Budaya Keselamatan
Budaya Keselamatan
Budaya Keselamatan
STRATEGI IMPLEMENTASI PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN DAN ANALISIS DATA
SESUAI STANDAR AKREDITASI RS KEMENTERIAN KESEHATAN R.I
SELASA – RABU, TANGGAL 14 – 15 JUNI 2022
1
Fakultas Kedokteran Konsultan Nefrologi
Univ Kristen Indonesia, Perhimpunan Nefrologi
1970 Indonesia, 1982
Sekolah Tinggi
Magister Manajemen Manajemen PPM
Jakarta, 1994
Univ Katolik
Lahir : Magister Hukum
Kesehatan
Soegijapranata
Magelang Semarang, 2013
5 Nov 1943
Fellowship of The
International Society
FISQua,
CV : dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, for Quality in Health
Care, 2020
MM, MHKes, FISQua
(Mei 22021)
• Ketua Bidang Penelitian & pengembangan KARS
sejak th 2014
• Ketua Komite Etik-Disiplin KARS sejak th 2014
• Koordinator Konsilor KARS sejak 2016
• Komite Nasional Keselamatan Pasien RS – Kem
Kes th 2012-2015, 2016-2018, 2018-2020 Wakil
Ketua KNKP
• Ketua Komite Keselamatan Pasien RS (KKPRS) –
PERSI sejak 2005
• KKPRS diubah namanya menjadi IKPRS. Ketua
IKPRS-Institut Keselamatan Pasien RS sejak th
2012
• Kelompok Staf Medis Penyakit Dalam – Ginjal
Hipertensi RS Mediros, Jakarta, sejak 1996
• Surveior KARS sejak 1995. Konsilor KARS sejak 2012.
• PJ SubPokja Model Akreditasi Baru, Pokja Penyempurnaan
Akreditasi RS, DitJen Bina Yan Med, DepKes, 2010-2011
• Direktur Medik RS PGI Cikini, 1981 – 1982
• Direktur Ketua RS PGI Cikini Jakarta 1982-1993
• Dekan Fak Kedokteran UKI 1988-1991
• Sekretaris Jenderal PERSI Pusat 1988–1990, 1990–1993,
1993–1996
• Sekretaris IRSJAM 1986 – 1988
• Kepala Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK-UKI, Jakarta, 1992 –
1995
• Kepala Renal Unit (Unit Ginjal) RS.PGI Cikini, 1973 – 1981
• Sekretaris I & Seksi Ilmiah Pengurus Pusat PERNEFRI, 1983
• Ketua Komite Medik RS Mediros, 1995 – 2013
• Penghargaan :
• *Kadarman Award utk Patient Safety*, 2007, Sekolah
Tinggi Manajemen PPM.
• *Inisiator & Motivator Keselamatan Pasien RS di
Indonesia*, 2018, Komisi Akreditasi Rumah Sakit.
4
Pengantar
WHO : Global Patient Safety Action Plan 2021-2030
Budaya Keselamatan: SNARS 1.1, Core Concept
Pengukuran Budaya Keselamatan
Langkah-Langkah Perbaikan
Standar Akreditasi Rumah Sakit.
Edit 7 Mei 2022
(67 %) (59 %)
(Kepmen No HK.01.07/MENKES/1128/2022 Ttg Standar Akreditasi Rumah Sakit, 13 April 2022; Buku SNARS Edisi 1.1., KARS, 2019)
7
P r o s e s S u r ve i
• 7 dimensi
• Program Mutu
• Indikator Mutu
Budaya Mutu
Quality Culture
Risk
RS 6 Pemandu KPRS
& Culture Hospital
PMK 11/2017
• 7 Standar KP Kerangka Kerja
Komprehensif KPRS
• 7 langkah menuju KP
Safety Culture • 6 Sasaran KP
(Nico Lumenta, 2022)
• Pelaporan IKP APT
WHO : Quality in Healthcare
7 Dimension
6 3
5 4
(WHO, Handbook for national quality policy and strategy: a practical approach for developing policy and
strategy to improve quality of care, 2018. (https://www.who.int/health-topics/quality-of-care#tab=tab_1)
WHO : Quality in Healthcare
7 Dimension
(WHO, Handbook for national quality policy and strategy: a practical approach for developing
policy and strategy to improve quality of care, 2018. )
Risk Management in Healthcare
8 Domains
Primum, non nocere” 2000 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2011 2012 2017 2020 2021
(“First, do no harm”)
2011 : World
Patient
PMK 1691/2011 Safety
ttg KPRS Day
21 Agustus 2005 Pencanangan 17-09-2020
Gerakan Keselamatan Pasien 2017 :
2008 :
oleh Menteri Kesehatan RI,
Keselamatan Pasien PMK 11/2017 ttg
di Jakarta GPSAP
RS telah mulai di Keselamatan Global
Florence Nightingale 2004, 27 Oktober : WHO Akreditasi oleh Pasien Patient
memimpin gerakan KARS Safety
keselamatan pasien 21 Agustus = Action
Hari Plan
dengan membentuk : 2006, KKI : Standar Keselamatan 2021-2030
World Alliance for Kompetensi Dokter : Pasien
Patient Safety, sekarang Keselamatan Pasien Nasional
“WHO Patient Safety” 13
Pencanangan Gerakan Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Oleh Menteri Kesehatan
Seminar Nasional PERSI
21 Agustus 2005, JCC
What is patient safety?
