Modul Aksi 2 Kaidah Pencacahan
Modul Aksi 2 Kaidah Pencacahan
Modul Aksi 2 Kaidah Pencacahan
25
KAIDAH PENCACAHAN
MATEMATIKA SMK KELAS XI
PENYUSUN
Hermalina, S.Pd.
SMK Negeri 1 Banjarbaru
DAFTAR ISI
PENYUSUN ............................................................................................................................................. 1
DAFTAR ISI............................................................................................................................................. 3
GLOSARIUM ........................................................................................................................................... 4
PETA KONSEP ....................................................................................................................................... 5
PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 6
A. Identitas Modul ........................................................................................................... 6
B. Kompetensi Dasar ....................................................................................................... 6
C. Deskripsi Singkat Materi ............................................................................................ 6
D. Petunjuk Penggunaan Modul ...................................................................................... 7
E. Materi Pembelajaran ................................................................................................... 7
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 ....................................................................................................... 8
ATURAN PERKALIAN DAN PENJUMLAHAN ............................................................................. 8
A. Tujuan Pembelajaran .................................................................................................. 8
B. Uraian Materi .............................................................................................................. 8
C. Rangkuman ............................................................................................................... 14
D. Latihan Soal .............................................................................................................. 15
E. Penilaian Diri ............................................................................................................ 19
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 ..................................................................................................... 20
PERMUTASI ......................................................................................................................................... 20
A. Tujuan Pembelajaran ................................................................................................ 20
B. Uraian Materi ............................................................................................................ 20
C. Rangkuman ............................................................................................................... 25
D. Latihan Soal .............................................................................................................. 26
E. Penilaian Diri ............................................................................................................ 29
EVALUASI ............................................................................................................................................. 38
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 43
GLOSARIUM
PETA KONSEP
KAIDAH PENCACAHAN
Aturan Perkalian
Permutasi
dan Penjumlahan
Permutasi dengan
Permutasi semua
beberapa unsur Permutasi Siklik
unsur berbeda
sama
PENDAHULUAN
A. Identitas Modul
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : XI
Judul Modul : Kaidah Pencacahan
B. Kompetensi Dasar
3.25. Menganalisis kaidah pencacahn , permutasi, dan kombinasi pada masalah
kontekstual.
Nah, pernahkah kalian menemukan kode kendaraan bermotor yang sama di daerah
kalian?. Tahukah kalian berapa banyak kode kendaraan bermotor di daerah kalian?.
Tahukah kalian cara menghitung banyaknya kode kendaraan yang dapat dibuat di
daerah kalian? di daerah lain di provisinsi kalian, atau bahkan di Indonesia? Nah, kalian
akan bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan ini dengan mempelajari materi kaidah
pencacahan pada modul ini.
Kaidah pencacahan adalah bagian dari kombinatorika yang merupakan salah satu
cabang dari matematika. Kaidah pencacahan merupakan aturan untuk menghitung
banyaknya susunan obyek-obyek tanpa harus merinci semua kemungkinan
susunannya. Saat ini, teori kombinatorika mempunyai penerapan pada bidang ilmu
fisika, ilmu biologi, ilmu komputer, dan lain sebagainya yang saat ini terus berkembang
dengan pesat.
Pada modul ini, kita akan membahas materi kaidah pencacahan yang terdiri atas:
aturan penjumlahan dan perkalian, faktorial, permutasi, dan kombinasi.
Modul ini dirancang untuk memfasilitasi kalian dalam melakukan kegiatan belajar
secara mandiri. Untuk menguasai materi ini dengan baik, ikutilah petunjuk
penggunaan modul berikut.
1. Berdoalah sebelum mempelajari modul ini.
2. Pelajari uraian materi yang disediakan pada setiap kegiatan pembelajaran secara
berurutan.
3. Perhatikan contoh-contoh penyelesaian permasalahan yang disediakan dan kalau
memungkinkan cobalah untuk mengerjakannya kembali.
4. Kerjakan latihan soal yang disediakan, kemudian cocokkan hasil pekerjaan kalian
dengan kunci jawaban dan pembahasan pada bagian akhir modul.
5. Jika menemukan kendala dalam menyelesaikan latihan soal, cobalah untuk melihat
kembali uraian materi dan contoh soal yang ada.
6. Setelah mengerjakan latihan soal, lakukan penilaian diri sebagai bentuk refleksi
dari penguasaan kalian terhadap materi pada kegiatan pembelajaran.
