Penerapan Metode Whole Brain Teaching Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Fisika Kelas X Sma Negeri 3 Pinrang

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 193

PENERAPAN METODE WHOLE BRAIN TEACHING TERHADAP

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK


PADA MATA PELAJARAN FISIKA KELAS X
SMA NEGERI 3 PINRANG

Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih
Gelar Sarjana Jurusan Pendidikan Fisika pada
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar

Oleh:

NURHANDAYANI
NIM: 20600115007

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga peneliti dapat

menyelesaikan Skripsi ini dengan judul: “Penerapan Metode Whole Brain Teaching

terhadap Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Fisika

Kelas X SMA Negeri 3 Pinrang”.

Salawat serta taslim penulis haturkan semoga terlimpahkan kepada nabi

Muhammad saw, serta para sahabatnya dan pengikutnya, yang telah menjadi teladan

bagi seluruh ummat manusia sehingga penulis insya Allah mampu meneladani ahlak

terpuji baginda Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari.

Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi syarat sebagai tugas akhir

dalam menyelesaikan Sarjana Pendidikan (S.Pd) Jurusan pendidikan Fisika Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar.

Dalam menyusun skripsi ini, penulis banyak menemukan hambatan dan


kesulitan, tetapi berkat adanya bimbingan, pengarahan dan bantuan dari semua pihak,

maka penelitian skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu peneliti ingin menyampaikan

ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Ibunda dan

ayahanda tercinta Sukri dan Rusniah selaku orang tua yang tak henti-hentinya

memberikan semangat dan doanya kepada peneliti selama penyusunan skripsi ini.

Selanjutnya ucapan terima kasih dan penghargaan yang sedalam-dalamnya,

penulis sampaikan kepada:

v
1. Bapak Prof. Dr.Musafir Pababbari, M.Si selaku Rektor UIN Alauddin Makassar

beserta Wakil Rektor I, II, III dan IV atas segala fasilitas yang diberikan dalam

menimba ilmu didalamnya.

2. Bapak Dr. H. Muhammad Amri, Lc., M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan beserta Wakil Dekan I, II dan III atas segala fasilitas yang diberikan

dan senantiasa memberikan dorongan, bimbingan dan nasihat kepada penulis.

3. Bapak Dr. H. Muhammad Qaddafi, S.Si, M.Si dan Ibu Rafiqah, S.Si, M.Pd

selaku ketua jurusan dan sekretaris jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah

dan Keguruan UIN Alauddin Makassar.

4. Bapak Drs. Ibrahim Nasbi, M.Th.I dan Bapak Ahmad Afif, S.Ag., M.Si. selaku

Pembimbing I dan II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan

bimbingan, pengarahan, serta dorongan yang sangat berharga bagi penulis.

5. Bapak Yusuf Hidayat, M.Pd., dan Bapak Suhardiman, S.Pd., M.Pd. selaku

validator Istrumen, yang meluangkan waktunya untuk membimbing penulis.

6. Ibu Andi Ferawati Jafar, S.Si., M.Pd. selaku penguji pada seminar proposal, Ibu

Dra. Hamsiah Djafar, M. Hum., dan Umi Kusyairy, S.Psi., M.A. selaku penguji I

dan II pada seminar hasil dan ujian munaqasyah, yang telah memberikan saran

dan koreksi serta membimbing peneliti dalam perbaikan skripsi.

7. Seluruh Staf pengajar dan karyawan yang berada dalam lingkungan Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan UIN alauddin makassar yang telah memberikan ilmu

yang sangat bermanfaat dan yang telah membantu kelancaran proses penulisan

skripsi ini.

vi
8. Kakak dan adik-adik penulis, yang selalu menyertai langkah penulis.

9. Rekan-rekan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika angkatan 2015, dan semua

pihak yang turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini, semoga dengan

bantuannya dapat bernilai ibadah disisi Allah swt.

10. Keluarga besar penulis yang selalu memberikan dorongan, dukungan beserta

doa, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu kelancaran penyusunan skripsi ini.

Selayaknya kalimat yang menyatakan tidak ada sesuatu yang sempurna.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan dan masih banyak

kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan saran serta masukan dari pembaca

demi penyusunan skripsi dengan variabel yang serupa yang lebih baik lagi.

Hanya ucapan terima kasih yang penulis haturkan, semoga amal kebaikan

yang telah diberikan mendapat balasan yang melimpah dari Allah SWT dan harapan

penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semuanya.


Wassalamu’alaikum wr.wb.

Makassar, Juli 2019

Penulis

Nurhandayani.
NIM. 20600115007

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ......................................................... ii
PENGESAHAN SKRIPSI .. ............................................................................ iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL. ........................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR. ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN. ................................................................................... xiii
ABSTRAK . ..................................................................................................... xiv
ABSTRACT . ................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5
C. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ......................................... 6
E. Definisi Operasional Variabel............................................................ 7
F. Kajian Pustaka ................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN TEORETIS

A. Hasil Belajar....................................................................................... 10
B. Metode Whole Brain Teaching .......................................................... 23
C. Kerangka Pikir .................................................................................. 31

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian ................................................................ 33


B. Populasi dan Sampel .......................................................................... 34
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 35
D. Instrumen ........................................................................................... 36
E. Analisis Data ...................................................................................... 39
F. Prosedur Penelitian ............................................................................ 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian ................................................................................. 46


B. Pembahasan hasil penelitian ............................................................. 61

viii
BAB V PENUTUP

A. Simpulan ............................................................................................ 67
B. Implikasi Penelitian ........................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 69

LAMPIRAN ..................................................................................................... 71

BIOGRAFI PENULIS ..................................................................................... 178

ix
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

Tabel 3.1 : Desain Penelitian ………………………………………….33

Tabel 3.2 : Sampel Penelitian …………………………………………34

Tabel 3.3 : Lembar observasi guru berdasarkan sintaks metode Whole


Brain Teaching…………………………….……………………. 37

Tabel 3.3 : Lembar observasi peserta didik berdasarkan sintaks metode


Whole Brain Teaching……………..…………………………….38

Tabel 4.1 : Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Peserta Didik Kelas X


MIA 4 SMAN 3 Pinrang sebelum diterapkan metode
pembelajaran Whole Brain Teaching………..…………….. 48
Tabel 4.2 : Data hasil belajar peserta didik kelas X MIA 4 SMAN 3
Pinrang sebelum diterapkan metode pembelajaran
Whole Brain Teaching…………………………….………. 49

Tabel 4.3 : Kategorisasi hasil belajar peserta didik kelas X MIA 4


SMAN 3 Pinrang sebelum penerapan metode Whole
Brain Teaching…………………………………………… .49

Tabel 4.4 : Distribusi frekuensi hasil belajar kelas X MIA 4 SMAN 3


Pinrang setelah diterapkan metode pembelajaran Whole
Brain Teaching……………………………………………. 51

Tabel 4.5 : Data hasil belajar peserta didik kelas X MIA 4 SMAN 3
PINRANG setelah diterapkan metode pembelajaran Whole
Brain Teaching…………………………………………… .52

Tabel 4.6 : Kategorisasi hasil belajar peserta didik kelas X MIA 4


SMAN 3 Pinrang setelah penerapan metode Whole Brain
Teaching………………………………………………….. 53

x
Tabel 4.7 : Distribusi frekuensi kelas X MIA 2 SMAN 3 Pinrang
setelah peneliti mengajar………………………………… 54

Tabel 4.8 : Data hasil belajar pesetra didik kelas X MIA 2 SMAN 3
Pinrang setelah diajar oeleh peneliti………………..…….. 55

Tabel 4.9 : Kategorisasi hasil belajar peserta didik kelas X MIA 2


SMAN 3 Pinrang setelah peneliti mengajar…..………….. 56

Tabel 4.10 : Analisis normalitas data hasil belajar peserta didik kelas
eksperimen sebelum dan setelah penerapan metode Whole
Brain Teaching …….…………………….………………58

Tabel 4.11 : Analisis normalitas data hasil belajar peserta didik kelas
kontrol sebelum dan setelah penerapan metode
Konvensional…….……………………………..…………59

Tabel 4.10 : Hasil analisis uji homogenitas data pre-tes kelas


eksperimen …….…………………………………….……59

Tabel 4.10 : Hasil analisis uji homogenitas data post-tes kelas


kontrol………….…………………………………….……60

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 4.1 Histogram kategorisasi hasil belajar peserta didik kelas X MIA 4

sebelum diterapkan metode Whole Brain Teaching ................... 50

Gambar 4.2 Histogram kategorisasi hasil belajar peserta didik kelas X MIA 4

setelah diterapkan metode Whole Brain Teaching ................... 53

Gambar 4.3 Histogram kategorisasi hasil belajar peserta didik kelas X MIA 2

setelah diajar oleh peneliti ........................................................... 56

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran A. Data Hasil Belajar......................................................................... 71

Lampiran B. Analisis Deskriptif……. ............................................................... 77

Lampiran C. Analisis Inferensial........................................................................ 88

Lampiran D. Instrumen Penenlitian .................................................................. 107

Lampiran E. Format Validasi Instrumen Penelitian............................................ 157

Lampiran F. Foto Kegiatan Penelitian ............................................................... 166

Lampiran G. Persuratan ..................................................................................... 172

Lampiran H. Biodata .......................................................................................... 177

xiii
ABSTRAK
Nama : Nurhandayani
NIM : 20600115007
Judul :” Penerapan Metode Whole Brain Teaching terhadap Peningkatan Hasil
Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Fisika Kelas X SMA Negeri
3 Pinrang”

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Hasil belajar Fisika peserta


didik yang menerapkan metode Whole Brain Teaching pada peserta didik kelas X
SMAN 3 Pinrang 2) Hasil belajar Fisika peserta didik yang menerapkan metode
Konvesional pada peserta didik kelas X SMAN 3 Pinrang 3) Perbedaan hasil belajar
Fisika peserta didik yang menerapkan metode Whole Brain Teaching dan yang
menerapkan metode Konvesional pada peserta didik kelas X SMAN 3 Pinrang.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X MIA
SMAN 3 Pinrang yang berjumlah 153 peserta didik. Teknik sampling yang
digunakan adalah teknik purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 61
orang. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar peserta
didik, lembar observasi peserta didik dan lembar observasi guru. Teknik analisis data
yang digunakan yaitu analisis data statistik deskriptif dan inferensial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Hasil belajar Fisika peserta didik
yang menerapkan metode Whole Brain Teaching pada peserta didik kelas X MIA 4
SMAN 3 Pinrang diperoleh nilai rata-rata 62,91 yang memiliki kategori hasil belajar
sedang, 2) Hasil belajar Fisika peserta didik yang menerapkan metode Konvensional
pada peserta didik kelas X MIA 2 SMAN 3 Pinrang diperoleh nilai rata-rata 51,45
yang memiliki kategori hasil belajar rendah, 3) Terdapat perbedaan hasil belajar
Fisika peserta didik yang menerapkan metode Whole Brain Teaching dan yang
menerapkan metode Konvesional pada peserta didik kelas X MIA 4 yang merupakan
kelas eksperimen diperoleh hasil belajar dengan nilai rata-rata 62,91 yang memiliki
kategori hasil belajar sedang sedangkan pada kelas X MIA 2 yang merupakan kelas
kontrol diperoleh hasil belajar dengan nilai rata-rata 51,45 yang memiliki kategori
hasil belajar rendah. Adapun tingkat perbedaan hasil belajar peserta didik yang
diajar dengan menggunakan metode Whole Brain Teaching dan metode
Konvensional yaitu 11,46%.
Implikasi penelitian ini adalah : 1) Metode pembelajaran Whole Brain
Teaching dapat diterapkan pada pembelajaran fisika, hal ini dapat dilihat pada hasil
belajar pada kelas eksperimen, 2) Perlu dilakukan penelitian yang serupa dengan
menggunakan strategi yang lebih bervariasi sehingga hasil penelitian yang
didapatkan lebih baik dari pada penelitian ini, 3) Untuk peneliti selanjutnya
yang ingin meneliti metode Whole Brain Teaching dapat dijadikan bahan referensi
dan dapat mencoba meneliti kembali dengan variabel yang baru seperti keaktifan
peserta didik, minat peserta didik dan keterampilan sosial peserta didik, yang
dapat memberikan penulis selanjutnya informasi mengenai tingkat keefektifan metode
Whole Brain Teaching pada beberapa variabel.

xiv
ABSTRACT

Name : Nurhandayani
NIM : 20600115007
Title :"Application of the Whole Brain Teaching Method in Improving
Student Learning Outcomes in Physics Subjects of Class X in 3 Pinrang
Senior High Schools"

The aim of this study is to determine that the whole brain teaching
learning method in improving student learning outcomes. Three study questions in
this study are (1) the physics learning outcomes of class X students of Senior high
school 3 Pinrang, who apply the Whole Brain Teaching method; (2) the physics
learning outcomes of class X students of Senior high school 3 Pinrang, who apply
the conventional methods; (3) the differences outcomes between Whole Brain
Teaching and Conventional method among class X students of Senior high school
3 Pinrang.
All students of class X MIA Senior high school 3 Pinrang counted as
population in this study, 153 students. Furthermore, by using purposive sampling
technique obtained a sample of two classes with the number of students as many
as 61 people. In addition, the descriptive and inferential statistical data was
applied.
Results showed that (1) Physics learning outcomes of students who
applied the Whole Brain Teaching method had a moderate learning outcome
category with mean 62.91; (2) Physics learning outcomes of students who applied
the conventional methods experienced mean 51,45 which means a low learning
outcome category; (3) The Whole Brain Teaching method as a case group resulted
62.91 that categorized as moderate value, while conventional methods had a low
result with an average value 51,45.
The implications expected of this study would be (1) Whole Brain
Teaching methods summarized as an effective method to be applied in physics
learning; (2) more varies researches need to be conducted in supporting the
similar result; and (3) future researchers expected that Whole Brain Teaching
method can be used as reference material and re-examine the new variables such
as the activeness of students, student interest and social skills of students, which
can provide further information about the effectiveness of the Whole Brain
Teaching method on several variables.

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi semua individu

dan hampir seluruh individu atau personal pernah merasakan pendidikan dari dulu

hingga saat ini. Pendidikan dapat menjadikan individu yang menuntut ilmu

diangkat derajatnya oleh Allah swt sesuai dengan Firman-Nya dalam Al-Quran

Surah Al-Mujadilah Ayat 11 :

(#θßs|¡øù$$sù ħÎ=≈yfyϑø9$# †Îû (#θßs¡¡x s? öΝä3s9 Ÿ≅ŠÏ% #sŒÎ) (#þθãΖtΒ#u tÏ%©!$# $pκš‰r'¯≈tƒ
öΝä3ΖÏΒ (#θãΖtΒ#u tÏ%©!$# ª!$# Æìsùötƒ (#ρâ“à±Σ$$sù (#ρâ“à±Σ$# Ÿ≅ŠÏ% #sŒÎ)uρ ( öΝä3s9 ª!$# Ëx|¡ø tƒ
∩⊇⊇∪ ׎Î7yz tβθè=yϑ÷ès? $yϑÎ/ ª!$#uρ 4 ;M≈y_u‘yŠ zΟù=Ïèø9$# (#θè?ρé& tÏ%©!$#uρ
Terjemahan:
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-
lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.1

Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh anak didik yang

berlangsung secara terus-menerus sampai anak didik mencapai dewasa susila


yaitu mampu bertindak sendiri bagi kesejahteraan hidup dan masyarakatnya.2

Pendidikan sangat penting dalam mengembangkan potensi yang ada pada diri

manusia. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional disebutkan bahwa :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

1
Depertemen Agama RI, Al-Qur’an Al-Hikmah. Bandung: CV Penerbit Diponegoro.
2011,h. 543.
2
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2001), h.5.

1
2

keagamaan, pengendalian diri, kepribadan, kecerdasan,akhlak mulia, serta


keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.3

Berdasarkan tujuan pendidikan tersebut, guru dituntut untuk meningkatkan

mutu pembelajaran bagi peserta didik dengan efektif dan efisien guna mencapai

tujuan pendidikan. Salah satu faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

yaitu pendidik atau guru. Guru harus memahami tujuan pengajaran, cara

merumuskan tujuan mengajar, secara khusus memilih, dan menentukan metode

mengajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, memahami bahan pelajaran

sebaik mungkin dengan menggunakan berbagai sumber, cara memilih,


menentukan dan menggunakan alat peraga, cara membuat tes dan

menggunakannya, dan pengetahuan tentang alat-alat evaluasi lainnya.4 Dalam hal

ini guru berperan sebagai fasilitator dalam menyampaikan materi pembelajaran

dan harus memiliki keahlian untuk membangun suasana kelas yang

menyenangkan.

Suasana pembelajaran yang menyenangkan akan tercapai apabila

menggunakan metode yang efektif dan efisien. Metode pembelajaran adalah ilmu

yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah

lingkungan yang terdiri dari guru dan peserta didik untuk saling berinteraksi

dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses dapat tercapai sesuai dengan

yang telah dirumuskan oleh guru.5 Keberhasilan dari implementasi metode

pembelajaran bergantung pada guru yang menggunakan metode pembelajaran

tersebut. Metode pembelajaran memiliki rana pembelajaran yang paling menonjol

3
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Beserta
Penjelasannya (Jakarta: Cemerlang, 2003), h. 3.
4
Oemar Hamalik,Proses Belajar Mengajar(Jakarta: PT Bumi Aksara,2004),h.116-117.
5
Ali Mudlofir dkk,Desain Pembelajaran Inovatif dari Teori ke Praktik (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada,2016),h.105.
3

yaitu rana kognitif (rana perubahan pengetahuan), rana afektif (rana perubahan

tingkah laku), dan rana psikomotorik (perubahan atau peningkatan keterampilan).

Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan peserta

didik dalam suatu proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan

belajar sesuai dengan apa yang diharapkan. Salah satu pembelajaran yang dapat

diterapkan oleh guru adalah pembelajaran aktif (active learning). Active learning

dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki

oleh anak didik, sehingga peserta didik dapat mencapai hasil belajar yang

memuaskan. Disamping itu pembelajaran aktif juga dimaksudkan untuk menjaga

perhatian anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran. Salah satu

metode pembelajaran yang termasuk pembelajaran aktif adalah metode Whole

Brain Teaching.

Metode Whole Brain Teaching merupakan penyempurnaan metode

ceramah dalam proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran lebih efektif

dan efisien. Metode pembelajaran yang efektif dan efisien melibatkan guru yang

aktif melakukan ceramah dan peserta didik melakukan tutor terhadap teman

sebayanya. Adanya kegiatan peserta didik melakukan tutor terhadap temannya ini

mengindikasikan bahwa strategi Whole Brain Teaching melatih peserta didik

dalam bekerjasama, memberikan pendapat, mendengarkan pendapat dari peserta

didik lain dan mengemban tugas yang diberikan dengan tanggung jawab.6

Penelitian yang telah dilakukan oleh Akhmad Fauzul Albab bahwa strategi Whole

Brain Teaching mempunyai pengaruh positif terhadap kemampuan kognitif dan

keterampilan sosial peserta didik pada mata pelajaran IPA Fisika di SMP. Peserta

didik dapat lebih aktif dalam proses belajar mengajar dan bereksperimen. Dalam

strategi ini, dituntut adanya interaksi yakni komunikasi serta kerjasama yang baik

6
Eko Nursulistiyo,Kajian Metode Power Teaching sebagai Alternatif Metode
PembelajaranSains di Kelas, Vol.1 No.1, 2014.h. 8.
4

antara guru dan peserta didik maupun peserta didik agar proses pembelajaran

menjadi efektif.7

Salah satu aspek yang menjadi tolak ukur dari metode pembelajaran adalah

hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik. Hasil belajar berkaitan dengan

pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan khusus yang

direncanakan8.Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah

iamenerima pengalaman belajarnya.9

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terbuka yang telah dilakukan

dengan Ibu Rosita pada tanggal 11 Maret 2018, diperoleh bahwa ulangan harian

peserta didik berada pada kategori 65-85, kategori tersebut termasuk kategori

rendah, cukup dan baik. Rata-rata peserta didik hanya memperoleh nilai 65-75 dan

hanya beberapa peserta didik yang mendapat nilai 80-85. Dari hasil ulangan

tersebut, dapat dikatakan bahwa hasil belajar Fisika peserta didik SMAN 3

Pinrang kelas X belum sesuai dengan yang diharapkan.

Berdasarkan pernyataan tersebut penulis ingin mengkaji lebih dalam

mengenai penelitian tersebut dengan judul Penerapan Metode Whole Brain

Teaching untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik pada

Pembelajaran Fisika SMAN 3 Pinrang, metode Whole Brain Teaching

merupakan pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif dan mampu

membangun pengetahuan, keaktifan dan pemahaman peserta didik.

7
Ahmad Fauzul Albab dan Astutik S, Penerapan Pendekatan Accelerated Learning
DenganMetode Whole Brain Teaching Dalam Pembelajaran Fisika SMP”. Jurnal pembelajaran
fisika FKIP Universitas jember 1, Vol. 1, 2012, h. 1-5.
8
Wina Sanjaya, Media KomunikasiPenelitian (Jakarta: Prenada Media Group,2012),h.47.
9
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2009),h.22.
5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dibuat rumusan masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimanakah hasil belajar Fisika peserta didik yang menerapkan metode

Whole Brain Teaching pada peserta didik kelas X SMAN 3 Pinrang ?

2. Bagaimanakah hasil belajar Fisika peserta didik yang menerapkan metode

Konvesional pada peserta didik kelas X SMAN 3 Pinrang ?

3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar Fisika peserta didik yang


menerapkan metode Whole Brain Teaching dan yang menerapkan metode

Konvesional pada peserta didik kelas X SMAN 3 Pinrang ?

C. Hipotesis

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah

penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris,10adapun yang

menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah :

“Terdapat perbedaan hasil belajar Fisika peserta didik yang


menerapkan metode Whole Brain Teaching dan yang menerapkan metode

Konvesional pada Peserta didik SMAN 3 pinrang”.


Ditinjau dari operasinya, hipotesis dibedakan menjadi hipotesis nol (Ho)

yakni hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan antara variabel. Dan

hipotesis alternatif (Ha), yakni hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antar

variabel.11

10
Sumadi Suryabrata,Metodologi Penelitia (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada,2014),h.21.
11
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2 (Jakarta: Bumi
Aksara,2013),h.47.
6

Adapun hipotesis statistik dari penelitian ini yaitu HO = Tidak terdapat

perbedaan hasil belajar Fisika peserta didik yang menerapkan metode Whole

Brain Teaching dan yang menerapkan metode Konvesional pada Peserta didik

SMAN 3 pinrang dan Ha = Terdapat perbedaan hasil belajar Fisika peserta didik

yang menerapkan metode Whole Brain Teaching dan yang menerapkan metode

Konvesional pada Peserta didik SMAN 3 pinrang.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

a. Tujuan Penelitian

Berdasar dari rumusan masalah, maka tujuan penelitian yang akan dicapai

pada penelitian ini adalah :

1) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar fisika peserta didik yang

menerapkan metode Whole Brain Teaching pada peserta didik kelas X

SMAN 3 Pinrang.

2) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar fisika peserta didik yang

menerapkan metode Konvensional pada peserta didik kelas X SMAN 3

Pinrang.

3) Untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan hasil belajar fisika peserta

didik setelah penerapan metode Whole Brain Teaching dan metode

Konvensional pada peserta didik kelas X SMAN 3 Pinrang.

b. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini yaitu

1) Bagi peserta didik, sebagai alat yang dapat meningkatkan motivasi belajar

peserta didik serta meningkatkan hasil belajar peserta didik. Khususnya

peserta didik SMAN 3 Pinrang.

2) Bagi guru, sebagai bahan metode ajar untuk lebih membangun motivasi

peserta didik dalam belajar.


7

E. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel X : Whole Brain Teaching

Whole Brain Teaching adalah metode pembelajaran yang melibatkan

peserta didik secara aktif dalam membangun pengetahuan sendiri dengan

menekankan penguasaan pemahaman dan kemampuan peserta didik dalam proses

pembelajaran. Adapun langkah-langkah metode Whole Brain Teaching adalah, (a)

pendidik terlebih dahulu membangun suasana kelas yang menyenangkan, (b)

pendidik menjelaskan materi secara singkat, (c) peserta didik mengulangi


penjelasan yang dipaparkan oleh pendidik (penguatan), (d) melakukan penilaian

terhadap peserta didik, (e) melakukan penguatan pemahaman dengan

mengevaluasi peserta didik.

2. Variabel Y : Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan kognitf berupa skor atau nilai yang

dihasilkan peserta didik atau sesuatu yang dicapai peserta didik dalam proses

pembelajaran setelah menerapkan metode Whole Brain Teaching yang

mencakup ranah kognitif C1, C2, C3 dan C4.

F. Kajian Pustaka

Sebagai bahan penguat penelitian tentang Penerapan Metode Whole

Brain Teaching terhadap Peningkatan Hasil Belajar Fisika Peserta didik Kelas X

SMA Negeri 3 Pinrang, penulis mengutip beberapa penelitian yang relevan.