• Vision: A world in which no one is harmed • Dunia di mana tidak ada seorangpun dirugikan dalam
in health care, and every patient receives pelayanan kesehatan, dan setiap pasien menerima pelayanan
safe and respectful care, every time, yg aman dan hormat, setiap saat, di mana saja.
everywhere. • Keselamatan pasien adalah
• Patient safety is a framework of organized
✓ kerangka kerja kegiatan terorganisir
activities that creates cultures, processes,
procedures, behaviours, technologies and
✓ yg menciptakan budaya, proses, prosedur, perilaku,
environments in health care that teknologi dan lingkungan dalam pelayanan kesehatan
consistently and sustainably lower risks, ✓ secara konsisten dan berkelanjutan menurunkan risiko,
reduce the occurrence of avoidable harm, mengurangi terjadinya bahaya yang dapat dihindari,
make error less likely and reduce its impact membuat kesalahan lebih kecil kemungkinannya dan
when it does occur.. mengurangi dampaknya ketika itu terjadi. ..
(*https://www.who.int/teams/integrated-health-services/patient-safety/about,
*Global Patient Safety Action Plan 2021–2030, Towards Eliminating
Avoidable Harm in Health care, 2021)
WHO : GLOBAL PATIENT SAFETY ACTION PLAN 2021-2030
Towards Eliminating Avoidable Harm in Health Care
Vision Visi
A world in which Dunia di mana tidak
no one is harmed ada seorangpun
in health care, dirugikan dalam
and every patient pelayanan kesehatan,
receives safe and dan setiap pasien
respectful care, menerima pelayanan
every time, yg aman dan hormat,
everywhere. setiap saat, di mana
saja.
Misi
Mission:Drive forward Mendorong kebijakan dan tindakan, berdasarkan
policies and actions,
based on science, patient sains, pengalaman pasien, desain sistem dan
experience, system
Goal:Achieve the
maximum possible
design and partnerships, kemitraan, untuk menghilangkan semua sumber risiko
to eliminate all sources of
reduction in avoidable
harm due to unsafe
avoidable risk and harm dan bahaya yg dapat dihindari, pada pasien dan
to patients and health
health care globally. workers. petugas kesehatan.
Tujuan
Capai pengurangan semaksimal mungkin bahaya yg
bisa dihindari pada pelayanan kesehatan yg tidak aman
secara global.
Kerangka kerja tersebut mencakup 7 tujuan strategis, yang
dapat dicapai melalui 35 strategi khusus.
20
7 Strategic Objectives @ 5 Spesific Strategy WHO : GLOBAL PATIENT SAFETY
ACTION PLAN 2021-2030
Kompleks "Tetapi budaya tidak lagi tetap, ... Pada
dasarnya itu cair dan terus bergerak."
Di Pelayanan Kesehatan :
Keselamatan Pasien
“Menggerakkan” orang
dalam kelompok
• The NIHR Imperial Patient
Safety Translational
Research Centre (PSTRC)
• is part of the National
Institute for Health Research
and
• is a collaboration between
Imperial College London and
• Imperial College Healthcare
NHS Trust
(Yu A, Flott K, Chainani N, Fontana G, Darzi A. Patient Safety 2030. London, UK: NIHR Imperial Patient Safety
Translational Research Centre, 2016.)