7. Di bagian akhir modul disediakan soal evaluasi, silahkan mengerjakan soal
evaluasi tersebut agar kalian dapat mengukur penguasaan kalian terhadap materi
pada modul ini. Cocokkan hasil pengerjaan kalian dengan kunci jawaban yang
tersedia.
8. Ingatlah, keberhasilan proses pembelajaran pada modul ini tergantung pada
kesungguhan kalian untuk memahami isi modul dan berlatih secara mandiri.
E. Materi Pembelajaran
Modul ini terbagi menjadi 3 kegiatan pembelajaran dan di dalamnya terdapat uraian
materi, contoh soal, soal latihan dan soal evaluasi.
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
ATURAN PERKALIAN DAN PENJUMLAHAN
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran 1 ini diharapkan Kalian dapat menjelaskan aturan
perkalian dan penjumlahan, menganalisis aturan perkalian dan penjumlahan melalui
masalah kontekstual, serta mampu menyelesaikan masalah kontekstual yang
berkaitan dengan aturan perkalian dan penjumlahan.
B. Uraian Materi
1. Aturan Perkalian
Sebelum kita membahas prinsip dasar aturan perkalian, perhatikan dua masalah
berikut!
Masalah 1.1. Melambungkan Sekeping Uang Logam dan Sebuah Dadu
Di SMP, kalian telah mempelajari tentang ruang sampel. Banyak anggota ruang sampel
dari sekeping mata uang logam ada 2, yaitu Angka dan Gambar atau bisa ditulis dengan
S1 = {A, G}. Banyak anggota ruang sampel dari sebuah dadu ada 6, yaitu mata dadu 1, 2,
3, 4, 5, dan 6 atau bisa ditulis dengan S2 = {1, 2, 3, 4, 5, 6}
a. Ambillah sekeping mata uang logam dan sebuah dadu, kemudian lambungkan
keduanya bersama-sama.
b. Catatlah hasil-hasil yang mungkin berupa pasangan berurutan. Misalnya, jika
setelah melambungkan uang logam dan dadu tersebut diperoleh sisi gambar pada
uang dan angka 1 pada dadu, maka ditulis dalam pasangan berurutan (A, 1).
Dadu
Uang Logam 1 2 3 4 5 6
Kalau kita mendaftarnya, kita bisa menuliskan semua hasil yang mungkin sebagai
anggota himpunan ruang sampel S berikut ini.
S = {(A, 1), (A, 2), (A, 3), (A, 4), (A, 5), (A, 6), (G, 1), (G, 2), (G, 3), (G, 4), (G, 5), (G, 6)}
Banyak anggota dari ruang sampel S atau ditulis n(S) = 12. Berarti banyak hasil yang
mungkin dari pelambungan sekeping mata uang logam dan sebuah dadu adalah 12.
Coba kita mencari hubungan antara n(S) = 12 dengan banyaknya hasil yang mungkin
untuk objek mata uang logam yakni n(S1) = 2 dan banyaknya hasil yang mungkin untuk
objek dadu yakni n(S2) = 6.
Kalau kita amati secara seksama ternyata n(S) = 12 = 2 6 = n(S1) n(S2).
Atau n(S) merupakan hasil perkalian antara banyak cara munculnya hasil yang
mungkin pada sekeping mata uang logam dengan banyak cara munculnya hasil yang
mungkin pada sebuah dadu.
Masalah 1.2
Faisal memiliki 4 baju yang berbeda warna, yaitu coklat motif kotak, hijau, biru, dan
abu-abu. Dia juga mempunyai 3 celana panjang yang warnanya berbeda, yaitu coklat,
biru dan hitam seperti pada gambar di bawah ini.
Dapatkah kalian menolong Faisal untuk menentukan banyaknya setelan baju dan celana
berbeda yang dapat digunakan Faisal?
Nah, untuk menjawab pertanyaan ini, kalian bisa memulai dengan mendaftar anggota
ruang sampel dari himpunan baju dan celana Faisal seperti berikut ini.
• Ruang sampel baju Faisal adalah B = {coklat kotak, hijau, biru, abu-abu} atau ditulis
lebih sederhana B = {ck, hj, b, a}.
• Ruang sampel celana Faisal adalah C = {coklat, biru, hitam} atau C = {ck, b, h}
Selanjutnya, kalian dapat membuat tabel untuk mencatat semua setelan baju dan celana
berbeda seperti berikut ini.
Dari tabel di atas diperoleh banyaknya stelan baju dan celana berbeda yang dapat
digunakan Faisal ada 12.
