Makalah Kimia Farmasi Judul 1 Dan 2
Makalah Kimia Farmasi Judul 1 Dan 2
Makalah Kimia Farmasi Judul 1 Dan 2
MAKALAH
ARTI PENTING ANALISIS KUANTITATIF KOMPONEN AKTIF
SEDIAAN OBAT DALAM PENGAWASAN MUTU SEDIAAN
OBAT
DISUSUN OLEH :
NAMA : DARMAYANTI
NIM : NH0517011
KELAS : A
ANGKATAN : 2017
PROGRAM STUDI : DIII FARMASI
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Analisis Kuantitatif......................................................................................2
B. Analisis volumetri........................................................................................3
C. Macam-macam titrasi berdasarkan jenis reaksi...........................................6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................13
B. Saran....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Analisis Kuantitatif
Materi belajar ini merupakan pengantar untuk mempelajari dasar
analisis kuantitatif obat secara klasik (metode volumetri/titrimetri). Dengan
mempelajari isi materi ini, diharapkan mahasiswa dapat mengaplikasikan pada
analisis obat dilaboratorium. Isi materi ini disajikan secara sederhana disertai
contoh-contoh untuk menentukan kadar obat secara volumetri.
Teknik analisis obat secara kuantitatif, dalam beberapa literatur
didasarkan pada golongan obat menurut jenis efek farmakologisnya. Hal ini
dilakukan untuk memudahkan mahasiswa mempelajari bagaimana menentukan
kadar obat masing-masing yang memiliki efek sama. Misalnya analisis obat
golongan analgetika-antipiretika, yaitu :
asetosal dapat ditentukan dengan metode alkalimetri menggunakan prinsip
reaksi netralisasi;
parasetamol dapat ditentukan kadarnya dengan metode nitrimetri
menggunakan prinsip reaksi diazotasi;
asam mefenamat dapat ditentukan dengan metode titrasi bebas air
menggunakan prinsip reaksi netralisasi.
Gambar 1.12. Struktur molekul (a) parasetamol dan (b) asam mefenamat
B. Analisis volumetri
Analisis volumetri adalah suatu cara analisis kuantitatif dengan
mengukur secara teliti volume larutan yang diketahui konsentrasinya yang
dapat bereaksi sempurna dengan zat yang akan ditentukan kadarnya. Berikut
adalah hal-hal yang diperlukan dalam analisis secara volumetri :
a. Alat pengukur volume seperti buret, pipet volum, dan labu ukur.
b. Neraca analitik untuk menimbang bahan yang akan diselidiki atau senyawa
baku untuk membuat larutan baku.
c. Senyawa yang digunakan sebagai larutan baku atau untuk pembakuan harus
senyawa dengan kemurnian yang tinggi.
Titik ekivalen pada titrasi asam lemah dengan basa kuat (natrium
hidroksida) adalah > 7 (basa). Jenis asam lemah yang digunakan pada titrasi
asam lemah dengan basa kuat (natrium hidroksida) pada penetapan kadar
senyawa obat dalam Farmakope adalah:
a. asetosal;
b. asam asetat;
c. asam sitrat;
d. asam salisilat.
Titik ekivalen pada titrasi basa lemah dengan asam kuat adalah < 7
(asam). Jenis basa lemah yang digunakan pada titrasi basa lemah dengan
asam kuat (asam klorida/asam sulfat) pada penetapan kadar senyawa obat
dalam Farmakope adalah:
a. natrium karbonat;
b. natrium bikarbonat;
c. boraks.
2) Iodometri,
Larutan titer yang digunakan pada metode Iodometri adalah
larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3). Natrium tiosulfat merupakan
reduktor, namun reaksi dalam metode ini didasarkan pada reaksi
iodium (oksidator) dengan larutan titer (natrium tiosulfat). Dimana
Iodium merupakan hasil reaksi suatu oksidator (zat uji) dengan kalium
iodida (KI). Iodometri juga bisa dilakukan dengan mereaksikan zat uji
reduktor dengan larutan iodium berlebih, sisa iodium yang tidak
bereaksi dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat (titrasi berlebih).
Contoh :
Penetapan kadar vitamin C, dapat dimodifikasi dengan
menambahkan larutan iodium berlebih. Sisa larutan Iodium
selanjutnya dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat, untuk
mengetahui jumlah iodium yang bereaksi dengan zat uji (vitamin C),
maka dilakukan titrasi blanko (titrasi tanpa zat uji). Reaksi yang
terjadi pada titrasi lanjutan : 2 Na2S2O3 + I2 → 2 NaI + Na2S4O6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teknik analisis obat secara kuantitatif, dalam beberapa literatur
didasarkan pada golongan obat menurut jenis efek farmakologisnya. Hal ini
dilakukan untuk memudahkan mahasiswa mempelajari bagaimana
menentukan kadar obat masing-masing yang memiliki efek sama.
Analisis volumetri adalah suatu cara analisis kuantitatif dengan
mengukur secara teliti volume larutan yang diketahui konsentrasinya yang
dapat bereaksi sempurna dengan zat yang akan ditentukan kadarnya.
Titrasi oksidasi reduksi adalah cara analisis volumetri yang berdasarkan
reaksi reduksi oksidasi (redoks). Salah satu ciri reaksi redoks adalah
terjadinya perubahan bilangan oksidasi (biloks) dari zat-zat yang bereaksi
sebelum dan sesudah reaksi.
B. Saran
Diharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun
demi perbaikan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA