0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
290 tayangan20 halaman

LP Gea Kasus 3

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 20

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN GEA

Oleh :

Dewa Made Agus Putrawan

P07120220089

42

2B/S. Tr Keperawatan

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2021/2022


KONSEP DASAR PENYAKIT

A. PENGERTIAN
Gastroenteritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus.
Gastroenteritis akut ditandai dengan diare, dan pada beberapa kasus, muntah-muntah
yang berakibat kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan
gangguan keseimbangan elektrolit. Gastroenteritis adalah peradangan pada lambung dan
usus yang memberikan gejala diare, dengan atau tanpa disertai muntah, dan seringkali
disertai peningkatan suhu tubuh. Gastroenteritis atau diare akut adalah kekerapan dan
keenceran BAB dimana frekuensinya lebih dari 3 kali perhari dan banyaknya lebih dari
200 – 250 gram. Gastroenteritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus
yang memberikan gejala diare dengan frekwensi lebih banyak dari biasanya yang
disebabkan oleh bakteri,virus dan parasit yang patogen. Gastroenteritis (diare akut)
adalah inflamasi lambung dan usus yang disebabkan oleh berbagai bakteri, virus, dan
pathogen parasitic. Diare adalah defekasi yang tidak normal baik frekuensi maupun
konsistensinya, frekuensi diare lebih dari 4 kali sehari.

B. TANDA DAN GEJALA


1. Diare (mungkin mengandung darah atau lendir)
2. Muntah
3. Demam
4. Nyeri abdomen
5. Membran mukosa mulut dan bibir kering
6. Kehilangan berat badan
7. Tidak nafsu makan
8. Badan terasa lemah
C. PATHWAY
D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Laboratorium
1) Pemeriksaan tinja
a) Pemeriksaan tinja, baik makroskopik maupun mikroskopik harus dilakukan
untuk menentukan diagnosa yang pasti.
b) Pemeriksaan secara makroskopik harus diperhatikan bentuk, warna bentuk,
warna tinja, ada tidaknya darah, tidaknya darah, lendir, lendir, pus, lemak, dan
lain-lain.
c) Pada pemeriksaan mikroskopik harus diperhatikan telur cacing, parasit, dan
bakteri.
2) Pemeriksaan darah
a) Homogram lengkap, meliputi : Hb, eritrosi, leukosit, dan hematokrit untuk membantu
menemukan derajat dehidrasi dan infeksi.
b) Pemeriksaan pH dan keseimbangan asam basa.
c) Pemeriksaan AGD dan elektrolit, yaitu Na, K, Cl, dan Mg.
3) Pemeriksaan urine
a) Ditetapkan volme, berat jenis, pH, dan elektrolitnya.
b. Endoskopi
Pemeriksaan endoskopi sebaiknya dilakukan sebagai pekerjaan rutin pada setiap
penderia penderia diare. Lebih-lebih Lebih-lebih lagi setelaah setelaah ditemukan
ditemukan ‘colon fibrescope’ maka akan mempermudah dalam pembuatan
diagnosa.
c. Radiologi
Penderita sering mengalami diare yang hilang timbul, misalnya colitis ulseratif
dan regional enteritis. Untuk menegakkan diagnosa perlu dilakukan pemeriksaan
radiology.
E. PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan Kegawat Daruratan Menurut John (2004:234)
a. Penggantian cairan intra vena ( IV bolus 500ml normal salin untuk dewasa, 10-
20ml
b. Pemberian suplemen nutrisi harus diberikan segera pada pasien mual muntah.
c. Antibiotik yang diberikan pada pasien dewasa adalah cifrofloksasin 500mg.
d. Pemberian metronidazole 250-750 mg selama 5-14 kali.
e. Pemberian obat anti diare yang dikomendasikan antibiotic
f. Obat antiemetic yang digunakan pada pasien yang muntah dengan dehidrasi

F. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
a) Identitas klien
b) Riwayat Keperawatan
1. Riwayat penyakit sekarang
BAB warna kuning kehijauan, bercamour lendir
dan darah atau lendir saja. Konsistensi encer,
frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-
5 hari (diare akut), lebih dari 7 hari ( diare
berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare kronis).
2. Riwayat penyakit dahulu
Apakah pernah mengalami diare sebelumnya,
pemakaian antibiotik atau kortikosteroid jangka
panjang (perubahan candida albicans dari saprofit
menjadi parasit), alergi makanan, ISPA, ISK, OMA
campak.
3. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada salah satu keluarga yang mengalami diare.
4. Riwayat kesehatan lingkungan.
Bagaimana penyimpanan makanan pada suhu
kamar, kurang menjaga kebersihan, lingkungan
tempat tinggal.

c) Pola Gordon

1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan


Tanggapan pasien mengenai kesehatan dan kalau
sakit di bawa kemana pemakaian obat-obatan dibeli
dari apotik atau toko sesuai dengan resep dokter
2. Pola nutrisi atau metabolik
Pada klien dengan diare terjadi peningkatan bising
usus dan peristaltik usus yang menyebabkan
terganggunya absorbsi makanan akibat adanya
gangguan mobilitas usus. Sehingga menimbulkan
gejala seperti kram pada perut, perut terasa mual,
muntah, anoreksia, maka kebutuhan nutrisi menjadi
terganggu karena asupan yang kurang dan
menyebabkan penurunan berat badan pasien.
3. Pola eliminasi
Biasanya pada diare akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih
dari 4 kali sehari, BAB cair, BAK sedikit atau jarang.
4. Pola aktivitas dan latihan

Pada klien dengan diare akan terganggu karena


kondisi tubuh yang lemah dan adanya nyeri akibat
distensi abdomen.
5. Pola istirahat dan tidur
Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena
adanya distensi abdomen yang akan menimbulkan
rasa tidak nyaman.
6. Pola kognitif — perseptual
Mengenai persepsi pasien tentang penyakit yang
menimpanya dan sejauh mana pasien mengetahui
penyakit dan kesehatannya.
7. Pola persepsi konsep diri
Adanya perasaan cemas, takut dan khawatir dengan
apa yang akan dijalaninya.
8. Pola hubungan peran
Hubungan biasanya tidak mengalami gangguan
9. Pola seksualitas reproduksi
Menikah atau tidak dan apakah ada gangguan atau
tidak pada genetalinya.
10. Pola mekanisme koping
Cara dalam mengatasi suatu masalah yang dihadapi
dan dengan bantuan siapa saja mengatasi masalah
yang sedang dihadapi.
11. Pola nilai dan keyakinan
Meliputi agama yang dianut klien. Biasnya adanya
perubahan status kesehatan dan penurunan fungsi
tubuh tidak menghambat penderita dalam
melaksanakan ibadah tetapi mempengaruhi pola
ibadah penderita.

d) Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : klien lemah, gelisah,
lesu, kesadaran menurun.
2. Kepala : bentuk kepala, kulit kepala dan rambut
3. Mata : cekung, kering, sangat cekung
4. Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi
abdomen, peristaltic meningkat > 35 x/mnt, nafsu
makan menurun, mual muntah, minum normal atau
tidak haus, minum lahap dan kelihatan haus, minum
sedikit atau kelihatan bisa minum
5. Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat >
40 x/mnt karena asidosis metabolic (kontraksi
otot pernafasan)
6. Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt
dan lemah, tensi menurun pada diare sedang
.
7. Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor
menurun > 2 dt, suhu meningkat > 375 0 c, akral
hangat, akral dingin (waspada syok), capillary refill
time memajang > 2 dt, kemerahan pada daerah
perianal.
8. Sistem perkemihan : urin produksi oliguria
sampai anuria (200-400 ml/ 24 jam ), frekuensi
berkurang dari sebelum sakit.
e) Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
2. Pemeriksaan tinja
3. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa
dalam darah astrup,bila memungkinkan dengan
menentukan PH keseimbangan analisa gas darah
atau astrup,bila memungkinkan.
4. Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin untuk
mengetahui pungsi ginjal.
5. Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum (EGD)
untuk mengetahui jasad renik atau parasit secara
kuantitatif,terutama dilakukan pada penderita diare
kronik.
6. Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi,
kolonoskopi dan lainnya biasanya tidak membantu
untuk evaluasi diare akut infeksi.
2. Diagnosis Keperawatan
a. Hipovolemia b.d kehilangan cairan aktif d.d
volume urine menurun
b. Diare b.d inflamasi gastrointestinal d.d feses
lembek dan cair
c. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis d.d
mengeluh nyeri
3. RENCANA KEPERAWATAN