Jika dihubungkan dengan banyak baju dan celana berbeda yang dimiliki Faisal, maka
kita bisa menuliskan 12 = 4 3 = n(B) n(C).
Atau banyak stelan baju dan celana berbeda yang dapat digunakan Faisal merupakan
hasil perkalian antara banyak baju berbeda dengan banyak celana berbeda yang
dimiliki Faisal.
Dua masalah di atas memberikan gambaran mengenai cara mencacah yang disebut
aturan perkalian.
Contoh 1.
Diagram di bawah ini menunjukkan alur atau pilihan jalan untuk bepergian dari kota
A ke kota C melalui kota B.
Amir berada di kota A dan berencana bepergian ke kota C melalui kota B. Berapa
banyak jalan berbeda yang dapat dilalui oleh Amir.
Jawab:
Dari kota A ke B ada 5 jalan berbeda, yaitu jalan p, q, r, s, dan t.
Dari kota B ke C ada 3 jalan berbeda, yaitu jalan k, m, dan n.
Berdasarkan aturan perkalian, dari kota A ke C melalui kota B ada 5 3 = 15 jalan
berbeda.
Jadi, banyak jalan yang dapat dilalui Amir dari kota A menuju kota C melalui kota B
adalah 15 jalan berbeda.
Contoh 2.
Pada suatu kelas akan dibentuk sebuah kepengurusan yang terdiri dari satu ketua
kelas dan satu sekretaris. Ada berapa kepengurusan yang mungkin terbentuk jika ada
5 calon ketua kelas dan 6 calon sekretaris?
Jawab:
Perhitungan banyak kepengurusan kelas sebagai berikut:
Pemilihan ketua kelas = 5 kemungkinan
Pemilihan sekretaris = 6 kemungkinan
Sehingga kepengurusan yang mungkin terbentuk sebanyak 5 × 6 = 30 kemungkinan.
Contoh 3
Dalam ruang tunggu suatu apotik terdapat 4 kursi. Ahmad, Umar, Ali dan Said sedang
berada di ruang tunggu apotik tersebut. Berapa banyak cara yang berbeda keempat
anak itu menduduki kursi tersebut ?
Jawab:
Misalkan, 4 kotak berikut menampilkan
4 kursi dalam ruang tunggu.
• Kotak (kursi) pertama dapat diisi dengan 4 pilihan (cara), yaitu oleh siapa saja dari
keempat anak.
• Kotak kedua dapat diisi dengan 3 pilihan (cara), yaitu oleh siapa saja dari ketiga
anak yang tersisa.
• Kotak ketiga dapat diisi dengan 2 pilihan (cara), yaitu oleh siapa saja dari kedua
anak yang tersisa.
• Kotak keempat dapat diisi dengan 1 pilihan (cara), yaitu oleh anak terakhir yang
tersisa.
Dengan demikian banyaknya pilihan (cara) menyusun posisi duduk sebagai berikut.
4 3 2 1
pilihan pilihan pilihan pilihan
Dengan menggunakan aturan perkalian, maka banyaknya cara yang berbeda keempat
anak menduduki kursi tersebut adalah : 4 3 2 1 = 24 cara.
2. Aturan Penjumlahan
Sebelum kita membahas prinsip dasar aturan penjumlahan, perhatikan dua masalah
berikut!
Masalah 2.1
Di dalam kotak pensil terdapat 5 pulpen dan 3 pensil, berapakah banyaknya cara
memilih satu pulpen atau satu pensil?
Nah, masalah ini berbeda dengan masalah yang dibahas pada aturan perkalian,
mengapa demikian? Bisakah kalian melihat perbedaannya?.
Pada masalah di aturan perkalian, misalnya pada pelambungan uang logam dan dadu,
dua kejadian tersebut terjadi secara bersamaan, yaitu tampilnya satu sisi pada uang
logam dan mata dadu.
Pada masalah 2.1 di atas, kejadiannya adalah pilihan antara mengambil satu pulpen
atau satu pensil, bukan sekaligus mengambil satu pulpen dan satu pensil. Dengan
demikian hal ini berbeda dengan masalah pada aturan perkalian.
Untuk masalah 2.1 dapat kita selesaikan sebagai berikut:
• Kejadian pertama (memilih satu pulpen) dapat terjadi dengan 5 cara.
• Kejadian kedua (memilih satu pensil) dapat terjadi dengan 3 cara.
Jadi, banyaknya cara memilih satu pulpen atau satu pensil adalah 5 + 3 = 8 cara.
