Tegangan Permukaan, Perbaikan.

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 28

LABORATORIUM KIMIA FISIKA

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

LAPORAN PRAKTIKUM

TEGANGAN PERMUKAAN

OLEH :

KELOMPOK III/05 (ALIH JENJANG)

ANGKATAN 2020

ASISTEN : DWI AMBAR WATI LALUHUN

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Farmasi adalah ilmu yang mempelajari cara membuat, mencampur,

meracik formulasi obat, identifikasi, kombinasi, analisis dan

standarisasi/pembakuan obat serta pengobatan, termasuk pula sifat-sifat obat dan

distribusinya serta penggunaannya yang aman. Farmasi dalam bahasa Yunani

disebut farmakon yang berarti medika atau obat, sedangkan ilmu resep adalah

ilmu yang mempelajari tentang cara penyediaan obat-obatan menjadi bentuk

tertentu (meracik) hingga siap digunakan sebagai obat (Susanti, 2016).

Kimia Fisika adalah bidang ilmu dalam kimia yang mempelajari aspek

fisika dari materi dan energi serta mekanisme perubahannya. Pada umumnya

pembahasan di dalam perguruan tinggi membagi kimia fisika menjadi bidang

termodinamika, kinetika, dan kuantum. Termodinamika kimia mempelajari materi

dan energi yang menyertainya yang pada intinya mempelajari hukum-hukum

dasar termodinamika. Sementara itu kinetika merupakan bidang yang mempelajari

aspek proses perubahan suatu materi dalam sebuah reaksi atau interaksi lain. Di

dalam kinetika juga dipelajari beberapa teknik penentuan mekanisme dalam suatu

reaksi. Subjek dalam kajian kinetika kimia, khususnya berkaitan dengan

pengukuran dan penafsiran tingkat (orde) suatu reaksi kimia (Fatimah, 2015).

Tegangan permukaan merupakan fenomena yang terjadi pada zat cair

(fluida) yang berada dalam keadaan diam. Gaya ini biasanya dapat diketahui

dengan melihat kenaikan cairan dalam pipa kapiler dan bentuk suatu tetesan kecil
cairan (Salam, 2017).

Tegangan permukaan suatu cairan berhubungan dengan garis gaya tegang

yang dimiliki permukaan cairan tersebut. Gaya tegang ini berasal dari gaya tarik

kohesi (gaya tarik antara molekul sejenis) molekul-molekul cairan (Julianto, Eko,

dkk. 2017).

Berdasarkan teori latar belakang diatas maka, adapun alasan dilakukannya

praktikum ini adalah untuk mengetahui cara penentuan tegangan permukaan suatu

cairan.

B. Maksud Percobaan

Adapun maksud dari percobaan ini yaitu, untuk mengetahui cara

menentukan tegangan permukaan cairan secara relatif dengan air sebagai

pembanding.

C. Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini yaitu, untuk menentukan

tegangan permukaan cairan secara relatif dengan air sebagai pembanding.

D. Prinsip Percobaan

Adapun prrinsip dari percobaan ini yaitu, sejumlah larutan yang akan

ditentukan tegangan permukaannya dimasukkan ke dalam gelas kimia. Pipa

kapiler ditutup bagian atasnya dan dicelupkan ke dalam larutan yang akan diuji

tersebut. Saat mencapai permukaan gelas lepaskan tangan hingga airnya naik.