Ananda Putri dkk meneliti tentang keterampilan sosial peserta didik

dalam pembelajaran IPA fisika melalui penerapan strategi Whole Brain Teaching
di kelas VII SMPN 29 Pekanbaru, dari hasil penelitian diperoleh berdasarkan

indikator keterampilan sosial yang meliputi berada dalam tugas; mendorong

partisipasi; mengambil giliran dan berbagi tugas; mendengarkan dengan aktif,


8

peserta didik memiliki keterampilan sosial yang terus meningkat tiap pertemuan

dengan rata-rata persentase setiap indikator dikategorikan tinggi. Dengan

demikian dapat disimpulkan dengan strategi Whole Brain Teaching dapat melatih

keterampilan sosial peserta didik kelas VII SMPN 29 Pekanbaru pada materi

pokok Wujud Zat dan Perubahannya”.12

Khairunnisa meneliti tentang Peningkatan keterampilan proses sains

peserta didik Melalui Pendekatan Whole Brain Teaching (WBT) Pada Materi

Sistem Gerak Pada Manusia Melalui Metode Eksperimen, hasil penelitian

menyimpulkan bahwa: (1) keterampilan proses peserta didik meningkat dari

kategori rendah menjadi tinggi. (2) hasil belajar peserta didik meningkat dari

44,44% menjadi 88,89%. Dengan demikian penerapan pendekatan WBT dapat

meningkatkan keterampilan proses sains peserta didik.13

Isnawati dkk meneliti tentang pengaruh metode pembelajaran Whole

Brain Teaching terhadap hasil belajar IPA peserta didik kelas VIII SMP Negeri 18

Palu, hasil penelitian pengujian hipotesis diperoleh nilai t hitung = 28,34 dan t tabel =

1,68. Ini berarti bahwa nilai t hitung berada di luar daerah penerimaan H0. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa, ada pengaruh metode pembelajaran Whole

Brain Teaching terhadap hasil belajar IPA peserta didik kelas VIII di SMP Negeri

18 Palu”.14

Nuri Wulandari dkk meneliti hasil belajar kognitif IPA fisika peserta

didik dengan menerapkan strategi Whole Brain Teaching pada materi Wujud Zat

12
Ananda Putri dkk,Keterampilan Sosial Peserta didik Dalam Pembelajaran Ipa Fisika
Melalui Penerapan Strategi Whole Brain Teaching Di Kelas VII SMPN 29 Pekanbaru. Program
Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Riau, Pekanbaru. 2015.h. 2.
13
Khairunnisa,Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Peserta didik
MelaluiPendekatan Whole Brain Teaching (WBT) pada Materi Sistem Gerak Pada Manusia
Melalui Metode Eksperimen. Vol. 5,No. 1. 2014, h. 99-106.
14
Isnawati,Pengaruh Metode Pembelajaran Whole Brai Teaching Terhadap Hasil Belajar
IPA Peserta didik Kelas VIII SMP Negeri 18 Palu. Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako(JPFT) 3, no
2. 2015, h. 25-27.
9

dan Perubahannya SMPN 29 Pekanbaru, hasil penelitian menunjukkan bahwa

daya serap peserta didik setelah pembelajaran dengan penerapan strategi Whole

Brain Teaching sebesar 77,14% dikategorikan baik sehingga efektif untuk

meningkatkan hasil belajar peserta didik dan digunakan dalam pembelajaran

IPA”.15

Raisa D. Sontillano meneliti tentang impact of whole brain teaching

based instruction on academic performance of grade 8 students in algebra:

compendium of wbt-based lesson plans yang menunjukkan bahwa data

menunjukkan skor pretest dari semua 30 responden dari kelompok eksperimen

berkisar dari 0 hingga 23 yang dapat digambarkan sebagai tidak memenuhi

harapan. Nilai rata-rata pretes yaitu 14,77 juga dapat digambarkan tidak

memenuhi harapan. Hal ini dapat disebabkan oleh fakta bahwa kompetensi belajar

adalah hal baru bagi mereka dan tidak tercakup dalam matematika 7. Tetapi

setelah menerapkan Whole Brain Teaching, skor posttest menunjukkan bahwa ada

4 responden dengan skor 34 hingga 40 dengan kategori luar biasa; 2 responden

dengan skor 31 hingga 33 dengan kategori sangat memuaskan; 7 responden

dengan skor 28 hingga 30 dengan kategori memuaskan; 9 responden dengan skor

24 hingga 27 dengan kateri cukup memuaskan; dan 8 responden dengan skor 0

hingga 23 dalam kategori tidak memenuhi harapan. Nilai rata-rata posttest

kelompok eksperimen yaitu 27,53 dalam kategori memuaskan.16

15
Nuri Wulandari dkk,Hasil Belajar Kognitif Peserta didik Melalui Penerapan Strategi
Whole Brain Teaching dalam Pembelajaran IPA Fisika di Kelas VII SMPN 29 Pekanbaru .
Jurnal Pembelajaran Fisika Universitas Riau 3, no. 1. 2016, h. 2.
16
Raisa D. Sontillano, Impact Of Whole Brain Teaching Based Instruction On Academic
Performance Of Grade 8 Students In Algebra: Compendium Of Wbt-Based Lesson Plans, PUPIL:
International Journal of Teaching, Education and Learning 2,no 2,2018, h.107.
BAB II

TINJAUAN TEORETIS

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Pertanyaan pokok sebelum melakukan penilaian ialah apa yang harus

dinilai itu. Terdapat empat unsur utama proses belajar-mengajar, yakni tujuan-

bahan-metode dan alat serta penilaian. Tujuan sebagai arah dari proses belajar-

mengajar pada hakikatnya adalah rumusan tingkah laku yang diharapkan dapat

dikuasai oleh peserta didik setelah menerima atau menempuh pengalaman

belajarnya. Bahan adalah seperangkat pengetahuan ilmiah yang dijabarkan dari

kurikulum untuk disampaikan atau dibahas dalam proses belajar-mengajar agar

sampai kepada tujuan yang telah diterapkan. Metode dan alat adalah cara atau

teknik yang digunakan dalam mencapai tujuan. Sedangkan penilaian adalah upaya

atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah diterapkan itu

tercapai atau tidak. Dengan kata lain, penilaian berfungsi sebagai alat untuk

mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar peserta didik.1


Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.2

Adapun ayat yang berkaitan dengan belajar adalah sebagai berikut:


ُ َ ۡ َ ۡ َ !َ َ َۡۡ َ َ ۡ َ َٰ ۡ ََ َ َ َ َ ‫ٱ ۡ َ أۡ ۡ َر ّ َ ٱ ِي‬
' ‫ م‬%&‫ٱ أ ور ٱ‬ ٍ ِ ِ ‫ٱ‬ ِ ِ ِ
َۡ ۡ َ ۡ َ َ َ ٰ َ ۡ َ َ َ ۡ َ
0 ,- . / ِ +َ * ِ () ِ َ ‫ٱ ِي‬

1
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar(Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,2009),h.22.
2
Slameto,Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya(Jakarta:Rineka
Cipta,2003),h.2.

10
11

Terjemahan :

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,Dia telah


menciptakan manusia dari 'Alaq,Bacalah, dan Tuhanmulah yang paling
Pemurah,Yang mengajar manusia dengan pena, Dia mengajarkan kepada
manusia apa yang belum diketahuinya.(QS. Al-‘Alaq (1-5))3

Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha

untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relativ menetap. Dalam

kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan

tujuan belajar. Peserta didik yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil

mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan intruksional.4

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang

membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product) menunjuk

pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang

mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Hasil produksi adalah

perolehan yang didapatkan karena adanya kegiatan mengubah bahan (raw

materials) menjadi barang jadi (finished goods).5

Menurut Sudjana hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang

dimiliki peserta didik setelah mengalami pengalaman belajarnya. Dari pendapat


tersebut dapat diketahui bahwa setiap kali peserta didik melakukan pembelajaran

maka pada akhirnya peserta didik tersebut mengalami perubahan sebagai akibat
dari pembelajaran yang dialaminya. Perubahan yang dialami peserta didik

tersebutlah yang disebut dengan hasil belajar. Perubahan yang terjadi dalam diri

3
Depertemen Agama RI, Al-Qur’an Al-Hikmah. Bandung: CV Penerbit Diponegoro.
2011,h. 597.
4
.Asep Jihad dan Abdul Haris,Evaluasi Pembelajaran (Yogyakarta: Multi
Pressindo,2012) ,h.14
5
Purwanto,Statistika dalam Penelitian (Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2011),h.44.
12

seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak

setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan pengertian dalam arti belajar.6

Menurut Suprijono hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,

pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk

pemikiran Gagne, hasil belajar berupa:7

a. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk

bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik

terhadap ransangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan

manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan.

b. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan

lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi,

kemampuan analitis-sintesis, fakta-konsep, dan mengembangkan prinsip-

prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan

melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.

c. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas

kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah

dalam memecahkan masalah.


d. Kemampuan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani

dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatis gerak jasmani.


e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan

penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi


dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-

nilai sebagi standar perilaku.

6
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya (Jakarta:Rineka
Cipta,2003),h.11.
7
Agus Suprijono,Cooperative Learning, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2012), h.5-6.
13

Hasil belajar merupakan tingkat kemampuan yang dihasilkan peserta didik

setelah mengikuti proses belajar mengajar berupa pengetahuan awal hingga akhir

peserta didik.

2. Penilaian Hasil Belajar

Berbicara tentang obyek penilaian berarti berbicara tentang segala sesuatu

yang menjadi titik pusat pengamatan dan penilaian. Pendidikan nasional mengacu

pada pengklarifikasian yang dilakukan oleh Benyamin S. Bloom yang membagi

objek penilaian kedalam tiga domain yakni domai kognitif, domain afektif dan

domain psikomotor. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar.8

Mata pelajaran praktik lebih menekankan pada rana psikomotor,

sedangkan mata pelajaran pemahaman konsep lebih menekankan pada rana

kognitif.9

Benyamin Bloom secara garis besar membagi objek penilaian menjadi tiga

ranah yaitu :

a. Ranah kognitif

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari

enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,


sintesis dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan

keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.10


b. Ranah afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Sikap merupakan konsep
psikologis yang kompleks, sikap berakar dalam perasaan. Anastasi

mengidentifikasikan sikap sebagai kecenderungan untuk bertindak secara suka

8
Sitti Mania, Pengantar Evaluasi Pembelajaran (Makassar: Alauddin University Press,
2012), h. 19.
9
Elis Ratna Wulan dan Rusdiana, Evaluasi pembelajaran (Bandung:Pustaka Setia,2015),
h. 57.
10
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, h. 22.
14

atau tidak suka terhadap suatu objek. Birrent mendefinisikan sikap sebagai

kumpulan hasil evaluasi seseorang terhadap objek, orang atau masalah tertentu.

Sikap menentukan bagaimana kepribadian seseorang diekspresikan, oleh karena

itu melalui dengan sikap seseorang kita dapat mengenal siapa orang itu

sebenarnya.11

Menurut Gronlund dan Linn taksonomi hasil belajar afektif dikemukakan

oleh Krathwohl. Krathwohl membagi hasil belajar afektif menjadi lima level yaitu

penerimaan (receiving), atau menaruh perhatian (attending), partisipasi

(responding), organisasi dan internalisasi.12

c. Ranah psikomotor

Ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya

melalui keterampilan manipulasi, yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Ranah

psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan kativitas fisik, misalnya

menulis, memukul, melompat dan sebagainya.13

Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni (1) gerakan

refleks, (2) keterampilan gerakan dasar, (3) kemampuan perseptual, (4)


keharmonisan atau kecepatan, (5) gerakan keterampilan kompleks, dan (6)

gerakan ekspresif dan interpretatif.14


Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Ranah kognitif

merupakan ranah yang paling banyak dinilai oleh pendidik karena mencakup
kemampuan peserta didik dalam menguasai mata pelajaran.

11
Sitti Mania, Pengantar Evaluasi Pembelajaran, h. 32.
12
Sitti Mania, Pengantar Evaluasi Pembelajaran, h. 32.
13
Elis Ratna Wulan dan Rusdiana, Evaluasi pembelajaran , h. 58.
14
Nana Sudjana, Penilaian Hail Proses Belajar Mengajar ,h. 22.
15

Dalam persiapan strategi proses belajar mengajar perlu disusun instrumen

penilaian dalam standar penugasan. Penyusunan instrumen penilaian ini

dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan penugasan peserta didik terhadap

suatu materi atau pokok bahasan.15

Dari segi alatnya, penilaian hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua,

yaitu teknik tes dan bukan tes (non tes).16

a. Teknik Tes

Alat penilaian teknik tes, yaitu : (a) tes tertulis, merupakan tes atau soal

yang harus diselesaikan oleh peserta didik secara tertulis; (b) tes lisan, yang

merupakan sekumpulan tes atau soal atau tugas pernyataan yang diberikan kepada

peserta didik yang dilaksanakan dengan cara tanya jawab;dan (c) tes perbuatan,

merupakan tugas yang pada umumnya berupa kegiatan praktek atau melakukan

kegiatan yang mengukur keterampilan.17

Bentuk penilaian berupa tes tertulis terdiri atas bentuk objektif dan

bentuk uraian. Bentuk objektif meliputi pilihan ganda, isian, benar salah,

menjodohkan, serta jawaban singkat.18

Menurut Baego Ishak dan Syamsudduha, tes objektif dapat dibedakan


atas empat tipe, yaitu :19

1) Multiple Choice ( Pilihan ganda)


Item multiple choice berupa suatu pertanyaan yang terdiri dari suatu

statemen yang belum lengkap. Untuk melengkapi statemen tersebut disediakan

15
Asep dan Haris, Evaluasi Pembelajaran (Yogyakarta: Multi Persindo,2012), h. 67.
16
Elis Retnawati dan Rusdiana, Evaluasi Pembelajaran (Bandung: CV Pustaka
Setia,2015), h. 121.
17
Asep Jihad dan Abdul Haris,Evaluasi Pembelajaran , h.68.
18
Asep Jihad dan Abdul Haris,Evaluasi Pembelajaran , h.68.
19
Baego Ishak dan Syamsudduha, Evaluasi Pendidikan (Makassar: Alauddin Press, 2010),
h. 53-55.
16

beberapa statemen sambungan berupa alternatif pilihan yang disebut sambungan

option. Satu diantara alternatif option itu merupakan jawaban yang benar,

sedangkan jawaban (option) yang tidak benar disebut pengecoh (distraktor).

2) True False (Tes Benar Salah)

Item-item dari tes model benar-salah adalah berupa pernyataan yang benar

dan sebagian lagi salah. Tugas peserta didik adalah memberi tanda silang (X) atau

melingkari huruf B, bila pernyataan tersebut dinilai benar, dan pada huruf S jika

pernyataan tersebut dinilai salah.

3) Matching test (Tes Menjodohkan)

Suatu bentuk tes yang terdiri dari dua kolom yang paralel, dimana masing-

masing kolom berisi statemen-statemen. Peserta tes diminta menjodohkan

masing-masing statemen yang berada pada kolom sebelah kanan . statemen jodoh

harus lebih banyak dari statemen yang berada di sebelah kiri, sehingga tidak ada

statatemen yang mempunyai jodoh secara otomatis.

Secara umum tes uraian (tes subjektif) adalah pertanyaan yang menuntut

peserta didik menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan,

mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang


sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan

bahasa sendiri.20
Menurut Elis Ratnawulan dan Rusdiana bentuk uraian dibedakan manjadi

tiga, yaitu sebagai berikut:21


1) Uraian bebas (free essai)

Dalam uraian bebas, jawaban peserta didik tidak dibatasi, bergantung pada
pandangan peserta didik karena pertanyaannya bersifat umum. Kelemahan dari tes

20
Elis Retnawulan dan Rusdiana, Evaluasi Pembelajaran , h. 121.
21
Elis Retnawulan dan Rusdiana,Evaluasi Pembelajaran , h. 121-122.
17

ini ialah guru sukar menilainya karena jawaban peserta didik bervariasi, sulit

menentukan kriteria penilaian, sangat dubjektif karena bergantung pada guru

sebagai penilai.

2) Uraian terbatas

Dalam uraian tersebut, pernyataan telah diarahkan pada hal-hal tertentu.

Pertanyaan sudah lebih spesifik pada objek tertentu.

3) Uraian berstruktur

Uraian berstruktur merupakan soal yang jawabannya berangkai antara soal

pertama dengan soal dengan soal berikutnya, sehingga jawaban di soal pertama

akan mempengaruhi benar-salahnya jawaban di soal berikutnya. Data yang

diajukan biasanya dalam bentuk angka, tabel, grafik, gambar, bagan, ksaus,

bacaan tertentu, diagram dan lain-lain.

b. Teknik Nontes

Hasil belajar dan proses tidak hanya dinilai oleh tes, tetapi dinilai dengan

cara non tes. Penggunaan non tes untuk menilai hasil dan proses belajar masih

sangat terbatas jika dibandingkan dengan penggunaan tes dalam menilai hasil dan

proses belajar.22
Menurut Sitti Mania teknik penilaian non tes adalah sebagai berikut :23

1) Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja yang juga dikenal dengan istilah penilaian unjuk kerja

merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik


dalam melakukan sesuatu.

22
Elis Retnawulan dan Rusdiana, Evaluasi Pembelajaran, h. 123.
23
Sitti Mania, Pengantar Evaluasi Pengajaran , h. 95-148.
18

2) Penilaian Proyek

Penilaian proyek adalah tugas yang harus diselesaikan dalam periode

waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari pengumpulan,

pengorganisasian, pengevaluasian, hingga penyajian data.

3) Penilaian Portofolio

Portofolio dalam dunia pendidikan adalah kumpulan atau hasil pekerjaan

pembelajar selama waktu tertentu yang dapat memberikan informasi bagi suatu

penilaian yang objektif, yang menunjukkan apa yang dapat dilakukan pembelajar.

Hasil kerja tersebut menjadi ukuran tentang seberapa baik tugas yang dikerjakan

sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ada dalam kurikulum.

4) Penilaian Produk

Penilaian hasil kerja peserta didik adalah penilaian terhadap keterampilan

peserta didik dalam membuat suatu produk benda tertentu dan kualitas produk

tersebut. Jadi dalam penilaian hasil kerja peserta didik terdapat dua tahapan

penilaian yaitu, (1) prosedur kerja peserta didik, (2) penilaian tentang kualitas

teknis dan estetis hasil kerja peserta didik.

5) Penilaian Sikap
Secara umum, objek sikap perlu dinilai dalam proses pembelajaran sebagai

mata pelajaran adalah: (1) sikap terhadap materi pelajaran, (2) sikap terhadap guru
/ pengajar, dan (3) sikap terhadap proses pembelajaran.

6) Penilaian Diri
Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta

untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat
pencapaian kompetensi yang dipelajarinya.
19

3. Kriteria Hasil Belajar

Menurut Sudjana, mengingat bahwa pengajaran merupakan suatu proses

untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan, maka dapat ditentukan dua kriteria

yang berifat umum, kedua kriteria tersebut adalah :24

a. Kriteria ditinjau dari sudut prosesnya

Kriteria dari sudut prosesnya menekankan kepada pengajaran sebagai

suatu proses yang merupakan interaksi dinamis sehingga peserta didik sebagai

subjek mampu mengembangkan potensinya melalui belajar sendiri. Untuk

mengukur keberhasilan pengajaran dari sudut prosesnya dapat dikaji melalui

beberapa persoalan dibawah ini :

1) Apakah pengajaran direncanakan dan dipersiapkan terlebih dahulu oleh

guru dengan melibatkan peserta didik secara sistematik ?

2) Apakah kegiatan peserta didik belajar dimotivasi guru sehingga ia

melakukan kegiatan belajar dengan penuh kesabaran, kesungguhan dan

tanpa paksaan untuk memperoleh tingkat penguasaan, pengetahuan,

kemampuan serta sikap yang dikendaki dari pengajaran itu ?

3) Apakah guru memakai multi media ?


4) Apakah peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengontrol dan

menilai sendiri hasil belajar yang dicapainya ?


5) Apakah proses pengajaran dapat melibatkan semua peserta didik dalam

kelas ?
6) Apakah suasana pengajaran atau proses belajar mengajar cukup

menyenangkan dan merangsang peserta didik belajar ?


7) Apakah kelas memiliki sarana belajar yang cukup kaya, sehingga menjadi

laboratorium belajar ?

24
Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran , h.20-21.
20

b. Kriteria ditinjau dari hasilnya

Disamping ditinjau dari proses, keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari

segi hasil. Berikut adalah beberapa persoalan yang dapat dipertimbangkan dalam

menentukan keberhasilan pengajaran ditinjau dari segi hasil atau produk yang

dicapai peserta didik :

1) Apakah hasil belajar yang diperoleh peserta didik dari proses pengajaran

Nampak dalam bentuk perubahan tingkah laku secara menyeluruh ?

2) Apakah hasil belajar yang dicapai peserta didik dari proses pengajaran

dapat diaplikasikan dalam kehidupan peserta didik ?

3) Apakah hasil belajar yang diperoleh peserta didik tahan lama diingat dan

mengendap dalam pikirannya, serta cukup mempengaruhi perilaku

dirinya?

4) Apakah yakin bahwa perubahan yang ditunjukkan oleh peserta didik

merupakan akibat dari prose pengajaran ?

Kriteria hasil belajar dapat ditinjau dari segi proses maupun hasil, dari segi

proses hasil belajar peserta didik diukur dengan melihat kemampuan peserta didik
dalam perose belajar mengajar, sedangkan apabila ditinjau dari segi hasil, maka

hasil belajar peserta didik diukur dengan menilai sejauh mana kemampuannya
setelah pembelajaran berlangsung.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Winkel faktor-faktor yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya

pembelajaran di sekolah sebagai berikut:25

a. Faktor-faktor pada pihak peserta didik meliputi: (1) Faktor Psikis yakni

intelektual dan non intelektual. Faktor intelektual mencakup intelegensi,

kemampuan belajar, dan cara belajar. Sedangkan faktor non intelektual

25
W.S Winkel,Psikologi Pengajaran (Jakarta:Gratisindo,2004),h.19.
21

mencakup: motivasi belajar, sikap, perasaan, minat dan kondisi, dan akibat

keadaan sosiokultural. (2) Faktor fisik yaitu kondisi fisik yang meliputi:

kelima indera, yaitu: indera penglihatan, pendengaran, peraba, pembau dan

perasa. Dalam pembelajaran kelima indera tersebut yang berperan penting

adalah pendengaran dan penglihatan.

b. Faktor-faktor luar peserta didik meliputi: (1) Faktor belajar sekolah mencakup:

kurikulum, pengajaran, disiplin sekolah, guru, fasilitas belajar, dan

pengelompokan peserta didik. (2) Faktor sosial di sekolah mencakup: keadaan

politik, ekonomi, keadaan waktu dan tempat, keadaan musim, dan iklim.

Menurut Setyosari adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

adalah:26

1. Sifat Pelajar (Peserta didik)

Sifat atau karakteristik peserta didik adalah hal yang menentukan seberapa

jauh pembelajaran dilaksanakan. Perbedaan karakteristik peserta didik akan

menentukan pemilihan media apa yang akan digunakan dalam kelas. Apabila anak

yang mempunyai karakteristik belajarnya adalah visual, maka media

pembelajarannya adalah dengan menghadirkan gambar, karena dengan melalui


gambar mereka dapat belajar dengan baik, demikian juga apabila karakteristik

anak verbal maka media pembelajarannya adalah cukup dengan kehadiran guru
dengan berceramah, karena anak dengan karakteristik verbalnya, mereka tertarik

dengan penampilan guru yang berceramah dengan bersemangat dan bernotasi


suara yang baik, atau pembelajaran untuk mereka dapat dilakukan dengan cara

diskusi.

26
Ali Mudlofir dkk,Desain Pembelajaran Inovatif dari Teori ke Praktik(Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2016),h.240-242.
22

2. Perbedaan tugas pelajar (peserta didik)

Tugas yang diberikan peserta didik dapat mempengaruhi hasil belajar

mereka, dengan kata lain hasil belajar yang diperoleh peserta didik tergantung

pada tugas yang diberikan guru kepada mereka. Hasil penelitian Dryden dan Vos

terhadap tugas yang diberikan guru kepada peserta didiknya adalah sebagai

berikut:

a. Tugas belajar dengan cara membaca akan menghasilkan 10% tingkat

keberhasilan dalam belajar.

b. Tugas belajar dengan cara mendengarkan akan menghasilkan 20% tingkat

keberhasilan dalam belajar.

c. Tugas belajar dengan cara malihat akan menghasilkan 30% tingkat

keberhasilan dalam belajar.

d. Tugas belajar dengan cara melihat dan mendengar akan menghasilkan 50%

tingkat keberhasilan dalam belajar.

e. Tugas belajar dengan cara mengatakan akan menghasilkan 70% tingkat

keberhasilan dalam belajar.

f. Tugas belajar dengan cara mengatakan sambil mengerjakan akan


menghasilkan 90% tingkat keberhasilan dalam belajar.

Dengan demikian guru harus mempunyai sikap kreatif dalam memberikan


tugas belajar kepada peserta didiknya agar pembelajaran berguna bagi kehidupan

mereka, karena nilai-nilai digunakan mereka sebagai modal dengan berinteraksi


dengan masyarakatnya secara luas.

Hasil penelitian Dryden dan Vos tersebut memberikan implikasi terhadap


penggunaan media dalam pembelajaran. Guru harus dapat menggunakan dan

membuat media pembelajaran berdasarkan tugas-tugas yang mereka berikan


kepada peserta didiknya.
23

3. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran berimplikasi terhadap hasil belajar peserta didik.

Guru yang kreatif dalam menggunakan metode terbukti dapatmemberikan

stimulus peserta didik dalam belajar, dengan demikian dapat dikatakan bahwa

penerapan metode yang variatif berpengaruh terhadap motivasi dan prestasi

belajar peserta didik. Guru yang hanya menerapkan satu metode dalam setiap kali

pertemuan akan menghasilkan kebosanan peserta didik dalam belajar sehingga

hasil belajar yang tidak baik diperoleh peserta didik dalam belajarnya. Namun jika

guru dapat menerapkan metode yang bervariatif, yaitu berceramah, berdiskusi,

berkaryawisata dan resitasi dalam setiap kali pertemuan maka akan dimungkinkan

siswi mempunyai motivasi atau semangat yang tinggi dalam belajarnya.

Dengan demikian faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar

adalah berasal dari peserta didik itu sendiri serta metode pembelajaran yang

digunakan oleh guru. Faktor yang berasal dari peserta didik dapat berupa

motivasi, keadaan, fisik dan tempat, sedangkan metode pembelajaran dapat

mempengaruhi hasil belajar dikarenakan penggunaan metode pembelajaran yang

monoton dan metode pembelajaran yang dapat mengurangi minat peserta didik
dalam proses belajar mengajar.

B. Metode Whole Brain Teaching


1. Pengertian Metode Whole Brai Teaching

Whole Brain Teaching adalah metode pembelajaran yang dikenalkan di


Amerika Utara sejak 1999. Konsep tersebut mengajarkan metode pembelajaran

dengan cara mengenali prinsip belajar anak didik, yang dibagi menjadi tiga bagian
yaitu Visual, Verbal dan Body/ Kinestetic.27

27
Siti Mukrimah,53MetodeBelajar dan Pembelajaran.h.162.
24

Menurut Eko Nursulistyo strategi Whole Brain Teaching merupakan

penyempurnaan metode ceramah dalam proses pembelajaran sehingga proses

pembelajaran lebih efektif dan efisien. Tidak hanya guru saja yang aktif

melakukan ceramah akan tetapi peserta didik juga melakukan tutor terhadap

teman sebayanya. Adanya kegiatan peserta didik melakukan tutor terhadap

temannya ini mengindikasikan bahwa strategi Whole Brain Teaching melatih

peserta didik dalam bekerjasama, memberikan pendapat, mendengarkan pendapat

dari peserta didik lain dan mengemban tugas yang diberikan dengan tanggung

jawab.28

Menurut Szott metode pembelajaran Whole Brain Teaching merupakan

metode yang menekankan penguasaan dan ketuntasan pemahaman serta

kemampuan peserta didik untuk mengungkapkan kembali konsep, penjelasan

ataupun rumus yang disampaikan oleh guru. Konsep dasar pembelajaran ini yaitu

metode pembelajaran yang mengajarkan untuk mengenali prinsip belajar peserta

didik yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu visual, verbal dan body/kinestetik.