EXECUTIVE SUMMARY
However, there is no simple solution to improve safety, and Namun, tidak ada solusi sederhana untuk meningkatkan keselamatan, dan
no single intervention implemented in isolation will fully
address the issue. This report highlights four pillars of a tidak ada intervensi tunggal yang diimplementasikan secara terpisah akan
safety strategy: sepenuhnya menangani masalah ini. Laporan ini menyoroti empat pilar
1. A systems approach. The approach to reduce harm strategi keselamatan:
must be integrated and implemented at the system
level. 1. Pendekatan sistem. Pendekatan untuk mengurangi kerugian harus
2. Culture counts. Health systems and organisations diintegrasikan dan diterapkan pada tingkat sistem.
must truly prioritise quality and safety through an
inspiring vision and positive reinforcement, not 2. Fokus pd budaya. Sistem dan organisasi kesehatan harus benar-
through blame and punishment. benar mengutamakan kualitas dan keselamatan melalui penglihatan
3. Patients as true partners. Healthcare organisations
must involve patients and staff in safety as part of the
yang inspiratif dan penguatan positif, bukan melalui kesalahan dan
solution, not simply as victims or culprits. hukuman.
4. Bias towards action. Interventions should be based 3. Pasien sebagai mitra sejati. Organisasi kesehatan harus melibatkan
on robust evidence. However, when evidence is
lacking or still emerging, providers should proceed pasien dan staf dalam keselamatan sebagai bagian dari solusi, tidak
with cautious, reasoned decision-making rather than hanya sebagai korban atau pelaku kejahatan.
inaction.
4. Bias menuju tindakan. Intervensi harus didasarkan pada bukti kuat.
Namun, ketika bukti kurang atau masih muncul, penyedia layanan harus
melanjutkan dengan hati-hati, mengambil keputusan yang beralasan
daripada tidak bertindak.
(Yu A, Flott K, Chainani N, Fontana G, Darzi A. Patient Safety 2030. London, UK: NIHR Imperial Patient Safety Translational Research Centre, 2016.)
(Kita berkata)
“Inilah cara
kita
menyelesaikan
sesuatu”
o Some aspects of
organizational
culture are visible
on the surface, like
the tip of an
iceberg, while
others are implicit
and submerged
within the
organization…..
“Cara kita o Don’t leave the
benar-benar organizational
menyelesaikan iceberg
sesuatu” unattended
Berbagai Definisi Budaya
• Culture : a way of thinking, behaving, or working that exists in a place or
organization (Merriam Webster)
• Budaya terbentuk dari elemen2 : kebijakan, prosedur, kondisi2 kerja,
struktur untuk pembuatan keputusan dan tipe2 perilaku yang didukung.
(The Just Culture Community, Outcome Engineering, 2009)
Budaya keselamatan adalah nilai, sikap, persepsi, kompetensi dan pola perilaku
Wagner et al., Morello, 2013 Budaya keselamatan merupakan bagian dari budaya organisasi.
individu dari kelompok yang menggambarkan komitmen sebuah organisasi dalam
2018
mengelola kesehatan dan keselamatan.
Great Britain, Budaya keselamatan yang positif akan mengurangi angka insiden dan kecelakan di
Budaya keselamatan memiliki tingkat berbeda di tiap unit dan akan berdampak 2011 pelayanan kesehatan.
AHRQ, 2018
pada budaya keselamatan organisasi menyeluruh.
Carthey & Budaya keselamatan terdiri dari open culture, just culture, reporting culture,
Budaya keselamatan merupakan (core concept), dimana DNA of Care adalah Clare, 2009 learning culture, informed culture.
Hardy, 2017
Safety, Quality, and Culture.
Griffin & WHO, 2006 Budaya keselamatan berkaitan dengan manajemen risiko dan keselamatan.
Budaya keselamatan dapat mengarahkan perilaku individu dalam suatu organisasi.
Curcuroto, 2016
(Donaldson, L, Ricciardi, W,
Sheridan, S, Tartaglia, R : Textbook
of Patient Safety and Clinical Risk
Management, Springer, 2021) 31
Budaya Keselamatan Dalam STARKES 2022 1/8
NB. STARKES = Standar Akreditasi Rumah Sakit Kemenkes, Kepmen No HK.01.07/MENKES/1128/2022 Ttg Standar Akreditasi Rumah Sakit, 13 April 2022
j) Kepemimpinan Untuk Budaya Keselamatan di RS
Standar TKRS 13. Pimpinan RS menerapkan, memantau dan mengambil tindakan serta
mendukung Budaya Keselamatan di seluruh area RS.