NO SDKI SLKI SIKI RASIONAL

1. Hipovolemia Status Manajemen Manajemen Hipovolemia


(D.0023) Cairan Hipovolemia (I.03116) (I.03116)
(L.03028) Observasi Observasi
Setelah 1. Periksa tanda 1. Untuk mengetahui
dilakukan dan gejala tanda dan gejala
tindakan hipovolemia hipovolemia (mis.
keperawatan (mis. frekuensi frekuensi nadi
selama….x… nadi meningkat, meningkat, nadi
jam nadi teraba teraba lemah,
diharapkan lemah, tekanan tekanan darah
Status cairan darah menurun, menurun, tekanan
pasien tekanan nadi nadi menyempit,
membaik menyempit, turgor kulit
dengan turgor kulit menurun, membran
Kriteria Hasil menurun, mukosa kering,
: membran volume urin
1. Kekuata mukosa kering, menurun,
n nadi volume urin hematokrit
meningk menurun, meningkat, haus,
at hematokrit lemah)
2. Output meningkat, haus, 2. Memonitor intake
urine lemah) dan output cairan
meningk 2. Monitor intake Terapeutik
at dan output cairan 1. Untuk mengetahui
3. Membra Terapeutik kebutuhan cairan
ne 1. Hitung pasien
mukosa kebutuhan cairan
lembap 2. Berikan posisi 2. Memberikan posisi
meningk modified modified
at Trendelenburg Trendelenburg
4. Dispnea 3. Berikan asupan 3. Memberikan asupan
menurun cairan oral cairan oral
5. Perasaan Edukasi Edukasi
lemah 1. Anjurkan 1. Agar asupan cairan
menurun memperbanyak oral pasien
asupan cairan terpenuhi
oral 2. Menganjurkan
2. Anjurkan menghindari
menghindari perubahan posisi
perubahan posisi mendadak
mendadak Kolaborasi
Kolaborasi 1. Mengkolaborasi
1. Kolaborasi pemberian cairan
pemberian cairan IV isotonis (mis.
IV isotonis (mis. NaCl, RL)
NaCl, RL) 2. Mengkolaborasi
2. Kolaborasi pemberian cairan
pemberian cairan IV hipotonis (mis.
IV hipotonis glukosa 2,5%, NaCl
(mis. glukosa 0,4%)
2,5%, NaCl 3. Mengkolaborasi
0,4%) pemberian cairan
3. Kolaborasi koloid (mis.
pemberian cairan albumin,
koloid (mis. Plasmanate)
albumin, 4. Mengkolaborasi
Plasmanate) pemberian produk
darah
4. Kolaborasi
pemberian
produk darah