Seperti dijelaskan oleh salah satu penciptanya yaitu Chris Biffle bahwa metode

pembelajaran ini melibatkan para peserta didik dalam melihat, mendengar,


melakukan, berbicara, dan merasa sementara mereka memiliki banyak bersenang-

senang.29
Pembelajaran aktif Whole Brain Teaching guru berperan sebagai motivator

dan fasilitator yang membantu agar proses belajar bukan merupakan transfer
pengetahuan dari guru ke peserta didik melainkan suatu kegiatan yang

28
Ananda Putri dkk, Keterampilan Sosial Peserta didik Dalam Pembelajaran Ipa Fisika
Melalui Penerapan Strategi Whole Brain Teaching Di Kelas VII Smpn 29 Pekanbaru, Program
Studi Pendidikan Fisika Universitas Riau. 2015, h.3.
29
Isnawati,Pengaruh Metode Pembelajaran Whole Brain Teaching Terhadap Hasil
Belajar Ipa Peserta didik Kelas VIII Smp Negeri 18 Palu, Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako 3, no
2, 2015, h.25.
25

memungkinkan peserta didik membangun sendiri pengetahuannya melalui

serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik.30

Metode Whole Brain Teaching merupakan metode yang termasuk

pembelajaran aktif, dimana peserta didik mampu membangun sendiri

pengetahuannya dengan menekankan pemahaman peserta didik.

2. Langkah-langkah Metode Whole Brain Teaching

Menurut Chriss Biffle, metode ini memiliki 6 langkah pembelajaran yang

sangat sederhana dan mudah dipahami yaitu class-yess, micro lecture, teach okey,

score board, hand and eyes, dan comprehensions cheks. Ciri khas dari metode

pembelajaran Whole Brain Teaching adalah guru hanya mengajarkan materi

selama 30 detik dengan diikuti gerakan-gearakan yang menarik kemudian peserta

didik mengungkapkan kembali materi tersebut dengan teman sebangkunya dengan

megikuti gerakan-gerakan yang dilakukan oleh guru. Metode ini juga

menggunakan penilaian langsung yang diberikan oleh guru terhadap kinerja

peserta didik selam proses belajar mengajar berlangsung, penilaian ini dituliskan

pada score board. Dan guru dapat memberikan sanksi sesuai kesepakatan diawal

pembelajaran berdasarkan penilaian yang terlihat pada score board.31


Dalam WBT (Whole Brain Teaching), siswa diberikan kebebasan untuk

memvisualisasikan, menggambar, dan menjalankan pembelajaran mereka. Metode


ini merupakan metode yang sangat fleksibel dan dapat digunakan untuk semua

kelompok umur mulai dari siswa TK hingga mahasiswa. Filosofi pengajaran


WBT dapat dipahami dengan baik dalam empat kata: keterlibatan, keterlibatan,

30
NuriWulandari dkk,Hasil Belajar Kognitif Peserta didik Melalui Penerapan Strategi
Whole Brain Teaching dalam Pembelajaran Ipa Fisika di Kelas VII SMPN 29 Pekanbaru, Jurnal
Pembelajaran Fisika Universitas Riau 3, no.1, 2016, h.3.
31
Isnawati dkk,Pengaruh Metode Pembelajaran Whole Brain Teaching Terhadap Hasil
Belajar IPA Peserta didik Kelas VIII SMP Negeri 18 Palu, Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako
(JPFT) 3, no. 2, 2015,h.27.
26

seluruh otak, dan prinsip-prinsip. Untuk membuat peserta didik dan terlibat dalam

pembelajaran, metode WBT mempunyai tujuh teknik menyenangkan yang dikenal

sebagai The Big Seven.32

Menurut Mukrimah ungkapan yang harus diperkenalkan ke peserta didik

dan digunakan dalam interaksi kelas adalah : Class-Yes, Micro-lecture, Teach-

okay, Sreboard, Hands and Eyes, Compherension Check.33

a) Class-Yes, untuk meminta perhatian atau menghentikan kegiatan peserta didik,

guru berseru “Claaass!” dengan suara dan inotasi yang diubah dari waktu ke

waktu. Semua peserta didik akan peserta didik akan serempak merespon

dengan, “Yeeeeesss!” dengan nada dan inotasi meniru cara guru mengucap.

Kalau guru menggunakan suara robot maka peserta didik pun merespon

dengan suara robot. Suara anak kecil, respon juga suara anak kecil. Kalau

“Yes” diembat-embat dengan 3 tekanan, peserta didik pun melakukan hal yang

sama.

b) Micro-lecture, guru hanya dapat menyampaikan konsep baru, penjelasan,

langkah atau rumus tidak lebih dari 30 detik atau setengah menit. Kalau

peserta didik harus bisa mengulang atau mengungkapkan kembali suatu rumus
atau kalimat yang baru saja disampaikan guru, maka beberapa detikpun jadilah

micro-lecture, namanya juga “micro” amat sangat kecil. Kenapa ? karena


setiap informasi, penjelasan, konsep, rumus. Yang disampaikan guru harus

dapat diungkapkan kembali oleh peserta didik.


c) Teach-Okay, setelah “mengajar” kurang dari atau selama 30 detik, guru

meminta peserta didik mengungkapkan kembali pengetahuan yang baru saja


diperoleh. Perintah ini disampaikan dangan berkata,”teach!” dengan nada

32
Ms. Preslee dkk; Whole Brain Teaching, IOSR Journal Of Humanities And Social
Science (IOSR-JHSS) 22, no. 6. 2017, h. 77.
33
Siti Mukrimah,53MetodeBelajar dan Pembelajaran.h.162-165.
27

tinggi menghentak diikuti gerakan menarik seperti, tepuk tangan 2-2

diteruskan dengan menjulurkan lengan kanan dijulurkan menghentak

menyerong kanan ke depan. Peserta didik selalu merespon dengan berkata

“Okay!” dengan nada suara yang sama, disertai gerakan sama seperti yang

dilakukan guru.

d) Scoreboard, score board atau “papan nilai” dimaksudkan untuk memberitahu

peserta didik apakah respon peserta didik memuaskan guru, karena dilakukan

dengan serempak dan bersemangat atau sebaliknya. Yang perlu dilakukan

adalah menggambar 2 wajah berbentuk lingkaran, yang satu, “smiley”

menyampaikan senyuman, satunya lagi, “Frowny” tampak cemberut. Dua

gambar wajah itu dipisahkan oleh garis lurus kebawah. Apabila respon peserta

didik bagus, guru melukiskan skor satu dibawah “smiley”.

e) Hands and eyes, perintah bermakna “tangan dan mata” ini ketika diucapkan

guru akan direspon peserta didik dengan ucapan yang sama.

f) Compherension check, cek pemahaman, saat peserta didik mengungkapkan

kembali bahan ajar yang baru saja dipelajari, guru perlu mengecek

pemahaman peserta didik dengan cara berjalan keliling kelas mendengarkan


apa yang diungkapkan peserta didik.

Menurut Amstrong pendekatan WBT (Whole Brain Teaching) merupakan


pendekatan dengan cara mengenali prinsip belajar anak didik yang terbagi

menjadi visual, verbal dan body/kinestetik. Aturan-aturan WBT dapat dijabarkan


yakni:34

34
Khairunnisa, Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Peserta didik Melalui
Pendekatan Whole Brain Teaching (WBT) Pada Materi Sistem Gerak Pada Manusia Melalui
Metode Eksperimen, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains 5, No.1, April 2014, h. 99-106.
28

1) Seruan Sapaan Guru Terhadap Kelas (Class-Yes!), guru memiliki sapaan

khas yang ditujukan pada murid di kelas, biasanya guruakan berseru

“Class”, dan dijawab peserta didik dengan “Yes!”

2) Saling Mengajarkan Antar Peserta didik (Teach-OK), saling mengajarkan

antar peserta didik ini dilakukan dengan dua cara, yaitu mengajar

bergantian dan saling mengajar sambil melakukan gerakan-gerakan

simbolik bermakna (Gestures).

3) Pemberian Skor Penilaian Terhadap Aktivitas Kelas (Score Board),

dalam proses pembelajaran akan ada penghargaan dan hukuman.

Penghargaan dan hukuman ini dicatat di scoreboard.

4) Mengajar Sambil Melakukan Gerakan-Gerakan Simbolik Bermakna

(Gestures), dalam mengajar guru memberikan uraian-uraian pendek, selain

itu guru harus mengajar sambil melakukan gerakan-gerakan simbolik

bermakna, yang punya makna asosiatif dan bermanfaat untuk membantu

peserta didik memahami apa yang diajarkannya, terutama gerakan-gerakan

tangan dipadukan dengan gerak bagian tubuh lainnya serta intonasi suara.

Gerakan-gerakan ini akan ditiru oleh peserta didik.


5) Tangan Terkatup (Hands Deny), tangan terkatup adalah metode ketika ada

aktivitas anak yang tidak sesuai dengan pembelajaran pada saat guru
bicara. Ketika terjadi hal seperti itu, maka guru akan berseru “Hands

Deny!” dan akan dijawab dengan seruan yang sama. Ini adalah ajakan
untuk menaruh perhatian penuh pada guru dan apa yang diajarkan.

6) Memeriksa Pemahaman Para Peserta didik Atas Pelajaran


(Comprehension Check), pada akhir tatap muka di kelas, guru akan

melakukan pemeriksaan pemahaman peserta didik untuk memastikan


29

bahwa para peserta didik memahami seluruh materi yang diajarkan pada

jam itu. Caranya dengan mengulang pokok-pokok materi.

Adapun langkah-langkah metode Whole Brain Teaching adalah, (a)

pendidik terlebih dahulu membangun suasana kelas yang menyenangkan, (b)

pendidik menjelaskan materi secara singkat, (c) peserta didik mengulangi

penjelasan yang dipaparkan oleh pendidik (penguatan), (d) melakukan penilaian

terhadap peserta didik, (e) melakukan penguatan pemahaman dengan

mengevaluasi peserta didik.

3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Whole Brain Teaching

Kelebihan dan kekurangan dari metode Whole Brain Teaching adalah

sebagai berikut :

a. Kelebihan metode Whole Brain Teaching

Kelebihan pembelajaran ini antara lain: peserta didik dapat meningkatkan

daya ingat peserta didik terhadap materi melalui aktivitas saling mengajar, peserta

didik dapat terampil mengerjakan soal karena banyaknya latihan yang diberikan,

meningkatkan peran aktif peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, peserta

didik termotivasi untuk mengikuti pembelajaran matematika, mampu mencipatkan


kegiatan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan, memungkinkan

peserta didik melakukan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan karakter


dalam bersikap, memberi kesempatan pada peserta didik untuk saling bekerja

sama dengan peserta didik lainnya dalam menyelesaikan permasalahan yang


diberikan. Kelebihan yang dimiliki pembelajaran ini sangat diperlukan dalam

pembelajaran matematika dalam rangka menumbuhkan nilai-nilai karakter pada


peserta didik.35

35
Dina Tri dkk,Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Berkarakter
Berdasarkan Whole Brain Teaching Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung Kelas IX SMP,
Pancaran 2, No. 1, 2013,h.33.
30

Kelebihan dari metode Power teaching ini adalah perhatian dan fokus

peserta didik selalu tertuju kepada guru. Dengan peserta didik fokus dan perhatian

hanya kepada guru,proses penyampaian informasi kepada peserta didik menjadi

lebih optimal. Kelebihan lain dari metode ini adalah peserta didik mendapatkan

penguatan pada proses pengulangan konsep dan pada saat mengajarkannya kepada

teman sejawatnya.36

b. Kelemahan metode Whole Brain Teaching

Kelemahan pembelajaran berdasarkan whole brain teaching antara lain,

peserta didik terlihat ramai dan kurang serius ketika melakukan aktivitas saling

mengajar.37

Adapun kelebihan metode Whole Brain Teaching adalah guru melakukan

penilaian secara transparan sehingga peserta didik lebih terdorong untuk belajar

dan guru melakukan penguatan berkali-kali sehingga peserta didik tidak lupa

dengan pembelajarannya, sedangkan kekurangan dari metode Whole Brain

Teaching adalah guru membutuhkan waktu yang cukup banyak untuk

penialaiannya.

Karakteristik WBT adalah: (a) model WBT didasarkan pada pendekatan


instruksional, neurolinguistik, dan bahasa tubuh, (b) bagian yang bekerja WBT

adalah: korteks prefrontal, korteks visual, korteks motorik, sistem limbik, dan
amigdala, (c) mengandalkan sistem otak dan gerakan dalam belajar (3) pada

36
Eko Nursulistiyo,Kajian Metode Power Teaching sebagai Alternatif Metode
PembelajaranSains di Kelas, Vol.1 No.1 April 2014, h. 8.
37
Dina Tri dkk,Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Berkarakter
Berdasarkan Whole Brain Teaching Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung Kelas IX SMP,
,h.33.
31

model WBT ada instruksi dan gerakan cepat sebagai instruksi atau kode dari

setiap kata yang diucapkan.38

C. Kerangka Pikir

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Whole Brain

Teaching. Tujuan dari penerapan metode ini adalah untuk melihat seberapa besar

hasil belajar fisika peserta didik. Metode Whole Brain Teaching adalah Metode

pembelajaran dengan cara mengenali prinsip belajar anak didik yang dibagi

menjadi tiga yaitu Visual, Verbal dan Kinestetik. Strategi inti dari metode ini

adalah bagaimana menarik perhatian audiens dalam hal ini adalah anak didik

sehingga mereka lebih terfokus pada materi yang diberikan guru. Dimana terdapat

6 langkah besar dalam proses pembelajaran ini. Langkah-langkah tersebut adalah:

(1) class “yes”,(2) classroom rules (aturan di dalam kelas), (3) teach “okey” (ajar

“oke”), (4) scoreboard (papan skor), (5) hands and eyes (tangan dan mata), dan

(6) switch (ganti) .

Salah satu tolak ukur dari penelitian ini adalah hasil belajar fisika peserta

didik. Penilaian hasil belajar merupakan upaya untuk mengidentifikasi, apakah


peserta didik telah mampu melakukan hal-hal seperti yang dideskripsikan dalam

rumusan tujuan pengajaran dan berapa baik mereka melakukannya sebagai hasil
belajar.

Dengan diterapkannya metode pembelajaran Whole Brain Teaching kita


dapat melihat seberapa besar hasil belajar fisika yang dicapai peserta didik dengan

membandingkan dengan hasil belajar fisika sebelum diterapkannya metode ini.

38
Baiq Sri Handayani dan A.D. Corebima, Model brain based learning (BBL) and whole
brain teaching (WBT) in learning, International Journal of Science and Applied Science:
Conference Series 1, no 2, 2017, h.159.
32

Maka akan tertera perbandingan hasil belajar fisika peserta didik sebelum dan

setelah menggunakan metode Whole Brain Teaching.

Berdasarkan penyajian deskripsi teoritik dapat disusun suatu kerangka

berfikir untuk memperjelas arah dan maksud penelitian ini. Kerangka berfikir

tersebut disajikan pada gambar berikut :


Masalah
1. Peserta didik tidak siap dengan pembelajaran Fisika
2. Metode belajar masih bersifat tidak membangun hasil belajar peserta
didik

Pretes

Treatment Metode Whole Treatment menggunakan


Brain Teaching metode Konvensonal

(Kelas Eksperimen) (Kelas Kontrol)

Postest

Analisis

Pengaruh Tak berpengaruh

Hasil Belajar Fisika

Gambar 1.2 : Skema Kerangka Pikir


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian eksperimen ini menggunakan “Quasi Experimental bentuk

Nonequivalent Control Group Design. Menurut Sugiyono Nonequivalent Control

Group Design merupakan desain yang kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol tidak dipilih secara random. Dengan desain ini baik kelompok

eksperimental maupun kelompok kontrol dibandingkan, kendati kelompok

tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui random. Model desain penelitian

dapat digambarkan sebagai berikut:1

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Pretest Treatment Postest


Group

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O3 O4

Keterangan:

𝑂1 = Sebelum diberikan perlakuan

𝑂2 = Setelah diberikan perlakuan

𝑂3 = Sebelum diberikan perlakuan

𝑂4 = Setelah diberikan perlakuan

𝑋= Perlakuan dengan menggunakan metode pembelajaran Whole

Brain Teaching

1
Sugiyono. Metode Penelitian PendidikanPendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D
(Bandung: ALFABETA, 2015),h.208.

33
34

2. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.2

Populasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah seluruh peserta

didik kelas X SMAN 3 Pinrang sebanyak 153 orang.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang

ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka

peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang

dipelajari dari sampel, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi.

Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif

(mewakili)3.

Sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 61 orang yaitu pada kelas X

MIA 5 dan X MIA 6, dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.2 : Sampel penelitian

MIA IV MIA II

28 33

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling,

yaitu respon dengan terpilih menjadi anggota sampel atas dasar pertimbangan

2
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian (Bandung: ALFABETA, 2015), h.61.
3
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, h.62.
35

peneliti sendiri. Misalnya, atas pertimbangan status sosial ekonomi dalam rangka

meneliti tingkat kemiskinan.4

3. Metode Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi

dan tes hasil belajar. Instrumen tersebut digunakan untuk mengumpulkan data-

data sebagai berikut:

a. Tes hasil belajar

Tes merupakan sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban yang benar

atau salah. Tes diartikan juga sebagai sejumlah pernyataan yang harus diberikan

tanggapan dengan tujuan megukur tingkat kemampuan seseorang5.

Instrumen yang digunakan dalam tes untuk mengukur hasil belajar adalah

soal berupa pilihan ganda dan essay test. Essay test adalah sejenis tes kemajuan

belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-

kata.6

Sedangkan tes pilihan ganda menurut Suharsimi Arikunto yakni tes yang

terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang

belum lengkap. Dan untuk melengkapinya harus memilih salah satu dari beberapa

kemungkinan jawaban yang disediakan.7

4
Deni Darmawan, Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya), 2016,
h. 152.
5
Djemari Mardapi, Teknik Penyusunan Intrumen Tes dan Non Tes(Yogyakarta: Mitra
Cendekkia, 2008),h.67.
6
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Ke 2(Jakarta: Bumi Aksara,
2013),h.117.
7
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Ke 2,h.118.
36

b. Observasi

Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan

pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.8

4. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

a. Tes Pilihan Ganda (multiple choice)

Item multiple choice berupa suatu pertanyaan yang terdiri dari suatu

statemen yang belum lengkap. Untuk melengkapi statemen tersebut disediakan

beberapa statemen sambungan berupa alternatif pilihan yang disebut sambungan

option. Satu diantara alternatif option itu merupakan jawaban yang benar,

sedangkan jawaban (option) yang tidak benar disebut pengecoh (distraktor).9

Adapun tes pilihan ganda yang digunakan untuk pre-test berjumlah 20 soal

sedangkan untuk post-test jumlah soal yang digunakan berjumlah 20 soal.

b. Lembar Observasi Guru dan Peserta didik

Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan

pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.10 Pengamatan yakni

alat penilaian yang pengisiannya dilakukan oleh guru atas dasar pengamatan

terhadap perilaku peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, di

kelas maupun diluar kelas.11

8
Elis Retnawulan dan Rusdiana, Evaluasi Pembelajaran (Bandung: CV Pustaka
Setia,2015), h. 125.
9
Baego Ishak dan Syamsudduha, Evaluasi Pendidikan (Makassar: Alauddin Press, 2010),
h. 53.
10
Elis Retnawulan dan Rusdiana, Evaluasi Pembelajaran, h. 125.
11
Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran (Yogyakarta: Multi
Pressindo,2012) ,h.69.
37

1) Lembar observasi Guru

Lembar observasi guru digunakan untuk mengetahui apakah proses

pembelajaran yang digunakan oleh guru sesuai dengan metode yang tercantum

pada RPP. Berikut merupakan contoh lembar observasi guru berdasarkan sintaks

metode pembelajaran Whole Brain Teaching :

Tabel 3.3. Lembar observasi guru berdasarkan sintaks metode pembelajaran

Whole Brain Teaching


Skor
NO Aspek yang Diamati Nilai Kategori
0 1 2
1 Membangun suasana kelas yang
menyenangkan dengan membuka
pembelajaran dengan melakukan
kegiatan yel-yel class-class-fisika-
yess.
2 Memberikan materi menegnai
Gerak Melingkar
3 Membagi peserta didik dalam
beberapa kelompok
4 Memberi kesempatan kepada
peserta didik memaparka hasil
diskusi dengan menggunakan
sintaks “teach-ok”.
5 Memberikan penilaian terhadap
siswa, dengan meletakkan gambar
wajah bundar berupa “smiley”
(menyampaikan senyuman)dan
“Frowny” (tampak cemberut).
6 Melakukan kegiatan “comprehension
check”.
2) Lembar observasi peserta didik

Lembar observasi peserta didik digunakan untuk mengetahui dan meninjau

kesesuaian antara aktifitas belajar peserta didik di ruang kelas dengan indikator
yang ingin dicapai pada metode tertentu, berikut merupakan contoh lembar

observasi peserta didik dengan menggunakan sintaks Whole Brain Teaching :


38

Tabel 3.3. Lembar observasi peserta didik berdasarkan sintaks metode

pembelajaran Whole Brain Teaching


Skor Indikator
No Aspek yang dinilai
1 2 3 4
1 Kesiapan siswa untuk
menerima materi
pelajaran
a. Masuk kelas tepat waktu
b. Menyiapkan perlengkapan
belajar
c. Tidak melakukan
pekerjaan lain yang akan
mengganggu proses belajar
2 Antusiasme siswa dalam
mengikuti kegiatan
pembelajaran
a. Menyimak seluruh
informasi yang
disampaikan oleh guru
b. Tidak mengobrol dengan
teman kecuali membahas
bahan pelajaran
c. Memberikan tanggapan
terhadap apa yang
disampaikan oleh guru
Melakukan yel-yel
“class-class-fisika-yess”
3 Aktivitas siswa dalam
kegiatan pembelajaran
a. Bertanya kepada guru
mengenai hal yang tidak
dimengerti
b. Dapat menjawab
permasalahan yang
diajukan oleh guru
4 Aktivitas siswa dalam
mengerjakan soal latihan
a. Mengerjakan soal latihan
yang diberikan dengan
berdiskusi secara
berkelompok
b. Memaparka hasil diskusi
dengan menggunakan
sintaks “teach-ok”.
39

c. Memberi tanggapan atas


jawaban dari soal-soal
yang telah dikerjakan oleh
temannya
d Mampu menjawab
pertanyaan guru pada
langkah “comprehension-
check”.
5 Partisipasi siswa dalam
menutup kegiatan
pembelajaran
a. Bertanya kepadaguru
apabila kurang mengerti
1
dengan materi
pembelajaran
b. Membuat kesimpulan materi
yang telah diberikan
c. Memperbaiki atau
menambah kesimpulan
temannya jika kesimpulan
temannya masih kurang
lengkap

5. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian adalah sebagai

berikut:

a. Teknik Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis

data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang

berlaku untuk umum atau generalisasi. Statistik deskriptif dapat digunakan bila

peneliti hanya ingin mendeskripsikan data sampel, dan tidak ingin membuat

kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana sampel diambil.

Yang termasuk dalam teknik statistik deskriptif sebagai berikut :

1) Rata-rata (x̅)
∑𝑥𝑖
x̅ = 𝑛
40

dengan :

x̅ : Skor rata-rata

𝑥𝑖 : Nilai ujian

𝑛 : Jumlah sampel12

2) Standar Deviasi (SD)


∑(𝑥𝑖−𝑥)2
s =√ 𝑛−1

dengan :

s : Nilai standar deviasi

𝑥𝑖 : Nilai ujian

𝑥 : Nilai rata-rata

𝑛 : Jumlah sampel13

3) Varians (s2)
∑(xi − x̅)2
𝑠2 =
(n − 1)

dengan :

s2 : varians sampel

n : jumlah sampel14

b. Teknik Statistik Inferensial

1) Uji Prasyarat (Uji Asumsi Dasar)

a) Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian yang dilakukan pada data untuk

mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang

12
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar(Bandung: ALFABETA,
2015),h.93.
13
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar,h.93.
14
Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, h.57.
41

digunakan pada penelitian ini adalah uji Kolmogorov-Smirnov pada taraf α = 0,05,

sebagai berikut :15


𝐷ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑛|𝐹𝑂 (𝑋) − 𝑆𝑁 (𝑋)|

Dengan:

D : Nilai D hitung

𝐹𝑂 (𝑋) : Distribusi frekuensi kumulatif teoritis

𝑆𝑁 (𝑋) : Distribusi frekuensi kumulatif observasi

Kriteria pengujian:

Datadinyatakan terdistribusi normal apabila Dhitung< Dtabel pada taraf

siginifikan α = 0,05. dengan analisis Kolmogorov-Smirnov pada taraf signifikansi

α = 0,05, dengan kriteria pengujian Sebagai berikut:

a) Nilai sig. ≥ 0,05; H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel

berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

b) Nilai sig. < 0,05; H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel

berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.

Ditinjau dari operasinya, hipotesis dibedakan menjadi hipotesis nol (Ho)

yakni hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan antara variable. Dan

hipotesis alternative (Ha), yakni hipotesis yang menyatakan adanya hubungan


antar variable.16

b) Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui bahwa kedua

sampel yang dibandingkan merupakan kelompok-kelompok yang mempunyai

varians yang sama atau homogen. Dalam penelitian ini, pengujian homogenitas

15
Purwanto,Statistika dalam Penelitian(Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011),h.163-164.
16
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2 , h.47.
42

dilakukan dengan menggunakan uji-Fmax dari Hartley-Pearson, dengan rumus

sebagai berikut:17
2
𝑠𝑚𝑎𝑥
𝐹𝑚𝑎𝑥 = 2
𝑠𝑚𝑖𝑛

Dengan :

𝐹𝑚𝑎𝑥 : nilaiF hitung


2
𝑠𝑚𝑎𝑥 : varians terbesar
2
𝑠𝑚𝑖𝑛 : varians terkecil

Kriteria pengujian adalah jika Fhitung< Ftabel pada taraf nyata dengan Ftabel di

dapat distribusi F dengan derajat kebebasan masing-masing sesuai dengan dk

pembilang dan dk penyebut pada taraf α = 0,05.

c. Pengujian Hipotesis

Setelah uji prasyarat dilakukan dan terbukti bahwa data-data yang diolah

berdistribusi normal dan homogen, maka dilanjutkan dengan pengujian hipotesis

yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Pengujian hipotesis pada penelitian ini

menggunakan uji-t 2 sampel independent pada taraf signifikan α = 0,05, dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menyusun hipotesis dalam bentuk statistik

H0 : μ1 = μ2

H1 : μ1 ≠ μ2
Keterangan :

HO = Tidak terdapat perbedaan hasil belajar Fisika peserta didik

yang menerapkan metode Whole Brain Teaching dan

yangmenerapkan metode Konvensional pada Peserta didik

SMAN 3 pinrang.

17
Purwanto,Statistika dalam Penelitian , h.163-164.
43

Ha = Terdapat perbedaan hasil belajar Fisika peserta didik yang

menerapkan metode Whole Brain Teaching dan yang

menerapkan metode Konvensional pada Peserta didik

SMAN 3 pinrang.