Elemen Penilaian TKRS 13.
a) Pimpinan RS menetapkan Program Budaya Keselamatan yang mencakup poin a) sampai dengan h)
dalam maksud dan tujuan serta mendukung penerapannya secara akuntabel dan transparan.
b) Pimpinan RS menyelenggarakan pendidikan dan menyediakan informasi (kepustakaan dan laporan)
terkait budaya keselamatan bagi semua staf yg bekerja di RS.
c) Pimpinan RS menyediakan sumber daya utk mendukung dan mendorong budaya keselamatan di RS.
d) Pimpinan rumah sakit mengembangkan sistem yang rahasia, sederhana dan mudah diakses bagi
staf untuk mengidentifikasi dan melaporkan perilaku yang tidak diinginkan dan menindaklanjutinya.
e) Pimpinan RS melakukan pengukuran untuk mengevaluasi dan memantau budaya keselamatan di RS
serta hasil yang diperoleh dipergunakan untuk perbaikan penerapannya di RS.
f) Pimpinan RS menerapkan budaya adil (just culture) thd staf yg terkait laporan budaya keselamatan
tsb.
37
2/8
( A Roadmap to a Just Culture, Enhancing the Safety Environment. GAIN Working Group E , 2004)
(Based on Reason,J)
2/8
Komponen Budaya Keselamatan
Informed Culture
Learning Culture
Mereka yg mengelola dan mengoperasikan
Organisasi harus memiliki kemauan dan
sistem mempunyai pengetahuan tentang
kompetensi untuk menarik kesimpulan yang
faktor-faktor manusia, teknik, organisasi
benar dari itu sistem informasi keselamatan dan
dan lingkungan yg menentukan safety dari
kemauan untuk melaksanakan reformasi besar
sistem sebagai suatu keseluruhan
Safety Culture
Flexible Culture
Reporting Culture Suatu budaya dimana organisasi mampu
Suatu iklim organisasi dimana orang-orang merubah diri dan wajah mereka jadi
disiapkan untuk melaporkan error serta mampu beroperasi dengan tempo tinggi
KNC/near miss yg mereka lakukan atau berbagai bahaya tertentu – seringkali
Just Culture beralih dari cara hierarkis konvensional ke
Suatu suasana saling percaya/trust dimana cara yang lebih datar/sederhana
orang- orang didorong (bahkan diberi
hadiah) untuk memberikan informasi
penting terkait safety, tetapi dimana
mereka juga jelas tentang garis batas
antara perilaku akseptabel dan tidak
akseptabel
Leadership culture Pemimpin mengakui lingkungan yan kes adalah lingkungan berisiko tinggi dan
berusaha menyelaraskan visi / misi, kompetensi staf, dan sumber daya fiskal dan
manusia dari ruang rapat ke garis depan.
Teamwork culture Semangat kolegialitas, kolaborasi, dan kerja sama ada di kalangan eksekutif, staf, dan
praktisi independen. Hubungan terbuka, aman, hormat, dan fleksibel.
Culture of evidence-based practice Praktik asuhan pasien didasarkan pada bukti. Standardisasi utk mengurangi variasi
terjadi pada setiap kesempatan. Prosesnya dirancang utk mencapai kehandalan yg
tinggi.
Communication culture Lingkungan ada di tempat anggota staf individu, tidak peduli apa deskripsi
pekerjaannya, memiliki hak dan tangg-jwb untuk berbicara atas nama pasien.
Learning culture RS belajar dari kesalahannya dan mencari peluang baru untuk peningkatan kinerja.
Belajar dihargai di antara semua staf, termasuk staf medis.
Just culture Budaya yg mengenali kesalahan sbg kegagalan sistem daripada kegagalan individu
dan, pada saat yg sama, akuntabilitas individu atas tindaka
Patient-centered culture Asuhan pasien berpusat di sekitar pasien dan keluarga. Pasien bukan hanya peserta
aktif dalam asuhannya sendiri, tapi juga bertindak sbg penghubung antara RS dan
masyarakat.
