Pedoman UKGM
Pedoman UKGM
Pedoman UKGM
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu
cara untuk mendukung pelaksanaan pembangunan kesehatan. Kegiatan yang dilakukan lebih
diarahkan pada pelayanan promotif, dan preventif kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan
pada upaya kesehatan berbasis masyarakat diantaranya posyandu dengan sasaran kelompok
resiko tinggi meliputi anak usia balita, anak usia pendidikan dasar, ibu hamil dan menyusui,
serta kelompok usia lanjut. Berdasarkan data Riskesdas Kementerian Kesehatan RI tahun
2007, prevalensi masalah kesehatan gigi mulut adalah 23%, dengan prevalensi karies aktif
sebesar 43,3%, oleh karena itu pemeliharaan gigi harus diperhatikan dan ditingkatkan baik
melalui kegiatan upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) serta upaya yang dilakukan
puskesmas. Berdasarkan kebijakan Pemerintah melalui Undang-Undang No. 36 tahun 2009
tentang Kesehatan dinyatakan bahwa pelayanan kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian
yang harus dilaksanakan. Pembangunan kesehatan merupakan suatu investasi untuk
peningkatan kualitas sumber daya manusia, salah satu diantaranya pembagunan kesehatan
gigi dan mulut. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan gigi, diantaranya derajat
kesehatan gigi dan mulut masyarakat yang optimal, dalam pelaksanaan pembangunan
kesehatan dibutuhkan perubahan cara pandang (mindset) program layanan kesehatan dari
paradigma sakit ke paradigma sehat, sejalan dengan visi Indonesia Sehat 2020. Untuk
mencapai tujuan dan sasaran pembangunan kesehatan, diantaranya pembangunan kesehatan
gigi dan mulut dibutuhkan peran serta masyarakat sebagai salah satu strategi penyelenggaraan
pembangunan kesehatan, meliputi perorangan misalnya kader kesehatan, tokoh masyarakat,
tokoh agama, politisi, figur masyarakat, kelompok masyarakat misalnya, posyandu,
organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi, lembaga sosial masyarakat dan pemerintah
yang berperan sebagai agen perubahan untuk penerapan perilaku hidup sehat.
Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan gigi dan mulut, merupakan salah satu
cara untuk mendukung pelaksanaan pembangunan kesehatan, salah satu diantaranya dengan
pemberdayaan kader kesehatan. Kegiatan yang dilakukan lebih diarahkan pada pelayanan
promotif, preventiv dan rujukan kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan pada upaya
kesehatan berbasis masyarakat diantanya posyandu dengan sasaran kelompok resiko tinggi
meliputi anak pra sekolah, ibu hamil , kelompok usia lanjut serta pra lanjut usia.
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat dengan kelompok resiko
tinggi meliputi anak usia balita ( Apras), ibu hamil, serta kelompok usia lanjut dan pra
lanjut usia.
1
2. Tujuan Khusus
- Meningkatkan keterampilan tenaga kesehatan dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut masyarakat.
- Meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap penyakit dan
masalah masalah kesehatan gigi dan mulut.
- Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong diri sendiri dalam bidang
kesehatan gigi dan mulut.
- Meningkatkan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan.
- Meningkatkan dukungan dan peran aktif berbagai pihak yang bertanggungjawab
terhadap kesehatan masyarakat.