2) Menentukan nilai derajat kebebasan (dk)

dk = N1 + N2 – 2

3) Menentukan nilai ttabel pada α = 0,05

ttabel = t(α) (dk)

4) Menentukan nilai thitung18 :


Separated Varian :
𝑋̅1 − 𝑋̅2
𝑡=
𝑠2 𝑠2
√ 1+ 2
𝑛1 𝑛2

Pooled Varian :
𝑋̅1 − 𝑋̅2
𝑡=
(𝑛 − 1)𝑠12 + (𝑛2 − 1)𝑠22 1 1
√ 1 (𝑛 + 𝑛 )
𝑛1 + 𝑛2 − 2 1 2

Keterangan :

𝑡 = nilait hitung

𝑋̅1 = rata-rata skor kelas eksperimen

𝑋̅2 = rata-rata skor kelas kontrol

𝑠12 = varians skor kelas eksperimen

𝑠22 = varians skor kelas kontrol

𝑛1 = jumlah sampel kelas eksperimen

𝑛2 = jumlah sampel kelas control

18
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian , h.138.
44

Petunjuk pemilihan rumus t-test menurut Sugiyono19 ada beberapa

pertimbangan, antara lain :

a) Bila jumlah anggota sampel n1 = n2, dan varian homogen (σ12 = σ22),maka

dapat digunakan rumus t-test baik untuk Separated Varian maupun Pooled

Varian, untuk mengetahui harga t-tabel digunakan dk yang besarnya dk = n1 +

n2 – 2.

b) Bila n1 ≠ n2, varian homogen (σ12 = σ22) dapat digunakan t-test dengan Pooled

Varian, besarnya dk = n1 + n2 – 2.

c) Bila n1= n2, varian tidak homogen (σ12 = σ22) dapat digunakan rumus

Separated Varian maupun Polled Varian, dengan dk = n1– 1 atau dk = n2 – 1.

d) Bila n1 ≠ n2 dan varian tidak homogen (σ12 = σ22). Untuk ini digunakan rumus

Separated Varian. Harga t sebagai pengganti t-tabel dihitung dari selisih harga

t-tabel dengan di(n1 – 1) dan dk (n2 – 1) dibagi dua, kemudian ditambah

dengan harga t yang terkecil.

5) Penarikan kesimpulan

Jika nilai thitung >ttabel, maka hipotesis diterima.

Jika nilai thitung ˂ttabel, maka hipotesis ditolak.

6. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian terdapat beberapa prosedur yang dilakukan peneliti agar


penelitian berjalan secara sistematis, adapun prosedur penelitian ini adalah :

a. Tahap Persiapan

Adapun langkah-langkah yang dilakukan peneliti pada tahap persiapan

adalah :

1) Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing terkait penelitian yang

akan dilakukan

19
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, h.138-139.
45

2) Menyiapkan instrumen penelitian

3) Validasi instrumen penelitian yang dilakukan oleh beberapa orang pakar.

4) Menyiapkan surat-surat izin penelitian

b. Tahap Pelaksanaan

Adapun langkah-langkah tahap pelaksanaan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1) Kelas Eksperimen

Secara garis besar tahap-tahap yang dilakukan peneliti pada kelas

eksperimen adalah :

a) Memberikan pre-test kepada peserta didik untuk memperoleh informasi

mengenai hasil belajarnya sebelum diterapkan metode Whole Brain Teaching.

b) Melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan metode Whole Brain

Teaching.

c) Memberikan post-test kepada peserta didik untuk mengetahui hasil belajar

peserta didik setelah diterapkannya metode Whole Brain Teaching.

2) Kelas Kontrol

Secara garis besar tahap-tahap yang dilakukan peneliti pada kelas

eksperimen adalah :

a) Memberikan pre-test kepada peserta didik untuk memperoleh informasi


mengenai hasil belajarnya sebelum diterapkan metode Konvensional.

b) Melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan metode Konvensional.

c) Memberikan post-test kepada peserta didik untuk mengetahui hasil belajar

peserta didik setelah diterapkannya metode Konvensional.

3) Tahap Analisis Data

Tahap analisis data dilakukan dengan menarik kesimpulan yang

merupakan hipotesis penelitian.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Uji Validitas Instrumen

Instrument yang divalidasi pada penelitian ini adalah Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Observasi Guru, Lembar Observasi

Peserta Didik dan Tes Hasil Belajar. Instrument tersebut divalidasi oleh Bapak
Drs. Muhammad Yusuf Hidayat, M.Pd., dan Bapak Suhardiman, S.Pd. M. Pd.

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Instrumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) digunakan untuk

menggambarkan jalannya atau prosedur pembelajaran untuk mencapai suatu

kompetensi dasar yang telah ditetapkan pada silabus. Hasil validasi dari

keduaorang pakar memberikan nilai rata-rata 3,75 sehingga instrumen dikatakan

valid. Adapun hasil perhitungan reliabilitas dengan menggunakan uji percent of

agreement diperoleh skor yaitu sebesar 0,93. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

instrument Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dikatakan reliabel.

b. Lembar Observasi

Lembar observasi yang digunakan pada penelitian ini terdapat dua jenis

yaitu lembar obesrvasi guru dan lembar observasi siswa, lembar observasi guru

digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan dari metode yang digunakan peneliti

sedangkan lembar observasi siswa bertujuan untuk mengetahui apakah aktifitas

yang terjadi pada siswa sesuai dengan keterlaksanaan metode yang digunakan

oleh peneliti, sehingga kedua lembar observasi ini menjadi tolak ukur

terlaksananya metode yang telah dicantumkan peneliti pada Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP). Instrumen lembar observasi keterlaksanaan terdiri dari

46
47

beberapa aspek yaitu aspek petunjuk, cakupan aktivitas guru atau siswa, dan aspek

bahasa serta penilaian umum. Berdasarkan nilai yang diberikan oleh 2 ahli, untuk

semua aspek tersebut rata-rata nilai yang diberikan validator untuk lembar

observasi guru adalah 3,56 dan lembar observasi siswa 3,7. Setelah dianalisis

maka hasil analisis validasi menunjukkan bahwa instrument dikatakan valid.

c. Tes Hasil Belajar

Instrument Tes Hasil Belajar merupakan alat yang digunakan untuk

mengukur hasil belajar peserta didik pada ranah kognitif ( C1, C2, C3, C4 ) yang

digunakan pada dua kelas sebagai sampel penelitian instrument ini terdiri dari 20

butir soal berbentuk pilihan ganda, yang telah diperiksa oleh dua orang validator

yang dinyatakan telah valid dengan pemberian nilai pada ranah tiga dan empat.

Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan uji Gregory

yaitu uji kesepahaman antara dua orang pakar, jika kedua validator memberikan

skor tiga atau empat maka instrumen dinyatakan sangat valid. Berdasarkan nilai

yang telah diberikan dua orang validator untuk semua aspek, rata rata nilai yang

didapatkan adalah 3,65 dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa instrumen tes

hasil belajar fisika tersebut sudah valid dan dapat digunakan dalam mengukur

hasil belajar peserta didik.

2. Analisis Deskriptif
a. Hasil analis deskriptif nilai hasil belajar sebelum diterapkan metode Whole

Brain Teaching pada kelas X MIA 4 SMAN 3 Pinrang

1. Kelas X MIA 4 (Kelas Eksperimen )

Sebelum diterapkannya metode pembelajaran Whole Brain Teaching

dilakukan pengambilan data hasil belajar peserta didik. Berikut adalah data

sebelum diterapkannya metode pembelajaran Whole Brain Teaching :


48

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Peserta Didik Kelas X MIA 4

SMAN 3 Pinrang sebelum diterapkan metode pembelajaran

Whole Brain Teaching.

No Hasil Belajar Fi

1 50 2

2 55 3

3 57 1

4 60 1

5 65 1

6 67 2

7 70 3

8 73 6

9 75 2

10 77 1

11 80 3

12 85 1

13 90 1

14 100 1

Jumlah 28

Data-data pada Tabel 4.1 di atas dijadikan sebagai acuan dalam

pengolahan analisis deskriptif. Hasil analisis secara keseluruhan dapat dilihat pada

tabel distribusi di bawah ini.


49

Tabel 4.2.Data hasil belajar peserta didik kelas X MIA 4 SMAN 3 Pinrang

sebelum diterapkan metode pembelajaran Whole Brain Teaching.

Parameter Nilai

Nilai Maksimum 100

Nilai Minimum 50

Rata-Rata 70.39

Standar deviasi 11.80

Varians 139.28

Koefisien Varians 16,76%

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dijelaskan bahwa nilai hasil belajar fisika

tertinggi yang diperoleh peserta didik pada kelas eksperimen adalah 100,

sedangkan nilai minimum yang diperoleh peserta didik adalah 50. Nilai rata-rata

yang diperoleh yaitu 70,39 dengan standar deviasi 11,80. Dengan demikian

diperoleh varian sebesar 139,28 dan koefisien varians sebesar 16,76% koefisien

varians merupakan perbandingan antara simpangan baku dengan rata-rata suatu

data dan dinyatakan dalam %. Berdasarkan tabel diatas diperoleh koefisien

varians 16,76%.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis deskriptif, maka hasil

belajar fisika peserta didik SMAN 3 Pinrang pada kelas eksperimen (X MIA 4)

sebelum penggunaan metode pembelajaran Whole Brain Teaching dapat

dikategorisasikan dengan hasil yang ditunjukkan pada tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3.kategorisasi hasil belajar peserta didik kelas X MIA 4 SMAN 3

Pinrang sebelum penerapan metode Whole Brain Teaching.

No Rentang Frekuensi Presentase (%) Kategori

1 0- 34 0 0 Sangat Rendah

2 35 -54 2 7,15 Rendah


50

3 55 – 64 5 17,85 Sedang

4 65 – 84 18 64,29 Tinggi

5 85 -100 3 10,71 Sangat Tinggi

Jumlah 28 100

Berdasarkan tabel 4.3 dijelaskan bahwa terdapat 2 peserta didik yang

mendapatkan nilai dalam kategori rendah dengan presentase 7,15%, adapun

peserta didik yang mendapatkan nilai dalam kategori sedang yaitu 5 orang dengan

presentase 17,85%, sedangkan untuk peserta didik yang mendapatkan nilai dalam

kategori tinggi berjumlah 18 orang dengan presentase 64,71% dan peserta didik

yang mendapatkan nilai dengan kategori tinggi berjumlah 3 orang dengan

presentase 10,71%. Data pada tabel 4.3. Kategorisasi skor hasil belajar peserta

didik dapat digambarkan dalam histogram kategorisasi pada gambar 4.1 berikut.

Histogram Kategorisasi Hasil


Belajar
Frekuensi presentase(%)

64,29

17,85 18
0 0 2 7,15 5
10,71
3
0- 34
35 -54
55 – 64
65 – 84
85-100

Gambar 4.1.Histogram kategorisasi hasil belajar peserta didik kelas X MIA 4

sebelum diterapkan metode Whole Brain Teaching.

Berdasarkan gambar histogram diatas ditunjukkan bahwa peserta didik

yang mendapatkan nilai yang sangat tinggi yaitu 3 orang dengan presentase
51

10,71% dan peserta didik yang mendapatkan nilai dalam rentang rendah terdapat

2 peserta didik dengan presentase 7,15%.

b. Hasil analisis Deskriptif hasil belajar peserta didik kelas X MIA 4 SMAN 3

Pinrang setelah diterapkan metode pembelajaran Whole Brain Teaching.

1. Kelas X MIA 4 (Kelas Eksperimen)

Setelah penerapan metode pembelajaran Whole Brain Teaching maka

peserta didik diuji dengan menggunakan tes pilihan ganda. Setelah pengujian

diperoleh data hasil belajar fisika yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi pada tabel 4.4.

Tabel 4.4.Tabel distribusi frekuensi hasil belajar kelas X MIA 4 SMAN 3

Pinrang setelah diterapkan metode pembelajaran Whole Brain

Teaching.

No Nilai Fi

1 50 1

2 55 4

3 60 10

4 62.5 1

5 65 4

6 66.5 1

7 70 6

8 82.5 1

Jumlah 28

Data-data pada Tabel 4.4 di atas dijadikan sebagai acuan dalam

pengolahan analisis deskriptif. Hasil analisis secara keseluruhan dapat dilihat pada
tabel distribusi di bawah ini.
52

Tabel 4.5.Data hasil belajar peserta didik kelas X MIA 4 SMAN 3 Pinrang

setelah diterapkan metode pembelajaran Whole Brain Teaching

Parameter Nilai

Nilai Maksimum 82.5

Nilai Minimum 50

Rata-Rata 62.91

Standar deviasi 6.71

Varians 45.09

Koefisien Varians 10.67%

Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat dijelaskan bahwa nilai tertinggi yang

didapatkan peserta didik yaitu 82,5 yang berada pada kategori tinggi sedangkan

nilai minimum yang didapatkan peserta didik adalah 50 yang berada pada kategori

rendah. Nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 62,91, dengan standar deviasi 6,71 dan

varians sebesar 45,09. Koefisien varians yang diperoleh yaitu 10,67%, koefisien

varians merupakan perbanndingan antara simpangan baku dan simpangan rata-

rata yang dinyatakan dalam bentuk presentase, semakin kecil nilai koefisien

varians maka semakin merata pula perlakuan yang diberikan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis deskriptif, maka hasil

belajar fisika peserta didik SMAN 3 Pinrang pada kelas eksperimen (X MIA 4)

setelah penggunaan metode pembelajaran Whole Brain Teaching dapat

dikategorisasikan dengan hasil yang ditunjukkan pada tabel 4.6 berikut:


53

Tabel4.6. Kategorisasi hasil belajar peserta didik kelas X MIA 4 SMAN 3

Pinrang setelah penerapan metode Whole Brain Teaching.

No Rentang Frekuensi Presentase (%) Kategori

1 0- 34 0 0 Sangat

Rendah

2 35 -54 1 3.57 Rendah

3 55 – 64 15 53.57 Sedang

4 65 – 84 12 42.86 Tinggi

5 85 -100 0 0 Sangat Tinggi

Jumlah 28 100

Berdasarkan tabel 4.6 dijelaskan bahwa terdapat 1 peserta didik yang

mendapatkan nilai dalam kategori rendah dengan presentase 73,57%, adapun

peserta didik yang mendapatkan nilai dalam kategori sedang yaitu 15 orang

dengan presentase 53,57%, sedangkan untuk peserta didik yang mendapatkan nilai

dalam kategori tinggi berjumlah 12 orang dengan presentase 42,86% . Data pada

tabel 4.6 yaitu kategorisasi skor hasil belajar peserta didik dapat digambarkan

dalam histogram kategorisasi pada gambar 4.2 berikut.

Histogram Kategorisasi Hasil


Belajar
Frekuensi Presentase (%)

53,57
42,86

15 12
0 0 1 3,57 0 0

0- 34 35 -54 55 – 64 65 – 84 85-100

Gambar 4.2.Histogram kategorisasi hasil belajar peserta didik kelas X

MIA 4 setelah diterapkan metode Whole Brain Teaching.


54

Berdasarkan gambar histogram diatas ditunjukkan bahwa peserta didik

yang mendapatkan nilai dalam kategori tinggi yaitu 12 orang dengan presentase

42,86% dan peserta didik yang mendapatkan nilai dalam rentang rendah terdapat

1 peserta didik dengan presentase 3,57%.

2. Kelas X MIA 2 (Kelas Kontrol)

Setelah peneliti mengajar pada kelas control maka peserta didik diuji

dengan menggunakan tes pilihan ganda dan diperoleh data hasil belajar yang

disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi pada tabel 4.7.

Tabel 4.7.Tabel distribusi frekuensi kelas X MIA 2 SMAN 3 Pinrang

setelah peneliti mengajar.

No Nilai Fi

1 20 1

2 25 1

3 30 1

4 35 3

5 40 3

6 45 3

7 50 2

8 55 5

9 58 1

10 60 7

11 65 4

12 70 1

13 80 1

Jumlah 33
55

Data pada tabel 4.7 diatas digunakan sebagai acuan dalam mengelolah

analisis deskriptif. Hasil analisis secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel

distribusi dibawah ini.

Tabel 4.8.Data hasil belajar pesetra didik kelas X MIA 2 SMAN 3 Pinrang

setelah diajar oeleh peneliti.

Parameter Nilai

Nilai Maksimum 80

Nilai Minimum 20

Rata-Rata 51,45

Standar deviasi 13,69

Varians 187.32

Koefisien Varians 26,60 %

Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa nilai maksimum yang

didapatkan peserta didik yaitu 80 sedangkan nilai minimum yang didapatkan

peserta didik setelah diajar oleh peneliti adalah 20. Nilai rata-rata yang didapatkan

sebesar 51,45 dengan standar deviasi 13,69 dan nilai varians yang didapatkan

yaitu 187,32. adapun nilai koefisien varians 20,60%, koefisien varians merupakan

perbandingan antara simpangan baku dan simpangan rata-rata yang dinyatakan

dalam %, semakin kecil nilai koefisien varans maka semakin merata pula

perlakuan pda kelas tersebut.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif, maka hasil belajar fisika peserta

didik kelas X MIA 2 SMAN 3 Pinrang pada kelas kontrol setelah peneliti

mengajar dapat dikategorisasikan degan hasil ang ditunjukkan pada tabel 4.9

berikut.
56

Tabel 4.9.Kategorisasi hasil belajar peserta didik kelas X MIA 2 SMAN 3

Pinrang setelah peneliti mengajar.

No Frekuensi Presentase (%) Kategori

1 0- 34 3 9,09 Sangat Rendah

2 35 -54 11 33,33 Rendah

3 55 – 64 13 39,40 Sedang

4 65 – 84 6 18,18 Tinggi

5 85 -100 0 0 Sangat Tinggi

Jumlah 33 100

Berdasarkan tabel 4.9 dijelaskan bahwa terdapat 3 peserta didik yang

mendapatkan nilai dalam kategori sangat rendah dengan presentase 9,09%,

adapun peserta didik yang mendapatkan nilai dalam kategori rendah yaitu 11

orang dengan presentase 33,33%, sedangkan untuk peserta didik yang

mendapatkan nilai dalam kategori sedang berjumlah 13 orang dengan presentase

39,40% dan peserta didik yang mendapatkan nilai dalam kategori tinggi berjumlah

6 orang dengan persentase 18,18%. Data pada tabel 4.9 yaitu kategorisasi skor

hasil belajar peserta didik dapat digambarkan dalam histogram kategorisasi pada

gambar 4.3 berikut.

Histogram Kategorisasi Hasil


Belajar
Frekuensi Presentase (%)
33,33 39,4
11 13 18,18
3 9,09 6 0 0

0- 34 35 -54 55 – 64 65 – 84 85 -100

Gambar 4.3.Histogram hasil belajar peserta didik kelas X MIA 2 SMAN 3

Pinrang setelah diajar oleh peneliti.


57

Berdasarkan gambar histogram diatas, terdapat 6 peserta didik yang

mendapatkan nilai dalam rentang tinggi yaitu 65-84 sedangkan terdapat 3 peserta

didik yang mendapatkan nilai dalam rentang nilai sangat rendah yaitu 0-34.

3. Analisis Statistik Inferensial

Analisis statistic inferensial bertujuan untuk menguji hipotesis penelitian

dengan menggunakan Uji-t.untuk mendapatkan hasil analisis inferensial, terlebih

dahulu perlu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas.

a. Uji prasyarat penelitian

Uji prasyarat penelitian dilakukan dengan menggunakan dua cara yaitu uji

normalitas dan uji homogenitas :

1) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data telah terdistribusi

secara normal.Datadinyatakan terdistribusi normal apabila Dhitung< Dtabel pada taraf

siginifikan α = 0,5 dengan syarat :

 Nilai sig. ≥ 0,05; H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa

sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

 Nilai sig. < 0,05; H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa

sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.

a) Uji normalitas kelas eksperimen


(1) Hasil belajar (pretes)

Hasil analisis uji normalitas untuk data hasil belajar fisika peserta didik

kelas eksperimen sebelum menerapkan metode Whole Brain Teaching diperoleh

nilai Dhitung = -0,56447 dan Dtabel = 0,250 sehingga didapatkan hasil bahwa Jika

Dhitung< Dtabel maka data terdistribusi normal. Hasil analisis selengkapnya dapat

dilihat pada lampiran C.1.1. Berikut adalah hasil analisis data norlamlitas pre-tes

kelas eksperimen :
58

(2) Hasil belajar (posttes)

Hasil analisis uji normalitas untuk data hasil belajar fisika peserta didik

kelas eksperimen setelah menerapkan metode Whole Brain Teaching diperoleh

nilai Dhitung = -0,53391dan Dtabel = 0,250 sehingga didapatkan hasil bahwa Jika

Dhitung<Dtabel maka data terdistribusi normal. Hasil analisis selengkapnya dapat

dilihat pada lampiran C.1.2, hasil analisis pada SPSS dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 4.10 : Analisis normalitas data hasil belajar peserta didik kelas
eksperimen setelah menerapkan metode Whole Brain Teaching
Kolmogorov-
Shapiro-Wilk Ket
Smirnova
Statis
tic Sig Statistic Sig.
Post
Test X .165 .088 .931 .104 Normal
MIA 4
Pre
Test X .158 .125 .940 .159 Normal
MIAIV
b) Uji normalitas kelas kontrol

(1) Hasil belajar (pretes)

Hasil analisis uji normalitas untuk data hasil belajar fisika peserta didik

kelas kontrol setelah peneliti mengajar diperoleh nilai Dhitung = -1,09753dan Dtabel

= 0,231 sehingga didapatkan hasil bahwa Jika Dhitung<Dtabel maka data

terdistribusi normal. Hasil analisis selengkapnya dapat dilihat pada lampiran

C.2.1. Hasil analisis dengan menggunakan SPSS dapat dilihat pada tabel berikut :

(2) Hasil belajar (posttes)

Hasil analisis uji normalitas untuk data hasil belajar fisika peserta didik

kelas kontrol setelah peneliti mengajar diperoleh nilai Dhitung = -0,67447 dan
59

Dtabel= 0,231 sehingga didapatkan hasil bahwa Jika Dhitung<Dtabel maka data

terdistribusi normal.Hasil analisis selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.2.2.

Hasil analisis dengan menggunakan SPSS dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.11 : Analisis normalitas data hasil belajar peserta didik kelas eksperimen

sebelun dan setelah menerapkan metode Konvensional


Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Ket
Statistic Sig. Statistic Sig.
Post
Test X .144 .141 .966 .486 Normal
MIA 2
Pre
Test X .159 .069 .906 .016 Normal
MIA 2
2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah variansi data tersebut

sama atau tidak.

a. Uji homogenitas pre-test

Berdasarkan hasil perhitungan nilai Fhitung = 1,473 sedangkan Ftabel = 1,837

pada taraf signifikan α =0,05, sehingga disimpulkan Fhitung< Ftabel. Hal tersebut

menunjukkan bahwa datatersebut homogenitas.Selain diperoleh dari hasil analisis

manual, juga diperoleh dari hasil pengujian homogenitas menggunakan program

SPSS versi 20 for windows sehingga diperoleh bahwa sampel-sampel tersebut

homogen. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel :

Tabel 4.12. Hasil analisisuji homogenitas data pre-test kelas eksperimen

Levene Statistic Sig. Ket

1.033 .314 Data homogen

Data dikatakan homogen apabila nilai signifikannya lebih besar dari 0,05.

Berdasarkan tabel 4.18 dapat diihat bahwa nilai signifikan pada uji homogenitas
60

dengan menggunakan program SPSS yaitu 0,314 sehingga data tersebut dikatakan

homogen karena 0,314 lebih besar dari 0,05.

b. Uji homogenitas post-test

Berdasarkan hasil perhitungan nilai Fhitung = 4,154sedangkan Ftabel = 1,837

pada taraf signifikan α =0,05, sehingga disimpulkan Fhitung> Ftabel. Hal tersebut

menunjukkan bahwa data tersebut tidak homogeny.Selain diperoleh dari hasil

analisis manual, juga diperoleh dari hasil pengujian homogenitas menggunakan

program SPSS sehingga diperoleh bahwa sampel-sampel tersebut homogen. Hasil

tersebut dapat dilihat pada tabel

Tabel 4.15. Hasil analisis uji homogenitas data post-test kelas kontrol
Levene Statistic Sig. Ket

12.937 .001 Data tidak homogen

Data dikatakan homogen apabila nilai signifikannya lebih besar dari 0,05.

Berdasarkan tabel diatas dapat diihat bahwa nilai signifikan pada uji homogenitas

dengan menggunakan program SPSS yaitu 0,001 sehingga data tersebut dikatakan

tidak homogen karena 0,001 lebih kecil dari 0,05.

3) Uji hipotesis penelitian

Uji hipotesis penelitan bertujuan untuk mengetahu kebenaran dari

hipotesis yang telah dipaparkan oleh peneliti, adapun uji hipotesis yang digunakan

pada penelitian ini adalah uji t-2 sampel independent karena pada penelitian ini

memiliki dua sampel yang berbeda dan tidak berhubungan, dimana kelas

eksperimen memiliki peserta didik yang berbeda dengan kelas kontrol.

Hasil analisis uji-t2 sampel diperoleh nilai thitung = 3,714 dan ttabel = 2,001

maka dapat disimpulkan bahwa nilai thitung>ttabel sehingga dapat dikatakan

H0ditolakdan Ha diterima bahwa Terdapat perbedaan hasil belajar Fisika siswa

yang menerapkan metode Whole Brain Teaching dan yang menerapkan metode
61

Konvensional pada Peserta didik SMAN 3 Pinrang. Hal ini menunjukkan bahwa

hasil belajar fisika dengan menerapkan metode Whole Brain Teaching dapat

dikatakan efektif.

B. Pembahasan

Pada bagian ini akan dibahas hasil penelitian yang diperoleh pada kelas X

MIA 4 yang merupakan sampel untuk kelas eksperimen dimana kelas ini akan

diberikan perlakuan dengan menerapkan metode Whole Brain Teaching,

sedangkan sampel yang kedua adalah kelas X MIA 2 dimana kelas ini akan
mendapatkan perlakuan dengan menerapkan metode Konvensional.

1. Hasil belajar Fisika peserta didik yang menerapkan metode Whole

Brain Teaching pada peserta didik kelas X SMAN 3

Metode Whole Brain Teaching merupakan metode yang termasuk

pembelajaran aktif, dimana peserta didik mampu membangun sendiri

pengetahuannya dengan menekankan pemahaman peserta didik, pada metode

Whole Brain Teaching guru melakukan penilaian secara transparan sehingga

speserta didik lebih terdorong untuk belajar dan guru melakukan penguatan

berkali-kali sehingga peserta didik tidak lupa dengan pembelajarannya, selain itu

peserta didik berperan aktif dalam pembelajaran, baik itu pada saat mengkaji teori

dan rumus atau sedang menjawab soal, guru juga dituntut memberikan reword

yang dapat menambah semangat peserta didik dalam belajar. Setelah dilakukan

penelitian pada kelas eksperimen yaitu kelas X MIA 4 yang berjumlah 28 peserta

didik dengan nilai rata-rata hasil belajar post tes yaitu 62,91 sedangkan hasil

belajar pre tes 70,39.

