LP & ASKEP SPIRITUAL Novita
LP & ASKEP SPIRITUAL Novita
LP & ASKEP SPIRITUAL Novita
Disusun Oleh :
Pri Hagni Novitasari
24211525
A. Definisi
Spiritual adalah sesuatu yang berhubungan dengan ketidak pastian dan hal
yang tidak diketahui secara pasti dalam kehidupan, menemukan arti dalam yang
tidak diketahui secara pasti dalam kehidupan, menemukan arti dalam hidup,
menyadari lingkungan dan kemampuan untuk menggunakan sumber hidup,
menyadari lingkungan dan kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan
dari dalam diri sendiri serta mempunyai keterikatakan dengan dan kekuatan dari
dalam diri sendiri serta mempunyai keterikatakan dengan diri dan Tuhan Yang
Maha Esa (Rohmat, 2015). Keperawatan spiritual didefinisikan dengan
meringkasnya menjadi 5 R: reason and reflection reason and reflection, alasan
dan renungan tiap manusia yang yang mengalami situasi ekstrim atau wajar saja
mencari makna dan tujuan hidup; religion ( religi atau agama ), agama
merupakan sarana untuk mengungkapkan spiritualitas yang meliputi nilai – nilai
praktik kepercayaan dan relationships (relasi) relasi dengan sesama diri sendiri
dan Tuhan menjadi pusat spiritualitas tiap manusia, manusia restoration
(pemulihan) aspek ini mengacu pada kemampuan spiritualitas seseorang untuk
secara positif mempengaruhi keadaan fisiknya fisiknya (Winarti, (Winarti, 2016).
Kata spiritual berasal dari bahasa Latin yaitu spiritus yang berarti
hembusan atau bernafas, kata ini memberikan makna segala sesuatu yang penting
bagi hidup manusia. Seseorang dikatakan memiliki spirit yang baik jika orang
tersebut memiliki harapan penuh, optimis dan berfikir positif, sebaliknya jika
seseorang kehilangan spiritnya maka orang tersebut akan menunjukkan sikap
putus asa, pesimis dan berfikir negatif (Blais et al, 2002 ; Roper, 2002). Terdapat
berbagai defenisi spiritual menurut sudut pandang masing-masing.
Mahmoodishan (2010) dan Vlasblom (2012) mendefenisikan spiritualitas
merupakan konsep yang luas, sangat subjektif dan individualis, diartikan dengan
cara yang berbeda pada setiap orang.
Spiritual Care adalah praktek dan prosedur yang dilakukan oleh perawat
terhadap pasien untuk memenuhi kebutuhan spiritual pasien (Cavendish et al,
2003). Menurut Meehan (2012) spiritual care adalah kegiatan dalam
keperawatan untuk membantu pasien yang dilakukan melalui sikap dan tindakan
praktek keperawatan berdasarkan nilai-nilai keperawatan spiritual yaitu mengakui
martabat manusia, kebaikan, belas kasih, ketenangandan kelemahlembutan. Chan
(2008) dan Mc Sherry & Jamieson (2010) mengatakan bahwa spiritual care
merupakan aspek perawatan yang integral dan fundamental dimana perawat
menunjukkan kepedulian kepada pasien.
B. Kebutuhan Spiritual
3. Praktek Spiritual
Pasien mempunyai keinginan untuk terlibat dalam kegiatan
ibadah secara rutin. Dengan kegiatan ibadah pasien berharap dapat
meningkatkan hubungan dengan Tuhan sehingga dapat mengatasi segala
cobaan yang mereka hadapi. Kegiatan yang dilakukan oleh pasien
adalah berdoa, membaca kitab suci, pelayanan keagamaan, mendengar
musik rohani dan membaca buku yang bertema rohani.
4. Kewajiban Agama
Hal ini berhubungan dengan tradisi agama pasien misalnya
adanya makanan yang halal dan tidak halal, kematian dan proses
penguburan yang harus dihormati.
5. Hubungan Interpersonal
Selain hubungan dengan Tuhan, pasien juga membutuhkan
hubungan dengan orang lain, termasuk hubungan dengan kaum ulama.
Kebutuhan ini meliputi : mengunjungi anggota keluarga, menerima doa
orang lain, meminta maaf, menerima dukungan, dihargai dan dicintai
orang lain.