C. Sasaran Pedoman
Kelompok resiko tinggi penyakit gigi dan mulut :
1. Anak usia bawah lima tahun
2. Ibu hamil
3. Pra Lansia
4. Usia lanjut
D. Ruang Lingkup
1. Kegiatan di dalam gedung
2. Kegiatan di luar gedung
E. Batasan Operasional
1. Kegiatan di Dalam Gedung
a. Pemeriksaan kesehatan rujukan hasil pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut Apras, ibu
hamil, lanjut usia dan pra lansia di wilayah kerja Puskesmas Batuputih
b. Penyuluhan dan konseling Kesehatan
2. Kegiatan di Luar Gedung
a. Pemeriksaan gigi dan mulut ibu hamil, Apras, Pra lansia dan lanjut usia
b. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut ibu hamil, Pra lansia dan lanjut usia
F. Landasan Hukum
1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 951/Menkes/SK/VI/2000 tentang Upaya
Kesehatan Dasar di Puskesmas
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 128/Menkes/SK/II/2004 tanggal 10 Februari
2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas
5. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri Agama,
dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 1/U/SKB/2003, Nomor
2
1067/Menkes/SKB/VII/2003, Nomor MA/230 A/2003, Nomor 26 Tahun 2003 tentang
Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 296/Menkes/ SK/III/2008 tentang Pengobatan
Dasar Puskesmas;
7. Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Nomor HK.02.04/II/1181/2012HK
tentang Pedoman Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Ibu Hamil Dan Anak Usia
Balita Bagi Tenaga Kesehatan Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 89 Tahun 2015 Tentang Upaya
Kesehatan Gigi Dan Mulut
3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
Penanggung jawab pelayanan usaha kesehatan gigi dan mulut masyarakat
Kegiatan Petugas Unit Terkait
Pelayanan Usaha Kesehatan 1. Drg. Hasmawati Hajar Kepala Puskesmas
Gigi dan Mulut Masyarakat 2. Sarlina Amd. kg Poli Gigi
- Dalam Gedung UKM
- Luar Gedung
C. Jadwal Kegiatan
Waktu pelaksanaan kegiatan UKGM
No. Kegiatan yang dilaksanakan Waktu Pelaksanaan
1. Pemerksaan gigi dan mulut Ibu hamil 2 bulan sekali, menyesuaikan
jadwal posyandu
2. Pemeriksaan gigi dan mulut Anak pra Pertriwulan
Sekolah
3. Pemeriksaan gigi dan mulut Pra Pertriwulan, mengikuti jadwal
Lansia posbindu
4. Pemeriksaan gigi dan mulut Lansia Pertriwulan, mengikuti jadwal
posyandu Lansia
5. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut Persemester, mengikuti jadwal
ibu Hamil posyandu
6. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut 1 kali 1 tahun, mengikuti jadwal
pra lansia posbindu
4
7. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut Persemester, mengikuti jadwal
Lansia Posyandu Lansia
BAB III
5
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
Keterangan :
= meja
= Lemari
= wastafel
= pintu masuk
= Dental unit
= Kursi
B. Standar Fasilitas
Untuk menunjang tercapainya tujuan kegiatan UKGM Puskesmas Batuputih memiliki
penunjang yang harus dipenuhi :
Kegiatan UKGM Sarana Prasarana
Dalam Gedung 1. Alat
a. Meja
b. Diagnostik Set
c. Nierbekken
d. Alat Tulis
e. Model Gigi dan Sikat Gigi
f. Dental Unit
2. Bahan
a. Betadine
6
b. Kapas
c. Alkohol
d. Handscon
e. Masker
f. Poster
Luar Gedung 1. Alat
a. Diagnostik Set
b. Nierbekken
c. Alat Tulis
d. Model Gigi dan Sikat Gigi
2. Bahan
a. Betadine
b. Kapas
c. Alkohol
d. Handscon
e. Masker
f. Poster
BAB IV
TATA LAKSANA UKGM
7
Ruang lingkup kegiatan UKGM adalah :
1. Kegiatan UKGM dilakukan di dalam gedung antara lain :
a. Pemeriksaan kesehatan rujukan hasil pemeriksaan gigi dan mulut ibu hamil, Apras,
Pra lansia dan Lansia.
b. Penyuluhan dan konseling kesehatan
2. Kegiatan UKGM dilakukan di luar gedung antara lain :
a. Pemeriksaan gigi dan mulut ibu hamil, Apras, Pra lansia dan lanjut usia
b. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut ibu hamil, Pra lansia dan lanjut usia
1. Kegiatan di Dalam Gedung
a. Persiapan Ruangan
b. Pelayanan dengan alur
1). Pasien datang dengan membawa surat rujukan dari tim UKGM ke Puskesmas
Batuputih
2). Pasien mendaftar di loket pendaftaran Puskesmas
3). Pasien mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan masalah kesehatannya
poli gigi oleh petugas medis atau paramedis.