Masalah di atas memberikan gambaran mengenai cara mencacah yang disebut aturan
penjumlahan.
Contoh 4.
Ardi dan Nugroho di kota yang berbeda ingin menuju ke kota yang sama. Ardi
berangkat dari kota A ke kota C dalam 4 cara, sedangkan Nugroho berangkat dari kota
B ke kota C dalam 3 cara. Dalam berapa cara mereka bertemu di kota C?
Jawab:
Permasalahan di atas dapat diselesaikan sebagai berikut.
Jadi, banyak cara Ardi dan Nugroho dapat bertemu di kota C adalah 4 + 3 = 7 cara
Aturan penjumlahan dapat diperluas sebagai berikut.
Contoh 5.
Di dalam kantong terdapat 10 kelereng berwarna merah, 7 kelereng berwarna hijau, 5
kelereng berwarna kuning, dan 3 kelereng berwarna biru. Berapakah banyaknya
kemungkinan untuk mengambil satu kelereng berwarna merah atau hijau atau kuning
atau biru?
Jawab:
Kejadian pertama (mengambil satu kelereng merah) dapat terjadi dengan 10 cara.
Kejadian kedua (mengambil satu kelereng hijau) dapat terjadi dengan 7 cara.
Kejadian kedua (mengambil satu kelereng kuning) dapat terjadi dengan 5 cara.
Kejadian kedua (mengambil satu kelereng biru) dapat terjadi dengan 3 cara.
Jadi banyaknya cara mengambil satu kelereng warna merah atau hijau atau kuning
atau biru adalah 10 + 7 + 5 + 3 = 25 cara.
C. Rangkuman
• Kaidah pencacahan merupakan aturan untuk menghitung banyaknya susunan
obyek-obyek tanpa harus merinci semua kemungkinan susunannya.
• Aturan perkalian: Jika ada k kejadian (pilihan) dengan setiap kejadian (pilihan)
memiliki hasil n1, n2, n3, …, nk yang berbeda, maka banyak hasil berbeda yang
mungkin dari k kejadian (pilihan) tersebut secara berurutan diberikan oleh hasil
kali : n1 × n2 × n3 × …× nk.
• Aturan penjumlahan: Jika kejadian pertama dapat terjadi dalam n1 cara, kejadian
kedua secara terpisah dapat terjadi dalam n2 cara, kejadian ketiga secara terpisah
dapat terjadi dalam n3 cara, dan seterusnya, dan kejadian ke-p secara terpisah
dapat terjadi dalam np cara, maka kejadian pertama, atau kedua, atau
ketiga, ... , atau kejadian ke-p dapat terjadi dalam (n1 + n2 + n3 + ... + np) cara.
• Untuk suatu n bilangan asli, n! (dibaca n faktorial) didefinisikan sebagai
n! = 1 2 3 … (n – 1) n dan 0! = 1.
D. Penilaian Diri
Isilah pertanyaan pada tabel di bawah ini sesuai dengan yang Kalian ketahui, berilah
penilaian secara jujur, objektif, dan penuh tanggung jawab dengan memberi tanda
pada kolom pilihan.
No Pertanyaan Ya Tidak
Catatan:
Bila ada jawaban "Tidak", maka segera lakukan review pembelajaran,
Bila semua jawaban "Ya", maka Kalian dapat melanjutkan ke pembelajaran berikutnya.
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
PERMUTASI
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran 2 ini diharapkan Kalian dapat menjelaskan konsep
permutasi, menganalisis permutasi melalui masalah kontekstual, serta mampu
menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan permutasi.
B. Uraian Materi
a. Definisi dan Notasi Faktorial
Definisi
Contoh 5.
Hitunglah:
a. 6! c. 4! 3!
5! 8!
b. d.
2! 7! + 6!
Jawab:
a. 6! = 6 5 4 3 2 1 = 720
5! 5×4×3×2×1 120
b. = = = 60
2! 2×1 2
c. 4! 3! = (4 3 2 1) (3 2 1) = 24 6 = 144
8! 8×7×6!
d. = (ubah 8! Dan 7! ke dalam bentuk 6!)
7! + 6! 7×6! + 1×6!
Contoh 6.
Nyatakan bentuk berikut dalam notasi faktorial
a. 4! (5 6)
b. 8 7 6 5
c. k(k – 1)(k – 2)
Jawab:
a. 4! (5 6) = (4 3 2 1) (5 6) = 6!