Kegiatan pembelajaran atau proses belajar dipengaruhi oleh beberapa

faktor intern yaitu sikap, motivasi, konsentrasi, mengolah, menyimpan, menggali


62

dan unjuk prestasi, sedangkan faktor ekstern yaitu guru sebagai Pembina peserta

didik belajar, prasarana dan sarana pembelajaran, kebijakan penilaian.1

Beberapa faktor tersebut menyebabkan hasil belajar peserta didik tidak

meningkat pada saat penelitian yaitu (1) nilai pre tes diperoleh dari ulangan harian

mata pelajaran vektor dengan menggunakan metode tes essay yang diberikan oleh

guru mata pelajaran dan nilai pos tes diperoleh dengan menggunakan tes pilihan

ganda dengan mata pelajaran gerak melingkar, perbedaan tes yang diberikan oleh

guru mata pelajaran dan peneliti menyebabkan adanya perbedaan hasil belajar

yang relative besar (2) ruangan yang digunakan untuk proses belajar mengajar

tidak memadai, hal ini dikarenakan sekolah yang merupakan obyek penelitian

sedang dalam tahap renovasi ruangan yang digunakan adalah laboratorium yang

memiliki luas yang relative besar sehingga konsentrasi peserta didik mudah

terganggu selain itu dibutuhkan tenaga yang banyak untuk menjelaskan materi

pembelajaran karena membutuhkan suara yang relative tinggi, (3) ruang kelas

yang terbagi dua, kelas yang digunakan oleh peserta didik terbagi dengan kelas

yang lainnya sehingga peserta didik susah untuk focus dalam pembelajaran, (4)

pola belajar peserta didik, biasanya peserta didik hanya menerima materi secara

singkat dan mengerjakan tugas pada buku LKS sehingga pembiasaan ini membuat

peserta didik kurang memahami materi yang berhubungan dengan materi yang
peneliti berikan sehingga peneliti perlu menjelaskan ulang dasar dari materi

pembelajaran gerak lurus. Variabel-variabel tersebut merupakan variabel-variabel

yang tidak diharapkan muncul dalam penelitian (unconditional variable) karena

hal tersebut sangat mempengaruhi hasil belajar peserta didik.

Metode Whole Brain Teaching membutuhkan waktu yang cukup banyak

untuk penialaian dan penerapan metode sehingga guru mempunyai keterbatasan

1
Dimyanti dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013),
h. 237-250
63

dalam menerapkan metode, selain itu guru akan merasa kesulitan saat menerapkan

metode ini karena perlu pengawasan yang sangat tinggi untuk mendapatkan hasil

yang maksimal, untuk itu guru perlu membagi durasi yang akan digunakan di

dalam kelas dengan baik, dengan strategi seperti itu guru akan lebih mudah untuk

menerapkan metode Whole Brain Teaching. Faktor pendukung metode ini adalah

penguatan yang dilakukan guru secara berulang hal ini merupakan kelebihan dari

metode Whole Brain Teaching, penguatan ini mempunyai pengaruh besar dalam

metode ini karena penguatan ini disertai oleh media-media yang sangat interaktif

bagi peserta didik, sehingga peserta didik yang tadinya memiliki sifat cenderung

malas belajar menjadi peserta didik yang aktif dalam pembelajaran. Selain

berpengaruh terhadap hasil belajar, metode Whole Brain Teaching juga sangat

berpengaruh terhadap peningkatan minat dan keaktifan peserta didik.

2. Hasil belajar Fisika peserta didik yang menerapkan metode

Konvesional pada peserta didik kelas X SMAN 3 Pinrang

Penelitian pada kelas kontrol yaitu kelas X MIA 2 yang berjumlah 33

peserta didik, diperoleh nilai rata-rata hasil belajar post tes adalah 51,45

sedangkan hasil belajar pre tes diperoleh nilai rata-rata 71 hal ini menyebabkan

adanya ketidakseimbangan antara pre tes dan post tes peserta didik.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar yaitu penggunaan


tes formatif bentuk esai dalam evaluasi formatif dapat memberikan hasil belajar

yang lebih tinggi dibanding dengan penggunaan tes formatif bentuk pilihan

ganda.2 Dan sarana prasarana, Lengkapnya prasarana dan sarana menentukan

jaminan terselenggaranya proses belajar yang baik.3

2
Abdul Rahman A.Gani, Pengaruh Tes Formatif dan Kemandirian Belajar Terhadap
Hasil Belajar Ekonomi Siswa SMA, Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, no 2, 2008, h. 1.
3
Dimyanti dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2013), h. 237-250
64

Faktor-faktor tersebut dialami peneliti dalam proses pembelajaran yaitu

(1) adanya perbedaan metode pemberian tes sebelum dan sesudah peneliti

mengajar, sebelum peneliti mengajar, guru mata pelajaran memberikan tes dengan

essay tes sedangkan peneliti memberikan tes pilihan ganda, hal ini memiliki

perbedaan dalam memberikan penilaian, selain itu pemberian tes pilihan ganda

dilakukan pada jam istirahat sehingga peseta didik tidak serius dalam menjawab

soal yang diberikan oleh peneliti, (2) memiliki durasi mengajar yang relative

sedikit, hal ini disebabkan karena kelas X MIA 2 dalam tahap renovasi sehingga

sebelum memulai pembelajaran peserta didik harus menyiapkan atau mencari

kelas untuk melakukan proses pembelajaran, akan tetapi kelas biasanya terisi

hingga mushalla pun menjadi tempat berlangsungnya proses pembelajaran, hal ini

menyebabkan peserta didik tidak mendapatkan materi dengan maksimal.

Variabel-variabel ini mempengaruhi hasil belajar peserta didik.

3. Perbedaan hasil belajar Fisika peserta didik yang menerapkan

metode Whole Brain Teaching dan yang menerapkan metode

Konvesional pada peserta didik kelas X SMAN 3 Pinrang

Hasil beajar peserta didik untuk kelas eksperimen yaitu X MIA 4 diperoleh

rata-rata 62,91 sedangkan hasil belajar pada kelas kontrol yaitu kalas X MIA 2

diperoleh rata-rata 51,45 hal ini menunjukkan pada penelitian ini terdapat
perbedaan hasil belajar fisika peserta didik yang diajar dengan menggunakan

metode Whole Brain Teaching dan peserta didik yang diajar dengan menggunakan

metode Konvensional. Untuk hasil analisis uji-t2 sampel setelah penerapan

metode Whole Brain Teaching diperoleh nilai thitung = 3,714 dan ttabel = 2,001 hal

ini menunjukkan thitung>ttabel sehingga dapat dikatakan H0 ditolak dan Ha diterima

bahwa terdapat perbedaan hasil belajar fisika peserta didik yang menerapkan

metode Whole Brain Teaching dan yang menerapkan metode Konvensional pada
65

Peserta didik SMAN 3 Pinrang. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar fisika

dengan menerapkan metode Whole Brain Teaching dapat untuk digunakan dalam

pembelajaran fisika.

Hasil penelitian ini relevan dengan hasil penelitian sebelumnya yaitu

Ananda Putri dkk yang meneliti tentang Keterampilan Sosial Siswa Dalam

Pembelajaran IPA Fisika Melalui Penerapan Strategi Whole Brain Teaching Di

Kelas VII SMPN 29 Pekanbaru, dari hasil penelitian diperoleh berdasarkan

indikator keterampilan sosial yang meliputi berada dalam tugas; mendorong

partisipasi; mengambil giliran dan berbagi tugas; mendengarkan dengan aktif,

siswa memiliki keterampilan sosial yang terus meningkat tiap pertemuan dengan

rata-rata persentase setiap indikator dikategorikan tinggi. Dengan demikian dapat

disimpulkan dengan strategi Whole Brain Teaching dapat melatih keterampilan

sosial siswa kelas VII SMPN 29 Pekanbaru pada materi pokok Wujud Zat dan

Perubahannya”4.

Penelitian yang lain juga pernah dilakukan oleh Nuri Wulandari

dkkmeneliti Hasil Belajar Kognitif IPA Fisika Siswa Dengan Menerapkan

Strategi Whole Brain Teaching Pada Materi Wujud Zat dan Perubahannya SMPN

29 Pekanbaru,hasil penelitian menunjukkan bahwa daya serap siswa setelah

pembelajaran dengan penerapan strategi whole brain teaching sebesar 77,14%


dikategorikan baik sehingga efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan

digunakan dalam pembelajaran IPA”5. Selanjutnya, Khairunnisa meneliti tentang

PeningkatanKeterampilan Proses Sains Siswa Melalui Pendekatan Whole Brain

4
Ananda Putri dkk,Keterampilan Sosial Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Fisika Melalui
Penerapan Strategi Whole Brain Teaching Di Kelas VII SMPN 29 Pekanbaru. Program Studi
Pendidikan Fisika FKIP Universitas Riau, Pekanbaru. 2015.h.2.
5
Nuri Wulandari dkk,Hasil Belajar Kognitif Siswa Melalui Penerapan Strategi Whole
Brain Teaching dalam Pembelajaran IPA Fisika di Kelas VII SMPN 29 Pekanbaru.Jurnal
Pembelajaran Fisika Universitas Riau 3, no.1, 2016, h.2.
66

Teaching (WBT) Pada Materi Sistem Gerak Pada Manusia Melalui Metode

Eksperimen, hasil penelitian menyimpulkan bahwa: (1) keterampilan proses siswa

siswa meningkat dari kategori rendah menjadi tinggi. (2) hasil belajar siswa

meningkat dari 44,44% menjadi 88,89%. Dengan demikian penerapan pendekatan

WBT dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa6.

Penelitian lain juga dilakukan oleh Isnawati dkkmeneliti tentang Pengaruh

Metode Pembelajaran Whole Brain Teaching Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa

Kelas VIII SMP Negeri 18 Palu, hasil penelitian pengujian hipotesis diperoleh

nilai thitung = 28,34 dan ttabel = 1,68. Ini berarti bahwa nilai thitung berada di

luar daerah penerimaan H0.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, ada

pengaruh metode pembelajaran Whole Brain Teaching terhadap hasil belajar IPA

siswa kelas VIII di SMP Negeri 18 Palu”7. Metode Whole Brain Teaching dapat

diterapkan dalam pembelajaran, hal ini didukung dengan hasil penelitian yang

menyatakan setelah diterapkan metode metode Whole Brain Teaching perolehan

data koefisien varians yaitu 10,67%, sedangkan pada kelas kontrol dengan

menerapkan metode konvensional diperoleh data koefisien varians yaitu 26,60%.

Semakin kecil nilai koefisien varians maka semakin merata pula perlakuan pada

kelas tersebut.Hal ini membuktikan bahwa dengan menggunakan metode metode

Whole Brain Teaching guru dapat memberikan perlakuan merata pada setiap
peserta didik sehingga seluruh peserta didik pada kelas tersebut dapat

berkontribusi aktif dalam pembelajaran.

6
Khairunnisa,Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa MelaluiPendekatan
Whole Brain Teaching (WBT) pada Materi Sistem Gerak Pada Manusia Melalui Metode
Eksperimen. Vol. 5,No. 1, 2014, h. 99-106.
7
Isnawati,Pengaruh Metode Pembelajaran Whole Brai Teaching Terhadap Hasil Belajar
IPA Siswa Kelas VIII SMP Negeri 18 Palu.Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) 3, no 2,
2015, h. 25-27.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, adapun kesimpulan yang

dapat dipaparkan adalah sebagai berikut:

1. Hasil belajar Fisika peserta didik yang menerapkan metode Whole Brain

Teaching pada peserta didik kelas X MIA 4 SMAN 3 Pinrang diperoleh

nilai rata-rata 62,91 yang memiliki kategori hasil belajar sedang.


2. Hasil belajar Fisika peserta didik yang menerapkan metode Konvensional

pada peserta didik kelas X MIA 2 SMAN 3 Pinrang diperoleh nilai rata-

rata 51,45 yang memiliki kategori hasil belajar rendah.

3. Terdapat perbedaan hasil belajar Fisika peserta didik yang menerapkan

metode Whole Brain Teaching dan yang menerapkan metode Konvesional

pada peserta didik kelas X MIA 4 yang merupakan kelas eksperimen

diperoleh hasil belajar dengan nilai rata-rata 62,91 yang memiliki kategori

hasil belajar sedang sedangkan pada kelas X MIA 2 yang merupakan kelas

kontrol diperoleh hasil belajar dengan nilai rata-rata 51,45 yang memiliki

kategori hasil belajar rendah. Adapun tingkat perbedaan hasil belajar

peserta didik yang diajar dengan menggunakan metode Whole Brain

Teaching dan metode Konvensional yaitu 11,46%.

67
68

B. Implikasi Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, adapun implikasi yang

dipaparkan adalah sebagai berikut :

1. Metode pembelajaran Whole Brain Teaching dapat diterapkan pada

pembelajaran fisika, karena pada proses belajar peserta didik berkontribusi

aktif dalam pembelajaran dan terjalin kerjasama yang baik antar

kelompok.

2. Perlu dilakukan penelitian yang serupa dengan menggunakan strategi yang


lebih bervariasi seperti menyiapkan media pembelajaran yang menarik,

memberikan evaluasi berupa cerdas cermat agar terjalin interaksi yang

lebih baik, sharing atau berdiskusi dengan peserta didik dll, sehingga hasil

penelitian yang didapatkan lebih baik dari pada penelitian ini.

3. Untuk peneliti selanjutnya yang ingin meneliti metode Whole Brain

Teaching dapat dijadikan bahan referensi dan dapat mencoba meneliti

kembali dengan variabel yang baru seperti keaktifan peserta didik, minat

peserta didik dan keterampilan sosial peserta didik, yang dapat

memberikan peneliti selanjutnya informasi mengenai tingkat keefektifan

metode Whole Brain Teaching pada beberapa variabel.


DAFTAR PUSTAKA

A.Gani, Abdul Rahman, Pengaruh Tes Formatif dan Kemandirian Belajar


Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa SMA, Jurnal Penelitian dan
Evaluasi Pendidikan, no 2, 2008, h. 1.
Albab, A.F. dan Astutik, S. “Penerapan Pendekatan Accelerated Learning
Dengan Metode Whole Brain Teaching Dalam Pembelajaran Fisika
SMP”. Jurnal pembelajaran fisika FKIP Universitas jember 1, no. 1,
(2012): h.1-5.
Ananda Putri dkk. “Keterampilan Sosial Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Fisika
Melalui Penerapan Strategi Whole Brain Teaching Di Kelas VII SMPN 29
Pekanbaru”. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Riau,
Pekanbaru.( 2015): h. 2-3.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi
Aksara. 2013.
Baiq Sri Handayani dan A.D. Corebima, Model brain based learning (BBL) and
whole brain teaching (WBT) in learning, International Journal of Science
and Applied Science: Conference Series 1, no 2, 2017, h.159.
Darmawan, Deni. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
2016.
Depertemen Agama RI, Al-Qur’an Al-Kaffah: 12 Keunggulan Shahih, Mudah
dan Praktis. Jakarta: Sukses Publishing. 2012.
Dimyanti dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta,
2013.
Eko Nursulistiyo. “Kajian Metode Power Teaching sebagai Alternatif Metode
Pembelajaran Sains di Kelas”. JRKPF UAD 1, no.1 (2014): h.8.
Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2004.
Hasbullah. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.2001.
Ishak, Baego dan Syamsudduha. Evaluasi Pendidikan. Makassar: Alauddin
Press. 2010.
Isnawati dkk. “Pengaruh Metode Pembelajaran Whole Brai Teaching Terhadap Hasil
Belajar IPA Siswa Kelas VIII SMP Negeri 18 Palu”. Jurnal Pendidikan Fisika
Tadulako (JPFT) 3, no 2 (2015): h.25-27.
Jihad, Asep dan Abdul Haris. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Persindo. 2012.
Khairunnisa.”Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa MelaluiPendekatan
Whole Brain Teaching (WBT) pada Materi Sistem Gerak Pada Manusia Melalui
Metode Eksperimen”. Jurnal Inovasi Pendidikan Sains 5, no. 1 (2014): h.99-
106.
Mania, Sitti. Pengantar Evaluasi Pembelajaran. Makassar: Alauddin University
Press. 2012.
Mardapi, Djemari. Teknik Penyusunan Intrumen Tes dan Non Tes. Yogyakarta:
Mitra Cendikia. 2008.

69
70

Ms. Preslee dkk, “Whole Brain Teaching”, IOSR Journal Of Humanities And
Social Science (IOSR-JHSS) 22, no. 6. (2017): h. 77.
Mudlofir, Ali dkk. Desain Pembelajaran Inovatif dari Teori ke Praktik. Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada.2016.
Purwanto.Statistika dalam Penelitian. Yogyakarata: Pustaka Pelajar, 2011.
Raisa D. Sontillano, “Impact Of Whole Brain Teaching Based Instruction On
Academic Performance Of Grade 8 Students In Algebra: Compendium Of
Wbt-Based Lesson Plans”, PUPIL: International Journal of Teaching,
Education and Learning 2,no 2,(2018): h.107.
Sanjaya, Wina. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: PRENADA MEDIA
GROUP. 2012.
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta. 2003.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. 2009.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan
R&D. Bandung. Alfabeta. 2015.
Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: ALFABETA. 2015.
Suryabrata,Sumadi. 2014. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Tri, Dina dkk. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Berkarakter
Berdasarkan Whole Brain TeachingPokok Bahasan Bangun Ruang Sisi
Lengkung Kelas IX SMP. Pancaran 2, no. 1 (2013): h.33.
Undang-undang RI No.20 tentang Sistem Pendidikan Nasional Beserta
Penjelasannya, Jakarta: Cemerlang. 2003.
Winkel. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia, 2005.
Wulan, Elis Ratna dan Rusdiana. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Pustaka
Setia. 2015.
Wulandari, Nuri dkk. Hasil Belajar Kognitif Siswa Melalui Penerapan Strategi
Whole Brain Teaching dalam Pembelajaran IPA Fisika di Kelas VII
SMPN 29 Pekanbaru, Jurnal Pembelajaran Fisika Universitas Riau 3, no.
1, (2016): h.2-3.
LAMPIRAN A
DATA HASIL PENELITIAN

A.1 DATA HASIL PENELITIAN KELAS


EKSPERIMEN
A.1.1 DATA HASIL BELAJAR (PRE TES)
A.1.2 HASIL BELAJAR (POS TES)
A.2 DATA HASIL PENELITIAN KELAS KONTROL
A.2.1 HASIL BELAJAR (PRE TES)
A.2.2 HASIL BELAJAR (POS TES)

71
A.1 DATA HASIL PENELITIAN KELAS EKSPERIMEN
A.1.1 DATA HASIL BELAJAR (PREETEST)
NO NIS NAMA NILAI
1 8407 A.M. FAKHRIL 67
2 8408 ABD. RAHMAN 73
3 8410 AHMAD SANUSI 57
4 8411 AKBAR 50
5 8412 AMELIA 60
6 8413 ANUGRAH TULLAH 73
7 8414 ASFIRA 55
8 8415 FITRIANI 70
9 8419 HERI 75
10 8420 IDHAM CHALIK M 73
11 8421 JELY CAHYANI 65
12 8422 LILIS KARLINA 70
13 8423 MUH FALDI 55
14 8425 MUH RASYIDIN 67
15 8426 NABILA TAMSIL 55
16 8427 NURALAM 100
17 8428 NURFADILLAH 80
18 8429 NUR HIKMAH 90
19 8430 NUR HIDAYAH 80
20 8431 PUTRI AULIA 77
21 8432 RHIMA RAHMA 75
22 8434 ROMI 50
23 8435 SELVIANI LISA 73
24 8436 SYAHRUL 85
25 8437 SITI NUR RISKA 70
26 8438 SRI AGUSTRIAWATI B 73
27 8439 SUCI RAMADANI 73
28 8441 ZULKARNAIN 80

72
A.1.2 HASIL BELAJAR (POSTTEST)

NO NIS NAMA NILAI

1 8407 A.M. FAKHRIL 60

2 8408 ABD. RAHMAN 65

3 8410 AHMAD SANUSI 55

4 8411 AKBAR 60

5 8412 AMELIA 55

6 8413 ANUGRAH TULLAH 65

7 8414 ASFIRA 60

8 8415 FITRIANI 62,5

9 8419 HERI 70
IDHAM CHALIK 60
10 8420
MUHLIS
11 8421 JELY CAHYANI 65

12 8422 LILIS KARLINA 70

13 8423 MUH FALDI 60

14 8425 MUH RASYIDIN 60

15 8426 NABILA TAMSIL 55

16 8427 NURALAM 82,5

17 8428 NURFADILLAH 70

18 8429 NUR HIKMAH 70

19 8430 NUR HIDAYAH 70

20 8431 PUTRI AULIA 60

21 8432 RHIMA RAHMA 65

22 8434 ROMI 60

23 8435 SELVIANI LISA 55

24 8436 SYAHRUL 66,5

25 8437 SITI NUR RISKA 60

73
26 8438 SRI AGUSTRIAWATI B 70

27 8439 SUCI RAMADANI 60

28 8441 ZULKARNAIN 50

A.2 DATA HASIL PENELITIAN KELAS KONTROL


A.2.1 HASIL BELAJAR (PREETEST)
NO NIS NAMA NILAI
1 8337 A. NURHALIFA AFLAH 75
2 8338 ABI MASLAN 85
3 8339 ADE NUGRAHA SUPRIYADI 67
4 8340 AHMAD FAISAL IKHWAN 60
5 8341 ANNISA MAULID WINA 80
6 8342 ANUGRAH 67
7 8343 ASRUL 67
8 8344 AYU SAFITRI RAMADHAN 75
9 8345 CENDRI UNTUNG 55
10 8346 DELLA SHAFIRAH 70
11 8347 FADLI 80
12 8348 FATIMAH 80
13 8350 INDARWATI 75
14 8351 JABBAR AZIZ 60
15 8353 MUH IKRAM S 50
16 8354 MUH SAHRIR 50
17 8355 MUH. SYARIF HIDAYATULLAH 70
18 8356 MUHAMMAD ALDI 65
19 8357 NISMA 60
20 8358 NUR AMINAH 80
21 8359 NURAINI RUSDI 100
22 8360 NURDINA 65
23 8361 NUR HALISA 75
24 8362 NUR SINA 100
25 8363 NURUL HUSNA AMSYAR 70
26 8364 RATIH 65
27 8365 SUARTI 70
28 8366 SURAHMAN 50
29 8367 TASWIYAH 55
30 8368 TOMMI SAMUDRA 55
31 8369 UMRAH 100

74
32 8370 WINDA 70
33 8371 ZAHRATUN HASANAH 100

A.2.2 HASIL BELAJAR (POSTTEST)

NO NIS NAMA NILAI

1 8337 A. NURHALIFA AFLAH 60

2 8338 ABI MASLAN 35

3 8339 ADE NUGRAHA SUPRIYADI 60

4 8340 AHMAD FAISAL IKHWAN 35

5 8341 ANNISA MAULID WINA 55

6 8342 ANUGRAH 55

7 8343 ASRUL 40

8 8344 AYU SAFITRI RAMADHAN 58

9 8345 CENDRI UNTUNG 40

10 8346 DELLA SHAFIRAH 60

11 8347 FADLI 45

12 8348 FATIMAH 60

13 8350 INDARWATI 60

14 8351 JABBAR AZIZ 55

15 8353 MUH IKRAM S 30

16 8354 MUH SAHRIR 25

17 8355 MUH. SYARIF HIDAYATULLAH 20

18 8356 MUHAMMAD ALDI 35

19 8357 NISMA 40

20 8358 NUR AMINAH 65

21 8359 NURAINI RUSDI 80

22 8360 NURDINA 65

23 8361 NUR HALISA 50

75
24 8362 NUR SINA 55

25 8363 NURUL HUSNA AMSYAR 65

26 8364 RATIH 50

27 8365 SUARTI 45

28 8366 SURAHMAN 45

29 8367 TASWIYAH 70

30 8368 TOMMI SAMUDRA 55

31 8369 UMRAH 60

32 8370 WINDA 65

33 8371 ZAHRATUN HASANAH 60

76
LAMPIRAN B
ANALISIS DESKRIPTIF

B.1 ANALISIS DESKRIPTIF KELAS EKSPERIMEN


B.1.1 HASIL BELAJAR (PREETEST)
B.1.2 HASIL BELAJAR (POSTTEST)
B.2 ANALISIS DEKRIPTIF KELAS KONTROL
B.2.1HASIL BELAJAR (PREETEST)
B.2.2 HASIL BELAJAR (POSTTEST)
B.1 ANALISIS DESKRIPTIF KELAS EKSPERIMEN

77
B.1.1 HASIL BELAJAR (PREETEST)
Skor Maksimum = 100
Skor Minimum = 50
N = 28

NO Xi Fi Xi.Fi Xi-X (Xi-X)^2 Fi (Xi-X)^2

1 50 2 100 -20.39 415.752 831.504


2 55 3 165 -15.39 236.852 710.556
3 57 1 57 -13.39 179.292 179.292
4 60 1 60 -10.39 107.952 107.952
5 65 1 65 -5.39 29.0521 29.0521
6 67 2 134 -3.39 11.4921 22.9842
7 70 3 210 -0.39 0.1521 0.4563
8 73 6 438 2.61 6.8121 40.8726
9 75 2 150 4.61 21.2521 42.5042
10 77 1 77 6.61 43.6921 43.6921
11 80 3 240 9.61 92.3521 277.056
12 85 1 85 14.61 213.452 213.452
13 90 1 90 19.61 384.552 384.552
14 100 1 100 29.61 876.752 876.752

Menghitung rata-rata =
∑𝑥𝑖
x̅ =
𝑛

1971
=
28

= 70.39

Menghitung standar deviasi =

∑fi(𝑥𝑖−𝑥)2
S =√
𝑛−1

3760.679
=√
28−1

78
= √139.284

S = 11.80

Menghitung varians =
S2 = (11.80)2
= 139,24
Menghitung koefisien varians =
𝑆
KV = x 100%

11.80
= x 100%
70.39

= 16.76 %
Analisis deskriptif hasil belajar peserta didik dengan SPSS 20

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

PRE TEST
24 50.00 50.00 100.00 69.4583 11.97817 143.476
HB X MIA 4
Valid N
24
(listwise)

KATEGORISASI HASIL BELAJAR

No Frekuensi Presentase (%) Kategori


1 0- 34 0 0 Sangat Rendah
2 35 -54 2 7,15 Rendah
3 55 – 64 5 17,85 Sedang
4 65 – 84 18 64,29 Tinggi
5 85 -100 3 10,71 Sangat Tinggi
Jumlah 28 100

79
Histogram Kategorisasi Hasil
Belajar
Frekuensi presentase(%)

64,29

17,85 18
0 0 2 7,15 5
10,71
3
0- 34
35 -54
55 – 64
65 – 84
85-100

B.1.2 HASIL BELAJAR (POSTTEST)


Nilai maksimum = 82.5
Nilai minimum = 50
N = 28
NO Xi Fi Xi.Fi xi-x (xi-x)^2 fi(xi-x)^2
1 50 1 50 -12.9107 166.6865 166.6865
2 55 4 220 -7.91071 62.5794 250.3176
3 60 10 600 -2.91071 8.472258 84.72258
4 62.5 1 62.5 -0.41071 0.168686 0.168686
5 65 4 260 2.089286 4.365115 17.46046
6 66.5 1 66.5 3.589286 12.88297 12.88297
7 70 6 420 7.089286 50.25797 301.5478
8 82.5 1 82.5 19.58929 383.7401 383.7401
Jumlah 511.5 28 1761.5 8.214286 689.1531 1217.527