C. Etiologi
Resiko Distres
Spiritual
G. Penatalaksanaan Medis
1. Menetapkan kehadiran klien telah melaporkan bahwa kehadiran
perawat dan aktivitas pemberi perawatan menunjang adanya perasaan
sejahtera dan memberikan harapan untuk pemulihan. Perilaku
pemberian perawatan spesifik yang menunjukan kehadiran perawat
meliputi memberi perhatian, dan mempunyai sikap positif dan
memberikan dorongan (tetapi realistis) Perawat dapat menunjukan
adanya rasa kehadiran dalam berbagai cara dengan sentuhan yang
lembut dengan hati-hati memposisikan klien tanpa menimbulkan rasa
nyeri dengan halus. Memberikan sentuhan yang menyegarkan dan
mendukung, menunjukan rasa percaya diri dan menyediakan waktu
bagi klien ketika terapi diberikan akan membantu menciptakan
kehadiran klien yang sakit mengalami kehilangn kontrol dan mencari
seseorang untuk memberikan arahan dan perawatan yang kompeten
2. Mendukung hubungan yang Menyembuhkan
Mendefiniskan tiga langkah yang ternyata terbukti ketika hubungan
yang menyembuhkan terbina antara perawat dan klien:
a) Mengerahkan harapan bagi perawat, demikian halnya bagi klien
b) Menemukan interprestasi yang dapat diterima atau memahami
tentang penyakit, nyeri, ketakutan, ansietas, atau emosi yang
menegangkan
c) Membantu klien menggunakan dukungan sosial, emosional, atau
spiritual
Inti dari hubungan yang menyembuhkan adalah mengerahkan
harapan klien harapan adalah motivator untuk merangkul individu dengan
strategi yang dibutuhkan untuk mengahdapi segala tantangan dalam hidup.
Perawat dapat membantu klien menemukan hal-hal yang dapat diajdikan
sebagai harapan klien yang menderita penyakit terminal mungkin berharap
dapat menghadiri anak wisuda perempuanya atau untuk menjalani hidup
setiap hari dengan penuh makna.
Untuk mendukung lebih lanjut hubungan yang menyembuhkan
perawat harus tetap menyadari tentang kekuatan dan kebutuhan spiritual
klien. Penting bagi klien untuk mampu mengekspresikan dan
menelaah keyakinannya, perawat yang menghargai kepercayaan klien dan
mengenali pengaruh spiritualitas yang diberikan terhadap
penyembuhannya akan dirasakan oleh klien sebagai sumber harapan.
Ketika penyakit atau pengobatan menimbulkan kebingungan atau
ketidakpastian bagi klien, maka perawat harus mengenali dampak dari hal
ini terhadap kesejahteraan klien Sumber spiritual apa yang dapat diperkuat
perawat dapat memulai dari apa yang ingin klien ketahui dan kemudian
memberika informasi terbaik untuk menghilangkan ketidakpastian klien.
Klien mungkin juga meminta kehadiran keluarga atau teman untuk
mempertahankan persahabatan yang diperlukan untuk penyembuhan.
3. Sistem dukungan
Sistem pendukung berfungsi sebagai hubungan manusia yang
menghubungakan klien, perawat dan gaya hidup klien sebelum terjadi
penyakit & bagian dari lingkungan. Pemberi perawatan klien adalah
kehadiran teratur dari keluarga dan teman yang dipandang oleh klien
sebagai pendukung. Perawat merencankan perawatan bersama klien
dan pendukung klien untuk meningktakan ikatan interprersonal yang
sangat penting untuk penyembuhan, Sitem pendukung memberi
sumber kepercayaan yang memperbarui jati diri spiritual klien,
keluarga dan teman mungkin juga menjadi sumber penting dalam
melakukan ritual kebiasaan keagamaan yang dianut klien.
4. Berdoa
Tindakan berdoa adalah bentuk dedikasih diri yang memungkinkan
individu untuk bersatu dengan Tuhan atau yang Maha Esa. Berdoa
memberi kesempatan individu untuk memperbarui kepercayaan dan
keyakinannya kepada yang Maha Kuasa dalam cara yang lebih normal,
bagi banyak orang berdoa adalah suatu kesempatan untuk meninjau
kembali kelemahan yang mereka rasa dan untuk membuat komitmen
hidup lebih baik. Klien dapat berpartisipasi dalam berdoa secara
pribadi atau mencari kesempatan untuk kelompok berdoa dengan
keluarga, teman, atau kelompok rohaniawan berdoa telah ditemukan
sebagai suatu sumber yang efektif bagi seseorang untuk mengatasi
nyeri, stress, dan distres. Seringkali berdoa menyebabkan seorang
merasakan perbaikan susana hati dan merasakn kedamaian dan
ketenangan.