(Botwinick, L., Bisognano, M., & Haraden, C. (2006). Leadership guide to patient safety. Cambridge, MA: Institute for Healthcare Improvement. Retrieved
from www.ihi.org/knowledge/Pages/ IHIWhitePapers/LeadershipGuide toPatientSafetyWhitePaper.aspx)
4/8
(Strategies for Creating, Sustaining, and Improving a Culture of Safety in Health Care. (2017) .JCI)
5/8
American College of
Healthcare Executives,
“Leading a Culture
of Safety: A Blueprint
for Success”.
1 Leadership culture
2 Teamwork culture
4 Communication culture
5 Learning culture
6 Just culture
1
Iklim
Pelatihan pelatihan, pelaporan, pembelajaran
Keselamatan
organisasi) terhadap Kematangan budaya
Pelaporan keselamatan rumah sakit meliputi mutu
layanan RS, keselamatan pasien, keselamatan
Pembelajaran Organisasi dan kesehatan pekerja.
Mutu Rumah Sakit
Kepemimpinan Situasional
Kematangan
Budaya
Keselamatan
Keselamatan pasien
2 keselamatan (regulasi, kepemimpinan,
manajemen risiko) terhadap Kematangan
budaya keselamatan rumah sakit meliputi
Manajemen Risiko mutu layanan RS, keselamatan pasien,
Keselamatan dan keselamatan dan kesehatan pekerja.
Kesehatan Pekerja
• Regulasi • Kepatuhan
• Pelatihan • Kepemimpinan Mutu dan
• Komunikasi Keselamatan
• Manajemen Keselamatan
• Pembelajaran • Partisipasi
risiko pasien serta
• Lingkungan kerja Keselamatan keselamatan
• Pembelajaran • Komunikasi • Perilaku & kesehatan
• Kerjasama • Kerjasama tim Menganggu pekerja
• Pelaporan • Pelatihan
• Regulasi • Pelaporan
• Komitmen • Pembelajaran
• Kepatuhan
• Kepatuhan
• Partisipasi
Model Modifikasi Determinisme Timbal Balik Cooper Kematangan Budaya Keselamatan MaPSAF
(University of Manchester, 2006)
14/06/2022
(Duta Liana: Model DUTA-RS (Dewasakan Upaya Tatanan Akreditasi Rumah Sakit) Untuk Kematangan Budaya Keselamatan, Disertasi, FKMUI, 2021)
KARS
KARS
Video
“What is Cultural
Competency”
(3,5’)
HSOPS :
Hospital Survey on Patient
Safety Culture
(AHRQ Hospital Survey on Patient Safety Culture Version 2.0: User’s Guide) (AHRQ: Agency for Healthcare Research & Quality)
SOPS Frequently Asked Questions (FAQs) (SOPS -Survey on Patient Safety Culture)
Pertanyaan 3: Seberapa sering organisasi harus mengelola Survei (AHRQ) tentang Budaya Keselamatan
Pasien?
Jawaban: Rata-rata, RS yang telah mengajukan Survei Rumah Sakit tentang Basis Data Budaya Keselamatan
Pasien lebih dari satu kali melakukan survei ulang setiap 24 bulan. Meskipun kami tidak memberikan
rekomendasi apa pun mengenai kapan harus mengelola kembali survei, kami berhati-hati agar tidak
mengelola survei kurang dari 6 bulan.
(AHRQ Hospital Survey on Patient Safety Culture Version 2.0: User’s Guide) (AHRQ: Agency for Healthcare Research & Quality)
Pertanyaan 22. Berapa lama SOPS Hospital Survey 2.0 (HSOPS 2.0)?
Jawaban: HSOPS 2.0 memiliki total 40 item survei (dibandingkan dengan 51 item survei di HSOPS 1.0) dan
dibutuhkan sekitar 10-15 menit untuk menyelesaikannya. Sebagian besar item survei menggunakan opsi
jawaban Sangat Tidak Setuju/Sangat Setuju atau Tidak Pernah/Selalu. Survei juga menyertakan opsi respons
“Tidak berlaku atau Tidak tahu”. Bagian untuk komentar terbuka ada di akhir survei.
Pertanyaan 24: Area budaya keselamatan pasien apa yang dinilai pada SOPS Hospital Survey 2.0 (HSOPS
2.0)?