4×3×2×1 8!
b. 8 7 6 5 = 8 7 6 5 =
4×3×2×1 4!
(𝑘−3)! 𝑘!
c. k(k – 1)(k – 2) = k(k – 1)(k – 2) =
(𝑘−3)! (𝑘−3)!
Contoh 7.
2 5
Sederhanakanlah penjumlahan pecahan + .
Jawab: 7! 8!
2 5 2 8 5 2 8
+ = × + (samakan penyebutnya, caranya × )
7! 8! 7! 8 8! 7! 8
16 5 21
= + = (jumlahkan pembilangnya)
Misalkan pada suatu lomba cerdas cermat yang diikuti oleh 3 regu (regu A, regu B, dan
regu C) hanya menyediakan 2 macam hadiah saja yakni hadiah I dan hadiah II. Ada
berapa kemungkinan pasangan pemenang hadiah-hadiah itu?
Berdasarkan jawaban di atas ternyata diperoleh bahwa terdapat 6 pasangan yang
mungkin menjadi pemenang tebak tepat, yaitu (A, B), (A,C), (B, A), (B,C), (C, A), dan (C,
B). Perhatikan bahwa (A, B)≠(B, A), (B, C)≠(C, B), dan seterusnya. (Mengapa?) Apa arti
(A, B) dan (B, A)?
Untuk menjawab pertanyaan di atas ternyata urutan diperhatikan. Oleh karena itu,
susunan yang demikian ini dinamakan dengan permutasi. Sekarang coba cari
hubungan yang dapat diperoleh dari informasi pada masalah di atas bagaimana dapat
menghasilkan 6 pasangan yang mungkin jadi pemenang.
Pengertian
“Diberikan sebanyak n unsur berbeda. Sebuah permutasi k unsur dari n unsur berbeda
adalah sebuah jajaran dari k unsur yang urutannya diperhatikan.”
Contoh 1.
Contoh 1.
Tentukan banyaknya susunan 4 huruf berbeda yang dapat diperoleh dari kata
MENTARI.
Jawab:
Kata MENTARI terdiri atas 7 huruf yang berbeda.
Banyaknya susunan 4 huruf berbeda yang dapat diperoleh dari 7 huruf berbeda
tersebut merupakan permutasi r = 4 dari n = 7 huruf atau P(7, 4).
Jadi banyaknya susunan huruf yang dapat dibuat adalah
𝑛!
𝑃(𝑛, 𝑟) =
(𝑛−𝑟)!
7!
𝑃(7, 4) = Ingat kembali definisi faktorial di KP 1,
(7 − 4)! 7! = 7 6 5 4 3 2 1
7 × 6 × 5 × 4 × 3! atau 7! = 7 6 5 4 3!
=
3!
= 7 × 6 × 5 × 4 = 840
Jadi, banyak susunan 4 huruf berbeda dari kata MENTARI adalah 840.
Contoh 2.
Dalam berapa cara, 6 buku pelajaran berbeda dapat
disusun pada sebuah rak buku?
Jawab:
Banyaknya cara menyusun keenam buku pelajaran
yang berbeda merupakan permutasi 6 unsur dari 6
unsur atau P(6, 6).
Dengan rumus P(n, n) = n! ,
diperoleh P(6, 6) = 6!
= 654321
= 720
Jadi, banyaknya cara menyusun 6 buku pelajaran yang berbeda pada rak buku adalah
720 cara.
Contoh 3.
Diketahui 5 mobil berbeda dan 4 motor berbeda yang sedang diparkir berbaris. Berapa
banyak carakah barisan kendaraan ini dapat dibentuk dengan urutan kendaraan yang
berbeda?
Penyelesaian :
Jika mobil dan motor tidak dibedakan, maka terdapat 9 unsur berbeda (dari 5 mobil dan
4 motor). Jadi, Banyak cara membentuk barisan kendaraan dengan urutan yang berbeda
adalah permutasi 9 unsur dari 9 unsur atau P(9, 9).
P(9, 9) = 9!
=987654321
= 362.880 cara.
Berikutnya kita akan menentukan permutasi dari susunan mobil dan motor dengan
beberapa pembatasan. Misalkan MT = motor dan MB = mobil.
a. Dua motor harus ada di depan
MT MT
• Dua kotak (tempat) pertama diisi dengan 2 motor yang dipilih dari 4 motor yang
tersedia.
Banyak cara memilih 2 motor dari 4 motor tersebut adalah P(4, 2)
4!
𝑃(4, 2) =
(4 − 2)!
4! 4 3 2!