Hitung selisih antara permukaan air dengan air yang naik tersebut.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Tegangan permukaan suatu cairan adalah banyaknya gaya yang

dibutuhkan untuk memperluas permukaan cairan per satu satuan luas. Satuan

tegangan permukaan (γ) dalam cgs dinyatakan dalam erg cm-1 atau dyne cm -1 ,

sedangkan dalam satuan SI dinyatakan dalam N m-1 . Tegangan permukaan adalah

gaya atau tarikan ke bawah yang menyebabkan permukaan cairan berkontraksi

dan benda dalam keadaan tegang. Tegangan permukaan ini disebabkan karena

adanya molekul dalam suatu cairan yang saling tarik menarik anatar satu dengan

yang lainnya ke segala arah dengan gaya yang sama besarnya. Namun, pada

permukaan cairan tidak ada molekul yang saling tarik menarik sehingga luas

permukaan cairan cenderung untuk menyusut. Permukaan cairan akan mengalami

resultan gaya yang berasal dari sisi samping dan bawah permukaan yang menarik

permukaan cairan mengarah ke dalam cairan itu sendiri (Salam, 2017).

Tegangan permukaan merupakan fenomena yang terjadi pada zat cair

(fluida) yang berada dalam keadaan diam. Gaya ini biasanya dapat diketahui

dengan melihat kenaikan cairan dalam pipa kapiler dan bentuk suatu tetesan kecil

cairan (Salam, 2017).

Tegangan dalam permukaan ini adalah gaya persatuan panjang yang harus

diberikan sejajar pada permukaan untuk mengimbangi tarikan ke dalam. Gaya ini

tegangan permukaan mempunyai satuan dyne/cm dalam satuan cgs. Hal ini analog

dengan keadaan yang terjadi bila suatu objek yang menggantung dipinggir jurang
pada seutas tali ditarik ke atas oleh seseorang memegang tali tersebut dan berjalan

menjauhi seutas tali. Tegangan permukaan zat cair merupakan kecenderungan

permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh

suatu lapisan elastic. Selain itu, tegangan permukaan juga diartikan sebagai suatu

kemampuan atau kecenderungan zat cair untuk selalu menuju ke keadaan yang

luas permukaannya lebih kecil yaitu permukaan datar atau bulat seperti bola atau

ringkasnya didefinisikan sebagai usaha yang membentuk luas permukaan baru.

Dengan sifat tersebut zat cair mampu untuk menahan benda-benda kecil di

permukaannya. Seperti silet, berat silet menyebabkan permukaan zat cair sedikit

melengkung ke bawah tampak silet itu berada. Lengkungan itu memperluas

permukaan zat cair namun zat cair dengan tegangan permukaannya berusaha

mempertahankan luas permukaan-nya sekecil mungkin. Beberapa gejala tegangan

permukaan yang sering kita jumpai adalah pada sebuah pipet (penetes obat cair)

akan mengeluarkan fluida setetes demi setetes dan tidak mengalir, sebatang jarum

yang diletakkan dipermukaan air tidak akan tenggelam dan lalat yang hinggap

pada permukaan airpun tidak tenggelam. Tegangan permukaan zat cair pada pipa

kapiler dipengaruhi oleh adhesi dan kohesi. Adhesi menyebabkan zat cair yang

dekat dengan dinding naik. Sedangkan kohesi menyebabkan zat cair yang ada di

tengah ikut naik. Naiknya zat cair dalam pipa diimbangi oleh berat air itu sendiri.

Contoh peristiwa yang membuktikan adanya tegangan permukaan, antara lain,

peristiwa jarum, silet, penjepit kertas, atau nyamuk yang dapat mengapung di

permukaan air, butiran-butiran embun berbentuk bola pada sarang laba-laba, air

yang menetes cenderung berbentuk bulat-bulat dan air berbentuk bola di


permukaan daun talas (Julianto, Eko, dkk. 2017).

Tegangan permukaan suatu cairan berhubungan dengan garis gaya tegang

yang dimiliki permukaan cairan tersebut. Gaya tegang ini berasal dari gaya tarik

kohesi (gaya tarik antara molekul sejenis) molekul-molekul cairan (Julianto, Eko,

dkk. 2017).