Menghitung rata-rata =
∑𝑥𝑖
x̅ =
𝑛

1761.5
=
28

= 62.91

80
Menghitung standar deviasi =

∑fi(𝑥𝑖−𝑥)2
S =√
𝑛−1

1217.527
=√
28−1

= √45.09

S = 6.71

Menghitung varians =
S2 = (6.71)2
= 45.02
Menghitung koefisien varians =
𝑆
KV = x 100%

6.71
= x 100%
62.91

= 10.67 %
Analisis deskriptif hasil belajar peserta didik dengan SPSS 20

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Variance


Deviation

POST
TEST HB X 24 33.00 50.00 83.00 63.0417 7.11691 50.650
MIA 4
Valid N
24
(listwise)

KATEGORISASI HASIL BELAJAR


No Frekuensi Presentase (%) Kategori
1 0- 34 0 0 Sangat Rendah
2 35 -54 1 3.57 Rendah
3 55 – 64 15 53.57 Sedang

81
4 65 – 84 12 42.86 Tinggi
5 85 -100 0 0 Sangat Tinggi
Jumlah 28 100

Histogram Kategorisasi
Hasil Belajar
Frekuensi Presentase (%)

53,57

42,86

15
12
3,57
0 0 1 0 0

0- 34 35 -54 55 – 64 65 – 84 85-100

B.2 ANALISIS DEKRIPTIF KELAS KONTROL


B.2.1HASIL BELAJAR (PREETEST)
Nilai maksimum = 82.5
Nilai minimum = 50
N = 28
NO Xi Fi Xi.Fi xi-x (xi-x)^2 fi(xi-x)^2
1 50 3 150 -21.09 444.7881 1334.364
2 55 3 165 -16.09 258.8881 776.6643
3 60 3 180 -11.09 122.9881 368.9643
4 65 3 195 -6.09 37.0881 111.2643
5 67 3 201 -4.09 16.7281 50.1843
6 70 5 350 -1.09 1.1881 5.9405
7 75 4 300 3.91 15.2881 61.1524
8 80 4 320 8.91 79.3881 317.5524
9 85 1 85 13.91 193.4881 193.4881
10 100 4 400 28.91 835.7881 3343.152
Jumlah 707 33 2346 -3.9 2005.621 6562.727

82
Menghitung rata-rata =
∑𝑥𝑖
x̅ =
𝑛

2346
=
33

= 71.09

Menghitung standar deviasi =

∑fi(𝑥𝑖−𝑥)2
S =√
𝑛−1

6562.727
=√
33−1

= √205.08

S = 14.32

Menghitung varians =
S2 = (14.32)2
= 205.06
Menghitung koefisien varians =
𝑆
KV = x 100%

14.32
= x 100%
71.09

= 20.14 %

83
Analisis deskriptif hasil belajar peserta didik dengan SPSS 20
Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Variance


Deviation

PRE TEST HB
28 50.00 50.00 100.00 70.6071 15.33415 235.136
X MIA 2
Valid N
28
(listwise)

KATEGORISASI HASIL BELAJAR


No Frekuensi Presentase Kategori
(%)
1 0- 34 0 0 Sangat Rendah

2 35 -54 3 9.09 Rendah


3 55 – 64 6 18.18 Sedang
4 65 – 84 19 57.57 Tinggi
5 85 -100 5 15.15 Sangat Tinggi

Jumlah 28 100

HISTOGRAM KATEGORISASI HASIL


BELAJAR
Frekuensi Presentase (%)

57,57

18,18 19
15,15
9,09
6 5
3
0 0

0- 34 35 -54 55 – 64 65 – 84 85 -100

84
B.2.2 HASIL BELAJAR (POSTTEST)
Nilai maksimum = 82.5
Nilai minimum = 50
N = 28
fi(Xi-
No Xi Fi Xi-x (Xi-x)^2
X)^2
1 20 1 -31.45 989.1025 989.1025
2 25 1 -26.45 699.6025 699.6025
3 30 1 -21.45 460.1025 460.1025
4 35 3 -16.45 270.6025 811.8075
5 40 3 -11.45 131.1025 393.3075
6 45 3 -6.45 41.6025 124.8075
7 50 2 -1.45 2.1025 4.205
8 55 5 3.55 12.6025 63.0125
9 58 1 6.55 42.9025 42.9025
10 60 7 8.55 73.1025 511.7175
11 65 4 13.55 183.6025 734.41
12 70 1 18.55 344.1025 344.1025
13 80 1 28.55 815.1025 815.1025
Jumlah 33 -35.85 4065.633 5994.183

Menghitung rata-rata =
∑𝑥𝑖
x̅ =
𝑛

1698
=
33

= 51.45

Menghitung standar deviasi =

∑fi(𝑥𝑖−𝑥)2
S =√
𝑛−1

5994.183
=√
33−1

= √187.32

85
S = 13.68

Menghitung varians =
S2 = (13.68)2
= 187.14
Menghitung koefisien varians =
𝑆
KV = x 100%

13.68
= x 100%
51.45

= 26.58 %
Analisis deskriptif hasil belajar peserta didik dengan SPSS 20
Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Variance


Deviation

POST TEST
28 60.00 20.00 80.00 51.0000 14.51181 210.593
HB X MIA 2
Valid N
28
(listwise)

KATEGORISASI HASIL BELAJAR


No Frekuensi Presentase (%) Kategori
1 0- 34 3 9.09 Sangat Rendah
2 35 -54 11 33.33 Rendah
3 55 – 64 13 39.40 Sedang
4 65 – 84 6 18.18 Tinggi
5 85 -100 0 0 Sangat Tinggi
Jumlah 33 100

86
Histogram Kategorisasi Hasil Belajar
Frekuensi Presentase (%)

39,4

33,33

18,18
13
11
9,09
6
3
0 0

0- 34 35 -54 55 – 64 65 – 84 85 -100

87
LAMPIRAN C
ANALIS INFERENSIAL

C.1 ANALISIS NORMALITAS KELAS

EKSPERIMEN

C.1.1 HASIL BELAJAR (PREETEST)

C.1.2 HASIL BELAJAR (POSTTEST)

C2. ANALISIS NORMALITAS KELAS KONTROL

C.2.1 HASIL BELAJAR (PREETEST)

C.2.2 HASIL BELAJAR (POSTTEST)

C3. UJI HOMOGENITAS

C4.UJI HIPOTESIS ( UJI t 2 SAMPEL

INDENPENDENT)

88
C.1 ANALISIS NORMALITAS KELAS EKSPERIMEN

C.1.1 HASIL BELAJAR (PREETEST)

D=
f₀(X)
s(X) = z = (xi- maks
Xi Fi Fk Σfi Xi-X z tabel = 0.5-
Fk/Σfi x̅)/sd f₀(X) - s
Ztabel
(X)
50 2 28 28 1 -20.3929 -1.72793 0.0418 0.4582 -0.5418
55 3 0.92857 -
26 28 1 -15.3929 -1.30427 0.0968 0.4032 0.52537
57 1 0.82142 -
23 28 9 -13.3929 -1.13481 0.1292 0.3708 0.45063
60 1 0.78571 -
22 28 4 -10.3929 -0.88061 0.1894 0.3106 0.47511
65 1 21 28 0.75 -5.39286 -0.45695 0.3228 0.1772 -0.5728
67 2 0.67857 -
19 28 1 -3.39286 -0.28748 0.3859 0.1141 0.56447
70 3 0.57142 -
16 28 9 -0.39286 -0.03329 0.492 0.008 0.56343
73 6 0.35714 - -
10 28 3 2.60714 0.220909 0.5871 0.0871 0.44424
75 2 0.28571 - -
8 28 4 4.60714 0.390373 0.6517 0.1517 0.43741
77 1 -
7 28 0.25 6.60714 0.559838 0.7123 0.2123 -0.4623
80 3 0.14285 -
4 28 7 9.60714 0.814035 0.791 -0.291 0.43386
85 1 0.10714 - -
3 28 3 14.60714 1.237696 0.8925 0.3925 0.49964
90 1 0.07142 - -
2 28 9 19.60714 1.661357 0.9515 0.4515 0.52293
10 1 0.03571 -
0 1 28 4 29.60714 2.50868 0.994 -0.494 0.52971
10 2 6.78571 -
04 8 190 392 4 18.49996 1.567543 7.238 -0.238 7.02371

Keterangan :

= Nilai minimum = Nilai maksimum

Menentukan D tabel :

Dtabel = D(N)(α) = D(28)(0,05) = 0,250

89
Kriteria pengujian:
Jika Dhitung< Dtabel maka data terdistribusi normal

Jika Dhitung> Dtabel maka data tidak terdistribusi normal

Berdasarkan hasil analisis didapatkan nilai Dhitung = -0,56447 dan Dtabel =

0,250 sehingga didapatkan hasil bahwa Jika Dhitung< Dtabel maka data terdistribusi
normal.

PENGUJIAN NORMALITAS DENGAN MENGGUNAKAN SPSS 20

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

PRE TEST
24 72.7% 9 27.3% 33 100.0%
HB X MIA 4

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 69.4583 2.44503

95% Confidence Interval for Lower Bound 64.4004


Mean Upper Bound 74.5163

5% Trimmed Mean 68.9815

Median 73.0000

PRE Variance 143.476

TEST HB Std. Deviation 11.97817


X MIA 4 Minimum 50.00

Maximum 100.00

Range 50.00

Interquartile Range 17.25

Skewness .267 .472

Kurtosis .456 .918

90
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

PRE TEST HB X
.158 24 .125 .940 24 .159
MIA 4

a. Lilliefors Significance Correction

PRE TEST HB X MIA 4 Stem-and-Leaf Plot

Frequency Stem & Leaf

2.00 5 . 00
4.00 5 . 5557
1.00 6 . 0
2.00 6 . 57
8.00 7 . 00333333
2.00 7 . 55
3.00 8 . 000
1.00 8 . 5
1.00 Extremes (>=100)

Stem width: 10.00


Each leaf: 1 case(s)

91
C.1.2 HASIL BELAJAR (POST TEST)

D=
f₀(X) =
z = (xi- maks
NO Xi Fi Xi.Fi xi-x z tabel 0.5-
x̅)/sd f₀(X) - s
Ztabel
(X)
1 50 1 50 -12.9107 -1.92262 0.0274 0.4726 -0.5274
2 55 4 220 -7.91071 -1.17804 0.119 0.381 -0.47614
3 60 10 600 -2.91071 -0.43345 0.3336 0.1664 -0.3336
4 62.5 1 62.5 -0.41071 -0.06116 0.4721 0.0279 -0.43639
5 65 4 260 2.089286 0.311129 0.6591 -0.1591 -0.48053
6 66.5 1 66.5 3.589286 0.534504 0.7019 -0.2019 -0.48761
7 70 6 420 7.089286 1.055711 0.8531 -0.3531 -0.42453
8 82.5 1 82.5 19.58929 2.917166 0.9982 -0.4982 -0.53391
Jumlah 511.5 28 1761.5 8.214286 1.223242 4.1644 -0.1644 -3.70011

Keterangan :

= Nilai minimum = Nilai maksimum

92
Menentukan D tabel :

Dtabel = D(N)(α) = D(28)(0,05) = 0,250

Kriteria pengujian:
Jika Dhitung< Dtabel maka data terdistribusi normal

Jika Dhitung> Dtabel maka data tidak terdistribusi normal

Berdasarkan hasil analisis didapatkan nilai Dhitung = -0.53391dan Dtabel =

0,250 sehingga didapatkan hasil bahwa Jika Dhitung<Dtabel maka data terdistribusi
normal.

PENGUJUAN NORMALITAS DENGAN MENGGUNAKAN SPSS 20

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

POST TEST
24 72.7% 9 27.3% 33 100.0%
HB X MIA 4

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 63.0417 1.45273

95% Confidence Interval for Lower Bound 60.0365


Mean Upper Bound 66.0469

5% Trimmed Mean 62.7315

POST Median 61.5000

TEST HB X Variance 50.650


MIA 4 Std. Deviation 7.11691

Minimum 50.00

Maximum 83.00

Range 33.00

Interquartile Range 9.25

93
Skewness .688 .472

Kurtosis 1.340 .918

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

POST TEST
.165 24 .088 .931 24 .104
HB X MIA 4

a. Lilliefors Significance Correction

POST TEST HB X MIA 4 Stem-and-Leaf Plot

Frequency Stem & Leaf

1.00 5 . 0
4.00 5 . 5555
8.00 6 . 00000003
5.00 6 . 55557
5.00 7 . 00000
1.00 Extremes (>=83)

Stem width: 10.00


Each leaf: 1 case(s)

94
C2. ANALISIS NORMALITAS KELAS KONTROL

C.2.1 HASIL BELAJAR (PREETEST)

D=
f₀(X) =
z = (xi- maks
NO Xi Fi Xi.Fi xi-x z tabel 0.5-
x̅)/sd f₀(X) - s
Ztabel
(X)
1 50 3 150 -21.09 -1.47268 0.07078 0.42922 -0.57078

2 55 3 165 -16.09 -1.12354 0.13136 0.36864 -0.54045

3 60 3 180 -11.09 -0.7744 0.77935 -0.27935 -1.09753

4 65 3 195 -6.09 -0.42526 0.33724 0.16276 -0.56451


5 67 3 201 -4.09 -0.2856 0.38974 0.11026 -0.5261
6 70 5 350 -1.09 -0.07611 0.5279 -0.0279 -0.57335
7 75 4 300 3.91 0.273029 0.60642 -0.10642 -0.50036
8 80 4 320 8.91 0.622172 0.73237 -0.23237 -0.5051
9 85 1 85 13.91 0.971314 0.83398 -0.33398 -0.4855
10 100 4 400 28.91 2.018742 0.97778 -0.47778 -0.59899
Jumlah 707 33 2346 -3.9 -0.27233 5.38692 -0.38692 -5.96268

Keterangan :

= Nilai minimum = Nilai maksimum

95
Menentukan D tabel :

Dtabel = D(N)(α) = D(33)(0,05) = 0,231

Kriteria pengujian:

Jika Dhitung< Dtabel maka data terdistribusi normal

Jika Dhitung> Dtabel maka data tidak terdistribusi normal

Berdasarkan hasil analisis didapatkan nilai Dhitung = -1.09753 dan Dtabel =

0,231 sehingga didapatkan hasil bahwa Jika Dhitung<Dtabel maka data terdistribusi
normal.

PENGUJUAN NORMALITAS DENGAN MENGGUNAKAN SPSS 20

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

PRE TEST
28 84.8% 5 15.2% 33 100.0%
HB X MIA 2

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 70.6071 2.89788

95% Confidence Interval Lower Bound 64.6612


for Mean Upper Bound 76.5531

5% Trimmed Mean 70.1190

Median 70.0000
PRE TEST
Variance 235.136
HB X MIA 2
Std. Deviation 15.33415

Minimum 50.00

Maximum 100.00

Range 50.00

Interquartile Range 18.75

96
Skewness .715 .441

Kurtosis -.180 .858

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

PRE TEST HB X
.159 28 .069 .906 28 .016
MIA 2

a. Lilliefors Significance Correction

PRE TEST HB X MIA 2


PRE TEST HB X MIA 2 Stem-and-Leaf Plot

Frequency Stem & Leaf

6.00 5 . 000555
7.00 6 . 0005557
8.00 7 . 00000555
3.00 8 . 005
.00 9 .
4.00 10 . 0000

Stem width: 10.00


Each leaf: 1 case(s)

97
98
C.2.2 HASIL BELAJAR (POSTTEST)

f₀(X) =
z = (xi- D = maks
No Xi Fi Xi-x z tabel 0.5-
x̅)/sd f₀(X) - s (X)
Ztabel

1 20 1 -31.45 -2.29823 0.1101 0.3899 -0.6101


2 25 1 -26.45 -1.9329 0.0268 0.4732 -0.4965
3 30 1 -21.45 -1.56758 0.05938 0.44062 -0.49877
4 35 3 -16.45 -1.20225 0.11507 0.38493 -0.52416
5 40 3 -11.45 -0.83693 0.20327 0.29673 -0.52145
6 45 3 -6.45 -0.4716 0.31918 0.18082 -0.54645
7 50 2 -1.45 -0.10628 0.46017 0.03983 -0.59653
8 55 5 3.55 0.259049 0.59871 -0.09871 -0.67447
9 58 1 6.55 0.478244 0.68082 -0.18082 -0.60506
10 60 7 8.55 0.624375 0.73237 -0.23237 -0.62631
11 65 4 13.55 0.9897 0.83646 -0.33646 -0.51828
12 70 1 18.55 1.355026 0.91149 -0.41149 -0.4721
13 80 1 28.55 2.085677 0.98124 -0.48124 -0.51154
Ju
mla 33 -35.85 -2.6237 6.03506 0.46494 -7.20173
h

Keterangan :

= Nilai minimum = Nilai maksimum

Menentukan D tabel :

Dtabel = D(N)(α) = D(33)(0,05) = 0,231

Kriteria pengujian:
Jika Dhitung< Dtabel maka data terdistribusi normal

Jika Dhitung> Dtabel maka data tidak terdistribusi normal

Berdasarkan hasil analisis didapatkan nilai Dhitung = -0.67447 dan Dtabel =


0,231 sehingga didapatkan hasil bahwa Jika Dhitung<Dtabel maka data terdistribusi
normal.

99
PENGUJUAN NORMALITAS DENGAN MENGGUNAKAN SPSS 20

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

POST TEST
28 84.8% 5 15.2% 33 100.0%
HB X MIA 2

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 51.0000 2.74247

95% Confidence Interval Lower Bound 45.3729


for Mean Upper Bound 56.6271

5% Trimmed Mean 51.1905

Median 55.0000

Variance 210.593
POST TEST
Std. Deviation 14.51181
HB X MIA 2
Minimum 20.00

Maximum 80.00

Range 60.00

Interquartile Range 20.00

Skewness -.337 .441

Kurtosis -.410 .858

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

POST TEST
.144 28 .141 .966 28 .486
HB X MIA 2

a. Lilliefors Significance Correction

100
POST TEST HB X MIA 2
POST TEST HB X MIA 2 Stem-and-Leaf Plot

Frequency Stem & Leaf

2.00 2 . 05
4.00 3 . 0555
5.00 4 . 00555
6.00 5 . 005558
9.00 6 . 000005555
1.00 7 . 0
1.00 8 . 0

Stem width: 10.00


Each leaf: 1 case(s)

101
C3. UJI HOMOGENITAS

a. Uji homogenitas pre-test

Uji analisis varians

Nilai varian terbesar = 205,06

Nilai varian terkecil = 139,24


2
𝑠𝑚𝑎𝑥
Fhitung = 2
𝑠𝑚𝑖𝑛

205,06
=
139,24

= 1,473

Menentukan nilai F tabel

Ftabel = F (α,dk1,dk2)

= F (0,05,n1-1,n2-1)

= F (0,05, 27,32)

= 1,837

102
Keterangan :
Jika Fhitung > Ftabel maka sampelnya tidak homogen.
Jika Fhitung < Ftabel maka sampelnya homogen.
Berdasarkan hasil perhitungan nilai Fhitung = 1,473 pada taraf signifikan α =
0,05, sehingga disimpulkan Fhitung < Ftabel. Hal tersebut menunjukkan
bahwa data tersebut homogeny
b. Uji homogenitas post-test

Uji analisis varians

Nilai varian terbesar = 187,32

Nilai varian terkecil = 45,09


2
𝑠𝑚𝑎𝑥
Fhitung = 2
𝑠𝑚𝑖𝑛

187,32
=
45,09

= 4,154

Menentukan nilai F tabel

Ftabel = F (α,dk1,dk2)

= F (0,05,n1-1,n2-1)

= F (0,05, 27,32)

= 1,837

Keterangan :
Jika Fhitung > Ftabel maka sampelnya tidak homogen.
Jika Fhitung < Ftabel maka sampelnya homogen.
Berdasarkan hasil perhitungan nilai Fhitung = 1,473 pada taraf signifikan α =
0,05, sehingga disimpulkan Fhitung >Ftabel. Hal tersebut menunjukkan bahwa
data tersebut tidak homogen.

103
C4.UJI HIPOTESIS ( UJI t 2 SAMPEL INDENPENDENT)

1) Menyusun hipotesis dalam bentuk statistik

H0 : μ1 = μ2

H1 : μ1 ≠ μ2

Keterangan :

HO = Tidak terdapat perbedaan hasil belajar Fisika peserta didik

yang menerapkan metode Whole Brain Teaching dan yang

menerapkan metode Konvensional pada Peserta didik

SMAN 3 pinrang.

Ha = Terdapat perbedaan hasil belajar Fisika peserta didik yang

menerapkan metode Whole Brain Teaching dan yang

menerapkan metode Konvensional pada Peserta didik

SMAN 3 pinrang.

2) Menentukan nilai derajat kebebasan (dk)

dk = N1 + N2 – 2

= 28 + 33 -2

= 59

3) Menentukan nilai ttabel pada α = 0,05


Ttabel = t (1 – ½ α), (dk)
= t (1 – ½ 0,05), (59)
= t (0,975), (59)
= 2,001

4) Menentukan nilai thitung:


Polled Varian :
𝑋̅1 − 𝑋̅2
𝑡=
(𝑛 − 1)𝑠12 + (𝑛2 − 1)𝑠22 1 1
√ 1 ( + )
𝑛1 + 𝑛2 − 2 𝑛1 𝑛2

104
62 − 51,45
𝑡=
√(28 − 1)45,02 + (33 − 1)14 ( 1 + 1 )
28 + 33 − 2 28 33

10,55
𝑡=
√1215,54 + 5988,48 ( 61 )
59 924

10,55
𝑡=
√8,061

10,55
𝑡=
2,84

𝑡 = 3,714

Jika diperoleh nilai th>tt maka H0ditolakdan Ha diterima.


Sebaliknya, jika nilai th ≤ tt maka H0 diterima.
Berdasarkan nilai thitung = 3,714 maka dapat disimpulkan bahwa nilai
thitung>ttabel sehingga dapat dikatakan H0 ditolakdan Ha diterima bahwa
Terdapat perbedaan hasil belajar Fisika peserta didik yang menerapkan
metode Whole Brain Teaching dan yang menerapkan metode Konvensional
pada Peserta didik SMAN 3 pinrang.
PERHITUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN SPSS

Group Statistics

POST TEST N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

HASIL POST TEST


24 63.0417 7.11691 1.45273
BELAJ EKSPERIMEN
AR POST TEST KONTROL 28 51.0000 14.51181 2.74247

105
Independent Samples Test

Levene's Test t-test for Equality of Means


for Equality of
Variances

F Sig. T Df Sig. Mean Std. 95% Confidence


(2- Differen Error Interval of the
tailed) ce Differen Difference
ce Lower Upper

Equal
12.0416
variances 12.937 .001 3.698 50 .001 3.25617 5.50145 18.58189
7
HASIL assumed
BELAJ Equal
AR variances 40.5 12.0416
3.880 .000 3.10348 5.77186 18.31147
not 32 7
assumed

106
LAMPIRAN D
INSTRUMEN PENELITIAN

D.1 Soal Hasil Belajar

D.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

D.3 Lembar Observasi Keterlaksanaan Model

107
D.1 Soal Hasil Belajar
TES HASIL BELAJAR FISIKA

SatuanPendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Materi Pokok : Gerak Melingkar
Kelas/Semester : X/1
BentukTes : Tertulis (PilihanGanda)
Penyusun : Nurhandayani

Petunjuk: Pilihlah jawaban yang anda anggap paling benar!

1. Syarat sebuah benda yang melakukan gerak melingkar beraturan adalah ….


a. kecepatan tetap
b. kelajuan tetap
c. kecepatan yang arahnya menjauhi pusat lingkaran
d. kelajuan yang arahnya menjauhi pusat lingkaran
e. percepatan tetap
2. Waktu yang diperlukan untuk menempuh satu putaran disebut . . .
a. periode
b. frekuensi
c. kecepatan
d. kelajuan anguler
e. percepatan sentripetal
3. Berikut yang merupakan Persamaan percepatan sentripetal dan kecepatan
sudut adalah:
Gaya sentripetal Kecepatan sudut
a. asp = ω2.r ω = 2πf
b. ∑F = m.as as = ω2.r
c. ∑F = m.as v = √𝑔. 𝑟
d. ω = 2πf ∑F = m.as
e. v = √𝑔. 𝑟 tan 𝜃 ∑F = m.as

4. Sebuah titik bergerak melingkar beraturan dengan jari-jari lingkaran 50 cm dan


melakukan 12 putaran dalam 6 menit. Frekuensi dan kecepatan linear titik tersebut
adalah ….

108
a.1/30Hz dan (1/30)π ms-1
b. 1/30Hz dan (1 / 40) π ms-1
c. 1/40 Hz dan (1/30)π ms-1
d. 1/40 Hz dan (1 / 40) π ms-1
e.1/20 Hz dan (1/30)π ms-1
5. Berikut ini yang merupakan pengertian dari frekuensi dalam gerak melingkar
adalah… .

a. Frekuensimerupakan gerak suatu benda yang menempuh lintasan


melingkar dengan kecepatan tetap

b. Frekuensi merupakan waktuyang dibutuhkan suatu benda yang bergerak


melingkar untuk melakukan satu putaran penuh

c. Frekuensi merupakan proses perubahan kelajuan benda

d. Frekuensi merupakan banyaknya jumlah putaran yang ditempuh oleh suatu


benda yang bergerak melingkar dalam selang waktu satu sekon

e. Frekuensi merupakan perbandingan antara jarak linier yang ditempuh


bendadengan jari-jari lingkaran

6. Pernyataan

1. Nilai kecepatanlinier tetap tetapi arahnya berubah


2. Besar dan arah kecepatan linier berubah
3. Besar dan arah kecepatan sudut tetap
4. Besar dan arah kecepatan sudut berubah
Berdasarkan pernyataan diatas yang merupakan ciri-ciri dari gerak melingkar
beraturan adalah...
a. 1 dan 3
b. 1 dan 2
c. 1 dan 4
d. 2 dan 3
e. 1 saja
7. Benda yang semula diam berputar dengan percepatan sudut 25 rad/s2. Benda
tersebut berada 100 cm dari sumbu putar. Pada t = 1 s benda mengalami
percepatan total sebesar...
a. 525 m/s2
b. 625 m/s2

109
c. 725 m/s2
d. 825 m/s2
e. 925 m/s2
8. Sebuah roda berdiameter 10 m berputar pada 120 putaran tiap menit. Besar laju
linear suatu titik pada tepi roda sama dengan ….
a. 5π m/s
b. 10π m/s
c. 20π m/s
d. 40π m/s

e. 120π m/s

9. Dibawah ini yang merupakan syarat kecepatan sebuah benda mengalami


gerak melingkar beraturan adalah … .
a. massa dan periode
b. massa dan frekuensi
c. massa dan jari-jari lintasan
d. periode dan jari-jari lintasan
e. percepatan gravitasi setempat
10. Sebuah roda yang berjari-jari 30 cm berputar dengan ferkuensi 5 Hz.
Kelajuan linier sebuah titik pada tepi roda itu adalah . . . .
a. 1 π m/s
b. 2 π m/s
c. 3 π m/s
d. 4 π m/s
e. 5 π m/s
11.