Jawaban: HSOPS 2.0 memiliki 10 tindakan gabungan (sekelompok 2 hingga 4 item survei yang menilai area
budaya keselamatan pasien yang sama):
1. Komunikasi Tentang Kesalahan (3 item)
2. Keterbukaan Komunikasi (4 item)
3. Serah Terima dan Pertukaran Informasi (3 item)
4. Dukungan Manajemen Rumah Sakit untuk Keselamatan Pasien (3 item)
5. Pembelajaran Organisasi—Peningkatan Berkelanjutan (3 item)
6. Melaporkan Kejadian Keselamatan Pasien (2 item)
7. Respon terhadap Error (4 item)
8. Kepegawaian dan Kecepatan Kerja (4 item)
9. Supervisor, Manajer, atau Pemimpin Klinis Dukungan untuk Keselamatan Pasien (3 item)
10. Kerjasama Tim (3 item)
(AHRQ Hospital Survey on Patient Safety Culture Version 2.0: User’s Guide) (AHRQ: Agency for Healthcare Research & Quality)
KUESIONER SURVEI BUDAYA KESELAMATAN PASIEN
RS …………………………..
INSTRUKSI
Survei ini dilakukan untuk mengetahui persepsi staf mengenai patient safety, medical error
dan pelaporan insiden di rumah sakit.
Isi kuesioner ini dalam waktu 15 menit.
Isilah kuesioner ini dengan jujur sesuai keadaan/suasana kerja di unit anda.
“Keselamatan Pasien” (Patient Safety) : menghindari dan mencegah cedera pasien atau
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) pada pasien yang diakibatkan oleh proses
pemberiaan pelayanan kesehatan.
(Sumber: AHRQ Hospital SOPS V. 2.0: User’s Guide & dr Arjaty Daud, 2019)
(AHRQ Hospital Survey on Patient Safety Culture Version 2.0: User’s Guide) Total 32
(Sumber: AHRQ Hospital SOPS V. 2.0: User’s Guide & dr Arjaty Daud, 2019)
(Sumber: AHRQ Hospital SOPS V. 2.0: User’s Guide & dr Arjaty Daud, 2019)
Karena tidak semua orang akan merespons, Anda dapat mengharapkan untuk menerima survei
lengkap dari sekitar 30 % hingga 50 % sampel Anda. Tabel 3 menunjukkan ukuran sampel minimum
yang direkomendasikan berdasarkan jumlah penyedia dan staf di rumah sakit Anda dan respons
yang diharapkan dengan asumsi tingkat respons 50 %
(Sumber: AHRQ Hospital SOPS V. 2.0: User’s Guide & dr Arjaty Daud, 2019)
Tabel HSOPS
Hospital Survey on Patient Safety, v.2, 2019
▪ Instructions ▪ Instruksi
▪ Staff Position ▪ Posisi Staf
▪ Unit/Work Area ▪ Unit Kerja
SECTION A: Unit/Work Area Bagian A: Unit Kerja
SECTION B: Supervisor, Manager, or Clinical Bagian B: Supervisor, Manajer, Pimpinan Klinis
Leader
SECTION C: Communication Bagian C: Komunikasi
SECTION D: Reporting Patient Safety Events Bagian D : Pelaporan IKP
SECTION E: Patient Safety Rating Bagian E: Peringkat/Level KP
SECTION F: Your Hospital Bagian F: Rumah Sakit
▪ Background Questions ▪ Latar Belakang
▪ Your Comments ▪ Komentar
Dalam satu bagian/dimensi terdapat ada 2 macam item/aspek yaitu : aspek dengan pernyataan
bersifat positif dan pernyataan yang bersifat negatif.
Untuk pernyataan yang negatif jawaban responden dengan tidak setuju/sangat tidak setuju
merupakan respon positif dan sebaliknya.
Cara menghitung :
Langkah-Langkah Perbaikan Hasil Survei Budaya
*Program perbaikan disusun untuk memperbaiki topik2 pada angket yang mendapat hasil yang negatif. Penyusunan dapat menggunakan 7
Langkah sebagai dasar.