= =
2! 2!
= 4 3 = 12
• Sisa 7 kotak (tempat) lainnya, dapat diisi dengan 7 kendaraan yang tersisa. Ini
adalah P(7, 7) = 7!
Dengan aturan perkalian, maka banyak cara dua motor harus ada di depan adalah
12 7! = 12 5.040 = 60.480
Jadi, banyak cara barisan berbeda dapat dibentuk jika dua motor harus ada di depan
adalah 60.480 cara.
MB MT
• Kotak pertama harus diisi mobil, dapat diisi dengan mobil mana saja dari 5 mobil
yang ada, jadi kotak pertama dapat diisi dengan 5 cara.
• Kotak terakhir harus diisi motor, dapat diisi dengan motor mana saja dari 4
motor yang ada, berarti kotak terakhir dapat diisi dengan 4 cara.
• Sisa 7 kotak yang dapat diisi dengan 7 kendaraan yang tersisa, berarti P(7, 7) =
7!.
Dengan aturan perkalian, maka banyaknya cara menyusun agar satu mobil di depan
dan satu motor di belakang adalah 5 7! 4 = 20 5.040 = 100.800
Jadi, banyak cara barisan berbeda dapat dibentuk jika satu mobil di depan dan satu
motor di belakang adalah 60.480 cara.
MB MT MB MT MB MT MB MT MB
Teorema 2
dimana m1 + m2 + m3 + … + mk = n.
Contoh 4.
Berapa banyak permutasi dari huruf-huruf pada kata MATEMATIKA ?
Jawab:
Banyak huruf pada kata MATEMATIKA ada 10 buah. Terdapat unsur yang sama,
yaitu:
• huruf M ada 2 buah,
• huruf A ada 3 buah,
• huruf T ada 2 buah.
• huruf E, I, dan K masing-masing 1 buah.
Maka banyaknya permutasi dari huruf-huruf tersebut adalah
10! 10 x 9 x 8 x 7 x 6 x 5 x 4 x 3!
P= = = 151.200.
2! 𝑥 3! 𝑥 2! 𝑥 1! 𝑥 1! 𝑥 1! 2 𝑥 3! 𝑥 2 𝑥 1 𝑥 1 𝑥 1
3. Permutasi Siklik
Perhatikan bahwa permutasi yang kita bicarakan di atas adalah permutasi yang objek-
objeknya dijajar atau disusun pada satu garis. Permutasi demikian ini dinamakan
permutasi linear. Namun, jika objek-objek tersebut dijajar/disusun melingkar (pada
suatu lingkaran) dan arah melingkarnya diperhatikan, misalnya searah putaran jarum
jam, maka permutasi yang demikian dinamakan permutasi siklik.
Coba kalian perhatikan gambar berikut.
A B C
C B A C B A
Tiga objek A, B, dan C di atas disusun secara melingkar. Walaupun nampak berbeda,
namun jika dilihat dari urutan (searah jarum jam misalnya) maka ketiga susunan ini
adalah sama.
Jadi, dari tiga buah permutasi linear ABC, BCA, dan CAB diperoleh hanya satu
permutasi siklik (ABC). Demikian juga untuk tiga permutasi linear ACB, CBA, dan BAC
diperoleh hanya satu permutasi siklik (ACB). Dengan demikian terdapat dua
permutasi-3 siklik dari tiga objek A, B, dan C, yaitu (ABC) dan (ACB).
Selanjutnya secara umum, jika pengulangan tidak diperkenankan, hubungan antara
banyaknya permutasi siklik dan banyaknya permutasi linear dinyatakan dalam
teorema berikut.
Contoh 5.
6 orang manager perusahaan duduk
mengelilingi sebuah meja berbentuk
melingkar untuk mengadakan rapat. Berapa
banyak cara mereka dapat duduk
mengelilingi meja rapat tersebut dengan
urutan yang berbeda?
Jawab:
Banyaknya cara agar 6 orang manager dapat duduk mengelilingi meja rapat sama
dengan permutasi melingkar dari 6 unsur, yaitu
Ps (6) = (6 – 1)! = 5!
= 5 4 3 2 1 = 120
Jadi, banyak cara 6 orang manager perusahaan dapat duduk mengelilingi meja rapat
tersebut dengan urutan yang berbeda adalah 120 cara.
Contoh 6.
Satu keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan 4 orang anaknya. Mereka duduk di meja makan
yang bentuknya melingkar. Ada berapa cara anggota keluarga tersebut duduk
mengelilingi meja jika ayah dan ibu selalu duduk berdampingan?