c. Melakukan tindakan yang diperlukan sesuai permasalahan yang dihadapi pasien
2. Kegiatan di Luar Gedung
a. Persiapan
1). Membuat jadwal Kegiatan
2). Koordinasi dengan Pihak Desa atau kelurahan, Tim Posyandu, Tim Posbindu
dan Tim Posyandu Lansia
b. Pelaksanaan
1). Mempersiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan
2). Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut ibu hamil, Apras, Pra Lansia dan
Lansia
3). Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut ibu hami, Pra Lansia dan Lansia
Strategi dan metode yang digunakan adalah :
1. Menumbuh kembangkan kemampuan dan potensi masyarakat untuk mengenali dan
mencegah penyakit gigi dan mulut.
2. Menumbuh kembangkan peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan khususnya
kesehatan gigi dan mulut.
3. Menggalang kemitraan dengan Lembaga Swadaya Masyarakat dan Organisasi Masyarakat.
4. Penyerahan pengambilan keputusan kepada masyarakat..
8
Kegiatan dijalankan dalam rangka mempersiapkan suasana yang mendukung kelancaran
program
Mencakup :
a. Penjelasan dan pengarahan kepada pimpinan puskesmas serta staf pelaksanaan
teknis
b. Perencanaan penjadwalan bersama menentukan Desa dan kelurahan sasaran
operasional
c. Mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan
2. Pelaksanaan Lapangan
a. Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut Ibu hamil dengan langkah sebagai berikut:
- Pemeriksa mempersiapkan alat-alat, bahan dan kartu pemriksaan yang akan
digunakan
- Memanggil setiap ibu hamil yang berkunjung ke kegiatan Posyandu dan
mempersilahkan duduk di kursi
- Pemeriksa memakain handscoon dan masker
- Ibu hamil diinstruksikan untuk membuka mulut
- Dengan menggunakan alat diagnostik, pemriksa memeriksa gigi dan mulut ibu hamil
dan mencatat hasilnya di kartu pemeriksaan.
- Setelah diperiksa, ibu hamil diinstruksikan untuk kembali ketempatnya
- Alat diagnostik dicuci dengan air biasa kemudian di gosok dengan kapas yang
dibasahi dengan betadine atau alkohol, setelah itu dicuci kembali dengan air putih
dan kemudia di lap dengan tissue
- Melakukan dokumentasi kegiatan.
c. Pemeriksaan gigi dan mulut Apras dengan langkah sebagai berikut :
- Pemeriksa mempersiapkan alat-alat, bahan dan kartu pemriksaan yang akan
digunakan
- Menertibkan semua anak TK yang ada di kelas
- Memanggil satu persatu anak TK dan mempersilahkan duduk di kursi
- Menyapa anak TK dengan bahasa lembut dan ramah
- Pemeriksa memakain handscoon dan masker
- Anak TK diinstruksikan untuk membuka mulut
- Dengan menggunakan alat diagnostik, pemriksa memeriksa gigi dan muluT anak TK
dan mencatat hasilnya di kartu pemeriksaan.
- Setelah diperiksa, anak TK diinstruksikan untuk kembali ketempatnya
- Alat diagnostik dicuci dengan air biasa kemudian di gosok dengan kapas yang
dibasahi dengan betadine atau alkohol, setelah itu dicuci kembali dengan air putih
dan kemudia di lap dengan tissue
- Melakukan dokumentasi kegiatan.
9
d. Pemeriksaan gigi dan mulut Pra Lansia dengan langkah sebagai betikut :
- Pemeriksa mempersiapkan alat-alat, bahan dan kartu pemriksaan yang akan
digunakan
- Memanggil setiap PraLansia yang berkunjung ke kegiatan Posbindu dan
mempersilahkan duduk di kursi
- Pemeriksa memakain handscoon dan masker
- PraLansia diinstruksikan untuk membuka mulut
- Dengan menggunakan alat diagnostik, pemriksa memeriksa gigi dan mulut
PraLansia dan mencatat hasilnya di kartu pemeriksaan.