1. Macam-macam Metoda yang digunakan dalam Tegangan Permukaan

Pengukuran tegangan permukaan dapat dilakukan dengan beberapa metode

antara lain (Julianto, Eko, dkk. 2017) :

a. Metode cincin de-Nouy

Cara ini dapat digunakan untuk mengukur tegangan permukaan

dan tegangan antar permukaan zat cair. Prinsip kerja alat ini berdasarkan

pada kenyataan bahwa gaya yang dibutuhkan untuk melepaskan cincin

yang tercelup pada zat cair sebanding dengan tegangan permukaan atau

tegangan antar muka. Gaya yang dibutuhkan untuk melepaskan cincin

dalam hal ini diberikan oleh kawat torsi yang dinyatakan dalam dyne

(Julianto, Eko, dkk. 2017).

b. Metode kenaikan kapiler

Ada beberapa metode penentuan tegangan muka diantaranya

adalah metode kenaikan pipa kapiler. Metode kenaikan pipa kapiler

merupakan metode bila suatu pipa kapiler dimasukkan kedalam cairan

yang membasahi dinding maka cairan akan naik kedalam kapiler karena

adanya tegangan muka. Kenaikan cairan sampai suhu tinggi tertentu


sehingga terjadi keseimbangan antara gaya keatas dan kebawah (Julianto,

Eko, dkk. 2017).

Gaya kebawah : F = πr2 h ρ g

Dimana = h : tinggi muka

g : percepatan gravitasi

ρ : berat jenis

r : jari-jari kapiler

Gaya keatas : F’ = 2 πr cos 

Dimana =  : adalah tegangan muka dan

 : adalah sudut kontak.

Pada kesetimbangan, gaya kebawah sama dengan gauya keatas maka :

F’= F

2 πr cos  = πr2 h ρ g

Untuk air dan kebanyakan organik umumnya  = 0 atau dapat dianggap

batas lapisan paralele dengan kapiler, sehingga harga cos  = 1 maka :

=½rhρg

(Julianto, Eko, dkk. 2017).

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Tegangan Permukaan

Pada dasarnya tegangan permukaan suatu zat cair dipengaruhi oleh

beberapa factor diantaranya suhu dan zat terlarut. Dimana keberadaan zat

terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi besarnya tegangan permukaan

terutama molekul zat yang berada pada permukaan cairan berbentuk lapisan
monomolecular yang disebut dngan molekul surfaktan. Faktor-faktor yang

menpengaruhi (Hidayat, 2013) :

a. Suhu

Tegangan permukaan menurun dengan meningkatnya suhu, karena

meningkatnya energy kinetik molekul (Hidayat, 2013).

b. Zat terlarut (solute)

Keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi

tegangan permukaan. Penambahan zat terlarut akan meningkatkan

viskositas larutan, sehingga tegangan permukaan akan bertambah besar.

Tetapi apabila zat yang berada dipermukaan cairan membentuk lapisan

monomolecular, maka akan menurunkan tegangan permukaan, zat tersebut

biasa disebut dengan surfaktan (Hidayat, 2013)

c. Surfaktan

Surfaktan (surface active agents), zat yang dapat mengaktifkan

permukaan, karena cnderung untuk terkonsentrasi pada permukaan atau

antar muka. Surfaktan mempunyai orientasi yang jelas sehingga cenderung

pada rantai lurus. Sabun merupakan salah satu contoh dari surfaktan

(Hidayat, 2013).

d. Jenis Cairan

Pada umumnya cairan yang memiliki gaya tarik antara molekulnya

besar, seperti air, maka tegangan permukaannya juga besar. Sebaliknya

pada cairan seperti bensin karena gaya tarik antara molekulnya kecil, maka

tegangan permukaannya juga kecil (Julianto, Eko, dkk. 2017).


e. Konsentrasi Zat Terlarut

Konsentrasi zat terlarut (solut) suatu larutan biner mempunyai

pengaruh terhadap sifat-sifat larutan termasuk tegangan muka dan adsorbsi

pada permukaan larutan. Telah diamati bahwa solut yang ditambahkan

kedalam larutan akan menurunkan tegangan muka, karena mempunyai

konsentrasi dipermukaan yang lebih besar daripada didalam larutan.