2. Diare Eliminasi Manajemen Diare Manajemen Diare


Fekal
(D.0020) (I.03101) (I.03101)
( L.04033)
Setelah Observasi Observasi
dilakukan 1. Identifikasi 1. Untuk mengetahui
tindakan penyebab diare penyebab diare
keperawatan (mis. inflamasi (mis. inflamasi
selama….x… gastrointestinal, gastrointestinal,
jam iritasi iritasi
diharapkan gastrointertinal, gastrointertinal,
konsistensi, proses infeksi, proses infeksi,
frekuensi, dan malabsorpsi, malabsorpsi,
bentuk feses ansietas, stres, ansietas, stres, efek
membaik efek obat-obatan, obat-obatan,
dengan pemberian susu) pemberian susu)
Kriteria 2. Identifikasi 2. Untuk mengetahui
Hasil: riwayat riwayat pemberian
1. Kontrol pemberian makanan
pengelel makanan 3. Untuk mengetahui
uaran 3. Monitor warna, warna, volume,
feses volume, frekuensi, dan
meningk frekuensi, dan konsistensi tinja
at konsistensi tinja 4. Untuk mengetahui
2. Keluham 4. Monitor tanda tanda dan gejala
defekasi dan gejala hypovolemia (mis.
lama dan hypovolemia takikardia, nadi
sulit (mis. takikardia, teraba lemah,
menurun nadi teraba tekanan darah turun,
3. Konsiste lemah, tekanan turgor kulit turun,
nsi feses darah turun, mukosa mulut
membaik turgor kulit kering, CRT
4. Frekuens turun, mukosa melambat, BB
i BAB mulut kering, menurun)
membaik CRT melambat, 5. Memonitor iritasi
BB menurun) dan ulserasi kulit di
5. Monitor iritasi daerah perianal
dan ulserasi kulit 6. Untuk mengetahui
di daerah jumlah pengeluaran
perianal diare
6. Monitor jumlah 7. Memonitor
pengeluaran keamanan
diare penyiapan makanan
7. Monitor Terapeutik
keamanan 1. Memberikan asupan
penyiapan cairan oral (mis.
makanan larutan garam gula,
Terapeutik oralit, pedialyte,
1. Berikan asupan renalyte)
cairan oral (mis. 2. Memasang jalur
larutan garam intravena
gula, oralit, 3. Memberikan cairan
pedialyte, intravena (mis.
renalyte) ringer asetat, ringer
2. Pasang jalur laktat), jika perlu
intravena 4. Mengambil sampel
3. Berikan cairan darah untuk
intravena (mis. pemeriksaan darah
ringer asetat, lengkap dan
elektrolit
ringer laktat), 5. Mengambil sampel
jika perlu feses untuk kultur,
4. Ambil sampel jika perlu
darah untuk Edukasi
pemeriksaan 1. Menganjurkan
darah lengkap makanan porsi kecil
dan elektrolit dan sering secara
5. Ambil sampel bertahap
feses untuk 2. Menganjurkan
kultur, jika perlu menghindari
Edukasi makanan
1. Anjurkan pembentuk gas,
makanan porsi pedas dan
kecil dan sering mengandung
secara bertahap laktosa
2. Anjurkan Kolaborasi
menghindari 1. Mengkolaborasi
makanan pemberian obat
pembentuk gas, antimotilitas (mis.
pedas dan loperamide,
mengandung difenoksilat)
laktosa 2. Mengkolaborasi
Kolaborasi pemberian obat
1. Kolaborasi antispasmodic/spas
pemberian obat molitik (mis.
antimotilitas papaverin, ekstak
(mis. loperamide, belladonna,
difenoksilat) mebeverine)
2. Kolaborasi 3. Mengkolaborasi
pemberian obat pemberian obat
antispasmodic/sp pengeras feses (mis.
asmolitik (mis. atapulgit, smektit,
papaverin, ekstak kaolin-pektin)
belladonna,
mebeverine)
3. Kolaborasi
pemberian obat
pengeras feses
(mis. atapulgit,
smektit, kaolin-
pektin)
3. Nyeri akut Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri Manajemen Nyeri
(D.0077) (L.08066) (I.08238) (I.08238)
Setelah Observasi Observasi
dilakukan 1. Identifikasi 1. Untuk mengetahui
tindakan lokasi, lokasi, karakteristik,
keperawatan karakteristik, durasi, frekuensi,
selama….x… durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
jam kualitas, nyeri
diharapkan intensitas nyeri 2. Untuk mengetahui
tingkat nyeri 2. Identifikasi skala skala nyeri
menurun nyeri 3. Untuk mengetahui
dengan 3. Identifikasi respons nyeri non
Kriteria respons nyeri verbal
Hasil: non verbal 4. Untuk mengetahui
1. Keluhan 4. Identifikasi faktor yang
nyeri faktor yang memperberat dan
menurun memperberat dan memperingan nyeri
2. Meringis memperingan 5. Untuk mengetahui
menurun nyeri pengetahuan dan
3. Sikap 5. Identifikasi keyaninan tentang
protektif pengetahuan dan nyeri
menurun keyaninan 6. Untuk mengetahui
4. Gelisah tentang nyeri pengaruh budaya
menurun 6. Identifikasi terhadap respon
5. Kesulita pengaruh budaya nyeri
n tidur terhadap respon 7. Untuk mengetahui
menurun nyeri pengaruh nyeri
6. Mual 7. Identifikasi pada kualitas hidup
menurun pengaruh nyeri 8. Memonitor
7. Frekuens pada kualitas keberhasilan terapi
i nadi hidup komplementer yang
membaik 8. Monitor sudah diberikan
keberhasilan 9. Memonitor efek
terapi samping
komplementer penggunaan
yang sudah analgetik
diberikan Terapeutik
9. Monitor efek 1. Untuk mengurangi
samping rasa nyeri
penggunaan 2. Untuk mengetahui
analgetik lingkungan yang
Terapeutik memperberat rasa
1. Berikan teknik nyeri
nonfarmakologis 3. Agar pasien merasa
untuk nyaman saat
mengurangi rasa istirahat dan tidur
nyeri (mis. 4. Mempertimbangka
TENS, hipnosis, n jenis dan sumber
akupresur, terapi nyeri dalam
musik, pemilihan strategi
biofeedback, meredakan nyeri
terapi pijat, Edukasi
aromaterapi, 1. Agar pasien
teknik imajinasi mengetahui
terbimbing.komp penyebab, periode,
res dan pemicu nyeri
hangat/dingin, 2. Agar pasien
terapi bermain) mengetahui strategi
2. Kontrol meredakan nyeri
lingkungan yang 3. Menganjurkan
memperberat memonitor nyeri
rasa nyeri (mis. secara mandiri
suhu ruangan, 4. Menganjurkan
pencahayaan,keb menggunakan
isingan) analgetik secara
3. Fasilitasi tepat
istirahat dan 5. Agar pasien
tidur mengetahui teknik
4. Pertimbangkan nonfarmakologis
jenis dan sumber untuk mengurangi
nyeri dalam rasa nyeri
pemilihan Kolaborasi
strategi 1. Mengkolaborasi
meredakan nyeri pemberian
Edukasi analgetik, jika perlu
1. Jelaskan
penyebab,
periode, dan
pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
4. Anjurkan
menggunakan
analgetik secara
tepat
5. Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk
mengurangi rasa
nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
perlu
DAFTAR PUSTAKA