Jari-jariRoda A = 20 cm, roda B = 5 cm, danroda C = 25 cm, padasaatroda A


berputardengankecepatananguler 25 rad.s-1, kecepatanangulerroda B adalah ….

110
a. 5rad.s-1
b. 20rad.s-1
c. 25rad.s-1
d. 80rad.s-1
e. 100 rad.s-1
12.

Jika roda A berputar dengan kecepatan sudut 8 rad/s, kecepatan sudut roda B
adalah . . . .

a. 16 rad/s

b. 8 rad/s

c. 8 m/s

d. 4 rad/s

e. 4 m/s

13. Perhatikan pernyataan berikut :


a. Besar dan arah kecepatan linier dan kecepatan sudut berubah
b. Besar dan arah kecepatan linier tetap dan kecepatan sudut berubah
c. Besardan arah kecepatan linier tetap dan kecepatan sudut berubah
Pernyataan tersebut yang merupakan ciri-ciri dari GMBB adalah...
a. 1
b. 2
c. 3
d. 1dan 2
e. 2 dan 3

14. Dua buah gir (roda bergigi) dihubungkan saling bersinggungan secara langsung. Gir
yang lebih kecil dengan jari-jari 0,5 cm diputar dengan kecepatam sudut 90 rad/s.
Tentukan kecepatan sudut gir yang lebih besar jika memiliki jari-jari 1,5 cm dan
berapa rpm putarannya?

a. 30 rad/s dan putarannya sebesar 287 rpm


b. 20 rad/s dan putarannya sebesar 287 rpm
c. 32 rad/s dan putarannya sebesar 287 rpm
d. 30 rad/s dan putarannya sebesar 275 rpm
e. 30 rad/s dan putarannya sebesar 278 rpm

111
15. Contoh gerak melingkar dalam kehidupan sehari-hari adalah...

a. Baling-baling kipas yang berpuatar apabila dinyalakan


b. Kereta api yang melintas pada rel yang lurus
c. Mobil yang melaju di jalan tol
d. Anak yang melakukan permainan perosotan
e. Motor yang melaju dengan kecepatan tetap
16.
Kecepatan Linier Kecepatan Sudut
1 kecepatan linier adalah kecepatan kecepatan sudut adalah
yang arahnya menyinggung banyaknya sudut yang
lingkaran ditempuh per satuan waktu
2 kecepatan linier adalah kecepatan Kecepatan sudut adalah
yang arahnya menyinggung banyaknya putaran yang
lingkaran ditempuh per satuan waktu
3 kecepatan linier adalah kecepatan kecepatan sudut adalah
yang arahnya menyinggung banyaknya waktu yang
lingkaran dibutuhkan untuk satu
putaran
4 kecepatan linier adalah kecepatan kecepatan sudut adalah
yang arahnya searah dengan banyaknya sudut yang
lingkaran ditempuh per satuan waktu
5 kecepatan linier adalah kecepatan kecepatan sudut adalah
yang arahnya searah dengan banyaknya putaran yang
lingkaran ditempuh per satuan waktu

Pernyataan diatas yang merupakan perbedaan dari kecepatan linier dan


kecepatan sudut adalah …

a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5

112
17.

(a) (c)

(e)

(b) (d)

(e)
Benda diatas yang melakukan gerak melingkar adalah …

a. (a), (b) dan (c)


b. (a), (b) dan (d)
c. (a), (b) dan (e)
d. (a) dan (b)
e. (e) saja

18. Sebuah jembatan melengkung dengan jari-jari kelengkungan R. Titik pusat


kelengkungannya ada dibawah jembatan itu. Gaya yang diakibatkan pada

113
jembatan itu oleh sebuah mobil yang beratnya w yang bergerak dengan
kecepatan v sewaktu berada di puncak jembatan itu adalah .…(percepatan
gravitasi = g )

19. Perhatikan gambar berikut !

Jika kecepatan sudut roda C adalah 4 rad/s, maka kecepatan linear roda B adalah
......

a. 8 cm/s

b. 12 cm/s

c. 24 cm/s

d. 48 cm/s

e. 96 cm/s

20. Jari-jari roda RA = 25 cm, RB =15 cm dan Rc = 40 cm. Rada C berputar dengan
kecepatan 60 putaran per menit. Kecepatan sudut roda A adalah...

a. 2,5 π rad/s
b. 3,0 π rad/s
c. 3,2 π rad/s

114
d. 3,5 π rad/s
e. 3,8 π rad/s

D.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan metode
konvensional
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMAN 3 PINRANG

Mata pelajaran : Fisika

Kelas/Semester : X/1

Alokasi Waktu : 135 menit

A. Kompetensi Inti (KI)

KI1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli

(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggungjawab,

responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara afektif sesuai dengan

perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan

lingkungan alamsekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan

kawasan internasional.

KI3: Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan

faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif pada tingkat teknis,

spesifik, detil dan kompleks berdasarkan rasa ingin tahunya tentang

ilmu pengeahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban

terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada

bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.

115
KI4:Menunjukkan keterampilan mengolah, menalar, dan menyaji secara

efektif, kreatif, produktif, kritis,mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan

solutif dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan

dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan metode

sesuai dengan kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.6 Menganalisis besaran fisis 3.6.1 Mengidentifikasi pengertian gerak


pada gerak melingkar melingkar dengan laju konstan.
dengan laju konstan (tetap) 3.6.2 Mengidentifikasi besaran frekuensi
dan penerapannya dalam dan periode, yang terdapat pada gerak
kehidupan sehari-hari. melingkar dengan laju konstan.
3.6.3 Mengemukakan besaran, kecepatan
linier, kecepatan sudut, dan gaya
sentripetal pada gerak melingkar.
3.6.4 Menerapkan besaran-besaran pada
gerak melingkar dengan laju konstan
dan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari.
3.6.5 Menganalisis besaran yang
berhubungan dengan gerak melingkar
dengan laju konstan dan
penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari.
3.6.6 Menerapkan prinsip roda-roda yang
saling berhubungan.
3.6.7 Menerangkan karakteristik Gerak

116
Melingkar Beraturan (GMB)
Menerangkan karakteristik Gerak
Melingkar Berubah Beraturan
(GMBB)
4.6 melakukan percobaan berikut 4.6.1 Menganalisis aplikasi gerak melingkar
presentasi hasilnya tentang dalam kehidupan sehari-hari
gerak melingkar, makna fisis 4.6.2 Menghitung besaran-besaran yang
dan pemanfaatannya. terkait dengan gerak melingkar
4.6.3 Melaporkan hasil percobaan dalam
bentuk sketsa/gambar dan laporan
sederhana serta mempresentasikannya

C. Tujuan Pembelajaran

KI3.6 :
3.6.1.1 Melalui metode pembelajaran Konvensional peserta didik mampu
mengidentifikasi pengertian gerak melingkar dengan benar
3.6.2.1 Melalui metode pembelajaran Konvensional peserta didik mampu
Mengidentifikasi besaran frekuensi dan periode, yang terdapat
pada gerak melingkar dengan laju konstan dengan benar.
3.6.3.1 Melalui metode pembelajaran Konvensional peserta didik mampu
mengemukakan besaran, kecepatan linier, kecepatan sudut dan
gaya sentripetal pada gerak melingkar dengan benar.
3.6.4.1 Melalui metode pembelajaran Konvensional peserta didik mampu
menerapkan besaran-besaran pada gerak melingkar dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dengan baik.
3.6.5.1 Melalui metode pembelajaran Konvensional peserta didik mampu
menganalisis besaran yang berhubungan dengan gerak melingkar
dengan laju konstan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-
hari.

117
3.6.6.1 Melalui metode pembelajaran Konvensional peserta didik mampu
menerapkan prinsip roda-roda yang saling berhubungan dengan
tepat.
3.6.7.1 Melalui metode pembelajaran Konvensional peserta didik mampu
menerangkan karakteristik Gerak Melingkar Beraturan (GMB)
dengan benar.
3.6.7.1 Melalui metode pembelajaran Konvensional peserta didik mampu
menerangkan karakteristik Gerak Melingkar Berubah Beraturan
(GMBB) dengan benar.

KI4.6 :

4.6.1.1 Melalui metode pembelajaran Konvensional peserta didik mampu


menganalisisaplikasigerakmelingkardalamkehidupansehari-hari
dengan benar.
4.6.2.1 Melalui metode pembelajaran Konvensional peserta didik mampu
menghitungbesaran-besaran yang terkaitdengangerakmelingkar
dengan kritis.
4.6.3.1 Melalui metode pembelajaran Konvensional peserta didik mampu
melaporkan hasil percobaan dalam bentuk sketsa/gambar dan
laporan sederhana serta mempresentasikannya dengan baik.

D. Materi Pembelajaran
Gerak melingkar:
 Gerak melingkar dengan laju konstan (tetap)
 Frekuensi dan Periode
 Kecepatan sudut
 Kecepatan linier
 Gaya sentripetal

E. Model danMetode Pembelajaran

Model pembelajaran : Ceramah dan Diskusi


Metode Pembelajaran : Konvensianal
Pendekatan : Saintifik

118
F. Media Pembelajaran dan Sumber Belajar
Media : Papan tulis
Alat :-
Sumber belajar : Buku
G. Langkah - langkah kegiatan pembelajaran

PERTEMUAN I (3 x 45 menit)

Alokasi
Kegiatan Sintaks Deskripsi kegiatan
waktu
 Guru menyampaikan
salam
 Ketua kelas
mempimpin berdoa
Pendahuluan Pembukaan  Guru menyampaikan 15 menit
tujuan pembelajaran
 Guru memberikan
apersepsi mengenai
gerak melingkar
dengan laju konstan.

119
 Peserta didik dibagi
dalam beberapa
kelompok
 Guru menjelaskan
materi pembalajaran
 Peserta didik diberi
kesempatan untuk
bertanya
 Peserta didik 100
Kegiatan inti
diberikan soal untuk menit
diselesaikan secara
berkelompok
 Peserta didik
menjawab soal secara
berkelompok
 Perta didik
memaparkan hasil
diskusi

 Peserta didik di beri


kesempatan untuk
bertanya apabila ada
yang kurang jelas atau
Membuat
kurang di mengerti
Penutup Kesimpul  Peserta didik diminta 20 menit
an untuk menyimpulkan
pembelajaran
 Guru mengucapkan
salam dan menutup
pembelajaran.

PERTEMUAN II (3 x 45 menit)

120
Alokasi
Kegiatan Sintaks Deskripsi kegiatan
waktu
 Guru menyampaikan
salam
 Ketua kelas
Pendahulu Pembukaa mempimpin berdoa 15 menit
an n  Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
 Guru memberikan
apersepsi.

 Peserta didik dibagi


dalam beberapa
kelompok
 Guru menjelaskan
materi pembalajaran
 Peserta didik diberi
kesempatan untuk
Kegiatan bertanya
 Peserta didik diberikan 100 menit
inti
soal untuk diselesaikan
secara berkelompok
 Peserta didik menjawab
soal secara
berkelompok
 Perta didik
memaparkan hasil
diskusi

121
 Peserta didik di beri
kesempatan untuk
bertanya apabila ada
yang kurang jelas atau
Membuat
kurang di mengerti
Penutup Kesim  Peserta didik diminta 20 menit
pulan untuk menyimpulkan
pembelajaran
 Guru mengucapkan
salam dan menutup
pembelajaran.

PERTEMUAN III (3 x 45 menit)

Alokasi
Kegiatan Sintaks Deskripsi kegiatan
waktu
 Guru menyampaikan
salam
 Ketuakelas mempimpin
Pendahulua berdoa
Pembukaan 15 menit
n  Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
 Guru memberikan
apersepsi.

122
 Peserta didik dibagi
dalam beberapa
kelompok
 Guru menjelaskan
materi pembalajaran
 Peserta didik diberi
kesempatan untuk
Kegiatan bertanya
 Peserta didik diberikan 100 menit
inti
soal untuk diselesaikan
secara berkelompok
 Peserta didik menjawab
soal secara
berkelompok
 Perta didik
memaparkan hasil
diskusi

 Peserta didik di beri


kesempatan untuk
bertanya apabilaada
yang kurang jelas
Membuat
ataukurang di mengerti
Penutup Kesim  Peserta didik diminta 20 menit
pulan untuk menyimpulkan
pembelajaran
 Guru mengucapkan
salam dan menutup
pembelajaran.

H. PENILAIAN

1. Tehnik penilaian

123
a. Penilaian pengetahuan : Tes tertulis

b. Penilaian keterampilan : Mempresentasikan

c. Lembar Observasi : Observasi guru dan peserta didik

2. Bentuk penilaian

a. Tes tertulis : pilihan ganda (terlampir)

b. Keterampilan : Rubrik penilaian

c. Observasi : Lembar pengamatan aktivitas peserta didik dan


guru

3. Rubrik Penilaian

a. Rubrik mempresentasikan hasil diskusi

Kemampuan
No Nama peserta didik mempresentasikan
1 2 3 4 5
1
2
3
Dst

Keteragan :

1. Tidak dapat mempresentasian = kurang dari 50 =E


2. Mempresentasikan tidaklancar =50 – 59 =D
3. Mempresentasikan kurang baik =60 – 69 =C
4. Mempresentasikan baik =70 – 79 =B
5. Mempresentasikan sangat baik = 80 – 90 =A

124
Pinrang, Desember 2018

Mengetahui

Kepala Sekolah Peneliti

Drs. Abdullah Rahman, SE Nurhandayani

NIP. 19601231 198903 1 128 NIM. 20600115007

2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengaan metode Whole


Brain Teaching
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

A. Identitas
1. Sekolah : SMA NEGERI 3 PINRANG
2. Mata Pelajaran : Fisika
3. Kelas/Semester : X/Ganjil
4. Materi Pokok : Gerak Melingkar
5. Alokasi Waktu : 6 JP (3 x pertemuan)

B. Kompetensi Inti (KI)


KI1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli


(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab,
responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan

125
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan
kawasan internasional.

KI3: Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan


faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis,
spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah

KI4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara


efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan
solutif dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan metoda
sesuai dengan kaidah keilmuan.

C. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


KD3 KD4

3.6 Menganalisis besaran fisis pada 4.6 Melakukan percobaan berikut


gerak melingkar dengan laju presentasi hasilnya tentang
konstan (tetap) dan gerak melingkar, makna fisis
penerapannya dalam kehidupan dan pemanfaatannya.
sehari-hari.

IPK IPK

3.6.1 Mengidentifikasi pengertian 4.6.1 Menganalisis aplikasi gerak


gerak melingkar dengan laju melingkar dalam kehidupan
konstan. sehari-hari
3.6.2 Mengidentifikasi besaran 4.6.2 Menghitung besaran-besaran
frekuensi dan periode, yang yang terkait dengan gerak

126
terdapat pada gerak melingkar melingkar
dengan laju konstan. 4.6.3 Melaporkan hasil percobaan
3.6.3 Mengemukakan besaran, dalam bentuk sketsa/gambar
kecepatan linier, kecepatan dan laporan sederhana serta
sudut, dan gaya sentripetal pada mempresentasikannya
gerak melingkar.
3.6.4 Menerapkan besaran-besaran
pada gerak melingkar dengan
laju konstan dan penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari.
3.6.5 Menganalisis besaran yang
berhubungan dengan gerak
melingkar dengan laju konstan
dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
3.6.6 Menerapkan prinsip roda-roda
yang saling berhubungan.
3.6.7 Menerangkan karakteristik
Gerak Melingkar Beraturan
(GMB)
3.6.8 Menerangkan karakteristik
Gerak Melingkar Berubah
Beraturan (GMBB)

D. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran Integratif, peserta didik dapat mampu
menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan (tetap)
dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari melalui penayangan film,
animasi atau sketsa serta melakukan perancangan dan pelaksanaan percobaan
dengan mengembangkan nilai karakter berpikir kritis , kreatif
(kemandirian), kerjasama (gotong royong) dan kejujuran (integritas) .

127
E. Materi Pembelajaran
 Gerak melingkar dengan laju kostan (tetap)
 Frekuensi dan periode
 Kecepatan sudut
 Kecepatan linier
 Gaya sentripetal
F. Pendekatan/ Model/Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode : Integratif, Diskusi kelompok, tanya jawab, dan penugasan
3. Model : Whole Brain Teaching

G. Media/Alat dan Bahan Pembelajaran


1. Media/Alat : Media belajar integratif dan score board
2. Bahan ajar:
 Gambar penerapan gerak melingkar
 Bahan persentase guru mengajar

H. Sumber Belajar
Marthen Kanginan.Buku Fisika SMA/MA Kelas X Erlangga

I. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama (2 JP)

Tahap/ Estimasi
No Kegiatan
Sintak Metode Waktu

1 Pendahuluan a. Guru memberi salam dan berdoa


sebelum pembelajaran dimulai,
dilanjutkan mengecek kehadiran peserta
Class-Yess didik.
b. Guru meminta peserta didik untuk
mengecek kebersihan kelas secara
bersama-sama, minimal sekitar tempat 20
duduknya tidak ada sampah. menit
c. Guru membangun suasana kelas yang
menyenangkan dengan membuka
pembelajaran dengan menggunakan yel-
yel “class-clas-fisika-yes”.
d. Guru memberi apersepsi tentang gerak
melingkar.
e. Guru menyampaikan tujuan yang akan

128
dicapai berkaitan dengan gerak
melingkar.
f. Guru menyampaikan garis besar
cakupan materi gerak melingkar
g. Guru menyampaikan metode
pembelajaran integratif dan teknik
penilaian yang akan digunakan saat
membahas gerak melingkar.

2 Kegiatan a. Guru memberikan penjelasan kepada


Inti peserta didik mengenai materi
gerakmelingkar dengan laju konstan
(tetap) 20 menit.
b. Peserta didik menyimak penjelasan dari
guru.
c. Peserta didik diberi kesempatan kepada
guru untuk bertanya.
d. Peserta didik dibagi menjadi beberapa
kelompok dengan menggunakan candy
game.
e. Pesrta didik diberi matriks yang berisi
pengertian, rumus dan contoh dari
gerakmelingkar.
f. Peserta didik mencari jawaban dari 100
matriks yang diberikan oleh guru menit
dengan berdiskusi secara berkelompok.

(Guru memberikan informasi kepada


peserta didik bahwa waktu telah
habis, kegiatan pembelajaran akan
dilanjutkan pada pertemuan
berikutnya)

129
3 Penutup a. Memfasilitasi peserta didik untuk
mereview pembelajaran yang telah
dilaksanakan. 15 menit
b. Melaksanakan penilaian untuk
mengetahui ketercapaian indikator
c. Berdoa bersama dan memberi salam

Pertemuan Kedua (2 JP)

No Tahap/ Estimasi
Sintak Kegiatan Waktu
Metode
1 Pendahuluan a. Guru memberi salam dan berdoa
sebelum pembelajaran dimulai,
Class-Yess
dilanjutkan mengecek kehadiran peserta
didik.
b. Guru meminta peserta didik untuk
mengecek kebersihan kelas secara
bersama-sama, minimal sekitar tempat
duduknya tidak ada sampah. 20
c. Guru membangun suasana kelas yang menit
menyenangkan dengan membuka
pembelajaran dengan menggunakan yel-
yel “class-clas-fisika-yes”.
d. Guru meminta peserta didik kembali ke
kelompok masing-masing untuk
melanjutkan pembelajaran gerak
melingkar.

2 Kegiatan
Inti
Teach-Ok a. Peserta didik memperhatikan perintah
perintah Teach yang diserukan oleh
guru. 30
b. Pserta didik mengucapkan okey menit
kemudian memaparkan hasil diskusi
dengan teman kelompok mengenai
tugas matriks yang diberikan oleh guru.

130
Score-Board c. Peserta didik diberi penilaian dengan
meletakkan gambar wajah bundar
berupa “smiley” (menyampaikan
senyuman) dan “Frowny” (tampak
cemberut).
10
d. Guru meletakkan gambar wajah smiley
pada papan (score board) apabila menit
pemaparan peserta didik tersebut bagus,
begitupun apabila pemaparan peserta
didik tersebut kurang maka akan diberi
gambar wajah Frowny pada (score
board).
e. Guru melanjutkan pemberian
materikepada peserta didik mengenai
kecepatan linier dan gaya sentripetal

(Guru memberikan informasi kepada 60


peserta didik bahwa waktu telah habis, menit
kegiatan pembelajaran akan
dilanjutkan pada pertemuan
berikutnya)

3 Penutup a. Memfasilitasi peserta didik untuk


mereview pembelajaran yang telah 15
dilaksanakan.
b. Melaksanakan penilaian untuk menit
mengetahui ketercapaian indikator
c. Berdoa dan memberi salam

Pertemuan Ketiga (2 JP)

No Tahap/ Estimasi
Sintak Kegiatan Waktu
Metode
1 Pendahuluan a. Guru memberi salam dan berdoa
sebelum pembelajaran dimulai, 20
Class-Yess
dilanjutkan mengecek kehadiran peserta

131
didik. menit
b. Guru meminta peserta didik untuk
mengecek kebersihan kelas secara
bersama-sama, minimal sekitar tempat
duduknya tidak ada sampah.
c. Guru membangun suasana kelas yang
menyenangkan dengan membuka
pembelajaran dengan menggunakan
yel-yel “class-clas-fisika-yes”.
d. Guru meminta peserta didik kembali ke
kelompok masing-masing untuk
melanjutkan pembelajaran gerak
melingkar.

2 Kegiatan
Inti
Comprehens a. Guru membagikan beberapa kartu soal
ion pada masing-masing kelompok.
b. Peserta didik mengerjakan soal secara
check,
berkelompok dan mencari kartu jawaban
Teach-ok yang tertera pada papan tulis.
dan c. Peserta didik diberi kesempatan untuk
menjawab selama 5 menit.
Score
d. Peserta didik memperhatikan perintah
Board Teach pada saat waktu soal petama
habis.
e. Peserta didik mengucapkan okey
kemudian menjawab soal pada kartu soal 100
yang dibagikan. menit
f. Peserta didik memasangkan soal dengan
jawaban yang tertera pada papan tulis.
g. Peserta didik diberi penilaian oleh guru
dengan meletakkan gambar wajah bundar
berupa “smiley” (menyampaikan
senyuman) dan “Frowny” (tampak
cemberut).
h. Guru meletakkan gambar wajah smiley
pada papan (score board) apabila
pemaparan peserta didik tersebut bagus,
begitupun apabila pemaparan peserta
didik tersebut kurang maka akan diberi

132
gambar wajah Frowny pada (score
board).
i. Guru mengatur tempat duduk peserta
didik sehingga setiap antar deretan
peserta didik yang duduk besebrangan
menjadi lawan dalam lomba cerdas
cermat berantai.
j. Guru memberikan pertanyaan pada
deretan pertama dan seterusnya.
k. guru memberikan perintah Teach yang
dilanjutkan dengan peserta didik
mengucapkan okey dan mengerjakan soal
yang diberikan.
l. Guru kembali melakukan penilaian
dengan menggunakan Score-Board.

3 Penutup 15
a. Melaksanakan penilaian untuk
mengetahui ketercapaian indikator menit
b. Berdoa dan memberi salam

J. Penilaian
1. Teknik Penilaian:
a. Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan/Jurnal
b. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis
c. Penilaian Keterampilan : Portofolio

133
2. Bentuk Penilaian:
a. Observasi : Lembar pengamatan aktivitas peserta
didik dan guru
b. Tes tertulis : Pilihan Ganda
c. Mempresentasikan : Rubrik Penilaian
3. Instrumen Penilaian (terlampir)

Pinrang, Desember 2018

Mengetahui
Kepala Sekolah Peneliti

Drs. Abdullah Rahman, SE Nurhandayani


NIP. 19601231 198903 1 128 NIM. 20600115007
Catatan :

1. RPP ini digunakan untuk tiga kali pertemuan dengan menggunakan


metode pembelajaran Whole Brain Teaching

2. Pertemuan 1 : sintak 1 , Pertemuan 2 : sintak 1 s.d. 2, dan Pertemuan 3 :


sintak 1 s.d. 4

134
LAMPIRAN

BAHAN AJAR

GERAK MELINGKAR

1 FAKTA

Rolling coaster yang ada di


dunia wisata anak merupakan
hiburan yang memberikan
tantangan keberanian.
Pernahkah kamu menaikinya?
Mungkin pada saat kamu
berwisata ke Jakarta senpat
menaikinya. Rolling coaster
memanfaatkan gerak
melingkar dengan berputar pada
poros lingkaran akibat
perubahan energi potensial
menjadi energi kinetik yang
memberi kelajuan cukup untuk
melakukan putaran.
Penumpang diajak berputar dari
satu titik bergerak memutar
hingga sampai ke titik
akhir

135
Gerak melingkar banyak dilakukan pada peralatan-peralatan seperti gerinda, blender,
mixer, kipas, bor dan lain-lain peralatan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga
pantas untuk dikaji lebih mendalam.

KONSEP
2

gerak melingkar dengan kecepatan konstan


konsep
Periode
gerak
Frekuensi
melingkar
Kecepatan sudut
Kecepatan linier
Gaya sentripetal

3 PRINSIP

 Benda yang bergerak melingkar beraturan memiliki


kecepatan linier yang sama dengan arah yang berbeda.
 Kecepatan sudut pada gerak melingkar beraturan
memiliki besar dan arah selalu tetap setiap saat.
4
MATERI

A. Gerak Melingkar Beraturan


Gerak melingkar beraturan (GMB) merupakan gerak suatu benda yang
menempuh lintasan melingkar dengan besar kecepatan tetap. Kecepatan pada GMB
besarnya selalu tetap, namun arahnya selalu berubah, dan arah kecepatan selalu
menyinggung lingkaran. Artinya, arah kecepatan (v) selalu tegak lurus dengan garis
yang ditarik melalui pusat lingkaran ke titik tangkap vektor kecepatan pada saat itu.

B. Besaran-Besaran Fisika dalam Gerak Melingkar


1. Periode (T) dan Frekuensi (f)
Waktu yang dibutuhkan suatu benda yang begerak melingkar untuk
melakukan satu putaran penuh disebut periode. Pada umumnya periode
diberi notasi T. Satuan SI periode adalah sekon (s). Banyaknya jumlah putaran
yang ditempuh oleh suatu benda yang bergerak melingkar dalam selang waktu
satu sekon disebut frekuensi. Satuan frekuensi dalam SI adalah putaran per sekon
atau hertz (Hz). Hubungan antara periode dan frekuensi adalah sebagai berikut.

