Draf Skema Asisten Kepala Kebun Kelapa Sawit
Draf Skema Asisten Kepala Kebun Kelapa Sawit
Draf Skema Asisten Kepala Kebun Kelapa Sawit
Skema sertifikasi Asisten Kepala Kebun Kelapa Sawit adalah skema sertifikasi
okupasi yang dikembangkan oleh Komite Skema LSP untuk memenuhi kebutuhan
sertifikasi kompetensi kerja di LSP . Kemasan yang digunakan mengacu pada
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia berdasarkan Keputusan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP.124/MEN/2011
tentang Penetapan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
Sektor Pertanian Bidang Perkebunan Sub Bidang Asisten Kepala Kebun Kelapa
Sawit menjadi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia dan Peraturan Menteri
Pertanian Republik Indonesia No 22/PERMENTAN/SM.200/5/2018 tentang Jenjang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Tenaga Kerja Sektor Pertanian. Skema
sertifikasi ini digunakan sebagai acuan pada pelaksanaan assesmen oleh Asesor
kompetensi LSP dan memastikan kompetensi pada jabatan Asisten Kepala Kebun
Kelapa Sawit
Disahkan tanggal : 20 Mei 2022
Oleh :
4. ACUAN NORMATIF
4.1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan.
4.2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2006 tentang
Sistem Pelatihan Kerja Nasional.
4.3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2018 Tentang
Badan Nasional Sertifikasi Profesi.
4.4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang
Kerangkan Kualifikasi Nasional Indonesia.
4.5. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor
22/PERMENTAN/SM.200/5/2018 tentang Jenjang Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia Tenaga Kerja Sektor Pertanian.
4.6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
3 tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi
4.7. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor KEP.124/MEN/2011 tentang Penetapan Rancangan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Pertanian Bidang Perkebunan
2
Sub Bidang Asisten Kepala Kebun Kelapa Sawit menjadi Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
4.8. Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor: 2/BNSP/VIII/2017
Tentang Pedoman Pengembangan dan Pemeliharan Skema Sertifikasi
Profesi.
3
7. Hak Pemohon Sertifikasi dan Kewajiban Pemegang Sertifikat
7.1. Hak Pemohon
7.1.1. Memperoleh penjelasan tentang gambaran proses sertifikasi sesuai
dengan skema sertifikasi.
7.1.2. Mendapatkan hak bertanya berkaitan dengan kompetensi.
7.1.3. Memperoleh jaminan kerahasiaan atas proses sertifikasi.
7.1.4. Memperoleh hak banding terhadap keputusan sertifikasi.
7.1.5. Memperoleh sertifikat kompetensi jika dinyatakan kompeten.
8. Biaya Sertifikasi
2.3. Biaya sertifikasi untuk Skema Asisten Kepala Kebun Kelapa Sawit
ditetapkan oleh Direktur Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
(dokumen terlampir)
9. Proses Sertifikasi
9.1 Proses Pendaftaran
9.1.1. LSP menginformasikan kepada pemohon persyaratan sertifikasi
sesuai skema sertifikasi, jenis bukti, aturan bukti, proses sertifikasi,
hak pemohon dan kewajiban pemohon, biaya sertifikasi dan
kewajiban pemegang sertifikat kompetensi.
9.1.2. Pemohon mengisi formulir Permohonan Sertifikasi (APL 01) yang
dilengkapi dengan bukti :
a. FC KHS
b. FC Sertifikat/Surat Keterangan Magang/PKL
c. Pas Photo 3x4 4 lembar (latar merah)
d. FC KTM dan KTP
e. Bukti Pembayaran administrasi
9.1.3. Pemohon Mengisi formulir Asesmen Mandiri (APL 02) dan dilengkapi
dengan bukti pendukung yang relevan (jika ada)
9.1.4. Peserta menyatakan setuju untuk memenuhi persyaratan sertifikasi
dan memberikan setiap informasi yang diperlukan untuk penilaian.
9.1.5. LSP menelaah berkas pendaftaran untuk konfirmasi bahwa peserta
sertifikasi memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam skema
sertifikasi.