- Setelah diperiksa, lansia diinstruksikan untuk kembali ketempatnya
- Alat diagnostik dicuci dengan air biasa kemudian di gosok dengan kapas yang
dibasahi dengan betadine atau alkohol, setelah itu dicuci kembali dengan air putih
dan kemudia di lap dengan tissue
- Melakukan dokumentasi kegiatan.
e. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut ibu hamil dengan langkah sebagai berikut:
- Penyuluh mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan
- Menertibkan semua ibu hamil yang datang berkunjung ke posyandu
- Pembukaan oleh moderator
- Pemberian penyuluhan oleh penyuluh
- Moderator membuka sesi tanya jawab
- Setiap pertanyaan dari peserta langsung dijawab oleh penyuluh
- Setelah sesi tanya jawab selesai, peserta diinstruksikan untuk mengisi daftar hadir
peserta
- Melakukan dokumentasi kegiatan
f. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut Pra Lansia dengan langkah sebagai berikut:
- Penyuluh mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan
- Menertibkan semua PraLansia yang datang berkunjung ke posbindu
- Pembukaan oleh moderator
- Pemberian penyuluhan oleh penyuluh
- Moderator membuka sesi tanya jawab
- Setiap pertanyaan dari peserta langsung dijawab oleh penyuluh
- Setelah sesi tanya jawab selesai, peserta diinstruksikan untuk mengisi daftar hadir
peserta
- Melakukan dokumentasi kegiatan
g. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut Lansia dengan langkah sebagai berikut :
- Penyuluh mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan
- Menertibkan semua Lansia yang datang berkunjung ke posbindu
- Pembukaan oleh moderator
10
- Pemberian penyuluhan oleh penyuluh
- Moderator membuka sesi tanya jawab
- Setiap pertanyaan dari peserta langsung dijawab oleh penyuluh
- Setelah sesi tanya jawab selesai, peserta diinstruksikan untuk mengisi daftar hadir
peserta
- Melakukan dokumentasi kegiatan.
BAB V
LOGISTIK
11
Perencanaan logistik adalah kebutuhan logistik yang pelaksanaannya dilakukan oleh
semua petugas penanggung jawab program kemudian diajukan sesuai dengan alur yang berlaku di
masing-masing tempat.
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan UKGM direncanakan dalam
pertemuan lokakarya mini lintas program sesuai dengan tahapan kegiata metode pelayanan yang
akan dilaksanakan.
1. Kegiatan di dalam gedung puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana antara lain :
a. Alat b. Bahan
1) Meja 1). Betadine
2) Diagnostik set 2). Kapas
3) Nierbekken 3). Alkohol
4) Alat Tulis 4). Handscon
5) Model Gigi dan sikat gigi 5). Masker
6) Dental unit 6). Poster
2. Kegiatan di luar gedung puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana meliputi :
a. Alat b. Bahan
1) Meja 1). Betadine
2) Diagnostik set 2). Kapas
3) Nierbekken 3). Alkohol
4) Alat Tulis 4). Handscon
5) Model gigi dan sikat gigi 5). Masker
6). Poster
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN
12
Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau dampak baik resiko
yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun resiko yang terjadi pada petugas
sebagai pelaksana kegiatan. Keselamatan pada sasaran harus diperhatikan karena masyarakat
tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja melainkan manjadi sasaran banyak program
kesehatan lainnya.
1. Identifikasi Resiko
Penanggung jawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus
mengidentifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat
pelaksanaan kegiatan. Identifikasi resiko atau dampak dari pelaksanaan kegiatan dimulai
sejak membuat perencanaan. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi dampak yang
ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan.
2. Analisis Resiko
Petugas melakukan analisis resiko atau dampak dari pelaksanaan kegiatan yang
sudah diidentifikasi. Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan langkah-langkah yang
akan diambil dalam menangani resiko yang terjadi.
Adapun upaya pencegahannya adalah :
1. Tindakan Pencegahan
Setelah dilakukan Identifikasi dan analisis resiko maka perlu dilakukan tindakan
pencegahan untuk mengatasi resiko dampak yang akan terjadi.
2. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan sedang
berjalan. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan sudah berjalan
sesuai perencanaan, apakah ada kesenjangan atau ketidaksesuaian pelaksanaan dengan
perencanaan. Sehingga dengan segera dapat direncanakan tindak lanjutnya. Tahap yang
terakhir adalah melakukan Evaluasi kegiatan hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah
tujuan sudah tercapai.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
13
Keselamatan Kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari-hari sering disebut
Safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
kebutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah petugas dan hasil kegiatannya.
Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan.
Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang
aman, kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan serta penurunan
kesehatan akibat dampak dari pekerjaan yang dilakukan bagi petugas pelaksana dan petugas
terkait. Keselamatan kerja disini lebih terkait pada perlindungan fisik petugas terhadap resiko
pekerjaan.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan telah
mengamankan antara lain setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar
tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi, khususnya sarana dan prasarana kesehatan,
maka resiko yang dihadapi petugas kesehatan semakin meningkat. Petugas kesehatan merupakan
orang pertama yang terpapar terhadap masalah kesehatan, untuk itu semua petugas kesehatan
harus mendapat pelatihan tentang kebersihan, epidemiologi dan desinfeksi. Sebelum bekerja
dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan kondisi tubuh yang sehat. Menggunakan
desinfektan yang sesuai dan dengan cara yang benar, mengelola limbah infeksius dengan benar
dan harus menggunakan alat pelindung diri yang benar.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
14
Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur
dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat berhubungan dengan aktifitas
pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya untuk menjaga agar kegiatan
yang dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan menghsilkan keluaran yang sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indikator sebagai
berikut :
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketetapan metode yang digunakan
4. Tercapainya indikator
Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta permasalahan yang ditemukan
dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.
BAB IX
PENUTUP
15
Pedoman pelaksanaan UKGM ini dibuat untuk memberikan petunjuk dalam pelaksanaan
kegiatan program UKGM di Puskesmas Batuputih, penyusunan pedoman disesuaikan dengan
kondisi yang ada di puskesmas. Tentu saja masih memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai dengan
pedoman yang berlaku secara rasional. Perubahan perbaikan, kesempurnaan masih diperlukan
sesuai dengan kebijakan, kesepakatan yang menuju pada hasil yang optimal.
Pedoman ini digunakan sebagai acuan bagi petugas dalam melaksanakan pelayanan
program UKGM di puskesmas agar tidak terjadi penyimpangan atau pengurangan dari kebijakan
yang telah ditentukan.
PEDOMAN KERJA
PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI DAN MULUT
MASYARAKAT
16
(UKGM)
KATA PENGANTAR
17
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas nikmat dan
karunia-Nya yang diberikan maka Pedoman Usaha Kesehatan gigi dan mulut Masyarakat
Pemeliharaan Kesehatan bagi Tenaga Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dapat
diselesaikan dengan baik.
Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, sehat secara jasmani
dan rohani. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan secara menyeluruh,
karenanya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang baik dan benar sangat mendukung
terwujudnya kesehatan gigi dan mulut oleh karena itu pemeliharaan gigi dan mulut harus
diperhatikan dan ditingkatkan baik melalui kegiatan upaya kesehatan berbasis masyarakat
(UKBM) serta upaya yang dilakukan puskesmas.
Penyusunan Pedoman Usaha Kesehatan Gigi dan mulut Masyarakat Bagi Tenaga
Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan ini ditujukan bagi tenaga kesehatan yang bertugas
menangani menjalankan kegiatan Usaha kesehatan gigi dan mulut masyarakat sehingga
diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut Masyarakat
Semoga ini dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat luas dalam memberikan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang maksimal.
DAFTAR ISI
18
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN 2
A. LATAR BELAKANG 2
B. TUJUAN PEDOMAN 3
C. SASARAN PEDOMAN 3
D. RUANG LINGKUP 3
E. BATASAN OPERASIONAL 3
F. LANDASAN HUKUM 3
BAB II STANDAR KETENAGAAN 5
A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA TENAGA UKGM 5
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN 5
C. JADWAL KEGIATAN 5
BAB III STANDAR FASILITAS 7
BAB IV TATA LAKSANA UKGM 8
BAB V LOGISTIK 12
BAB VI KESELAMATAN SASARAN 13
BAB VII KESELAMATAN KERJA 14
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU 15
BAB IX PENUTUP 16
19