136
Keterangan:
T : periode (s)
f : frekuensi (Hz)

2. Kecepatan Linear
Perhatikan Gambar 1.1! Misalkan sebuah
Gambar 1.1 Benda bergerak
melingkar
benda melakukan gerak melingkar beraturan
dengan arah gerak berlawanan arah jarum jam dan berawal dari titik A. Selang
waktu yang dibutuhkan benda untuk menempuh satu putaran adalah T. Pada satu
putaran, benda telah menempuh lintasan linear sepanjang satu keliling lingkaran (
2), dengan r adalah jarak benda dengan pusat lingkaran (O) atau jari-jari
lingkaran. Kecepatan linear (v) merupakan hasil bagi panjang lintasan linear yang
ditempuh benda dengan selang waktu tempuhnya. Secara matematis dapat ditulis
sebagai berikut.

Anda ketahui bahwa T=1/fatau f = 1/T, maka persamaan kecepatan linear dapat
ditulis :

3. Kecepatan Sudut (Kecepatan Anguler)


Sebelum mempelajari kecepatan sudut Anda pahami dulu tentang
radian. Satuan perpindahan sudut bidang datar dalam SI adalah radian (rad).
Nilai radian adalah perbandingan antara jarak linear yang ditempuh benda
dengan jari-jari lingkaran. Karena satuan sudut yang biasa digunakan adalah

137
derajat, maka perlu Anda konversikan satuan sudut radian dengan derajat. Anda
ketahui bahwa keliling lingkaran adalah 2r. Misalkan sudut pusat satu
lingkaran adalah , maka sudut pusat disebut 1 rad jika busur yang ditempuh
sama dengan jari-jarinya. Persamaan matematisnya adalah

Karena 2sama dengan 360° maka besarnya sudut dalam satu radian
adalah sebagai berikut :

2πrad = 360°

Perhatikan kembali Gambar 1.1! Dalam selang waktu t , benda telah


menempuh lintasan sepanjang busur AB, dan sudut sebesar θ. Oleh karena itu,
kecepatan sudut merupakan besar sudut yang ditempuh tiap satu satuan waktu.
Satuan kecepatan sudut adalah rad s-1. Selain itu, satuan lain yang sering
digunakan untuk menentukan kecepatan pada sebuah mesin adalah rpm,
singkatan dari rotation per minutes (rotasi per menit).

Karena selang waktu untuk menempuh satu putaran adalah T dan dalam
satu putaran sudut yang ditempuh benda adalah 360° ( 2π), maka persamaan
2𝜋 1 1
kecepatan sudutnya adalah ω = 𝑇
. Anda ketahui bahwa T = 𝑓
atau f = 𝑇
,

sehingga persamaan kecepatan sudutnya (ω) menjadi sebagai berikut.

Keterangan:

ω: kecepatan sudut (rad s-1)

f : frekuensi (Hz)

T : periode (s)

138
CONTOH SOAL 1

4. Percepatan Sentripetal
Benda yang melakukan gerak melingkar beraturan memiliki percepatan
yang disebut dengan percepatan sentripetal. Arah percepatan ini selalu menuju
ke arah pusat lingkaran. Percepatan sentripetal berfungsi untuk mengubah arah
kecepatan.
Pada gerak lurus, benda yang mengalami percepatan pasti
mengakibatkan berubahnya kelajuan benda tersebut. Hal ini terjadi karena pada
gerak lurus arahnya tetap. Untuk benda yang melakukan gerak melingkar
beraturan, benda yang mengalami percepatan kelajuannya tetap tetapi arahnya
yang berubah-ubah setiap saat. Jadi, perubahan percepatan pada GMB bukan

139
mengakibatkan kelajuannya bertambah tetapi mengakibatkan arahnya berubah.
Ingat, percepatan merupakan besaran vektor (memiliki besar dan arah).
Perhatikan Gambar 1.2 berikut!

Gambar 1.2 Percepatan sentripetal dapat ditentukan dengan


penguraian arah kecepatan.

Karena pada GMB besarnya kecepatan tetap, maka segitiga yang diarsir
merupakan segitiga sama kaki. Kecepatan rata-rata dan selang waktu yang
dibutuhkan untuk menempuh panjang busur AB (r) dapat ditentukan melalui
persamaan berikut.

Jika kecepatan rata-rata dan selang waktu yang digunakan telah diperoleh,
maka percepatan sentripetalnya adalah sebagai berikut.

Jika mendekati nol, maka persamaan percepatannya menjadi seperti


berikut.

140
CONTOH SOAL 2

C. Gerak Melingkar Berubah Beraturan


Seperti pada pembahasan gerak lurus, pada gerak melingkar juga dikenal gerak
melingkar berubah beraturan (GMBB). Jika perubahan percepatan searah dengan
kecepatan, maka kecepatannya akan meningkat. Jika perubahan percepatannya
berlawanan arah dengan kecepatan, maka kecepatannya menurun.
Percepatan Total pada GMBB
Pada gerak melingkar beraturan (GMB), walaupun ada percepatan sentripetal,
kecepatan linearnya tidak berubah. Mengapa? Karena percepatan sentripetal tidak
berfungsi untuk mengubah kecepatan linear, tetapi untuk mengubah arah gerak
partikel sehingga lintasannya berbentuk lingkaran. Pada gerak melingkar berubah
beraturan (GMBB), kecepatan linear dapat berubah secara beraturan. Hal ini
menunjukkan adanya besaran yang berfungsi untuk mengubah kecepatan. Besaran
tersebut adalah percepatantangensial (at), yang arahnya dapat sama atau berlawanan
dengan arah kecepatan linear. Percepatan tangensial didapat dari percepatan sudut
() dikalikan dengan jari-jari lingkaran (r).

141
Keterangan :
at: percepatan tangensial (m/s2)
: percepatan sudut (rad/s2)
r : jari-jari lingkaran dalam cm atau m

Pada GMBB benda mengalami dua macam percepatan, yaitu percepatan


sentripetal (as) dan percepatan tangensial (at). Percepatan sentripetal selalu menuju
ke pusat lingkaran, sedangkan percepatan tangensial menyinggung lingkaran.
Percepatan total dalam GMBB adalah jumlah vektor dari kedua percepatan tersebut.
Perhatikan Gambar 1.3 berikut!

Gambar 1.3 Pada GMBB benda mengalami percepatan sentripetal dan percepatan
tangensial.

Berdasarkan gambar di atas, diketahui bahwa percepatan sentripetal dan


percepatan tangensial saling tegak lurus. Oleh karena itu, percepatan totalnya

adalah sebagai berikut.

Sedangkan arah percepatan total terhadap arah radial, yaitu dapat dihitung
dengan perbandingan tangen.

142
D. Hubungan Roda-Roda
Gerak melingkar dapat Anda analogikan sebagai gerak roda sepeda, sistem gir
pada mesin, atau katrol. Pada dasarnya ada tiga macam hubungan roda-roda.
Hubungan tersebut adalah hubungan antardua roda sepusat,bersinggungan, dan
dihubungkan memakai sabuk (tali atau rantai). Untuk jelasnya perhatikan tabel
berikut!
Tabel Hubungan Roda-Roda

143
Sumber : Setya Nurachmandi. Fisika SMA/MA.Pusat Pembukuan

RUBRIK PENILAIAN

a. Rubrik penilaian strategi kartu soal

Poin Nilai

Kriteria Bobot
Baik sekali Baik Cukup Kurang
4 3 2 1
Aktivitas Mampu Menemukan Menemu Menem
proses menemukan sebagian kan ukan
menemu semua besar saja sebagian kurang
kan pasangan pasangan kecil saja dari 2
nomor 65% kartu kartu dengan pasangan pasanga
kartu dengan benar kartu n kartu
soal dan benar dengan dengan
kartu benar benar
jawab

144
Interaksi Semua Hanya Hanya Tidakad
dan anggota sebagiaian sebagian a
kerjasam kelompok besar kecil anggota
a melakukan anggota anggota kelompo
kelompo kerja sama kelompok kelompok k yang
k dan yang yangmela melakuk
35% pembagian melakukan kukan an
tugas kerja sama kerja aktivitas
dengan baik dan sama dan kerja
pembagian pembagia sama
tugas n tugas dan
dengan baik dengan pembagi
baik an kerja

b. Rubrik penilaian strategi cerdas cermat berantai

Poin Nilai

Kriteria Bobot
Baik sekali Baik Kurang
5 3 1
Kemam Semua tim Dari 6 Hanya 1-2
puan anggota kelompok anggota tim orang saja
kerja menunjukkan hanya 2-3 yang aktif
sama kerja sama yang orang saja menunjukkan
dalam dibuktikan dengan yang kerja sama
kelompok membantu tidakmenunj dengan cara
kawannya ukkan kerja membantu
35%
menjawab sama kawannya
pertanyaan dibuktikan menjawab
dengan pertanyaan
membantu
kawannya
menjawab
pertanyaan
Kemam Memiliki poin Memiliki Memiliki pon
puan akhir cerdas poin akhir akhir cerdas
menjawa cermat berantai cermat cermat berantai
b 65% paling tinggi cermat paling tinggi
pertanyaa berantai ketiga
n soal paing tinggi
kedua

145
c. Rubrik penilaian strategi matriks

Poin Nilai

Kriteria Bobot
Baik sekali Baik Cukup Kurang
4 3 2 1
Ketepatan Semua Semua Semua jawan Semua
jawaban jawaba jawaban cukup tepat jawaban
65%
n sangat tepat kurang
tepat tepat
Interaksi Semua Hanya Hanya Tidakada
dan anggota sebagiaia sebagian anggota
kerjasama kelomp n besar kecil anggota kelompo
kelompok ok anggota kelompok k yang
melaku kelompo yang melakuka
kan k yang melakukan n
kerja melakuka kerja sama aktivitas
35%
sama n kerja dan kerja
dan sama dan pembagian sama dan
pembag pembagia tugas dengan pembagia
ian n tugas baik n kerja
tugas dengan
dengan baik
baik

146
D.3 Lembar Observasi Keterlaksanaan Model

1. lembar observasi guru

a. Metode Whole Brain Teaching

LEMBAR OBSERVASI GURU MENGAJAR


Nama guru yang diobservasi :…………………………….....
Mata Pelajaran :..............................................
Materi :..............................................
Kelas / Semester :..............................................

S
k
Kategori
NO Aspek yang Diamati o
Nilai
r
0 1 2
I Pra-Pembelajaran
1. Kesiapan ruangan, alat, dan
media
pembelajaran
2. Memeriksa kesiapan
peserta didik
II Membuka Pembelajaran
1. Menyampaikan salam
2. Menyampaikan kompetensi
(tujuan) yang akan dicapai
dan kegiatan serta
memotivasi peserta didik
3. Memberi motivasi
4. Membuat kesepakatan
mengenai hal-hal yang perlu
dilakukan saat proses
pembelajaran
5. Membangun suasana kelas
yang menyenangkan dengan
membuka pembelajaran
dengan melakukan kegiatan
yel-yel class-class-fisika-
yess.

147
6. Memberikan apersepsi
III Kegiatan Inti
Pembelajaran
1. Memberikan materi
menegnai Gerak Melingkar
2. Membagi peserta didik
dalam beberapa kelompok
3. Memberikesempatan
kepada peserta didik untuk
bertanya
4. Memberi kesempatan
kepada peserta didik
memaparka hasil diskusi
dengan menggunakan
sintaks “teach-ok”.
5. Memberikan penilaian
terhadap peserta didik,
dengan meletakkan gambar
wajah bundar berupa
“smiley” (menyampaikan
senyuman)dan “Frowny”
(tampak cemberut).
6. Melakukan kegiatan
“comprehension check”.
IV Penutup
1. Memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk
bertanya
2. Memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk
menyimpulkan materi
pembelajaran
3. Mengucapkan salam serta
menutup pembelajaran

148
Keterangan

0 = tidak dilakukan guru

1 = dilakukan tapi kurang

2 = dilakukan dengan sempurna Nilai:

Kriteria :

Sangat baik bila nilai 76 sampai 100

Baik bila nilai 51 sampai 75

Cukup bila nilai 26 sampai 50

Kurang bila nilai 1 sampai 25

Pinrang, Desember 2018


Observer

Syarifuddin, S.Pd.
NIP. 19660507 199412 1 003

149
b. Metode Konvensional

LEMBAR OBSERVASI GURU MENGAJAR

Nama guru yang diobservasi :……………………………................

Mata Pelajaran :..............................................

Materi :..............................................

Kelas / Semester :..............................................

N Skor
Aspek yang Diamati Nilai Kategori
O 0 1 2
I Pra-Pembelajaran
3. Kesiapan ruangan,
alat, dan media
pembelajaran
4. Memeriksa kesiapan
peserta didik
II Membuka
Pembelajaran
1. Menyampaikan
kompetensi (tujuan)
yang akan dicapai dan
kegiatan serta
memotivasi peserta
didik
2. Memberi apersepsi
III Kegiatan Inti
Pembelajaran
7. Menguasai materi
pelajaran dengan baik
8. Kesesuaian materi
yang dibahas dengan
indikator
9. Membagi peserta
didikdalam beberapa
kelompok
10. Mengajukan

150
pertanyaan pada
peserta didik
11. Memberi waktu
tunggu pada peserta
didik untuk menjawab
pertanyaan
12. Memberi
kesempatan peserta
didik untuk bertanya
IV Penutup
1. Membimbing
peserta didik
menyimpulkan
materi
2. Mengadakan
evaluasi
Keterangan

0 = tidak dilakukan guru

1 = dilakukan tapi kurang

2 = dilakukan dengan sempurna Nilai:

Kriteria :

Sangat baik bila nilai 76 sampai 100

Baik bila nilai 51 sampai 75

Cukup bila nilai 26 sampai 50

Kurang bila nilai 1 sampai 25

Pinrang, Desember 2018


Observer

Syarifuddin, S.Pd.
NIP. 19660507 199412 1 003

151
2.;lLembar observasi peserta didik

a. Metode Whole Brain Teaching

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR PESERTA


DIDIK

Hari/Tanggal :
Materi Pokok :
Kelas/Semester :
Pertemuan :

Petunjuk Pengisian : Berilah tanda checklist (√) untuk setiap


deskriptor yang nampak

Skor Indikator
No Aspek yang dinilai
1 2 3 4
1 Kesiapan peserta didik
untuk menerima
materi pelajaran
a. Masuk kelas tepat
waktu
b. Menyiapkan
perlengkapan belajar
c. Tidak melakukan
pekerjaan lain yang
akan mengganggu
proses belajar
2 Antusiasme peserta
didik dalam
mengikuti kegiatan
pembelajaran
a. Menyimak seluruh
informasi yang
disampaikan oleh guru
b. Tidak mengobrol
dengan teman kecuali
membahas bahan
pelajaran
c. Memberikan
tanggapan terhadap
apa yang disampaikan
oleh guru
Melakukan yel-yel

152
“class-class-fisika-
yess”
3 Aktivitas peserta didik
dalam kegiatan
pembelajaran
a. Bertanya kepada guru
mengenai hal yang
tidak dimengerti
b. Dapat menjawab
permasalahan yang
diajukan oleh guru
4 Aktivitas peserta didik
dalam mengerjakan
soal latihan
a. Mengerjakan soal
latihan yang diberikan
dengan berdiskusi
secara berkelompok
b. Memaparka hasil
diskusi dengan
menggunakan sintaks
“teach-ok”.
c. Memberi tanggapan
atas jawaban dari soal-
soal yang telah
dikerjakan oleh
temannya
Mampu menjawab
pertanyaan guru pada
langkah
“comprehension-
check”.
5 Partisipasi peserta didik
dalam menutup
kegiatan
pembelajaran
a. Bertanya kepadaguru
apabila kurang
mengerti dengan
materi pembelajaran
Membuat kesimpulan
materi yang telah
diberikan
b. Memperbaiki atau
menambah
kesimpulan temannya

153
jika kesimpulan
temannya masih
kurang lengkap

Keterangan :
1 : Kurang
2 : Cukup Baik
3 : Baik
4 : Baik Sekali

Pinrang, Desember 2018


Observer

Syarifuddin, S.Pd.
NIP. 19660507 199412 1 003

154
b. Metode Konvensional

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK

Hari/Tanggal :
Materi Pokok :
Kelas/Semester :
Pertemuan :

Petunjuk Pengisian : Berilah tanda checklist (√) untuk setiap


deskriptor yang nampak

Skor
Skor Indikato
No Aspek yang dinilai
r
1 2 3 4 5
1 Kesiapan peserta didik untuk
menerima materi pelajaran
a. Masuk kelas tepat waktu
b.
menunjukkanantusiasmenyadalam
mengikutipembelajaran
c. Mampu memberikan tanggapan
mengenai apersepsi yang
diberikan oleh guru
3 Aktivitas peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran
a. Menyimak materi yang diberikan
oleh guru dengan baik
b. Memberikan pertanyaan kepada
guru apabila tidak dimengerti
Mampu mengetahui materi secara
keseluruhan
Aktivitas4 peserta didik dalam
mengerjakan soal latihan
a. Mengerjakan tugas secara
berkelompok
b. Bekerja sama dalam
menyelesaikan tugas
c. Memberi tanggapan atas jawaban
dari soal-soal yang telah

155
dikerjakan oleh temannya
Partisipasi
5 peserta didik dalam
menutup kegiatan
pembelajaran
a. Membuat kesimpulan materi yang
telah diberikan
b. Memperbaiki atau menambah
kesimpulan temannya jika
kesimpulan temannya masih
kurang lengkap

JUMLAH

Keterangan :
1 :Kurang
2 :CukupBaik
3 :Baik
4 : Baik Sekali

Pinrang, Desember 2018


Observer

Syarifuddin, S.Pd.
NIP. 19660507 199412 1 003

156
LAMPIRAN E
FPRMAT VALIDASI INSTRUMEN
PENELITIAN

E.1: Analisis Validasi Instrumen

E.1.1: Analisis Validasi Soal Tes

E.1.2: Analisis Validasi RPP

E.1.3: Analisis Validasi Lembar Observasi Guru

E.1.4: Analisis Validasi Lembar Observasi Peserta

didik

157
E.1: Analisis Validasi Instrumen

E.1.1: Analisis Validasi Soal Tes

No Nama Validator

1 Drs. Muhammad Yusuf Hidayat, M.Pd.

2 Suhardiman, S.Pd. M. Pd.

Skor validator Rata- Kode


No Materi Relevansi Ket
V1 V2 rata relevansi

1 4 4 4 Kuat D

2 4 4 4 Kuat D

3 4 4 4 Kuat D

4 3 4 3,5 Kuat D

5 4 4 4 Kuat D

6 4 3 3,5 Kuat D
Gerak
7 3 3 3 Kuat D
melingkar
8 3 4 3,5 Kuat D

9 4 4 4 Kuat D

10 3 3 3 Kuat D

11 4 4 4 Kuat D

12 4 3 3,5 Kuat D

13 3 4 3,5 Kuat D

158
14 4 4 4 Kuat D

15 3 3 3 Kuat D

16 4 4 4 Kuat D

17 4 4 4 Kuat D

18 3 4 3,5 Kuat D

19 3 4 3,5 Kuat D

20 3 4 3,5 Kuat D

Total skor 71 75 73 - -

Rata-rata skor 3,55 3,75 3,65 - -

Keterangan relevansi

Validator I

Lemah (1,2) Kuat (3,4)

Kuat (3,4)
A B
Validator II

Lemah C D (1,2)

1. Jika validator 1 memberikan skor = 1 dan validator 2 = 1, maka relevansi


lemahlemah atau A.
2. Jika validator 1 memberikan skor = 3 atau 4 dan validator 2 = 1 atau 2,
maka relevansi kuat-lemah atau B.
3. Jika validator 1 memberikan skor = 1 atau 2 dan validator 2 = 3 atau 4,
maka relevansi lemah-kuat atau C.
4. Jika validator 1 memberikan skor = 3 atau 4 dan validator 2 = 3 atau 4,
maka relevansi kuat-kuat atau D.
Dari hasil validasi instrument oleh dua pakar di atas, maka diperoleh:
Relevansi kategori A = 0 Relevansi kategori C =0
Relevansi kategori B = 0 Relevansi kategori D = 10

159
Validitas isi

𝐷 10
R= = =1
𝐴+𝐵+𝐶+𝐷 𝐴+𝐵+𝐶+10

E.1.2: Analisis Validasi RPP

No Nama Validator

1 Drs. Muhammad Yusuf Hidayat, M.Pd.

2 Suhardiman, S.Pd. M. Pd.

N SkalaPenilaian
Aspek yang Dinilai
o 1 2 3 4

I Perumusan Tujuan Pembelajaran


1. Kejelasan standar kompetensi dan √
kompetensi dasar
2. Kesesuaian standar kompetensi dan √
kompetensi dasar dengan tujuan
pembelajaran
3. Ketepatan penjabaran kompetensi √
dasar ke dalam indicator
4. Kesesuaian indikator dengan tujuan √
pembelajaran
5. Kesesuaian indikator dengan tingkat √
perkembanagan peserta didik
II Isi Yang Disajikan √
1. Sistematika penyusunan RPP
2. Kesesuaian urutan kegiatan √
pembelajaran IPA-FISIKA
3. Kesesuaian uraian kegiatan peserta √
didik dan guru untuk setiap tahap
pembelajaran
4. Kejelasan skenario √
pembelajaran(tahap-tahap kegiatan
pembelajaran yaitu awal, inti dan
penutup)

160
5. Kelengkapan instrumen penilaian √
hasil belajar
III Bahasa √
1. Menggunakan bahasa yang sesuai
dengan kaidah Bahasa Indonesia.
2. Menggunakan kalimat/pernyataan √
yang komunikatif.
3. Menggunakan bahasa yang sederhana √
dan mudah dimengerti.
IV Waktu √
1. Kesesuaian alokasi waktu yang
digunakan
2. Rincian waktu untuk setiap tahap √
pembelajaran
V Penilaian umum terhadap Rencana √
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dengan menggunakan metode whole
brain teaching

3 60
Total skor

3 4
Rata-rata skor

Analisis Indeks Aiken

No Rater 1 Rater 2 S1 S2 ΣS V

1 4 4 3 3 6 1

2 4 4 3 3 6 1

3 4 4 3 3 6 1

4 3 4 2 3 5 0,83

5 3 3 2 2 4 0,66

161
6 3 4 2 3 5 0,83

7 4 4 3 3 6 1

8 4 4 3 3 6 1

9 4 4 3 3 6 1

10 4 4 3 3 6 1

11 4 4 3 3 6 1

12 4 4 3 3 6 1

13 4 4 3 3 6 1

14 4 4 3 3 6 1

15 4 4 3 3 6 1

16 4 4 3 3 6 1

Total 92 15,32

Rata-rata 5,75 0,96

∑𝑠 5,57
V= = = 0,93
𝑛(𝑐−1) 2 (4−1)

Jika V bernilai > 0,8 maka instrumen dikatakan memiliki validitas tinggi.

162
E.1.3: Analisis Validasi Lembar Observasi Guru

No Nama Validator

1 Drs. Muhammad Yusuf Hidayat, M.Pd.

2 Suhardiman, S.Pd. M. Pd.

Skor
ASP validator Rata- Relev
No. INDIKATOR Ket
EK rata ansi
1 2

1 Petu 1. Petunjuk lembar


njuk pengamatan
4 4 4 Kuat D
dinyatakan dengan
jelas

2 Caku 1. Kategori aktivitas


guru yang diamati 4 3 3,5 Kuat D
panA
dinyatakan dengan
ktivit jelas
asGu 2. Kategori aktivitas
ru guru yang diamati 3 3 Kuat D
3
termuat dengan
lengkap

3. Kategori aktivitas
guru yang diamati 3 3 Kuat D
3
dapat teramati
dengan baik

3 Baha 1. Menggunakan
bahasa yang sesuai 4 4 4 Kuat D
sa
dengan kaidah
Bahasa Indonesia

2. Menggunakan
kalimat / pertanyaan 3 4 3,5 Kuat D
yang komunikatif

163
3. Menggunakan
bahasa yang 3 3,5 Kuat D
4
sederhana dan
mudah dimengerti

4 Umu Penilaian umum


m terhadap lembar
pengamatan aktivitas
guru dalam 4 4 4 Kuat D
pembelajaran
denganmodel Whole
Brain Teaching

Total skor 29 28 28,5 - -

Rata-rata skor 3,62 3,5 3,56 - -

E.1.4: Analisis Validasi Lembar Observasi Peserta didik

No Nama Validator

1 Drs. Muhammad Yusuf Hidayat, M.Pd.

2 Suhardiman, S.Pd. M. Pd.

Skor
Validator Rata- Relev
No. ASPEK INDIKATOR Ket
rata ansi
1 2

1 AspekP 1. Petunjuk lembar


etunjuk pengamatan
3 3 3 Kuat D
dinyatakan dengan
jelas.

164
2 Cakupa 2. Kategoria ktivitas
peserta didik yang 3 4 3,5 Kuat D
nAktivi
diamati dinyatakan
tasPese dengan jelas
rtaDidi 3. Kategori aktivitas
k peserta didik yang 4 4 4 Kuat D
diamati termuat
dengan lengkap

4. Kategori aktivitas
peserta didik yang 3 3 3 Kuat D
diamati dapat teramati
dengan baik

3 Bahasa 5. Menggunakan bahasa


yang sesuai dengan 3 3 3 Kuat D
kaidah Bahasa
Indonesia

6. Menggunakan
kalimat/pertanyaan 3 4 3,5 Kuat D
yang komunikatif

7. Menggunakan bahasa
yang sederhana dan 4 3 3,5 Kuat D
mudah dimengerti

4 Umum Penilaian umum terhadap


lembar pengamatan
4 3 3,5 Kuat D
keterlaksanaan model
Whole Brain Teaching

Total skor 27 27 27

Rata-rata skor 3,37 3,37 3,37

165
LAMPIRAN F
FOTO KEGIATAN PENELITIAN

166
Evaluasi pembelajaran dengan memberikan kartu soal

Kerja sama kelompok (kelas eksperimen)

167
Pemberian Rewor

Pemeriksaan hasil kerja kelompok

168
Pemberian materi pada kelas kontrol

Peserta didik menjawab soal pada kelas kontrol

169
Pemeberian game pada kelas kontrol

Pemberian tes setelah penerapan metode Whole Brain Teaching

170
Foto bersama kelas X MIA 2 (kelas kontrol)

Foto bersama kelas X MIA 4 (kelas eksperimen)

171
LAMPIRAN G
PERSURATAN PENELITIAN

172
BIOGRAFI PENULIS

Nurhandayani dilahirkan di Pinrang, pada

tanggal 08 Juni 1998, Anak ketiga dari lima

bersaudara hasil buah kasih dari pasangan H. Sukri

dan HJ.Rusniah. Pendidikan Formal dimulai dari

Sekolah Dasar di SDN 56 Patobong kemudian

pindah di SDN 232 Langnga dan lulus pada tahun

2009. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan

pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Negeri 1 Langnga dan lulus pada tahun 2012, dan pada tahun yang sama pula

penulis melanjutkan pendidikan di SMAN 3 Pinrang dan lulus pada tahun 2015.

Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Islam Negeri (UIN)

Alauddin Makassar ke jenjang S1 pada Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan, hingga biografi ini dibuat.

Anda mungkin juga menyukai