Fila Diana Nurhayati. 2020. GASTROENTERITIS AKUT (GEA). Terdapat pada :

https://id.scribd.com/document/464437403/LP-GASTROENTERITIS-AKUT
(diakses tanggal 30 april 2022)

Aulia Widya Rochmana. 2018. GEA. Terdapat pada :

https://id.scribd.com/document/395535722/LP-GEA (diakses tanggal 29


april 2022)

Faishal Jamaludin Husen.2018. Lp GEA. Terdapat pada :

https://id.scribd.com/document/380206839/Laporan-Pendahuluan-Gea
(diakses tanggal 29 april 2022)

Sari. 2021. Konsep Dasar Gastroenteritis Akut (GEA). Terdapat pada :

http://repository.poltekkesdenpasar.ac.id/7776/3/BAB%20II%20Tinjauan%2
0Pustaka.pdf (diakses tanggal 30 april 2022)

Solichah. 2020. Latar Belakang Gastroenteriti. Terdapat pada :

https://repository.unair.ac.id/97673/3/4.%20BAB%20I%20PENDAHULUA
N.pdf (diakses tanggal 01 mei 2022)

Tim Pokja SDKI DPP.(2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP.(2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Tindakan Keperawatan. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SLKI DPP.(2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan . Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Nama Pembimbing/CI Bangli, 03 Mei 2022

Ns.Ni Kadek Enny Trisnayanthi S.Kep Dewa Made Agus Putrawan


NIP. 198403172010012032 NIM : P07120220089

Nama Pembimbing/CT

I Wayan Surasta, SKp, M.Fis


NIP. 196512311987031015

Anda mungkin juga menyukai