Jawab:
• Syarat khusus, ayah dan ibu selalu duduk berdampingan. Posisinya dapat
dipertukarkan sebanyak 2! = 2 cara.
• Ayah dan ibu selalu duduk berdampingan, sehingga posisi ini diblok dan dianggap
1 unsur. Blok (ayah dan ibu) dan 4 orang anaknya menjadi 5 unsur yang duduk
melingkar, sehingga dengan permutasi siklik diperoleh:
Ps (5) = (5 – 1)! = 4!
= 4 3 2 1 = 24
Dengan Aturan perkalian diperoleh banyak cara anggota keluarga duduk mengelilingi
meja jika ayah dan ibu selalu duduk berdampingan adalah 2 24 = 48 cara.
C. Rangkuman
• Permutasi k unsur dari n unsur berbeda adalah sebuah jajaran dari k unsur yang
urutannya diperhatikan.
• Jika n dan r adalah dua bilangan bulat positif dan r n, maka banyaknya
permutasi r unsur dari n unsur berbeda tanpa pengulangan, diberi notasi P(n, r)
adalah:
𝑛!
𝑃(𝑛, 𝑟) =
(𝑛−𝑟)!
• Banyaknya permutasi n unsur dari n unsur berbeda adalah P(n, n) = n!.
• Banyaknya permutasi dari n unsur yang terdiri dari m1 unsur jenis pertama
sama, m2 unsur jenis kedua sama, m3 unsur jenis ketiga sama, …, dan mk unsur
jenis ke–k sama ditentukan dengan
𝑛!
𝑃=
𝑚1! 𝑥 𝑚2! 𝑥 𝑚3! 𝑥 ... 𝑥 𝑚𝑘!
dimana m1 + m2 + m3 + … + mk = n.
• Banyaknya permutasi untuk n unsur berbeda yang diatur dalam sebuah
lingkaran disebut permutasi siklik. Permutasi siklik dari n unsur (n > 1)
ditentukan oleh rumus Ps (n) = (n – 1)!
D. Latihan Soal
1. Seorang kandidat presiden hanya dapat mengunjungi enam provinsi dari sepuluh
provinsi yang ingin dikunjunginya. Berapa banyak cara dengan urutan berbeda, ia
dapat mengunjungi provinsi-provinsi itu?
2. Bilangan terdiri dari 4 angka disusun dari angka-angka 1, 2, 3, 5, 6, dan 7. Hitung
banyak susunan bilangan dengan angka-angka yang berlainan (angka-angkanya
tidak boleh berulang).
3. Pada suatu pameran karya seni, lukisan-lukisan ditempatkan pada satu baris.
Dengan berapa cara penempatan lukisan dapat dilakukan jika ada 10 lukisan yang
dipamerkan?
4. Terdapat 4 buku matematika, 3 buku fisika, dan 5 buku kimia yang berbeda akan
disusun ke dalam rak yang dapat memuat semua buku. Berapa susunan yang
mungkin jika:
a. buku yang sejenis saling berdampingan
b. buku-buku fisika saja yang saling berdampingan
5. Berapa banyak permutasi dari huruf-huruf pada kata STATISTIKA?
6. Pada suatu ruas jalan dipasang lampu hias yang terdiri dari 3 bohlam kuning, 6
bohlam merah, dan 4 bohlam hijau. Tentukan banyaknya cara memasang lampu
hias tersebut jika bohlam berwarna sama tidak dapat dibedakan?
7. Tujuh orang duduk mengelilingi meja bundar. Berapa banyaknya susunan duduk
yang berbeda dari ketujuh orang itu?
8. Dengan berapa cara 5 anak laki-laki dan 3 anak perempuan dapat disusun pada
suatu lingkaran jika anak perempuan selalu berdekatan (berkumpul)?
E. Penilaian Diri
Isilah pertanyaan pada tabel di bawah ini sesuai dengan yang Kalian ketahui, berilah
penilaian secara jujur, objektif, dan penuh tanggung jawab dengan memberi tanda
pada kolom pilihan.
No Pertanyaan Ya Tidak
Catatan:
Bila ada jawaban "Tidak", maka segera lakukan review pembelajaran,
Bila semua jawaban "Ya", maka Kalian dapat melanjutkan ke pembelajaran berikutnya.
EVALUASI
1. Terdapat enam angka 1, 3, 4, 5, 7, 8 yang akan disusun menjadi bilangan yang terdiri
dari 3 angka. Banyak bilangan ganjil yang dapat disusun dari angka-angka tersebut
adalah ….
A. 64
B. 112
C. 120
D. 144
E. 240
2. Jika setiap dua zat kimia yang berbeda dicampurkan menghasilkan zat kimia baru, dari
enam zat kimia yang berbeda dapat membentuk zat baru sebanyak ….
A. 12
B. 15
C. 20
D. 24
E. 32
3. Dari angka-angka 2, 3, 5, 6, 7, dan 9 akan dibuat bilangan tiga angka berlainan dan
kurang dari 400. Banyak bilangan yang dapat dibuat adalah….
A. 10
B. 20
C. 40
D. 80
E. 120
4. Suatu sekolah akan memilih pengurus OSIS yang terdiri atas ketua, wakil ketua, dan
sekretaris. Jika tersedia 10 orang calon, banyak cara memilih pengurus OSIS adalah….
A. 330 cara
B. 440 cara
C. 620 cara
D. 660 cara
E. 720 cara
5. Dari angka-angka 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 akan dibuat bilangan kurang dari 500 yang terdiri
dari tiga angka berlainan. Banyak cara menyusun bilangan-bilangan tersebut adalah….
A. 80
B. 120
C. 150
D. 180
E. 200
6. Dari 6 orang akan dipilih menjadi satu tim yang terdiri dari seorang ketua, seorang
sekretaris, dan satu orang anggota. Banyaknya susunan tim yang mungkin adalah….
A. 30
B. 80
C. 120
D. 210
E. 720
7. Dalam pemilihan murid teladan di suatu sekolah tersedia calon yang terdiri dari 5
orang putra dan 4 orang putri. Jika akan dipilih sepasang murid teladan yang terdiri
dari seorang putra dan seorang putri, maka banyaknya pasangan yang mungkin
terpilih adalah….
A. 9
B. 16
C. 18
D. 20
E. 36
8. Nomor pegawai suatu pabrik terdiri atas tiga angka dengan angka pertama tidak nol.
Banyak nomor pegawai yang ganjil adalah….
A. 648
B. 475
C. 450
D. 425
E. 324
9. Zainal mempunyai koleksi 3 pasang sepatu dengan merk yang berbeda, 4 baju
berlainan coraknya, dan 3 celana yang berbeda warna. Banyak cara berpakaian Zainal
dengan penampilan yang berbeda adalah ….
A. 36
B. 24
C. 21
D. 12
E. 10
10. Banyaknya susunan huruf-huruf yang dapat dibentuk dari kata “TUNTUT” adalah….
A. 40
B. 60
C. 120
D. 480
E. 720
11. Diketahui ada 3 rute yang menghubungkan kota P dengan kota Q dan 2 rute yang
menghubungkan kota Q dengan kota R. Banyak cara seseorang dapat bepergian dari
kota P ke kota R adalah….
A. 1 cara
B. 3 cara
C. 4 cara
D. 6 cara
E. 7 cara
12. Dari 9 siswa berprestasi akan dibuat tim yang terdiri dari 3 orang untuk mengikuti
suatu lomba. Banyak kemungkinan susunan tim yang dapat disusun adalah….
A. 84 tim
B. 168 tim
C. 240 tim
D. 504 tim
E. 1.008 tim
13. Amaliah memiliki 4 rompi, 2 celana panjang, dan 3 pasang sepatu. Amaliah memakai
lengkap pasangan 1 rompi, 1 celana panjang, dan sepasang sepatu. Pasangan berbeda
yang Amaliah punyai adalah….
A. 9
B. 12
C. 14
D. 24
E. 36
14. Empat siswa dan dua siswi akan duduk berdampingan. Apabila siswi selalu duduk
paling pinggir, banyak susunan cara mereka duduk adalah….
A. 24
B. 48
C. 56
D. 64
E. 72
15. Andi akan menyusun bilangan yang terdiri dari 3 angka berbeda dan dipilih dari angka-
angka 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. Bilangan tersebut habis dibagi 5. Banyak bilangan yang dapat
disusun Andi adalah….
A. 48
B. 42
C. 36
D. 25
E. 20
DAFTAR PUSTAKA
Abdur Rahman As’ari, dkk. 2018. Matematika SMA/MA/SMK/MAK Kelas XII. Jakarta:
Kemendikbud.
Sukino. 2019. Matematika SMA/MA Kelas XII IA (IPA). Sidoarjo: PT. Masmedia Buasa
Pustaka.