Tegangan Permukaan, Perbaikan.
Tegangan Permukaan, Perbaikan.
Tegangan Permukaan, Perbaikan.
LAPORAN PRAKTIKUM
TEGANGAN PERMUKAAN
OLEH :
ANGKATAN 2020
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
disebut farmakon yang berarti medika atau obat, sedangkan ilmu resep adalah
fisika dari materi dan energi serta mekanisme perubahannya. Pada umumnya
aspek proses perubahan suatu materi dalam sebuah reaksi atau interaksi lain. Di
dalam kinetika juga dipelajari beberapa teknik penentuan mekanisme dalam suatu
(fluida) yang berada dalam keadaan diam. Gaya ini biasanya dapat diketahui
dengan melihat kenaikan cairan dalam pipa kapiler dan bentuk suatu tetesan kecil
cairan (Salam, 2017).
yang dimiliki permukaan cairan tersebut. Gaya tegang ini berasal dari gaya tarik
kohesi (gaya tarik antara molekul sejenis) molekul-molekul cairan (Julianto, Eko,
dkk. 2017).
praktikum ini adalah untuk mengetahui cara penentuan tegangan permukaan suatu
cairan.
B. Maksud Percobaan
pembanding.
C. Tujuan Percobaan
D. Prinsip Percobaan
Adapun prrinsip dari percobaan ini yaitu, sejumlah larutan yang akan
kapiler ditutup bagian atasnya dan dicelupkan ke dalam larutan yang akan diuji
tersebut. Saat mencapai permukaan gelas lepaskan tangan hingga airnya naik.
Hitung selisih antara permukaan air dengan air yang naik tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
dibutuhkan untuk memperluas permukaan cairan per satu satuan luas. Satuan
tegangan permukaan (γ) dalam cgs dinyatakan dalam erg cm-1 atau dyne cm -1 ,
dan benda dalam keadaan tegang. Tegangan permukaan ini disebabkan karena
adanya molekul dalam suatu cairan yang saling tarik menarik anatar satu dengan
yang lainnya ke segala arah dengan gaya yang sama besarnya. Namun, pada
permukaan cairan tidak ada molekul yang saling tarik menarik sehingga luas
resultan gaya yang berasal dari sisi samping dan bawah permukaan yang menarik
(fluida) yang berada dalam keadaan diam. Gaya ini biasanya dapat diketahui
dengan melihat kenaikan cairan dalam pipa kapiler dan bentuk suatu tetesan kecil
Tegangan dalam permukaan ini adalah gaya persatuan panjang yang harus
diberikan sejajar pada permukaan untuk mengimbangi tarikan ke dalam. Gaya ini
tegangan permukaan mempunyai satuan dyne/cm dalam satuan cgs. Hal ini analog
dengan keadaan yang terjadi bila suatu objek yang menggantung dipinggir jurang
pada seutas tali ditarik ke atas oleh seseorang memegang tali tersebut dan berjalan
permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh
suatu lapisan elastic. Selain itu, tegangan permukaan juga diartikan sebagai suatu
kemampuan atau kecenderungan zat cair untuk selalu menuju ke keadaan yang
luas permukaannya lebih kecil yaitu permukaan datar atau bulat seperti bola atau
Dengan sifat tersebut zat cair mampu untuk menahan benda-benda kecil di
permukaannya. Seperti silet, berat silet menyebabkan permukaan zat cair sedikit
permukaan zat cair namun zat cair dengan tegangan permukaannya berusaha
permukaan yang sering kita jumpai adalah pada sebuah pipet (penetes obat cair)
akan mengeluarkan fluida setetes demi setetes dan tidak mengalir, sebatang jarum
yang diletakkan dipermukaan air tidak akan tenggelam dan lalat yang hinggap
pada permukaan airpun tidak tenggelam. Tegangan permukaan zat cair pada pipa
kapiler dipengaruhi oleh adhesi dan kohesi. Adhesi menyebabkan zat cair yang
dekat dengan dinding naik. Sedangkan kohesi menyebabkan zat cair yang ada di
tengah ikut naik. Naiknya zat cair dalam pipa diimbangi oleh berat air itu sendiri.
peristiwa jarum, silet, penjepit kertas, atau nyamuk yang dapat mengapung di
permukaan air, butiran-butiran embun berbentuk bola pada sarang laba-laba, air
yang dimiliki permukaan cairan tersebut. Gaya tegang ini berasal dari gaya tarik
kohesi (gaya tarik antara molekul sejenis) molekul-molekul cairan (Julianto, Eko,
dkk. 2017).