5. Mendukung ritual
Bagi banyak klien, kemampuan untuk menelaah ritual keagamaan
adalah suatu sumber koping yang penting hal ini terutama benar bagi
seorang lansia. Perawat yang bertugas dilingkungan perawatan akut
dan perawatan jangka panjang menjadi aktif dalam perawatan spiritual
klien, mereka membekali diri dengan kebijakan rumah sakit mengenai
kunjungan, pelayanan gereja, dan semua hal-hal yang berkenan dengan
itu seperti penggunaan lilin untuk berdoa. Selain itu,perwat dapat
berkonsul dengan dokter dan farmasi tentang penggunaan obat-obat
pribadi klien. Perawat merencanakan perwatan pribadi terapi
pemeriksaan untuk memungkinkan pelayanan dari tempat ibadah ,
pembacaan keagamaan,atau kunjungan spiritual. Potter, (2005).
H. Aspek spiritual
I. Perkembangan spiritual
Perkembangan spiritual sesuai dengan perkembangan dan tugas tumbuh
kembangnya:
1. Bayi dan Toddler (0-2 tahun) Rasa percaya kepada yang mengasuh
belum memiliki rasa salah-benar dan keyakinan spiritual mulai meniru
kegiatan ritual
2. Pra Sekolah (3-5 tahun) Dipengaruhi oleh sikap orang tua meniru apa
yang lihat sering bertanya tentang moralitas dan agama Contoh: apa itu
surga ? dan sebaliknya meyakini orang tua seperti Tuhan
3. Usia (6-21 tahun) mengharapkan tuhan akan menjawab do’a masa
pubertas, anak sering mengalami kekecewaan, pubertas, anak msering
mengalami kekecewaan, karena tidak selalu do’anya karena tidak
selalu do’anya terkabulkan mulai dapat mengambil keputusan, mulai
membandingkan standar ilmiah dengan standar agama
4. Dewasa mulai menyadani arti agama setelah mendapat pertanyaan dati
anak atau generasi yang Iebih muda mengingatkan kembali pengajaran
agama dan orang tuanya dulu
5. Usia pertengahan dan lansia lebih banyak waktu untuk benibadah
perasaan kehilangan karena berperan aktif dalam kehidupan dan
merasa lebih dapat menerima kematian sebagai sesuatu sesuatu yang
tidak yang ditolak (Rahmat, 2015).
O. Diagnosa Keperawatan
Resiko Distress Spiritual
P. Intervensi Keperawatan
SLKI SIKI
Psikospiritul (l.09084) Promosi Dukungan Spiritual (I. 13488)
Setelah dilaukan intervensi selama 1x24 Observasi
jam, maka status spiritual membaik - Identifikasi keyakinan tentang makna dan tujuan
dengan kriteria hasil: hidup, sesuai kebutuhan
- Kemampuan beribadah membaik (5) - Identifikasi sperfektif spiritual, sesuai kebutuhan
- Perasaan takut menurun (5) Terapeutik
- Perasaan gelisah menurun (5) - Peralakukan pasien dengan bermartabat dan
- Verbalisasi perasaan tenang meningkat terhormat
(5) - Tunjukan keterbukaan, empati dan kesediaan
- Keyakinan terhadap agama meningkat mendengarkan pasien
(5) - Yakinkan bahwa perawat selalu ada dan
- Perasaan mengabaikan ibadah/ mendukung
spiritual menurun (5) - Motivasi untuk melakukan ibadah wajib
- Dorong privasi danwaktu tenang untuk aktivitas
spiritual.
Edukasi
- Anjurkan untuk ibdah wajib dan berdoa
- Ajarkan metode relaksasi
Anjurkan menggunakan media spiritual (mis.
gadget, televise,buku)
DAFTAR PUSTAKA
Potter dan Perry. (2010) Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC Potter dan
Perry. (2010) Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. T
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 55 Tahun
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Nogosari, Playen, Gunungkidul
Penanggung Jawab : Tn. S
Riwayat Penyakit : Magh
KELUHAN UTAMA
1. Apakah saat ini pasien mempunyai masalah?
- Pasien mengatakan masalah yang di alaminya saat ini yaitu pasien
mengalami penyakit jantung sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu
2. Apakah pasien ada keluhan tentang kehidupan beribadahan?
- Pasien mengatakan ada keluhan saat beribadah yaitu cepat merasa lelah dan
sesak napas lemas ketika berjalan mengambil air wudhu selain itu juga
pasien cepat pegal berdiri terlalu lama pada saat solat.
- Pasien mengtakan bahwa merasa cemas dan takut akan kematian karena
memiliki penyakit jantung
- Pasien mengatakan bahwa belum terlalu mengerti tentang tata cara
tayamum
DATA FOKUS :
DATA SUBYEKTIF
1. Keyakinan dan makna
a. Menurut pasien, arti hidup seperti apa?
