KAK AMDAL Suplesi Baro Raya Ok

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 34

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PEKERJAAN PENYUSUNAN AMDAL PEMBANGUNAN JARINGAN


D.I. BARO RAYA SUPLESI BENDUNGAN RUKOH DI KABUPATEN PIDIE

1. LATAR BELAKANG

Daerah Irigasi Baro Raya merupakan daerah irigasi Kewenangan Pusat yang
berada di dalam Wilayah Sungai (WS) Aceh-Meuredu. Daerah Irigasi Baro Raya
arealnya terletak di Kabupaten Pidie Provinsi Aceh.

Tahun 1981-1984 perencanaan dan pelaksanaan pembangunan D.I. Baro Raya


yang terdiri dari bangunan utama berupa free intake, jaringan irigasi primer,
sekunder dan tersier. Tahun 1991 bangunan free Intake yang dibangun tersebut
seiring berjalannya waktu telah mengalami penurunan debit air. Selanjutnya pada
Proyek Irigasi Daerah Istimewa Aceh (PIRDIA) direncanakan dan dibangun
Bendung Saringan (Tyroll) Tipe Yamamoto II Tahun 1994 untuk menaikkan
elevasi muka air. Adapun tahun 2008 pembangunan bendung-bendung kecil
(kolektor drain) dibangun pada saluran pembuang oleh Badan Rehabilitasi dan
Rekonstruksi (BRR).

Pada tahun 2017 telah dimulai pembangunan Bendungan Rukoh, dimana


bendungan ini diharapkan dapat mensupply debit ke Daerah Irigasi Baro Raya
Kanan dan Baro Raya Kiri. Namun demikian masih terdapat kekurangan air pada
irigasi tersebut. Untuk itu pada tahun 2020 dilaksanakan SID Pengembangan
Jaringan D.I. Baro Raya (Suplesi) Bendungan Rukoh di Kabupaten Pidie. Adapun
fungsi jaringan tersebut tidak hanya untuk mensupply air yang membantu
system jaringan irigasi kelektor drain yang mengairi areal sawah existing D.I. Baro
Raya, tetapi sekaligus juga untuk mengairi areal sawah yang berada di sekelilingi
jaringan suplesi tersebut.

Sumber air utama untuk mengairi Daerah Irigasi ini adalah Krueng Baro dan
Bendungan Rukoh. Dengan kondisi DAS yang memanjang dari puncak Bukit
Pepangiran, Bukit Resah Kecamatan Titeu Kabupaten Aceh Pidie sampai
bermuara di selat Malaka Kota Sigli Kabupaten Pidie . Luas catchment area dari
Krueng Baro adalah 486,220 Km2 dengan panjang sungai utama 95,178 Km.
Kondisi daerah aliran sungai (DAS) saat ini sebagian besar berupa hutan tropis,
vegetasi rumput, semak belukar, dan kebun campuran.

1
Sehubungan dengan hal tersebut, Balai Wilayah Sungai Sumatera-I melalui Pejabat
Pembuat Komitmen Perencanaan dan Program BWS Sumatera-I akan melaksakan
pekerjaan Penyusunan AMDAL Pembangunan Jaringan D.I Baro Raya Suplesi
Bendungan Rukoh di Kabupaten Pidie pada Tahun Anggaran 2022. Atas hal itu
Pemrakarsa membutuhkan lembaga penyedia jasa yang mempunyai registrasi
kompetensi lembaga penyedia jasa penyusun dokumen AMDAL .

2. MAKSUD, TUJUAN
2.1. Maksud dari Kegiatan
- Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan pada tahap perencanaan rinci
dari rencana kegiatan pembangunan rencana kegiatan Penyusunan AMDAL
Pembangunan Jaringan D.I Baro Raya Suplesi Bendungan Rukoh di Kabupaten
Pidie.
- Mengetahui permasalahan lingkungan yang mungkin timbul dan cara-cara
pencegahan serta penanggulangan sebagai akibat adanya kegiatan
- Sebagai pedoman untuk melakukan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan.
- Sebagai bahan penguji secara komprehensif dari kegiatan pengelolaan
dan pemantauan lingkungan

2.2. Tujuannya Kegiatan


- Mengidentifikasi rencana kegiatan yang akan dilakukan terutama yang
berpotensi dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup
- Mengidentifikasi komponen - komponen lingkungan hidup yang akan
terkena dampak besar dan penting
- Memprakirakan dan mengevaluasi rencana kegiatan yang menimbulkan
dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup
- Merumuskan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan (RPL)

3. SASARAN
3.1 Sasaran Kegiatan
- Merumuskan saran dan tindak lanjut upaya penanganan dampak penting
yang dijabarkan dalam dokumen kerja yang berupa Rencana Pengelolaan
Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) yang
operasional.
- Tersedianya dokumen untuk dijadikan persyaratan pembangunan D.I Baro
Raya Suplesi Bendungan Rukoh di Kabupaten PIdie.
.

2
4. LOKASI KEGIATAN

Lokasi pekerjaan terletak di Kab. Pidie yang berjarak  126 km Kota Banda Aceh
Provinsi Aceh yang di tempuh melalui jalan darat dengan waktu tempuh  3 Jam
perjalanan. Untuk jelasnya lokasi proyek yang dimaksud terdapat pada Gambar
terlampir (Peta Lokasi).

Gambar Peta Lokasi

5. SUMBER DANA

Sumber dana berasal dari DIPA APBN Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai
Sumatera - I melalui Kegiatan Perencanaan dan Program Tahun Anggaran 2022.
Untuk pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya kurang lebih
Rp. 1.500.000.000,- (Satu Milyar Lima Ratus Juta Rupiah) termasuk PPN.

6. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

Nama Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) : Junira Ardiana, S.T., M.Sc.


Satuan Kerja : Balai Wilayah Sungai Sumatera-I
Kegiatan Perencanaan dan Program

3
7. DATA DASAR

Data dasar dapat diperoleh dengan menghubungi instansi-instansi terkait


sehubungan dengan program pembangunan sektoral/regional dan perencanaan
pengembangan wilayah di lokasi.

8. STANDAR TEKNIS

- Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 16 Tahun 2012 tentang Pedoman


Penyusunan AMDAL Hidup;
- Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 24 Tahun 2009 tentang
Panduan Penilaian Dokumen AMDAL;
- Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-48/MENLH/11/1996
tentang Baku Tingkat Kebisingan;
- Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 45 Tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan RKL dan RPL.
- Keputusan Kepala BAPEDAL No. KEP-209/11/1996 tentang Pedoman Teknis
Kajian Aspek Sosial Dalam Penyusunan AMDAL;
- Keputusan Kepala BAPEDAL No. KEP-205/BAPEDAL/07/1996 tentang Pedoman
Teknis Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Tidak Bergerak;
- Keputusan Kepala BAPEDAL No. 105 Tahun 1997 tentang Panduan
Pelaksanaan RKL dan RPL;
- Keputusan Kepala BAPEDAL No. 124/12/1997 tentang Panduan Kajian Aspek
Kesehatan Masyarakat Dalam Penyusunan AMDAL;
- SNI-SNI yang berhubungan dengan AMDAL

9. STUDI – STUDI TERDAHULU

Pengumpulan data studi - studi terdahulu yang diperlukan dapat diperoleh di


Balai Wilayah Sungai Sumatera I pada Kegiatan Perencanaan dan Program dan
instansi terkait.

10. REFERENSI HUKUM

a. Undang–undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;


b. Undang-undang No. 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air;
c. Undang-undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta kerja;
d. Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
e. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah;
f. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan;

4
g. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 16 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup;
h. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 4 Tahun 2021 Tentang
Daftar Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup, Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup atau Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan Hidup;
i. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 24 Tahun 2009 tentang Panduan
Penilaian Dokumen AMDAL;
j. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 15 Tahun 2010 tentang
Persyaratan dan Tata Cara Lisensi Komisi Penilai AMDAL;
k. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-48/MENLH/11/1996
tentang Baku Tingkat Kebisingan;
l. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 45 Tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan RKL dan RPL.
m. Keputusan Kepala BAPEDAL No. KEP-056 tahun 1994 tentang Pedoman mengenai
Ukuran Dampak Penting;
n. Peraturan Daerah (PERDA) No. 4 tahun 1994 tentang Pengelolaan Baku Mutu Air di
Provinsi Daerah Istimewa Aceh;
o. Keputusan Gubernur KDH Istimewa Aceh No. 8 tentang Pengelolaan Baku Mutu Air
di Daerah Istimewa Aceh.
p. Perpres No. 12 Tahun 2021 tentang perubahan atas Peraturan Presiden
No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
q. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
No. 10 tahun 2021 tentang Pedoman sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
r. Peraturan Lembaga Kebijakan Barang/Jasa Pemerintah Republik Indonesia
No. 12 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Melalui Penyedia.
s. Kepmen PUPR No. 897/KPTS/M/2017 Tentang Besaran Remunerasi minimal tenaga
kerja Konstruksi pada Jenjang Jabatan Ahli untuk Layanan Jasa Konsultansi
Konstruksi.
t. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
18/SE/M/2021 Tahun 2021 tentang Pedoman Operasional Tertib Penyelenggara
Persiapan Pemilihan untuk Pengadaan Jasa Konstruksi di Kementrian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat

11. LINGKUP KEGIATAN

Lingkup kegiatan pekerjaan Penyusunan AMDAL Pembangunan Jaringan D.I Baro Raya
Suplesi Bendungan Rukoh di Kabupaten PIdie adalah sebagai berikut :
1. Persiapan administrasi kantor dan lapangan;
2. Koordinasi, diskusi dengan pihak institusi/instansi/lembaga terkait;
3. Inventarisasi lapangan yang berkaitan dengan studi AMDAL;
4. Pengumuman;

5
5. Sosialisasi/Pertemuan Konsultasi Masyarakat (PKM);
6. Analisis dan Telaah Komponen Lingkungan;
7. Menyusun Lingkup, Wilayah dan Batas Studi AMDAL;
8. Melakukan pengumpulan data;
9. Penyusunan Laporan AMDAL;
10. Melakukan Diskusi/Pembahasan/Seminar Hasil Kerja.

11. 1. Uraian Lingkup Kegiatan

11.1.1 Pekerjaan persiapan administrasi kantor dan lapangan


Konsultan harus melakukan persiapan kegiatan awal sebelum
dimulainya kegiatan utama berupa pengumpulan dan analisis data-
data sekunder maupun primer untuk kemudian disortir dan dianalisis
guna bahan analisis selanjutnya. Pengumpulan data sekunder yang
dimaksud adalah semua data dan hasil studi terdahulu yang ada di
kantor PPK Perencanaan dan Program BWSS-I dan berbagai instansi
pemerintah/lembaga terkait lainnya yang berkaitan dengan studi ini.

Rencana Mutu Kontrak (RMK)


Konsultan harus menyiapkan RMK sebagai dasar untuk pedoman mutu
kegiatan yang akan dikerjakan sesuai dengan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia No. 10
Tahun 2021 tentang Pedoman sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi,
Adapun beberapa ketentuan yang harus dipenuhi dalam RMK ini
adalah sbb:
- Informasi Kegiatan yaitu menguraikan penjelasan mengenai nama
paket kegiatan, kode dan nomor kontrak, sumber dana, lokasi,
lingkup pekerjaan, waktu pelaksanaan dan penanggung jawab
Penyedia Barang/Jasa;
- Sasaran Mutu yang menguraikan target pencapaian mutu yang
terukur sesuai dengan KAK/RKS;
- Struktur Organisasi yang berkaitan dengan pengawasan
pelaksanaan pekerjaan dari pihak Organisasi Unit Pelaksana
Kegiatan (SNVT/PPK) berikut organisasi konsultan pengawas
pekerjaan (bila ada pada pekerjaan konstruksi) yaitu bagan
struktur organisasi yang menjelaskan keterkaitan pihakpihak dalam
pelaksanaan kegiatan;
- Struktur Organisasi Penyedia Barang/Jasa yaitu bagan struktur
organisasi penanggung jawab pelaksanaan pekerjaan kontrak;

6
- Tugas, tanggungjawab dan wewenang yaitu uraian tugas,
tanggung jawab dan wewenang masing-masing kedudukan yang
ada dalam struktur organisasi ;
- Bagan alir pelaksanaan kegiatan yaitu menguraikan urutan proses
kegiatan dari tahap persiapan sampai dengan tahap penyerahan
akhir kegiatan, termasuk kegiatan verifikasi, validasi, monitoring,
evaluasi, inspeksi dan pengujian (sesuai keperluannya);
- Jadwal pelaksanaan kegiatan yaitu menguraikan tahapan
pelaksanaan sesuai dengan perencanaan waktu, termasuk
perencanaan bobot pekerjaan;
- Jadwal Peralatan yaitu menguraikan perencanaan penggunaan
peralatan yang diperlukan dalam setiap tahapan kegiatan;
- Jadwal Material yaitu menguraikan perencanaan penggunaan
bahan/material yang diperlukan dalam setiap tahapan kegiatan;
- Jadwal Personil yaitu menguraikan perencanaan personil, tenaga
ahli dan staff pendukung dalam setiap kegiatan sesuai dengan
kompetensi yang dipersyaratkan;
- Jadwal Arus Kas yaitu menguraikan perencanaan penerimaan dan
pengeluaran Kas (keuangan) sesuai dengan nilai kontrak;
- Rencana terhadap metoda verifikasi, validasi, monitoring, evaluasi,
inspeksi dan pengujian yang diperlukan beserta kriteria
penerimaannya.

11.1.2 Melakukan koordinasi, diskusi dengan pihak


institusi/instansi/lembaga terkait

Konsultan Penyedia Jasa diharuskan melakukan koordinasi, diskusi


dengan pihak intitusi/instansi/lembaga terkait baik didaerah maupun
di pusat, koordinasi dimaksudkan untuk mendapatkan masukan,
saran klarifikasi terkait rencana, maupun hasil kajian yang akan
dan/atau yang telah dilaksanakan.
Didalam hal melakukan koordinasi serta diskusi tersebut Konsultan
diharuskan menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan sebagai acuan
untuk didiskusikan serta mendokumentasikan dan menyiapkan
notulensinya pada setiap kali melakukan kegiatan koordinasi, diskusi
dengan pihak intitusi/instansi/lembaga terkait.

7
11.1.3 Melakukan inventarisasi lapangan yang berkaitan dengan studi
AMDAL

Konsultan melakukan Inventarisasi lapangan berdasarkan hasil


pengumpulan data sekunder dan peta yang diperoleh dan setelah
mendapat arahan dari Direksi Pekerjaan. Beberapa kegiatan
persiapan administrasi dan teknis yang harus segara dilakukan yaitu :
- Mengumpulkan data-data spasial dan peta dari studi dan desain
terdahulu yang diperlukan akan diberikan oleh bagian
perencanaan dan Program Balai Wilayah Sungai Sumatera I.
- Mobilisasi sumber daya yang meliputi, kegiatan mobilisasi
personil, peralatan dan mempersiapkan kebutuhan operasional
lapangan.
- Persiapan Pekerjaan Survei serta Laporan Pendahuluan.

A. Survey Pendahuluan
Survei pendahuluan ini merupakan tahap awal pelaksanaan
pekerjaan dan juga untuk orientasi/pengenalan lapangan,
pengambilan data-data visual dan data sekunder awal yang
digunakan dalam pengecekan kondisi lokasi. Dalam tahap ini juga
diidentifikasi permasalahan-permasalahan yang mungkin timbul
nantinya selama pelaksanaan survei teknis, sehingga tim survei
teknis nantinya akan dapat melakukan persiapan yang lebih baik
secara teknis. Selain itu juga untuk melakukan pendekatan pada
instansi terkait sehingga dapat dicapai koordinasi yang optimal.
Persiapan dalam survei pendahuluan adalah; mengumpulkan dan
menganalisa beberapa dokumen serta referensi, pengumpulan
data sebanyak mungkin juga dilakukan dengan :
 Menghubungi instansi-instansi terkait di Daerah maupun di
Pusat sehubungan dengan Penyusunan AMDAL Pembangunan
Jaringan D.I Baro Raya Suplesi Bendungan Rukoh di Kabupaten
Pidie dan/atau kegiatan yang berada di dalam wilayah lokasi
pekerjaan.
 Inventarisasi serta mengidentifikasi kondisi Pembangunan
Jaringan D.I Baro Raya Suplesi Bendungan Rukoh di Kabupaten
Pidie dan permasalahan yang ada di lokasi pekerjaan serta
melakukan penilaian aktifitas serta tingkat kerusakan maupun
dampak permasalahan yang telah serta yang mungkin dapat

8
terjadi dilokasi Pembangunan Jaringan D.I Baro Raya Suplesi
Bendungan Rukoh di Kabupaten Pidie.
 Menyiapkan laporan Pendahuluan.

B. Informasi Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan


Informasi kesesuaian lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan
dengan rencana tata ruang seperti tersebut di atas dapat disajikan
dalam bentuk peta tumpang susun (overlay) antara peta batas
tapak proyek rencana usaha dan/atau kegiatan dengan peta RTRW
yang berlaku dan sudah ditetapkan. Berdasarkan hasil analisis
spasial tersebut, penyusun dokumen amdal selanjutnya
menguraikan secara singkat dan menyimpulkan kesesuaian tapak
proyek dengan tata ruang apakah seluruh tapak proyek sesuai
dengan tata ruang, atau ada sebagian yang tidak sesuai, atau
seluruhnya tidak sesuai.

11.1.4 Pengumuman
Penyedia jasa diharuskan melaksanakan pengumuman informasi
rencana lokasi kegiatan kepada masyarakat dalam bentuk
pengumuman di media massa untuk memperoleh berbagai masukan,
saran dan sanggahan dari masyarakat yang terkena dampak,
masyarakat pemerhati lingkungan, tokoh masyarakat dan pemerintah
setempat.

11.1.5 Melaksanakan Sosialisasi/Pertemuan Konsultasi Masyarakat (PKM)


Penyedia jasa diharuskan melaksanakan sosialisasi kepada
masyarakat dalam bentuk Pertemuan Konsultasi Publik untuk
memperoleh berbagai masukan, saran dan tanggapan dengan
melibatkan masyarakat yang terkena dampak, masyarakat pemerhati
lingkungan, tokoh masyarakat dan pemerintah setempat.

11.1.6 Analisis dan Telaah Komponen Lingkungan


Analisis dan prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat
penting dampak dari aspek biogeofisik kimia, sosial, ekonomi,
budaya, tata ruang dan kesehatan masyarakat pada tahap pra
konstruksi, konstruksi, operasi dan pasca operasi
1) Komponen Kegiatan Yang Menimbulkan Dampak
a. Tahap Pra Konstruksi
Komponen kegiatan pada tahap pra konstruksi yang
diprakirakan akan menimbulkan dampat penting terhadap
komponen lingkungan antara lain:
9
- Survey
- dan sebagainya.

b. Tahap Konstruksi
Komponen kegiatan pada tahap konstruksi yang diprakirakan
akan menimbulkan dampak penting terhadap komponen
lingkungan antara lain:
- Pembersihan lahan
- Mobilisasi alat berat
- Mobilisasi tenaga kerja
- Pembuatan jalan Acces Road
- Pembangunan base camp dan gudang
- Pembangunan bangunan Jaringan Irigasi dan bangunan -
bangunan pelengkapnya.
- Dan sebagainya.

c. Tahap Pasca Konstruksi (Tahap operasi dan Pasca


operasi)
Komponen kegiatan pada tahap pasca konstruksi yang
diprakirakan akan menimbulkan dampak penting terhadap
komponen lingkungan antara lain:
- Pemeliharaan bangunan Jaringan irigasi
- Dan sebagainya.

2) Komponen Lingkungan yang Ditelaah


Komponen lingkungan yang harus ditelaah dan dianalisis adalah
sebagai berikut:
a. Komponen LingkunganFisika-Kimia
Komponen lingkungan yang ditelaah adalah sebagai berikut:
1. Iklim dan Kualitas Udara
- Arah dan kecepatan angin
- Curah hujan dan jumlah hari hujan
- Suhu dan kelembaban udara
- Arah dan kecepatan angin
- Sumber dan tingkat kebisingan
- Kualitas udara

2. Fisiografi
- Topografi
- Formasi/struktur geologi
- Jenis tanah dan batuan
- Sifat fisik dan kimia tanah

10
3. Hidrologi
- Karakteristik fisik sungai, danau atau mata air
- Kuantitas (Volume dan debit) air
- Kualitas air, meliputi aspek fisis (temperatur, residu
terlarut, residu tersuspensi), kimiawi (pH, BOD, COD,DO,
Total fosfat sebagai P, NO3 sebagai N, NH3-N, arsen,
kobalt, barium, boron, salinity, kadmium, khorm, tembaga,
besi, timbal, mangan, air raksa, seng, khlorida, fluorida,
Nitrit sebagai N, sulfat, khlorin bebas, belerang sebagai
H2S, detergen) dan biologis (Fecal Coliform dan Total
Coliform)
- Pola pemakaian air

4. Ruang, Lahan dan Tanah


- Inventarisasi tata guna lahan dan sumber daya lainnya
- Rencana pengembangan wilayah, rencana tata ruang dan
rencana tata guna tanah, baik di tingkat kabupaten
maupun propinsi.

b. KomponenLingkungan Biologi
Komponen lingkungan biologi yang ditelaah adalah sebagai
berikut:
1. Flora
- Tipe vegetasi, sebaran dan luasnya
- Jenis vegetasi dan ekosistem yang dilindungan undang-
undang
- Jenis vegetasi yang unik atau spesifikasi dan habitatnya
- yang dimaksud dalam komponen flora ini adalah flora
darat dan perairan (aquatik).
2. Fauna
- Jenis satwa/biota, kelimpahan dan habitatnya
- Jenis satwa yang dilindungi undang-undang dan
habitatnya
- Jenis satwa yang unik/spesifik di lokasi kegiatan dan
populasinya
- yang dimaksud dalam komponen fauna ini adalah biota
darat dan biota perairan.

3. Daerah Ekologi Penting dan Konservasi


Pada komponen ini yang ditelaah meliputi daerah-daerah
ekologi yang penting seperti kawasan suaka alam, konservasi

11
flora dan fauna yang ditetapkan atau daerah ekologi penting
lainnya yang membutuhkan pelestarian berdasarkan hukum
yang berlaku, yang kemudian dikaji dalam hubungannya
dengan keberadaan proyek.

c. Komponen Lingkungan Sosial ekonomi dan


budaya
Komponen lingkungan sosial yang ditelaah adalah sebagai
berikut:
1. Demografi
- Jumlah penduduk, tingkat kepadatan dan persebaran
penduduk
- Laju pertumbuhan, tingkat kelahiran dan kematian, pola
migrasi
- Mata pencaharian dan pendapatan rumah tangga
- Tingkat pendidikan dan agama
- Angkatan kerja dan tingkat pengangguran
- Dan sebagainya.

2. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Regional


- Pola pemilikan dan penguasaan lahan yang dibebaskan,
luas lahan, bangunan, tanaman serta nilai lahan dan ganti
rugi pada umumnya.
- Pola pemanfaatan sumber daya alam, nilai lahan dan
sumber daya alam lainnya.
- Kondisi sosial ekonomi masyarakat di wilayah studi pada
umumnya, khususnya pemilik lahan yang dibebaskan,
meliputi kesempatan kerja dan berusaha, sumber mata
pencaharian dan tingkat pendapatan.
- Kesempatan kerja dan berusaha yang ada di wilayah studi
- Prasarana dan sarana perekonomian yang ada di wilayah
studi, meliputi jenis, jumlah dan lokasinya.
- Fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos) yang ada
di wilayah studi.
- Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan sektor-sektor
perekonomian yang memiliki konstribusi terhadap
pendapatan daerah (PDRB).

3. Budaya

12
- Kondisi sosial budaya masyarakat di sekitar lokasi kegiatan
yang meliputi pola hidup, proses sosial, pranata sosial,
adat istiadat dan kebudayaan.
- Sejarah dan warisan budaya (situs-situs dan peninggalan
bersejarah)
- Sikap dan persepsi masyarakat yang meliputi pendapat,
keinginan dan harapan masyarakat terhadap proyek.
- Dan sebagainya

4. KesehatanMasyarakat
- Kondisi sanitasi dan kesehatan lingkungan masyarakat di
wilayah studi
- Pemanfaatan air yang berhubungan dengan sanitasi dan
kesehatan
- Potensi dan pola penyakit (prevalensi) di wilayah studi
- Jumlah dan jenis fasilitas kesehatan, termasuk tenaga
paramedis yang ada
- Dan sebagainya

5. Isu-isu Pokok
Isu-isu pokok yang dapat ditimbulkan antara lain adalah
sebagai berikut:
- Terbukanya kesempatan kerja dan peluang usaha selama
masa konstruksi
- Penurunan kualitas udara dan kebisingan selama masa
konstruksi
- Peningkatan pendapatan masyarakat dan perekonomian
regional setelah konstruksi selesai .

3) Telaah Kaitan antara rencana kegiatan dengan dampak penting


yang mungkin akan ditimbulkannya terhadap komponen
lingkungan berdasarkan tahapan kegiatannya
a. Tahap Pra Konstruksi
Kegiatan pada tahap Pra Konstruksi berpotensi menimbulkan
dampak penting sebagai berikut :
- Terbukanya kesempatan kerja proyek
- Peningkatan pendapatan masyarakat
- Peningkatan ekonomi regional
- Terganggunya kesehatan masyarakat
- Keresahan dan ketidakpuasan masyarakat
- Persepsi masyarakat yang negatif terhadap proyek
- Dan sebagainya

b. Tahap Konstruksi
13
Dampak penting yang potensial timbul akibat kegiatan-
kegiatan pada tahap konstruksi adalah sebagai berikut:
- Penurunan kualitas udara
- Meningkatnya kebisingan
- Penurunan kualitas air
- Terganggunya kuantitas air
- Meningkatnya erosi tanah
- Terganggunya flora-fauna darat dan aquatik
- Terbukanya kesempatan kerja dan berusaha
- Peningkatan ekonomi regional
- Perubahan struktur ekonomi masyarakat
- Peningkatan pendapatan masyarakat
- Kecemburuan sosial
- Gangguan interaksi sosial
- Gangguan kamtibmas
- Kerusakan fasilitas umum (jalan)
- dan sebagainya

c. Tahap Pasca Konstruksi (Tahap operasi dan pasca operasi)


Kegiatan pada tahap pasca konstruksi akan berpotensi
menimbulkan dampak-dampak penting sebagai berikut:
- Meningkatnya kegiatan ekonomi regional
- Meningkatnya pendapatan masyarakat
- Kecemburuan sosial dan keresahan masyarakat
- Gangguan kamtibmas
- Dan sebagainya

11.1.7 Menyusun Lingkup, Wilayah dan Batas Studi


a. Lingkup Wilayah Studi
Penetapan batas wilayah studi, ditentukan berdasarkan batas proyek,
batas sosial, batas ekologis dan batas administratif sebagaimana
berikut ini.

b. Batas Kegiatan
Batas kegiatan adalah ruang dimana suatu rencana kegiatan akan
melakukan kegiatan pra-konstruksi, konstruksi operasi dan pasca
operasi. Dalam hal ini batas proyek bagi rencana Pembangunan
adalah daerah yang menjadi kawasan tapak kegiatan yang meliputi
daerah rencana bangunan utama dan seluruh jaringannya, lokasi base
camp dan bengkel kerja serta lokasi quarry.

c. Batas Sosial

14
Batas sosial adalah ruang tempat berlangsungnya berbagai interaksi
sosial yang mengandung norma dan nilai tertentu yang sudah
mapan, yang diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar
akibat rencana kegiatan.
Dalam pekerjaan AMDAL ini batas sosial meliputi daerah-daerah
dimana terdapat pemukiman atau perkampungan penduduk yang
terdapat di sekitar tapak proyek.
d. Batas Ekologis
Batas ekologis pada kegiatan proyek ini meliputi daerah penyebaran
dampak pada sistem ekologi lingkungan yang mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh kegiatan. Dalam pekerjaan AMDAL ini system
ekologi lingkungan yang menjadi batas ekologis adalah ekologi
daerah Aliran Sungai (DAS), serta daerah pengambilan quarry.
e. Batas Administratif
Batas administratif ditentukan oleh ruang dimana masyarakat dapat
melakukan kegiatan sosial ekonomi dan sosial budaya sesuai dengan
peraturan administrasi pemerintahan yang berlaku.
Batas wilayah pekerjaan AMDAL merupakan resultante dari batas
proyek, batas spesi, batas ekologis dan batas administratif di atas,
dengan memperhatikan kemampuan sumber daya, dana dan waktu
yang dapat dialokasikan. Batas wilayah studi tersebut harus
digambarkan pada peta dengan skala yang memadai.

11.1.8 Pengumpulan data


A. Pengumpulan Data Primer
Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara pengambilan
sample (uji petik) terhadap komponen-komponen lingkungan yang
akan ditelaah. Metoda pengumpulan data primer yang akan
dilakukan untuk masing-masing komponen lingkungan adalah
sebagai berikut:
 Komponen Lingkungan Fisika-Kimia
Pengumpulan data primer komponen lingkungan fisik kimia untuk
kualitas air, kualitas udara dilakukan dengan cara pengukuran dan
laboratorium. Untuk Kebisingan dilakukan dengan pengukuran
langsung dilapangan. Selain itu perlu dilakukan uji petik,
pengukuran, pengamatan, analisis, perhitungan dan interpretasi
peta pada komponen ruang, lahan dan tanah serta wawancara
kepada penduduk. ( Pengambilan uji kualitas air (20 Sampel) dan
kualitas udara)

 Komponen Lingkungan Biologi

15
Pengumpulan data primer komponen lingkungan biologi
dilakukan dengan cara pengamatan dan perhitungan pada
komponen flora: uji petik dan pengamatan pada komponen
daerah ekologi penting dan konservasi; serta pengambilan sampel,
analisis laboratorium dan wawancara kepada penduduk.
 Komponen Lingkungan Sosial
Pengamatan langsung dan wawancara dengan menggunakan
kuesioner berstruktur adalah cara pengambilan data primer untuk
mengumpulkan data komponen sosial di wilayah studi. Data sosial
ekonomi dan sosial budaya penduduk yang akan terkena rencana
proyek dikumpulkan dengan cara wawancara (interview), dengan
jumlah responden yang akan diambil sebagai sample sekurang-
kurangnya adalah sebanyak 10 % dari jumlah keluarga yang
tinggal di sekitar tapak proyek. Teknik sampling yang digunakan
adalah purposive random sampling. Wawancara mendalam (deep
interview) dilakukan terhadap beberapa nara sumber yang terdiri
dari unsur tokoh formal dan pimpinan non formal dari masyarakat
setempat. Teknik pengambilan data dengan metode participatory
juga dapat dilakukan untuk memperkuat temuan dari hasil
wawancara serta melibatkan partisipasi masyarakat di dalam
perencanaan proyek.

B. Pengumpulan Data Sekunder


Pengumpulan data sekunder yang akan dilakukan adalah meliputi
data semua komponen lingkungan yang mungkin didapatkan dari
kantor-kantor Pemda setempat dan dinas-dinas terkait. Data
sekunder yang dikumpulkan juga meliputi laporan-laporan studi
serupa yang pernah dilaksanakan di daerah yang sama, dan data yang
relevan pada proyek mengenai perdagangan, pariwisata, geologi,
antropologi dan sosiologi secara umum untuk daerah studi

C. Metode Analisis Data


Data-data primer dan sekunder yang dikumpulkan akan dianalisis
dengan mempergunakan berbagai metode seperti analisis data dasar,
analisis laboratorium, analisis matematis atau statistik. Data yang
dianalisis akan disusun dan disajikan dalam bentuk tabel/daftar,
grafik, peta, gambar dan uraian sebagaimana mestinya.

D. Metode Prakiraan Dampak


Dalam memprakirakan dampak penting yang mungkin timbul akibat
adanya kegiatan Proyek Pembangunan Jaringan , pertama-tama yang
harus dilakukan adalah mengidentifikasi dampak lingkungan yang
mungkin timbul dengan membuat suatu daftar komponen kegiatan

16
dan komponen lingkungan. Kemudian disusun dalam sebuah matriks
interaksi antara komponen kegiatan dan komponen lingkungan untuk
mengidentifikasi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh komponen
kegiatan terhadap komponen lingkungan.
Dalam membuat matriks interaksi tersebut digunakan acuan Matriks
Identifikasi impak yang disusun oleh Komisi Pusat AMDAL
Departemen Pekerjaan Umum dan mengacu kepada Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No. 22 tahun 2021 Tentang
Penyelenggaraan Perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Prakiraan dampak dilakukan dengan maksud sebagai telaah terhadap
arah dan kecenderungan dampak penting yang diprakirakan akan
timbul. Metode formal an non-formal dapat digunakan didalam
memprakirakan besaran dampak. Metode formal dilakukan dengan
mengacu kepada beberapa peraturan dan ketetapan baik ditingkat
pusat maupun daerah yang menetapkan baku mutu lingkungan dan
atau memperbandingkan dengan hasil-hasil studi yang terdahulu.
Selain itu, penentuan saran dampak juga dilakukan dengan
mempergunakan perhitungan matematik, statistik maupun dengan
cara "professional judgement". Sedangkan untuk memprakirakan
tingkat kepentingan dampak, mengacu kepada Surat Keputusan
Kepala BAPEDAL Nomor 56 Tahun 1994.

E. Metode Evaluasi Dampak


Evaluasi terhadap dampak penting yang mungkin terjadi dilakukan
secara holistik dan komprehensif. Kriteria dampak yang digunakan
dikelompokkan menjadi "Penting" dan "Tidak Penting" yang
dipergunakan dalam uraian kualitatif. Evaluasi dampak penting
mengacu kepada Pedoman AMDAL yang dituangkan dalam
Keputusan Kepala Bapedal No. KEP-056/1994 tentang Pedoman
Mengenai Ukuran Dampak Penting, yang menetapkan dampak
penting berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
1. Jumlah manusia yang akan terkena dampak
2. Luas wilayah persebaran dampak
3. Lamanya dampak berlangsung
4. Intensitas dampak
5. Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak
6. Sifat kumulatif dampak
7. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
8. Setiap dampak penting potensial yang timbul dikaji dengan
pertimbangan ketujuh kriteria dampak tersebut, kemudian
dikatakan penting jika minimal satu dari tujuh kriteria dampak
tersebut terpenuhi.

17
11.1.9 Penyusunan Laporan AMDAL
Penyedia jasa diwajibkan menyusun laporan pekerjaan sesuai dengan
hasil survey lapangan dan analisis. Penyedia Jasa juga harus
menyusun Laporan Analisa Dampak Lingkungan (ANDAL), Rencana
Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan
(RPL).Semua hasil laporan diserahkan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) Perencanaan dan Program Satuan Kerja Balai
Wilayah Sungai Sumatera – I Provinsi Aceh, jumlah masing-masing
laporan yang harus diserahkan sesuai dengan daftar laporan dan
produk terlampir.

11. 1.10 Penyusunan Laporan Rancangan Konseptual SMKK (RKK


Perancangan)

Memetakan potensi bahaya yang memungkinkan terjadi dilingkungan


kerja, baik dampak dari bahaya (impact) dan kemungkinan terjadinya
bahaya tersebut (probability). Menyusun program kesehatan dan
keselamatan kerja dan menyusun dokumen terkait kesehatan dan
keselamatan kerja berdasarkan evaluasi insiden kecelakaan yang
mungkin terjadi.

11.1.10 Diskusi/Pembahasan/Seminar Hasil Kerja


I. Melakukan Diskusi dan Pembahasan dengan PPK Perencanaan
dan Program, Direksi Pekerjaan (Ass. Perencanaan), Pengawas
dan Staff.
- Expose Pendahuluan
- Expose Antara/Interm
- Expose Final
II. Melakukan Diskusi/Pembahasan/Seminar Hasil Kerja dengan
Pihak Terkait.
Seminar di kantor DLHK (Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan)
Provinsi Aceh :
 Seminar Dokumen Kerangka Acuan (KA) ANDAL.
 Seminar Dokumen ANDAL,RKL dan RPL.

12 Pengawasan Pekerjaan
Direksi akan mengadakan pengawasan rutin terhadap mutu, arah serta
jalannya penyelidikan, pengukuran dan perencanaan agar dapat
memperoleh hasil-hasil yang memuaskan. Pengawasan meliputi kegiatan-
kegiatan :

18
 Pengawasan program kerja
 Pengecekan alat yang dipakai
 Pengecekan personil yang ditugaskan
 Daftar/absensi personil
 Surat-surat perjanjian, dsb
 Pengawasan pelaksanaan dilapangan
 Pengawasan hasil kerja

13 Diskusi dan Asistensi pekerjan


Diskusi dan expose diharuskan untuk menyatukan persepsi hasil peyusunan
AMDAL urutan pelaksanaan diskusi dan expose sebagai berikut :

 Diskusi I (Expose Pendahuluan).


Mendiskusikan dan membahas tentang rencana kerja (time schedule),
landasan teori, metode pelaksanaan pekerjaan, analisis yang dibutuhkan
dan hasil peninjauan Lapangan dan laporan pendahuluan. Dalam
beberapa waktu pada minggu kedua, Konsultan akan membahas rencana
kerja survey primer termasuk rencana memobilisasi personil dan
peralatan serta persiapan administrasi lainnya yang diperlukan untuk
prosesi kelancaran pekerjaan lapangan.Pembahasan dilaksanakan
dihadapan Direksi (Ass. Perencanaan) dan Pejabat Pembuat Komitmen
Kegiatan Perencanaan dan Program BWSS I Aceh.
Untuk mendapatkan hasil diskusi yang baik, Konsultan Penyedia Jasa
terlebih dahulu menyerahkan draft Laporan/dokumen yang akan di
diskusikan minimal 2 (dua) hari sebelum kegiatan diskusi ini laksanakan;
 Diskusi II (Expose Antara/Interm)
Membahas draft penyelesaian dari análisis yang telah dilakukan atau
presentasi terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan dan akan
difinalkan termasuk membahas rencana kerja selanjutnya. Pembahasan
dilaksanakan dihadapan Direksi (Ass. Perencanaan) dan Pejabat Pembuat
Komitmen Kegiatan Perencanaan dan Program BWSS I Aceh.
Untuk mendapatkan hasil diskusi yang baik, Konsultan Penyedia Jasa
terlebih dahulu menyerahkan draft dokumen yang akan di diskusikan
minimal 2 (dua) hari sebelum kegiatan diskusi ini laksanakan;
 Diskusi III (Expose Draft Final)..... dan seterusnya.
Expose Draft Final dilaksanakan di Kantor Kegiatan Perecananaan dan
Program bersama Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) beserta para
undangan lainnya yang berkompeten dengan membahas secara
keseluruhan hasil kajian/perencanaan guna untuk memperoleh berbagai
19
masukan, saran serta kesepakatan dari beberapa pihak yang
diikutsertakan dalam pembahasan tersebut.
Untuk mendapatkan hasil diskusi yang baik, Konsultan Penyedia Jasa
terlebih dahulu menyerahkan draft Laporan/dokumen beserta handout
yang akan di diskusikan minimal 2 (dua) hari sebelum kegiatan diskusi ini
laksanakan;
Mendiskusikan dan membahas tentang laporan final. Diskusi
dilaksanakan di Ruang Rapat PPK Perencanaan dan program. Dalam
tahap diskusi ini harus dilengkapi dengan Berita Acara, Absensi, Notulen
Rapat, Dokumentasi, dan Hand Out

14 Sub Kontrak
Konsultan tidak diperkenankan mengsubkontrakkan pekerjaan seluruhnya
atau sebagian dari pekerjaan kepada pihak ketiga, kecuali atas persetujuan
tertulis dari pihak Direksi Pekerjaan, yaitu Pejabat Pembuat Komitmen
Perencanaan dan Program Balai Wilayah Sungai Sumatera - I.

15 KELUARAN

Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah produk berupa
laporan atau dokumen yang dapat dijadikan pedoman dalam melaksanakan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan.

16 PERALATAN, MATERIAL, PERSONIL DAN FASILITAS DARI PEJABAT


PEMBUAT KOMITMEN

a. Peralatan;
Peralatan yang disediakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen yang dapat
digunakan harus dipelihara oleh penyedia jasa bila ada;
b. Material;
Material kantor yang disediakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen yang
dapat digunakan harus dipelihara oleh penyedia jasa bila ada;
c. Personil;
Pejabat Pembuat Komitmen akan menugaskan direksi dan pengawasuntuk
monitoring, memeriksa dan mengevaluasi hasil pekerjaan penyedia jasa
d. Fasilitas;
Fasilitas yang disediakan osleh Pejabat Pembuat Komitmen yang dapat
digunakan harus dipelihara oleh penyedia jasa bila ada;

17 PERALATAN, MATERIAL DARI PENYEDIA JASA

20
Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan
yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan yang
dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
a. Peralatan;
Peralatan disediakan oleh Penyedia Jasa yang akan digunakan dan harus diperlihatkan
dan dilakukan pemeriksaan oleh Pejabat Pembuat Komitmen cq. Direksi Pekerjaan
dan/atau Pengawas Lapangan;
 peralatan, fasilitas laboratorium dan bahan yang sesuai untuk mencapai ketelitian
dan standar yang telah ditentukan dalam standar Perencanaan Irigasi yang
dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SK. No.185/KPTS/A/1986)
dan atau SNI (04/IN/m/1991).
 Penyedia jasa harus memberikan hasil yang berkualitas tinggi. Pekerjaan akan
diperiksa sewaktu-waktu untuk menjamin terpenuhinya persyaratan teknis yang
telah ditetapkan. Penyedia jasa menanggung biaya pekerjaan
tambahan/pengulangan bila ternyata hasil pekerjaannya tidak memenuhi
persyaratan teknis menurut penilaian pihak Direksi.
 Kantor : Sewa Kantor (1 unit)
 Komunikasi : Internet/Telepon/Facsimile (8 bulan)
 Peralatan kantor : Komputer untuk operator (1 unit) , Komputer untuk CAD (1 unit),
Printer A3 (1 unit), Printer A4(2 unit) dan Notebook (2 unit).
 Mobilisasi dan Demobilisasi Tenaga Ahli : Tiket Penerbangan (7 orang) 2 Trip (PP)
 Sewa kendaraan : Kendaraan roda empat (1 unit) dan Kendaraan roda dua (2 unit).

b. Material;
Material Kantor disediakan oleh Penyedia Jasa yang akan digunakan dan harus
diperlihatkan dan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu oleh Pejabat Pembuat
Komitmen cq. Direksi Pekerjaan dan/atau Pengawas Lapangan.

18 LINGKUP KEWENANGAN PENYEDIA JASA

a. Semua barang dan peralatan yang mempunyai resiko tinggi terjadi kecelakan,
pelaksanaan pekerjaan, serta pekerja-pekerja untuk pelaksanakan pekerjaan
kontrak atas segala resiko yaitu kecelakaan, kerusakan-kerusakan, kehilangan,
serta resiko lain yang tidak dapat diduga; pihak ketiga sebagai akibat
kecelakan di tempat kerjanya,
b. Hal-hal lain yang ditentukan berkaitan dengan asuransi
c. Besarnya asuransi sudah diperhitungkan dalam penawaran dan termasuk
dalam nilai kontrak.

19 JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


21
Untuk pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan waktu selama 240 (Dua Ratus
empat puluh) hari kalender atau 8 (delapan) bulan dari tanggal diterbitkannya
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

20 PERSONIL
Badan usaha wajib memiliki sertifikat kompetensi sebagai penyusun dokumen AMDAL
sesuai peraturan perundang-undangan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup nomor 7 tahun 2010 : Tim penyusun dokumen AMDAL paling
sedikit memiliki 3 (tiga) orang penyusun dokumen AMDAL yang telah memiliki
sertifikat kompetensi diantaranya 1 (satu) orang dengan kualifikasi sebagai
Ketua tim penyusun AMDAL (KTPA) dan 2 (dua) orang dengan kualifikasi
sebagai anggota tim penyusun AMDAL (ATPA).

Kualifikasi personil yang dibutuhkan :


JUMLAH
NO KUALIFIKASI ORANG
POSISI
. BULAN
PENDIDIKAN KEAHLIAN PENGALAMAN
TENAGA AHLI

1. Ketua Tim/Ahli Minimal sarjana Teknik Wajib memiliki berpengalaman 8


Lingkungan Lingkungan/Teknik Sertifikasi dalam
Sipil/Biologi Strata Satu Kompetensi pelaksanaan
(S1) lulusan Perguruan Sebagai Ketua pekerjaan
Tinggi Negeri atau Tim Penyusun penyusunan
Perguruan Tinggi Dokumen Amdal AMDAL,
Swasta yang telah (KTPA) atau UKL/UPL,
terakreditasi. sebagai Anggota RKL/RPL atau
Tim Penyusun dibidang
Amdal (ATPA) lingkungan
yang dikeluarkan lainnya
oleh Lembaga sekurang-
Sertifikasi kurangnya 7
Kompetensi (Tujuh) tahun
Penyusun Amdal setara ahli
yang ditunjuk muda, didukung
oleh menteri, dan referensi dari
/atau yang pengguna jasa.
terbitkan leh
Lembaga
Sertifikasi Profesi.
2. Ahli Irigasi/ Minimal Sarjana Teknik Memiliki Berpengalaman 5
Hidrologi Pengairan atau Sipil sertifikasi dalam bidang
22
Hidro (S1) lulusan kompetisi perencanaan
perguruan tinggi negeri Keahlian jaringan irigasi,
ataupun perguruan Sumber Daya sekurang-
tinggi swasta yang Air dikeluarkan kurangnya 5
telah terakreditasi. Asosiasi terkait (lima) tahun
dibawah ahli muda,
Lembaga didukung
Pengembangan referensi dari
Jasa Konstruksi pengguna jasa.
(LPJK).
3. Ahli Sosial dan Minimal sarjana Sosial / Memiliki Berpengalaman 5
Budaya Budaya sertifikasi dalam
(Antropologi)/Psikologi kompetensi pelaksanaan
Strata Satu (S1) lulusan penyusun penanganan
perguruan tinggi negeri dokumen Amdal Sosial Budaya
ataupun perguruan yang dikeluarkan sekurang-
tinggi swasta yang telah oleh Lembaga kurangnya 5
terakreditasi. Sertifikasi (lima)tahun
Kompetensi setara ahli
Penyusun Amdal muda, didukung
yang ditunjuk referensi dari
oleh menteri, pengguna jasa.
/atau yang
terbitkan leh
Lembaga
Sertifikasi Profesi.
dan/atau
memiliki keahlian
dalam
menganalisa
aspek sosial dan
budaya, prediksi
dan evaluasi
dampak
keresahan sosial
dan Aspek
ekonomi. Wajib
memiliki
Sertifikasi
Kompetensi
Sebagai Ketua
Tim Penyusun
Dokumen Amdal
(KTPA) atau
sebagai Anggota
Tim Penyusun
Amdal (ATPA)
23
4. Ahli Biologi Minimal Sarjana Biologi Memiliki berpengalaman 3
Strata Satu (S1) lulusan sertifikasi dalam
perguruan tinggi negeri kompetensi pelaksanaan
ataupun perguruan penyusun analisis bidang
tinggi swasta yang telah dokumen Amdal Biologi
terakreditasi. yang dikeluarkan sekurang-
oleh Lembaga kurangnya
Sertifikasi 5(lima) tahun
Kompetensi setara ahli
Penyusun Amdal muda, didukung
yang ditunjuk referensi dari
oleh menteri, pengguna jasa.
/atau yang
terbitkan leh
Lembaga
Sertifikasi Profesi.
dan/atau
memiliki keahlian
dalam
menginventarisasi
flora dan fauna
alam, analisa
plankton dan
bentos. Memiliki
keahlian mem
prediksi dampak
pekerjanaan
terhadap flora
dan fauna. Wajib
memiliki
Sertifikasi
Kompetensi
Sebagai Ketua
Tim Penyusun
Dokumen Amdal
(KTPA) atau
sebagai Anggota
Tim Penyusun
Amdal (ATPA)

24
5. Ahli Kimia Minimal Sarjana Teknik Memiliki berpengalaman 3
Kimia/MIPA Kimia sertifikasi dalam
Strata Satu (S1) lulusan kompetensi pelaksanaan
perguruan tinggi negeri penyusun analisis dibidang
ataupun perguruan dokumen Amdal Kimia sekurang-
tinggi swasta yang telah yang dikeluarkan kurangnya 5
diakreditasi. oleh Lembaga (lima) tahun
Sertifikasi setara ahli
Kompetensi muda, didukung
Penyusun Amdal referensi dari
yang ditunjuk pengguna jasa.
oleh menteri,
/atau yang
terbitkan leh
Lembaga
Sertifikasi Profesi.
dan/atau
memiliki keahlian
menganalisa data
iklim, mencakup
tipe iklim, suhu,
kelembaban
udara, curah
hujan dan angin.
Wajib memiliki
Sertifikasi
Kompetensi
Sebagai Ketua
Tim Penyusun
Dokumen Amdal
(KTPA) atau
sebagai Anggota
Tim Penyusun
Amdal (ATPA)

6. Ahli Kesehatan Minimal Sarjana Memiliki Berpengalaman 2


Masyarakat Kesehatan Masyarakat sertifikasi dalam
Strata Satu (S1) lulusan kompetensi pelaksanaan
perguruan tinggi negeri penyusun studi dibidang
ataupun perguruan dokumen Amdal Kesehatan
tinggi swasta yang telah yang dikeluarkan Masyarakat
terakreditasi. oleh Lembaga sekurang-
Sertifikasi kurangnya 5
Kompetensi (lima) tahun
Penyusun Amdal setara ahli
yang ditunjuk muda, didukung
25
oleh menteri, referensi dari
/atau yang pengguna jasa.
terbitkan leh
Lembaga
Sertifikasi Profesi.
dan/atau
memiliki keahlian
dalam
menganalisa
aspek kesehatan,
memprediksi dan
mengevaluasi
dampak
gangguan
kesehatan, dan
kemampuan
layanan sarana
kesehatan. Wajib
memiliki
Sertifikasi
Kompetensi
Sebagai Ketua
Tim Penyusun
Dokumen Amdal
(KTPA) atau
sebagai Anggota
Tim Penyusun
Amdal (ATPA)
7. Ahli K3 Minimal Sarjana Teknik Memiliki keahlian Berpengalaman 1
(S1) lulusan perguruan dalam dalam (satu)
tinggi negeri atau merencanakan, merencakan,
perguruan tinggi swasta melaksanakan melaksanakan
yang telah diakreditasi dan mengevaluasi dan
pelaksanaan mengevaluasi
penerapan Sistem pelaksanaan
Manajemen K3 penerapan
Konstruksi yang Sistem
mencakup Manajemen K3
keselamatan dan Konstruksi yang
kesehatan kerja mencakup
pada kegiatan keselamatan
konstruksi dan dan kesehatan
Memiliki kerja pada
Sertifikat lingkup kegiatan
keahlian Ahli K3 konstruksi
yang sekurang-
dikeluarkan oleh kurangnya 2
26
Asosiasi terkait. (dua) tahun
Ahli Muda,
didukungdenga
n referensi dari
pengguna jasa.
TENAGA PENDUKUNG
1. Asisten Ahli Minimal sarjana Teknik Memiliki keahlian berpengalaman 7
Lingkungan Lingkungan/Biologi dalam survai dan dalam
Strata Satu (S1) lulusan analisis data pelaksanaan
Perguruan Tinggi lingkungan. pekerjaan
Negeri atau Perguruan penyusunan
Tinggi Swasta yang AMDAL,
telah terakreditasi. UKL/UPL,
RKL/RPL atau
dibidang
lingkungan
lainnya
sekurang-
kurangnya 3
(tiga) tahun,
didukung
referensi dari
pengguna jasa.
2. Draftman Minimal Lulusan Memiliki berpengalama 2
CAD/Operator Sekolah Menengah keahlian dalam n dalam
GIS SMK Sipil mengoperasikan kegiatan
software CAD/ menangani
Gambar Teknik. gambar –
gambar
Memiliki
bangunan
keahlian dalam
pada pekerjaan
menggambar
keairan
bangunan-
sekurang-
bangunan
kurangnya 3
keairan.
(tiga) tahun.

TENAGA PENUNJANG
1 Sekretaris/Bend Minimal Lulusan SMK Memiliki keahlian 8
ahara atau sederajat dalam bidang -
administrasi
perkantoran dan
manajerial
keuangan.
2 Operator Minimal Lulusan SMK Memiliki keahlian 8
Komputer atau sederajat komputer, -
menguasai
27
software MS-
Office, dan
software-
software lain
yang mendukung
pekerjaan.
3 Penjaga/Pemba Mampu menjaga 8
ntu Kantor - kebersihan dan -
kenyamanan
kantor.

16.1 Tugas Personil :

NO. PERSONIL TUGAS


I. Tenaga Profesional
1. Ketua Tim/Ahli - Mengkoordinasikan semua kegiatan
Lingkungan pelaksanaan kegiatan teknis dan non teknis
sesuai arahan pemilik pekerjaan antara lain
meliputi asistensi, diskusi, dan presentasi
pekerjaan dengan pemilik pekerjaan serta
melaksanakan penyusunan, dan menyiapkan
laporan pekerjaan.
- Membimbing, mengarahkan, dan memberikan
perintah kepada anggota team konsultan
dalam rangka penyelesaian pekerjaan, serta
bertanggungjawab penuh atas hasil pekerjaan
baik dalam ketepatan waktu maupun
ketepatan mutu.
- Bertanggung jawab penuh dalam pelaksanaan
dan hasil pekerjaan dengan standar pedoman
yang berlaku.
- Menyusun jadual realisasi pelaksanaan dan
mengevaluasi berdasarkan rencana jadual
pelaksanaan sehingga dicapai tepat waktu
dan tepat mutu, serta bertanggung jawab
sepenuhnya mengenai kualitas seluruh hasil
pelaksanaan pekerjaan dan membuat laporan
yang dibantu personil ahli.
- Mengambil keputusan terhadap hasil
pelingkupan sampai evaluasi dampak penting
rencana kegiatan
- Memberikan rekomendasi terhadap kelayakan
atau ketidak layakan lingkungan terhadap
rencana kegiatan, rencana pengelolaan dan
28
pemantauan LH, rencana kegiatan
- Menyusun dan menyampaikan laporan hasil
kajian AMDAL atas rencana kegiatan sebagai
Ketua Tim.
2. Ahli Irigasi / Hidrologi - melakukan koordinasi, diskusi dengan Tim, Direksi
Pekerjaan, serta pihak intitusi/instansi/lembaga
terkait lainnya;
- menghitung kebutuhan air (neraca) pada petak
sawah, jaringan irigasi, dan bangunannya;
- bersama Tim lainnya membantu menyiapkan
penyusunan dokumen AMDAL;
- mengoreksi hasil perhitungan luasan areal dilokasi
studi;
- membantu menyusun Lap. Draft.dan Final
perencanaan teknis irigasi
- bertanggung jawab terhadap kualitas
perencanaan teknis irigasi sesuai Standar
Perencanaan Irigasi (NSPM);
- bertanggung jawab langsung kepada Ketua Tim
terhadap penyelesaian kajian irigasi.
- melakukan koordinasi, diskusi dengan Tim, Direksi
Pekerjaan, serta pihak intitusi/instansi/lembaga
terkait lainnya;
- melaksanakan inventarisasi lapangan,
pengumpulan data hidroklimatologi;
- melakukan pemeriksaan, penyaringan data secara
manual maupun secara statistik untuk interpretasi
pemenuhan neraca air;
- mengelaborasi data-data hidroklimatologi hasil
studi terdahulu;
- menganalisa kebutuhan air irigasi;
- mengevaluasi ketersediaan air pada petak sawah
(Q=80% irigasi);
- menganalisa banjir rencana untuk perencanaan
tanggul penutup upstream bendung;
- bersama Tim lainnya membantu menyiapkan
penyusunan dokumen AMDAL
- bertanggung jawab langsung kepada Ketua Tim
terhadap penyelesaian kajian hidrologi.
3. Ahli Sosial dan Budaya - Melaksanakan survey lapangan, studi, analisi dan
evaluasi serta rekomendasi atas aspek sosial

29
budaya secara efektif dan efisien
- Mempersiapkan dan mengumpulkan data-data
demografi (kependudukan), kegiatan sosial
budaya masyarakat di sekitar lokasi studi.
- Analisa dan evaluasi data yang berkaitan dengan
sosial budaya serta persepsi masyarakat disekitar
lokasi studi.
- Membuat langkah-langkah penyelesaian untuk
mengurangi dampak lingkungan khususnya
dibidang sosial budaya.
- Memprediksi dampak yang mungkin timbul terjadi
baik pra maupun pasca kontruksi.
- Menyusun Kerangka Acuan AMDAL, ANDAL, RKL
dan RPL.
- bertanggung jawab langsung kepada Ketua Tim
terhadap penyelesaian analisis sosial dan budaya.
4. Ahli Biologi - Mengumpulkan data komponen lingkungan
biologi
- Mengadakan pengamatan dan perhitungan pada
komponen flora dan fauna.
- Uji petik dan pengamatan pada komponen daerah
ekologi penting dan konservasi
- Serta pengambilan sampel, analisis laboratorium
dan wawancara kepada penduduk pada
komponen biota aquatik
- Menyusun Kerangka Acuan AMDAL, ANDAL, RKL
dan RPL.
- bertanggung jawab langsung kepada Ketua Tim
terhadap penyelesaian analisis Biologi.

5. Ahli Kimia - Menganalisa dan penyusunan data rona


lingkungan awal
- Pengumpulan data kondisi kualitas udara, kualitas
air, dan biota air.
- Merumuskan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan.
- Menentukan kriteria jenis kajian lingkungan
- Menyusun Kerangka Acuan AMDAL, ANDAL, RKL
dan RPL.
- bertanggung jawab langsung kepada Ketua Tim
terhadap penyelesaian analisis kimiawi.
6. Ahli Kesehatan - Mempelajari dan menganalisis hasil studi
Masyarakat terdahulu.
- Pengumpulan informasi atau isu terkini yang
berhubungan dengan kesehatan khususnya
dampak lingkungan.
- Menganalisa atau prediksi dan evaluasi dampak
30
gangguan kesehatan yang akan diakibatkan.
- Berkoordinasi dengan pihak lain yang dapat
mendukung terkait program yang akan
dilaksanakan khususnya kesehatan lingkungan
- Menyusun Kerangka Acuan AMDAL, ANDAL, RKL
dan RPL.
- bertanggung jawab langsung kepada Ketua Tim
terhadap penyelesaian analisis terhadap kesehatan
masyarakat.
7 Ahli K3 - Melakukan koordinasi, diskusi dengan Tim, Direksi
Pekerjaan, serta pihak institusi/instansi/lembaga
terkait lainnya;
- Mengidentifikasi dan memetakan potensi bahaya
yang mungkin terjadi dilingkungan kerja, hal ini
termasuk membuat tingkat dampak dari bahaya
dan kemungkinan terjadinya bahaya tersebut;
- Menyusun rencana program keselamatan dan
kesehatan kerja yang meliputi upaya preventif dan
upaya korektif. Upaya preventif bertujuan untuk
mengurangi terjadinya bahaya atau kecelakaan
dilingkungan kerja. Upaya korektif bertujuan
untuk menanggulangi kecelakaan yang terjadi
dilingkungan kerjauntuk setiap item pekerjaan
yang direncanakan di dalam SID, yang akan
digunakan oleh PPK konstruksi pada saat
pelaksanaan pekerjaan (K3 perancangan);
- Membuat dan memelihara dokumen terkait
kesehatan dan keselamatan kerja. Dokumentasi
yang baik termasuk factor penting dalam
mencegah dan menanggulangi bahaya. Hal ini
termasuk merancang prosedur baku dan
memelihara barang atau catatan terkait kesehatan
dan keselamatan kerja; dan
- Mengevaluasi insiden kecelakaan yang mungkin
terjadi, serta menganalisis akar masalah termasuk
tindakan preventif dan korektif yang diambil.

21 JADWAL TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN


Pekerjaan Penyusunan AMDAL Pembangunan Jaringan D.I Baro Raya Suplesi
Bendungan Rukoh di Kabupaten Pidie meliputi :
1. Persiapan Administrasi Kantor dan Lapangan;
2. Koordinasi, diskusi dengan pihak institusi/instansi/lembaga terkait;
3. Inventarisasi lapangan yang berkaitan dengan studi AMDAL;
4. Pengumuman;

31
5. Sosialisasi/Pertemuan Konsultasi Masyarakat (PKM);
6. Analisis dan Telaah Komponen Lingkungan;
7. Menyusun Lingkup, Wilayah dan Batas Studi AMDAL;
8. Pengumpulan data;
9. Penyusunan Laporan AMDAL;
10. Melakukan Diskusi/Pembahasan/Seminar Hasil Kerja.

22 LAPORAN
Jenis laporan yang diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) adalah
sebagai berikut:

1. Laporan Rencana Mutu Kontrak (RMK);


Konsultan diwajibkan membuat laporan Rencana Mutu Kontrak dengan
persetujuan direksi (Pengguna Jasa) dan diserahkan selambat-lambatnya 2
(dua) minggu setelah diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dari
Pejabat Pembuat Komitmen
Laporan ini memuat rencana dan hasil tiap tahap kegiatan pada pekerjaan ini
yang digunakan dalam evaluasi dan monitoring mutu tiap tahap kegiatan,
sehingga mutu akhir dari tahapan pekerjaan tersebut dapat sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja

2. Laporan Bulanan;
 Pendahuluan, berupa uraian garis besar tentang pekerjaan;
 KegiatanPenyedia Jasa pada bulan yang bersangkutan;
 Rencana kegiatan dan target yang diinginkan;
 Realisasi kegiatan dan pencapaian target, disertai kurva-S;
 Metode/ prosedur kerja yang diterapkan;
 Hambatan/ masalah yang dihadapi dan cara mengatasi masalah;
 Rencana kegiatan pada bulan yang akan datang;
 Laporan ini diserahkan setiap bulan;

3. Laporan Pendahuluan
4. Laporan AMDAL, terdiri atas:
 Draft Laporan
a. Kerangka Acuan Kerja - Andal
b. Laporan ANDAL
c. RKL dan RPL
d. Laporan Ringkas AMDAL
5. Laporan Akhir , terdiri atas:
a. Kerangka Acuan Kerja - Andal
b. Laporan Utama ANDAL
c. RKL dan RPL
32
d. Laporan Ringkas AMDAL (Executive Summary)
e. Dokumentasi/Album foto;

6. Album Photo Dokumentasi (2 alb)


7. Box Container (150 Liter – 3 unit);
8. External Memory (1 TB – 1 unit).

23 PERSYARATAN KERJASAMA

Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk


pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan berikut harus
dipatuhi.

24 PEDOMAN PENGUMPULAN DATA LAPANGAN

Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan standar aturan teknis


lapangan yang berlaku.

25 ALIH PENGETAHUAN
Apabila dipandang perlu oleh pengguna jasa, maka Penyedia jasa harus
mengadakan pelatihan, kursus singkat, diskusi dan seminar terkait dengan
substansi pelaksanaan pekerjaan dalam rangka alih pengetahuan kepada staf
kegiatan perencanaan dan program.
Dalam pekerjaan ini Penyedia jasa akan mengadakan pelatihan singkat untuk
staff Perencanaan Program didalam mengakses program yang digunakan.

26 Pendayagunaan Tenaga Ahli dan Produksi dalam Negeri

Peserta berkewajiban untuk menyampaikan penawaran yang mengutamakan tenaga


ahli dalam negeri dengan melampirkan kartu indentitas sebagai warga negara
indonesia. Semaksimal mungkin menggunakan jasa pelayanan yang ada didalam
negeri seperti jasa asuransi, akuntan, ekspedisi, perbankkan dan pemeliharaan.

33
LAPORAN/PRODUK YANG HARUS DISERAHKAN

Pekerjaan : Penyusunan AMDAL Pembangunan Jaringan D.I Baro


Raya Suplesi Bendungan Rukoh di Kabupaten Pidie
Lokasi Pekerjaan : Kabupaten Pidie

NO PRODUK Alb A4 LS

1 Laporan Rencana Mutu Kontrak 3


2 Laporan Bulanan @ 1 bk 8
3 Laporan Pendahuluan 3
4 Draft Laporan
- Laporan Kerangka Acuan ANDAL 35
- Laporan Analisis Dampak Lingkungan 35
(ANDAL)
- Laporan Rencana Pengelolaan Lingkungan 35
(RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan
(RPL)
- Laporan Ringkas AMDAL (Executive 3
Summary)
4 Final Laporan (Sampul Eksklusif) :
Laporan Rancangan Konseptual SMKK (RKK
5 3
Perancangan)
- Laporan Kerangka Acuan ANDAL 20
- Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan 20
(ANDAL)
- Laporan Rencana Pengelolaan Lingkungan 20
(RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan
(RPL)
- Laporan Ringkas AMDAL (Executive 5
Summary)
- Album Foto Dokumentasi 2
6 Eksternal Hardisk (1 TB) 1
7 Box container (160 liter) 3

Mengetahui/Menyetujui
Pejabat Pembuat Komitmen
Kegiatan Perencanaan dan Program
BWS Sumatera-I

Junira Ardiana, S.T., M. Sc


NIP. 19840604 200912 2 001
34

Anda mungkin juga menyukai