dan tegangan antar permukaan zat cair. Prinsip kerja alat ini berdasarkan
yang tercelup pada zat cair sebanding dengan tegangan permukaan atau
dalam hal ini diberikan oleh kawat torsi yang dinyatakan dalam dyne
yang membasahi dinding maka cairan akan naik kedalam kapiler karena
g : percepatan gravitasi
ρ : berat jenis
r : jari-jari kapiler
F’= F
=½rhρg
beberapa factor diantaranya suhu dan zat terlarut. Dimana keberadaan zat
terutama molekul zat yang berada pada permukaan cairan berbentuk lapisan
monomolecular yang disebut dngan molekul surfaktan. Faktor-faktor yang
a. Suhu
c. Surfaktan
pada rantai lurus. Sabun merupakan salah satu contoh dari surfaktan
(Hidayat, 2013).
d. Jenis Cairan
pada cairan seperti bensin karena gaya tarik antara molekulnya kecil, maka
dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara molekul air. Pada zat cair yang
adesiv berlaku bahwa besar gaya kohesinya lebih kecil dari pada gaya adesinya
dan pada zat yang nonadesiv berlaku sebaliknya. Salah satu model peralatan
yang sering digunakan untuk mengukur tegangan permukaan zat cair adalah
pipa kapiler. Salah satu besaran yang berlaku pada sebuah pipa kapiler adalah
sudut kontak, yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan zat cair yang dekat
dengan dinding. Sudut kontak ini timbul akibat gaya tarikmenarik antara zat
yang sama (gaya kohesi) dan gaya tarik-menarik antara molekul zat yang
tarik-menarik satu dengan yang lainnya, maka terdapat gaya total yang
besarnya nol pada molekul yang berada di bagian dalam caian. Sebaliknya
molekul cairan yang terletak di permukaan di tarik oleh molekul cairan yang
gaya total yang berarah ke bawah karena adanya gaya total yang arahnya ke
lapisan cairan pada permukaan seolaholah tertutup oleh selaput elastis yang
dalam penentuan tegangan permukaan. Karena setiap artikel zat, apabila itu
bakteri, sel, koloid, granul atau manusia, mepunyai suatu antarmuka pada batas
adalah gaya persatuan panjang yang terdapat antarmuka dua fase cair yang
panjang bias juga digambarkan dengan suatu rangka kawat tiga sisi dimana
molekul zat aktif permukaan (surfaktan) mempunyai gugus polar dan non polar
Bila suatu zat surfaktan didispersikan dalam air pada konsentrasi yang
membentuk agregat yang dikenal sebagai misel. Konsentrasi pada saat misel
ini mulai terbentuk disebut konsentrasi misel kritik (KMK). Pada saat KMK ini
dicapai maka tegangan permukaan zat cair tidak banyak lagi dipengaruhi oleh
4. Gejala Kapilaritas
a. Jika sudut kontak kurang dari 90°, maka permukaan zat cair dalam pipa
kapiler naik.
b. jika sudut kontak lebih besar dari 90°, maka permukaan zat cair dalam pipa
kapiler turun.
Kapilaritas adalah gejala naik atau turunnya zat cair di dalam pipakapiler
(pipa sempit). Kapilaritas dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi dan adhesi
antara zat cair dengan dinding kapiler. Karena dalam pipa kapiler gaya adhesi
antara partikel air dan kaca lebih besar daripada gaya kohesi antara
partikelpartikel air, maka air akan naik dalam pipa kapiler. Sebaliknya raksa
cenderung turun dalam pipa kapiler, jika gaya kohesinya lebih besar daripada
gaya adhesinya. Kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler
Rumus struktur :
berasap.
mempunyai rasa.
Rumus Struktur :
Rumus Struktur : Na – Cl
Rumus Struktur :
etanol mutlak p.
METODE KERJA
1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu Gelas kimia 100 ml,
Labu ukur, Mistar, Piknometer, Pipa kapiler, Pipet tetes, dan Timbangan
analitik.
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu Alcohol (C2H5OH),
Aseton (C3H6O), Benzene (C6H6), Natrium klorida (NaCl) 0,2 N, dan Toluene
(C7H8).
B. Cara kerja
Disiapkan alat dan bahan. Tentukan terlebih dahulu massa jenis masing-
kemudian pipa kapiler dimasukkan ke tabung dan diberi tekanan, sehingga sampel
dalam kapiler naik dan kemudian tekanan dilepaskan sehingga permukaan kapiler
akan turun sampai pada ketinggian tertentu. Diukur berapa ketinggian cairan yang
naik di dalam pipa kapiler. Dicatat kemudian diganti dengan cairan yang akan
A. Hasil Pengamatan
B. Pembahasan
(fluida) yang berada dalam keadaan diam. Gaya ini biasanya dapat diketahui
dengan melihat kenaikan cairan dalam pipa kapiler dan bentuk suatu tetesan
Dimana sampel yang digunakan dalam praktikum ini yaitu, Alkohol, Aseton,
pipa kapiler. Keuntungan dari metode ini adalah waktu yang dibutuhkan
relatif singkat serta cara kerjanya yang praktis. Kerugian dari metode ini
adalahadalah presentasi hasil pengukuran tinggi yang tidak valid karena
berisi masing – masing sampel. Adapun hasil yang didapatkan untuk masing
Aseton 61,24 g, Benzen 62,86 g, Toluen 62,48 g, NaCl 0,2 N 69,37 g dan
tidak boleh menyentuh ujung atau dasar dari gelas kimia, lalu berikan tekanan
pada bagian atas pipa kapiler sebelum dimasukkan ke dalam gelas kimia yang
berisi sampel, setelah pipa kapiler dimasukkan, buka tekanan pada ujung
kapiler agar sampel dalam kapiler naik, kemudian berikan tekanan kembali
agar sampel yang berada dalam pipa kapiler tidak keluar. Setelah itu di ukur
berapa ketinggian cairan yang naik di dalam pipa kapiler dan cairan yang ada
diperoleh, kenaikan kapiler (h) adalah 3,5 cm dan untuk tegangan permukaan
(y) adalah 0,672 dyne/cm². Dari hasil percobaan pada sampel alkohol
diperoleh hasil untuk kenaikan kapiler (h) adalah 3 cm dan untuk tegangan
permukaan (y) adalah 0,486 dyne/cm². Dari hasil percobaan pada sampel
aseton diperoleh hasil yakni untuk kenaikan kapiler (h) adalah 1,9 cm dan
untuk tegangan permukaan adalah 0,32 dyne/cm². Dari hasil percobaan pada
sampel toluen diperoleh hasil yakni untuk kenaikan kapiler (h) adalah 1,3 cm
dan untuk tegangan permukaan adalah 0,218 dyne/cm². Dari hasil percobaan
pada sampel bensen diperoleh hasil untuk kenaikan kapiler adalah 1,2 cm dan
untuk tegangan permukaan adalah 0,208 dyne/cm². Dari hasil percobaan pada
sampel NaCl diperoleh hasil kenaikan kapiler (h) adalah 2,6 cm dan untuk
PENUTUP
A. Kesimpulan
permukaan pada Aquadest yaitu 0,672 dyne/cm². Pada sampel alkohol diperoleh
B. Saran
1. Laboratorium
secara offline agar seluruh peserta praktikum bisa mengetahui cara penggunaan
2. Asisten
terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Depkes RI.
Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Depkes RI.
Salam, Rezky. 2017. Uji Kerapatan Viskositas dan Tegangan Permukaan Pada
Tinta Print dengan Bahan Dasar Arang Sabut Kelapa. Jurusan Fisika Pada
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin :
Makassar.
A. Skema Kerja
1. Air
( 69,19 gr ) x 23,16 gr
BJ Air =
50 ml
1,602 gr
=
50 ml
= 0,032
2. Alkohol
( 59,47 gr ) x 23,16 gr
BJ Alkohol=
50 ml
1,377 gr
=
50 ml
= 0,027
3. Aseton
( 61,24 gr ) x 23,16 gr
BJ Aseton=
50 ml
1,418 gr
=
50 ml
= 0,028
4. Benzena
(62,86 gr ) x 23,16 gr
BJ Benzena=
50 ml
1,455 gr
=
50 ml
= 0,029
5. Toluen
( 62,48 gr ) x 23,16 gr
BJ Toluen=
50 ml
1,447 gr
=
50 ml
= 0,028
6. NaCl 0,2 N
( 69 ,37 gr ) x 23,16 gr
BJ NaCl=
50 ml
1,606 gr
=
50 ml
= 0,032
B. Tegangan Permukaan
Rumus : γ = ½.r.h.d.g
1. Air
γ = ½ x 1,2 x 3,5 x 0,032 x 10
= ½ x 1,344
= 0,672 dyne/cm2
2. Alkohol
γ = ½ x 1,2 x 3 x 0,027 x 10
= ½ x 0,972
= 0,486 dyne/cm2
3. Aseton
γ = ½ x 1,2 x 1,9 x 0,028 x 10
= ½ x 0,64
= 0,32 dyne/cm2
4. Benzena
γ = ½ x 1,2 x 1,2 x 0,029 x 10
= ½ x 0,417
= 0,208 dyne/cm2
5. Toluen
γ = ½ x 1,2 x 1,3 x 0,028 x 10
= ½ x 0,436
= 0,218 dyne/cm2
6. NaCl 0,2 N
γ = ½ x 1,2 x 2,6 x 0,032 x 10
= ½ x 0,998
= 0,499 dyne/cm2
C. Dokumentasi Praktikum
LABORATORIUM KIMIA FISIKA LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY UNIVERSITAS MEGAREZKY
Ket : Penuangan sampel ke gelas kimia Ket : pipa kapiler dimasukan ke dalam sampel