku
3. Fasilitasi diskusi perubahan
peran anak terhadap bayi
baru lahir, jika perlu
4. Fasilitasi diskusi tentang
peran orang tua, jika perlu
5. Fasilitasi diskusi tentang
adaptasi peran saat anak
meninggalkan rumah, jika
perlu
6. Fasilitasi diskusi harapan
dengan keluarga dalam
peran timbal balik

Edukasi :
1. Diskusikan perilaku yang
dibutuhkan untuk
pengembangan peran
2. Diskusikan perubahan
peran yang diperlukan
akibat penyakit atau
ketidakmampuan
3. Diskusikan perubahan
peran dalam menerima
ketergantungan orang tua
4. Diskusikan strategi positif
untuk mengelola perubahan
peran
5. Aiarkan perilaku baru yang
dibutuhkan olen
pasien/orang tua untuk
memenuhi peran

Kolaborasi :
1. Rujuk dalam kelompok
untuk mempelajari peran
baru
4 Ansietas Luaran utama: Intervensi utama ((1.09314)
berhubungan dengan (L.09093) Reduksi Anseitas
ancaman atau Ansietas. Setelah
perubahan pada dilakukan Tindakan Observasi :
status Kesehatan asuhan keperawatan
selama … x 24 jam Tindakan :
diharapkan ekspekstasi 1. Identifikasi saat tingkat

menurun dengan kriteria ansietas berubah (mis.

hasil: kondisi, waktu, stresor)

1. Verbalisasi 2. Identifikasi kemampuan

kebingungan mengambil keputusan

menurun 3. Monitor tanda-tanda

2. Verbalisasi ansietas (verbal dan

khawatir akibat nonverbal)

kondisi yang di
hadapi menurun
Terapeutik :
3. Perilaku gelisah
menurun 1. Ciptakan suasana
4. Perilaku tegang terapeutik untuk
menurun menumbuhkan
kepercayaan
2. Temani pasien untuk
mengurangi
kecemasan,jika
memungkinkan
3. Pahami situasi yang
membuat ansietas
dengarkan dengan penuh
perhatian
4. Gunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan
5. Tempatkan barang pribadi
yang memberikan
kenyamanan
6. Motivasi mengidentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan
7. Diskusikan perencanaan
realistis tentang peristiwa
yang akan datang

Edukasi :
1. Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi yang
mungkin dialami
2. Informasikan secara factual
mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
3. Anjrkan keluarga untuk
tetap bersama pasien, jika
perlu
4. Anjurkan untuk melakukan
kegiatan yang tidak
kompetitif, sesuai
kebutuhan
5. Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
6. Latih kegiatan pengalihan
untuk mengurangi
ketegangan
7. Latih penggunaan
mekanisme pertahan diri
yang tepat
8. Latih teknik relaksasi

Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian obat
antlansietas, jika perlu

D. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan dari intervensi keperawatan yang telah
dibuat untuk mencapai hasil yang efektif. Tindakan keperawatan mencakup tindakan
mandiri (independen) dan tindakan kolaborasi. Tindakan mandiri (independen) adalah
aktivitas perawat yang didasarkan pada kesimpulan atau keputusan sendiri dan bukan
merupakan petunjuk atau perintah dari petugas kesehatan lain. Tindakan kolaborasi
adalah tindakan yang didasarkan hasil keputusan bersama, seperti dokter dan petugas
kesehatan lain.
E. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah tahap terakhir dari proses keperawatan. Evaluasi
keperawatan ialah evaluasi yang dicatat disesuaikan dengan setiap diagnosis
keperawatan. Evaluasi keperawatan terdiri dari dua tingkat yaitu evaluasi sumatif dan
evaluasi formatif. Evaluasi sumatif yaitu evaluasi respons (jangka panjang) terhadap
tujuan, dengan kata lain, bagaimana penilaian terhadap perkembangan kemajuan ke arah
tujuan atau hasil akhir yang diharapkan. Evaluasi formatif atau disebut juga dengan
evaluasi proses, yaitu evaluasi terhadap respon yang segera timbul setelah intervensi
keperawatan di lakukan. Format evaluasi yang digunakan adalah SOAP.
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, S. 2001. Ilmu Kandungan. Ed.3. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Anna, John Jude., et all. 2012. The Management of endpmetrial polyps in the 21 st century. The
Obstetrician & Gynaecologist, 14:33-38
Baraero, Mary, dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Kli Baraero, Mary, dkk. 2005. Asuhan
Keperawatan Klien Gangguan Sistem Reproduksi & Gangguan Sistem Reproduksi &
Seksualitas. Jakarta: EGC
Mansjoer, A. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius
Scott, R James, dkk. 2002. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya Medica: Jakarta.
Missrani, 2009. Endometriosis. From http://missrani.multiply.com/journal/item/45/endometriosis
Bab 6 – Polip Endometrium – Melaka Fertility – Selva’s Fertility, Obstetrics and Gynaecology
Clinic
Lapkas Polip Endometrium | PDF (scribd.com)
Lapsus Polip Endometrium | PDF (scribd.com)
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan pendahuluan dan laporan kasus ini telah disahkan atau disetujui oleh
pembimbing lahan dan pembimbing akademik pada :

Hari/Tanggal :

Bangsal/Ruangan :

Mengetahui,

Pembimbing Lahan, Pembimbing Akademik,

( ) ( )

Anda mungkin juga menyukai