Survey items Topik survei
In this unit, we work together as an effective team Di unit ini, kami bekerja sama secara tim efektif (tidak setuju)
This unit regularly reviews work processes to determine if Unit ini secara berkala meninjau proses kerja utk menentukan apakah
changes are needed to improve patient safety
diperlukan perubahan untuk meningkatkan keselamatan pasien (tidak
setuju)
My supervisor, manager, or clinical leader wants us to work Atasan, manajer, atau pemimpin klinis saya ingin agar kita bekerja lebih
faster during busy times, even if it means taking shortcuts
cepat pada waktu sibuk, meskipun itu berarti mengambil jalan pintas
(setuju)
When staff make errors, this unit focuses on learning rather than Ketika staf membuat kesalahan, unit ini berfokus pada pembelajaran
blaming individuals
daripada menyalahkan individu (tidak setuju)
In this unit, there is a lack of support for staff involved in patient Di unit ini, kurangnya dukungan untuk staf yang terlibat dalam kesalahan
safety errors
keselamatan pasien (setuju)
When an event is reported in this unit, it feels like the person is Ketika sebuah peristiwa dilaporkan di unit ini, rasanya seperti orangnya
being written up, not the problem
yang dicatat, bukan masalahnya. (setuju)
When staff in this unit see someone with more authority doing Ketika staf di unit ini melihat seseorang yang lebih berwenang melakukan
something unsafe for patients, they (never) speak up
sesuatu yang tidak aman bagi pasien, mereka (tidak pernah) angkat bicara
Budaya Keselamatan Dalam STARKES 2022 1/8
NB. STARKES = Standar Akreditasi Rumah Sakit Kemenkes, Kepmen No HK.01.07/MENKES/1128/2022 Ttg Standar Akreditasi Rumah Sakit, 13 April 2022
Bila Keselamatan Pasien tidak dijadikan
“Sahabat” Rumah Sakit, cepat atau
lambat dia akan berbalik menjadi
“Musuh” Rumah Sakit.
(Nico Lumenta, 2008)
88
“Keselamatan bukan ditemukan pada
keadaan tanpa bahaya,
tetapi justru pada kehadiran Tuhan YME”
References
- Botwinick, L., Bisognano, M., & Haraden, C. (2006). Leadership guide to patient safety. Cambridge, MA: Institute for Healthcare
Improvement. Retrieved from www.ihi.org/knowledge/Pages/ IHIWhitePapers/LeadershipGuide toPatientSafetyWhitePaper.aspx
- Institute of Medicine (IOM). (2000). To err is human: Building a safer health system. Washington, DC: National Academy Press.
Retrieved from http://www. iom.edu/Reports/1999/To-Err-isHuman-Building-A-Safer-HealthSystem.aspx
- Institute of Medicine (IOM). (2001). Crossing the quality chasm: A new health system for the 21st Century. Washington, DC:
National Acade mies Press. Retrieved from http://iom.edu/ Reports/2001/Crossing-the-QualityChasm-A-New-Health-System-forthe-
21st-Century.aspx
- Leape, L.L., Berwick, D.M., & Bates, D.W. (2002). What practices will most improve safety? Evidence-based medicine meets
patient safety. Journal of the American Medical Association, 288(4), 501–507.
- The Joint Commission. (2009). Joint Commission Standards. Retrieved February 16, 2009, from http://www.jointcommission.org/
- Agency for Healthcare Research & Quality - AHRQ. (2016). Hospital Survey on Patient Safety Culture: User’s Guide.
- Stavrianopoulos, T. (2012). The Development of Patient Safety Culture. Health Science Journal. 2012; vol 6 issue 2.
- Duta Liana: Model DUTA-RS (Dewasakan Upaya Tatanan Akreditasi Rumah Sakit) Untuk Kematangan Budaya Keselamatan,
Disertasi, FKMUI, 2021
- Leading a Culture of Safety: A Blueprint for Success. (2016). American College of Healthcare Executives, and The National Patient
Safety Foundation’s Lucian Leape Institute
- Botwinick, L., Bisognano, M., & Haraden, C. (2006). Leadership guide to patient safety. Cambridge, MA: Institute for Healthcare
Improvement. Retrieved from www.ihi.org/knowledge/Pages/ IHIWhitePapers/LeadershipGuide toPatientSafetyWhitePaper.aspx)
90
KOL KOMISI AKREDITASI RUMAH SAKIT
STRATEGI IMPLEMENTASI PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN DAN ANALISIS DATA
SESUAI STANDAR AKREDITASI RS KEMENTERIAN KESEHATAN R.I
SELASA – RABU, TANGGAL 14 – 15 JUNI 2022