Sebaliknya solut yang penambahannya kedalam larutan menaikkan

tegangan muka mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih kecil

daripada didalam larutan (Julianto, Eko, dkk. 2017).

3. Penyebab Terjadinya Tegangan Permukaan

Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung untuk

menegang, sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini

dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara molekul air. Pada zat cair yang

adesiv berlaku bahwa besar gaya kohesinya lebih kecil dari pada gaya adesinya

dan pada zat yang nonadesiv berlaku sebaliknya. Salah satu model peralatan

yang sering digunakan untuk mengukur tegangan permukaan zat cair adalah

pipa kapiler. Salah satu besaran yang berlaku pada sebuah pipa kapiler adalah

sudut kontak, yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan zat cair yang dekat

dengan dinding. Sudut kontak ini timbul akibat gaya tarikmenarik antara zat

yang sama (gaya kohesi) dan gaya tarik-menarik antara molekul zat yang

berbeda (adesi) (Julianto, Eko, dkk. 2017).

Molekul biasanya saling tarikmenarik. Dibagian dalam cairan, setiap

molekul cairan dikelilingi oleh molekulmolekul cairan di samping dan di


bawah. Di bagian atas tidak ada molekul cairan lainnya karena molekul cairan

tarik-menarik satu dengan yang lainnya, maka terdapat gaya total yang

besarnya nol pada molekul yang berada di bagian dalam caian. Sebaliknya

molekul cairan yang terletak di permukaan di tarik oleh molekul cairan yang

berada di samping dan bawahnya. Akibatnya, pada permukaan cairan terdapat

gaya total yang berarah ke bawah karena adanya gaya total yang arahnya ke

bawah, maka cairan yang terletak di permukaan cenderung memperkecil luas

permukaannya dengan menyusut sekuat mungkin. Hal ini yang menyebabkan

lapisan cairan pada permukaan seolaholah tertutup oleh selaput elastis yang

tipis (Julianto, Eko, dkk. 2017).

Martin mengemukaan istilah permukaan biasanya dipakai bila

membicarakan suatu antarmuka gas/cair. Walaupun istilah ini akan dipakai

dalam penentuan tegangan permukaan. Karena setiap artikel zat, apabila itu

bakteri, sel, koloid, granul atau manusia, mepunyai suatu antarmuka pada batas

sekelilingnya, maka pada topik ini memang penting. Tegangan permukaan

adalah gaya persatuan panjang yang terdapat antarmuka dua fase cair yang

tidak bercampur, sedangkan tegangan permukaan adalah gaya persatuan

panjang bias juga digambarkan dengan suatu rangka kawat tiga sisi dimana

suatu bidang datar bergerak diletakkan. Menurut Kosman, bahwa molekul-

molekul zat aktif permukaan (surfaktan) mempunyai gugus polar dan non polar

(Julianto, Eko, dkk. 2017).

Bila suatu zat surfaktan didispersikan dalam air pada konsentrasi yang

rendah, maka molekul-molekul surfaktan akan terabsorbsi pada permukaan


membentuk suatu lapisan monomolekuler. Bagian gugus polar akan mengarah

ke udara. Hal ini mengakibatkan turunnya tegangan permukaan air. Pada

konsentrasi yang lebih tinggi nolekul-molekul surfaktan masuk ke dalam air

membentuk agregat yang dikenal sebagai misel. Konsentrasi pada saat misel

ini mulai terbentuk disebut konsentrasi misel kritik (KMK). Pada saat KMK ini

dicapai maka tegangan permukaan zat cair tidak banyak lagi dipengaruhi oleh

perubahan konsentrasi misel kritik suatu surfaktan dapat ditentukan dengan

metode tegangan permukaan. Cara sederhana untuk menentukan tegangan

permukaan adalah dengan menggunakan kawat yang dibengkokkan berbenruk

huruf U dan kawat kedua CD dengan panjang l yang dapat digerakkan

sepanjang kawat U (Julianto, Eko, dkk. 2017).

