Akhlak Mulia Ceramah
Akhlak Mulia Ceramah
Akhlak Mulia Ceramah
I
NIPA : 1637103101001
Jabatan : PAI NON PNS BANJARMASIN BARAT
Segala puji bagi Allah, yang telah mengatur segala sesuatu menurut kehendak Nya, yang telah
menciptakan makhluk Nya dengan sangat sempurna. Semoga rahmat dan salam dikaruniakan
kepada Muhammad, Rasul Allah, Nabi Nya yang tercinta dan terpilih, juga kepada keluarga dan
para sahabatnya, serta umatnya sampai akhir zaman.
Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan Kajian tentang akhlak mulia sebagaimana yang
telah diajarkan oleh junjungan besar Nabi Muhammad saw.
“Bersikap pemaaf menganjurkan kebajikan, dan berpaling dari orang orang yang bodoh. ”
Kemudian Rasulullah saw, bersabda: ”Itu berarti kamu harus menjalin hubungan baik dengan
orang orang yang memusuhimu, bersikap sedekahwan kepada orang-orang yang bersifat kikir
terhadapmu, dan memaafkan orang-orang yang berbuat zalim atas dirimu.”
Itulah salah satu ajaran yang disampaikan Rasulullah saw dalam membangun akhlak yang baik.
Sepintas kita mudah saja mengatakannya tetapi dalam melaksanakannya membutuhkan
ketulusan, keikhlasan, dan kebersihan hati. Dari ketiga hal yang disampaikan Rasulullah saw
tersebut, justru itulah yang paling sering kita hindari.
Selain itu, berbuat sedekah kepada orang yang kikir kepada kita juga pekerjaan yang sulit. Kita
sering menolak untuk memberikan bantuan kepada orang yang jelas-jelas terkenal kikir atau
pelit. Menurut pandangan kita, orang yang kikir kepada orang lain jangan diberi bantuan supaya
tahu rasa. Bisikan itu yang sering muncul dalam hati kita.
Akan tetapi, dalam pandangan Allah Swt ternyata tidak demikian. Kepada siapa pun dan
bagaimana pun orangnya, ketika kita diberi keleluasaan untuk bersedekah maka kita harus
mensedekahkan harta kita. Kita harus yakin bahwa Allahlah yang akan menggantinya.
Hal ketiga juga tak kalah sulitnya. Memaafkan orang yang telah jelas-jelas berbuat zalim kepada
kita sangatlah sulit dilakukan. Sikap kita biasanya justru terbalik, Kita sering tidak mau
memaafkan orang yang telah menyakiti kita, bahkan cenderung ingin membalas dendam.
Padahal sikap seperti itu bukanlah cermin dari akhlak yang baik. Memaafkan orang lain bukan
berarti kita kalah, melainkan kita menunjukkan kebesaran hati kita.
Rasullah SAW bersabda seorang mukmin sesungguhnya akan bisa meraih keutamaan dan derajat
orang yang rajin berpuasa dan sholat malam disebabkan dengan akhlaknya yang baik,"
Hal tersebut menjelaskan bahwa orang yang memiliki akhlak mulia akan berkedudukan sama
dengan ahli ibadah.
Para ulama’ terdahulu belajar akhlak terlebih dahulu sebelum belajar ilmu karena mereka
mengetahui tentang pentingnya akhlak.
Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda: “sesungguhnya aku diutus hanya untuk
menyempurnakan kemuliaan akhlak”. Salah satu tugas rasul adalah mendidik ummat dengan
akhlak mulia, karena ia merupakan pondasi suatu masyarakat. Kalian bisa membayangkan
sebuah masyarakat yang kosong akan akhlak (tidak berakhlak), bisa dipastikan yang tinggal
didalamnya tidak akan bahagia, karena akan mendapat gangguan-gangguan, baik dari
tetangganya, atau dari orang lain. Begitu juga orang-orang akan saling membunuh, dan tindak
kriminal akan banyak terjadi.
Kenapa kita bahagia jika mempunyai anak shaleh serta berakhlak mulia? Karena mereka akan
mentaati kita, dan berbuat baik kepada kita, mendo’akan kita, dan menjadi sedekah jariah bagi
kita setelah kita meninggal.
Dengan akhlak mulia, kamu akan menjadi orang yang dicintai oleh manusia. Selain itu, Allah
akan senantiasa menambah nikmat kita. Ini karena kita telah berperilaku baik sesuai
kehendakNya. Oleh karena itu, contoh akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari harus kita
budayakan. akhlak mulia, ia hanya akan menuntun seseorang pada hal-hal yang mulia. Sebab
akhlak itulah yang menyebabkan seseorang melakukan perbuatan-perbuatan dengan gampang
dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Simaklah -wahai saudaraku yang mulia- sebuah pengaruh yang dahsyat dan
ganjaran yang besar untuk pekerti yang mulia dan tabiat yang baik ini,
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda :
ِ اِئم ا ْل َق
» اِئم ِ الصَّ الر ُجل َ َل ُيدْ ِر ُك ِب ُح ْس ِن ا ْل ُخلُ ِق َد َر َج َة
َّ َّ« ِإن
“Sesungguhnya seseorang dengan husnul khuluq akan memperoleh derajat ash-
sha`im (ahli puasa) dan al-qa`im (ahli shalat malam).” (HR. Ahmad).
» صدَ َق ٌة
َ « ا ْل َكلِ َم ُة ال َّط ِّي َب ُة
“Kata baik (yang terlontar terbilang) sedekah.” (Muttafaqun 'Alaihi).
Sesungguhnya ciri-ciri perangai yang baik (husnul khuluq) itu terhimpun dalam
berbagai sifat yang banyak. Maka kenalilah ciri-ciri tersebut –wahai saudara
muslimku- dan konsistenlah dengannya. Secara umum, yaitu :
Seorang yang banyak malu, sedikit menyakiti, banyak kebaikannya, jujur
lisannya, sedikit bicaranya, banyak kerja, sedikit kekhilafan dan sikap berlebih-
lebihannya. Seorang yang berbakti, suka memberi, berwibawa, penyabar,
bersyukur, ridha, santun, lembut, menjaga diri, belas kasih. Tidak suka melaknat
dan mencemooh, menghasut, ngerumpi, serta tidak tergesa-gesa, tidak pula
dengki, pelit, apalagi hasad. Seseorang yang berwajah ramah dan periang,
mencintai dan menyukai sesuatu karena Allah, serta membenci sesuatu karena
Allah pula.