Panduan Mencegah Pasien Cedera Karena Jatuh
Panduan Mencegah Pasien Cedera Karena Jatuh
Panduan Mencegah Pasien Cedera Karena Jatuh
NOMOR : …./………/SK/IX/2020
TENTANG
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
Kesatu : Keputusan Direktur Rumah Sakit ……… tentang Panduan Mencegah
Pasien Cedera Karena Jatuh Rumah Sakit ......................
Kedua : Panduan Mencegah Pasien Cedera Karena Jatuh Rumah
Sakit ............... sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu
sebagaimana dalam Lampiran keputusan ini.
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Medan
Pada tanggal 28 Juni 2022
Rumah Sakit ………………..
Direktur,
Bab IV Dokumentasi................................................................................................ 19
BAB I
DEFINISI
• Latar Belakang
Keamanan adalah prinsip yang paling fundamental dalam pemberian pelayanan kesehatan
maupun keperawatan, dan sekaligus aspek yang paling kritis dari manajemen kualitas.
Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman, mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Pasien jatuh merupakan insiden di rumah sakit yang sering terjadi dan dapat
mengakibatkan cedera serius dan kematian. Pasien jatuh merupakan adverse event kedua
terbanyak dalam institusi perawatan kesehatan setelah kesalahan pengobatan / medication errors
(AHRQ). Insiden pasien jatuh tidak hanya berdampak kepada fisik pasien tetapi juga dampak
keuangan yang ditanggung pasien dan rumah sakit.
Dalam rangka menurunkan risiko cedera akibat jatuh pada pasien, maka staf rumah sakit
akan menilai dan melakukan penilaian ulang terhadap kategori risiko jatuh pasien, serta
bekerjasama dalam memberikan intervensi yang sesuai prosedur.
• Tujuan
Tujuan Umum :
Sebagai panduan dalam proses untuk mencegah kejadian jatuh pada pasien di Rumah Sakit
…………………..
Tujuan Khsuus :
Sebagai panduan dalam proses mencegah kejadian jatuh pada pasien, dengan cara:
• Skrining jatuh pada pasien rawat inap dan rawat jalan
• Identifikasi pasien yang memiliki resiko tinggi jatuh dengan menggunakan “Asesmen
Risiko Jatuh”.
• Asesmen ulang pada semua pasien rawat inap (setiap hari)
• Asesmen yang berkesinambungan terhadap pasien yang berisiko jatuh dengan
menggunakan asesmen ulang risiko jatuh
• Penetapan standar pencegahan dan penanganan risiko jatuh secara komprehensif.
• Monitoring dan evaluasi terhadap insiden, tren dan akibat dari kejadian pasien jatuh di
rumah sakit
• Pengertian
Jatuh adalah suatu peristiwa di mana seseorang mengalami jatuh dengan atau tanpa
disaksikan oleh orang lain, tidak disengaja / tidak direncanakan, dengan arah jatuh ke lantai,
dengan atau tanpa mencederai dirinya. Penyebab jatuh dapat meliputi faktor fisiologis (pingsan)
atau lingkungan (lantai yang licin).
Resiko jatuh adalah pasien yang beresiko untuk jatuh yang umumnya disebabkan oleh
faktor lingkungan dan faktor fisiologis yang dapat berakibat cidera. Selain itu, faktor resiko juga
dapat dikelompokkan menjadi kategori dapat diperkirakan (anticipated) dan tidak dapat
diperkirakan (unanticipated).
Risiko jatuh dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah
faktor fisik yang berasal dari dalam diri seseorang, berhubungan dengan kondisi pasien,
sedangkan faktor ekstrinsik adalah faktor yang berasal dari luar diri seseorang, berhubungan
dengan lingkungan sekitar. (Tabel 1.)
Intrinsik (berhubungan dengan Ekstrinsik (berhubungan
kondisi pasien) dengan lingkungan)
Dapat · Riwayat jatuh sebelumnya · Lantai basah / silau, ruang
diperkirakan · Inkontinensia berantakan, pencahayaan
· Gangguan kognitif / psikologis kurang, kabel longgar / lepas
· Gangguan keseimbangan · Alas kaki tidak pas
/ mobilitas · Dudukan toilet yang rendah
· Usia > 65 tahun · Kursi atau tempat tidur beroda
· Osteoporosis · Rawat inap berkepanjangan
· Status kesehatan yang buruk · Peralatan yang tidak aman
· Gangguan moskuloskeletal · Peralatan rusak
· Tempat tidur ditinggalkan dalam
posisi tinggi
BAB II
RUANG LINGKUP
Panduan ini diterapkan untuk semua pasien yang berada di rumah sakit, baik pasien rawat
inap maupun rawat jalan. Oleh sebab itu, semua staf yang bekerja di rumah sakit harus
memahami bahwa semua pasien memiliki risiko untuk jatuh dan semua staf tersebut memiliki
peran penting dalam mencegah terjadinya pasien jatuh.
Banyak cedera yang terjadi di unit rawat inap dan rawat jalan akibat pasien jatuh. Risiko
jatuh berhubungan dengan keadaan pasien, situasi, dan atau lokasi. Risiko yang berhubungan
dengan keadaan pasien berupa riwayat jatuh sebelumnya, konsumsi obat-obatan tertentu,
konsumsi alkohol, gangguan berjalan dan keseimbangan, gangguan penglihatan, perubahan
status kesadaran dan lain sebagainya.
Pasien yang pada asesmen awal dinyatakan berisiko rendah untuk jatuh dapat mendadak
berubah menjadi berisiko tinggi. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti operasi atau
anestesi, perubahan kondisi pasien secara mendadak serta penyesuaian pengobatan. Oleh sebab
itu, banyak pasien memerlukan asesmen risiko jatuh selama dirawat inap di rumah sakit.
Situasi tertentu dapat menimbulkan risiko jatuh. Sebagai contoh, situasi yang berpotensi
menimbulkan risiko jatuh adalah ketika pasien yang dirujuk dari RS lain dengan ambulans untuk
pemeriksaan radiologis. Pasien mungkin berisiko jatuh dalam situasi saat ditransfer dari
ambulans ke tempat pemeriksaan, atau ketika merubah posisi pasien dalam keadaan berbaring
pada tempat pemeriksaan yang sempit.
Lokasi tertentu dapat menyebabkan risiko jatuh yang lebih tinggi dikarenakan layanan
yang diberikan. Misalnya, bagian rehabilitasi medik/fisioterapi yang memiliki banyak peralatan
khusus yang digunakan oleh pasien yang dapat meningkatkan risiko jatuh seperti palang sejajar
(parallel bars), tangga (freestanding staircase), dan peralatan latihan lainnnya.
Beberapa faktor risiko yang perlu diperhatikan antara lain:
• Riwayat jatuh : semua pasien dengan riwayat terjatuh dalam beberapa waktu belakangan ini,
misalnya riwayat jatuh dalam 12 bulan ini, harus dipertimbangkan memiliki risiko yang
lebih tinggi untuk jatuh kemudian.
• Masalah mobilitas dan penggunaan alat bantu: pasien yang memiliki masalah dengan
cara/gaya berjalan (gait) atau yang memerlukan alat bantu seperti tongkat atau alat bantu
berjalan (walker) untuk mobilitasnya, lebih mungkin untuk jatuh.
• Obat-obatan: pasien yang memiliki sejumlah besar peresepan obat atau pasien yang
mengkonsumsi obat-obatan yang dapat menyebabkan sedasi, bingung, gangguan
keseimbangan, atau perubahan tekanan darah ortostatik memiliki risiko jatuh yang lebih
tinggi.
• Status mental: pasien delirium, demensia atau psikotik mungkin gelisah (agitasi) dan
bingung, yang menempatkan mereka berisiko untuk jatuh.
• Pengawasan diri (continence): pasien yang sering berkemih atau sering membutuhkan toilet
berada pada risiko jatuh yang lebih tinggi.
• Risiko pasien lainnya: termasuk gangguan penglihatan yang menyebabkan pasien
tidak melihat adanya bahaya lingkungan; dan hipotensi ortostatik yang dapat
menyebabkan pasien menjadi pusing atau pingsan ketika berdiri.
Pengurangan / pencegahan risiko pasien jatuh adalah tatalaksanan yang bertujuan untuk
mengurangi risiko pasien jatuh di rumah sakit, berdasarkan prosedur yang tepat dengan
memantau dampak yang tidak diinginkan.
Pengelolaan pencegahan risiko pasien jatuh dimulai dari:
• Skrining Risiko Pasien Jatuh
• Skrining Risiko Jatuh di Admisi
Pelaksanaan skrining sudah di mulai pada saat pasien melakukan admisi/registrasi di
rawat jalan. Skrining umumnya dilakukan dengan evaluasi sederhana, pada semua
pasien dan kondisi, diagnosis, situasi dan/atau lokasi tertentu yang menimbulkan
risiko jatuh, adalah sebagai berikut:
• Semua pasien rawat jalan usia ≥ 65 tahun
• Pasien rawat jalan dengan gangguan berjalan dan keseimbangan,
• Pasien rawat jalan dengan gangguan penglihatan,
• Pasien anak usia ≥ 3 tahun dengan gangguan berjalan dan keseimbangan dan/atau
gangguan penglihatan.
• Pasien anak usia < 3 tahun tidak diperlukan pemasangan penanda risiko jatuh
karena dianggap berisiko tinggi untuk jatuh. Oleh sebab itu, anak-anak harus
selalu didampingi oleh orang tua atau penjaganya
Jika dari hasil skrining memenuhi kondisi diatas, maka penatalaksanaan yang
dilakukan oleh petugas adimisi/registrasi adalah:
• Pemakaian penanda risiko jatuh rawat jalan berupa kalung berwarna kuning
• Pemisahan tempat tunggu
Keterangan :
Tidak berisiko (Jika Jawaban Point A dan B: “Tidak”)
Berisiko rendah (Jika salah satu jawaban Point A atau B: “Iya)
Berisiko Tinggi (Jika Jawaban Point A dan B: “Ya”)
Berdasarkan hasil pengkajian, Tingkat risiko jatuh dengan Morse Fall Scale, yaitu:
(1)Skor <25 menunjukkan Risiko Jatuh Rendah
(2)Skor 25-45 menunjukkan Risiko Jatuh Sedang
(3)Skor >45 menunjukkan Risiko Jatuh Tinggi
Setelah pengkajian, dalam waktu 2 jam perawat menyusun rencana intervensi pencegahan
risiko jatuh dan mengimplementasikan nya serta mendokumentasikannya dalam Catatan
Perkembangan Pasien Terintegrasi
• Intervensi
Intervensi pada pasien risiko jatuh dilakukan berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan.
Intervensi yang dapat dilakukan ada di electronic medical record pada menu “Intervensi dan
Implentasi Pencegahan Risiko Jatuh:
• Risiko Jatuh Rendah (Skor <25)
Lakukan intervensi standart untuk semua pasien:
• Lakukan orientasi kamar rawat inap kepada pasien
• Demonstrasi penggunaan bel panggilan dan pastikan berada dalam posisi yang mudah
dijangkau pasien.
• Posisikan tempat tidur dalam posisi yang rendah, roda terkunci, kedua sisi pegangan
tempat tidur terpasang dengan baik.
• Pastikan penggunaan alas kaki yang aman saat mobilisasi
• Amankan area dari perabot yang tidak stabil, ruangan yang berantakan
• Evaluasi efektifitas obat –obatan yang meningkatkan predisposisi jatuh (sedasi, anti
hipertensi, diuretic, benzodiazepine, dan sebagainya) konsultasikan dengan dokter atau
petugas farmasi jika perlu.
• Jaga kebersihan lantai tidak licin dan pencahayaan yang adekuat
• Benda-benda pribadi dan alat bantu pasien mudah dijangkau (tongkat, alat penopang,
telepon genggam, bel panggilan, air minum, kacamata)
• Monitoring kebutuhan pasien secara berkala, kunjungi pasien minimal 2x dalam 1 shift
• Berikan edukasi untuk mencegah jatuh kepada pasien dan keluarga (Keluarga harus
mendampingi pasien, hubungi petugas saat membutuhkan bantuan).
• Implementasi
Setelah perawat memilih intervensi berdasarkan tingkatan risiko jatu, maka perawat
melaksanakan implementasi dan didokumentasikan pada electronic medical record pada menu
“Intervensi dan Implentasi Pencegahan Risiko Jatuh”. Pada seluruh pilihan intervensi yang
tersedia, maka perawat akan sesuai yang diimplementasikan dengan “mengklik”. Contoh
dokumentasi implementasi:
Petunjuk Pengisian:
• Riwayat Jatuh :
• Jika dari 2 pertanyaan jawaban “tidak” maka beri nilai 0
• Jika salah satu ataupun kedua pertanyaan dijawab “ya” beri nilai 6
• Status Mental :
• Jika dari 3 pertanyaan jawaban “tidak” maka beri nilai 0
• Jika salah satu ataupun ketiga pertanyaan dijawab “ya” beri nilai 14
• Pengelihatan :
• Jika dari 3 pertanyaan jawaban “tidak” maka beri nilai 0
• Jika salah satu ataupun ketiga pertanyaan dijawab “ya” beri nilai 14
• Kebiasaan Berkemih
• Nilai kebiasaan berkemih apakah terdapat perubahan perilaku berkemih ( frekuensi,
urgensi, inkontensia, nokturia) jika salah satu jawaban ya beri skor 2
• Transfer dan Mobilitas
• Penilaian hasil pengkajian transfer dan mobilitas digabungkan, jika total nilai transfer
dan mobilitas 0 - 3 maka skor = 0, dan jika total nilai transfer dan mobilitas 4 - 6 maka
skor = 7
Berdasarkan hasil pengkajian, Tingkat risiko jatuh dengan Ontario Modified Sratify – Sydney
Scoring adalah:
• Skor 0-5 menunjukkan Risiko Jatuh Rendah
• Skor 6-16 menunjukkan Risiko Jatuh Sedang
• Skor 17-30 menunjukkan Risiko Jatuh Tinggi
Petunjuk Pengisian:
Umur:
• Jika pasien dibawah umur 3 tahun berikan skor 4
• Jika pasien berumur 3 – 7 tahun berikan skor 3
Berdasarkan hasil pengkajian, Tingkat risiko jatuh dengan Humpty Dumpty adalah:
(1) Skor 7-11 menunjukkan Risiko Jatuh Rendah
(2) Skor >12 menunjukkan Risiko Jatuh Tinggi
• Intervensi
Intervensi pada pasien risiko jatuh dilakukan berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan.
Intervensi yang dapat dilakukan ada di electronic medical record pada menu “Intervensi dan
Implentasi Pencegahan Risiko Jatuh:
BAB IV
DOKUMENTASI
• Dokumen assesmen resiko pasien jatuh
• Dokumen pemberian informasi resiko pasien jatuh
• Dokumen catatan keperawatan
Jawaba
No Parameter Skrining Keterangan Nilai Skor
n
1 Riwayat Jatuh Apakah pasien datang kerumah sakit karena jatuh? Ya/Tidak Salah satu jawaban
Jika tidak, apakah pasien mengalami jatuh dalam 2 bulan ya= 6
Ya/Tidak
terakhir ini?
Apakah pasien delirium? (Tidak dapat membuat
Ya/Tidak
2 Status Mental keputusan, pola Salah satu jawaban
pikir tidak terorganisir, gangguan daya ingat) Ya = 14
Apakah pasien disorientasi? (salah menyebutkan waktu, Ya/Tidak
tempat atau orang)
Apakah pasien mengalami agitasi? (ketakutan, gelisah, dan Ya/Tidak
Cemas)
3 Penglihatan Apakah pasien memakai kacamata? Ya/Tidak Salah satu jawaban
Apakah pasien mengeluh adanya penglihatan buram? Ya/Tidak Ya = 1
Apakah pasien mempunyai Glaukoma/ Katarak/
Ya/Tidak
degenerasi makula?
4 Kebiasaan berkemih Apakah terdapat perubahan perilaku berkemih? (frekuensi, Ya/Tidak Ya = 2
urgensi, inkontinensia, nokturia)
5 Transfer (dari tempat Mandiri (boleh memakai alat bantu jalan) 0 Jumlah nilai
Memerlukan sedikit bantuan (1 orang) / dalam
tidur ke kursi dan kembali pengawasan 1 transfer
lagi ke tempat tidur) Memerlukan bantuan yang nyata (2 orang) 2 dan mobilitas.
Tidak dapat duduk dengan seimbang, perlu bantuan total 3 jika nilai
total 0 - 3 maka
6 Mobilitas Mandiri (Boleh menggunakkan alat bantu jalan) 0 skor = 0.
berjalan dengan bantuan 1 orang (verbal/ fisik ) 1 jika nilai total
menggunakan kursi roda 2 4 - 6, maka skor = 7
imobilisasi 3
6. Status Mental
- Pasien menyadari kondisi dirinya 0
- Pasien mengalami keterbatasan daya ingat 15
Total Nilai
Keterangan:
Risiko rendah 25 - 45
Risiko tinggi ≥
45
Tanggal
Parameter Kriteria Skor
Di bawah 3 tahun 4
3 – 7 tahun 3
Umur
7 – 13 tahun 2
>13 tahun 1
Laki – laki 2
Jenis Kelamin
Perempuan 1
Kelainan Neurologi 4
Perubahan dalam oksigen (Masalah
Saluran Nafas, Dehidrasi, Anemia, 3
Diagnosa
Anoreksia, Sinkop / sakit kepala, dll)
Kelainan Psikis / Perilaku 2
Diagnosis Lain 1
Tidak sadar terhadap keterbatasan 3
Gangguan
Lupa keterbatasan 2
Kognitif
Mengetahui kemampuan diri 1
Riwayat jatuh dari tempat tidur saat
4
bayi anak
Faktor Pasien menggunakan alat bantu atau
3
Lingkungan box atau mebel
Pasien berada di tempat tidur 2
Di luar ruang rawat 1
Respon Dalam 24 jam 3
Terhadap
Operasi / Obat Dalam 48 jam Riwayat Jatuh 2
Penenang /
>48 jam 1
EfekAnestesi
Penggunaan Bermacam-macam obat yang 3
Obat digunakan : Obat sedative (kecuali
pasien ICU yang menggunakan sedasi
dan paralisis), Hipnotik, Barbiturat,
Fenotiazin, Antidepresan, Laksans /
Diuretika, Narkotik
Salah satudari pengobatan di atas 2
Pengobatan lain 1
SKOR TOTAL
Resiko Rendah : 7-11 Resiko Tinggi : 12 - 23
RM/07.a/M
PETUNJUK PENGGUNAAN
ASESMEN RESIKO JATUH (MORSE FALL SCALE)
Riwayat jatuh:
Jika pasien mengalami kejadian jatuh saat masuk rumah sakit atau terdapat riwayat
kejadian jatuh fisiologis dalam 12 bulan terakhir ini, seperti pingsan atau gangguan gaya
berjalan, berikan skor 25. Jika pasien tidak mengalami jatuh, berikan skor 0.
Diagnosis sekunder:
Jika pasien memiliki lebih dari satu diagnosis medis, berikan skor 15; jika tidak, berikan
skor 0.
Alat bantu:
Jika pasien berpegangan pada perabot untuk berjalan, berikan skor 30.Jika pasien
menggunakan tongkat / alat penopang, berikan skor 15. Jik pasien dapat berjalan tanpa alat
bantu, berikan skor 0.
Gaya berjalan:
Jika pasien mengalami gangguan gaya berjalan; mengalami kesulitan untuk bangun dari
kursi, menggunakan bantalan tangan kursi untuk mendorong tubuhnya, kepala menunduk,
pandangan mata terfokus pada lantai, memerlukan bantuan sedang – total untuk menjaga
keseimbangan dengan berpegangan pada perabot, orang, atau alat bantu berjalan, dan langkah-
langkahnya pendek; berikan skor 20.
Jika pasien memiliki gaya berjalan yang lemah; pasien membungkuk; tidak dapat
mengangkat kepala tanpa kehilangan keseimbangan, atau memerlukan bantuan ringan untuk
berjalan; dan langkah-langkahnya pendek; berikan skor 10.
Jika pasien memiliki gaya berjalan normal, berikan skor 0
Status mental:
Identifikasi asesmen pasien terhadap dirinya sendiri mengenai kemampuannya untuk
berjalan.Jika pasien mempunyai over-estimasi terhadap kemampuan fisiknya, berikan skor 15.
Jika asesmen pasien sesuai dengan kemampuan sebenarnya, berikan skor
PETUNJUK PENGGUNAAN
ASESMEN RESIKO JATUH (HUMPTY DUMPTY)
Umur:
• Jika pasien dibawah umur 3 tahun berikan skor 4
• Jika pasien berumur 3 – 7 tahun berikan skor 3
• Jika pasien berumur 7 – 13 tahun berikan skor 2
• Jika pasien berumur > 13 tahun berikan skor 1
Jenis Kelamin :
• Jika pasien berjenis kelamin laki – laki berikan skor 2
• Jika pasien berjenis kelamin perempuan berikan skor 1
Diagnosa :
• Jika ada kelainan neurologi berikan skor 4
• Jika ada perubahan dalam oksigen (masalah saluran nafas, dehidrasi, anemia, anoreksia,
sinkop / sakit kepala dll)
Gangguan kognitif :
• Jika pasien tidak sadar terhadap keterbatasan berikan skor 3
• Jika pasien lupa keterbatasan berikan skor 2
• Jika pasien mengetahui kemampuan diri berikan skor 1
Factor lingkungan :
• Jika ada riwayat jatuh dari tempat tidur saat bayi berikan skor 4
• Jika pasien menggunakan alat bantu atau box atau mebel berikan skor 3
• Jika pasien berada di tempat tidur berikan skor 2
• Jika pasien diluar ruang rawat berikan skor 1
Respon terhadap operasi / obat penenang / efek anestesi
• Jika pasien dilakukan operasi atau dapat obat penenang dan ada efek anastesi dalam 24
jam beri skor 3
• Jika pasien dilakukan operasi atau dapat obat penenang dan ada efek anastesi dalam 48
jam beri skor 2
• Jika pasien dilakukan operasi atau dapat obat penenang dan ada efek anastesi > 48 jam
beri skor 1
Penggunaan Obat
• Jika pasien mendapat bermacam macam obat yang digunakan : obat sedative ( kecuali
pasien ICU yang menggunakan sedasi dan paralisis), hipnotik, barbiturate, fenotiazin,
antidepresan, laksans / diuretika, narkotik berikan skor 3
• Jika pasien mendapat satu dari pengobatan diatas berikan skor 2
• Jika pasien mendapat pengobatan lain berikan skor 1
PETUNJUK PENGGUNAAN
ASESMEN RESIKO JATUH (ONTARIO MODIFIED STRATIFY – SYDNEY SCORING)
UNTUK GERIATRI
Riwayat jatuh :
Tanyakan kepada pasien apakah pasien datang kerumah sakit karena jatuh, jika tidak, apakah
pasien mengalami jatuh dalam 2 bulan terkahir jika salah satu jawaban ya berikan skor 6
Status mental :
Nilai status mental pasien apakah pasien delirium ( tidak dapat membuat keputusan, pola pikir
tidak teroganisir, gangguan daya ingat), apakah pasien disorientasi ( salah menyebutkan waktu,
tempat atau orang), apakah pasien agitasi (ketakutan, gelisah dan cemas) jika salah satu jawaban
ya beri skor 14
Penglihatan :
Lihat pasien apakah memakai kacamata, apakah pasien mengeluh adanya penglihatan buram,
apakah pasien mempunyai glaucoma / katarak / degenerasi macula jika salah satu jawaban ya
beri skor 1
Kebiasaan berkemih :
Nilai kebiasaan berkemih apakah terdapat perubahan perilaku berkemih ( frekuensi, urgensi,
inkontensia, nokturia) jika salah satu jawaban ya beri skor 2
Transfer ( dari tempat tidur ke kursi dan kembali lagi ke tempat tidur) :
Jika pasien mandiri (boleh memakai alat bantu jalan) beri skor 0
Jika pasien memerlukan sedikit bantuan ( 1orang) / dalam pengawasan beri skor 1
Jika pasien memerlukan bantuan nyata (2 orang) beri skor 2
Jika pasien tidak dapat duduk seimbang, perlu bantuan total beri skor 3
Jumlahkan nilai transfer dan mobiltas jika nilai 0-3 maka skor = 0
Mobilitas:
Jika pasien mandiri (boleh menggunakan alat bantu jalan) beri skor 0
Jika pasien berjalan dengan bantuan 1 orang (verbal/ fisik) beri skor 1
Jika pasien menggunakan kursi roda beri skor 2
Jika pasien imobilisasi beri skor 3
Jumlahkan skor jika nilai total 4 – 6, maka skor = 7
DAFTAR PUSTAKA