4. Gejala Kapilaritas

a. Jika sudut kontak kurang dari 90°, maka permukaan zat cair dalam pipa

kapiler naik.

b. jika sudut kontak lebih besar dari 90°, maka permukaan zat cair dalam pipa

kapiler turun.

Kapilaritas adalah gejala naik atau turunnya zat cair di dalam pipakapiler

(pipa sempit). Kapilaritas dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi dan adhesi

antara zat cair dengan dinding kapiler. Karena dalam pipa kapiler gaya adhesi
antara partikel air dan kaca lebih besar daripada gaya kohesi antara

partikelpartikel air, maka air akan naik dalam pipa kapiler. Sebaliknya raksa

cenderung turun dalam pipa kapiler, jika gaya kohesinya lebih besar daripada

gaya adhesinya. Kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler

disebabkan oleh adanya tegangan permukaan ( γ ) yang bekerja pada keliling

persentuhan zat cair dengan pipa (Julianto, Eko, dkk. 2017).


B. Uraian Bahan

1. Alkohol (FI III, 1979 , hal: 65)

Nama resmi : Aethanolum

Nama Lain : Alkohol, etanol, ethyl alkohol

Rumus molekul : C2H6O

Rumus struktur :

Berat molekul : 46,07

Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap

dan mudah bergerak; bau khas rasa panas,mudah

terbakar dan memberikan nyala biruyang tidak

berasap.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P

dan dalam eter P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terhindar dari cahaya,

ditempat sejuk jauh dari nyala api.

Kegunaan : Sebagai sampel.

2. Aseton ( FI IV 1995, hal: 27)

Nama Resmi : ACETONUM

Nama Lain : Aseton

Rumus Molekul : C3H6O


Rumus Struktur :

Berat Molekul : 58.08

Pemerian : Cairan transparan, tidak berwarna,mudah

menguap, bau khas. Larutan (1dalam 2) netral

terhadap kertas lakmus

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan etanol

dengan eter dan dengan kloroform

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, jauhkan dari api.

3. Aquadest ( FI lll 1979, hal: 96)

Nama Resmi : AQUA DESTILLATA

nama lain : Air Suling

Rumus Molekul : H2O

Rumus Struktur :H–O–H

Berat Molekul : 18,02

Pemerian : cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak

mempunyai rasa.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : sebagai sampel pembanding

4. Benzena ( FI lll 1979, hal: 658)

Nama resmi : BENZEN


Nama lain : Benzena

Rumus Molekul : C6H6

Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan trasparan,tidak berwarna,mudah terbakar

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

5. NaCl (FI lll 1979, hal: 403)

Nama Resmi : NATRII CHLORIDUM

Nama Lain : Natrium klorida

RM/BM : NaCl / 58,44

Rumus Struktur : Na – Cl

Pemerian : Hablur heksahedral tidak berwarna atau serbuk

hablur putih, tidak berbau, dan rasa asin .

Kelarutan : Larut dalam 2,8 bagian air,dalam 2,7 bagian air

mendidih,dan dalam kurang lebih 10 bagian

gliserol P.,sukar larut dalam etanol (95%) P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Sebagai sampel

6. Toluen (FI lll 1979, hal: 735)

Nama Resmi : TOLUENA

Nama Lain : Toluen


Rumus Molekul : C6H5CH3

Rumus Struktur :

Pemeriaan : Cairan jernih,tidak berwarna,mudah terbakar

Kelarutan : Prakatis tidak larut dalam air,dapat campur dengan

etanol mutlak p.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat


BAB III

METODE KERJA

A. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu Gelas kimia 100 ml,

Labu ukur, Mistar, Piknometer, Pipa kapiler, Pipet tetes, dan Timbangan

analitik.

2. Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu Alcohol (C2H5OH),

Aseton (C3H6O), Benzene (C6H6), Natrium klorida (NaCl) 0,2 N, dan Toluene

(C7H8).

B. Cara kerja

Disiapkan alat dan bahan. Tentukan terlebih dahulu massa jenis masing-

masing cairan dengan menggunakan piknometer. Ditimbang berat piknometer

kosong kemudian ditimbang berat piknometer+sampel. Tabung diisi sampel,

kemudian pipa kapiler dimasukkan ke tabung dan diberi tekanan, sehingga sampel

dalam kapiler naik dan kemudian tekanan dilepaskan sehingga permukaan kapiler

akan turun sampai pada ketinggian tertentu. Diukur berapa ketinggian cairan yang

naik di dalam pipa kapiler. Dicatat kemudian diganti dengan cairan yang akan

dicari nilai tegangan permukaannya.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

No Bobot Pikno + Kenaikan Tegangan


Sampel
. Sampel Kapiler Permukaan
1. Aquadest 69,19 g 3,5 cm 0,672 dyne/cm2
2. Alkohol 59,47 g 3 cm 0,486 dyne/cm2
3. Aseton 61,24 g 1,9 cm 0,32 dyne/cm2
4. Benzen 62,86 g 1,2 cm 0,208 dyne/cm2
5. Toluen 62,48 g 1,3 cm 0,218 dyne/cm2
6. NaCl 0,2 N 69,37 g 2,6 cm 0,499 dyne/cm2

B. Pembahasan

Tegangan permukaan merupakan fenomena yang terjadi pada zat cair

(fluida) yang berada dalam keadaan diam. Gaya ini biasanya dapat diketahui

dengan melihat kenaikan cairan dalam pipa kapiler dan bentuk suatu tetesan

kecil cairan (Salam, 2017).

Adapun tujuan dilakukan praktikum ini yaitu untuk menentukan

tegangan permukaan cairan secara relatif dengan air sebagai pembanding.

Dimana sampel yang digunakan dalam praktikum ini yaitu, Alkohol, Aseton,

Benzen, Toluen, dan Na CL 0,2 N.

Pada percobaan ini, metode yang digunakan yaitu metode kenaikan

pipa kapiler. Keuntungan dari metode ini adalah waktu yang dibutuhkan

relatif singkat serta cara kerjanya yang praktis. Kerugian dari metode ini
adalahadalah presentasi hasil pengukuran tinggi yang tidak valid karena

pengaruh tegangan pada saat pipa kapiler dimasukkan kedalam larutan.

Dalam percobaan ini sampel yang digunakan adalah aquadest,

alkohol, aseton, toluen, bensen dan NaCl kemudian dilakukan penentuan

massa jenis masing-masing cairan dengan menggunakan piknometer dengan

cara ditimbang berat piknometer kosong dengan hasil penimbangan yang

didapatkan yaitu 23,16 gram kemudian ditimbang berat piknometer yang

berisi masing – masing sampel. Adapun hasil yang didapatkan untuk masing

masing penimbangan pikno yang berisi sampel yaitu, Alkohol 59,47 g,

Aseton 61,24 g, Benzen 62,86 g, Toluen 62,48 g, NaCl 0,2 N 69,37 g dan

hasil dari penimbangan larutan pembanding aquadest yaitu 69,19 g.

Proses pengerjaan selanjutnya yaitu gelas kimia diisi sampel,

kemudian di masukkan pipa kapiler ke tabung dengan catatan pipa kapiler

tidak boleh menyentuh ujung atau dasar dari gelas kimia, lalu berikan tekanan

pada bagian atas pipa kapiler sebelum dimasukkan ke dalam gelas kimia yang

berisi sampel, setelah pipa kapiler dimasukkan, buka tekanan pada ujung

kapiler agar sampel dalam kapiler naik, kemudian berikan tekanan kembali

agar sampel yang berada dalam pipa kapiler tidak keluar. Setelah itu di ukur

berapa ketinggian cairan yang naik di dalam pipa kapiler dan cairan yang ada

pada gelas kimia.

Dari hasil percobaan pada larutan pembanding yaitu aquadest

diperoleh, kenaikan kapiler (h) adalah 3,5 cm dan untuk tegangan permukaan

(y) adalah 0,672 dyne/cm². Dari hasil percobaan pada sampel alkohol
diperoleh hasil untuk kenaikan kapiler (h) adalah 3 cm dan untuk tegangan

permukaan (y) adalah 0,486 dyne/cm². Dari hasil percobaan pada sampel

aseton diperoleh hasil yakni untuk kenaikan kapiler (h) adalah 1,9 cm dan

untuk tegangan permukaan adalah 0,32 dyne/cm². Dari hasil percobaan pada

sampel toluen diperoleh hasil yakni untuk kenaikan kapiler (h) adalah 1,3 cm

dan untuk tegangan permukaan adalah 0,218 dyne/cm². Dari hasil percobaan

pada sampel bensen diperoleh hasil untuk kenaikan kapiler adalah 1,2 cm dan

untuk tegangan permukaan adalah 0,208 dyne/cm². Dari hasil percobaan pada

sampel NaCl diperoleh hasil kenaikan kapiler (h) adalah 2,6 cm dan untuk

tegangan permukaan adalah 0,499 dyne/cm².

Adapun faktor yang dapat menyebabkan kesalahan pada praktikum ini

yaitu, ketidaktepatan dalam menentukan hasil dari tegangan permukaan

terutama pada pengukuran kenaikan sampel pada pipa kapiler.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari percobaan ini yaitu, didapatkan hasil tegangan

permukaan pada Aquadest yaitu 0,672 dyne/cm². Pada sampel alkohol diperoleh

tegangan permukaan 0,486 dyne/cm². Pada sampel aseton diperoleh tegangan

permukaan 0,32 dyne/cm². Pada sampel toluen diperoleh tegangan permukaan

0,218 dyne/cm². Pada sampel benzena diperoleh tegangan permukaan 0,208

dyne/cm². Pada sampel NaCl diperoleh tegangan permukaan 0,499 dyne/cm².

B. Saran

1. Laboratorium

Adapun saran untuk laboratorium yaitu sebaiknya praktikum dilakukan

secara offline agar seluruh peserta praktikum bisa mengetahui cara penggunaan

alat saat praktikum.

2. Asisten

Adapun saran untuk asisten yaitu Sebaiknya asisten lebih memperhatikan

praktikan saat praktikum agar meminimalisir kesalahan – kesalahan yang dapat

terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Depkes RI.

Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Depkes RI.

Fatimah, Is. 2015. Kimia Fisika. Deepublish : Yogyakarta.

Hidayat, Siska. 2013. Penentuan Tegangan Permukaan Cairan Metode Kapiler.


Sekolah Tinggi Analis Bakti Asih : Bandung.

Julianto, Eko, dkk. 2017. Menentukan Tegangan Permukaan Cair. SPEKTRA :


Jurnal Kajian Pendidikan Sains. ISSN : 2442-9910.

Salam, Rezky. 2017. Uji Kerapatan Viskositas dan Tegangan Permukaan Pada
Tinta Print dengan Bahan Dasar Arang Sabut Kelapa. Jurusan Fisika Pada
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin :
Makassar.

Susanti, Nora. 2016. Ilmu Kefarmasian. KEMENDIKBUD : Yogyakarta.


LAMPIRAN

A. Skema Kerja

Disiapkan Alat dan Bahan

Ditimbang Pikno kosong

Diisi Pikno dengan sampel

Timbang pikno yang berisi sampel

Masukkan sampel ke dalam Gelas kimia atau tabung reaksi

Masukkan pipa kapiler ke dalam gelas kimia berisi sampel


(jangan sampai menyentuh permukaan gelas kimia)

Ukur kenaikan sampel pada pipa kapiler dan


pada gelas kimia

Catat dan dokumentasikan


B. Perhitungan

A. Bobot Jenis / Density


Rumus :

( pikno+ sampel ) xpikno kosong


BJ=
volume sampel atauukuran pikno

1. Air
( 69,19 gr ) x 23,16 gr
BJ Air =
50 ml
1,602 gr
=
50 ml
= 0,032
2. Alkohol
( 59,47 gr ) x 23,16 gr
BJ Alkohol=
50 ml
1,377 gr
=
50 ml
= 0,027
3. Aseton
( 61,24 gr ) x 23,16 gr
BJ Aseton=
50 ml
1,418 gr
=
50 ml
= 0,028
4. Benzena
(62,86 gr ) x 23,16 gr
BJ Benzena=
50 ml
1,455 gr
=
50 ml
= 0,029
5. Toluen
( 62,48 gr ) x 23,16 gr
BJ Toluen=
50 ml
1,447 gr
=
50 ml
= 0,028
6. NaCl 0,2 N
( 69 ,37 gr ) x 23,16 gr
BJ NaCl=
50 ml
1,606 gr
=
50 ml
= 0,032
B. Tegangan Permukaan
Rumus : γ = ½.r.h.d.g
1. Air
γ = ½ x 1,2 x 3,5 x 0,032 x 10
= ½ x 1,344
= 0,672 dyne/cm2
2. Alkohol
γ = ½ x 1,2 x 3 x 0,027 x 10
= ½ x 0,972
= 0,486 dyne/cm2
3. Aseton
γ = ½ x 1,2 x 1,9 x 0,028 x 10
= ½ x 0,64
= 0,32 dyne/cm2
4. Benzena
γ = ½ x 1,2 x 1,2 x 0,029 x 10
= ½ x 0,417
= 0,208 dyne/cm2
5. Toluen
γ = ½ x 1,2 x 1,3 x 0,028 x 10
= ½ x 0,436
= 0,218 dyne/cm2
6. NaCl 0,2 N
γ = ½ x 1,2 x 2,6 x 0,032 x 10
= ½ x 0,998
= 0,499 dyne/cm2
C. Dokumentasi Praktikum
LABORATORIUM KIMIA FISIKA LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY UNIVERSITAS MEGAREZKY

Ket : Penimbangan Piknometer Kosong Ket : Penimbangan Pikno + sampel

LABORATORIUM KIMIA FISIKA LABORATORIUM KIMIA FISIKA


PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY UNIVERSITAS MEGAREZKY

Ket : Penuangan sampel ke gelas kimia Ket : pipa kapiler dimasukan ke dalam sampel

LABORATORIUM KIMIA FISIKA LABORATORIUM KIMIA FISIKA


PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY UNIVERSITAS MEGAREZKY

Ket : Pengukuran pipa kapiler Ket : pengukuran larutan di gelas kimia


D. Dokumentasi Kehadiran Zoom

LABORATORIUM KIMIA FISIKA LABORATORIUM KIMIA FISIKA


PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY UNIVERSITAS MEGAREZKY

Nama : Elsa A Nama : Ismail Anwar


Nim : D1B120171 Nim : D1B120214

LABORATORIUM KIMIA FISIKA LABORATORIUM KIMIA FISIKA


PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY UNIVERSITAS MEGAREZKY

Nama : Novita Chreis Nama : Reni Hasan


Nim : D1B120231 Nim : D1B120237

LABORATORIUM KIMIA FISIKA LABORATORIUM KIMIA FISIKA


PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY UNIVERSITAS MEGAREZKY

Nama : Afifah Anjani Nama : Yesiana Barek Welan

Anda mungkin juga menyukai