9.1.6. Pemohon yang memenuhi persyaratan dinyatakan sebagai peserta
sertifikasi.
4
9.2. Proses Asesmen
9.2.1. Asesmen skema sertifikasi direncanakan dan disusun untuk
menjamin bahwa verifikasi persyaratan skema sertifikasi telah
dilakukan secara obyektif dan sistematis dengan bukti terdokumentasi
untuk memastikan kompetensi.
9.2.2. LSP menugaskan Asesor Kompetensi untuk melaksanakan Asesmen.
9.2.3. Asesor melakukan verifikasi persyaratan skema menggunakan
perangkat asesmen dan mengkonfirmasi bukti yang akan dibuktikan
dan bukti tersebut akan dikumpulkan.
9.2.4. Asesor menjelaskan, membahas dan mensepakati rincian rencana
asesmen dan proses asesmen dengan Peserta Sertifikasi.
9.2.5. Asesor melakukan pengkajian dan evaluasi kecukupan bukti dari
dokumen pendukung yang disampaikan pada lampiran dokumen
Asesmen Mandiri APL-02, untuk memastikan bahwa bukti tersebut
mencerminkan bukti yang diperlukan.
9.2.6. Peserta yang memenuhi persyaratan bukti dan menyatakan
kompeten direkomendasikan untuk mengikuti proses lanjut asesmen /
uji kompetensi.
5
9.4.2. Keputusan sertifikasi terhadap peserta hanya dilakukan oleh tim
teknis pengambilan keputusan berdasarkan rekomendasi dan
informasi yang dikumpulkan oleh asesor melalui proses uji
kompetensi.
9.4.3. Tim teknis LSP yang bertugas membuat keputusan sertifikasi harus
memiliki pengetahuan yang cukup dan pengalaman dalam proses
sertifikasi untuk menentukan apakah persyaratan sertifikasi telah
dipenuhi dan ditetapkan oleh LSP.
9.4.4. Keputusan sertifikasi dilakukan melalui rapat tim teknis dengan
melakukan verifikasi rekomendasi dan informasi uji kompetensi dan
dibuat dalam Berita Acara.
9.4.5. Keputusan pemberian sertifikat dibuat dalam surat keputusan LSP
berdasarkan berita acara rapat tim teknis.
9.4.6. LSP menerbitkan sertifikat kompetensi kepada peserta yang
ditetapkan kompeten dalam bentuk surat dan/atau kartu, yang
ditandatangani dan disahkan oleh personil yang ditunjuk LSP dengan
masa berlaku sertifikat 4 tahun.
9.4.7. Sertifikat diserahkan setelah seluruh persyaratan sertifikasi dipenuhi.
6
9.8.2. Menggunakan sertifikat hanya untuk ruang lingkup sertifikasi yang
diberikan.
9.8.3. Tidak menggunakan sertifikat yang dapat mencemarkan / merugikan
LSP dan tidak memberikan pernyataan terkait sertifikasi yang oleh
LSP dianggap dapat menyesatkan atau tidak dapat dipertanggung
jawabkan
9.8.4. Menghentikan penggunaan atau pengakuan sertifikat setelah sertifikat
dibekukan atau dicabut oleh LSP dan mengembalikan sertifikat
kepada LSP.
9.9. Banding
9.9.1. LSP memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan
banding apabila keputusan sertifikasi dirasa tidak sesuai dengan
keinginannya.
9.9.2. Banding dilakukan maksimal 1 hari sejak keputusan sertifikasi
ditetapkan
9.9.3. LSP menyediakan formulir yang digunakan untuk pengajuan banding.
9.9.4. LSP membentuk tim banding yang ditugaskan untuk menangani
proses banding yang beranggotakan personil yang tidak terlibat
subjek yang dibanding yang dijadikan materi banding.
9.9.5. LSP menjamin bahwa proses banding dilakukan secara objektif dan
tidak memihak.
9.9.6. Keputusan banding selambat-lambatnya 14 hari kerja terhitung sejak
permohonan banding diterima oleh LSP.
9.9.7. Keputusan banding bersifat mengikat kedua belah pihak.