- Pasien mengatakan arti hidup seperti bisa menjalankan aktivitas
kehidupan sehari-hari dengan keadaan sehat
b. Menurut pasien, apa yang memberi arti hidup bagi pasien / misal kejadian,
peristiwa atau pengalaman tertentu yang berkesan dan membuat hidup
pasien berubah?
- Pasien mengatakan peristiwa yang merubah hidupnya adalah sakit
yang di alaminya saat ini pasien merasa menjadi beban keluarga atas
kondisinya saat ini
c. Bagi pasien, apa hal yang paling penting dalam kehidupan pasien?
- Pasien mengatakan hal penting dalam hidupnya adalah kesehatan
d. Apakah pasien merasa tujuan hidupnya berkurang?
Ya Tidak
7. Keterhubungan
a. Perasaan apa yang pasien rasakan setelah selesai berdoa?
- Pasien mengatakan merasa tenang setelah berdoa
8. Pekerjaan
a. Apakah pekerjaan pasien mengganggu ibadah pasien?
- Pasien mengatakan pekerjaan tidak menggangu ibadah pasien karena
pasien adalah seorang ibu rumah tangga
b. Apakah kondisi tersebut akan meningkatkan atau menurunkan keimanan
pasien ?
Ya Tidak
c. Bagaimana penyakit ini mempengaruhi pasien dari segi spiritual, di rumah,
atau di tempat pasien bekerja ?
- Pasien mengatakan sakit ini mempengaruhi ibadahnya karena pasien
masih mudah lelah dan sesak nafas ketika melakukan aktifitas
DATA OBYEKTIF
1. Apakah pasien tampak kesepian, depresi, marah, cemas, agitasi, apatis atau
preokupasi?
Ya Tidak
2. Apakah pasien selalu berdoa apabila mendapat masalah?
Ya Tidak
3. Apakah pasien tampak berdoa sebelum makan?
Ya Tidak
4. Apakah pasien tampak membaca kitab suci atau buku keagamaan?
Ya Tidak
5. Apakah pasien menyebut Tuhan, doa, rumah ibadah atau topic keagamaan?
Ya Tidak
6. Apakah pasien pernah minta dikunjungi oleh pemuka agama?
Ya Tidak
7. Apakah pasien mengekpresikan rasa takutnya terhadap kematian?
Ya Tidak
8. Apakah pemuka agama datang mengunjungi pasien?
Ya Tidak
9. Apakah pasien membawa kitab suci atau perlengkapan ibadah lainnya?
Ya Tidak
10. Apakah pasien menerima kiriman simpati dari unsur keagamaan?
Ya Tidak
11. Apakah pasien memakai symbol keagamaan? (memakai Jilbab, memakai
kalung salib ).
Ya Tidak
12. Bagaimana pola beribadahan pasien?
- Sebelum sakit : pasien mengatakan ibadah sebelum sakit menjalankan
sholat 5 waktu
- Saat sakit : pasien mengatakan saat sakit jarang melaksanakan sholat
5 waktu, hanya subuh, dzuhur, magrib. Pasien tampak tata cara tayamum
masih kurang benar
13. Apakah kebutuhan untuk peribadahan pasien terpenuhi?
Ya Tidak
14. Apakah pasien berserah kepada Tuhannya setelah melakukan pengobatan?
Ya Tidak
DATA FOKUS
Tgl/ Diagnosa
No SLKI SIKI TTD
Jam Keperawatan
1. 21/03/2022 Resiko Psikospiritul (l.09084) Promosi Dukungan Spiritual (I. 13488) Pri
Setelah dilaukan intervensi selama 1x24 Observasi Hagni
08:25 Distres
jam, maka status spiritual membaik - Identifikasi keyakinan tentang makna dan tujuan Novita
Spiritual dengan kriteria hasil: hidup, sesuai kebutuhan
- Kemampuan beribadah membaik (5) - Identifikasi sperfektif spiritual, sesuai kebutuhan
Berhubungan
$
- Perasaan takut menurun (5) Terapeutik
dengan - Perasaan gelisah menurun (5) - Peralakukan pasien dengan bermartabat dan
- Verbalisasi perasaan tenang meningkat terhormat
Penyakit
(5) - Tunjukan keterbukaan, empati dan kesediaan
Kronis - Keyakinan terhadap agama meningkat mendengarkan pasien
(5) - Yakinkan bahwa perawat selalu ada dan
- Perasaan mengabaikan ibadah/ mendukung
spiritual menurun (5) - Motivasi untuk melakukan ibadah wajib
- Dorong privasi danwaktu tenang untuk aktivitas
spiritual.
Edukasi
- Anjurkan untuk ibdah wajib dan berdoa
- Ajarkan metode relaksasi
Anjurkan menggunakan media spiritual (mis.
gadget, televise,buku)
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI